AVON
Perubahan dalam lingkungan seringkali menyulitkan perusahaan. Bila perusahaan tidak mampu mengatasi dan merespon dengan baik, bisa jadi operasionalisasi perusahaan dapat terganggu dalam jangka pendek atau bahkan dapat membuat bangkrut persahaan dalam jangka panjang contohnya seperti Kodak bangkrut yang salah satu alasannya tidak dapat berinovasi dengan baik sesuai dengan perubahan lingkungan. li ngkungan. Pada kali ini, akan menarik bila kita mengamati apa yang pernah Avon hadapi di masa lalu mengenai perubahan lingkungan. Avon didirikan tahun 1886 dab bergabung menjadi California Parfume di tahun 1916. Avon menggunakan tenaga wanita dalam penjualan produknya, mereka disebut Avon Ladies. Para Avon Ladies ini mencapai jumlah sebesar 40 juta. Umumnya mereka menjual produk pada kenalan, teman, saudara, dan tetangganya. Selain itu pendekatan yang dilakuka adalah penjualan langsung (direct selling) pada konsumen dimana mereka memperlihatkan produk, mengambil, mengambil, dan mengantar pesanan. pesanan. Dengan penjualan penjualan langsung, Avon tidak perlu bersaing dengan para kompetitor untuk mendapatkan ruang jual pada toko dan merayu pedagang untuk menjual produknya. Penjualan langsung ini juga membuat konsumen menjadi nyaman, dan konsumen juga mendapat nasihat perawatan atau pun rekomendasi langsung dari temannya. Sistem ini berjalan cukup baik dan mampu meningkatkan kinerja perusahaan. Namun perubahan terjadi pada tahun 70-80 an dimana semakin banyak wanita yang menyadari bahwa mereka perlu bekerja di luar rumah. Hal ini menyulitkan bagi para Avon Ladies, mereka menjadi sulit bertemu dengan calon konsumen. Selain itu, isu juga datang dari tenaga Avon Ladies sendiri. Banyak Avon Ladies yang memutuskan bahwa mereka membutuhkan jenis pekerjaan yang full time. Hal ini menyebabkan turn over yang sangat tinggi bahkan mencapai 200 persen. Dengan berkurangnya tenaga penjual ini, pembeli juga kesulitan untuk memperoleh produk dan akhirnya Avon banyak menderita lost sales. Selain itu banyak kompetitor yang masuk ke industri seperti Amway, Mary Kay Cosmetic, dan Tupperware yang juga banyak menarik tenaga-tenaga part time untuk penjualan barang. Perubahan juga datang dari sisi konsumen yang pada saat itu baik terjadi mobilitas populasi Amerika sehingga baik pelanggan dan penjual sering berpindah. Untuk itu akan sangat sulit untuk membangun membangun basis pelanggan yang loyal. Untuk mengatasi hal ini, Avon menunjuk James E. Preston sebagai pimpinan eksekutif untuk melakukan banyak perubahan. Strategi pemasaran perusahaan mengalami perubahan dengan memfokuskan perusahaan pada bisnis intinya yaitu menjual kosmetik, wewangian, dan perlengkapan mandi. Selain itu juga memangkas harga produk secara signifikan.Avon juga membuat katalog dan nomor bebas pulsa untuk direct selling. Menaikan insentif penjualan (namun diubah kembali karena dianggap tidak sesuai dengan budaya perusahaan). Hasilnya penjualan antara 1992 sampai dengan 1996, penjualan dan laba Avon meningkat sedikit. Pihak manajemen Avon memutuskan akanmengunakan penjualan melalui ritel dengan cara konvensional juga dengan sistem waralaba. Sampai saat ini Avon terus berusaha mengembalikan masa kejayaan perusahaan di masa lalu dengan berbagai perubahan baik secara taktis ataupun strategis. Perubahan lingkungan dapat membawa dampak positif ataupun negatif pada perusahaan. Belajar dari Avon, perusahaan harus dapat mengidentifikasi dan mengambil tindak lanjut dengan tepat sebelum terlambat
Menilai Daya Tarik Pasar Dan Industri Daya Tarik Produk dan Pasar (Product & Market Attractiveness) . Analisis risiko mencakup penilaian
terhadap produk perusahaan dan daya tarik pasar, yang dapat sangat bervariasi tergantung pada prospek pertumbuhan, adanya hambatan masuk serta ukuran dan jumlah pemain di pasar. Para pemain dengan posisi kuat di lini produk yang menarik, atau pemain yang secara aktif terlibat dalam peningkatan bauran usaha memiliki prospek sukses lebih baik daripada pemain lain yang memasarkan produk di wilayah kurang menarik. Sejauh mana posisi perusahaan mampu dipertahankan dipengaruhi oleh kekuatan pesaing, luas dan dalamnya lini produk dan ancaman substitusi serta pendatang baru. Diversifikasi (Diversification). Analisis risiko mencakup penilaian terhadap kemampuan perusahaan
