7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
1.
Recurrent Aphtous Stomatit Stomatitis is
Pengertian Reccurent Apthous Stomatitis (RAS) atau di kalangan masyarakat awam
disebut sariawan adalah luka yang terbatas pada jaringan lunak rongga mulut. Istilah rekuren digunakan karena lesi ini biasanya hilang dan timbul kembali. Luka ini bukan ineksi! dan biasanya timbul soliter atau dibeberapa bagian di rongga rongga mulut mulut seperti seperti pipi! pipi! diseki disekitar tar bibir bibir!! lidah lidah atau atau mungki mungkin n juga juga terjad terjadii di tenggorokan dan langit"lagit mulut (#umpuni dan Pratiwi $%1&). Reccurent Apthous Stomatitis (RAS) (RAS) merupa merupakan kan salah salah satu kelain kelainan an mukosa oral yang paling umum terjadi. Laporan pre'alensi pada populasi umum ber'ariasi antara sampai **! dengan rata"rata $% dari populasi. +ipotesa dari patogenesisnya patogenesisnya sangat baragam baragam (,e'ille (,e'ille dkk. $%%$). $%%$).
RAS RAS dikena dikenall juga juga
dengan nama sariawan yang merupakan radang yang terjadi di daerah mukosa mulut bisanya berupa ber-ak putih kekuningan dengan permukaan yang agak -ekung -ekung!! ber-ak ber-ak ini dapat dapat tungga tunggall maupun maupun kelomp kelompok. ok. RAS apat apat menyer menyerang ang mukosa pipi bagian dalam! bibir bagian dalam! lidah serta palatum dalam rongga mulut (+aikal $%1%). RAS bersia bersiatt relati relati ringan ringan tidak tidak membah membahaya ayakan kan dan tidak tidak menula menularr. Penyakit ini umumya ditandai dengan rasa sakit! ulserasi soliter atau multipel yang timbul berulang pada mukosa rongga mulut (/usran (/usran dkk. $%11).
8
0lkus pada RAS biasanya berbentuk bulat atau o'oid dengan dikelilingi oleh region mukosa yang terinlamasi! mempunyai dasar nekrotik kekuningan atau keabu abuan. apat ditemukan dalam mukosa yang tidak berkeratin! dan jarang ditemukan pada gingi'a dan palatum (S-ully (S-ully $%%2).
$.
3lasiikasi Recurrent Aphtous Aphtous Stomatitis (RAS) Stomatitis (RAS) 4ambaran klinis stomatitis atosa rekuren dibagi menjadi & kelompok!
yaitu Minor Recurrent Apthous Stomatitis! Stomatitis! Mayor Recurrent Stomatis! Stomatis! dan Hepertiform Ulseration (Langlais dkk. $%%5). a. Recurrent Aphtous Aphtous Stomatitis #inor Stomatitis #inor (RAS #inor) #emp #empun unya yaii tend tenden ensi si untu untuk k munmun-ul ul pada pada muko mukosa sa berg berger erak ak yang yang terletak di atas kelenjar sali'a minor. #ukosa labial! bukal! dan 'estibular sering sering terken terkena! a! seperti seperti terliha terlihatt pada pada mukosa mukosa berker berkeratin atin!! seperti seperti gigi'a gigi'a dan palatum keras. 4ejala prodormal berupa parastesia dan hipertesia kadang kadang ditemukan. 0lser dangkal! berwarna abuabu kuning! o'al! berbatas jelas! dan berukuran ke-il (diameternya kurang dari 1 -m! biasanya sekitar &" mm). 6epi eritema yang menonjol mengelilingi pseudomembran ibrinosis. 6idak terlihat pembentukan 'esikel pada peyakit ini -iri diagnostik yang jelas. 0lser mun-ul di sepanjang lipatan mukobukal sering tampak lebih panjang. Rasa terbakar adalah gejala pendahuluan yang diikuti dengan nyeri hebat yang berlangsung selama beberapa hari. 3adang kadang terlihat adanya nyeri nodus limatik submandibula! ser'ikal anterior! dan parotis! terutama jika ulser mengalami lesi sekunder (Langlais dkk. $%%5). 0lserasi bisa tunggal atau
9
merupakan kelompok yang terdiri atas empat atau lima dan akan sembuh dalam waktu 1%"12 hari tanpa meninggalkan bekas (Lewis dan Lamey l557).
