BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan kekebalan tubuh bagi seseorang terhadap infeksi suatu penyakit.1 Imunisasi terbukti mampu mengen mengendali dalikan kan dan menghi menghilan langka gkan n penyak penyakit it menula menularr yang yang mengan mengancam cam nyawa dan diperkirakan kurang lebih 2 sampai 3 juta kematian mengalami penurunan setiap tahunnya. Ini merupakan salah satu investasi kesehatan yang paling hemat dengan strategi yang telah terbukti dan mudah diakses oleh siapapun.(2) emban embangun gunan an nasion nasional al jangka jangka panjan panjang g menitik menitikber beratka atkan n pada pada kualita kualitass hidup hidup sumber sumber daya daya manusi manusiaa yang yang prima. prima. !ntuk itu kita kita bertum bertumpu pu pada pada generasi muda yang memerlukan asuhan dan perlindungan terhadap penyakit yang yang dapa dapatt meng mengha hamb mbat at tumb tumbuh uh kemb kemban angn gny ya menu menuju ju dewa dewasa sa yang ang berkualitas tinggi guna meneruskan pembangunan nasional jangka panjang tersebut.(3) "asa "asa balita balita merupa merupakan kan period periodee emas emas pertum pertumbuh buhan an fisik# fisik# intelek intelektua tual# l# mental dan emosional anak# dimana pemenuhan kebutuhan akan asah# asih dan asuh melalui pemenuhan aspek fisik hingga biologis (gi$i# kebersihan# imunisasi# vitamin % dan pelayanan kesehatan yang bermutu)# kasih sayang dan dan stim stimul ulas asii
yang ang
memad emadai ai pad pada
usia sia
balit alitaa
akan akan menin ening gkatk katkan an
kelangsungan hidup anak dan mengoptimalkan kualitas anak sebagai generasi penerus Indonesia. &amun sebaliknya masa balita juga periode kritis di mana segala segala bentuk bentuk penyak penyakit# it# kekura kekuranga ngan n gi$i# gi$i# serta serta kekura kekuranga ngan n kasih kasih sayang sayang maupun kekurangan stimulasi pada usia ini akan membawa dampak negatif yang menetap sampai masa dewasa bahkan sampai usia lanjut. 'alita yang mengalami hambatan atau gangguan pertumbuhan dan perkembangan akan berdampak pada periode kehidupan selanjutnya.(2) rogra rogram m pengem pengemban bangan gan imunis imunisasi asi merupa merupakan kan salah salah satu kegiata kegiatan n yang mendapat mendapat prioritas prioritas dalam sistem kesehatan kesehatan nasional. nasional. rogram rogram ini bertujuan untuk melindungi bayi dan balita dari 3I (enyakit yang dapat
1
dicegah dengan imunisasi) seperti '*# difteri# pertusis# tetanus# dan campak. iperkirakan 3I merupakan penyebab dari sekitar +, kematian bayi dan - kematian balita per 1/// kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. (2) %ngka kematian bayi (%0' atau I") dalam dua dasawarsa terakhir ini menunjukkan penurunan yang bermakna# yaitu apabila pada tahun 11 sampai 1,/ memerlukan sepuluh tahun untuk menurunkan %0' dari 1+2 menjadi 112 per 1/// kelahiran hidup dan hanya dalam kurun waktu lima tahun# yaitu tahun 1,- sampai 1/ Indonesia berhasil menurunkan %0' dari 1 menjadi -+ dan bahkan dari data 2//1 telah menunjukkan angka +, per 1/// per kelahiran hidup. enurunan tersebut diikuti dengan angka kematian balita atau %0%'% yang telah mencapai - per 1/// kelahiran hidup.(3) rest restasi asi yang yang gemi gemilan lang g terseb tersebut ut tida tidak k lain lain dise diseba babk bkan an kare karena na penggunaan teknologi tepat guna guna selama itu# yang memanfaatkan dengan baik 0artu "enuju 4ehat untuk memantau secara akurat tumbuh kembang anak# peningkatan penggunaan %4I# pemberian segera cairan oralit pada setiap kasus diare pada anak dan pemberian imunisasi pada balita sesuai rogram engembanga engembangan n Imunisasi Imunisasi (I) yaitu dengan '*5# olio# olio# 6epatitis 6epatitis '# dan *ampak# bahkan pada tahun 1/ Indonesia telah mencapai 7 Universal Child Immunizatio Immunization n (UCI)8 (UCI)8 dengan dengan cakupan cakupan imunis imunisasi asi sebesar sebesar /9 pada pada anak balita. itambah lagi dengan gerakan I& (ekan Imunisasi &asional) terhadap penyakit olio pada tahun 1-:1:1 secara berturut:turut dan serentak diseluruh tanah air.(3) 'erdas 'erdasark arkan an studi studi yang yang dilaku dilakukan kan## terny ternyata ata sampai sampai saat ini setiap setiap tahunn tahunnya ya masih masih terdapat terdapat jutaan jutaan anak anak yang yang tertula tertularr penyak penyakit it ; penyak penyakit it menular tersebut dengan akibat sekitar 12/./// kematian# atau 1 anak setiap - menit. kelompok penyakit infeksi merupakan penyebab 2 kematian pada sebagia sebagian n kasus kasus (+2#9 (+2#9)# )# yaitu yaitu melipu meliputi ti 3 kematia kematian n per 1/// 1/// pendud penduduk. uk. enyakit ; penyakit yang dominan pada kelompok ini adalah penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi seperti difteri# polio# tuberculosis# campak dan tetanus. tetanus. %ngka %ngka kematian kematian akibat tetanus tetanus adalah 1#39# 1#39# sedangkan difteri# polio# dan campak sebesar #+9. (+) "eningkatnya angka
2
kematian ini dapat dicegah secara dini dengan pemberian imunisasi dasar lengkap yang terdiri dari 1 dosis '*5# 3 dosis # 3 dosis polio# 3 dosis 6epatitis ' dan 1 dosis *ampak sebelum berumur 1 tahun. 4uatu desa telah mencapai target !niversal *hild Imuni$ation (!*I) apabila < ,/9 atau lebih bayi di desa tersebut mendapat imunisasi dasar lengkap.(-)
5rafik 1. resentasi imunisasi dasar lengkap di Indonesia 'erdas 'erdasark arkan an hasil hasil survey survey 40I 40I terhad terhadap ap capaia capaian n imunis imunisasi asi dasar dasar lengkap secara nasional# rovinsi 5orontalo mencapai ,#19 imunisasi dasar lengkap# rovinsi 5orontalo masih menempati urutan ke 1- terendah dari seluruh rovinsi yang ada di Indonesia (5rafik 1). (-)
!ntuk !ntuk capaian capaian !*I rovin rovinsi si 5oront 5orontalo alo tahun tahun 2/12 2/12 berdas berdasark arkan an laporan program 0abupaten = 0ota se rovinsi 5orontalo #9# angka ini mengalami peningkatan dari tahun 2/1/ yang mencapai -/#9# capaian ini meningkat lagi di tahun 2/11 yang mencapai 3#29. esa=0elurahan yang
3
mencapai !*I tahun 2/12 tertinggi di laporkan oleh 0abupaten 5orontalo sebanyak 131 desa (1//9) yang mencapai !*I dan terendah dilaporkan 0abupaten 5orontalo !tara dari 123 desa hanya 3 desa (-#39) yang mencapai !*I. 0ota 5orontalo yang merupakan Ibu 0ota rovinsi 5orontalo masih berada pada level ,/9# bahkan presentasi kelengkapan Imunisasi dasar lengkapnya
menurun
pada tahun
2/11 dibandingkan dengan tahun
sebelumnya. ata ini masih jauh di bawah target nasional yang harus mencapai ,9 desa !*I. (+#-) 4eiring dengan menurunnya angka kesakitan dan kematian anak pada umumnya maka kualitas hidup bangsa akan meningkat pula. "eskipun demikian usia anak di bawah 1- tahun masih merupakan kelompok penduduk yang sangat besar dan memerlukan perhatian yang lebih besar lagi. 6asil penelitian di dunia mengatakan bahwa angka kelahiran dan usia harapan hidup di suatu negara berkaitan# yaitu makin rendah angka kelahiran maka makin tinggi usia harapan hidup. !ntuk itu pencegahan terhadap penyakit infeksi maupun upaya yang menentukan situasi yang kondusif untuk itu mutlak harus dilakukan pada anak dalam tumbuh kembangnya sedini mungkin guna dapat mempertahankan kualitas hidup yang prima menuju dewasa. emikian pula perhitungan ekonomi mengatakan bahwa pencegahan adalah suatu cara perlindungan yang paling efektif dan jauh lebih murah daripada mengobati apabila sudah terserang penyakit dan memerlukan perawatan rumah sakit.(3) 6endrik >.'lum menyatakan faktor:faktor yang mempengaruhi kesehatan individu berdasarkan besarnya pengaruh secara berurutan# meliputi faktor lingkungan# faktor perilaku kesehatan# pelayanan kesehatan# dan faktor keturunan yang saling mempengaruhi satu sama lain. 4tatus kesehatan akan optimal jika keempat dimensi tersebut secara bersama:sama berada dalam kondisi optimal. ?ika satu faktor terganggu (tidak optimal)# status kesehatan juga cenderung akan tidak optimal. engan kata lain# intervensi terhadap kesehatan seharusnya ditujukan pada keempat faktor tersebut. ingkat kepatuhan imunisasi dapat meningkatkan nilai cakupan imunisasi sehingga diperlukan suatu kajian tentang analisis faktor mengenai
4
faktor yang mempengaruhi kepatuhan sehingga didapatkan strategi untuk meningkatkan tingkat kepatuhan para ibu terhadap imunisasi bayinya. 'eberapa penelitian telah dilakukan terkait dengan kepatuhan imunisasi di beberapa negara lain# akan tetapi# tidak banyak literatur yang ditemukan mengenai kepatuhan yang mempengaruhi angka cakupan imunisasi di Indonesia. emuan yang masih terbatas tersebut perlu dilakukan kajian lebih mendalam untuk mendapatkan analisis yang lebih tajam tentang faktor:faktor tersebut# misalnya karakteristik orang tua dan anak# karakteristik layanan kesehatan atau keadaan populasi dalam masyarakat. ?ika telah ditemukan faktor dominan yang mempengaruhi kepatuhan imunisasi# maka akan bisa ditentukan strategi untuk meningkatkan kepatuhan yang berdampak pada peningkatan angka cakupan imunisasi. 1.2 Rumusan Masalah
ari uraian di atas dapat disusun rumusan masalah yaitu@ Aaktor:faktor apa sajakah yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi dasar lengkap pada penduduk 0ecamatan 0ota engah# 0ota 5orontalo# rovinsi 5orontalo.
1.3 Tujuan Peneltan 1.3.1 Tujuan Umum !ntuk mengetahui faktor:faktor yang mempengaruhi kelengkapan
imunisasi dasar lengkap pada penduduk 0ecamatan 0ota engah# 0ota 5orontalo# rovinsi 5orontalo. A.3.2 Tujuan !husus %.
!ntuk mengetahui prevalensi imunisasi dasar lengkap di 0ecamatan 0ota engah# 0ota 5orontalo# rovinsi 5orontalo pada bulan ?uni 2/1-
'.
!ntuk mengetahui hubungan antara faktor karakteristik demografi (kelompok umur# pendapatan# jenjang pendidikan# status bekerja) dengan kelengkapan imunisasi dasar lengkap
*.
!ntuk mengetahui hubungan antara faktor lingkungan (faktor dukungan sosial dan faktor kemudahan transportasi) dengan kelengkapan imunisasi dasar lengkap
5
.
!ntuk mengetahui hubungan antara faktor pelayanan kesehatan (faktor perawatan prenatal# faktor pengalaman imunisasi anak sebelumnya# faktor informasi dari petugas kesehatan# faktor dukungan
dari
profesi
kesehatan#
dan
faktor
kepuasan
pelayanan) dengan kelengkapan imunisasi dasar lengkap 1." Man#aat Peneltan
a. 'agi enelitiB 6asil penelitian ini diharapkan dapat menambahkan pengalaman dan wawasan bagi penulis dalam meneliti secara langsung di lapangan mengenai imunisasi dasar lengkap. b. 'agi "asyarakatB 6asil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai masukan bagi para
dokter#
petugas
kesehatan
dan
pengambil
kebijakan
untuk
menigkatkan angka kelengkapan imunisasi dasar lengkap di masyarakat. b. 'agi Institusi endidikanB 6asil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dan referensi dalam proses belajar mengajar dan dapat meningkatkan kualitas pendidikan bagi mahasiswa=mahasiswi kedokteran
6
BAB II TIN$AUAN PU%TA!A 2.3 2.3.1
Imunsas De#ns Imunisasi adalah cara memberikan perlindungan spesifik terhadap
patogen yang paling umum dan merusak. "ekanisme imunitas tergantung pada lokasi patogen dan juga mekanisme patogenesis.(+#-) 0ata imun berasal dari bahasa latin immunitas yang berarti pembebasan (kekebalan) yang diberikan kepada para senator romawi selama masa jabatan mereka terhadap kewajiban sebagai warga negara biasa dan terhadap dakwaan. alam sejarah# istilah ini kemudian berkembang sehingga pengertiannya berubah menjadi perlindungan terhadap penyakit dan lebih spesifik lagi terhadap penyakit menular. (+) 4istem imun adalah suatu sistem dalam tubuh yang terdiri atas sel:sel serta produk $at:$at yang dihasilkanya yang bekerja sama secara kolektif dan terkoordinasi untuk melawan bendah asing# seperti kuman:kuman penyakit atau racunnya yang masuk dalam tubuh. (+) Imunisasi adalah suatu usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak terhadap penyakit tertentu. 4edangkan vaksin adalah satu kuman atau racun kuman yang dimasukan kedalam tubuh bayi atau anak yang disebut antigen. alam tubuh# antigen akan bereaksi dengan antibodi sehingga akan terjadi kekebalan. ?uga ada vaksin yang dapat langsung menjadi racun terhadap kuman yang disebut antitoksin. (+) Imunisasi adalah cara untuk meningkatkan kekebalan (imunitas)# bila terpajang antigen atau kuman penyakit.
(+)
. rinsip dasar pemberian
imunisasi adalah@ a. 'ila ada antigen (kuman# bakteri# virus# parasit# racun) memasuki tubuh maka tubuh akan berusaha menolaknya# tubuh membuat $at b.
anti berupa anti bady atau anti toCin. eaksi tubuh pertama kali terhadap antigen berlangsung secara lambat dan lemah# sehingga tak cukup banyak antibody yang
c.
terbentuk. ada reaksi atau respon yang kedua# ketiga dan seterusnya tubuh sudah mulai lebih mengenal jenis antigen tersebut.
7
d.
4etelah beberapa waktu# jumlah $at anti dalam tubuh akan berkurang. !ntuk mempertahankan agar tetap kebal# perlu diberikan
e.
antigen atau suntikan imunisasi ulang. 0adar antibodi yang tinggi dalam tubuh menjamin anak akan sulit untuk terserang penyakit.
(+)
Itulah sebabnya pada beberapa jenis penyakit yang dianggap berbahaya dilakukan tindakan imunisasi atau vaksinasi. 6al ini dimaksudkan sebagai tindakan pencegahan agar tubuh tidak terjangkit penyakit tersebut atau seandainya terkenapun tidak akan menimbulkan akibat yang fatal.
(+)
'anyak faktor penyebab ketidakberhasilan imunisasi. ari faktor anak bisa disebabkan umur bayi pada waktu diberiakn imunisasi# status gi$i# masih adanya antibodi maternal dari ibu pada waktu imunisasi diberikan. ari faktor lingkungan yang dipengaruhi adalah sanitasi lingkungan# tingkat kepadatan pendudukan yang menyebabkan mudahnya terjadinya penularan. (+#-)
4ebaiknya# pemberian imunisasi pada anak mengikuti jadwal yang ada. engan memberikan imunisasi sesuai jadwal yang telah ditetapkan memberikan hasil pembentukan kekebalan (antibody) yang optimal sehingga dapat melindungi anak dari paparan penyakit. i Indonesia# jadwal imunisasi di keluarkan oleh kementrian kesehatan I# yang mengharuskan orang tua memberiakan - imunisasi dasar lengkap yaitu 6epatitis '# olio# # '*5# dan *ampak.