untuk menstabilkan keseluruhan kinerja operasi dan arus kas melalui diversifikasi produk atau pasar, yang meningkatkan keamanan kredit. Perusahaan dengan ketergantungan yang tinggi pada beberapa lini produk seringkali lebih rentan. Analisis juga meliputi penilaian risiko pada bauran produk, apakah itu lebih bersifat produk komoditi atau produk-produk khusus. Bagi pemain yang terlibat dalam segmen komoditi, diversifikasi akan menjadi penting untuk dilakukan dalam upaya untuk mengurangi cyclicality dari tiap produk. Secara umum, pemain dengan diversifikasi substansial sering menunjukkan hasil operasi yang lebih stabil. Analisis juga meliputi penilaian risiko pada konsentrasi pemasok dan pelanggan, di mana berbagai kelompok pelanggan atau pemasok secara inheren dianggap kurang berisiko daripada yang terkonsentrasi basis pelanggan atau pemasok. Integrasi Vertikal (Vertical Integration). Analisis risiko mencakup penilaian terhadap integrasi
vertical perusahaan, yang menjamin kelangsungan proses bisnis dan melindungi bisnis dari volatilitas bahan baku (komoditas) dan volatilitas harga intermediasi. Perusahaan yang terintegrasi secara baik juga dapat memperoleh manfaat dari kemampuan untuk memberikan nilai tambah dari rantai pasokan dan merealisir beberapa kesempatan untuk membuat produk yang berbeda sehingga berujung kepada marjin yang lebih tinggi. Analisis risiko juga meliputi penilaian terhadap kepemimpinan teknologi, baik yang dipatenkan atau dibuat sendiri secara khusus, yang dapat memberikan keunggulan kompetitif dan mengakibatkan nilai tambah produk dan harga. Namun demikian, usia siklus produk cenderung singkat dan cepat usang sehingga merupakan risiko yang pasti. Formulasi produk baru pada tingkat pelanggan memerlukan pengembangan terus-menerus pada perusahaan kimia. Sehingga, perusahaan perlu berkomitmen untuk penelitian dan pengembangan.
Analisis Trend Makro
Perusahaan yang berhasil biasanya mengenali dan menanggapi kebutuhan dan tren yang belum terpenuhi dengan mendapat laba. Perusahaan mendapatkan laba yang sangat besar jika mereka dapat memecahkan salah satu maslah dengan harga terjangkau. Para individu wirausaha dan perusahaan yang bermental wirausaha berupaya menciptakan pemecahan baru atas kebutuhan yang belum terpenuhi. Kita perlu membedakan fad,tren, dan mengatren. Fad (kesukaan masyarakat yang berlangsung singkat) bersifat “tida dapat diduga, berus ia pendek, da tidak penting secara
social,ekonomi,dan politik.”Perusahaan tertentu dapat meraup uang dari fad karena keberuntungan
dan penentuan waktu yang tepat. Tren adalah urutan peristiwa-peristiwa khusus ang memiliki beberapa momentum dan mampu bertahan lama. Tren lebih dapat di ramalkan dan bertahan lama di banding fad. Tren mengungkap bentuk masa depan dan memberikan banyak peluang. Mengatren digambarkan sebagai ”perubahan besar di bidang social, ekonomi,politik, dan teknologi yang lebih lambat
terbentuknya, dan pada saat terjadi, perubahan itu akan memengaruhi kita untuk waktu yang lama, antara tujuh dan sepuluh tahun, atau lebih. Tantangan Pada Pasar Pada Tingkat Makro Dan Analisis Industry
Lingkungan Eksternal makro perusahaan meliputi : 1. Teknologi Dalam setiap masyarakat atau industri , tingkat kemajuan memainkan peranan yang berarti . Sebagai contoh kemajuan teknologi akan menurunkan permintaan akan manajer- manajer menengah dan lini pertama, Banyak perusahaan sekarang menggunakan komputer untuk meramalkan operasioperasi dan schedulin produksinya , dimana pada waktu yang lalu dilakukan oleh fungsi – fungsi manajemen menengah. Inovasi teknologi dapat juga menimbulkan posisi persaingan baru dalam industri – industri yang berbeda. Ini semua menuntut manajer perusahaan bersikap tanggap terhadap tantangan – tantangan dan mampu memanfaatkan kesempatan yang ada. Manajer perlu senantiasa menaksir arah perkembangan teknologi dan memperkirakan perngaruhnya pada organisasi atau melakukan peramalan teknologi. 