BAB I PENDAHULUAN
Ginjal merupakan organ vital yang berperan sangat penting sangat penting dalam mempertahankan kestabilan lingkungan dalam tubuh. Ginjal mengatur keseimbangan cairan tubuh tubuh dan elektro elektrolit lit dan asam basa dengan dengan cara menyarin menyaring g darah darah yang yang melalu melaluii ginjal ginjal,, reabsorbsi selektif air, elektrolit dan non-elektrolit, serta mengekskresi kelebihannya sebagai kemih. Fungsi primer ginjal adalah mempertahankan volume dan komposisi cairan ekstra sel dalam batas-batas batas-batas normal. normal. Komposisi Komposisi dan volume volume cairan ekstrasel ini dikontrol dikontrol oleh filtrasi glomerulus, reabsorbsi dan sekresi tubulus. Ginjal dilalui oleh sekitar 1.2 ml darah per menit, suatu volume yang sama dengan 2 sampai 2! persen curah jantung "!. ml per menit#. $ebih %& darah yang masuk ke ginjal berada pada korteks, sedangkan sisanya dialirkan ke medulla.
'i negara maju, penyakit kronik tidak menular "cronic " cronic non-communicable diseases# diseases # terutama penyakit kardiovaskuler, hipertensi, diabetes melitus, dan penyakit ginjal kronik, sudah menggantikan penyakit menular "communicable " communicable diseases# diseases# sebagai masalah kesehatan masyarakat utama. Gangguan fungsi ginjal dapat menggambarkan kondisi sistem vaskuler sehingga dapat membantu upaya pencegahan penyakit lebih dini sebelum pasien mengalami komplikasi yang lebih parah seperti stroke, penyakit jantung koroner, gagal ginjal, dan penyakit pembuluh darah perifer. (ada penyakit ginjal kronik terjadi penurunan penurunan fungsi ginjal yang memerlukan memerlukan terapi pengganti yang membutuhkan biaya yang mahal. (enyakit ginjal kronik biasanya desertai berbagai komplikasi seperti penyakit kardiovaskuler, penyakit saluran napas, penyakit saluran cerna, kelainan di tulang dan otot serta anemia. )elama ini, pengelolaan penyakit ginjal kronik lebih mengutamakan diagnosis dan pengobatan terhadap penyakit ginjal spesifik yang merupakan penyebab penyakit ginjal kronik serta dialisis atau transplantasi ginjal jika sudah terjadi gagal ginjal. *ukti ilmiah menunjukkan bah+a komplikasi penyakit ginjal kronik, tidak bergantung pada etiologi, dapat dicegah atau dihambat jika dilakukan penanganan secara dini. leh karena itu, upaya yang harus dilaksanakan adalah diagnosis dini dan pencegahan yang efektif terhadap penyakit ginjal kronik, kronik, dan hal ini dimungkinkan dimungkinkan karena berbagai faktor risiko untuk penyakit penyakit ginjal kronik dapat dikendalikan.
BAB II PERMASALAHAN
1. Definisi
Gagal ginjal kronik biasanya akibat akhir dari kehilangan kehilangan fungsi fungsi ginjal lanjut secara bertahap. Kegagal Kegagalan an ginjal ginjal kronis kronis terjadi terjadi bila bila ginjal ginjal sudah sudah tidak tidak mampu mampu memper mempertah tahank ankan an lingkungan internal yang konsisten dengan kehidupan dan pemulihan fungsi tidak dimulai. (ada kebanyakan individu transisi dari sehat ke status kronis atau penyakit yang menetap sangat lamban dan menunggu beberapa tahun. Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir ")'# merupakan gangguan fung fungsi si renal renal yang yang prog progre resif sif dan dan irrev irrevers ersib ible le dima dimana na kemam kemampu puan an tubu tubuh h gaga gagall untu untuk k mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit,menyebabkan uremia "retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah#. Gagal Gagal ginjal ginjal kronik kronik merupak merupakan an perkem perkemban bangan gan gagal gagal ginjal ginjal yang yang progre progresif sif dan lambat,biasanya berlangsung beberapa tahun. Gaga Gagall ginj ginjal al kron kronis is adal adalah ah kega kegaga gala lan n fung fungsi si ginj ginjal al untu untuk k memp memper erta taha hank nkan an metabolisme serta keseimbangan cairan dan elektrolit akibat destruksi struktur ginjal yang progresif dengan manifestasi penumpukan sisa metabolit " toksik uremik # di dalam darah. Gagal ginjal kronik kronik "GGK# adalah suatu sindrom klinis yang disebabkan disebabkan penurunan penurunan fungsi ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif, dan cukup lanjut. /al ini terjadi apabila laju filtrasi glomerulus kurang dari ! ml0menit. 2. Pato atofisi fisiol olo ogi
(ada (ada +aktu +aktu terjadi terjadi kegaga kegagalan lan ginjal ginjal sebagia sebagian n nefron nefron "terma "termasuk suk glomer glomerulu uluss dan tubulus# diduga utuh sedangkan yang lain rusak "hipotesa nefron utuh#. efron-nefron yang utuh utuh hipertr hipertrofi ofi dan mempro memproduk duksi si volume volume filtrasi filtrasi yang yang mening meningkat kat diserta disertaii reabsorp reabsorpsi si +alaupun +alaupun dalam keadaan penurunan penurunan GF 0 daya saring. etode adaptif ini memungkinkan memungkinkan
ginjal untuk berfungsi sampai 3 dari nefron4nefron rusak. *eban bahan yang harus dilarut menjadi menjadi lebih lebih besar besar daripa daripada da yang yang bisa bisa direab direabsor sorpsi psi beraki berakibat bat diuresi diuresiss osmoti osmotik k diserta disertaii poliuri dan haus. )elanj )elanjutny utnyaa karena karena jumlah jumlah nefron nefron yang yang rusak rusak bertam bertambah bah banya banyak k oligur oligurii timbul timbul disertai disertai retensi produk sisa. 5itik dimana timbulnya gejala-gejala gejala-gejala pada pasien menjadi lebih jelas dan muncul gejala-gejala gejala- gejala khas kegagalan ginjal bila kira-kira fungsi ginjal telah hilang 6& - %&. (ada tingkat ini fungsi renal yang demikian nilai kreatinin clearance turun sampai 1! ml0menit atau lebih rendah itu. Fung Fungsi si rena renall menu menuru run, n, prod produk uk akhi akhirr meta metabo boli lism smee prot protein ein "yan "yang g norm normaln alnya ya diekskresikan ke dalam urin# tertimbun dalam darah. 5erjadi uremia dan mempengaruhi setiap sistem tubuh. )emakin banyak timbunan produk sampah maka gejala akan semakin berat. *anyak gejala uremia membaik setelah dialisis. (erjalanan umum gagal ginjal progresif dapat dibagi menjadi tiga stadium yaitu7 •
)tadium 1 "penurunan cadangan ginjal# 'i tandai dengan kreatinin serum dan kadar *lood 8reum itrogen "*8# normal dan penderita asimtomatik.
•
)tadium 2 "insufisiensi ginjal# $ebih dari 9!& jaringan yang berfungsi telah rusak "Glomerulo filtration ate besarnya 2!& dari normal#. (ada tahap ini *lood 8reum itrogen mulai meningkat meningkat diatas normal, normal, kadar kreatinin serum mulai meningklat meningklat melabihi kadar normal, a:otemia ringan, timbul nokturia dan poliuri.
•
)tadium ; "Gagal ginjal stadium akhir 0 uremia#. 5imbul apabila %& massa nefron telah hancur, nilai glomerulo filtration rate 1& dari dari norm normal, al, kreat kreatin inin in klir kliren enss !-1 !-1 ml perm permen enit it atau atau kuran kurang. g. (ada (ada taha tahap p ini ini kreatinin serum dan kadar blood ureum nitrgen meningkat sangat mencolok dan timbul oliguri. 3. Mani Manife fest stas asii Klin Klinis is
Karena pada gagal ginjal kronis setiap sisem tubuh dipengaruhi oleh kondisi uremia, maka pasien akan memperhatikan sejumlah tanda dan gejala. Keparahan tanda dan gejala bergantung pada bagian dan tingkat kerusakan ginjal, kondisi lain yang mendasari, dan usia pasien. anifestasi kardiovaskuler, pada gagal ginjsl kronis mencakup hipertensi "akibat retensi cairan dan natrium dari aktivasi system rennin-angiotenin-aldosteron#, gagal jantung kongestif, dan edema pulmoner "akibat cairan berlebihan#, dan perikarditis "akibat iritasi pada lapisan pericardial oleh toksin uremik#. Gejala dermatologi yang sering terjadi mencakup rasa gatal yang parah "pruritis#. *utiran uremik, suatu penumpukan kristal urea di kulit, saat ini jarang terjadi akibat penanganan dini dan agresif terhadap penyakit ginjal tahap akhir. Gejala gastrointestinal juga sering terjadi dan mencakup anoreksia, mual, muantah dan cegukan. (erubahan neuromuskuler mencakup perubahan tingkat kesadaran, ketidak mampuan berkonsentrasi, kedutan otot dan kejang. anifestasi klinik antara lain 7
-
Gejala dini 7 lethargi, sakit kepala, kelelahan fisik dan mental, berat badan berkurang, mudah tersinggung, depresi
-
Gejala yang lebih lanjut 7 anoreksia, mual disertai muntah, nafas dangkal atau sesak nafas baik +aktui ada kegiatan atau tidak, udem yang disertai lekukan, pruritis mungkin tidak ada tapi mungkin juga sangat parah.
anifestasi klinik menurut ")melt:er, 21 7 1<<%# antara lain 7 hipertensi, "akibat retensi cairan dan natrium dari aktivitas sisyem renin - angiotensin 4 aldosteron#, gagal jantung kongestif dan udem pulmoner "akibat cairan berlebihan# dan perikarditis "akibat iriotasi pada lapisan perikardial oleh toksik, pruritis, anoreksia, mual, muntah, dan cegukan, kedutan otot, kejang, perubahan tingkat kesadaran, tidak mampu berkonsentrasi#. anifestasi klinik menurut )uyono "21# adalah sebagai berikut7 a.