(+#)
2.3.2 Tujuan Imunsas rogram imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan kepada
seseorang agar dapat mencegah penyakit# kecacatan serta kematian yang disebabkan oleh penyakit yang sering berjangkit dan menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat (populasi) atau bahkan menghilangkan penyakit tertentu dari dunia. 4ecara umum tujuan imunisasi antara lain@ (3#+) (1) "elalui imunisasi# tubuh tidak mudah terserang penyakit menular (2) Imunisasi sangat efektif mencegah penyakit menular (3) Imunisasi menurunkan angka morbiditas (angka kesakitan) dan mortalitas (angka kematian) pada balita.
8
2.3.3 Man#aat Imunsas &"' 1. !ntuk %nak @ mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit#
dan kemungkinan cacat atau kematian 2. !ntuk 0eluarga @ menghilangkan
kecemasan
dan
psikologi
pengobatan bila anak sakit. 3. !ntuk &egara @ memperbaiki tingkat kesehatan# menciptakan bangsa yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan negara. 2.3." $ens($ens Imunsas Imunisasi ada 2 macam# yaitu (+) (1) Imunisasi %ktif "erupakan pemberian suatu bibit penyakit yang telah
dilemahkan (vaksin) agar nantinya sistem imun tubuh berespon spesifik dan memberikan suatu ingatan terhadap antigen ini# sehingga ketika terpapar lagi tubuh dapat mengenali dan meresponnya. alam imunisasi aktif# terdapat beberapa unsur: unsur vaksin# yakni a) Daksin dapat berupa organism yang secara keseluruhan dimatikan b) engawet# stabilisator# atau antibiotik. c) *airan pelarut dapat berupa air steril atau cairan kultur jaringan. d) %djuvan# berupa garam aluminium. (2) Imunisasi asif "erupakan suatu proses peningkatan kekebalan tubuh dengan cara pemberian $at immunoglobulin yaitu $at yang dihasilkan melalui suatu proses infeksi yang dapat berasal dari plasma manusia.
2.3.)
Pr*se+ur Imunsas rosedur imunisasi dimulai dari menyiapkan dan membawa vaksin#
mempersiapkan anak dan orangtua# tekhnik penyuntikkan yang aman# pencatatan# pembuangan limbah# sampai pada tekhnik penyimpanan dan penggunaan sisa vaksin dengan benar. enjelasan kepada orang tua serta pengasuhnya sebelum dan setelah
imunisasi perlu dipelajari pula.
engetahuan tentang kualitas vaksin yang masih boleh diberikan pada bayi= anak perlu mendapat perhatian. !kuran jarum# lokasi suntikan# cara 9
mengurangi ketakutan dan rasa nyeri pada anak juga perlu diketahui. Imunisasi perlu dicatat dengan lengkap# termasuk keluhan kejadian ikutan pasca imunisasi. (3#+#) 2.3., Tem-at %untkan ang Danjurkan aha anterolateral adalah bagian tubuh yang dianjurkan untuk vaksinasi
pada bayi:bayi dan anak:anak umur dibawah 12 bulan. egion deltoid adalah alternative untuk vaksinasi pada anak:anak yang lebih besar (mereka yang dapat berjalan) dan orang dewasa. (3#+#) 4ejak akhir 1,/# E6F telah memberi rekomendasi bahwa daerah anterolateral paha adalah bagian yang dianjurkan untuk vaksinasi bayi: bayidan tidak pada pantat (daerah gluteus) untuk menghindari resiko kerusakan saraf iskhiadika (nervus ischiadicus). (3#+#) esiko kerusakan saraf ischiadika akibat suntikan di daerah gluteus lebih banyak dijumpai pada bayi karena variasi posisi saraf tersebut# masa otot lebih tebal# sehingga pada vaksinasi dengan suntikan intramuscular di daerah gluteal dengan tidak disengaja menghasilkan suntikan subkutan dengan reaksi local yang lebih berat. Daksinasi hepatitis ' dan rabies bila disuntikkan di daerah gluteal kurang imunogenikB hal ini berlaku untuk semua umur. 4edangkan untuk vaksin '*5# harus disuntik pada kulit diatas insersi otot deltoid (lengan atas)# sebab suntikan:suntikan diatas puncak pundak memberi resiko terjadinya keloid. (3#+#) 2.3./
P*ss Anak +an L*kas %untkan %lasan memilih otot vastus lateralis pada bayi dan anak umur di bawah
12 bulan adalah@ (3#+#) :
"enghindari resiko kerusakan saraf ischiadika pada suntikan daerah gluteal.
:
aerah deltoid pada bayi dianggap tidak cukup tebal untuk menyerap suntikan secara adekuat.
:
4ifat imunogenesitas vaksin hepatitis ' dan rabies berkurang bila disuntikkan di daerah gluteal.
:
"enghindari resiko reaksi local dan terbentuk pembengkakan ditempat suntikan yang menahun.
10
:
"enghindari lapisan lemak subkutan yang tebal pada paha bagian anterior.
2.3.0 Pemeran +ua atau leh aksn -a+a har ang sama emberian vaksin:vaksin yang berbeda pada umur yang sesuai# boleh
diberikan pada hari yang sama. Daksin inactivated dan vaksin virus hidup# khususnya vaksin yang dianjurkan dalam jadwal imunisasi# pada umumnya dapat diberikan pada lokasi yang berbeda saat hari kunjungan yang sama. "isalnya pada kesempatan yang sama dapat diberikan vaksin:vaksin # 6ib# hepatitis '# dan polio. (3#+#) >ebih dari satu macam vaksin virus hidup dapat diberikan pada hari yang sama# tetapi apabila hanya satu macam yang diberikan# vaksin virus hidup yang kedua tidak boleh diberikan kurang dari 2 minggu dari vaksin yang pertama# sebab respons terhadap vaksin yang kedua mungkin telah banyak berkurang. Daksin:vaksin yang berbeda tidak boleh dicampur dalam satu semprit. Daksin:vaksin yang berbeda yangdiberikan pada seseorang pada hari yang sama harus disuntikkan pada lokasi yang berbeda dengan menggunakan semprit yang berbeda. (3#+#) 2.3. !*ntra In+kas Pemeran Imunsas 0ontra indikasi dalam pemberian imunisasi ada 3# yakni (3#+#) (1) %nafilaksis atau reaksi hipersensitivitas yang hebat merupakan
kontra indikasi mutlak terhadap dosis vaksin berikutnya. iwayat kejang demam dan panas lebih dari 3, o* merupakan kontraindikasi pemberian atau 6'1 dan campak. (2) ?angan berikan vaksin '*5 kepada bayi yang menunjukkan tanda: tanda dan gejala %I4# sedangkan vaksin yang lain sebaiknya diberikan. (3) ?ika orang tua sangat berkeberatan terhadap pemberian imunisasi kepada bayi yang sakit# lebih baik jangan diberikan vaksin# tetapi mintalah ibu kembali lagi ketika bayi sudah sehat. enanganan bagi bayi yang mengalami kondisi sakit# sebaiknya tetap diberikan imunisasi@ (3#)
11
(1) ada bayi yang mengalami alergi atau asma imunisasi masih bias diberikan. 0ecuali jika alergi terhadap komponen khusus dari vaksin yang diberikan. (2) 4akit ringan seperti infeksi saluran pernapasan atau diare dengan suhu dibawah 3,#- o* (3) iwayat keluarga tentang peristiwa yang membahayakan setelah imunisasi. (+) engobatan antibiotik# masih bisa dibarengi dengan imunisasi (-) ugaan infeksi 6ID atau positif terinfeksi 6ID dengan tidak menunjukkan tanda:tanda dan gejala %I4# jika menunjukkan tanda:tanda dan gejala %I4 kecuali imunisasi '*5# imunisasi yang lain tetap diberikan. () %nak diberi %4I. () 'ayi yang menderita penyakit kronis seperti penyakit jantung kronis# paru:paru# ginjal atau liver (,) ada penderita ownGs 4yndrome atau pada anak dengan kondisi saraf yang stabil. () 'ayi premature atau ''> (1/) 4ebelum atau pasca operasi (11) 0urang gi$i (12) iwayat sakit kuning saat kelahiran 2.3.14
Imunsas 5aj6 Pr*gram Pengemangan Imunsas &PPI' Imunisasi yang diwajibkan meliputi '*5# polio# hepatitis '# dan
campak.
12
5ambar. ?adwal imunisasi dasar lengkap (3) 2.3.14.1
B78&36"' 'acille *almete:5uerin adalah vaksin hidup yang dibuat dari
"ycobacterium 'ovis yang dibiak berulang selama 1:3 tahun sehingga didapatkan basil yang tidak virulen tetapi masih mempunyai imunogenitas. Daksinasi '*5 menimbulkan sensitivitas terhadap tuberculin. Imunisasi '*5 diberikan pada umur sebelum 3 bulan. &amun untuk mencapai cakupan yang lebih luas# epartemen 0esehatan menganjutkan pemberian imunisasi '*5 pada umur antara /:12 bulan. osis /#/- ml untuk bayi kurang dari 1 tahun dan /#1 ml untuk anak (<1 tahun). Daksin '*5 diberikan secara intrakutan di daerah lengan kanan atas pada insersio ".eltoideus sesuai anjuran E6F# tidak ditempat lain (bokong# paha). Daksin '*5 tidak dapat mencegah infeksi tuberculosis# namun dapat mencegah komplikasinya. %pabila '*5 diberikan pada umur
13
lebih dari 3 bulan# sebaiknya dilakukan uji tuberculin terlebih dahulu. Daksin '*5 diberikan apabila uji tuberculin negatif.. Hfek proteksi timbul ,:12 minggu setelah penyuntikkan. 'erhubungan dengan beberapa faktor yaitu mutu vaksin yang dipakai# lingkungan dengan "ycobacterium atipik atau faktor pejamu (umur# keadaan gi$i dan lain:lain. Daksin '*5 tidak boleh terkena sinar matahari# harus disimpan pada suhu 2:,/*# tidak boleh beku. Daksin yang telah dienccerkan harus dipergunakan dalam waktu , jam. Kejadian ikutan pasca imunisasi vaksinasi BCG(3,4) enyuntikan '*5 intradermal akan menimbulkan ulkus local yang superficial 3 minggu setelah penyuntikkan. !lkus tertutup krusta# akan sembuh dalam 2:3 bulan# dan meninggalkan parut bulat dengan diameter +:, mm# apabila dosis terlalu tinggi maka ulkus yang timbul lebih besar# namun apabila penyuntikkan terlalu dalam maka parut yang terjadi tertarik ke dalam. 1. >imfadenitis >imfadenitis supuratif di aksila atau di leher kadang: kadang dijumpai setelah penyuntikan '*5. >imfadenitis akan sembuh sendiri# jadi tidak perlu diobati. %pabila limfadenitis melekat pada kulit atau timbul fistula maka dapat dibersihkan (drainae) dan diberikan obat anti tuberculosis oral. emberian obat anti tuberculosis sistemik tidak efektif. 2. '*5:itis diseminasi ?arang
terjadi#
seringkali
berhubungan
dengan
imunodefisiensi berat. 0omplikasi lainnya adalah eritema nodosum# iritis# lupus vulgaris dan osteomielitis. 0omplikasi ini harus diobati dengan kombinasi obat anti tuberculosis. Kontra indikasi BCG(3,4) :
eaksi uji tuberculin <- mm.
:
"enderita infeksi 6ID atau dengan resiko tinggi infeksi 6ID# imunokompromais akibat penggunaan kortikosteroid# obat
14
imunosupresif#
mendapat
pengobatan
radiasi#
penyakit
keganasan yang mengenai sumsum tulang atau system limfe. :
"enderita gi$i buruk.
:
"enderita demam tinggi.
:
"enderita infeksi kulit yang luas.
:
ernah sakit tuberculosis.
:
0ehamilan.
!ekomendasi(3,4) :
'*5 diberikan pada bayi 2bulan.
:
ada bayi yang kontak erat dengan penderita ' denagn '% J3 sebaiknya diberikan I&6 profilaksis dulu# apabila pasien kontak sudah tenang bayi dapat diberi '*5.
2.3.14.2
HEPATITI% B&36"6/' E6F merekomendasikan pemberian vaksin hepatitis ' (hep ')
harus segera diberikan setelah lahir dalam waktu 2+ jam pertama tanpa mengetahui status 6bs%g dari ibu# mengingat vaksinasi hepatitis ' merupakan upaya pencegahan yang sangat efektif untuk memutuskan rantai penularan melalui transmisi maternal dari ibu kepada bayinya. 6asil penelitian >i$a Aitria# dkk dalam jurnal ediatrica Indonesiana yang diterbitkan pada bulan &overmber 2/1/ dengan judul 7 In"luence o" #epatitis B Immunization to prevent vertical transmission o" #ep$B virus in in"ants %orn "rom #ep$B positive "other8 menjelaskan bahwa efektivitas dari imunisasi hepatitis ' untuk mencegah penularan penyakit hepatitis ' pada bayi adalah ,/:-9. Daksin diberikan secara intramuscular dalam. ada neonatus dan bayi diberikan di anterolateral paha# sedangkan pada anak besar dan dewasa# diberikan di region deltoid Imunisasi akti" (3#+#:) :
Imunisasi hep':1 diberikan sedini mungkin (dalam waktu 12 jam) setelah lahir.
15
:
Imunisasi hep':2 diberikan setelah 1 bulan (+ minggu) dari imunisasi hep':1 yaitu saat bayi berumur 1 bulan. !ntuk mendapat respon imun optimal# interval imunisasi hep':2 dengan hep':3 minimal 2 bulan# terbaik - bulan. "aka imunisasi hep':3 diberikan pada umur 3: bulan.
:
'ila sesudah dosis pertama# imunisasi terputus# segera berikan
imunisasi
kedua.
4edangkan
imunisasi
ketiga
diberikan dengan jarak terpendek 2 bukan dari imunisasi kedua. :
'ila
dosis
ketiga
terlambat#
diberikan segera
setelah
memungkinkan. :
'ayi lahir dari ibu dengan 6bs:%g yang tidak diketahui# hep':1 harus diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir dan dilanjutkan pada umur 1 bulan dan 3: bulan. %pabila semula status 6bs:%g ibu tidak diketahui dan ternyata dalam perjalanan selanjutnya diketahui ibu dengan 6bs:%g positif# maka ditambahkan hepatitis ' immunoglobulin (6'Ig) /#ml sebelum bayi berumur hari.
:
'ayi lahir dari ibu dengan 6bs:%g positif# diberikan vaksin hep':1 dan 6'Ig /#- ml secara bersamaan dalam waktu 12 jam setelah lahir.
:
%nak dari ibu pengidap hepatitis '# yang telah memperoleh imunisasi dasar 3C pada masa bayi# maka pada saat usia tahun tidak perlu imunisasi ulang (booster). 6anya dilakukan pemeriksaan kadar anti 6's
:
%pabila sampai dengan usia - tahun anak belum pernah memperoleh
imunisasi
hepatitis
'#
maka
secepatnya
diberikan imunisasi 6ep ' dengan jadwal 3C pemberian (catch up vaccination). Catch up vaccination merupakan upaya imunisasi pada anak atau remaja yang belum pernah di imunisasi atau terlambat < 1 bulan dari jadwal yang seharusnya. 0husus pada imunisasi hepatitis '# imunisasi
16
catch up ini diberikan dengan interval minimal + minggu antara dosis pertama dan kedua# sedangkan interval antara dosis kedua dan ketiga minimal , minggu atau 1 minggu sesudah dosis pertama. :
!langan imunisasi (hep':+) dapat dipertimbangkan pada umur 1/:12 tahun# apabila kadar pencegahan belum tercapai (anti 6bs 1/Kg=ml).