2. Ekonomi Para manajer akan selalu terlibat dengan masalah-masalah biaya sumber daya – sumber daya yang dibutuhkan dalam organisasi. Biaya ini berubah-berubah setiap waktu karena pengaruh faktor – faktor ekonomi. Sehingga manajer senantiasa perlu menganalisa dan mendiagnosa faktor – faktor ekonomi, seperti kecenderungan inflasi atau deflasi harga-harga barang dan jasa, kebijaksanaan moneter, dan kebijaksanaan fisikal dll, jadi manajer perusahaan harus mencurahkan waktu dan sumber daya untuk melakukan peramalan ekonomi dan antisipasi perubahan harga. 3.Lingkungan sosial kebudayaan Merupakan pedoman hidup yang menentukan bagaimana hampir seluruh organisasi dan manajer harus beroperasi . Lingkungan ini mencakup kepercayaan , nilai-nilai, sikap-sikap, pandangan serta pola kehidupan yang dibentuk oleh tradisi , pendidikan, kelompok , ethnis, teknologi , demografi, geografis, serta agama dan kepercayaan dari sekelompok atau seluruh masyarakat tertentu. Pengaruh dari pedoman hidup ini dapat sangat luas atau felatif sempit . Misal, batasan bagi pekerja wanita mungkin hanya berlaku disuatu daerah, tetapi dapat juga berlaku secara nasional 4. Dimensi Internasional Komponen Internasional dalam lingkungan eksternal juga menyajikan kesempatan-kesempatan dan tantangan-tantangan serta mempunyai potensi menjadi faktor yang berpengaruh langsung pada operasi perusahaan. Kekuatan-kekuatan internasional ini berpengaruh melalui perkembangan politik
dunia, ketergantungan ekonom transfer teknologi. Lebih sempit lagi, kekuatan ini berwujud misalnya keterrgantungan sumberdaya impor, keadaan resesi, persaingan dengan perusahaan – perusahaan multinasional, tingkat pertukaran mata uang asing dsb. Maka hendaknya manajer mampu menanalisa dan mengantisipasi untuk kemudian meletakkan dasar yang kuat dalam menghadapi perkembangan dunia internasional. Mengantisipasi dan Merespon Perubahan Lingkungan
Saat ini tidak ada satu perusahaan pun yang tidak terkena dampak pengaruh perubahan lingkungan. Perubahan lingkungan tidak hanya berpengaruh terhadap perusahaan-perusahaan besar, bahkan perusahaan kecil pun bisa jadi sangat terpengaruh. Kadangkala perubahan sangat cepat dan sulit untuk diprediksi sehingga seringkali rencana jangka panjang yang telah dibuat suatu perusahaan seakan tidak lagi berarti. ”Hal-hal yang menyakitkan saat ini bukan karena perbuatannya sendiri, melainkan karena peristiwaperistiwa eksternal”. (Thomas Hanley, Saloman Brothers).
Dalam beberapa kasus pernah berpengaruh besar terhadap dunia bisnis:
Masih segar dalam ingatan kita betapa besarnya dampak peristiwa bom Bali terhadap industri pariwisata dan dunia bisnis khususnya di Bali.
Pengungkapan hasil penelitian Peneliti IPB yang menyatakan adanya bakteri Enterobacter Sakazakii dalam beberapa susu formula yang membuat para ibu benar-benar hati-hati dalam membeli susu formula.
Tayangan di TV tentang digunakannya zat pengawet makanan yang biasanya digunakan untuk mengawetkan jenazah, yang dampaknya sangat memukul industri makanan tertentu, seperti : Bakso.
Peristiwa –peristiwa tersebut tentunya sangat sukar diduga oleh para pebisnis karena di luar kendali kontrol perusahaan. Perubahan lingkungan dapat berdampak positif dan negatif, tetapi implikasinya terhadap pemasaran jelas tampak. Oleh karena itu setiap perusahaan harus secara cermat dan terus menerus memantau lingkungannya yang kemungkinan berpengaruh terhadap perusahaan. Perubahan lingkungan tidak hanya bersifat ancaman, tetapi juga membuka peluang. Banyak faktor-faktor yang mungkin berpengaruh terhadap lingkungan antara lain: Persaingan, Ekonomi, Sosial Budaya, Teknologi, Politik dan Hukum, dan Alam. Memahami dengan baik berbagai faktor-faktor tersebut akan menghindarkan perusahaan terkena dampak negatif yang parah tetapi justru mampu memanfaatkan kemungkinan adanya perubahan-perubahan tersebut.
Persaingan, merupakan faktor yang harus benar-benar menjadi perhatian
perusahaan, makin rendahnya barrier to entry akan menjadikan semakin banyak pemain dalam bisnis tersebut. Bagi perusahaan-perusahaan skala kecil akan menghadapi persaingan yang lebih tinggi karena untuk membuka usaha tidak
memerlukan modal besar. Salah satu upaya agar bisnis perusahaan dapat bertahan adalah dengan mengembangkan keunikan sehingga dapat menjadi pembeda bagi pesaing-pesaing perusahaan. Kata Marius Widiarto (Owner C59) pada satu kesempatan : Be different or die.
