askep tetanus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
Tetanus Tetanus adalah penyakit dengan tanda utama kekakuan otot (spasme) tanpa disertai gangguan kesadaran. Gejala ini bukan disebabkan oleh kuman clostridium tetani, tetani, tetapi akibat toksin (tetanospasmin ( tetanospasmin)) yang dihasilkan kuman. Tetanus adalah penyakit infeksi yang ditandai oleh kekakuan dan dan kejang otot, tanpa disertai gangguan kesadaran, sebagai akibat dari toksin kuman closteridium tetani Penyakit ini tersebar di seluruh dunia, terutama pada daerah resiko tinggi dengan cakupan imunisasi DPT yang rendah. Reseroir utama kuman ini adalah tanah yang mengandung kotoran ternak sehingga resiko penyakit ini di daerah peternakan sangat tinggi. !pora kuman Clostridium tetani yang tetani yang tahan kering dapat bertebaran di mana"mana. #uman.$. tetani tersebar luas ditanah, terutama tanah garapan, dan dijumpai pula pada tinja manusia dan he%an. Pera%atan luka yang kurang kurang baik di samping penggunaan jarum suntik yang tidak tidak steril (misalnya pada pecandu narkotik).merupakan beberapa faktor yang sering dijumpai sebagai pencetus tirribulnya tetanus. Tetanus dapat menyerang semua golongan umur, mulai dari bayi (tetanus neonatorum), de%asa muda (biasanya pecandu narkotik) sampai orang"orang tua. Dari Program &asional !ureillance Tetanus Tetanus di 'merika serikat diketahui rata" rata usia pasien tetanus de%asa berkisar antara "* tahun. +erdasar tingkat kejadian ( epidemiologi ) tersebut maka kelompok tertarik untuk membahas tentang '!#P pada tetanus . 1.2 Rumusan masalah
+erdasarkan latar belakang masalah yang ada maka dapat dirumuskan masalah dari makalah ini sebagai berikut-
./. 'pakah 'pakah pengertian dari tetanus0 ././ +agaimanakah anatomi dan fisiologi dari clostridium tetani? ./.1 'pakah 'pakah penyebab dari tetanus0 ./.2 +agaimanakah patofisiologi dari tetanus0 ./. +agaimanakah manifestasi klinis dari klien tetanus0 ./.3 +agaimanakah penatalaksanaan dari tetanus0 ./.* 'pakah 'pakah pemeriksaan penunjang dari klien tetanus0 ./.4 'pakah 'pakah komplikasi dari tetanus0 ./.5 +agaimana Proses 'suhan #epera%atan Pada klien dengan tetanus0 1.3 Tuuan 1.3.1 Tuuan umum
'dapun tujuan umum dari pembuatan makalah ini adalah agar kelompok dapat memahami tentang proses kepera%atan tetanus secara teoritis 1.3.2 Tuuan khusus
Tujuan khusus dari makalah ini adalah .1./. Dapat memahami pengertian dari tetanus .1././ Dapat memahami anatomi dan fisiologi dari clostridium tetani .1./.1 Dapat mengetahui dan memahami penyebab dari tetanus .1./.2 Dapat memahami patofisiologi dan proses perjalanan penyakit ( 67$ ) dari tetanus .1./. Dapat mengetahui dan memahami manifestasi klinis dari klien tetanus .1./.3 Dapat mengetahui dan memahami penatalaksanaan pada pasien tetanus
.1./.* Dapat mengetahui dan memahami bentuk 8 bentuk pemeriksaan penunjang pada klien tetanus .1./.4 Dapat mengetahui dan memahami komplikasi pada klien tetanus .1./.5 Dapat membuat 'suhan kepera%atan pada klien tetanus secara teoritis BAB II TIN!AUAN TE"RITI# 1.1 Pengert$an tetanus
Tetanus adalah penyakit dengan tanda utama kekakuan otot (spasme) tanpa disertai gangguan kesadaran. Gejala ini bukan disebabkan oleh kuman clostridium tetani, tetapi akibat toksin (tetanospasmin) yang dihasilkan kuman. Tetanus adalah penyakit infeksi yang ditandai oleh kekakuan dan kejang otot, tanpa disertai gangguan kesadaran, sebagai akibat dari toksin kuman closteridium tetani Tetanus adalah penyakit infeksi yang diakibatkan toksin kuman $lostridium tetani, bermanifestasi sebagai kejang otot paroksismal, diikuti kekakuan otot seluruh badan. #ekakuan tonus otot ini selalu tampak pada otot masseter dan otot"otot rangka. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bah%a tetanus adalah penyakit infeksi yang diakibatkan oleh toksin kuman $lostridium tetani,yang ditandai dengan gejala kekakuan dan kejang otot. 1.2 Anat%m$ &an '$s$%l%g$ &ar$ clostridium tetani
$lostridium tetani adalah kuman berbentuk batang, ramping, berukuran /" 9 ,2 " , milimikron. #uman ini berspora termasuk golongan Gram positif dan hidupnya anaerob. !pora de%asa mempunyai bagian yang ber bentuk bulat yang letaknya di ujung, penabuh genderang ( drum stick ). #uman mengeluarkan toksin yang bersifat neurotoksik. Toksin ini (tetanospasmin) mula"mula akan menyebabkan kejang otot dan saraf perifer setempat. Toksin mi labil pada pemaanasan, pada suhu 3 $ akan hancur dalam menit. Di samping itu dikenai pula tetanolisin yang bersifat hemolisis, yang perannya kurang berarti dalam proses penyakit.