Imunisasi pasi" (3#+#:) 6epatitis ' immune globulin (6'Ig) dalam waktu singkat akan memeberikan proteksi meskipun hanya untuk jangka pendek (3: bulan). 6'Ig hanya diberikan pada kondisi pasca paparan. 4ebaiknya 6'Ig diberikan bersama vaksin D6' sehingga proteksinya berlangsung lama. ada needle stick injury maka diberikan 6'Ig /#/ ml=kg maksimum - ml dalam +, jam pertama setelah kontak. ada penularan dengan cara kontak seksual 6'Ig diberikan /#/ ml=kg maksimum - ml dalam waktu 1+ hari sesudah kontak terakhir. &"ek sampin (3,4) !mumnya berupa reaksi local yang ringan dan bersigat sementara. 0adang:kadang dapat menimbulkan demam ringan untuk 1:2 hari. Kontra indikasi(3,4) idak ada kontra indikasi yang absolute. 2.3.14.3
DT9P &9h*le(:ell -ertusss' +an DTa- &a:elluler -ertusss' &36"60' 'erdasarkan pandangan ?ames . *herry# " dalam 'he e
&nland *ournal o" +edicine imunisasi a harus dimulai dari usia muda dengan interval yang rendah di tiap dosisnya. alam jurnal tersebut
disebutkan
bahwa
pada
dasarnya
ibu
hamil
harus
mendapatkan imunisasi untuk menurunkan resiko terjadinya penularan pertusis pada saat melahirkan dan dapat memberikan perlindungan kurang lebih 1:2 bulan.
17
Imunisasi primer diberikan 3 kali sejak umur 2 bulan ( tidak boleh diberikan sebelum umur minggu) dengan interval +:, minggu. Interval terbaik diberikan , minggu# jadi :1 diberikan pada umur 2 bulan# :2 pada umur + bulan dan :3 pada umur bulan. !langan booster selanjutnya diberikan satu tahun setelah :3 yaitu pada umur 1,:2+ bulan dan :- pada saat masuk sekolah umur - tahun. ada booster umur - tahun harus tetap diberikan vaksin dengan komponen pertusis (sebaiknya diberikan a untuk mengurangi demam pasca imunisasi) mengingat kejadian pertusis pada dewasa muda meningkat akibat ambang proteksi telah sangat rendah sehingga dapat menjadi sumber penularan pada bayi dan anak. :- diberikan pada kegiatan imunisasi di sekolah dasar. !langan : diberikan pada 12 tahun# mengingat masih dijumpai kasus difteria pada umur lebih dari 1/ tahun. osis w atau a atau adalah /#- ml# intramuscular# baik untuk imunisasi dasar maupun ulangan. ?adwal untuk imunisasi rutin pada anak# dianjurkan pemberian dosis pada usia 2#+##1-:1, bulan dan usia - tahun atau saat masuk sekolah. osis ke + harus diberikan sekurang:kurangnya bulan setelah dosis ke 3. kombinasi toksoid difteria dan tetanus () yang mengandung 1/:12 >f dapat diberikan pada anak yang memiliki kontra indikasi terhadap pemberian yang pertusis. Kejadian ikutan pasca imunisasi '- (3,4) :
eaksi lokal kemerahan# bengkak dan nyeri pada lokasi injeksi terjadi pada separuh penerima .
:
roporsi emam ringan dengan reaksi local sama dan diantaranya dapat mengalami hiperpireksia.
:
%nak gelisah dan menangis terus menerus selama beberapa jam paska suntikan (inconsolable crying).
:
ari suatu penelitian ditemukan adanya kejang demam sesudah vaksinasi yang dihubungkan dengan demam yang terjadi.
18
:
0ejadian ikutan yang paling serius adalah terjadinya ensefalopati akut atau reaksi anafilaksis dan terbukti disebabkan oleh pemberian vaksin pertusis.
Kontra indikasi(3,4) 4aat ini didapatkan dua hal yang diyakini sebagai kontra indikasi mutlak terhadap pemberian vaksin pertusis baik whole cell maupun aselular# yaitu @ :
anafilaksis pada pemberian vaksin sebelumnya.
:
Hnsefalopati sesudah pemberian vaksin pertusis sebelumnya.
:
0eadaan lain dapat dinyatakan sebagai perhatian khusus (precaution). "isalnya pemberian vaksin pertusis berikutnya bila pada pemberian pertama dijumpai riwayat hiperpireksia# keadaan
hipotonik:hiporesponsif
dalam
+, jam# anak
menangis terus menerus selama 3 jam dan riwayat kejang dalam 3 hari sesudah imunisasi iwayat kejang dalam keluarga dan kejang yang tidak berhubungan dengan pemberian vaksin sebelumnya# kejadian ikutan paska imunisasi atau alergi terhadap vaksin bukanlah suatu indikasi kontra terhadap pemberian vaksin a. Ealaupun demikian keputusan untuk pemberian vaksin pertusis harus dipertimbangkan secara individual dengan memperhitungkan keuntungan dan resiko pemberiannya. .aksin pertusis a$seluler (3,4,/) Daksin pertusis aseluler adalah vaksin pertusis yang berisi komponen spesifik toksin dari 'ordetellapertusis yang dipilih sebagai dasar yang berguna dalam patogenesis pertusis dan perannya dalam memicu antibodi yang berguna untuk pencegahan terhadap pertusis secara klinis. 2.3.14."
P;LI;&36"6' oliomielitis atau polio# adalah penyakit paralisis atau lumpuh
yang disebabkan oleh virus. %gen pembawa penyakit ini# sebuah virus
19
yang dinamakan poliovirus (D)# masuk ke tubuh melalui mulut# mengifeksi saluran usus. Dirus ini dapat memasuki aliran darah dan mengalir ke sistem saraf pusat menyebabkan melemahnya otot dan kadang kelumpuhan (paralisis).
5ambar 1. %nak dengan olio () oliovirus adalah virus &% kecil yang terdiri atas tiga strain berbeda dan amat menular. Dirus akan menyerang sistem saraf dan kelumpuhan dapat terjadi dalam hitungan jam. olio menyerang tanpa mengenal usia# lima puluh persen kasus terjadi pada anak berusia antara 3 hingga - tahun. "asa inkubasi polio dari gejala pertama berkisar dari 3 hingga 3- hari. %nak:anak kecil yang terkena polio seringkali hanya mengalami gejala ringan dan menjadi kebal terhadap polio. 0arenanya# penduduk di daerah yang memiliki sanitasi baik justru menjadi lebih rentan terhadap polio karena tidak menderita polio ketika masih kecil. Daksinasi pada saat balita akan sangat membantu pencegahan polio di masa depan karena polio menjadi lebih berbahaya jika diderita oleh orang dewasa. Frang yang telah menderita polio bukan tidak mungkin akan mengalami gejala tambahan di masa depan seperti layu ototB gejala ini disebut sindrom post:polio. ?enis polio@ 1. olio non:paralisis 2. olio paralisis spinal 3. olio bulbar
Imunisasi -olio(3,4)
20
Daksin efektif pertama dikembangkan oleh ?onas 4alk. 4alk menolak untuk mematenkan vaksin ini karena menurutnya vaksin ini milik semua orang seperti halnya sinar matahari. &amun vaksin yang digunakan untuk inokulasi masal adalah vaksin yang dikembangkan oleh %lbert 4abin. Inokulasi pencegahan polio anak untuk pertama kalinya diselenggarakan di ittsburgh# ennsylvania pada 23 Aebruari 1-+. olio hilang di %merika pada tahun 1. 'elum ada pengobatan efektif untuk membasmi polio. enyakit yang dapat menyebabkan kelumpuhan ini# disebabkan virus poliom0elitis yang sangat menular. enularannya bias lewat makanan=minuman yang tercemar virus polio. 'isa juga lewat percikan ludah=air liur penderita polio yang masuk ke mulut orang sehat. Imunisasi polio memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit poliomielitis. olio bisa menyebabkan nyeri otot dan kelumpuhan pada salah satu maupun kedua lengan=tungkai. olio juga bisa menyebabkan kelumpuhan pada otot:otot pernafasan dan otot untuk menelan. olio bisa menyebabkan kematian. erdapat 2 macam vaksin polio@ :
ID (Inactivated olio Daccine# Daksin 4alk)# mengandung virus
polio yang telah dimatikan dan diberikan melalui suntikan. : FD (Fral olio Daccine# Daksin 4abin)# mengandung vaksin hidup yang telah dilemahkan dan diberikan dalam bentuk pil atau cairan. 'entuk trivalen (FD) efektif melawan semua bentuk polio# bentuk
monovalen
("FD)
efektif
melawan
1
jenis
polio.Imunisasi dasar polio diberikan + kali (polio I#II# III# dan ID) dengan interval tidak kurang dari + minggu. Imunisasi polio ulangan diberikan 1 tahun setelah imunisasi polio ID# kemudian pada saat masuk 4 (-: tahun) dan pada saat meninggalkan 4 (12 tahun).
21
i Indonesia umumnya diberikan vaksin 4abin. Daksin ini diberikan sebanyak 2 tetes (/#1 m>) langsung ke mulut anak atau dengan menggunakan sendok yang berisi air gula. osis pertama dan kedua diperlukan untuk menimbulkan respon kekebalan primer# sedangkan dosis ketiga dan keempat diperlukan untuk meningkatkan kekuatan antibodi sampai pada tingkat yang tertinggi. 0epada orang yang pernah mengalami reaksi alergi hebat
(anafilaktik)
setelah
pemberian
ID#
streptomisin#
polimiksin ' atau neomisin# tidak boleh diberikan ID. 4ebaiknya diberikan FD. 0epada penderita gangguan sistem kekebalan (misalnya penderita %I4# infeksi 6ID# leukemia# kanker# limfoma)# dianjurkan untuk diberikan ID. ID juga diberikan kepada orang yang sedang menjalani terapi penyinaran# terapi kanker# kortikosteroid atau obat imunosupresan lainnya. ID bisa diberikan kepada anak yang menderita diare. ?ika anak sedang menderita penyakit ringan atau berat# sebaiknya pelaksanaan imunisasi ditunda sampai mereka benar: benar pulih. ID bisa menyebabkan nyeri dan kemerahan pada tempat penyuntikan# yang biasanya berlangsung hanya selama beberapa hari. "asa inkubasi virus antara :1/ hari. 4etelah demam 2:- hari# umumnya akan mengalami kelumpuhan mendadak pada salah satu anggota gerak. &amun tak semua orang yang terkena virus polio akan mengalami kelumpuhan# tergantung keganasan virus polio yang menyerang dan daya tahan tubuh si anak. Imunisasi polio akan memberikan kekebalan terhadap serangan virus polio. Usia -em%erian1 (3,4) 4aat lahir (/ bulan)# dan berikutnya di usia 2# +# bulan. ilanjutkan pada usia 1, bulan dan - tahun. 0ecuali saat lahir# pemberian vaksin polio selalu dibarengi dengan vaksin . Cara -em%erian1 (3,4) 22
'isa lewat suntikan (Inactivated oliomyelitis Daccine=ID)# atau lewat mulut (Fral oliomyelitis Daccine=FD). i tanah air# yang digunakan adalah FD. &"ek 2ampin1 (3,4) 6ampir tak ada. 6anya sebagian kecil saja yang mengalami pusing# diare ringan# dan sakit otot. 0asusnya pun sangat jarang. apat mungkin terjadi berupa kelumpuhan dan kejang:kejang. Indikasi Kontra1 (3,4) ak dapat diberikan pada anak yang menderita penyakit akut atau demam tinggi (di atas 3, /*)B muntah atau diareB penyakit kanker atau keganasanB 6ID=%I4B sedang menjalani pengobatan steroid dan pengobatan radiasi umumB serta anak dengan mekanisme kekebalan terganggu. 2.3.14.)
7AMPA! &M;RBILLI' &36"6/6614' enyakit *ampak (ubeola# *ampak hari# measles) adalah
suatu infeksi virus yang sangat menular# yang ditandai dengan demam# batuk# konjungtivitis (peradangan selaput ikat mata=konjungtiva) dan ruam kulit. enyakit ini disebabkan karena infeksi virus campak golongan -aram0ovirus
5ambar 2. %nak dengan *ampak 4ebelum vaksinasi campak digunakan secara meluas# wabah campak terjadi setiap 2:3 tahun# terutama pada anak:anak usia pra: sekolah dan anak:anak 4. ?ika seseorang pernah menderita campak# 23
maka seumur hidupnya dia akan kebal terhadap penyakit ini. idak ada pengobatan khusus untuk campak. %nak sebaiknya menjalani tirah baring. !ntuk menurunkan demam# diberikan asetaminofen atau ibuprofen. ?ika terjadi infeksi bakteri# diberikan antibiotik. Daksin campak merupakan bagian dari imunisasi rutin pada anak:anak. Daksin
biasanya
diberikan
dalam
bentuk
kombinasi
dengan
gondongan dan campak ?erman (vaksin ""=mumps# measles# rubella)# disuntikkan pada otot paha atau lengan atas. ?ika hanya mengandung campak# vaksin diberikan pada umur bulan. alam bentuk ""# dosis pertama diberikan pada usia 12:1 bulan# dosis kedua diberikan pada usia +: tahun. selain itu penderita juga harus disarankan untuk istirahat minimal 1/ hari dan makan makanan yang bergi$i agar kekebalan tubuh meningkat. Imunisasi Campak (3,4,56) 4ebenarnya# bayi sudah mendapat kekebalan campak dari ibunya. &amun seiring bertambahnya usia# antibodi dari ibunya semakin menurun sehingga butuh antibodi tambahan lewat pemberian vaksin campak. %palagi penyakit campak mudah menular# dan mereka yang daya tahan tubuhnya lemah gampang sekali terserang penyakit yang disebabkan virus +or%ili ini. !ntungnya# campak hanya diderita sekali seumur hidup. ?adi# sekali terkena campak# setelah itu biasanya tak akan terkena lagi. Imunisasi campak efektif untuk memberi kekebalan terhadap penyakit campak sampai seumur hidup. enyakit campak yang disebabkan oleh virus yang ganas ini dapat dicegah jika seseorang mendapatkan imunisasi campak# minimal dua kali yakni semasa usia ; - bulan dan masa 4 ( ; 12 tahun). !paya imunisasi campak tambahan yang dilakukan bersama dengan imunisasi rutin terbukti dapat menurunkan kematian karena penyakit campak sampai +,9.anpa imunisasi# penyakit ini dapat menyerang setiap anak# dan mampu menyebabkan cacat
24
dan
kematian karena komplikasinya
seperti
radang paru
(pneumonia)B diare# radang telinga (otitis media) dan radang otak (ensefalitis) terutama pada anak dengan gi$i buruk. enularan campak terjadi lewat udara atau butiran halus air ludah (droplet ) penderita yang terhirup melalui hidung atau mulut. ada masa inkubasi yang berlangsung sekitar 1/:12 hari# gejalanya sulit dideteksi. 4etelah itu barulah muncul gejala flu (batuk# pilek# demam)# mata kemerah:merahan dan berair# si kecil pun merasa silau saat melihat cahaya. 0emudian# di sebelah dalam mulut muncul bintik:bintik putih yang akan bertahan 3:+ hari. 'eberapa anak juga mengalami diare. 4atu:dua hari kemudian timbul demam tinggi yang turun naik# berkisar 3,: +/#-L*. 4eiring dengan itu# barulah keluar bercak:bercak merah yang merupakan ciri khas penyakit ini. !kurannya tidak terlalu besar# tapi juga tak terlalu kecil. %walnya hanya muncul di beberapa bagian tubuh saja seperti kuping# leher# dada# muka# tangan dan kaki. alam waktu 1 minggu# bercakbercak merah ini akan memenuhi seluruh tubuh. &amun bila daya tahan tubuhnya baik# bercak:bercak merah ini hanya di beberapa bagian tubuh saja dan tidak banyak. ?ika bercak merah sudah keluar# umumnya demam akan turun dengan sendirinya. 'ercak merah pun akan berubah jadi kehitaman dan bersisik# disebut hiperpigmentasi. ada akhirnya bercak akan mengelupas atau rontok atau sembuh dengan sendirinya. !mumnya# dibutuhkan waktu hingga 2 minggu sampai anak sembuh benar dari sisa:sisa campak. alam kondisi ini# tetaplah meminum obat yang sudah diberikan dokter. ?aga stamina dan konsumsi makanan bergi$i. engobatannya bersifat simptomatis# yaitu mengobati berdasarkan gejala yang muncul. 6ingga saat ini# belum ditemukan obat yang efektif mengatasi virus campak. ?ika tak ditangani dengan baik campak bisa sangat berbahaya. 'isa terjadi komplikasi# terutama pada campak yang
25
berat. *iri:ciri campak berat# selain bercaknya di sekujur tubuh# gejalanya tidak membaik setelah diobati 1:2 hari. 0omplikasi yang
terjadi
biasanya
berupa radang
paru:paru (%roncho
pneumonia) dan radang otak (ensefalitis). 0omplikasi inilah yang umumnya paling sering menimbulkan kematian pada anak. eskripsi(3,4) Daksin campak merupakan
vaksin
virus
hidup
yang
dilemahkan. 4etiap dosis (/#-ml) mengandung tidak kurang dari 1/// infective unit virus strain *%" /# dan tidak lebih dari 1// mcg residu kanamycin dan 3/ mcg residu erythromycin. Daksin ini berbentuk vaksin beku kering yang harus dilarutkan hanya dengan pelarut steril yang tersedia secara terpisah untuk tujuan tersebut. Daksin ini telah memenuhi persyaratan E6F untuk vaksin campak. Indikasi(3,4) !ntuk Imunisasi aktif terhadap penyakit campak. Komposisi(3,4) iap dosis vaksin yang sudah dilarutkan mengandung @ Dirus *ampak
26
4atu dosis
vaksin campak
cukup
untuk
membentuk
kekebalan terhadap infeksi.i negara:negara dengan angka kejadian dan kematian karena penyakit campak tinggi pada tahun pertama setelah kelahiran# maka dianjurkan imunisasi terhadap campak dilakukan sedini mungkin setelah usia bulan (2/ hari). i negara:negara yang kasus campaknya sedikit# maka imunisasi boleh dilakukan lebih dari usia tersebut. Daksin campak tetap aman dan efektif jika diberikan bersamaan dengan vaksin:vaksin # d# # '*5# olio# (FD dan ID)# 6epatitis '# dan Nellow Aever. Usia 7 *umlah -em%erian (3,4) 4ebanyak 2 kaliB 1 kali di usia bulan# 1 kali di usia tahun. ianjurkan# pemberian campak ke:1 sesuai jadwal. 4elain karena antibodi dari ibu sudah menurun di usia bulan# penyakit campak umumnya menyerang anak usia balita. ?ika sampai 12 bulan belum mendapatkan imunisasi campak# maka pada usia 12 bulan harus diimunisasi "" ( +easles +umps !u%ella). &"ek 2ampin (3,4) !mumnya tidak ada. ada beberapa anak# bisa menyebabkan demam dan diare# namun kasusnya sangat kecil. 'iasanya demam berlangsung seminggu. 0adang juga terdapat efek kemerahan mirip campak selama 3 hari. Kontraindikasi (3,4) erdapat beberapa kontraindikasi yang berkaitan dengan pemberian vaksin campak. Ealaupun berlawanan penting untuk mengimunisasi anak yang mengalami malnutrisi. emam ringan# infeksi ringan pada saluran nafas atau diare# dan beberapa penyakit
ringan
kontraindikasi.