)istem kardiovaskuler =
/ipertensi
b.
c.
d.
e.
=
(itting edema
=
dema periorbital
=
(embesaran vena leher
=
Friction sub pericardial
)istem (ulmoner =
Krekel
=
afas dangkal
=
Kusmaull
=
)putum kental dan liat
)istem gastrointestinal =
>noreksia, mual dan muntah
=
(erdarahan saluran G?
=
8lserasi dan pardarahan mulut
=
afas berbau ammonia
)istem musculoskeletal =
Kram otot
=
Kehilangan kekuatan otot
=
Fraktur tulang
)istem ?ntegumen =
@arna kulit abu-abu mengkilat
f.
=
(ruritis
=
Kulit kering bersisik
=
kimosis
=
Kuku tipis dan rapuh
=
ambut tipis dan kasar
)istem eproduksi =
>menore
=
>trofi testis ekanisme
yang pasti
untuk setiap manifestasi tersebut belum dapat
diidentifikasi. amun demikian produk sampah uremik sangat dimungkinkan sebagai penyebabnya.
4. Pemei!saan Diagnosti"
a.
$aboratorium 7
-
$aju ndap 'arah 7 eninggi yang diperberat oleh adanya anemia, dan hipoalbuminemia. >nemia normositer normokrom, dan jumlah retikulosit yang rendah.
-
8reum dan kreatini 7 eninggi, biasanya perbandingan antara ureum dan kreatinin kurang lebih 2 7 1. (erbandingat meninggi akibat pendarahan saluran cerna, demam, luka bakar luas, pengobatan steroid, dan obstruksi saluran kemih. (erbandingan ini berkurang ketika ureum lebih kecil dari kreatinin, pada diet rendah protein, dan tes Klirens Kreatinin yang menurun.
-
/iponatremi 7 8mumnya karena kelebihan cairan. /iperkalemia 7 biasanya terjadi pada gagal ginjal lanjut bersama dengan menurunya dieresis
-
/ipokalemia dan hiperfosfatemia7 terjadi karena berkurangnya sintesis vitamin '; pada GGK.
-
(hosphate alkaline 7 meninggi akibat gangguan metabolisme tulang, terutama isoen:im fosfatase lindi tulang.
-
/ipoalbuminemia dan hipokolesterolemia 7 umunya disebabkan gangguan metabolisme dan diet rendah protein.
-
(eninggian gula darah, akibat gangguan metabolism karbohidrat pada gagal ginjal " resistensi terhadap pengaruh insulin pada jaringan perifer #.
-
/ipertrigliserida, akibat gangguan metabolisme lemak, disebabkan peninggian hormone insulin dan menurunnya lipoprotein lipase.
-
>sidosis metabolic dengan kompensasi respirasi menunjukan (h yang menurun, * yang menurun, /A ; yang menurun, (A2
yang
menurun, semuanya disebabkan retensi asam-asam organic pada gagal ginjal.
b.
adiology Foto polos abdomen untuk menilai bentuk dan besar ginjal " adanya batu atau adanya suatu obstruksi #. 'ehidrasi karena proses diagnostic akan memperburuk keadaan ginjal, oleh sebab itu penderita diharapkan tidak puasa.
c.
?ntra Bena (ielografi "?B(# 8ntuk menilai system pelviokalisisdan ureter.
d.
8)G 8ntuk menilai besar dan bentuk ginjal, tebal parenkim ginjal, kepadatan parenkim ginjal, anatomi system pelviokalises, ureter proksimal, kandung kemih dan prostat.
e.
KG 8ntuk melihat kemungkinan hipertropi ventrikel kiri, tanda-tanda perikarditis, aritmia, gangguan elektrolit "hiperkalemia# #. Penatala!sanaan Me$is
5ujuan penatalaksanaan pada gagal ginjal kronik adalah untuk mempertahankan fungsi ginjal dan homeostasis selama mungkin. )emua factor yang berperan dalam terjadinya gagal ginjal kronik dicari dan diatasi. >dapun penatalaksanaannya yaitu 7 (enatalaksanaan konservatif, eliputi pengaturan diet, cairan dan garam, memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan asam basa, mengendalikan hiperensi, penanggulangan asidosis, pengobatan neuropati, deteksi dan mengatasi komplikasi. 'an penatalaksanaan pengganti diantaranya dialysis "hemodialisis, peritoneal dialysis# transplantasi ginjal. )elain itu tujuan penatalaksanaan adalah menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit dan mencegah komplikasi yaitu sebagai berikut 7
a. 'ialisis 'ialysis dapat dlakukan untuk mencegah komplikasi gagal ginjal yang serius, s eperti hiperkalemia, perikarditis, dan kejang. 'ialysis memperbaiki abnormalitas biokimia, menyebabkan cairan, protein, dan natrium dapat dikonsumsi sevara bebas, menghilangkan kecenderungan pendarahan, dan membantu menyembuhkan luka. b. Koreksi hiperkalemi engendalikan kalium darah sangat penting karena hiperkalemi dapat menimbulkan kematian mendadak. /al yang pertama harus diingat adalah jangan menimbulkan hiperkalemia. )elain dengan pemeriksaan darah, hiperkalemia juga dapat didiagnosis dengan G dan KG. *ila terjadi hiperkalemia, maka pengobatannya adalah dengan mengurangi intake kalium, pemberian a *ikarbonat, dan pemberian infuse glukosa. c. Koreksi anemia (engendalian gagal ginjal pada keseluruhan akan dapat meninggikan /b. 5ransfusi darah hanya dapat diberikan bila ada indikasi yang kuat, missal pada adanya insufisiensi koroner. d. Koreksi asidosis. (emberian asam melalui makanan dan obat-obatan harus dihindari. atrium bikarbonat dapat diberikan peroral atau parenteral. /emodialisis dan dialysis peritoneal dapat juga mengatasi asidosis e. (engendalian hipertensi (emberian obat beta bloker, alpa metildopa, dan vasodilator dilakukan. engurangi intake garam dalam mengendalikan hipertensi harus hati-hati karena tidak semua gagal ginjal disertai retensi natrium. f. 5ransplantasi ginjal 'engan pencangkokan ginjal yang sehat ke pasien GGK, maka seluruh faal ginjal
diganti oleh ginjal yang baru.
BAB III PEREN%ANAAN
)ebagai upaya untuk menurunkan prevalensi penurunan gi:i pada pasien penyakit ginjal kronik penulis sudah melakukan penyuluhan dan topik yang diangkat adalah diet ginjal pada gagal ginjal kronik. (enyakit Ginjal Kronik "(GK# dikelompokkan menurut stadium, yaitustadium ?, ??, ???, ?B dan B. (ada stadium ?B dimana terjadi penurunan fungsi ginjal yang berat tetapi belum menjalani terapi pengganti dialisis biasa disebut kondisi predialisis. 8mumnya pasien diberikan terapi konservatif yang meliputi terapi diet dan medikamentosa dengan tujuan mempertahankan sisa fungsi ginjal yang secara perlahan akan masuk ke stadium B atau fase gagal ginjal. )tatus gi:i kurang masih banyak dialami pasien (GK. (enelitian keadaan gi:i pasie (GK dengan 5es Kliren Kreatini "5KK# C 2! ml0mt yang diberikan terapi konservatif di (oliklinik Ginjal /ipertensi )A, dijumpai !& dari 1< pasien dengan status gi:i kurang. Faktor penyebab gi:i kurang antara lain adalah asupan makanan yang kurang sebagai akibat dari tidak nafsu makan, mual dan muntah. 8ntuk mencegah penurunan dan mempertahankan status gi:i, perlu perhatian melalui monitoring dan evaluasi status kesehatan serta asupan makan oleh tim kesehatan. (ada
dasarnya pelayanan dari suatu tim terpadu yang terdiri dari dokter, pera+at, ahli gi:i serta petugas kesehatan lain diperlukan agar terapi yang diperlukan pasien optimal. >supan gi:i "utrition Aare# bertujuan untuk memenuhi kebutuhan :at gi:i agar mencapai status gi:i optimal, pasien dapat berkativitas normal, menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit, yang pada akhirnya mempunyai kualitas hidup yang cukup baik. (enatalaksaan diet pada pasien (enyakit Ginjal Kronik pre dialisis satdium ?B dengan 5KK D 2! ml0mt pada dasarnya mencoba memperlambat penurunan fungsi ginjal lebih lanjut dengan cara mengurangibeban kerja nepron dan menurunkan kadar ureum darah. )tandar diet pada (enyakit Ginjal Kronik (re 'ialisis dengan terapi konservatif adalah sebagai berikut 7 "?nstalasi Gi:i (erjan ) dr. Aiptoangunkusumo dan >sosiasi 'ietensien ?ndonesia, 2!#. Management &i'etensi 'a$a gagal gin(al !oni!