4ambar $.1 RAS #inor ( ,e'ille dkk. $%%$)
b. Recurrent Aphtous Stomatitis #ayor (RAS #ayor) 0lserasi aptosa mayor lebih besar daripada ulser minor dan menunjukkan durasi yang paling lama setiap episode. 8umlah dari lesi biasanya antara yang terlihat pada 'ariasi minor dan herpetiorm. 0lserasi lebih dalam daripada jenis minor! berukuran dari 1 sampai & -m dalam diameter! memerlukan waktu $ sampai * minggu untuk penyembuhan. 8umlah lesi ber'ariasi dari 1 sampai 1%. 6erdapat daerah mukosa oral yang mungkin terkena! tetapi mukosa labial! palatum mole! dan tonsil tenggorokan adalah lokasi yang paling umum terkena. 6imbulnya ulser mayor adalah setelah pubertas! dan episode kekambuhan mungkin berlanjut sampai berkembang men-apai $% tahun atau lebih (,e'ille dkk. $%%$).
10
4ambar $.$ RAS #ayor ( ,e'ille dkk. $%%$)
-. Herpetiform Ulcer (+0) 0lserasi aptosa herpetiorm menunjukkan jumlah paling besar dari lesi dan paling sering terjadi kekambuhan. Lesi indi'idu ke-il! rata"rata 1 sampai & mm dalam diameter! dan sebanyak 1%% mungkin terlihat dalam sekeli kekambuhan. 3arena ukuran mereka ke-il dan jumlah yang banyak! lesi memiliki kemiripan yang dangkal untuk ineksi 'irus herpes simpleks primer. Sehingga mereka disebut herpetiorm. +al ini umum pada lesi ind'idu sampai bersatu menjadi ulserasi tak beraturan yang besar. Penyembuhan ulserasi dalam 9 sampai 1% hari! tetapi kekambuhan -enderung menjadi jarak yang dekat. :anyak pasien yang terkena hampir se-ara konstan untuk periode sepanjang & tahun. ;alaupun tidak berkeratin! mukosa bergerak lebih sering terkena! terdapat permukaan mukosa oral yang mungkin terlibat. Perempuan lebih banyak! dan biasanya menyerang pada masa dewasa (,e'ille dkk. $%%$). Istilah herpetiformis digunakan karena bentuk klinis dari +0 (yang dapat terdiri atas 1%% ulser ke-il"ke-il pada satu waktu) mirip dengan
11
gingi'ostomatitis herpetik primer! tetapi 'irus"'irus herpes tidak mempunyai peran etiologi pada +0 atau dalam setiap bentuk ulserasi aptosa. ;alaupun sekarang se-ara klinis sudah dibedakan tiga jenis RAS! tetapi belum jelas apakah lesi merupakan 'arian dari satu penyakit atau mewakili kelainan" kelainan yang berbeda yang bermaniestasi sebagai ulserasi oral rekuren (Lewis dan Lamey l557).
4ambar $.& +erpetiorm 0lser ( ,e'ille dkk. $%%$)
&.
12
Sampai saat ini! etiologi RAS masih belum diketahui dengan pasti. 0lser pada RAS bukan karena satu aktor saja tetapi multiaktorial yang memungkinkan berkembang menjadi ulser. Adapun =aktor aktor yang mendukung timbulnya penyakit antara lain aktor genetik! aktor lokal! deisiensi nutrisi! aktor imunologi! aktor mikororganisme! aktor stres! aktor penyakit sistemik (S-ully dan =eli> $%%). Penggunaan Pasta 4igi dan obat kumur sodium lauryl sulphate (SLS)! serta alergi dan sensitiitas juga termasuk aktor etiologi RAS (Swain dkk. $%1$). a.
=aktor genetik Ada beberapa bukti yang menunjukkan aktor genetik adalah aktor
predisposisi
RAS.
Sejarah
keluarga
kadang
positi
dan
penyakit
mempengaruhi kembar identik lebih sering terkena RAS dibandingkan kembar non identik. ,amun hal ini mungkin berlaku untuk minoritas (?owson dan @del $%%7). RAS menunjukkan ke-enderungan yang pasti untuk terjadi sepanjang garis
keturunan.