lainnya
jangan
0ontraindikasi
terjadi
dikategorikan bagi
sebagai
individu
yang
diketahui alergi berat terhadap kanamycin dan erithromycin.
27
0arena efek vaksin virus campak hidup terhadap janin belum diketahui# maka wanita hamil termasuk kontraindikasi. Individu pengidap virus 6ID (6uman Immunodficiency Dirus). Daksin *ampak
kontraindikasi
terhadap
individu:individu
yang
mengidap penyakit immune deficiency atau individu yang diduga menderita gangguan respon imun karena leukimia# lymphoma atau generali$ed malignancy. 'agaimanapun penderita 6ID# baik yang disertai gejala ataupun tanpa gejala harus diimunisasi vaksin campak sesuai *adal 0an ditentukan (3,4) 'agi anak:anak yang sedang sakit berat seperti diare dan demam
tinggi#
menurut
?ane#
diinstruksikan
tidak
perlu
diimunisasi campak. ara petugas cukup mencatat namanya. %pabila anak tersebut telah sembuh# petugas akan mendatangi rumahnya untuk diberi imunisasi.
2.2
6endrik > 'lum menggambarkan status kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh berbagai faktor sebagai berikut @ (11)
0e empat faktor tersebut diatas saling berpengaruh positif satu dengan yang lain dan tentu saja sangat berpengaruh terhadap status kesehatan seseorang. 4tatus kesehatan akan tercapai optimal apabila ke empat faktor tersebut positif mempengaruhi secara optimal pula. %pabila salah satu faktor tidak optimal maka
28
status kesehatan akan bergeser kearah dibawah optimal. 'erikut ini akan dijelaskan satu per satu ke empat faktor tersebut sebagai berikut @ (11) 1. Aaktor 0eturunan Aaktor ini lebih mengarah kepada kondisi individu yang berkaitan dengan asal usul keluarga# ras dan jenis golongan darah. 'eberapa penyakit tertentu disebabkan oleh faktor keturunan antara lain @ hemophilia# hypertensi# kelainan bawaan# albino dll. 2. Aaktor elayanan 0esehatan Aaktor ini dipengaruhi oleh seberapa jauh pelayanan kesehatan yang diberikan. 6al ini berhubungan dengan tersedianya sarana dan prasarana institusi kesehatan antara lain @ umah 4akit# uskesmas# >abkes# 'alai engobatan# serta tersedianya fasilitas pada institusi tersebut @ tenaga kesehatan# obat:obatan# alat: alat kesehatan yang kesemuanya tersedia dalam kondisi baik dan cukup dan siap pakai. 3. Aaktor erilaku Aaktor perilaku berhubungan dengan perilaku individu atau masyarakat# perilaku petugas kesehatan dan perilaku para pejabat pengelola negeri ini (usat dan aerah) serta perilaku pelaksana bisnis. erilaku individu atau masyarakat yang positif pada kehidupan sehari:hari misalnya @ membuang sampah = kotoran secara baik# minum air masak# saluran limbah terpelihara# mandi setiap hari secara higienis dll. erilaku petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan yang baik antara lain @ ramah# cepat tanggap# disiplin tinggi# terapi yang tepat sesuai diagnosa# tidak malpraktek pemberian obat yang rasional# dan bekerja dengan penuh pengabdian. erilaku pemerintah usat dan aerah dalam menyikapi suatu permasalahan kesehatan masyarakat secara tanggap dan penuh kearifan misalnya @ cepat tanggap terhadap adanya penduduk yang gi$inya buruk# adanya wabah penyakit# serta menyediakan sarana dan prasarana kesehatan dan fasilitas umum ( jalan# parit# %# penyediaan air bersih# jalur hijau# pemukiman sehat) yang didukung dengan peraturan perundang:undangan yang berhubungan dengan kesehatan dan lingkungan hidup dan menerapkan sanksi hukum yang tegas bagi pelanggarnya. +. Aaktor >ingkungan Aaktor lingkungan sangat besar pengaruhnya terhadap status kesehatan# terlihat dari diagram di atas dengan panah yang lebih besar dibanding faktor lainnya. Aaktor >ingkungan terdiri dari 3 bagian besar @
29
a. >ingkungan Aisik erdiri dari benda mati yang dapat dilihat# diraba# dirasakan antara lain @ bangunan# jalan# jembatan# kendaraan# gunung# air# tanah. 'enda mati yang dapat dilihat dan dirasakan tapi tidak dapat diraba @ api# asap# kabut dll.. 'enda mati yang tidak dapat diraba# tidak dapat dilihat namun dapat dirasakan @ udara# angin# gas# bau:bauan# bunyi:bunyian = suara dll. b. >ingkungan 'iologis erdiri dari makhluk hidup yang bergerak# baik yang dapat dilihat maupun tidak @ manusia# hewan# kehidupan akuatik# amoeba# virus# plankton. "akhluk hidup tidak bergerak @ tumbuhan# karang laut# bakteri dll. c. >ingkungan 4osial >ingkungan sosial adalah bentuk lain selain fisik dan biologis di atas. >ingkungan sosial tidak berbentuk secara nyata namun ada dalam kehidupan di bumi ini. >ingkungan sosial terdiri dari sosio:ekonomi# sosio:budaya# adat istiadat#
agama=kepercayaan#
organisasi
kemasyarakatan
dll.
"elalui
lingkungan sosial manusia melakukan interaksi dalam bentuk pengelolaan hubungan dengan alam dan buatannya melalui pengembangan perangkat nilai# ideologi# sosial dan budaya sehingga dapat menentukan arah pembangunan lingkungan yang selaras dan sesuai dengan daya dukung lingkungan yang mana hal ini sering disebut dengan 7etika lingkungan8 (%dnan 6arahap et:al) 'anyak faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi# antara lain @ 2.2.1 M*tas "otivasi adalah suatu tenaga atau faktor yang terdapat didalam diri manusia# yang menimbulkan# menggerakkan dan mengorganisasikan tingkah lakunya. "otivasi dapat diartikan sebagai dorongan secara sadar dan tidak sadar membuat orang berperilaku untuk mencapai tujuan yang sesuai kebutuhannya. iharapkan dengan motivasi yang besar untuk melengkapi imunisasi dasar bagi bayinya# segala penyakit dapat dicegah sedini mungkin dan kesehatan bayi dapat terpenuhi. (12)
2.2.2 Letak 8e*gra#s
aerah yang tersedia sarana transportasi berbeda dengan mereka yang hidup terpencil. 0emudahan tempat yang strategis dan sarana transportasi yang lengkap akan mempercepat pelayanan kesehatan.(12)
30
2.2.3 Lngkungan
>ingkungan adalah segala objek baik berupa benda hidup atau tidak hidup yang ada disekitar dimana orang berada. alam hal ini lingkungan sangat berperan
dalam kepatuhan untuk melengkapi imunisasi
dimana
apabila
lingkungan mendukung secara otomatis ibu akan patuh untuk melengkapi imunisasi pada anaknya.(12) 2.2." %*sal Ek*n*m
4osial ekonomi merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap tingkah laku seseorang. 0eadaan ekonomi keluarga yang baik diharapkan mampu mencukupi dan menyediakan fasilitas serta kebutuhan untuk keluarga# sehingga seseorang dengan tingkat social ekonomi tinggi akan berbeda dengan tingkat sosial ekonomi rendah. 0eluarga dengan tingkat sosial ekonomi yang tinggi akan mengusahakan terpenuhinya imunisasi yang lengkap bagi ba yi. (12) 2.2.) Pengalaman
4tress adalah salah satu bentuk trauma# merupakan penyebab kerentanan seseorang terhadap suatu penyakit infeksi tertentu. engalaman merupakan salah satu faktor dalam diri manusia yang sangat menentukan terhadap penerimaan rangsang pada proses persepsi berlangsung. Frang yang mempunyai pengalaman akan selalu lebih pandai dalam menyikapi segala hal dari pada mereka yang sama sekali tidak mempunyai pengalaman. (12) 2.2.,
Aasilitas kesehatan merupakan suatu prasarana dalam hal pelayanan kesehatan. %pabila fasilitas baik akan mempengaruhi tingkat kesehatan yang ada# ini terbukti seseorang yang memanfaatkan fasilitas kesehatan secara baik maka akan mempunyai taraf kesehatan yang tinggi. (12) 2.2./ Pen++kan
endidikan merupakan proses kegiatan pada dasarnya melibatkan tingkah laku individu maupun kelompok. Inti kegiatan pendidikan adalah proses belajar mengajar. 6asil dari proses belajar mengajar adalah terbentuknya seperangkat tingkah laku# kegiatan dan aktivitas. engan belajar baik secara formal maupun informal# manusia akan mempunyai pengetahuan# dengan pengetahuan yang diperoleh seseorang akan mengetahui manfaat dari saran atau nasihat sehingga
31
akan termotivasi untuk meningkatkan status kesehatan. endidikan yang tinggi terutama ibu akan memberikan gambaran akan pentingnya menjaga kesehatan terutama bagi bayinya. 2.2.0 Pengetahuan
engetahuan merupakan hasil dari tidak tahu menjadi tahu# ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. eningkatan terjadi melalui panca indera manusia yakni indera penciuman# penglihatan# pendengaran# rasa dan raba. 4ebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.(12) ada dasarnya manusia melewati dengan dua cara sehingga dalam otaknya ada bayangan# mengetahui lewat indera (perceive) dan mengetahui lewat akal (conscive). engetahuan yang diperoleh lewat indera disebut terapan (perception) dan yang diperoleh lewat akal disebut pengertian (conception). engetahuan persepsi mengacu pada hal:hal konkrit# sedangkan pengetahuan konsepsi mengacu pada hal:hal abstrak.(12) engetahuan merupakan faktor penting dalam menentukan perilaku seseorang karena pengetahuan dapat menimbulkan perubahan persepsi dan kebiasaan masyarakat. engetahuan yang meningkat dapat mengubah persepsi masyarakat tentang penyakit. "eningkatnya pengetahuan juga dapat mengubah kebiasaan masyarakat dari yang positif menjadi lebih positif# selain itu pengetahuan juga membentuk kepercayaan.(12) engetahuan tentang keadaan sehat dan sakit adalah pengalaman seseorang tentang keadaan sehat dan sakitnya seseorang yang menyebabkan seseorang tersebut bertindak untuk mengatasi masalah sakitnya dan bertindak untuk mempertahankan kesehatannya atau bahkan meningkatkan status kesehatannya. asa sakit akan menyebabkan seseorang bertindak pasif dan atau aktif dengan tahapan:tahapannya.(12) engetahuan atau kognitif merupakan domain yang sama penting dalam membentuk tindakan seseorang ( over behavior). ari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.(12)
32
engetahuan atau kognitif merupakan domain penting bagi terbentuknya perilaku seseorang. engetahuan yang mencakup domain kognitif mencakup tingkatan@ 1) ahu (know) ahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya# termasuk dalam tingkatan ini adalah mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima# oleh karena itu merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah. 2) "emahami (comprehension) "emahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat diinterpretasikan materi tersebut dengan benar. 3) %plikasi (application) %plikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari dalam keadaan yang nyata. +) %nalisis (analysis) Naitu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. -) 4intesis (sinthesis) Naitu menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian:bagian di dalam suatu kemampuan untuk menyusun suatu formulasi:formulasi yang telah ada. ) Hvaluasi (evaluation) Hvaluasi ini berkaitan dengan kemampuan penilaian terhadap suatu objek atau materi. enilaian ini ditentukan untuk suatu kriteria yang ditentukan atau menggunakan materi yang ada. &otoatmodjo (2//3) mengungkapakn bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru# didalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan# yaitu@ a) %warness (kesadaran)# dimana oarang tersebut menyadari dalam arti mengetahu terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).