5ujuan 7 untuk memperlambat perkembangan >$ itu sendiridan untuk mencegah komplikasi ekstra 4 ginjal hipertensi, seperti penyakit kardiovaskuler dan stroke. (ada semua pasien dengan (GK, tekanan darah harus dikendalikan untuk setidaknya tingkat didirikan pada pedoman Keenam Komisi asional *ersama /ipertensi 'eteksi (endidikan dan (rogram 5indak lanjut "1;06- sampai 6! mm/G#. (asien (GK dengan diabetes atau proteinuria 1 gr per 2< jam, tekanan darah haruslebih kurang menjadi 12!09! mm/g. Kontrol volume dengan pembatasan garam dan diuretik adalah terapi utama. >pabila volume management tidak cukup, pilihan agen antihipertensi mirip dengan yang di popilasi umum, dengan pertimbangan tambahan kardioprotektif manfaat yang diberikan oleh penghambatan >A, atauangiotensin receptorblockade. (emilihan obat anti hipertensi dapat berasal dari semua utama kelas, dengan mempertimbangkan secara seksama kondisi komorbiditas. amun, vasodilator langsung bertindak kuat, seperti hydrala:ine atau minoEidil, dapat memperlihatkan kecenderungan untuk hipertrofi jantung, meskipun berpotensi menurunkan tekanan darah. leh karena itu, penggunaan jangka panjang dari agen tersebut harus disediakan untuk pasien 4 pasien langka diantaranya severerefractory berlanjut, meskipun pengurangan volume yang memadai dan sesuai dengan semua kelas lain antihipertensi. Management 'en$eita Dia)etes Mellit*s 'a$a gagal gin(al !oni!
'iabetes nefropati sekarang penyebab utama (GK eventuating di )' di banyak bagian dunia. )elanjutnya, prognosis diabetes pasien pada terapi pengganti ginjal kronis sangat buruk, karena dapat mempercepat terjadinye penyakit kardiovaskuler. leh karena itu,
sangat menarik untuk mencari strategiyang bertujuan untuk mencegah atau memperlambat perkembangan komplikasi dari diabetes mellitus ini. eskipun pengendali glukosa mengontrol glikemik dengan ketat mengurangi resiko penyakit ginjal pada pasien dengan diabetes tipe 1, ada kontroversi prokontra mengenai apakah sama nyata dengan pasien diabetes tipe 2. /asil dari beberapas studi prospectif kontrol memberikan bukti yang tidak terbantahkan bah+a pada pasien diabetes tipe 2 resiko perkembangan dan kemajuan dari albuminuria dan (GK subtansi canal sobe berkurang dengan meningkatkan kontrol glikemik. (enelitian kasus diabetes menunjukkan bah+a cara dimana kontrol glikemik dicapai, baik dengan insulin atau obat anti hiperglikemik seperti sulfonilurea atau metformin, sangat jauh lebih sukses penting dalam mencapai kontrol. encapai target tingkat hemoglobin >1A 9,2& dibandingkan dengan %! terkait dengan pengurangan !& dalam kejadian indeks nefropati progressif. )ebagai hasil temuan ini, rekomendasi yang bertujuan untuk kontrol glukosa mencapai nilai plasma glukosa preprandial dalam kisaran %-1; mg0dl, dan rata 4 rata +aktu tidur glukosa 11-1! mg0dl dan haemoglobin >1A 9&. K e)*t*&an N*tisi Pasien +agal +in(al 1. Kebutuhan Energi
*eberapa studi menemukan kebutuhan kalori untuk pemenuhan pasien dengan hemodialisis dalam kondisi metabolik yang seimbang. enurut ational Kidney Foundations, kebutuhan kalori pada pasien gagal ginjal pada hemodialisis dalam kondisi metabolik yang seimbang adalah ;-;! kalori0Kg. )edangkan pada pasien yang dihemolisis dengan menggunakan metode A>(', sekitar 2-; kalori dari dekstrose dalam larutan diasylate. )ehingga kalori ini perlu diperhatikan. )edangkan pada pasien dengan gagal ginjal akan mengalami edema, sehingga perlu diketahui berat badan aktual pasien agar pemenuhan kebutuhan energi dapat diketahui. *erdasarkan ational Kidney Foundation dan data />) ?? apabila berat pasien D%!&11!&, maka berat badan perkiraan "berdasarkan perhitungan rumus# digunakan dalam menentukan energi. 2. Kebutuhan Protein
Kebutuhan protein pada pasien gagal ginjal sangat bergantung pada jenis gagal ginjal yang dialami oleh pasien dan jenis dialisis yang dilakukan oleh pasien. (ada pasien de+asa dengan gagal ginjal kronis yang tidak menerima dialisis, maka konsumsi nitrogen per kilogram bahan makanan adalah ,H gram apabila kebutuhan kalori terpenuhi dan protein
yang dikonsumsi harus berasal dari protein dengan nilai biologis yang tinggi. (enurunan asupan protein dapat mereduksi sindrom uremik dan menghambat dialisis pada pasien dengan gagal ginjal kronis yang stabil. >kan tetapi, penurunan asupan protein ini tidak diharapkan karena dapat menimbulkan malnutrisi atau intake kalori yang tidak adekuat. Kebutuhan protein pada pasien dengan gagal ginjal akut adalah sekitar ,H- ,6 gram per kilogram berat badan tubuh apabila fungsi ginjal sudah menurun dan tidak mengalami dialisis. )edangkan apabila fungsi ginjal sudah membaik dan ter dapat perlakuan dialisis maka lebutuhan protein adalah 1,2-1,; gram per kilogram berat badan. (ada pasien dengan hemodialisis, maka lebutuhan kalori sebesar 1,2 gram per kilogram berat badan per hari untuk pasien dengan dialisis yang stabil dan sebesar 1,2-1,; gram untuk pasien dengan heodialisis peritoneal yang stabil. (asien dengan malnutrisi, acute catabolic illness atau luka postoperatif sebaiknya mendapat protein lebih dari 1,; gram per kilogram berat badan per hari. )ebuah studi menunjukkan konsumsi protein sebesar 2-2,! gram per kilogram berat badan per hari dapat memperbaiki keseimbangan itrogen pada pasien dengan gagal ginjal akut. >kan tetapi, konsumsi protein diatas 1,!-1,H gram per hari per kilogram berat badan akan meningkatkan frekuensi dari dialisis. 3. Kebutuhan Vitamin
(asien dengan gagal ginjal sangat riskan untuk defisiensi beberapa mikronutient. (asien dengan dialisis dapat kehilangan vitamin larut air seperti thiamine, asam folate, pyridoEine dan asam askorbat "vitamin A#. >kan tetapi, pasien dengan gagal ginjal akan menyebabkan turunnya ekskresi vitamin > dan menyebabkan hypervitaminosis >. )ehingga konsumsi vitamin > perlu mendapat perhatian. Bitamin sangat dibutuhkan sebagai antioEidant sehingga mencegah asidosis pada pasien. Konsumsi vitamin sebesar ;-6 ?8 dapat mencegah oksidasi pada sel. >kan tetapi, hal ini masih menjadi sesuatu yang controversial. Bitamin ' merupakan vitamin yang mengalami defisiensi karena salah satu fungsi ginjal adalah untuk aktivasi dari vitamin '. )elain itu, meningkatnya level (5/ "(ituitary /ormon# akan menyebabkan vitamin ' menurun. (asien dengan penurunan fungsi ginjal kronis "GF 2-H m$0min# yang disertai dengan meningkatnya level (5/ harus dilakukan pengecekan vitamin ' dalam bentuk 2!-/idroksi kolekalsiferol atau 2!-/ vitamin '. (asien dengan kadar 2!-/ vitamin ' D9!. *erikut adalah rekomendasi intake vitamin pada pasien dengan hemodialisis7 5abel . ekomendasi intake vitamin pasien hemodialisis
Bitamin 5hiamin
ekomendasi 1,1-1,2 mg0hari
iboflavin
1,1-1,; mg0hari
iacin
1<-1H mg0hari
>sam pantotenat
! mg0hari
(iridoksin
1 mg0hari
)ianokobalamin
2,< mg0hari
*iotin
; mcg0hari
>sam askorbat
9!-% mg0hari
>sam folat
1 mg0hari
Iink
1! g0hari
4. Kebutuhan Mineral
a. Kalsium Kalsium adalah mineral yang sangat penting untuk pembentukan tulang yang kuat. amun makanan yang mengandung kadar kalium yang baik biasanya juga mengandung kadar fosfat yang tinggi. 8ntuk itu cara terbaik untuk mencegah hilangnya kalsium adalah dengan membatasi asupan makanan yang mengandung fosfat yang tinggi. 8ntuk menjaga keseimbangan kadar kalsium dan fosfat biasanya penderita diminta mengkonsumsi obat pengikat fosfat "phosphate binder# dan bijaksana dalam mengkonsumsi makanan. (emasukan kalsium sebanyak 1 mg0hari diperlukan untuk mencegah atau menunda kemajuan dari osteodistrofi ginjal atau demineralisasi tulang, akibat dari asidosis kronis dan gangguan metabolisme vitamin '. Karena pemasukan susu biasanya dibatasi hanya 1 mangkuk sehari untuk mengurangi pemasukan protein dan fosfat, maka diperlukan suplemen tambahan kalsium. )uplemen kalsium tidak boleh diberikan bila kadar fosfat serum tidak terkontrol, karena bahaya terjadinya presipitasi kalsium dalam ginjal. b. Fosfat )eperti juga ureum, ginjal yang rusak tidak lagi mampu untuk membuang fosfat dari darah yang menyebabkan tingginya kadar fosfat dalam darah. Kadar fosfat yang tinggi dapat menyebabkan tubuh kehilangan kalsium dari tulang. feknya adalah tulang menjadi sangat lemah dan mudah patah. 8ntuk mengontrol kadar fosfat dalam darah, penderita seyogyanya mengkonsumsi makanan yang mengandung kadar fosfat
yang rendah. Fosfat terdapat di sebagian besar makanan namun pada beberapa jenis makanan berikut ini terkandung kadar fosfat yang tinggi yaitu 7 •
(roduk susu seperti susu, keju, pudding, yogurt,dan ice cream
•
Kacang kacangan, selai kacang
•
inuman seperti bir, cola maupun jenis soft drink lainnya
(rogresivitas dari insufisiensi ginjal tampak lebih lambat dengan diet yang mengandung fosfat kurang dari H mg0hari. 'engan mengurangi je nis makanan yang disebutkan diatas cukup untuk membatasi protein yang masuk, dan memungkinkan tercapainya kadar pemasukan yang diinginkan. >ntasida aluminium hidroksida diberikan secara oral bila diperlukan untuk mengikat fosfat makanan dan mencegah absorpsinya. >luminium hidroksida ini dapat ditambahkan dalam adonan kue supaya dapat lebh mudah diterima oleh pasien. amun, kecenderungan saat ini adalah lebih banyak menurunkan kadar fosfat dari makanan dan minuman daripada penggunaan :at pengikat secara rutin. (enggunaan aluminium hidroksida yang menahun dapat mengakibatkan keracunan aluminium dengan gejala ataksia, demensia, dan memperburuk osteodistrofi tulang. c. Kalium Kalium merupakan salah satu mineral yang penting bagi tubuh kita terutama untuk membantu otot dan jantung bekerja dengan baik.Kalium dengan kadar yang cukup tinggi banyak ditemukan pada sebagian besar makanan seperti 7 •
*eberapa buah dan sayuran 7 pisang, alpukat, melon, jeruk, kentang
•
)usu dan Joghurt
akanan yang banyak mengandung protein yang tinggi seperti daging sapi, daging babi,dan ikan.5erlalu banyak kalium atau terlalu sedikit akan berbahaya bagi tubuh. 5iap penderita gagal ginjal mempunyai kebutuhan kalium yang berbeda 4 beda, ada yang membutuhkan banyak kalium, sementara ada juga yang harus membatasi kalium. )emua itu tergantung dari tingkat kerusakan ginjal dari penderita. d. )odium (enderita gagal ginjal stadium a+al disarankan untuk membatasi asupan sodium. /al ini disebabkan adanya keterkaitan antara asupan sodium, penyakit ginjal dan hipertensi. )odium juga banyak ditemukan pada makanan namun pada beberapa jenis makanan berikut ini terkandung kadar sodium yang tinggi yaitu 7 •
Garam meja, dan makanan dengan tambahan garam seperti snack
•
akanan jenis fast food
5abel . Kebutuhan ekomendasi pada (asien Gagal Ginjal
Paamete n*tisi
Kalori
Ke(a gin(al nomal ;-;9
"kcal0kg0hr#
Stage 1,4
Stage #
Stage #
-ans'lantasi
++K
&emo$ialisis
'eitoneal
gin(al
;! "DH
;! "DH
;! "DH
;-;!