Sebagai
tambahan!
beberapa
peneliti
mendukung
ke-enderungan genetik se-ara klinis telah dikaitkan dengan tipe antigen histokompatibilitas Human Leucocyte Antigen (+LA) tertentu dengan subgrup pasien dengan RAS. +LA":1$! :1! dan ?w9 adalah beberapa jumlah tipe yang disebutkan seperti yang diharapkan namun temuan ini tidak mun-ul se-ara konsisten. #enarikanya! bentuk mukokutan yang mendominasi dari Sindroma Behçet bukti signiikan ulserasi oral yang mirip RAS dan juga sudah dihubungkan dengan +LA":1$. ua gangguan lainnya! kelainan Crohn
13
dan kelainan Celiac! telah dihubungkan dengan tipe +LA tertentu dan bukti sebuah peningkatan rekuensi ulserasi yang mirip RAS (,e'ille $%%$). b.
=aktor lokal Pelindung mukosa terlihat menjadi penting dalam pen-egahan stomatitis
aptosa dan mungkin menjelaskan hampir lokasi yang khusus dari stomatitis aptosa pada mukosa yang tidak berkeratin. Sejumlah aktor yang bisa mengurangi pelindung mukosa meningkatkan rekuensi kejadian! sebaliknya yang berkaitan dengan menurunkan ulserasi. 6entunya! trauma dapat menurunkan pelindung mukosa se-ara lokal dan telah berkaitan dengan ulser ke-il (,e'ille dkk. $%%$). =aktor lokal yang dimaksud dalam hal ini adalah trauma! rokok! dan alergi obat atau makanan serta beberapa bahan kimia. 6rauma juga dianggap dapat menimbulkan RAS! pendapat ini didukung oleh hasil pemeriksaan klinis bahwa sekelompok ulser terjadi setelah adanya trauma ringan pada mukosa mulut. 6rauma yang menstimulasi timbulnya lesi RAS seperti gigitan ringan pada mukosa! sikat gigi! dan suntikan pada mulut atau makanan yang run-ing. Perlu diingat bahwa trauma bukan merupakan aktor yang berhubungan dengan berkembangnya RAS pada semua penderita tetapi trauma sebaiknya dipertimbangkan sebagai aktor pendukung (Ship 155*). Adanya hubungan terbalik antara perkembangan RAS dengan merokok. Pasien yang menderita RAS biasanya bukan perokok! dan terdapat beberapa pre'alensi dan keparahan yang lebih rendah dari RAS diantara perokok berat berlawanan dengan yang bukan perokok. an terdapat pre'alensi dan
14
keparahan yang lebih rendah diantara perokok berat berlawanan dengan yang bukan perokok. :eberapa pasien melaporkan mengalami RAS setelah berhenti merokok (Swain dkk. $%1$). Penggunaan obat nonstreroidal anti inlamatori (,SAI) beta blo-ker! agen
kemoterapi
dan
nikorandil
telah
dinyatakan
berkemungkinan
menempatkan seorang pada resiko yang lebih tinggi terjadi RAS (Swain dkk. $%1$). -.
=aktor hormon Pada wanita! sekelompok aphthous stomatitis sering terlihat di masa pra
menstruasi bahkan banyak yang menggalaminya berulang kali. 3eadaan ini diduga berhubungan dengan aktor hormonal. +ormon yang dianggap berperan penting adalah estrogen dan progesteron (Ship 155*). +ubungan siklus menstruasi dengan RAS ditunjukkan pada tingginya penderita RAS pada wanita yang men-apai dua kali dibanding pria. Pengaruh ini mungkin disebabkan oleh luktuasi kadar estrogen dan progesterone yang reseptornya dapat dijumpai dalam rongga mulut! khususnya pada gingi'a (#ason $%11). alam bagian ke-il dari pasien perempuan! kaitan yang negati dilaporkan antara kejadian ulser ke-il dan ase luteal dari siklus menstruasi! sebuah periode dari prolierasi mukosa dan keratinisasi. Sebagai tambahan! pasien yang sama ini sering mengalami periode bebas ulser selama kehamilan ( ,e'ille dkk. $%%$). d.