Sosial budaya, faktor ini pun kalau tidak di antisipasi sering akan berdampak
terhadap bisnis perusahaan. Masalah selera konsumen misalnya, adalah suatu yang harus terus diperhatikan perusahaan. Saat ini orang pergi ke tempat wisata tidak hanya untuk menikmati pemandangan alam, tetapi juga sekaligus belanja . Pebisnis di Kota Bandung salah satu contoh yang justru seringkali mengantisipasi kejenuhan selera konsumen dengan melakukan inovasi-inovasi yang kreatif sehingga konsumen khususnya para wisatawan dari Jakarta selalu tertarik untuk berbelanja di Bandung dari mulai membuka Pusat Belanja Cihampelas, mengembangkan Factory Outlet di daerah Otten dan sekarang Distro di daerah Jl Riau. Dan mungkin banyak contoh inovasi lain yang dapat dicermati dan diambil pelajarannya bagi para pebisnis lain.
Teknologi, para pebisnis yang akan bermain dalam bisnis ini harus hati-hati benar
karena perkembangan teknologi saat ini terjadi sangat cepat. Perusahaan yang bergerak dalam perdagangan barang-barang yang bersifat elektronik dan komputer atau jasa yang kontennya padat teknologi mesti hati-hati sekali dalam menghitung Return on Investment (ROI) kegiatan bisnisnya karena tanpa pengetahuan yang mendalam dalam perkembangan teknologi yang digunakan atau diperdagangkan bisa terjadi kesalahan perkiraan yang dampaknya sangat fatal. Tidak salah kalau teknologi sering disebut proses” perusakan kreatif” dalam arti :
pengembangan baru akan menciptakan pasar-pasar baru, tetapi banyak merusak pasar yang sudah ada. Cotoh: CD berkembang maka pasar kaset pun tergilas, muncul lagi teknologi DVD, MP3 , yang menyingkirkan produk sebelumnya, dan hal itu akan terus terjadi. Seorang konsultan dan ahli sejarah Alan Kantrow menguraikan pola yang umum: ”Ketika teknologi yang lebih unggul muncul, manajemen perusahaan dihadapkan
pada tantangan yang sulit dan beresiko tinggi: Kapan kita akan beralih? Soal waktu sangat penting......Kenyataannya menunjukkan bahwa kebanyakan perusahaan cenderung terlalu lambat beralih dari teknologi yang usang ke teknologi yang lebih maju.”
Ekonomi , saat ini perilaku ekonomi termasuk yang sering kali sulit diprediksi. Bahkan
oleh Pemerintah sekalipun yang memiliki ekonom-ekonom yang sangat pakar di bidangnya, contoh yang nyata ; misalnya dalam penyusunan APBN 2008 prediksi harga minyak 80 US $ per barel, tapi sampai akhir kuartal pertama 2008 harga minyak tetap bertengger di atas 100 US $ per barel bahkan melewati 110 US $ per
barel sehingga pemerintah mau tidak mau dihadapkan pada pilihan sulit antara tetap mempertahankan subsidi BBM dengan harga yang ada atau menaikkan harga BBM untuk mengurangi defisit APBN yang terlalu berat. Tentunya kondisi serupa dihadapi oleh para pebisnis, sulit sekali untuk secara akurat memprediksi kondisi ekonomi. Hal ini antara lain juga dampak globalisasi yang menyebabkan kondisi ekonomi di suatu negara dapat berpengaruh besar terhadap kondisi ekonomi negara lainnya. Bahkan ketika ramalan tentang kondisi ekonomi akurat, masih belum jelas dampak ekonomi terhadap industri tertentu.
Politik/hukum, keputusan –keputusan politik atau hukum perlu juga selalu dicermati.
Perubahan –perubahan kepemimpinan seringkali berakibat terjadinya perubahan dalam keputusan politik dan yang akhirnya berdampak secara langsung terhadap kondisi bisnis. Masih ingat dalam ingatan, saat Orde baru, perdagangan Bahan Pangan Pokok selalu dikendalikan oleh Pemerintah melalui apa yang dinamakan BULOG, sehingga ada kondisi yang stabil dalam perdagangan Bahan Pangan Pokok tersebut. Tapi setelah reformasi peran BULOG diredefinisi sehingga tidak menjadi pemain sentral dan akhirnya seringkali berdampak terhadap terjadinya fluktuasi harga dan kelangkaan barang yang disebabkan permainan spekulan.
Tentunya banyak lagi faktor-faktor lingkungan lain yang harus menjadi perhatian dari para pebisnis. Intinya saat ini setiap pebisnis harus benar-benar memasukkan telaah lingkungan dalam proses perencanaan strategiknya sehingga setiap keputusan bisnis paling tidak sudah mencoba mempertimbangkan kemungkinan terjadinya dampak perubahan lingkungan. Capsugel , salah satu perusahaan yang membuat kapsul Tylanol dan pernah kena krisis akibat peristiwa keracuanan Tylanol membuat beberapa pedoman untuk membantu mengatasi krisis akibat perubahan lingkungan terhadap perusahaan: 1. Memiliki produk atau teknologi alternatif yang selalu siaga 2. Bertindak cepat3. Memastikan bahwa versi kejadian menurut perusahaan terliput dalam berita-berita pers selama krisis. 4. Menjaga hubungan dekat dengan pasar melalui survei dan komunikasi dengan pelanggan. 5. Mencari peluang-peluang bagi perusahaan dan bagi pesaing-pesaing sebagai akibat krisis. 6. Jangan memusuhi lingkungan. Memberikan informasi yang jelas dan terbuka kepada para pelanggan dan pers biasanya merupakan kebijakan terbaik.