;-;! "H
;-;! "H
;-;! "H
th#
th#
th#
termasuk
kalori dari (rotein "g0kg0hr# Fat "& total
,6
,H-,9!
;-;!&
!& /*B !& /*B !& /*B /arus perhatikan asupan (8F>, 8F>,
1.;-1.!
2!-; mg kolesterol0hari
?nisial
kcal#
1,2
dialysate 1,2-1,;
2!-;
1.
untuk a "mg0hr#
5idak
2.
2.
2.
penjagaan 5idak dibatasi
K "mg0hr#
dibatasi 5idak
*erdasarkan
2.-;.
;.-
5idak dibatasi
dibatasi
nilai lab
"6-19
<. "6-19
12
mg0kg0hr# C2 dari
mg0kg0hr# C2 dari
12
diet dan obat 6-1
diet dan obat 6-1
5idak dibatasi
Aa "mg0hr#
5idak
( "mg0hr#
dibatasi 5idak
*erdasarkan
dibatasi
nilai lab
sampai diindikasi
>ir "m$0hr#
5idak
5idak
1Lutput
dibatasi
dibatasi
urin
dengan output normal
1.!-2.
harus dibatasi 5idak dibatasi sampai diindikasi
urin
harus dibatasi
BAB I PELAKSANAAN
Diet Pa$a +agal +in(al I.
-*(*an Diet +agal +in(al A!*t / 1. emberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan fungsi ginjal. 2. enurunkan kadar ureum darah. 3. enjaga keseimbangan cairan dan elektrolit. 4. emperbaiki dan mempertahankan status gi:i optimal dan mempercepat
penyembuhan. +agal +in(al Konis / 1. encapai dan mempertahankan status gi:i optimal dengan memperhitungkan
sisa fungsi ginjal, agar tidak memberatkan kerja ginjal. 2. encegah dan menurunkan kadar ureum yang tinggi. 3. engatur keseimbangan cairan dan elektrolit. 4. encegah
atau
mengurangi
progresivitas
gagal
ginjal,
dengan
memperlambat penurunan laju filtrasi glomerulus. +agal +in(al $engan Dialisis / 1. encegah defisiensi gi:i serta mempertahankan dan memperbaiki status gi:i,
agar pasien dapat melakukan aktivitas normal. 2. enjaga keseimbangan cairan dan elektrolit. 3. enjaga agar akumulasi produk sisa metabolisme tidak berlebihan.
II.
S0aat Diet
+agal +in(al A!*t 7 1. nergi cukup untuk mencegah katabolisme, yaitu 2! 4 ;! kkal0kg **. 2. (rotein disesuaikan dengan katabolisme protein, yaitu ,H 4 1,! g0kg**. (ada katabolik ringan kebutuhan protein ,H 4 1 g0kg**, katabolik sedang ,6 4 1,2 g0kg**, dan katabolik berat 1 4 1,! g0kg**. ;. $emak sedang, yaitu 2 4 ; & dari kebutuhan energi total, atau antara ,! 4 1,! g0kg**. 8ntuk katabolisme berat dianjurkan ,6 4 1,! g0kg**. <. Karbohidrat sebanyak sisa kebutuhan energi setelah dikurangi jumlah energi yang diperoleh dari protein dan lemak. >pabila terdapat hipertrigliseridemia, batasi penggunaan karbohidrat sederhana atau gula murni. !. atrium dan kalium batasi bila ada anuria. H. Aairan, sebagai pengganti cairan yang keluar melalui muntah, diare, dan urin L ! ml. 9. *ila kemampuan untuk makan rendah, makanan diberikan dalam bentuk formula enteral atau parenteral. *ila diperlukan, tambahan suplemen asam folat, vitamin *H, A, > dan K.
+agal +in(al Konis / 1. nergi cukup, yaitu ;! kkal0kg **. 2. (rotein rendah, yaitu ,H 4 1,! g0kg**. )ebagian harus bernilai biologik tinggi. ;. $emak cukup, yaitu 2 4 ; & dari kebutuhan energi total. 'iutamakan lemak tidak jenuh ganda <. Karbohidrat cukup, yaitu kebutuhan energi total dikurangi jumlah energi yang diperoleh dari protein dan lemak.
!. atrium dibatasi apabila ada hipertensi, edema, asites, oliguria, atau anuria. *anyaknya natrium yang diberikan antara 1 4 ; g. H. Kalium dibatasi "< 4 9 mM# apabila ada hiperkalemia "kalium darah !,! mM#, oliguria, atau anuria. 9. Aairan dibatasi, yaitu sebanyak jumlah urin sehari ditambah pengeluaran cairan melalui keringat dan pernafasan "N ! ml#. 6. Bitamin cukup, bila perlu diberikan tambahan suplemen asam folat, vitamin *H, A, dan '.
+agal +in(al $engan Dialisis / 1. nergi cukup, yaitu ;! kkal0kg ** ideal0hari pada pasien /emodialisis "/'#
maupun Aontinous >mbulatory (eritoneal 'ialysis "A>('#. (ada A>(' diperhitungkan jumlah energi yang berasal dari cairan dialisis. *ila diperlukan penurunan berat badan, harus dilakukan secara berangsur "2! 4 ! g0minggu# untuk mengurangi risiko katabolisme massa tubuh tanpa lemak "$ean *ody ass#. 2. (rotein
tinggi,
untuk
mempertahankan
keseimbangan
nitrogen
dan
mengganti asam amino yang hilang selama dialisis, yaitu 1 4 1,2 g0kg** ideal0hari pada /' dan 1,; g0kg** ideal0hari pada A>('. !& protein hendaknya bernilai biologik tinggi. 3. $emak normal, yaitu 1! 4 ; & dari kebutuhan energi total. 4. Karbohidrat cukup, yaitu !! 4 9! & dari kebutuhan energi total. #. atrium diberikan sesuai dengan jumlah urin yang keluar02< jam, yaitu 7 ,
1 g L penyesuaian menurut jumlah urin sehari, yaitu 1 g untuk tip O liter urin "/'#
,
1 4 < g L penyesuaian menurut jumlah urin sehari, yaitu 1 g untuk tiap O liter urin "A>('#
H. Kalium diberikan sesuai dengan jumlah urin yang keluar02< jam, yaitu 7 -
2 g L penyesuaian menurut jumlah urin sehari, yaitu 1 g untuk tip O liter urin "/'#
-
; g L penyesuaian menurut jumlah urin sehari, yaitu 1 g untuk tiap O liter urin "A>('#
9. Kalsium tinggi, yaitu 1 mg0hari. *ila perlu diberikan suplemen kalsium. 6. Fosfor dibatasi %. Aairan dibatasi, yaitu jumlah urin02< jam ditambah ! 4 9! ml. 1. *ila kemampuan untuk makan rendah, makanan diberikan dalam bentuk formula enteral atau parenteral. *ila diperlukan, tambahan suplemen terutama vitamin larut air seperti asam folat, vitamin *H, dan A. III.
enis Diet Dan In$i!asi Pem)eian +agal +in(al A!*t
Penis diet yang diberikan adalah 7 1. 'iet gagal ginjal akut lunak 2. 'iet gagal ginjal akut cair
>pabila pasien makan per oral, semua bahan makanan boleh diberikanQ batasi penambahan garam apabila ada hipertensi, edema, dan asites, serta batasi makan sayur dan buah tinggi kalium bila ada hiperkalemia.