=aktor deisiensi nutrisi
15
Sebagai tambahan terhadap eek mereka pada sistem hematologis! kebanyakan abnormalitas nutrisi berkaitan dengan ulser ke-il (seperti deisiensi :1$! olat! at besi) juga menyebabkan sebuah penurunan ketebalan yang relati pada mukosa oral (,e'ille dkk. $%%$). ,amun diduga deisiensi 'itamin tersebut memegang peranan penting dalam patogenesis RAS. #engingat deisiensi 'itamin tersebut menyebabkan menurunnya kualitas mukosa sehingga bakteri mudah melekat pada mukosa! dan menurunnya sintesis protein sehingga menghambat metabolisme sel (,olan 1551). e.
=aktor imunologi 0lserasi
yang
mirip
aptosa
telah
mun-ul
pada
pasien
dengan
imunodesregulasi sistemik. Pasien dengan neutropenia siklik kadang memiliki siklus ulserasi yang mirip aptosa yang sesuai degan periode dari imunodesregulasi yang parah. 3etetapan dari neutropenia menghentikan siklus ulserasi. Sebagai tambahan! pasien dengan Acquired mmunodeficiency Syndrome (AIS) meningkatkan rekuensi dari stomatitis aptosa yang parah. Ini tidak mengejutkan ketika salah satu menganggap peningkatan persentase yang relati dari sel ?7B! yang mana menunjukkan sebuah hasil dari reduksi dalam limosit 6 ?2B dalam kelainan ini (,e'ille dkk. $%%$). Penelitian lain oleh Lenher membuktikan suatu peningkatan dalam antibodi hemaglutinasi terhadap suatu ekstrak dari mukosa mulut etus dari pasien pasien RAS. Penelitian tersebut mengemukakan peran antibodi dalam pembetukan RAS (4reenberg $%%&).
16
ari semua akta diatas! meski tidak menyatukan teori mengenai imunopatogenesis RAS! namun diketahui bahwa adanya ulserasi pada RAS terjadi karena ada reaksi sitotoksik limosit dan monosit pada mukosa mulut. 6etapi pemi-u dari respon tersebut belum diketahui. Penderita RAS besar kemungkinan memiliki mediator lokal akti inlamatori yang tidak terkontrol atau terlalu akti! yang mungkin saja terjadi akibat trauma lokal. 8umlah IL"$! I=,"C dan 6,="C meningkat pada lesi jaringan pada penderita RAS. 8umlah 6,="C banyak pada lesi RAS dibandingkan pada traumatik ulser (0eda dkk. 155&). .
=aktor mikroorganisme Ada beberapa bakteri diduga terlibat dalam proses terjadinya stomatitis.
ari mulai lora normal dalam mulut seperti Staphylococcus aureus! hingga jenis
Streptococcus.
Streptococcus diduga sangat
berpengaruh
dalam
patogenesis RAS! baik itu se-ara langsung maupun melalui stimulus antigen yang mungkin melakukan reaksi silang dengan mukosa mulut. Streptococcus L"form ditemukan pada penderita RAS yang merupakan tipe dari S.sanguis! meski pada penelitian selanjutnya di golongkan sebagai tipe dari S.mitis. #eskipun dalam beberapa penelitian ditemukan respon yang tidak signiikan dibanding subyek kontrol namun hal tersebut dapat dimaklumi mengingat tidak ada predominan cell mediated dalam patogenesis RAS. Reaksi silang antara
strepto-o--us
dengan
mukosa
mulut
telah
ditemukan
dan
memperlihatkan jumlah serum antibodi yang signiikan (Studd 1551). +ingga kini belum ada data yang akurat yang mendukung bahwa etiologi RAS adalah ineksi! begitu juga dengan 'irus. :eberapa akta mendukung
17
bahwa reaksi silang antara bakteri heat shoc# protein dan komponen epitel berperan penting dalam terjadinya RAS (+asan dkk. 155). g.