Alat-Alat Peramalan
Meramalkan permintaan dari pasar yang dimasuki oleh perusahaan adalah suatu pekerjaan yang perlu dilakukan oleh setiap manajer perusahaan dalam rangka memprediksi berapa besar peluang pasar yang tersedia di masa depan. Peramalan permintaan merupakan usaha untuk mengetahui jumlah produk atau sekelompok produk di masa yang akan datang dalam kendala satu set kondisi tertentu. Hal yang perlu diingat adalah bahwa aktivitas peramalan permintaan tidaklah dapat diartikan sebagai aktivitas yang bertujuan untuk mengukur permintaan di masa yang akan datang secara pasti, melainkan sekedar usaha untuk mengurangi kemungkinan terjadinya hal yang berlawanan antara keadaan yang sungguh-sungguh terjadi di kemudian hari dengan apa yang menjadi hasil peramalan. Untuk melakukan forecasting atau peramalan terhadap permintaan pasar.Secara garis besar terdapat dua macam metode peramalan permintaan yang biasa dilakukan, yaitu metode kualitatif yang terdiri atas teknik survey dan teknik pengumpulan opini. Sedangkan metode berikutnya adalah metode kuantitatif, yang terdiri atas Metode Time Series, Metode Tren Linear, Metode Kuadratik, Analisis Musiman dan Model Ekonometri. Pembahasan lebih lanjut tentang metode-metode peramalan permintaan adalah sebagai berikut: I.
Metode Kualitatif
Metode peramalan permintaan secara kualitatif berhubungan dengan data-data kualitatif, misalnya tentang selera konsumen terhadap suatu produk, atau survey tentang loyalitas konsumen, dan lainlain. Forecasting kualitatif ini dapat dikelompokkan ke dalam beberapa metode teknik seperti akan dijelaskan berikut ini. 1.
Teknik Survey
Teknik survey ini merupakan suatu alat meramalkan yang cukup penting khususnya untuk memprediksi kejadian-kejadian atau kecenderungan-kecenderungan dalam jangka pendek mendatang ini. Survey biasanya menggunakan alat interview atau daftar pertanyaan yang akan ditujukan para responden yang terpilih dan yang dituju. Sesuai kelompok yang memang diperkirakan akan menjadi sasaran pasar yang dituju oleh perusahaan. Survey ini dilakukan untuk meramalkan variabel ekonomi yang memang berhubungan baik langsung maupun tidak langsung dengan permintaan konsumen atau pasar yang dituju. Variabel-variabel ekonomi yang disurvey ini misalnya variabel yang berhubungan dengan budget rumah tangga yang dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Sasaran dan klasifikasi sasaran dan jenis kebutuhan dan keperluan dari kelompok responden ini dapat dikategorikan sebagai berikut: a.
Survey tentang budget keperluan rumah tangga masyarakat eksekutif bisnis dan pemerintahan
yang sekiranya berkait dengan rencana perusahaan. Survey ini diharapkan dapat merekam keseluruhan anggaran setiap rumah tangga yang disurvey.
b. Survey mengenai barang atau jasa yang diperlukan bagi para pelaku bisnis yang akan memperdagangkan barang atau jasanya. Mereka ini mungkin pelaku bisnis yang bergerak pada bisnis distributor, pengecer atau pedagang besar. c.
Survey ini dilakukan bagi para rumah tangga umum mengenai keperluan rumah tangga, produk
atau barang apa secara periodic diperlukan dan frekuensi pemenuhan yang dilakukan untuk masamasa yang akan datang, dan lain-lain. Dari metode survey berdasar kelompok sasaran ini sebenarnya terkandung maksud dari surveyor bahwa barang dan jasa apa saja yang dibutuhkan, berapa frekuensi pemenuhan kebutuhan dan faktor-faktor apa saja yang pada umumnya yang mempengaruhi perilaku beli mereka ini. Sehingga secara tidak langsung perusahaan melihat peluang dan apa saja yang bisa ditarik sebagai kepentingan bagi perusahaan atas hasil-hasil survey ini untuk memprediksi dan memperkirakan perilaku pasar atau konsumen perusahaan. Bila diklasifikasikan bahwa hasil survey ini merupakan bagian dari kegiatan riset pasar yang dilakukan oleh perusahaan.Dari sini berbagai kemungkinan yang diperoleh adalah munculnya variabel ikutan yang dapat diprediksi Apa yang bisa dimanfaatkan oleh perusahaan yang hendak atau sudah diproduksi dan dijual kepada pasar yang dituju yang telah disurvey ini.Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa hasil survey ini sebagian atau seluruhnya dapat dipergunakan untuk memprediksi permintaan konsumennya dari produk yang dibuat dan jual oleh perusahaan. 2.