5abel . *ahan akanan )ehari 8ntuk >F dengan Katabolik ingan, **? H kg Ba&an Ma!anan
)eat g
*t
beras
1!
; gls tim
telur ayam
!
1 btr
ayam
!
1 ptg sdg
ikan
!
1 ptg sdg
tempe
2!
1 ptg sdg
tahu
!
1
sayuran
1!
1102
02 bh bsr gls
Nilai +i6i
buuah
nergi
minyak
(rotein
!1 g "11& energi total#
gula pasir
$emak Karbohidrat
madu
!6 g "26& energi total#
26H g "H1& energi total#
susu
Kalsium
;
161 kkal
H2; mg
kue (R#
Pagi
2! < ;
; ptg sdg pepaya 19,1 mg
*esi
2102 Bitamin >
sdm 2H<<%
< sdm
5iamin Bitamin A
; sdm
2
1 gls
1
2 porsi
1 mg 2
Siang7malam
beras
! g S 1 gls tim
nasi
! g S 1 gls tim
telur ayam
! g S 1 btr
ikan0ayam
! g S 1 ptg sdg
sayuran
!g S 102 gls tim
tempe0tahu
minyak
! g S 102 sdm
sayuran
susu
2 g S
sayuran
gls tim
2!0! g S 1 ptg sdg ! g S 102 gls 1! g S 1102 ptg sdg pepaya
1 gula pasir
1 g S 1 sdm
minyak
1! g S 1 sdm
Pem)agian Ba&an Ma!anan Se&ai P*!*l
P*!*l 15.
1.
Kue (
! g S 1 porsi
kue (
1 g S 1 porsi
gula pasir
1 g S 1 sdm
gula pasir
1 g S 1 sdm
'*!*l 21.
Gula pasir
1 g S 1 sdm
+agal +in(al Konis
>da tiga jenis diet yang diberikan menurut berat badan pasien, yaitu7 1. 'iet (rotein endah ? 7 ; g protein. 'iberikan pada pasien dengan berat badan ! kg. 2. 'iet (rotein endah ?? 7 ;! g protein. 'iberikan pada pasien dengan berat
badan H kg. 3. 'iet (rotein endah ??? 7 < g protein. 'iberikan pada pasien dengan
berat badan H! kg. Karena kebutuhan gi:i pasien penyakit ginjal kronik sangat tergantung pada keadaan dan berat badan perorangan, maka jumlah protein yang diberikan dapat lebih tinggi atau lebih rendah daripada standar. utu protein dapat ditingkatkan dengan memberikan asam amino essensial murni. 5abel . *ahan akanan )ehari GGK Ba&an Ma!anan
3 g 'otein )eat
*t
3# g 'otein )eat g
*t
g
beras
4 g 'otein )eat
*t
g
1
1102 gls nasi
1!
2 gls nasi
1!
2 gls nasi
telur ayam
!
1 btr
!
1 btr
!
1 btr
daging
!
1 ptg sdg
!
1 ptg sdg
9!
1 ptg sdg
sayuran
1
1 gls
1!
1102 gls
1!
1102 gls
pepaya
2
2 ptg sdg
2
2 ptg sdg
2
2 ptg sdg
minyak
;!
;102 sdm
<
< sdm
<
< sdm
gula pasir
H
H sdm
6
6 sdm
1
1 sdm
susu
1
2 sdm
1!
; sdm
2
< sdm
bubuk kue (R# madu
1!
2 sdm
1!
; porsi
1!
; porsi
2
2 sdm
2
2 sdm
;
; sdm
agar-agar
1 porsi
1 porsi
1 porsi
5abel . ilai Gi:i 3 g 'otein
nergi "kkal#
3# g 'otein
4 g 'otein
192%
26H
22H!
(rotein "g#
;
;!
<1
$emak "g#
!9
9
9!
Karbohidrat "g#
2H;
;29
;!H
Kalsium "mg#
2H2
;;H
;6!
1
11
11.9
29<;
;2%%%
;;6!
5iamin "mg#
.<
.!
.!
Bitamin A "mg#
162
1%1
1%2
Fosfor "mg#
<%9
H2;
92
atrium "mg#
1%!
21H
29!
Kalium "mg#
1299
1;69
1!%
*esi "mg# Bitamin > "#
Pem)agian Ba&an Ma!anan Se&ai Diet Ren$a& Potein 4 Pagi
beras
Siang
! g S ;0<
gls nasi
beras
telur ayam
! g S 1 btr
daging
sayuran
!g S102
sayuran
gls
! g S ;0<
gls nasi
! g S 1 ptg sdg ! g S 102
gls
minyak
1 g S 1 sdm
pepaya
gula pasir
1 g S 1 sdm
minyak
madu
; g S ; sdm
gula pasir
susu bubuk
2 g S <
sdm
P*!*l 1.721.
1 g S 1 ptg sdg 1! g S 1 102
sdm
2 g S 2 sdm
Malam
Kue (
! g S 1 porsi
beras
gula pasir
2 g S 2 sdm
ayam
P*!*l 15.
! g S ;0<
gls nasi
2! g S 1 ptg kcl
sayuran
! g S 102
pepaya
1 g S 1 ptg sdg
Kue (
! g S 1 porsi
minyak ikan
gula pasir
1 g S 1 sdm
gula pasir
1! g S 1 102
gls
sdm
2 g S 2 sdm
5abel . *ahan akanan yang dianjurkan dan tidak 'ianjurkan Ba&an Ma!anan )umber
Dian(*!an
-i$a! Dian(*!an7Di)atasi
nasi, bihun, jagung, kentang,
karbohidrat makaroni, mi, tepung-tepungan, singkong, ubi, selai, madu, permen )umber protein
telur, daing, ikan , ayam, susu
kacang-kacangan dan hasil olahannya seperti tempe dan tahu
)umber lemak
)umber vitamin dan mineral
minyak jagung, minyak kacang tanah, minyak kelapa sa+it,
kelapa, santan, minyak kelapaQ margarin, mentega biasa dan
minyak kedelaiQ margarin dan mentega rendah garam
lemak he+an
semua sayuran dan buah, kecuali
sayuran dan buah tinggi kalium
pasienn dengan hiperkalemia
pada pasien dengan hiperkalemia
dianjurkan yang mengandung kalium rendah0sedang %onto& Men* Se&ai Pagi
siang
Malam
nasi goreng
nasi
nasi
telur ce plok
capcay goreng
ayam goreng
katimun
daging bistik
setup buncis
susu
pepaya
setup nenas
madu
puding saos caramel
P*!*l 1.
P*!*l 15.
P*!*l 21.
kue klepon ubi
kue cantik manis
kue pepe0lapis
sirup
teh +agal +in(al $engan Dialisis
sirup
'iet pada dialisis bergantung pada frekuensi dialisis, sisa fungsi ginjal, dan ukuran badan pasien. 'iet untuk pasien dengan dialisis biasanya harus direncanakan perorangan. *erdasarkan berat badan dibedakan ; jenis diet dialisis7 1.
'iet dialisis ?, H g protein. 'iberikan kepada pasien dengan berat badan N ! kg
2.
'iet dialisis ??, H! g protein. 'iberikan kepada pasien dengan berat badan N H kg
;.
'iet dialisis ???, 9 g protein. 'iberikan kepada pasien dengan berat badan N H! kg >tau secara spesifik menyatakan kebutuhan gi:i perorangan " termasuk
kebutuhan natrium dan cairan# 5abel . *ahan akanan )ehari
Ba&an Ma!ana
5 g 'otein )eat g
*t
5# g 'otein )eat g
8 g 'otein
*t
)eat
n
beras
*t
g
2
; gls nasi
2
; gls nasi
22
; 10< gls nasi
mai:ena
1!
; sdm
1!
; sdm
1!
; sdm
telur
!
1 btr
!
1 btr
!
1 btr
daging
!
1 ptg sdg
!
1 ptg sdg
9!
1 ptg bsr
ayam
!
1 ptg sdg
!
1 ptg sdg
!
1 ptg sdg
tempe
9!
; ptg sdg
1
< ptg sdg
1
< ptg sdg
ayam
sayuran
2
1 gls
2
2 gls
2
2 gls
pepaya
;
; ptg sdg
;
; ptg sdg
;
; ptg sdg
minyak
;
; sdm
;
; sdm
;
; sdm
gula pasir
!
! sdm
!
! sdm
!
! sdm
susu
1
2 sdm
1
2 sdm
1
2 sdm
bubuk susu
1
1
02 gls
1
1
02 gls
1
1
02 gls
5abel 1. ilai Gi:i
5 g 'otein
nergi "kkal#
5# g 'otein
8 g 'otein
22
2;%
2129
(rotein "g#
H2 "12& energi total#
H9 "1;& energi total#
92 "1;& energi total#
$emak "g#
H9 ";& energi total#
H6 ";& energi total#
92 ";& energi total#
2% "!6& energi total#
2%; "!9& energi total#
;1 "!9& energi total#
!<9
!9%
!6;
Karbohidrat "g# Kalsium "mg#
*esi "mg#
21,!
