BAB I : PENDAHULUAN
Semen merupakan salah satu bahan yang penting untuk pembangunan. Semen digunakan untuk merekatkan/melekatkan bahan-bahan bangunan, seperti misalnya batubata. Pengertian semen adalah hasil industri dari paduan bahan baku berupa batu kapur atau gamping, lempung, gypsum, ash batubara dan senyawa tertentu, yang mempunyai fungsi sebagai pelekat, pelapis dan pengawet. Mungkin belum banyak yang tahu jika semen mempunyai beragam jenis, masih banyak yang mengira mengira jika semua jenis semen itu sama, padahal semen mempunyai beberapa jenis dan kegunaan yang berbeda beda setiap jenisnya. Untuk itu agar lebih mengerti dan memahami apa saja jenis semen beserta kegunaannya, penulis membuat paper ini.
BAB II : PEMBAHASAN
Semen adalah hasil industri dari paduan bahan baku, yaitu batu kapur atau gamping sebagai bahan utama, dan bahan lainnya berupa lempung, pasir besi dan pasir kuarsa. Batu kapur atau gamping adalah bahan alam yang mengandung CaCO 3, sedangkan lempung adalah bahan alam yang mengandung Al 2O3:2SiO2.xH2O. seperti sudah dijelaskan sebelumnya, semen mengandung bahan lainnya seperti pasir besi dan pasir kuarsa. Pasir besi merupakan bahan alam yang mengandung men gandung Fe2O3 dan pasir kuarsa merupakan bahan alam yang mengandung SiO 2. Semen dibagi menjadi beberapa jenis sesuai dengan kebutuhan pemakaian, terdapat 7 jenis semen yaitu: 1. Semen Portland Berdasarkan SNI 15-2049-2004 semen potrland adalah semen hidrolis yang dihasilkan dengan vara menggiling terak semen Portland terutama yang terdiri atas kalsium silikat yang bersifat hidrolis dan digiling bersama-sama dengan bahan tambahan berupa satu atau lebih bentuk kristal senyawa kalsium sulfat dan boleh ditambah dengan bahan tambahan lain. Semen Portland merupakan semen bubuk berwarna abu-abu yang biasa ditemui pada pasaran. Berdasarkan SNI 15-2049-2004 semen Portland terbagi menjadi 5 jenis berdarkan penggunaannya yaitu:
1
a. Jenis I (Ordinary Portland Cement) Jenis I yaitu semen portland untuk penggunaan umum yang tidak memerlukan persyaratan-persyaratan khusus seperti yang disyaratkan pada jenis-jenis lain. Jenis semen ini paling banyak dipasarkan dan diproduksi. b. Jenis II (Moderate Sulfat Resistance) Jenis II yaitu semen portland yang dalam penggunaannya memerlukan ketahanan terhadap sulfat atau kalor hidrasi sedang. Jenis semen ini mempunyai panas hidrasi yang lebih rendah dibandingkan dengan semen Portland jenis I. Semen jenis ini biasanya digunakan pada bendungan, dermaga dan landasan berat yang ditandai kolom-kolom. c. Jenis III (High Early Strength) Jenis III yaitu semen portland yang dalam penggunaannya memerlukan kekuatan tinggi pada tahap permulaan setelah pengikatan terjadi. Semen jenis ini mempunyai kekuatan yang lebih dibandingkan semen Portland I dan II. d. Jenis IV (Low Heat of Hidration) Jenis IV yaitu semen portland yang dalam penggunaannya memerlukan kalor hidrasi rendah. Jenis semen ini ditujukan untuk struktur concrete (beton) yang massive dan dengan volume yang besar seperti bendungan, dam, dan lapangan udara. e. Jenis V Jenis V yaitu semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan ketahanan tinggi terhadap sulfat. Jenis semen ini biasanya digunakan unutk pembuatan beton pada daerah yang tanah dan airnya mempunyai kandungan garam sulfat tinggi seperti air laut, daerah tambang, air payau dan lain sebagainya.
2
2. Semen Campuran (Blended Cement) Semen campuran dibuat karena dibutuhkannya sifat-sifat khusus yang tidak dimiliki oleh semen Portland. Sifat-sifat khusus pada semen campuran didapatkan dari material lain yang digunakan untuk pencampuran. Semen campuran dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu: a. Portland Pozzolan Cement (PPC) Portland pozzolan cement atau semen Portland pozolan berdasarkan SNI 15-0302-2004 adalah suatu semen hidrolis yang terdiri dari campuran yang homogen antara semen Portland dengan pozolan halus, yang di produksi dengan menggiling klinker semen Portland dan pozolan bersama-sama, atau mencampur secara merata bubuk semen Portland dengan bubuk pozolan, atau gabungan antara menggiling dan mencampur, dimana kadar pozolan 6% sampai dengan 40% massa semen Portland pozolan. Yang dimaksud dengan pozolan halus adalah fly ash halus. b. Semen Masonry Semen masonry digunakan sebagai bahan baku genteng beton, tegel, hollow brick dan paving block. Semen masonry juga digunakan hanya pada kisaran konstruksi bangunan rumah ataupun irigasi dengan struktur beton paling besar K225. c. Portland Composite Cement (PCC) Berdasarkan SNI 15-7064-2004 portland composite cement atau s emen Portland komposit adalah bahan pengikat hidrolisis hasil penggilingan bersama-sama terak semen Portland dan gips dengan satu atau lebih bahan anorganik, atau hasil pencampuran antara bubuk semen Portland dengan bubuk bahan bahan anorganik lain. Bahan anorganik tersebut antara lainterak tanur tinggi (blast furnace slag), pozolan, senyawa silikat, batu kapur, dengan kadar total bahan anorganik 6% - 35% dari massa semen Portland komposit.