Teknik Jajak Pendapat (Opinion Pools)
Teknik jajak pendapat sering dilakukan untuk melengkapi data dari survey.Jajak pendapat dari para pakar, para eksekutif, dari masyarakat umum, atau dari konsumen. Jajak pendapat ini lebih bersifat pandangan atau pendapat pribadi (subjektif) dari respondennya, sebaliknya teknik survey lebih bersifat objektif. Sebelum peluncuran produk baru, biasanya diadakan pre test dan jajak pendapat terhadap responden yang menjadi sampel. Teknik pooling ini melibatkan berbagai media seperti media TV, telepon, koran, surat, SMS, email, atau internet untuk menyebarkan kuesioner atau daftar pertanyaan tentang berbagai informasi yang dibutuhkan perusahaan. Laporan atau pernyataan resmi dari suatu perusahaan atau pemerintah suatu negara dapat digunakan sebagai sumber data guna meramalkan kondisi ekonomi di masa yang akan datang, sekaligus dapat digunakan untuk membuat strategi bersaing dalam pasar bebas. II. 1.
Metode Kuantitatif Metode Time Series
Metode Time Series berhubungan dengan nilai-nilai suatu variabel yang diatur secara periodesasi sepanjang periode waktu dimana prakiraan permintaan diproyeksikan.Misalnya mingguan, bulanan, kwartalan, dan tahunan, tergantung keinginan dari pihak-pihak yang melakukan prakiraan permintaan ini.Metode ini semata-mata mendasarkan diri pada data dan keadaan masa lampau. Jika keadaan di masa yang akan datang cukup stabil dalam arti tidak banyak perubahan yang berarti dengan keadaan masa lampau, metode ini dapat memberikan hasil peramalan yang cukup akurat.
2.
Metode Tren Linear
Khusus metode ini digunakan jika scatter diagram berbentuk garis lurus dengan persamaan umum adalah: Untuk metode tren linear ini banyak jenisnya, antara lain: a.
Metode Least Square
Metode ini sering digunakan oleh perusahaan karena dianggap paling mudah untuk dipraktekkan.Metode ini digunakan pada waktu data yang tersedia adalah mempunyai kecenderungan berbentuk garis lurus. Maka persamaannya adalah: Dimana: Y
= variabel yang akan diramalkan, dalam hal ini adalah ramalan penjualan produk perusahaan
a
= konstanta, yang akan menunjukkan besarnya harga
b
= variabilitas per X, yaitu menunjukkan besarnya perubahan nilai Y dari setiap perubahan satu
unit X X
= unit waktu/ periode
Untuk mencari besarnya nilai a, dan b tersebut akan dapat dilakukan dengan mempergunakan rumus-rumus sebagai berikut: Dengan syarat bahwa å X = 0 Dimana n adalah sama dengan jumlah data b.
Metode Product Moment
Metode ini lazim dinamakan metode momen saja. Metode ini digunakan oleh perusahaan karena dianggap mudah di samping metode least square, karena perlakuan angka X (prediksi) untuk data ganjil maupun genap tidak ada perlakuan khusus seperti halnya pada metode least square. Tentunya metode ini digunakan dalam ramalan penjualan untuk data yang tersedia adalah mempunyai kecenderungan berbentuk garis lurus terutama nilai ramalannya, sedangkan persamaannya adalah: Dimana: Y = variabel yang akan diramalkan, dalam hal ini adalah ramalan penjualan produk perusahaan a = konstanta, yang akan menunjukkan besarnya harga Y (ramalan) apabila X sama dengan 0 (nol) b = variabilitas per X, yaitu menunjukkan besarnya perubahan nilai Y dari setiap perubahan satu unit X X = unit waktu/ periode, yang dapat dinyatakan dalam minggu, bulan, semester, tahun dan lain sebagainya
Untuk mencari besarnya nilai a, dan b tersebut akan dapat dilakukan dengan mempergunakan rumus-rumus sebagai berikut: Dengan syarat ∑x ≠ 0
3.