33
b) Interest (merasa tertarik)# terhadap stimulus atau objek tersebut# disini sikap subjek sudah mulai timbul. c) Hvaluation (menimbang:nimbang)# terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. 6al ini berarti sikap responden sudah tidak baik lagi. d) rial # dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus. e) %doption# dimana
subjek telah
berperilaku
baru sesuai dengan
pengetahuan# kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus. Aaktor:Aaktor Nang "empengaruhi engetahuan engetahuan seseorang termasuk pengetahuan mengenai kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor. "enurut Irmayanti (2//) pengetahuan secara tidak langsung dipengaruhi oleh faktor demografi seperti pendidikan# paparan media massa# ekonomi# hubungan sosial# pengalaman dan akses layanan kesehatan. 1) endidikan ingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam member respon sesuatu yang datang dari luar orang yang berpendidikan tinggi akan memberi respon yang lebih rasional terhadap informasi yang datang dan akan berfikir sejauh mana keuntungan yang mungkin akan mereka peroleh dari gagasan tersebut. 2) aparan media massa (akses informasi) "elalui berbagai media baik cetak maupun elektronik berbagai informasi dapat diterima oleh masyarakat sehingga seseorang yang lebih sering terpapar media massa (D# audio# majalah# pamphlet dan lain:lain)# akan memperoleh informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan orang yang tidak pernah terpapar informasi media. 3) Hkonomi alam memenuhi kebutuhan pokok (primer) maupun kebutuhan sekunder keluarga dengan status ekonomi baik akan lebih mudah tercukupi dibanding
keluarga
dengan
status
ekonomi
rendah#
hal
ini
akan
mempengaruhi pemenuhan kebutuhan akan informasi pendidikan yang termasuk kebutuhan sekunder. +) 6ubungan sosial (lingkungan sosial budaya)
34
"anusia adalah makhluk sosial dimana kehidupan berinteraksi secara kontinyu akan lebih besar terpapar informasi. -) engalaman engalaman individu tentang berbagai hal bisa# diperoleh dari tingkat kehidupan dalam proses perkembangannya# misal sering mengikuti kegiatan: kegiatan yang mendidik misalnya seminar. ) %kses layanan kesehatan "udah
atau sulit
mengakses
layanan kesehatan
tentunya
akan
berpengaruh terhadap pengetahuan dalam hal kesehatan.
2.3 !erangka Te*r
%kema !erangka Te*r
35
36
BAB III !ERAN8!A TE;RI6 !ERAN8!A !;N%EP6 DAN DE
3. 1 Dasar Pemkran =arael ang Dtelt
'erdasarkan studi literatur# didapatkan faktor:faktor yang berhubungan dengan kelangkapan imunisasi diantaranya adalah aspek keturunan# perilaku individu# pelayanan kesehatan dan lingkungan. 'erdasarkan empat elemen tadi dapat diuraikan menjadi beberapa faktor yaitu karakteristik demografi# pengaruh keadaan sosial# pengalaman sehat yang terdahulu# dan sumber daya dari lingkungan. 0emudian faktor:faktor tersebut berinteraksi dengan elemen interaksi klienprofesi seperti dukungan afektif# informasi kesehatan# dan kepuasan pelayanan. 6asil yang diharapkan dalam interaksi tersebut adalah kepatuhan terhadap kelengkapan imunisasi dasar lengkap. 4edangkan hasil:hasil studi tentang faktor:faktor yang mempengaruhi kepatuhan imunisasi menyatakan bahwa yang mempengaruhi kepatuhan tersebut adalah karakteristik demografi (umur ibu# penghasilan# pendidikan ibu). 4elain itu# terdapat faktor terlambat memulai imunisasi# kurangnya informasi bagi orang tua maupun dokter tentang imunisasi# praktik dokter# keadaan klinik layanan imunisasi (hal ini terkait dengan interaksi klien:profesi kesehatan). engetahuan ibu mengenai 3I dan imunisasi merupakan variable yang tidak diteliti karena bisa terdapat kerancuan pada saat penelitian nanti. Aenomena Chicken and e dapat terjadi karena pengetahuan yang dimiliki oleh ibu mungkin bertambah setelah melengkapi semua imunisasi dasar lengkap# hingga saat penentuan nilai pengetahuan bias bernilai palsu. "otivasi internal ibu untuk melakukan imunisasi dasar lengkap juga tidak dijadikan variable karena bisa terjadi fenomena Chicken and e . 3.2 !erangka !*nse-
'erdasarkan kerangka teori diatas# maka dapat disusun kerangka konsep sebagai berikut@
37
=arael In+e-en+en
=arael De-en+en
ANAN !E%EHATAN erawatan prenatal engalaman imunisasi anak sebelumnya Informasi kesehatan ukugan dari profesi kesehatan 0ompetensi profesi yang memeberikan imunisasi •
•
•
•
•
3.3 De#ns *-eras*nal 3.3.1 =arael Terkat !elengka-an munsas +asar lengka-
efinisi @ kelengkapan imunisasi anak yang sesuai dengan ketentuan# instruksi atau saran yang diberikan oleh tenaga medis# khususnya dalam mengikuti instruksi imunisasi dasar lengkap sesuai dengan aturan jadwal pemberian yang tepat# termasuk tata cara dan lokasi pemberian imunisasi dasar lengkap. %lat ukur *ara ukur
@ dengan kuisioner @ responden mengisi kuosioner dengan memilih ya atau tidak.
4kala
@ 0ategorik
6asil ukur
@
1. >engkap @ jika responden memenuhi seluruh kriteria diatas. 2. idak lengkap@ jika responden tidak memenuhi satu atau lebih kriteria diatas
38
3.3.2 =arael Beas !arakterstk +em*gra# 1. !el*m-*k Umur efenisi@ !mur adalah lamanya ibu kandung dari anak tersebut
hidup sejak dilahirkan sampai umur terakhir pada tanggal 1- juni 2/1-. %lat ukur *ara ukur
@ dengan kuisioner @ responden mengisi kuosioner
4kala !kur @ kategorik 6asil ukur @ 1. O 3/ tahun 2. < 3/ tahun 2. Pen+a-atan efinisi@ endapatan responden atau keluarga secara rutin dalam
satu bulan baik diperoleh dari pekerjaan# pensiunan# pemberian keluarga dan tinggal dengan anggota keluarga berdasarkan rata:rata pendapatan penduduk di 0ota gorontalo yakni 1#2 juta= bulan. (-) %lat ukur *ara ukur
@ dengan kuisioner @ responden mengisi kuisioner dengan memilih salah satu kategorik sesuai dengan penghasilan keluarga perbulan
4kala !kur @ kategorik 6asil ukur @ 1. < 1#2 juta rupiah=bulan (ekonomi menengah keatas) 2. O 1#2 juta rupiah=bulan (ekonomi menengah kebawah) 3. $enjang Pen++kan
efinisi@ ingkat pendidikan formal terakhir yang berhasil ditempuh ibu kandung anak tersebut dengan target wajib belajar tahun. %lat ukur *ara ukur
@ dengan kuisioner @ responden mengisi kuisioner sesuai pendidikan terakhir
4kala !kur @ kategorik 6asil ukur @ 1. < 4"% 2. O 4"% ". %tatus Bekerja
39
efinisi@ kegiatan ibu kandung anak tersebut setiap hari dalam kehidupannya untuk mendapatkan uang=mencari nafkah. %lat ukur *ara ukur
@ dengan kuisioner @ responden mengisi kuisioner tidak
4kala !kur @ kategorik 6asil ukur @ 1. 'ekerja 2. idak bekerja
terhadap responden untuk melengkapi imunisasi dasar lengkap. %lat ukur *ara ukur
@ dengan kuisioner @ responden mengisi kuisioner
4kala !kur 6asil ukur
@ kategorik @
1. %da dukungan sosial dari orang terdekat 2. idak ada dukungan sosial dari orang terdekat 2. !emu+ahan trans-*rtas
efinisi@
merupakan
ketersediaan
dukungan
kendaraan
yang
memudahkan ibu melakukan imunisasi dasar lengkap %lat ukur *ara ukur
@ dengan kuisioner @ responden mengisi kuisioner
4kala !kur 6asil ukur
@ kategorik @
1. "udah transportasi@ responden tidak membutuhkan bantuan orang jauh untuk transortasi 2. 4usah transportasi@ responden sangat membutuhkan bantuan orang jauh untuk transportasi Pelaanan !esehatan 1. Pera9atan -renatal
efinisi@ erawatan prenatal adalah iwayat kunjungan prenatal saat hamil bayi yang terakhir. erawatan prenatal minimal dilakukan satu kali pada usia kehamilan trimester pertama# kedua# ketiga dan saat mau melahirkan. %lat ukur
@ dengan kuisioner
40
*ara ukur
@ responden mengisi kuisioner sesuai dengan tingkat
kerutinan 4kala !kur 6asil ukur
@ kategorik @
1. 'aik@ erawatan prenatal minimal satu kali pada usia kehamilan trimester pertama# kedua# ketiga dan saat mau melahirkan 2. 0urang@ idak melakukan perawatan prenatal minimal satu kali pada usia kehamilan trimester pertama# kedua# ketiga dan saat mau melahirkan 2. Pengalaman munsas anak seelumna
efinisi@ engalaman imunisasi pada anak sebelumnya meliputi kelengkapan imunisasi yang didapat# tepat sesuai jadwal# tepat lokasi dilakukan imunisasi pada anak. %pabila responden tidak memiliki anak sebelumnya dianggap tidak memiliki pengalaman imunisasi sebelumnya. %lat ukur *ara ukur
@ dengan kuisioner @ responden mengisi kuisioner sesuai dengan tingkat kerutinan
4kala !kur 6asil ukur
@ kategorik @
1. "emiliki pengalaman 2. idak memiliki pengalaman 3. In#*rmas +ar -etugas kesehatan
efinisi@ Informasi kesehatan yang dimiliki Ibu tentang 3I dan imunisasi dari petugas kesehatan. alam hal ini# petugas kesehatan memberikan informasi tentang (1) pentingnya imunisasi# (2) jadwal imunisasi# (3) akibat jika bayi tidak diberi imunisasi# (+) efek samping setelah bayi mendapatkan suntikan vaksin# (-) kapan harus dibawa kembali ke klinik setelah mendapat suntikan imunisasi# () tempat Ibu dapat memperoleh imunisasi# dan () kapan imunisasi tidak boleh diberikan. %lat ukur *ara ukur
@ dengan kuisioner @ responden mengisi kuisioner 41
4kala !kur 6asil ukur
@ kategorik @
1. informasi cukup@ petugas kesehatan menjelaskan ketujuh poin informasi tersebut 2. informasi kurang@ petugas kesehatan tidak menjelaskan ketujuh poin informasi tersebut ". Dukungan +ar -r*#es kesehatan
efinisi@ ukungan 0eadaan yang merupakan dukungan dari profesi kesehatan yang membuat Ibu selalu membawa bayinya untuk diimunisasi. alam hal ini# petugas kesehatan mampu (1) menjawab pertanyaan yang Ibu ajukan saat imunisasi# (2) memberi penjelasan yang mudah dimengerti# (3) memberi saran:saran saat Ibu mengimunisasi bayi Ibu# (+) menguatkan keputusan Ibu untuk mengimunisasi bayi Ibu # dan (-) Informasi tentang imunisasi dari petugas kesehatan membantu Ibu untuk membuat keputusan mengimunisasi bayi Ibu %lat ukur *ara ukur
@ dengan kuisioner @ responden mengisi kuisioner
4kala !kur 6asil ukur
@ kategorik @
1. ukungan baik@ petugas kesehatan mampu melakukan 3 sampai - poin diatas 2. ukungan kurang baik@ petugas kesehatan mampu melakukan 1 dari 2 poin diatas ). !e-uasan Pelaanan
efinisi@ kemampuan profesi kesehatan melakukan imunisasi pada bayi dari pandangan ibu. alam hal ini# petugas kesehatan mampu (1) menjelaskan tentang imunisasi yang akan diberikan# (2) memberikan suntikan vaksin# (3) memposisikan anak saat akan diimnisasi# (+) menjelaskan apa yang harus dilakukan setelah bayi di imunisasi. %lat ukur *ara ukur
@ dengan kuisioner @ responden mengisi kuisioner
4kala !kur 6asil ukur
@ kategorik @
42
1. uas@ menurut responden petugas kesehatan mampu melakukan semua poin diatas dengan benar 2. 0urang puas@ menurut responden petugas kesehatan tidak mampu melakukan semua poin diatas dengan benar 3." H-*tess
a) %da hubungan antara faktor kelompok umur dengan kelengkapan imunisasi dasar lengkap. b) %da hubungan antara faktor pendapatan dengan kelengkapan imunisasi dasar lengkap. c) %da hubungan antara faktor jenjang pendidikan dengan kelengkapan imunisasi dasar lengkap. d) %da hubungan antara faktor status bekerja dengan kelengkapan imunisasi dasar lengkap. e) %da hubungan antara faktor dukungan sosial dengan kelengkapan imunisasi dasar lengkap. f) %da hubungan antara faktor kemudahan transportasi dengan kelengkapan imunisasi dasar lengkap. g) %da hubungan antara faktor perawatan prenatal dengan kelengkapan imunisasi dasar lengkap. h) %da hubungan antara faktor pengalaman imunisasi anak sebelumnya dengan kelengkapan imunisasi dasar lengkap. i) %da hubungan antara faktor informasi dari petugas kesehatan dengan kelengkapan imunisasi dasar lengkap. j) %da hubungan antara faktor dukungan dari profesi kesehatan dengan kelengkapan imunisasi dasar lengkap. k) %da hubungan antara faktor kepuasan pelayanan dengan kelengkapan imunisasi dasar lengkap.
43
BAB I= MET;D;L;8I PENELITIAN ".1 Desan Peneltan
?enis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain potong lintang (cross sectional). Fleh karena itu data untuk tiap variabel diambil hanya satu kali dan dalam waktu yang sama. ada penelitian cross sectional peneliti mencari hubungan antara variabel bebas (faktor risiko) dengan variabel terikat (efek) dengan melakukan pengukuran sesaat. ?adi pada penelitian ini tidak ada tindak lanjut selanjutnya. >angkah:langkah pada studi cross sectional ini meliputi @ 1) "erumuskan pertanyaan penelitian serta hipotesis yang sesuaiB 2) "engidentifikasi variabel bebas dan terikatB 3) "enetapkan subjek penelitianB +) "elaksanakan pengukuranB dan -) "elakukan analisis. 'erdasarkan langkah:langkah diatas maka setelah merumuskan hipotesis ditetapkan variabel bebas dan terikat. 4ementara itu penetapan subjek penelitian
dilakukan
dengan
menghitung
jumlah
sampel
penelitian
berdasarkan rumus penghitungan sampel pada penelitian prognostik. 4ebagai penelitian potong lintang# studi ini dilakukan dengan mengambil data menggunakan kuesioner yang hanya dilakukan satu kali pengambilan. ".2 L*kas +an 5aktu Peneltan ".2.1 L*kas Peneltan >okasi penelitian yang dipilih adalah 0ecamatan 0ota engah# 0ota
5orontalo# rovinsi 5orontalo. lokasi ini dipilih karena 0ecamatan 0oa engah merupakan kecamatan terluas dan terletak di pusat kota. ".2.2 5aktu Peneltan Eaktu pelaksanaan penelitian yaitu mulai tanggal 1,:2 juni 2/1-. ".3 P*-ulas +an %am-el ".3.1 P*-ulas Target
opulasi target adalah masyarakat di 0ecamatan 0ota engah# 0ota 5orontalo# rovinsi 5orontalo. ".3.2 P*-ulas Terjangkau
44
opulasi terjangkau pada penelitian ini adalah ibu yang mempunyai anak: anak usia 12:23 bulan yang ada di 0ecamatan 0ota engah# 0ota 5orontalo# rovinsi 5orontalo. 0riteria inklusi@ a) Ibu dari anak berusia 12:23 bulan yang tinggal di 0ecamatan 0ota engah# 0ota 5orontalo# rovinsi 5orontalo b) "ampu berkomunikasi (mampu menulis dan membaca dalam bahasa indonesia) c) 'ersedia menjadi responden dengan menandatangani informed consent lebih 0riteria Hkslusi@ esponden yang tidak menjawab seluruh pertanyaan pada kuesioner dengan lengkap ".3.3 %am-el
4ampel penelitian adalah seluruh populasi yang memenuhi kriteria penelit ian. ".3." Besar %am-el
erhitungan besar sampel dilakukan dengan perhitungan >ameshow dkk.1 2 n M P Q.p.R
d2 2 n M (1#) . /# , . /# 2
(/#1)2
n M /# 1+-
/#/1
nM 2 orang 0eterangan @ n M ?umlah sampel minimal yang diperlukan derajat kepercayaan p M roporsi pasien yang melengkapi imunisasi dasar lengkap /#,
(-)
R M 1:p (proporsi responden yang tidak melengkapi imunisasi dasar lengkap) d M >imit dari error atau presisi absolut PM 1# 'atas kemaknaan adalah p /#/- dengan interval kepercayaan -9. engan perhitungan berdasarkan rumus di atas# didapatkan nilai n M 2 orang 45
".3.) Teknk Pengamlan %am-el
ata yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. ata skunder didapat dari pencatatan pemberian imunisasi bayi ibu. 4etelah data sekunder didapatkan. ata primer didapat dari jawaban atas kuesioner yang diberikan kepada ibu. "." $ens Data +an Instrumen Peneltan ".".1 $ens Data ?enis data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. engumpulan data primer dilakukan wawancara langsung oleh peneliti di
lingkungan 0ecamatan 0ota engah# 0ota 5orontalo# rovinsi 5orontalo dengan menggunakan kuesioner dan lembar observasi yang terstruktur berdasarkan variabel yang meliputi - pertanyaan demografi (usia# alamat# pendidikan terakhir# pendapata# ekerjaan)# 1 pertanyaan perawatan prenatala# dan - pertanyaan imunisasi anak sebelumnya# 3 pertanyaan untuk pengaruh sosial# pertanyaan tentang informasi kesehatan# - pertanyaan tentang dukungan dari profesi kesehatan# dan + pertanyaan tentang kompetensi profesi kesehatan yang melakukan imunisasi. 4edangkan data sekunder di dapat dari catatan penduduk 0ecamatan 0ota engah# 0ota 5orontalo# rovinsi 5orontalo sebagai data dasar dalam menentukan sasaran pasien ".".2
yang diwawancara. Instrumen Peneltan %lat pengumpul data dan instrumen penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari lembar pengisian data (kuisioner) dan lembar observasi."icrosoft Eord# "icrosoft HCcel# 444 22#/ sebagai tempat untuk mengolah hasil penelitian. 1,
".)