=aktor stres Stres dengan eek yang diduga pada sistem imun! se-ara langsung
berhubungan dengan penampakan stomatitis aptosa dalam beberapa grup. alam penelitian oleh siswa proesional! stomatitis apthosa rekuren dikelompokkan sekitar periode stres dari tahun akademik! sebaliknya periode liburan berkaitan dengan rekuensi yang rendah dari lesi (,e'ille dkk. $%%$). Stres sangat berpengaruh pada sejumlah perubahan hidup yang terjadi termasuk kemampuan dalam menimbulkan suatu penyakit. Stres dapat disertai rasa -emas dan kadang terlihat adanya depresi. 3ejadian stres dapat memberikan respon terhadap tubuh baik itu respon isiologis! respon psikologis!
respon
hormonal!
maupun
respon
hemostatik!
sehingga
merangsang aktiitas imunoregulator dengan meningkatnya jumlah leukosit. Aktinya hormon glukokortikoid pada orang
yang mengalami
stres
menyebabkan meningkatnya katabolisme protein sehingga sintesis protein menurun. Akibatnya metabolisme sel terganggu sehingga rentan terhadap rangsangan (Redwine dkk. $%%&). h.
=aktor penyakit sistemik RAS ditemukan pada penderita penyakit sistemik seperti inflammatory
$o%l diseas! chorn disease! +ID dan AIS! dan celiac sprue. Celiac sprue atau sprue topical yang merupakan sindroma malabsorpsi yang tidak diketahui penyebabnya! yang sering terjadi di Asia dan 3aribia. Penyakit ini
18
berhubungan dengan kekurangan olat dan malabsorbsi 'itamin :1$! lemak! dan nutrisi lainnya. engan adanya kelainan malabsorbsi tersebut maka akan semakin memi-u terjadinya deisiensi nutrisi yang merupakan aktor predisposisi timbulnya RAS (Ship 155*).
2.
+istopatologi 4ambaran histopatologis dari RAS memiliki karakterisktik tetapi tidak
patognomonik. Lesi ulserati awal menunjukkan daerah sentral dari ulserasi! yang mana ditutupi oleh membran ibropurulen. alam daerah ulserasi! jaringan ikat terlihat sebuah peningkatan 'askularisasi dan sebuah iniltrat seluler inlamasi -ampuran yang terdiri dari limosit! histiosit! leukosit polimoronuklear.
19
lekukan dangkal. 0lkus akan ditutupi oleh eksudat ibrin kekuningan yang dapat bertahan selama 1%"12 hari. :ila dasar ulkus berubah warna menjadi merah muda tanpa eksudat ibrin! menandakan lesi sedang memasuki tahap penyembuhan (Ship 155*).
.
Pengobatan Recurrent Aphthous Stomatitis (RAS) Pengobatan pada sariawan merupakan terapi simptomatik! tidak ada
pengobatan yang eekti terhadap sariawan. Penatalaksanaan Recurrent Aphthous Stomatitis ditujukan untuk mengurangi rasa sakit! atau men-egah timbulnya lesi baru (4lenny dkk. $%1$). a. 6erapi =armakologi 6abel $.1. #a-am"#a-am 6erapi =armakologi RAS minor 6ipe @bat
=ungsi
?ontoh
Pelindung topi-al
#engurangi rasa sakit
Analgesik
#engurangi rasa sakit
topikalEanti radang
&ra$ase ' triamcinolone ( Ben)ydamine hydrochloride mouth%ash! Amle*ano* paste! +iscous lidocaine ! diclofenac
in
hyaluronan. Antiseptik topi-al
#en-egah
ineksi ,o*ycycline !tetracycline
sekunder
!minocycline !chlorhe*idi ne gluconate ! triclosan.
3ortikosteroid
#engurangi inlamasi
Hydrocortisone
sodium
20
ringan
succinate.
3ortikosteroid
#engurangi
Beclomethasone
sedang
inlamasi
dipropionate
aerosol!
-luocinonide !Clo$etasol ! Betamethasone
Sodium
phosphate ! ,e*amethasone. @bat"obatan oral
per #eningkatkan imunitas
rednisolone !Colchicine !
ento*ifylline !
A)athioprine !/halidomid e ! ,apsone ! Mycophenolatemofetil ! 0itamin
B12 !