2<
2<,6
Fosfor "mg#
%19
%!9
11
;6H;
;6H<;
;6>H!2
5iamin "mg#
,6
,6
,6
Bitamin A "mg#
2!<
2!<
2!<
atrium "mg#
<
<
<2;
Kalium "mg#
21!H
21!H
2266
Bitamin > "#
5abel . (embagian *ahan akanan )ehari 9a!t* $an Ba&an Ma!anan
5 g 'otein )eat
*t
g
5# g 'otein )eat
*t
g
beras
!
;
telur ayam
!
sayuran
;
1 btr
!
!
1
02 gls
gula pasir
1
minyak
P*!*l 1:
*t
H
;
1 btr
!
1 btr
!
1
02 gls
!
1
1 sdm
1
1 sdm
1
1 sdm
1
1 sdm
1
1 sdm
1
1 sdm
susu bubuk
1
2 sdm
1
2 sdm
1
2 sdm
gula pasir
1
1 sdm
1
1 sdm
1
1 sdm
pepaya
Siang
)eat g
!
Pagi
8 g 'otein
0< gls nasi
0< gls nasi
0< gls nasi
02 gls
1
1 ptg sdg
1
1 ptg sdg
1
1 ptg sdg
beras
9!
1 gls nasi
9!
1 gls nasi
9!
1 gls nasi
daging
!
1 ptg sdg
!
1 ptg sdg
9!
1 ptg bsr
tempe
2!
1 ptg sdg
!
2 ptg sdg
!
2 ptg sdg
sayuran
9!
;
9!
;
9!
;
0< gls
0< gls
0< gls
pepaya
1
minyak
1
1 sdm
1
1 sdm
1
1 sdm
P*!*l
mai:ena
1!
; sdm
1!
; sdm
1!
; sdm
15:
susu
Mala
1
1 ptg sdg
1
1
02 gls
1
1 ptg sdg
1
1
02 gls
1
1 ptg sdg
1
02 gls
gula pasir
;
; sdm
;
; sdm
;
; sdm
beras
9!
1 gls nasi
9!
1 gls nasi
9!
1 gls nasi
ayam
!
1 ptg sdg
!
1 ptg sdg
!
1 ptg sdg
tempe
!
2 ptg sdg
!
2 ptg sdg
!
2 ptg sdg
sayuran
9!
;
9!
;
9!
;
pepaya
1
minyak
1
m
0< gls
1 ptg sdg 1 sdm
1 1
0< gls
1 ptg sdg 1 sdm
1 1
0< gls
1 ptg sdg 1 sdm
As*'an Potein Pen$eita +agal +in(al Koni!
>supan protein adalah banyaknya :at gi:i protein yang dikonsumsi rata 4 rata per hari dibandingkan kebutuhan untuk mencapai kebutuhan normal. >supan protein sangat diperlukan mengingat fungsinya dalam tubuh. >supan protein dapat dipengaruhi oleh konsumsi protein yang rendah dalam diet, asupan makanan yang kurang pengaruh dari melemahnya kekebalan tubuh. (engaruh asupan protein disamping as upan kalori memengang peranan yang penting dalam penanggulangan gi:i penderita gagal ginjal kronik, karena gej ala sindrom uremik disebabkan karena menumpuknya katabolisme protein tubuh. >supan protein cukup 1 4 1,2 gr0kg**0hari, untuk menjaga keseimbangan nitrogen dan keseimbangan protein selama proses dialisis. )ekurang 4 kurangnya !& asupan protein berasal dari protein bernilai biologi tinggi, yang lebih lengkap kandungan asam amino essensialnya sumber protein ini biasanya dari golongan he+ani, misalnya telur, daging, ayam, ikan, kerang dan lain 4 lain dalam jumlah sesuai anjuran. Ka$a Ue*m 'a$a Pasien +agal +in(al Koni!
Gugusan asam amino dilepas dari asam amino bila asam itu didaur ulang menjadi sebagaian protein lain atau disombak dan akhirnya dikeluarkan dari tubuh. >mino transferase "trasminase# yang ada diberbagai jaringan mengkatalis pertukaran gugusan asam amino antara senya+a 4 senya+a yang ikut serta dalam reaksi 4 reaksi sintesis. 'i lain pihak, deaminasi oksidatif memisahkan gugusan asam amino dari molekul aslinya dan gugusan yang dilepaskan itu diubah menjadi amoniak. >moniak diantar ke hati dan disana ia berubah menjadi ureum melalui reaksi 4 reaksi bersambung.ureum adalah satu molekul kecil yang mudah mendifusi ke dalam cairan ekstrasel, tetapi pada akhirnya ia dipekatkan dalam urin dan diekskresi. Pika keseimbangan nitrogen dalam keadaan baik, maka ekskresi ureum kira 4 kira
2! gr setiap hari. Kadar ureum dalam serum mencerminkan keseimbangan antara
produksid dan ekskresi. etode penetapan adalah dengan mengukur nitrogen. 'i >merika )erikat hasil penetapan disebut sebagai nitrogen ureum dalam darah "*lood 8reum itrogen, *8#. 'alam serum normal konsentrasi *8 adalah 6 4 2! mg0dl. iteogen menyusun 260H bagian dari berat ureum, karena itu konsentrasi ureum dapat dihitung dari *8 dengan menggunakan faktor perkalian 2,1<. (enetapan ureum tidak banyak diganggu oleh artefak. (ada pria mempunyai kadar rata 4 rata ureum yang sedikit lebih tinggi dari +anita karena tubuh pria memiliki lean body mass yang lebih besar. ilai *8 mungkin agak meningkat kalau seseorang secara berkepanjangan makan pangan yang mengandung banyak protein, tetapi pangan yang baru saja disantap tidak berpengaruh kepada nilai ureum pada saat manapun. Parang sekali ada kondisi yang menyebabkan kadar *8 diba+ah normal. embesarnya volume plasma yang paling sering menjadi sebab. Kerusakan hati harus berat sekali sebelum menjadi *8 karena sintesis lemak. Konsentrasi *8 juga dapat digunakan sebagai petunjuk $FG. *ila seseorang penderita penyakit ginjal kronik maka $FG menurun, kadar *8 dan kreatinin meningkat. Keadaan ini dikenal sebagai a:otemia ":at nitrogen dalam darah#. Kadar kreatinin merupakan indekas $FG yang lebih cermat dibandingkan *8. /al ini terutama karena *8 dipengaruhi oleh jumlah protein dalam diet dan katabolisme protein tubuh. Keatinin Pasien +agal +in(al Koni!
Kreatinin adalah produk akhir dari metabolisme. Kreatinin yang terutama disintesis oleh hati, terdapat hampir semuanya dalam otot rangkaQ disana ia terikat secara reversibel kepada fosfat dalam bentuk fosfokreatin, yakni senya+a penyimpan energi.
eaksi kreatin L fosfat T fosfokreatin bersifatreversibel pada +aktu energi dilepas atau diikat. >kan tetapi sebagian kecil dari kreatin itu secara irreversibel berubah menjadi kreatin yang tidak mempunyai fungsi sebagaian kecil dari kreatin itu secara irreversibel berubah menjadi kreatin yang tidak mempunyai fungsi sebagai :at berguna dan adanya dalam darah beredar hanyalah untuk diangkut ke ginjal. Pumlah kreatinin yang disusun sebanding dengan massa otot rangkaQ kegiatan otot tidak banyak mempengaruhi. ilai rujukan untuk pria adalah ,H 4 1,; mg0dl dan untuk +anita ,! 4 1 mg0dl serum. ilai kreatinin pada pria lebih tinggi karena jumlah massa otot pria lebih besar dibandingkan jumlah massa otot +anita. *anyaknya kreatinin yang disusun selama sehari hampir tidak berubah kecuali kalau banyak jaringan otot sekaligus rusak oleh trauma atau oleh suatu penyakit. Ginjal dapat mengeksresi kreatinin tanpa kesulitan. *erbeda dari ureum berkurang aliran darah dan urin tidak banyak mengubah ekskresi kreatinin, karena perubahan singkat dalam pengaliran darah dan fungsi glomerulus dapat diimbangi oleh meningkatnya ekskresi kreatinin oleh tubuli. Kadar kreatinin dalam darah dan ekskresi kreatinin dalam urin 2< jam tidak jarang digunakan untuk menentukan apakah pengumpulan urin 2< jam dilakukan dengan cara benar. Kreatinin dalam darah meningkat apabila fungsi ginjal berkurang. Pika pengurangan fungsi ginjal terjadi secara lambat dan disamping itu massa otot juga menyusun secara perlahan, maka ada kemungkinana kadar kkreatinin dalam serum tetap sama, meskipun ekskresi per 2< jam kurang dari normal. ?ni bisa di dapat pada pasien berusia lanjut kadar *8 yang meningkat berdampingan dengan kadar kreatinin normal biasanya menjadi petunjuk ke arah sebab ureumnya tidak normal. 8reum dalam darah cepat meninggi daripada kreatinin bila fungsi ginjal menurun, pada dialisis kadar ureum lebih dulu turun dari kreatinin. Pika kerukan ginjal berat dan permanen, kadar ureum terus 4 menerus meningkat, sedangkan kadar kreatinin cenderung mendatar. Kalau kreatinin dalam darah sangat meningkat, terjadi ekskresi melalui saluran cerna. I.