Metode Variasi Musim
Melakukan prakiraan volume permintaan konsumen di waktu-waktu yang akan datang dapat didasarkan pada gelombang musiman yang melekat pada kultur budaya atau kebiasaan dari masyarakat. Tetapi dapat juga karena faktor sifat dan keadaan alam yang melekat pada iklim atau cuaca. Misalnya produksi musim semi, gugur dan musim penghujan dan bahkan musim kemarau, produk apa yang sedang atau akan datang musimnya. Sifat masyarakat yang menimbulkan musiman ini oleh karena faktor budaya dan kebiasaan misalnya karena musim hari raya keagamaan. Pada saat-saat itu biasanya masyarakat akan memiliki hajat yang cukup besar dalam melakukan pemenuhan konsumsi barang keperluan pesta dan sehari-hari. Maka dapat dipastikan pada periode ini permintaan akan kebutuhan dan keperluan konsumsi akan meningkat dalam jumlah yang cukup berarti. Demikian juga ketika datang musim bulan-bulan baik maka banyak masyarakat menggunakan bulan tersebut melaksanakan hajat perkawinan, pesta perkawinan, dan hajat-hajat yang lain yang memerlukan pesta dan upacara-upacara sacral yang memerlukan konsumsi dan persediaan barang kebutuhan untuk keperluan tersebut. 4.
Metode Ekonometri
Metode ekonometri merupakan metode prediksi volume atau nilai dependen variabel dengan melibatkan berbagai faktor atau variabel independent yang relevan dan cukup signifikan mempengaruhi dependen variabel tersebut.Secara ekonomi dari model ekonometri ingin dilihat relevansinya pengaruh independent variabel terhadap dependen variabel.Bahkan juga ingin dilihat apakah antar variabel independent itu saling mempengaruhi dan berapa besar pengaruh mempengaruhi antar variabel independent ini atas besarnya pengaruh terhadap dependen variabel.Juga ingin dilihat berapa tepat antara kebenaran statistik dikoreksi dengan kebenaran secara ekonomi. Jadi secara literatur ekonometrik merupakan suatu pengukuran secara ekonomi baik secara statistik, matematik maupun secara ekonomi teori sekaligus dalam konteks hubungan antara variabelvariabel ekonomi.Memang metode ekonometrik sering lebih kompleks dibanding dengan metode proyeksi trend.Namun ekonometrik setidaknya memiliki dua keunggulan sebagai alat prakiraan.Pertama adalah keunggulan dalam memperoleh prediksi nilai variabel yang penting. Ini akan sangat berguna bagi manajer untuk mengevaluasi kemungkinan pengaruh alternatif keputusan yang diambil. Kedua adalah metode ekonometrika mengestimasi perilaku hubungan antara variabelvariabel. Secara mencolok meramalkan dengan dasar metode lain seperti misalnya survey data hanya memperoleh sesuatu yang lebih kecil dari penyebab yang hakiki pada hubungan antar variabel-variabel ini secara umum. Terdapat empat tahapan yang termasuk di dalam memformulasi forecast model ekonometrika ini. 1.
Membangun suatu model teori
2.
Mengumpulkan data
3.
Memilih bentuk persamaan fungsi yang diestimasi
4.
Mengestimasi dan menginterpretasi hasil
Perspektif Lain Untuk Peramalan : Tingkat Difusi, Inovasi
Teori Difusi Inovasi pada dasarnya menjelaskan proses bagaimana suatu inovasi disampaikan (dikomunikasikan) melalui saluran-saluran tertentu sepanjang waktu kepada sekelompok anggota dari sistem sosial. Hal tersebut sejalan dengan pengertian difusi dari Rogers (1961), yaitu “as the process by which an innovation is communicated through certain channels over time among the members of a social system.” Lebih jauh dijelaskan bahwa difusi adalah suatu bentuk komunikasi yang bersifat khusus berkaitan dengan penyebaranan pesan-pesan yang berupa gagasan baru, atau dalam istilah Rogers (1961) difusi menyangkut “which is the spread of a new idea from its source of invention or creation to its ultimate users or adopters.”