Clofa)imine ! Le+amisole ! Montelu#ast ! Sulode*ide ! Le+amisole. (S-ully $%%2).
b. 6erapi ,on =armakologis
21
3onsumsi buah yang mengandung 'itamin ?! 'itamin :1$ 1%%% m-g! banyak minum! hindari makan makanan yang panas dan diikuti dengan minum minuman dingin (S-ully $%%2). Ditamin :1$ diberikan selama 1 bulan dianjurkan sebagai penatalaksanaan empiris tahap awal. Penggunaan terapi an*iolytic atau rujukan hipnoterapi dapat membantu bagi penderita yang diperkirakan memiliki aktor presipitasi berupa stres. :eberapa pasien memberikan respon yang baik terhadap obat kumur Chlorhe*idine serta kortikosteroid topikal! seperti hidrokortison hemisuksinat ( pellet ! $! mg dilarutkan dalam air dan digunakan sebagai obat kumur & kali sehari) (Lewis dan Lamey 1557).
B. DAUN BELIMBING WULUH (Avverhoa bilimbi L)
22
1. 3lasiikasi tumbuhan belimbing wuluh 'A++erhoa $ilim$i L( 6umbuhan belimbing wuluh mempunyai nama latin A++erhoa $ilim$i L :erikut ini adalah 3lasiikasi aun :elimbing ;uluh berdasarkan kun-i determinasinya F 3ingdom F lantae (6umbuhan) Sub kingdom F /racheo$ionta (6umbuhan berpembuluh) Super i'isi F Spermatophyta (#enghasilkan biji) i'isi F Magnoliophyta (6umbuhan berbunga) 3elas F Magnoliopsida (berkeping dua E dikotil) Sub 3elas F Roidae @rdo F 3eraiales =amili F &*alidaceae (suku belimbing"belimbingan) 4enus F A+errhoa Spesies F A+errhoa $ilim$i L (Lathiah $%%7).
2. eskripsi tumbuhan belimbing wuluh :elimbing wuluh merupakan salah satu spesies dalam keluarga belimbing ( A+errhoa). iperkirakan tanaman ini berasal dari daerah Amerika tropik. 6anaman ini tumbuh baik di negara asalnya sedangkan di Indonesia banyak dipelihara di pekarangan dan kadang"kadang tumbuh se-ara liar di ladang atau tepi hutan. :elimbing wuluh merupakan tanaman yang dapat berbuah sepanjang tahun. 6inggi pohon dapat men-apai "1% meter. :atang utama pendek! bergelombang dan ber-abang rendah. aunnya majemuk! menyirip berselang" seling dengan jumlah $1"2 pasang anak daun. :uah berbentuk silinder agak
23
pentagonal dengan panjang "1% -m dengan bobot sekitar $% gram. :uah pertama mun-ul setelah tanaman berumur 2 sampai tahun. :uah belimbing wuluh mengandung banyak air dan rasanya asam segar. :uah muda berwarna hijau dengan sisa kelopak bunga menempel di ujungnya. :uah masak berwarna kuning atau kuning pu-at (Subhadrabandhu $%%1).
4ambar $.2 6anaman dan :uah :elimbing ;uluh. Sumber F httpFEEwww.toptropi-als.-om
24
4. 3andungan aun :elimbing ;uluh aun belimbing wuluh mengandung tanin! sulur! asam ormat dan peroksida. Penelitian uji itokimia menunjukkan bahwa daun belimbing wuluh mengandung senyawa tanin! la'onoid dan triterpenoid (#ukhlisoh dan ;ardatul $%1%). :uah belimbing wuluh 'A++erhoa $ilim$i L( mengandung senyawa kimia yaitu asam ormat! asam sitrat! asam askorbat (Ditamin ?)! saponin! tanin! glukosid! la'onoid! dan beberapa mineral terutama kalsium dan kalium dalam bentuk kalium sitrat dan kalium oksalat. Rasa asam belimbing wuluh terutama ditentukan oleh asam sitrat. Asam sitrat adalah at padat kristalin yang sangat larut dalam air! tidak berhidrat pada suhu % o ? dan melebur pada suhu 1*%% o ?. Ia merupakan asam tribasa! dan karenanya menghasilkan tiga deret garam. Sitrat normal dari logam"logam alkali mudah larut dalam air! sitrat logam lainnya larut sangat sedikit (Ruslan $%%*). 5. 3egunaan dan 3hasiat aun :elimbing ;uluh Penapisan itokimia simplisia dari ekstrak metanol daun belimbing wuluh mengandung la'onoid! saponin! tanin dan steroidEtriterpenoid. =la'onoid memiliki eek anti tumor! immunostimulan! analgesik! anti radang (antiinlamasi)! anti 'irus! anti bakteri! anti +ID! anti diare! anti hepatotoksik! anti hiperglikemik dan sebagai 'asodilator (Adha $%%5). =la'onoid juga memiliki potensi sebagai antioksidan. Antioksidan berguna untuk men-egah penuaan akibat at " at radikal bebas
yang menyebabkan kerusakan jantung. =la'onoid berguna untuk
menurunkan tekanan darah dengan at yang dikeluarkan yaitu nitric o*ide serta
25
menyeimbangkan beberapa hormon didalam tubuh (Putri $%11). 6annin merupakan senyawa akti metabolit sekunder yang diketahui mempunyai beberapa khasiat yaitu sebagai astringen! anti diare! anti bakteri dan antioksidan. Antioksidan menstabilkan radikal bebas dengan melengkapi kekurangan elektron yang dimiliki radikal bebas! dan menghambat terjadinya reaksi berantai dari pembentukan radikal bebas (#alangi dkk. $%1&).