3
Semen Portland komposit biasanya digunakan sebagai bahan pengikat untuk konstruksi beton, beton pra cetak, pasangan batubata, paving block, plesteran dan lain sebagainya. 3. Water Proofed Cement Water proofed cement merupakan campuran homogen dari semen Portland dengan water proofing agent pada jumlah yang kecil, seperti calcium, aluminium atau logam stearat lainnya. Water proofed cement banyak digunakan untuk kontstruksi beton yang berfungsi menahan tekanan hidrostatis, contohnya tangka penyimpanan cairan kimia. 4. Oil Well Cement (OWC) Oil well cement merupakan semen Portland yang dicampur dengan bahan retarder khusus seperti asam borat, casein, lignin, gula atau organic hidroxid acid. Retarder pada oil well cement digunakan unutk mengurangi kecepatan pengerasan semen. Berdasarkan API Spesification 10 1986 oil well cement dibedakan menjadi beberapa kelas yaitu: a. Kelas A Digunakan untuk sumur sampai dengan kedalaman 1830 meter, apabila sifat-sifat khusus tidak dipersyaratkan. b. Kelas B Digunakan untuk sumur sampai dengan kedalaman 1830 meter, apabila kondisi membutuhkan sifat kekuatan tahan terhadap sulfat sedang. c. Kelas C Digunakan untuk sumur sampai dengan kedalaman 1830 meter, apabila kondisi membutuhkan sifat kekuatan tekan awal yang tinggi. d. Kelas D Digunakan untuk sumur sampai dengan kedalaman 1830 sampai 3050 meter, dengan kondisi suhu dan tekanan yang sedang. e. Kelas E Digunakan untuk sumur sampai dengan kedalaman 3050 sampai 4270 meter, dengan kndisi suhu dan tekanan yang tinggi.
4
f.
Kelas F Digunakan untuk sumur sampai dengan kedalaman 3050 sampai 4880 meter, dengan kondisi suhu dan tekanan yang tinggi.
g. Kelas G Digunakan untuk cementing mulai surface casing sampai dengan kedalaman 2440 meter, akan tetapi dengan penambahan accelerator atau retarder. Dapat digunakan untuk semua range pemakaian, mulai dari kelas A sampai kelas E. 5. Semen Putih (White Portland Cement) Semen putih merupakan semen yang digunakan untuk dekorasi, bukan untuk konstruktif. Merk semen putih yang beredar dipasaran misalnya adalah Semen Tiga Roda, Plamur Kingkong, Semen Putih Panda dan Semen Putih Cap Gajah. 6. High Alumina Cement High alumina cement merupakan semen yang dapat menghasilkan beton dengan proses pengerasan yang cepat dan tahap terhadap sulfat dan asam, tetapi tidak tahan terhadap alkali. Semen jenis ini terbuat dari campuran batu kapur dan bauksit. High alumina cement dapat menghasilkan semen tahan api. 7. Semen Anti Bakteri Semen anti bakteri merupakan semen dengan campuran yang homogen antara semen Portland dengan anti bacterial agent seperti germicide. Bahan seperti germicide digunakan untuk self disinfectant terhadap serangan bakteri dan jamur yang tumbuh pada beton. Semen anti bakteri ini biasanya digunakan pada kamar mandi, keramik, kolam-kolam, lantai industry makanan dan bangunan dimana terdapat jamur pathogenic dan bakteri.
BAB III : PENUTUP
Semen adalah hasil industri dari paduan bahan baku, yaitu batu kapur atau gamping sebagai bahan utama, dan bahan lainnya berupa lempung, pasir besi dan pasir kuarsa. Semen dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu semen Portland, semen
5
campuran, oil well cement, water proofed cement, semen putih, high alumina cement dan semen anti abkteri. Setiap jenis semen mempunyai karakteristik yang berbeda-beda dan kegunaan yang berbeda beda juga. Maka penggunaan semen harus sesuai dengan apa yang dibutuhkan.
DAFTAR PUSTAKA
SNI 15-2049-2004 SNI 15-0302-2004 SNI 15-7064-2004 https://www.lamudi.co.id/journal/macam-jenis-semen-dan-fungsi/
6