Stat*s +i6i Pasien +agal +in(al
)tatus gi:i merupakan tanda 4 tanda penampilan seseorang akibat kesembingan antara pemasukan dan pengeluaran :at gi:i yang berasal dari pangan yang dikonsumsi pada suatu saat berdasarkan pada kategori dan indikator yang digunakan "'epkes, 22#. 1. >ntropometri
>ntropometri dapat berarti ukuran tubuh manusia. 'itinjau dari sudut pandang gi:i, maka antropometri gi:i berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh daru berbagai tingkat umur dan itngkat gi:i. >ntropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan sadupan protein dan energi. Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot, dan jumlah air dalam tubuh. *entuk aplikasi penilaian status gi:i dengan antropometri antara lain dengan menggunakan teknik ?ndeks assa 5ubuh "?5# atau *ody ass ?ndeks b"*?#. ?5 ini merupakan alat atau cara yang sederhana untuk memantau status gi:i orang de+asa, khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan. 'engan ?5 ini antara lain dapat ditentukan berat badan beserta rsikonya. isalnya berat badan kurang dapat meningkatkan resiko terjadinya penyakit infeksi, sedangkan berat badan lebih akan meningkatkan resiko terhadap penyakit degeneratif. *erikut contoh penggunaan metode ?5 ini untuk menentukan kondisi berat badan kita. (ada contoh ini akan disampaikan penjelsan cara 4 cara yang dianjurkan untuk mencapai berat badan normal berdasarkan ?5 yang kemudian disesuaikan dengan keseimbangan konsumsi sehari 4 hari. 8ntuk memantau indeks massa tubuh orang de+asa digunakan timbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan. (enggunaan ?5 hanya untuk orang de+asa berumur 16 tahun dan tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil, dan olahraga+an. 8ntuk mengetahui nilai ?5 ini, digunakan formula sebagai berikut 7 Berat Badan ( Kg ) IM-
S
Tinggi Badan ( m ) xTinggi Badan ( m )
*erdasarkan perhitungan diatas maka akan dapat ditentukan standar ?5 seseorang dengan pedoman sebagai berikut "'epkes, 2;#. 5abel. Kategori ?5
Kategori Batas Ambang
Nilai IMT
Underweight Normal Overweight Obesitas Obesitas
< 18,5 18,5 – 22,9 23 – 24,9 25,! – 3!,! "3!,!
2. Klinis 5eknik penilaian status gi:i juga dapat dilakukan secara klinis. (emeriksaan secara klinis penting untuk menilai status gi:i masyarakat. etode ini didasarkan atas perubahan 4 perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan :at gi:i. /al ini dapat dilihat pada jaringan epitel " supervicial ephitelial tissues# seperti kulit, mata rambut dan mukosa oral atau pada organ 4 organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid. ;. *iokimia (enilaian sstatus gi:i secara biokimia dilakukan dengan melakukan pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh, seperti darah, urine, tinja, jaringan otot dan hati. <. *iofisik (enentuan status gi:i secara biofisik adalah metode penentuan status gi:i dengan melihat kemampuan fungsi "khususnya jaringa# dan melihat perubahan struktur dari jaringan. etode ini secara umum digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja epidemic. Hemo$ialisa 1. Pengertian
enurut (rice dan @ilson "1%%!# dialisa adalah suatu proses dimana solute dan air mengalami difusi secara pasif melalui suatu membran berpori dari kompartemen cair menuju kompartemen lainnya. /emodialisa dan dialisa peritoneal merupakan dua tehnik utama yang digunakan dalam dialisa. (rinsip dasar kedua teknik tersebut sama yaitu difusi solute dan air
dari plasma ke larutan dialisa sebagai respon terhadap perbedaan konsentrasi atau tekanan tertentu. )edangkan menurut 5isher dan @ilcoE "1%%9# hemodialisa didefinisikan sebagai pergerakan larutan dan air dari darah pasien mele+ati membran semipermeabel "diali:er# ke dalam dialisat. 'iali:er juga dapat dipergunakan untuk memindahkan sebagian besar volume cairan. (emindahan ini dilakukan melalui ultrafiltrasi dimana tekanan hidrostatik menyebabkan aliran yang besar dari air plasma "dengan perbandingan sedikit larutan# melalui membran. 'engan memperbesar jalan masuk pada vaskuler, antikoagulansi dan produksi diali:er yang dapat dipercaya dan efisien, hemodialisa telah menjadi metode yang dominan dalam pengobatan gagal ginjal akut dan kronik di >merika )erikat "5isher U @ilcoE, 1%%9#. /emodialisa memerlukan sebuah mesin dialisa dan sebuah filter khusus yang dinamakan diali:er "suatu membran semipermeabel# yang digunakan untuk membersihkan darah, darah dikeluarkan dari tubuh penderita dan beredar dalam sebuah mesin diluar tubuh. /emodialisa memerlukan jalan masuk ke aliran darah, maka dibuat suatu hubungan buatan antara arteri dan vena "fistula arteriovenosa# melalui pembedahan. 2. Indikasi
(rice dan @ilson "1%%!# menerangkan bah+a tidak ada petunjuk yang jelas berdasarkan kadar kreatinin darah untuk menentukan kapan pengobatan harus dimulai. Kebanyakan ahli ginjal mengambil keputusan berdasarkan kesehatan penderita yang terus diikuti dengan cermat sebagai penderita ra+at jalan. (engobatan biasanya dimulai apabila penderita sudah tidak sanggup lagi bekerja purna +aktu, menderita neuropati perifer atau memperlihatkan gejala klinis lainnya. (engobatan biasanya juga dapat dimulai jika kadar kreatinin serum diatas H mg01 ml pada pria , < mg01 ml pada +anita dan glomeluro filtration rate "GF# kurang dari < ml0menit. (enderita tidak boleh dibiarkan terus menerus berbaring ditempat tidur atau sakit berat sampai kegiatan sehari-hari tidak dilakukan lagi. enurut konsensus (erhimpunan efrologi ?ndonesia "(F?# "2;# secara ideal semua pasien dengan $aju Filtrasi Goal "$FG# kurang dari 1! m$0menit, $FG kurang dari 1 m$0menit dengan gejala uremia0malnutrisi dan $FG kurang dari ! m$0menit +alaupun tanpa gejala dapat menjalani dialisis. )elain indikasi tersebut juga disebutkan adanya indikasi khusus yaitu apabila terdapat komplikasi akut seperti oedem paru, hiperkalemia, asidosis metabolik berulang, dan nefropatik diabetik.
Kemudian 5hiser dan @ilcoE "1%%9# menyebutkan bah+a hemodialisa biasanya dimulai ketika bersihan kreatinin menurun diba+ah 1 m$0menit, ini sebanding dengan kadar kreatinin serum 641 mg0d$. (asien yang terdapat gejala-gejala uremia dan secara mental dapat membahayakan dirinya juga dianjurkan dilakukan hemodialisa. )elanjutnya 5hiser dan @ilcoE "1%%9# juga menyebutkan bah+a indikasi relatif dari hemodialisa adalah a:otemia simtomatis berupa ensefalopati, dan toksin yang dapat didialisis. )edangkan indikasi khusus adalah perikarditis uremia, hiperkalemia, kelebihan cairan yang tidak responsif dengan diuretik "oedem pulmonum#, dan asidosis yang tidak dapat diatasi. 3. Tujuan
enurut /avens dan 5erra "2!# tujuan dari pengobatan hemodialisa antara lain 7 a.
enggantikan fungsi ginjal dalam fungsi ekskresi, yaitu membuang sisa-sisa metabolisme dalam tubuh, seperti ureum, kreatinin, dan sisa metabolisme yang lain.
b.
enggantikan fungsi ginjal dalam mengeluarkan cairan tubuh yang seharusnya dikeluarkan sebagai urin saat ginjal sehat.
c.
eningkatkan kualitas hidup pasien yang menderita penurunan fungsi ginjal.
d.