C. KULIT BUAH MANGGIS ( 3arcinia mangostana L)
1. 3lasiikasi 6umbuhan #anggis 6umbuhan manggis mempunyai nama latin 3arcinia mangostana L :erikut
ini
adalah
3lasiikasi
tumbuhan
manggis
berdasarkan
determinasinya F 3ingdom
F Plantae
e'isi
F Spermatophyta
Subdi'isi
F Angiospermae
3elas
F i-otyledona-eae
@rdo
F 4uttierales
=amili
F 4uttierae
4enus
F 3arcinia
Spesies
F 3arcinia mangostana L (+adriyono $%11).
kun-i
26
$. eskripsi tumbuhan manggis 6anaman manggis adalah salah satu buah asli negara tropik yang mempunyai nilai ekonomis yang -ukup tinggi. #anggis di luar negeri dikenal sebagai 6ueen of -ruit dan /he -inest -ruit of /ropis!
karena memiliki
keistimewaan dari warna kulit! daging! buah dan mempunyai rasa yang unik yaitu manis! asam serta menyegarkan. Selain itu! manggis juga memiliki nilai gii yang tinggi. Salah satu nilai giinya adalah sebagai sumber 'itamin dan mineral yang sangat bermanaat bagi tubuh manusia (Supiyanti dkk. $%1%). #anggis merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari hutan tropis yang teduh di kawasan Asia 6enggara. :uah yang mendapat julukan ratu buah memiliki banyak sekali manaat. 3andungan senyawa yang terdapat dalam kulit buah manggis yaitu *anthone! la'onoid dan tanin. Senyawa golongan la'onoid dan tanin pada umumnya memiliki akti'itas antioksidan (Rahmawati $%11). 6anaman manggis merupakan tanaman tahunan! berbentuk pohon dengan bagian bawah lebar dan bagian ujung menyempit. 6anaman manggis memiliki tinggi kurang lebih 1 meter dengan akar tunggang dan akar berwarna putih ke-oklatan. :atang berkayu! bulat! tegak! per-abangan simpodial! berwarna hijau. aun tunggal! lonjong! ujung run-ing! pangkal tumpul! tepi rata! per-abangan menyirip! panjang $%"$ -m! lebar *"5 -m! tangkai silindris! berwarna hijau. :unga tunggal! berkelamin dua! benang sari berwarna kuning. :uah bulat! diameter *"7 -m! kulit buah berdinding tebal lebih dari 5 mm! pada waktu muda kulit buah berwarna hijau namun setelah tua berubah menjadi merah tua sampai ungu kehitaman. aging buah berwarna putih dan mengandung banyak akuades.
27
:iji bulat dengan diameter $ -m! dalam 1 buah terdapat "9 biji berwarna -oklat (Pitojo dan +esti $%%7).
4ambar $. 3arcinia mangostana L (+adriyono $%11). 3eteranganF (a) :uah #anggisG (b) Pohon #anggis
&. 3andungan 3ulit :uah #anggis a. Xanthone
Anti"oksidan yang terdapat dalam kulit buah #anggis dengan kadar yang tinggi memiliki siat yang baik dan bermanaat bagi tubuh! seperti anti" peradangan!
anti"diabetes!
anti"kanker!
anti"bakteri!
antijamur!
plasmodial! dan mampu meningkatkan kekebalan tubuh!
anti"
hepatoprotekti.