Manajemen Peneltan ".).1 Pengum-ulan +ata
engumpulan data dilakukan setelah meminta peri$inan dari pihak pemerintah 0ecamatan 0ota engah# 0ota 5orontalo# rovinsi 5orontalo. eknik yang peneliti pakai dalam pengumpulan data menggunakan angket (kuesioner). ".).2 Peng*lahan Data
46
ata yang diperoleh akan diolah dengan menggunakan program 444. roses pengolahan data penelitian menggunakan langkah:langkah sebagai berikut1 @ a) Hditing &ditin adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. &ditin
dapat dilakukan pada tahap
pengumpulan data atau setelah data terkumpul. b) *oding Codin merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) dengan data yang terdiri atas beberapa kategorik.emberian kode ini sangat penting bila pengolahan dan analisa data menggunakan komputer. c) Hntry ata &ntr0 data adalah kegiatan memasukan data yang telah dikumpulkan kedalam master ta%el atau data%ase komputer# kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana. d) *leaning ata Cleanin data merupakan kegiatan memeriksa kembali data yang sudah dientri# apakah ada kesalahan atau tidak.0esalahan mungkin terjadi pada saat meng:entr0 data ke komputer. ".).3 Analss +ata
%nalisis data dilakukan oleh peneliti.%nalisis data dilakukan agar data memiliki arti. %nalisis yang akan dilakukan adalah univariat dan bivariat. %nalisis univariat dilakukan dengan tujuan melihat gambaran distribusi frekuensi dan proporsi dari variabel independen dan variabel dependen. 4edangkan analisis bivariat bertujuan untuk melihat hubungan antara dua variabel tersebut. "etode statistik yang digunakan untuk melihat kemaknaan dan besarnya hubungan antara variabel dalam penelitian ini merupakan uji chi s8uare. 0emudian untuk memperoleh kejelasan tentang dinamika hubungan antara faktor resiko dan faktor efek dilihat melalui nilai rasio odds (F). asio Fdds dalam hal ini dipakai dalam menentukan rasio antara banyaknya kasus yang terpapar dan kasus tidak terpapar. rinsip uji chi:sRuare@ a) "erupakan analisis data kategorik b) ata dalam bentuk frekuensi (bukan proporsi= persentaseS 47
c) "enghitung besar perbedaan antara nilai pengamatan (o%served "re8uencies) dengan nilai harapan (eCpected freRuencies) d) 4yarat @ besar sampel cukup. HCpected freRuencies 1 dan banyaknya sel dengan eCpected freRuency - tidak lebih dari 2/ 9 dari banyak sel seluruhnya
*ara menghitung eCpected freRuencies E
=
subtotalbarisxsubtotalkolom grandtotal
!ntuk menguji hubungan faktor:faktor demografi= lingkungan= pelayanan kesehatan dengan tingkat kelengkapan imunisasi dasar lengkap# dilakukan perhitungan uji *hi 4Ruare dengan table 2 C 2 (9ate:s Correction)
|
|−
N ( ad − bc 2
X
=
1 2
2
N )
( a + b ) ( c + d ) ( a + c ) (b + d )
0eterangan @ & M jumlah sampel a M kejadian pasien melengkapi imunisasi dasar lengkap yang memiliki hubungan dengan faktor:faktor demografi= lingkungan= pelayanan kesehatan b
M kejadian pasien tidak melengkapi imunisasi dasar lengkap karena memiliki
hubungan
dengan faktor:faktor
demografi=
lingkungan=
pelayanan kesehatan c
M kejadian pasien memiliki
hubungan
melengkapi imunisasi dasar lengkap karena tidak dengan
faktor:faktor
demografi= lingkungan=
pelayanan kesehatan d M kejadian pasien tidak melengkapi imunisasi dasar lengkap karena tidak memiliki
hubungan
dengan
faktor:faktor
demografi=
lingkungan=
pelayanan kesehatan 0riteria penolakan 6/@ T2 hitung < T2α 'ila syarat uji *hi 4Ruere tidak terpenuhi# maka baris atau kolom sel dapat digabungkan.?ika masih tidak memenuhi syarat# maka dapat digunakan uji
48
lainnya. lainnya. !ntuk table 2C2 digunakan digunakan uji ;isher:s &act 'est 'est dan untuk table 1C2 dapat digunakan uji binomial.
Tael ".).3 Tael Prealen:e Rat*
>engkap
idak lengkap
"emiliki hubungan dengan faktor:faktor demografi= lingkungan= pelayanan
%
'
aJ b
*
cJ d
aJ c
aJd
&
kesehatan idak memiliki hubungan dengan faktor:faktor demografi= lingkungan= pelayanan kesehatan
"enghitung hubungan antara faktor:faktor demografi= lingkungan= pelayanan kesehatan # antara lengkapnya Imunisasi dasar lengkap dan tidak lengkapnya Imunisasi dasar lengkap ditegakkan dengan revalence atio dan *I -9. ".)." Penajan +ata
ata yang telah diolah diolah akan disajikan disajikan dalam bentuk bentuk tabel dan diagram diagram untuk menggambarkan karakteristik faktor:faktor yang berhubungan dengan kelengk kelengkapa apan n imunis imunisasi asi dasar dasar lengka lengkap p di 0ecamat 0ecamatan an 0ota 0ota engah engah## 0ota 0ota 5orontalo# rovinsi rovinsi 5orontalo periode juni 2/1-.
49
+., Etka Penelt Peneltan an +.,.1 +.,.1
Prns Prns-(-(-rn rnss- Etka Etka Penel Penelta tan n enelit enelitian ian yang yang dilaku dilakukan kan khusus khususnya nya jika jika yang yang menjadi menjadi subyek subyek
penelitian adalah manusia# maka peneliti harus memahami hak dasar manusia. "anusia memiliki kebebasan dalam menentukan dirinya# sehingga peneliti yang akan dilaksanakan benar:benar menjunjung tinggi kebebasan manusia. 'eberapa prinsip penelitian pada manusia yang harus dipahami antara lain@1 a) rin rinsi sip p "anf "anfaa aatt rinsip rinsip ini meliputi prinsip untuk membuat membuat responden responden terbebas dari bahaya# terhindar dari eksploitasi dan mendapatkan manfaat dari penelitian. 4elain itu peneliti harus mengkaji perbandingan risiko dan manfaat manfaat dari penelit penelitian ian tersebut tersebut
(13)
. enelit enelitian ian ini dapat dapat member memberika ikan n
manfaat berupa peningkatan pengetahuan tentang kondisi responden dan anaknya# mendapatkan kepuasan karena dapat berpartisipasi dan keluar dari rutinitasnya dan kepuasan karena dapat membantu orang lain dari hasil hasil pene peneli liti tian an ini ini untu untuk k menye menyele lesai saika kan n masal masalah ah yang yang mung mungki kin n menimpa orang lain. 4elai 4elain n itu# itu# pene penelit litia ian n ini ini juga juga tidak tidak memb membah ahay ayaka akan n respo respond nden en (nonma (nonmalefe lefecien cience) ce) karena karena renpon renponden den hanya hanya dimint dimintaa untuk untuk mengisi mengisi kuesioner dan akan dijaga kerahasiaan data yang diberikan serta tidak akan menyita waktu yang lama bagi responden. b) rinsip "enghormati "anusia rinsip ini memungkinkan responden penelitian untuk berpartisipasi secara suka rela dalam penelitian ini. idak ada paksaan dan tidak ada tind tindak akan an yang yang akan akan memb membera eratk tkan an respo respond nden en jika jika respo respond nden en tida tidak k bersedia berpartisipasi. esponden boleh menolak berpartisipasi atau mengklarifikasi terkait tujuan dan prosedur penelitian. enelit enelitii harus harus menjela menjelaska skan n alur alur penelit penelitian# ian# hak:ha hak:hak k respond responden en misalnya hak untuk menolak berpartisipasi# tanggung jawab peneliti dan perbandingan risiko dan keuntungan atau manfaat yang akan didapat resp respon onde den n
(13)
. enjela enjelasan san tentan tentang g penelit penelitian ian biasa biasa dilaku dilakukan kan di awal awal
pengambilan data# akan tetapi# dapat dilakukan ulang jika ada hal yang membutuhkan penjelasan bagi responden.
50
c) rin rinsi sip p 0ea 0eadi dila lan n 0eadilan bagi responden penelitian ini dapat berupa perlakuan yang sama dan hak untuk dijaga kerahasiannya. erlakuan yang diharapkan sebagai bentuk keadilan bagi responden adalah @ a) emi emili liha han n resp respon onde den n yang yang adil adil dan dan dipi dipili lih h berd berdas asar arka kan n tuju tujuan an penelitian# bukan karena alasan:alasan tertentu. b) idak ada perilaku yang memberatkan memberatkan jika responden mengundurkan diri dari penelitian ini setelah menyetujuinya. c) espond esponden en mudah mudah mengak mengakses ses atau menghubu menghubungi ngi peneliti peneliti jika ingin ingin melakukan klarifikasi d) esp espon onde den n dapat apat mener enerim imaa
penje enjela lasa san n
ulan ulang g
dalam alam pro proses ses
pengambilan data e) 4elalu menghargai menghargai## sopan sopan dan jujur jujur pada responden responden (13) 0erahasiaan yang terjaga meliputi kerahasiaan identitas responden dan informasi yang diberikan responden. eneliti mencoba melakukan hal:hal di bawah ini untuk menjaga kerahasiaan responden dan informasi yang didapat# yaitu@ a) b) c) d)
"engambil "engambil data data identid identidas as respond responden en jika jika diperlu diperlukan kan saja. saja. "enyimpan informasi identitas dan data dalam file yang terkunci. "emasukkan "emasukkan data tanpa identitas identitas pada pada komputer komputer.. "emint "emintaa kepada kepada persone personell yang yang berhubun berhubungan gan dengan dengan data ini untuk untuk
menyimpan kerahasiaan data e) ?ika akan akan dilakukan dilakukan publikasi publikasi maka maka samarkan samarkan identitas identitas responden responden (13) +.,. +.,.2 2
Masa Masala lah h Etk Etka a Pene Penelt lta an n "asalah etika penelitian merupakan masalah yang sangat penting dalam
penelitian# mengingat penelitian berhubungan langsung dengan manusia# maka segi etika penelitian harus diperhatikan. "asalah etika yang harus diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut@ 13 a) Info Inform rmed ed *ons *onsen entt esponden yang diikutsertakan dalam penelitian diberikan informasi yang yang jelas jelas tentan tentang g prosed prosedur ur penelit penelitian ian dan pertim pertimban bangan gan risiko risiko dan keuntu keuntunga nganny nnyaa untuk untuk respond responden en agar agar respon responden den dapat dapat memutu memutuska skan n untuk berpartisipasi atau tidak dengan pemahaman yang penuh. Informed consent merupakan pernyataan bahwa responden bersedia berpartisipasi dengan pemahaman yang utuh tentang penelitian ini atau memutuskan untuk tidak berpartisipasi.
51
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan
responden
penelitian
dengan
memberikan
lembar
persetujuan.Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. ujuan informed consent adalah agar subyek mengerti maksud dan tujuan penelitian# mengetahui dampaknya. ?ika subyek bersedia# maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan. ?ika responden tidak bersedia# maka peneliti harus ada dalam informed consent tersebut antara lain@ partisipasi anak# tujuan dilakukan tindakan# jenis data yang dibutuhkan# komitmen# prosedur pelaksanaan# potensial masalah yang akan terjadi# kerahasiaan# informasi yang mudah dihubungi# dan lain:lain. . b) %nonimity (anpa &ama) "asalah etika ini merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan subyek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan. c) *onfidentiality (0erahasiaan) "asalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian# baik informasi maupun masalah:masalah lainya. Informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaanya oleh peneliti# hanya kelompok data tersusun yang akan dilaporkan pada hasil riset.
52
BAB =I HA%IL PENELITIAN
ada bab ini akan menyajikan data hasil penelitian faktor:faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi dasar lengkap di 0ecamatan 0ota engah# 0ota 5orontalo# rovinsi 5orontalo dari tanggal 1, sampai 2 ?uni 2/1-. enelitian ini dengan menyebarkan kuesioner kepada responden# selanjutnya berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi jumlah responden menjadi 2 orang. 6asil dari pengumpulan data ini disajikan dalam bentuk tabel yang terdiri dari hasil univariat dan bivariat# analisis univariat akan dilakukan untuk mendeskripsikan masing:masing variabel dengan menggunakan distribusi frekuensi dengan ukuran presentase sedangkan bivariat akan dilakukan untuk melihat adanya hubungan antara variabel bebas dengan variabel terkait. ).1 Analss Unarat ).1.1 Tngkat !elengka-an Imunsas Dasar LengkaTael ).1. Dstrus
$umlah &n'
Persentase &@'
>engkap
+,
#+ 9
idak >engkap
1+
22# 9
'erdasarkan tabel -.1# terlihat sebagian besar dari 2 responden yang melengkapi imunisasi dasar lengkap adalah #+9 ).1.2
+engan
Tngkat
!e-atuhan 'erdasarkan hasil penelitian diperoleh data mengenai distribusi faktor
faktor kelompok umur# pendapatan# jenjang pendidikan# status bekerja# dukungan sosial# kemudahan transportasi# perawatan prenatal# pengalaman imunisasi anak sebelumnya# informasi kesehatan# dukungan dari profesi
53
kesehatan# dan kepuasan pelayanan terhadap kelengkapan imunisasi dasar lengkap. Tael ).2 Dstrus
=arael
Persentase &@'
3 2 2, 3+ 32 3 2 3+ 2, +1
-,#1 +1# +-#2 -+#, -#+3#-,#1 +1# -+#, +-#2 #1
4usah *ukup 0urang
21 3 2-
33# -# +/#3
imunisasi anak
%da
3/
+,#+
sebelumnya
idak ada *ukup 0urang 'aik
32 3 23 3-
-1# 2# 3#1 -#-
0urang uas 0urang puas
2 3, 2+
+3#1#3 3,#
0elompok umur
2
endapatan
3
?enjang pendidikan
+
4tatus bekerja
-
ukungan 4osial
$umlah &n'
3/ tahun U3/ tahun <1#2 juta= bulan O1#2 juta= bulan < 4"% O 4"% 'ekerja idak bekerja %da idak ada "udah
1
%u 8ru-
0emudahan transportasi ereawatan prenatal pengalaman
,
1/ 11
Informasi kesehatan ukungan profesi kesehatan 0epuasan pelayanan
4umber@ ata primer di 0ecamatan 0ota engah# 0ota 5orontalo# rovinsi 5orontalo 'erdasarkan tabel -.2# terlihat distribusi pasien berdasarkan faktor:faktor yang mempengaruhi tingkat kelengkapan imunisasi dasar lengka di 0ecamatan 0ota engah# 0ota 5orontalo# rovinsi 5orontalo pada tanggal 1, sampai 2 juni 2/1-. 'erdasarkan variabel# diperoleh data terbanyak yaitu kelompok umur 3/ tahun -,#19B pendapatan O1#2 juta= bulan -+#,9B jenjang pendidikan < 4"% -#-9B bekerja -,#19# ada dukungan sosial -+#,9# mudah transportasi #19# *ukup perawatan prenatal -#9# tidak ada pengalaman imunisasi anak sebelumnya -1#9# cukup informasi
54
kesehatan 2#9# dukungan baik dari profesi kesehatan -#-9# puas akan pelayanan kesehatan 1#39 ).2 Analss Barat
%nalisa bivariat dalam penelitian ini untuk mengetahui faktor:faktor yang berhubungan dengan kelengkapan imunisasi dasar lengkap di 0ecamatan 0ota engah# 0ota 5orontalo# rovinsi 5orontalo dari tanggal 1, sampai 2 ?uni 2/1-# analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chi 28uare, diperoleh hasil sebagai berikut@ ).2.1 Huungan antara =arael #akt*r !arakterstk Dem*gra# +engan !elengka-an Imunsas Dasar Lengkaabel -.3 %nalisis Aaktor karakteristik demografi terhadap imunisasi dasar lengkap di
0ecamatan 0ota engah# 0ota 5orontalo# rovinsi 5orontalo (nM 2)
=arael
%u 8ru-
1. 0elompok
Lengka-
T+ak
P.