Sesuai dengan pemikiran Rogers, dalam proses difusi inovasi terdapat 4 (empat) elemen pokok, yaitu: (1) Inovasi; gagasan, tindakan, atau barang yang dianggap baru oleh seseorang. Dalam hal ini, kebaruan inovasi diukur secara subjektif menurut pandangan individu yang menerimanya. Jika suatu ide dianggap baru oleh seseorang maka ia adalah inovasi untuk orang itu. Konsep ’baru’ dalam ide yang inovatif tidak harus baru sama sekali. (2) Saluran komunikasi; ’alat’ untuk menyampaikan pesan -pesan inovasi dari sumber kepada penerima. Dalam memilih saluran komunikasi, sumber paling tidakperlu memperhatikan (a) tujuan diadakannya komunikasi dan (b) karakteristik penerima. Jika komunikasi dimaksudkan untuk memperkenalkan suatu inovasi kepada khalayak yang banyak dan tersebar luas, maka saluran komunikasi yang lebih tepat, cepat dan efisien, adalah media massa. Tetapi jika komunikasi dimaksudkan untuk mengubah sikap atau perilaku penerima secara personal, maka saluran komunikasi yang paling tepat adalah saluran interpersonal. (3) Jangka waktu; proses keputusan inovasi, dari mulai seseorang mengetahui sampai memutuskan untuk menerima atau menolaknya, dan pengukuhan terhadap keputusan itu sangat berkaitan dengan dimensi waktu. Paling tidak dimensi waktu terlihat dalam (a) proses pengambilan keputusan inovasi, (b) keinovatifan seseorang: relatif lebih awal atau lebih lambat dalammenerima inovasi, dan (c) kecepatan pengadopsian inovasi dalam sistem sosial. (4) Sistem sosial; kumpulan unit yang berbeda secara fungsional dan terikat dalam kerjasama untuk memecahkan masalah dalam rangka mencapai tujuan bersama Lebih lanjut teori yang dikemukakan Rogers (1995) memiliki relevansi dan argumen yang cukup signifikan dalam proses pengambilan keputusan inovasi. Teori tersebut antara lain menggambarkan tentang variabel yang berpengaruh terhadap tingkat adopsi suatu inovasi serta tahapan dari proses pengambilan keputusan inovasi. Variabel yang berpengaruh terhadap tahapan difusi inovasi tersebut mencakup (1) atribut inovasi ( perceived atrribute of innovasion), (2) jenis keputusan inovasi ( type of
innovation decisions), (3) saluran komunikasi ( communication channels), (4) kondisi sistem sosial
(nature of social system ), dan (5) peran agen perubah ( change agents). Sementara itu tahapan dari proses pengambilan keputusan inovasi mencakup: 1. Tahap Munculnya Pengetahuan (Knowledge) ketika seorang individu (atau unit pengambil keputusan lainnya) diarahkan untuk memahami eksistensi dan keuntungan/manfaat dan bagaimana suatu inovasi berfungsi 2.
Tahap Persuasi (Persuasion) ketika seorang individu (atau unit pengambil keputusan lainnya)
membentuk sikap baik atau tidak baik 3.
Tahap Keputusan (Decisions) muncul ketika seorang individu atau unit pengambil keputusan
lainnya terlibat dalam aktivitas yang mengarah pada pemilihan adopsi atau penolakan sebuah inovasi. 4.
Tahapan Implementasi (Implementation), ketika sorang individu atau unit pengambil keputusan
lainnya menetapkan penggunaan suatu inovasi. 5. Tahapan Konfirmasi (Confirmation), ketika seorang individu atau unit pengambil keputusan lainnya mencari penguatan terhadap keputusan penerimaan atau penolakan inovasi yang sudah dibuat sebelumnya. Riset Pemasaran Sebagai Fondasi Pengambilan Keputusan Strategi
Riset pemasaran adalah kegiatan penelitian di bidang pemasaran yang dilakukan secara sistematis mulai dari perumusan masalah, perumusan tujuan penelitian, pengumpulan data, pengumpulan data, pengolahan data dan interpretasi hasil penelitian. Kesemuanya itu ditujukan untuk untuk masukan bagi pihak manajemen dalam rangka identifikasi masalah dan pengambilan keputusan untuk pemecahan masalah. Hasil riset pemasaran ini dapat dipakai untuk perumusan strategi pemasaran dalam merebut peluang pasar. Untuk menjadikan riset pemasaran yang baik terdapat 7 karakteristik inti yang dibutuhkan. Karakteristik tersebut adalah: 1. Metode ilmiah, riset pemasaran yang efektif menggunakan prinsip metode ilmiah yang dimulai dengan pengamatan, perumusan hipotesis, prediksi, dan pengujian serta penganalisaan. 2. Kreativitas riset , sebaiknya riset pemasaran mengembangkan cara-cara inovatif untuk dapat menyelesaikan sebuah masalah. Sehingga dari berbagai inovasi tersebut akan didapat berbagai alternatif pilihan untuk pengambilan keputusan. 3. Metode beragam , peneliti yang baik akan berusaha untuk tidak terlalu bergantung pada satu metode saja dan lebih suka menyesuaikan metode dengan masalahnya daripada yang sebaliknya.
4. Interdepedensi dari model dan data , peneliti yang baik menyadari bahwa data diinterpretasikan melalui model yang melandasinya. Model-model ini memberikan pedoman atas jenis informasi yang dicari dan harus dinyatakan sejelas mungkin. 5. Nilai dan biaya dari informasi , peneliti yang baik akan menunjukkan perhatian pada estimasi nilai informasi dan biayanya. Pertimbangan nilai/biaya membantu bagian riset dalam menentukan proyek riset mana yang akan dijalankan dan rancangan riset mana yang akan digunakan. 6. Skeptisme yang sehat , peneliti pemasaran yang baik akan menunjukkan sikap skeptisme yang sehat terhadap asumsi-asumsi yang dikatakan manager pemasaran mengenai bagaimana pasar bekerja. 7. Pemasaran yang etis , peneliti pemasaran yang baik harus dapat memberikan keuntungan yang baik terhadap perusahaan yang mensponsorinya dan pelanggan yang menjadi tujuan objek penelitian.