6erdapat sekitar 2% jenis >anthone dalam kulit buah manggis! yakni mangostin!
mangostenol!
trape)ifoli*anthone!
to+ophylin
alfa B!
mangostin! mangostinon
gamma"mangosti! A!
mangostinon
B!
mangostanol! fla+onoid epicatechin! dan gartanin. Senyawa *anthone yang
28
paling banyak terkandung dalam buah #anggis ialah kandungan alfa" mangostin dan gamma"mangostin. b. Flavonoid
=la'onoid termasuk senyawa enolik alam yang potensial sebagai antioksidan dan mempunyai bioakti'itas sebagai obat. PigmenEat warna yang terdapat dalam tumbuh"tumbuhan seperti at warna merah! ungu! biru! kuning dan hijau tergolong senyawa la'onoid. =la'onoid dalam tubuh manusia Senyawa la'onoid memiliki khasiat sebagai antioksidan sehingga sangat baik untuk pen-egahan kanker. memiliki siat antibakteri! antiinlamasi! antialergi! antimutagenik! anti'iral! antineoplastik dan antitrombotik. c. Tanin
/anin adalah senyawa lain yang terkandung dalam kulit buah #anggis! memiliki aktiitas anti"oksidan. d. Ano!ianin
Antosianin memiliki kemampuan sebagai anti"oksidan yang baik dan memiliki peranan yang -ukup penting dalam men-egah beberapa penyakit seperti kanker! diabetes! kardio'askuler! dan neuronal. Antosianin merupakan kelompok pigmen yang terdapat dalam tanaman dan biasanya banyak ditemukan dalam bunga! sayuran maupun buah"buahan seperti #anggis! Stroberry! Rasberry! Apel! dan lainnya (+aryadi $%11).
2. 3egunaan dan 3hasiat 3ulit :uah #anggis
29
3ulit
manggis yang dahulu hanya
dibuang saja ternyata
dapat
dikembangkan sebagai obat. 3ulit buah manggis setelah diteliti ternyata mengandung
beberapa
senyawa
dengan
akti'itas
armakologi
misalnya
antiinlamasi! antihistamin! pengobatan penyakit jantung! antibakteri! antijamur. :eberapa senyawa utama kandungan kulit buah manggis adalah golongan *anthone (#ardiana $%1$). 6erdapat sekitar 2% jenis >anthone dalam kulit buah manggis! yakni mangostin! mangostenol! alfa mangostin! gamma"mangosti! trape)ifoli*anthone! to+ophylin B! mangostinon A! mangostinon B! mangostanol! fla+onoid epicatechin! dan gartanin. 3adarnya men-apai 1$&!59 mgEml (:udiana $%1&). Pemanaatan kulit buah manggis sebenarnya sudah dilakukan sejak lama. 3ulit buah manggis se-ara tradisional digunakan pada berbagai pengobatan di ,egara India! #yanmar Sri langka! dan 6hailand. Se-ara luas! masyarakat 6hailand memanaatkan kulit buah manggis untuk pengobatan penyakit sariawan! disentri! -ystitis! diare! gonorea! dan eksim (#ardiana $%1$). 3ulit buah manggis dibuat menjadi salep untuk mengobati eksim! air rebusan kulit manggis juga digunakan sebagai ramuan untuk mengobati luka! demam! diare! sariawan dan sembelit! selain itu juga bubuk atau serbuk dari kulit manggis yang dikeringkan juga bermanaat untuk mengobati disentri. Selain itu! dapat digunakan pula sebagai peluruh dahak dan untuk sakit gigi (3urniawan $%12).
30
:eberapa studi juga memperlihatkan peran *anthone sebagai antiinlamasi. Riset dari 0ni'ersitas 6ohuku menjelaskan bahwa alpha mangostin dapat menghalangi pembentukan histamine. Histamine merupakan protein yang terlibat dalam berbagai reaksi alergi di tubuh dan menyebabkan peradangan. Sehingga se-ara langsung dapat meningkatkan tekanan darah yang memi-u hipertensi. Histamine juga dapat menyebabkan penyempitan pada jaringan otot halus (#ardiana $%1$).