Lengka-
=alue
31
3. ?enjang
O1#2 juta= bulan < 4"%
1 23 22
pendidikan
O 4"%
1
,
+. 4tatus bekerja
'ekerja idak bekerja
31 1
3/ tahun U3/ tahun <1#2 juta= bulan
umur 2 endapatan
P;R
7I )@
/#/-+
3#2,2
/#+:11#3
/#+2/
1#-
/#+,3:-#2
/#22+
2#/3-
/#/:#
/#/-+
3#2,2
/#+:11#3
4umber@ ata primer di 0ecamatan 0ota engah# 0ota 5orontalo# rovinsi 5orontalo 'erdasarkan tabel -.3# menunjukan bahwa variable kelompok umur# pendapatan# jenjang pendidikan# dan status bekerja memiliki nilai lebih besar dari alpha (/#/-) sehingga 6o gagal ditolak. "aka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara kelompok umur# pendapatan# jenjang pendidikan# dan status bekerja dengan kelengkapan imunisasi dasar lengkap di 0ecamatan 0ota engah# 0ota 5orontalo# rovinsi 5orontalo. ).2.2 Huungan antara =arael
55
abel -.+ %nalisis Aaktor >ingkungan terhadap imunisasi dasar lengkap di 0ecamatan 0ota engah# 0ota 5orontalo# rovinsi 5orontalo (nM 2) =arael
1. ukungan
%u 8ru-
Lengka-
T+ak
P.
Lengka-
=alue
2
-
4osial 2. 0emudahan
%da idak ada "udah
1 32
transportasi
4usah
1
-
P;R
7I )@
/#1/2
2#+
/#,:#++
/#,,
1#111
/#31:3#,
4umber@ ata primer di 0ecamatan 0ota engah# 0ota 5orontalo# rovinsi 5orontalo 'erdasarkan tabel -.+# menunjukan bahwa variabel dukungan sosial dan kemudahan transportasi memiliki nilai lebih besar dari alpha (/#/-) sehingga 6o gagal ditolak. "aka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara dukungan dosial dan kemudahan transportasi dengan kelengkapan imunisasi dasar lengkap di 0ecamatan 0ota engah# 0ota 5orontalo# rovinsi 5orontalo.
56
).2.3 Huungan antara =arael
0ecamatan 0ota engah# 0ota 5orontalo# rovinsi 5orontalo (nM 2) =arael
1. ereawatan prenatal 2. pengalaman
%u 8ru-
*ukup 0urang
Lengka-
T+ak
P.
Lengka-
=alue
32
-
1
2
3
imunisasi anak
%da
sebelumnya 3. Informasi
idak ada *ukup
kesehatan +. ukungan
0urang
profesi
'aik
kesehatan -. 0epuasan
0urang uas
2/
31
pelayanan
0urang puas
1
21
11
2,
11
2/
3
2,
P;R
7I )@
/#/3,
3#//
1#/3+:12#-2
/#/22
+#1+
1#1-:1#/,3
/#1,
/#3,2
/#/+:1#-+,
/#-,/
1.+//
/#+2+:+#23
/#32+
1#,2+
/#-+,:#/3
4umber@ ata primer di 0ecamatan 0ota engah# 0ota 5orontalo# rovinsi 5orontalo 'erdasarkan tabel -.-# menunjukan bahwa variabel perawatan prenatal# pengalaman imunisasi anak sebelumnya memiliki nilai lebih kecil dari alpha (/#/-) sehingga 6o ditolak "aka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara perawatan prenatal# pengalaman imunisasi anak sebelumnya dengan kelengkapan imunisasi dasar lengkap di 0ecamatan 0ota engah# 0ota 5orontalo# rovinsi 5orontalo. 4edangkan variabel informasi kesehatan# dukungan dari profesi kesehatan# dan kepuasan pelayanan memiliki nilai lebih besar dari alpha (/#/-) sehingga 6o gagal ditolak. "aka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara informasi kesehatan# dukungan dari profesi kesehatan# dan kepuasan pelayanan dengan kelengkapan imunisasi dasar lengkap di 0ecamatan 0ota engah# 0ota 5orontalo# rovinsi 5orontalo.
57
BAB =I PEMBAHA%AN ,.1
!sia wanita produktif sangat berpengaruh dalam kematangan berpikir wanita tersebut# khususnya terhadap tanggung jawab dia sebagai seorang ibu yakni merawat anak:anaknya hingga dewasa. 0ondisi tubuh yang bugar berpengaruh dalam keberlangsungan kegiatan:kegiatan yang wajib dilakukan oleh seorang ibu. "elengkapi imunisasi dasar lengkap merupakan kegiatan penting bagi seorang ibu untuk anakya# dibutuhkan rasa tanggung jawab yang besar dan kemampuan fisik dari ibu tersebut. (1+#1-) ari 2 orang ibu sebagai responden# didapatkan rerata umur ibu adalah 2 tahun dengan umur terendah 2/ tahun dan tertinggi adalah 3- tahun. ada penelitian ini usia ibu mayoritas berada pada golongan ibu yang produktif sehingga diasumsikan mempunyai pemikiran untuk dapat melakukan sesuatu atau apapun yang bermanfaat bagi bayinya. 6al ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya oleh imicco dan ashiff
tentang kepatuhan ibu
untuk memulai imunisasi sesuai jadwal bahwa sebagian besar responden yang diambil adalah usia produktif. (1) ,.1.2 Huungan Pen+a-atan +engan !elengka-an Imunsas Dasar Lengka-
endapatan yang mencukupi atau bahkan berlebih dapat mempermudah setiap kegiatan dalam sebuah keluarga. "inimnya pemasukan ekonomi akan mempengaruhi kepatuhan seseorang akan kesehatannya. Imunisasi adalah kegiatan pelayanan kesehatan yang membutuhkan
dana agar dapat
melengkapi setiap itemnya# msalnya untuk membayar regimen# petugas kesehatan# dan transportasi.(1-)
58
ada penelitian ini tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pendapatan dengan kelengkapan imunisasi dasar lengkap. 6al ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh %stinah# dkk pada tahun 2/13 yang dilakukan di wilayah kerja puskesmas amangaung "akassar dengan jumlah populasi 3/ ibu# pada penelitian ini didapatkan hubungan bermakna antara pendapatan perekonomian keluarga dengan kepatuhan imunisasi dasar lengkap dengan nilai koreksi fisherGs eCact test diperoleh nilai p M /#/3. (1) "otivasi internal ibu juga mempengaruhi kepatuhan akan kesehatan. endapatan yang mencukupi tidak selamanya mempengaruhi kepatuhan imunisasi dari ibu# faktor internal ibu dapat sangat mempengaruhi kepatuhan akan kesehatan.(1-) ,.1.3 Huungan $enjang Pen++kan +engan !elengka-an Imunsas Dasar Lengka-
4emakin tinggi jenjang pendidikan# semakin banyak ilmu yang milikinya. 4istem pendidikan wajib tahun di Indonesia yang masih belum menitik beratkan untuk masalah kesehatan# hal ini membuat setiap kelulusannya masih memiliki sedikit kepedulian akan kesehatannya. 0ondisi masarakat pedesaan yang masih kurang memiliki lulusan sarjananya memungkinkan kurangnya informasi kesehatan# hingga dapat mempengaruhi tingkat kesehatan khususnya untuk kesehatan ibu dan anak. (+#1+) endidikan ibu ternyata belum banyak mempengaruhi perilaku sehat ibu dimana dalam penelitian ini disampaikan bahwa tingkat pendidikan terbanyak pada pendidikan 4"% sabanyak -#-9. 6al ini menunjukkan taraf pendidikan ibu:ibu di 0ecamatan 0ota engah sudah cukup tinggi dari segi pendidikan formal dasar. 6anya diperlukan sosialisasi pendidikan kesehatan yang gencar sehingga modal pendidikan tinggi tersebut dapat membuat para ibu memahami program kesehatan dan akan mudah juga mematuhinya. ada penelitian sebelumnya oleh 6anum# dkk pada tahun 2//- juga mendapatkan proporsi yang hampir sama dimana tingkat pendidikan ibu rata:rata sudah mencapai tingkat pendidikan lanjut. 1, 4ementara menurut *otter# dkk pada
59
tahun 2//2# didapatkan status imunisasi di daerah rural masih memiliki kecenderungan yang rendah. (1) ,.1." Huungan %tatus Bekerja +engan !elengka-an Imunsas Dasar Lengka-
ekerjaan ibu juga termasuk bagian dari karakteristik yang perlu dipertimbangkan karena jika ibu bekerja# maka kemungkinan pemantauan perilaku sehat menjadi melemah dibandingkan ibu yang tidak bekerja atau ibu rumah tangga saja. Imunisasi dasar lengkap merupakan kegiatan yang dilakukan pada waktu yang sudah ditentukan dan berlangsung dalam bulan pertama kelahiran anak# diperlukan manajemen waktu agar kegiatan ini tidak terbengkalai.(+#1-) engan uji statistik metode chi:sRuare tidak didapatkan hubungan yang bermakna antara status bekerja dengan kelengkapan Imunisasi dasar lengkap pada penelitian ini. 6al ini sejalan dengan penelitian &uwaha# dkk pada tahun 2//+ dengan jumlah sampel 122 ibu didapatkan nilai chi:sRuare /#/, dimana tidak terdapat hubungan bermakna antara status bekerja dengan kepatuhan imunisasi. (2/) ,.2
engaruh sosial dilihat dari seberapa banyak ibu menerima dukungan psikososial dari orang di sekitarnya dan seberapa puas dengan dukungan tersebut. 4ituasi yang dilihat adalah situasi jika terjadi hal:hal yang mempengaruhi psikologis ibu sehingga dapat dilihat sebera pa besar dukungan yang dapat diterima ibu dari orang di sekitarnya. ada penelitian ini terlihat bahwa sebagian besar ibu hanya mempunyai orang yang dekat yang mampu diterima sebagai pendukungnya sekitar 1:3 orang.( 1) 0arakter ketimuran sebagai budaya di Indonesia yang tidak ingin menceritakan apapun kepada orang lain selain suaminya setelah mereka
60
menikah. 4ifat patriarkis disini masih terlihat sangat kuat karena hampir seluruhnya menyatakan bahwa yang paling bisa memberinya dukungan adalah suami. ada penelitian imicco dan ashiff pada tahun 2//+# didapatkan dukungan paling bermakna dirasakan dari ibu dan yang kedua dari ayah si bayi. ?adi sangat berbeda dengan sistem dukungan di Indonesia khususnya kota 5orontalo dimana sebagian besar ibu menyatakan dukungan yang paling bermakna adalah dari suami. (1) 4ementara itu kepuasan terhadap dukungan juga dinyatakan dengan kepuasan yang tinggi terhadap dukungan yang diterima. eneliti melihat adanya sifat para ibu yang ingin tangguh menanggung semuanya sendiri atau hanya bersama suami. etapi di sini menjadi titik tolak kelemahan di mana kemampuan ibu untuk menjaga mental yang sehat menjadi tidak terasah# mereka cenderung memendam permasalahannya sendiri. 4edangkan menurut imicco dan ashiff pada tahun 2//+# didapatkan mayoritas ibu yang menjadi responden di ?efferson *ountry memiliki sistem pendukung lebih dari orang (+,#9) sehingga rata:rata kepuasan terhadap dukungan yang diterimanya mencapai -#,1 (mendekati sangat puas). (1) ,.2.2
Huungan
!emu+ahan
Trans-*rtas
+engan
!elengka-an
Imunsas Dasar Lengka-
0emudahan transportasi seperti memiliki kendaraan pribadi# mudah mendapatkan kendaraan pinjaman# atau tinggal dalam wilayah yang dilalui kendaraan umum# dapat mempengaruhi kesadaran akan kesehatan seseorang. Imunisasi dasar lengkap dilakukan di setiap tempat pelayanan kesehatan ibu dan anak# misalnya rumah sakit adalah yang terjauh atau puskesmas yang terdekat. rogram kementrian kesehatan Indonesia yang mewajibkan dilakukannya imunisasi hanya di pusat pelayanan tertentu mewajibkan se tiaap ibu yang ingin mengimunisasikan anaknya harus mendatangi tempat:tempat tersebut. 4emakin mudah ibu mendapatkan transportasi untuk pergi ke tempat pelayanan imunisasi makan akan semakin tinggi angka kelengkapan imunisasi dasar lengkap di daerah tersebut.(+#1+)
61
ada penelitian ini tidak didapatkan hubungan bermakna antara kemudahan transportasi dengan kelengkapan imunisasi dasar lengkap dengan nilai uji statistik p M /#,,. 6al ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hmmy Isnaini# dkk pada tahun 2/1/ yang dilakukan di esa "ororejo kaliwungu dengan jumlah sampel 1+- ibu yang memiliki anak umur 12 hingga 23 bulan# dengan metode cross sectional pada penelitian ini didapatkan
hubungan
bermakna
kepatuhan Imunisasi dasar lengkap.