enggantikan fungsi ginjal sambil menunggu program pengobatan yang lain. 4. Proses Hemodialisa
)uatu mesin hemodialisa yang digunakan untuk tindakan hemodialisa berfungsi mempersiapkan cairan dialisa "dialisat#, mengalirkan dialisat dan aliran darah mele+ati suatu membran semipermeabel, dan memantau fungsinya termasuk dialisat dan sirkuit darah korporeal. (emberian heparin melengkapi antikoagulasi sistemik. 'arah dan dialisat dialirkan pada sisi yang berla+anan untuk memperoleh efisiensi maksimal dari pemindahan larutan. Komposisi dialisat, karakteristik dan ukuran membran dalam alat dialisa, dan kecepatan aliran darah dan larutan mempengaruhi pemindahan larutan "5isher U @ilcoE, 1%%9#. 'alam proses hemodialisa diperlukan suatu mesin hemodialisa dan suatu saringan sebagai ginjal tiruan yang disebut diali:er, yang digunakan untuk menyaring dan
membersihkan darah dari ureum, kreatinin dan :at-:at sisa metabolisme yang tidak diperlukan oleh tubuh. 8ntuk melaksanakan hemodialisa diperlukan akses vaskuler sebagai tempat suplai dari darah yang akan masuk ke dalam mesin hemodialisa "KF, 2H#. )uatu mesin ginjal buatan atau hemodiali:er terdiri dari membran semipermeabel yang terdiri dari dua bagian, bagian untuk darah dan bagian lain untuk dialisat. 'arah mengalir dari arah yang berla+anan dengan arah dialisat ataupun dalam arah yang sama dengan arah aliran darah. 'iali:er merupakan sebuah hollo+ fiber atau capillary diali:er yang terdiri dari ribuan serabut kapiler halus yang tersusun pararel. 'arah mengalir melalui bagian tengah tabung-tabung kecil ini, dan dialisat membasahi bagian luarnya. 'iali:er ini sangat kecil dan kompak karena memiliki permukaan yang luas akibat adanya banyak tabung kapiler "(rice U @ilson, 1%%!#. enurut Aor+in "2# hemodialisa adalah dialisa yang dilakukan di luar tubuh. )elama hemodialisa darah dikeluarkan dari tubuh melalui sebuah kateter masuk ke dalam sebuah mesin yang dihubungkan dengan sebuah membran semipermeabel "diali:er# yang terdiri dari dua ruangan. )atu ruangan dialirkan darah dan ruangan yang lain dialirkan dialisat, sehingga keduanya terjadi difusi. )etelah darah selesai dilakukan pembersihan oleh diali:er darah dikembalikan ke dalam tubuh melalui arterio venosa shunt ">B-shunt#. )elanjutnya (rice dan @ilson "1%%!# juga menyebutkan bah+a suatu sistem dialisa terdiri dari dua sirkuit, satu untuk darah dan satu lagi untuk dialisat. 'arah mengalir dari pasien melalui tabung plastik "jalur arteri0blood line#, melalui diali:er hollo+ fiber dan kembali ke pasien melalui jalur vena. 'ialisat membentuk saluran kedua. >ir kran difiltrasi dan dihangatkan sampai sesuai dengan suhu tubuh, kemudian dicampur dengan konsentrat dengan perantaraan pompa pengatur, sehingga terbentuk dialisat atau bak cairan dialisa. 'ialisat kemudian dimasukan ke dalam diali:er, dimana cairan akan mengalir di luar serabut berongga sebelum keluar melalui drainase. Keseimbangan antara darah dan dialisat terjadi sepanjang membran semipermeabel dari hemodiali:er melalui proses difusi, osmosis, dan ultrafiltrasi. Kemudian menurut (rice dan @ilson "1%%!# komposisi dialisat diatur sedemikian rupa sehingga mendekati komposisi ion darah normal, dan sedikit dimodifikasi agar dapat memperbaiki gangguan cairan dan elektrolit yang sering menyertai gagal ginjal. 8nsur-unsur yang umum terdiri dari aL, KL, AaLL, gLL, Al- , asetat dan glukosa. 8rea, kreatinin, asam urat dan fosfat dapat berdifusi dengan mudah dari darah ke dalam dialisat karena unsur-
unsur ini tidak terdapat dalam dialisat. atrium asetat yang lebih tinggi konsentrasinya dalam dialisat, akan berdifusi ke dalam darah. 5ujuan menambahkan asetat adalah untuk mengoreksi asidosis penderita uremia. >setat dimetabolisme oleh tubuh pasien menjadi bikarbonat. Glukosa dalam konsentrasi yang rendah ditambahkan ke dalam dialisat untuk mencegah difusi glukosa ke dalam dialisat yang dapat menyebabkan kehilangan kalori dan hipoglikemia. (ada hemodialisa tidak dibutuhkan glukosa dalam konsentrasi yang tinggi, karena pembuangan cairan dapat dicapai dengan membuat perbedaan tekanan hidrostatik antara darah dengan dialisat. 8ltrafiltrasi terutama dicapai dengan membuat perbedaan tekanan hidrostatik antara darah dengan dialisat. (erbedaaan tekanan hidrostatik dapat dicapai dengan meningkatkan tekanan positif di dalam kompartemen darah diali:er yaitu dengan meningkatkan resistensi terhadap aliran vena, atau dengan menimbulkan efek vakum dalam ruang dialisat dengan memainkan pengatur tekanan negatif. (erbedaaan tekanan hidrostatik diantara membran dialisa juga meningkatkan kecepatan difusi solut. )irkuit darah pada sistem dialisa dilengkapi dengan larutan garam atau aAl ,% &, sebelum dihubungkan dengan sirkulasi penderita. 5ekanan darah pasien mungkin cukup untuk mengalirkan darah melalui sirkuit ekstrakorporeal "di luar tubuh#, atau mungkin juga memerlukan pompa darah untuk membantu aliran dengan Muick blood "V*# "sekitar 2 sampai < ml0menit# merupakan aliran kecepatan yang baik. /eparin secara terus-menerus dimasukkan pada jalur arteri melalui infus lambat untuk mencegah pembekuan darah. (erangkap bekuan darah atau gelembung udara dalam jalur vena akan menghalangi udara atau bekuan darah kembali ke dalam aliran darah pasien. 8ntuk menjamin keamanan pasien, maka hemodiali:er modern dilengkapi dengan monitor-monitor yang memiliki alarm untuk berbagai parameter "(rice U @ilson, 1%%!#. enurut (F? "2;# +aktu atau lamanya hemodialisa disesuaikan dengan kebutuhan individu. 5iap hemodialisa dilakukan <4! jam dengan frekuensi 2 kali seminggu. /emodialisa idealnya dilakukan 141! jam0minggu dengan V* 24; m$0menit. )edangkan menurut Aor+in "2# hemodialisa memerlukan +aktu ;4! jam dan dilakukan ; kali seminggu. (ada akhir interval 24; hari diantara hemodialisa, keseimbangan garam, air, dan p/ sudah tidak normal lagi. /emodialisa ikut berperan menyebabkan anemia karena sebagian
sel
darah
merah
rusak
dalam
proses
hemodialisa.
(rice dan @ilson "1%%!# menjelaskan bah+a dialisat pada suhu tubuh akan meningkatkan kecepatan difusi, tetapi suhu yang terlalu tinggi menyebabkan hemolisis sel-sel darah merah
sehingga dapat menyebabkan pasien meninggal. obekan pada membran diali:er yang mengakibatkan kebocoran kecil atau masif dapat dideteksi oleh fotosel pada aliran keluar dialisat. /emodialisa rumatan biasanya dilakukan tiga kali seminggu, dan lama pengobatan berkisar dari < sampai H jam, tergantung dari jenis sistem dialisa yang digunakan dan keadaan pasien.
Gambar proses hemodialisis . Kom!likasi Hemodialisa
enurut 5isher dan @ilcoE "1%%9# serta /avens dan 5erra "2!# selama tindakan hemodialisa sering sekali ditemukan komplikasi yang terjadi, antara lain 7 a. Kram otot Kram otot pada umumnya terjadi pada separuh +aktu berja lannya hemodialisa sampai mendekati +aktu berakhirnya hemodialisa. Kram otot seringkali terjadi pada ultrafiltrasi "penarikan cairan# yang cepat dengan volume yang tinggi. b. /ipotensi 5erjadinya hipotensi dimungkinkan karena pemakaian dialisat asetat, rendahnya
dialisat natrium, penyakit jantung aterosklerotik, neuropati otonomik, dan kelebihan tambahan berat cairan. c. >ritmia /ipoksia, hipotensi, penghentian obat antiaritmia selama dialisa, penurunan kalsium, magnesium, kalium, dan bikarbonat serum yang cepat berpengaruh terhadap aritmia pada pasien hemodialisa. d. )indrom ketidakseimbangan dialisa )indrom ketidakseimbangan dialisa dipercaya secara primer dapat diakibatkan dari osmol-osmol lain dari otak dan bersihan urea yang kurang cepat dibandingkan dari darah, yang
mengakibatkan
suatu
gradien
osmotik
diantara
kompartemen-
kompartemen ini. Gradien osmotik ini menyebabkan perpindahan air ke dalam otak yang menyebabkan oedem serebri. )indrom ini tidak la:im dan biasanya terjadi pada pasien yang menjalani hemodialisa pertama dengan a:otemia berat. e. /ipoksemia /ipoksemia selama hemodialisa merupakan hal penting yang perlu dimonitor pada pasien yang mengalami gangguan fungsi kardiopulmonar. f.
(erdarahan 8remia menyebabkan ganguan fungsi trombosit. Fungsi trombosit dapat dinilai dengan mengukur +aktu perdarahan. (enggunaan heparin selama hemodialisa juga merupakan faktor risiko terjadinya perdarahan.
g. Gangguan pencernaan Gangguan pencernaan yang sering terjadi adalah mual dan muntah yang disebabkan karena hipoglikemia. Gangguan pencernaan sering disertai dengan sakit kepala. h. ?nfeksi atau peradangan bisa terjadi pada akses vaskuler. i.
(embekuan darah bisa disebabkan karena dosis pemberian heparin yang tidak adekuat ataupun kecepatan putaran darah yang lambat.
". Kontra Indikasi
enurut 5hiser dan @ilcoE "1%%9# kontra indikasi dari hemodialisa adalah hipotensi yang tidak responsif terhadap presor, penyakit stadium terminal, dan sindrom otak organik. )edangkan menurut (F? "2;# kontra indikasi dari hemodialisa adalah tidak mungkin didapatkan akses vaskuler pada hemodialisa, akses vaskuler sulit, instabilitas hemodinamik dan koagulasi. Kontra indikasi hemodialisa yang lain diantaranya adalah penyakit al:heimer, demensia multi infark, sindrom hepatorenal, sirosis hati lanjut dengan ensefalopati dan keganasan lanjut "(F?, 2;#.
BAB M;NI-;RIN+ DAN EALUASI
A. Monitoing $an E
onitoring yang dapat dilakukan pada pasien gagal ginjal adalah memonitoring asupan makanan pasien apakah sudah sesuai dengan diet yang diberikan atau tidak. )elain itu juga dapat memonitor asupan protein, karbohidrat, cairan dan kalori. /asil evaluasi yang diharapkan adalah kadar ureum dan kreatinin plasma baik, diba+ah 1! mg0dl dan evaluasi ?5 yang sesuai. >pakah dietnya sudah sesuai dengan standar yang disesuaikan dengan ureum, kreatinin dan ?5. Pika terapi medika mentosa dan diet tidak ada perbaikan perlu pertimbangan hemodialisa. B. Kesim'*lan
1. (revalensi Gagal ginjal di ?ndonesia semakin meningkat