antara
variable
transportasi
dengan
(21)
?umlah tempat pelayanan imunisasi yang ada di 0ecamatan 0ota engan 0ota 5orontalo masih kurang apabila dibandingkan dengan jumah penduduk dan luas wilayahnya. ?arak yang jauh juga mempengaruhi kepatuhan untuk melengkapi imunisasi dasar lengkap# hal ini karena kebanyakan tempat pelayanan kesehatan masih berada di pusat 0ota 5orontalo.(+) ,.3
erawatan prenatal merupakan pelayanan kesehatan bagi ibu yang mempedulikan tentang janin yang sedang dikandungnya. anggung jawab yang besar mewakili presentasi kelengkapan perawatan prenatal. seringnya ibu berkunjung ke tempat pelayanan kesehatan terdekat memungkinkan ibu mendapatkan berbagai informasi penting tentang program pelyanan kesehatan seperti imunisasi. 6ingga saat anaknya lahir nanti# dengan bantuan buku panduan imunisasi ibu sudah bisa menyusun jadwal imunisasi untuk anaknya. (+#1-)
6asil korelasi perawatan prenatal dengan kelengkapan imunisasi dasar lengkap pada penelitian ini menunjukkan signifikansi dengan nilai chi:sRuare /#/3,. 6al ini sejalan dengan hasil studi imicco dan ashiff pada tahun 2//+ yang menemukan korelasi perawatan prenatal sebelumnya dengan kepatuhan memulai pemberian imunisasi. "enurut analisis peneliti# jika
62
perawatan prenatal berjalan rutin maka hal itu menjadi indikator sikap ibu terhadap kesehatan yang baik. (1) 6asil yang sama diperlihatkan oleh penelitian yang dilakukan oleh usman Hfendy pada tahun 2/1/ yang dilakukan di wilayah kerja puskesmas agar alam di 0ota 'anjarbaru dengan jumlah sampel orang# pada uji statistik didapatkan hubungan bermakna antara riwayat perawatan prenatal ibu dengan kepatuhan imunisasi dasar lengkap dengan nilai signifikansi pM /#//3. anggung jawab ibu untuk anaknya telah dibuktikan dengan berpartisipasinya ibu dengan pelayanan kesehatan prenatal# selain informasi tentang kesehatan kandungan# ibu tersebut juga bisa mendapatkan informasi lainnya untuk anaknya seperti imunisasi sehingga ibu dapat termotivasi untuk memenuhi pelayanan imunisasi dasar lengkap. (22) ,.3.2 Huungan Pengalaman Imunsas Anak %eelumna +engan !elengka-an Imunsas Dasar Lengka-
engalaman akan suatu kegiatan sebelumnya bisa menjadi tolak ukur untuk keberhasilan kegiatan tersebut selanjutnya. rogram imunisasi dilakukan ke semua anak# keberhasilan imunisasi pada anak pertama akan sangat berpengaruh untuk keberhasilan imunisasi pada anak selanjutnya begitu pula sebaliknya. Informasi dan tatacara prosedur untuk medapatkan imunisasi lebih dimengerti oleh ibu yang sudah pernah melakukan imunisasi pada anaknya. (2#+) ada uji statistik metode chi:sRuare didapatkan hubungan yang bermakna antara pengalaman imunisasi pada anak sebelumnya dengan kelengkapan imunisasi dasar lengkap dengan nilai p M /#/22. 6asil ini sesuai dengan hasil yang dilakukan oleh evita *itra ewi pada tahun 2/1/ yang di lakukan di wilayah kerja umah 4akit 4artika %sih 'andung dengan jumlah / responden yakni terdapat hubungan antara pengalaman imunisasi oleh ibu dengan kepatuhan imunisasi dasar lengkap dengan uji statistic chi:sRuare nilai pM /#/3-. (23)
63
4ejalan pula dengan penelitian yang dilakukan oleh &inik %ji$ah yang dilakukan pada bulan "ei 2/11# yang dilakukan di esa 0auman# eteroman# 0abupaten ?ombang dengan jumlah + responden yakni terdapat hubungan antara engalama Ibu melengkapi imunisasi anak sebelumnya dengan kepatuhan imunisasi dasar lengkap pada uji statistic chi:sRuare didapatkan nilai pM /#/+3. "enurut &inik %ji$ah pada penelitiannya menjelaskan bahwa pengalaman dalam melakukan pelayanan kesehatan akan mempermudah kesuksesan pelayanan kesehatan lainnya. (2+) ,.3.3 Huungan In#*rmas !esehatan +engan !elengka-an Imunsas Dasar Lengka-
Informasi tentang imunisasi yang diberikan oleh petugas kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan ibu tentang imunisasi. 0epedulian ibu untuk kesehatan
anaknya
dapat
meningkat
seiring
dengan
meningkatnya
pengetahuan tentang imunisasi# diharapkan angka kelengkapan imunisasi dasar lengkap dapat meningkat. (#1-) ada penelitian ini tidak didapatkan keselarasan bermakna antara informasi imunisasi dari petugas kesehatan dengan kelengkapan imunisasi dasar lengkap dengan nilai chi:sRuare /#1,. 6al yang sama ditunjukkan pada hasil penelitian oleh 6anum#dkk pada tahun 2//+ didapatkan bahwa tidak ada hubungan bermakna antara tingkat pendidikan# pekerjaan ibu dan sumber informasi tentang imunisasi. enelitian lain yang juga menunjang adalah peneltian osenblum pada tahun 1,1 yang menyatakan tingkat pendidikan dan pendapatan tidak mempengaruhi kepatuhan imunisasi di kalangan ibu dengan anak prasekolah. *otter# dkk pada tahun 2//2 juga menyatakan usia ibu di bawah 2/# kurang pengetahuan dan pemahaman# tinggal di daerah rural# dan ras tidak mempengaruhi kepatuhan imunisasi. (1) ,.3." Huungan Dukungan Pr*#es !esehatan +engan !elengka-an Imunsas Dasar Lengka-
etugas kesehatan yang bertanggung jawab untuk meningkatkan angka pelayanan kesehatan di lingkungan mereka bekerja. asa tanggung jawab ini
64
harus didasarkan dengan pengetahuan lebih tentang imunisasi agar dapat menjawab setiap pertanyaan dari ibu agar ibu bisa merasa perlu untuk melakukan imunisasi dasar lengkap untuk anaknya. 6al ini dapat meningkatkan angka kelengkapan imunisasi dasar lengkap pada suatu daerah. (#1-)
%nalisis yang dikembangkan peneliti adalah fungsi dan peran profesi kesehatan untuk menjaga kepatuhan imunisasi sangatlah besar sehingga menurut obin# dkk pada tahun 2//+ pada penelitiannya menjelaskan jika peran edukasi profesi kesehatan tidak dilaksanakan dengan optimal akan tampak nilai kepatuhan yang rendah dan penurunan motivasi ibu pada regimen preventif yang panjang ini. 0emudian peran konselor yang juga dapat
dijalankan dengan komunikasi terapeutik yang optimal
akan
menghasilkan tingkat motivasi yang tinggi bagi ibu untuk mengimunisasi bayinya.(2-) ada penelitian ini tidak didapatkan hubungan bermakna antara dukungan profesi kesehatan dengan kelengkapan imunisasi dasar lengkap dengan nilai cho:sRuare /#-,/. 6al ini sejalan dengan penelitian elan %strian$ah pada tahun 2/11 dengan jumlah sampel 112 ibu# tidak didapatkan hubungan berarti antara variable dukungan provesi kesehatan dengan kepatuhan imunisasi dasar lengkap dengan nilai chi:aRuare /#22. (2) ,.3.) Huungan !e-uasan Pelaanan +engan !elengka-an Imunsas Dasar Lengka-
4elain itu kompetensi profesi kesehatan dalam menjaga kepuasan pelayanan imunisasi juga mempengaruhi kepatuhan secara parsial# karena jika situasi memungkinkan maka individu akan mencoba mencari alternatif lain jika ditemukan profesi kesehatan yang tidak kompeten menjalankan regimen preventif ini.(+) ada penelitian ini# dengan uji statistik metode chi:sRuare didapat nilai pM /#32+ yang berarti tidak ada hubungan bermakna antara kepuasan pelayanan dengan kelengkapan imunisasi dasar lengkap. 6asil yang sama diperlihatkan
65
oleh penelitian yang dilakukan oleh Indrawati pada tahun 2//1 yang dilakukan di esa 4ukoharjo# dengan jumlah sampel 13/ orang dengan uji signifikansi nilai M /#231 yang berarti tidak ada hubungan bermakna antara kepuasan pelayanan dengan kepatuhan imunisasi ibu di esa 4ukoharjo. (2) ,." !eteratasan Peneltan
0eterbatasan penelitian ini adalah sebagai berikut @ 1. %spek penilaian kepatuhan berdasarkan aspek individu dan interaksi individu:profesi kesehatan saja belum cukup untuk melihat nilai kepatuhan karena kepatuhanpun dipengaruhi oleh faktor eksternal dimana dalam penelitian ini tidak diperhatikan. 2. *ara pengambilan dan kualitas data @ engambilan data pasien dilakukan dengan metode sel"$report (laporan diri) menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data. engan metode ini# kemungkinan terjadi kesalahan akibat keterbatasan responden untuk mengingat kembali peristiwa dan mengungkapkan secara lengkap hal:hal yang telah dilakukan dan didapatkan selama menjalankan pengobatan serta adanya respon tidak merasa bebas# malu:malu# atau ragu pada saat menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh peneliti# sehingga dapat mengakibatkan jawaban yang diberikan lebih cenderung subjektif (recall %ias). 'ias ini agak sulit dihindari karena menyangkut kemampuan setiap responden. alam beberapa pertanyaan yang diajukan untuk mengukur beberapa variabel penelitian# disadari bahwa kemungkinan
pertanyaan:pertanyaan
tersebut
belum
menggali
secara
keseluruhan aspek yang seharusnya diukur. 0uesioner merupakan salah satu metode pengukuran kepatuhan yang praktis dan ekonomis# namun di lain pihak keakuratan data sangat bergantung pada pasien
66
BAB =II !E%IMPULAN /.1 !esm-ulan 1. esponden yang melengkapi imnunisasi dasarlengkap lebih banyak
#+9 dibandingkan dengan yang tidak melengkapi 22#9. 2. idak ada hubungan antara variabel faktor karakteristik demografi yakni variabel kelompok umur# endapatan# jenjang pendidikan# dan status bekerja dengan kelengkapan imunisasi dasar lengkap 3. idak ada hubungan antara variabel faktor >ingkungan yakni variabel dukungan social dan kemudahan transportasi dengan kelengkapan imunisasi dasar lengkap +. %da hubungan antara variabel faktor elayanan 0esehatan yakni variabel perawatan prenatal dan pengalaman imunisasi anak sebelumnya dengan kelengkapan imunisasi dasar lengkap. idak ada hubungan antara variabel faktor pelayanan kesehatan yakni informasi kesehatan# dukungan profesi kesehatan# dan kepuasan pelayanan dengan kelengkapan imunisasi dasar lengkap /.2 %aran
1. 'agi elayanan 0esehatan 'agi pelayanan 0esehatan di komunitas terutama di puskesmas dan di masyarakat untuk selalu memantau pemberian imunisasi baik secara kuantitatif maupun kualitatif. 4alah satu cara efektif yang sangat mungkin dilakukan adalah penggunaan buku 0esehatan Ibu dan %nak (0I%) agar pelaporan terpusat pada satu jenis pelaporan data ke mana pun anak dibawa ke fasilitas kesehatan. 2. 'agi perkembangan ilmu kesehatan erlu difikirkan strategi untuk meningkatkan motivasi dan rasa tanggung jawab petugas kesehatan untuk dapat meningkatkan pemahaman masyarakat. 4ementara untuk meningkatkan kepatuhan masyarakat terhadap regimen kesehatan diperlukan strategi yang harus dikaji berdasarkan keilmuan kesehatan komunitas. 3. 'agi rofesi
67
erkembangan keilmuan hendaknya menjadi dasar layanan kesehatan di masyarakat sehingga tidak terjadi kurang informasi di kalangan para ibu. +. 'agi inas 0esehatan 0ota 5orontalo 4osialisasi imunisasi yang lebih gencar dan pemantauan serta evaluasi cakupan imunisasi di 0ota 5orontalo. 6al ini penting dilakukan# mengingat ada
penurunan
cakupan
imunisasi.
Inovasi
untuk
mengoptimalkan
penggunaan buku 0I% dapat menjadi solusi bagi terciptanya pencatatan status imunisasi dan status kesehatan pada umumnya sehingga dapat termonitor dengan baik status kesehatan anak secara global -. 'agi penelitian selanjutnya 'erdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan# peneliti merasa masih banyak kekurangan untuk mengetahui lebih jauh tentang faktor:faktor yang berhubungan antara kelengkapan imunisasi dasar lengkap. enelitian selanjutnya juga perlu dilakukan dengan melihat faktor seluruh faktor baik eksternal maupun internal yang mempengaruhi kepatuhan imunisasi.
68
Da#tar Pustaka
1. !nited 4tates epartment of 6ealth and 6uman 4ervices. i$a.# 6artono 5unardi# %rwin % %kib. 2/1/. ediatrica Indonesiana Dol. -/ &o. @ In"luence o" #epatitis B immunization to prevent vertical transmission o" #ep$B virus in in"ants %orn "rom #ep$B positive mother . *herry# ?ames .# ". 2/12. 'he e &nland *ournal o" +edicine1 -erspective$ &pidemic -ertussis in =65=$'he !esurence o" a .accine$ -reventa%le isease http@==www.nejm.org. 1/. "ulholland# H. 0im# "..# !lla 0ou 5riffiths# ".4c.# obin 'ielik# h.. 2/12. 'he e &nland *ournal o" +edicine1 -erspective$ +easles in the =5 st Centur0 http@==www.nejm.org. 11. 4uyono#".4c. dan r. 'udiman# 4.d.# 40".# 4.0ep.# ".0es.. Ilmu 0esehatan "asyarakat dalam onteks 0esehatan >ingkungan. 0esehatan >ingkungan. ?akarta. 2/12. 12. 'udioro. engantar Ilmu 0esehatan "asyarakat. !niversitas iponegoro. 4emarang 13. olit# .A. V 6ungler# '.. (1) &ursing research@ rinciples and methods. (th Hd.). hiladelphia@ >ippincott Eilliams V Eilkins. 1+. Aalagas# ".H.# V Parkadoulia# H.# (2//,). Aactors associated with suboptimal compliance to vaccinations in children in developed countries@
69
a systematic review. *urrent "edical esearch and Fpinion# 2+()@11: +1. 1-. 0ohrt# %.H. V 0ohrt# >.5. (2//1). Imrpoving immuni$ation rates in pediatric practice. ediatric %nnals# 3/()@ 32/:3/. 1. i"icco# E.. V ashiff# *. (2//2). "aternal characteristics and timeliness
of
initiating
immuni$ations.
%
dissertation.
http@==www.proRuest.umi.com=pRdweb.indeC retrieved 2+ "aret 2// 1. %stinah# 4uriyanti 6asbullah# 6. "u$akkir@ A%0F ; A%0F N%&5 "H"H&5%!6I
0H%!6%&
I'!
%%
H"'HI%&
I"!&I4%4I %4% I F4N%&! H%%I 11' I EI>%N%6 0H?% !40H4"%4 %"%"%!&5 "%0%44%@ "akassar@ 2/13 1,. 6anum 4.# 4adjimin .# V Ismail .# (2//-). eterminan cakupan imunisasi
di
ropinsi
.I.Nogyakarta.
'erkala
Ilmu
0edokteran#
3(3)#1-/:1. 1. *otter# ?.?.# 'ramble# ?..# 'ovbjerg# D.H.# ugh# *.'.# "c*lish# .0.# ipton# 5.# V 4mith# E.4. (2//2). imeliness of immuni$ations of children in medicated primary care case management managed care program. ?ournal of the &ational "edical %ssosiation# +()@ ,33:+/. 2/. &uwaha# A.# "ulindwa# 5.# 0abwongyera# H.# V 'aren$i# ?. (2///). *ouses of low attendance at &ational Immuni$ation ays for polio eradication in 'ushenyi istrict# !ganda. ropical "edicine and International 6ealth# -(-)@ 3+:3. 21. Hmmy Isnaini# Divi Nosafianti# 4hobirun@ 6ubungan ingkat engetahuna dan 4ikap Ibu terhadap kepatuhan emberian Imunisasi asa ada 'ayi di esa "ororejo 0aliwungu 0abupaten 0endal@ !&I"!4 4emarang@ 2/1/ 22. usman Hfendi1# ita ewi %stuti# Iis usparina@ 6ubungan ingkat engetahuan Ibu dan ukungan 4uami dengan 0epatuhan Ibu dalam "emberikan Imunisasi asar @ 0alimantan 4elatan@ 2/1/ 23. evita *itra ewi# 2/1/@ H&5%!6 H&5H%6!% 4I0% %& HI>%0! I'! H6%% 0H%!6%& I"!&I4%4I %4% %% '%NI I 4 4%I0% %4I6 '%&!&5 %6!& 2/1/@ 'andung@ 2/1/ 2+. &inik %$i$ah# 4uyati# Divin Hka ahmawati@ 6!'!&5%& I&50% H&5H%6!%& I'! H&%&5 H&I&5&N% I"!&I4%4I %4% H&5%& 0H%!6%& "H>%04%&%0%& I"!&I4%4I I '4 6j.
70