1.3 Et$%l%g$ &ar$ tetanus clostridium tetani yang sering kali tempat masuk kuman sukar diketahui
teteapi suasana anaerob seperti pada luka tusuk, lukakotor, adanya benda asing dalam luka yang menyembuh , otitis media, dan cairies gigi, menunjang berkembang biaknya kuman yang menghasilkan endotoksin. Port of entry tak selalu dapat diketahui dengan pasti, namun dapat diduga melalui. :uka tusuk, gigitan binatang, luka bakar /. :uka operasi yang tidak dira%at dan dibersihkan dengan baik 1. 7;P, caries gigi 2. Pemotongan tali pusat yang tidak steril. . Penjahitan luka robek yang tidak steril. 3. Pengisapan lendir harus dilakukan secara teratur dan diberikan oksige 1.( Pat%'$s$%l%g$ tetanus
+entuk spora dalam suasana anaerob dapat berubah menjadi kuman egetatif yang menghasilkan eksotoksin. Toksin ini menjalar intrakasonal sampai ganglin
ntuk menjaga keseimbangan potensial membran diperlukan energi dan bantuan en?im &a"# 'TP"ase yang terdapat pada permukaan sel.
#eseimbangan potensial membran ini dapat diubah oleh •
Perubahan konsentrasi ion di ruang ekstraselular
•
Rangsangan yang datang mendadak misalnya mekanisme, kimia%i atau aliran listrik dari sekitarnya
•
Perubahan patofisiologi dari membran sendiri karena penyakit atau keturunan
Pada keadaan demam kenaikan suhu o$ akan mengakibatkan kenaikan metabolisme basal " @ dan kebutuhan oksigen akan meningkat /@. Pada orang de%asa sirkulasi otak mencapai @ dari seluruh tubuh. 7leh karena itu kenaikan suhu tubuh dapat mengubah keseimbangan dari membran sel neuron dan dalam %aktu yang singkat terjadi difusi dari ion kalium maupun ion natrium akibat terjadinya lepas muatan listrik. :epas muatan listrik ini demikian besarnya sehingga dapat meluas ke seluruh sel maupun ke membran sel sekitarnya dengan bantuan AneurotransmitterB dan terjadi kejang. #ejang yang berlangsung lama (lebih dari menit) biasanya disertai apnea, meningkatnya kebutuhan oksigen dan energi untuk kontraksi otot skelet yang akhirnya terjadi hipoksemia, hiperkapnia, asidosis laktat disebabkan oleh metabolisme anerobik, hipotensi artenal disertai denyut jantung yang tidak teratur dan suhu tubuh meningkat yang disebabkan makin meningkatnya aktifitas otot dan mengakibatkan metabolisme otak meningkat. 1.) *an$'estas$ kl$n$s pa&a kl$en tetanus
Penyakit ini biasanya terjadi mendadak dengan ketegangan otot yang makin bertambah terutama pada rahang dan leher. Dalam %aktu 24 jam penyakit ini menjadi nyata dengan •
Trismus (kesukaran membuka mulut) karena spasme otot"otot mastikatoris.
•
#aku kuduk sampai epistotonus (karena ketegangan otot"otot erector trunki)
•
#etegangan otot dinding perut
•
#ejang tonik terutama bila dirangsang karena toksin terdapat di kornu anterior.
•
.Risus sardonikus karena spasme otot muka (alis tertarik ke atas),sudut mulut tertarik ke luar dan ke ba%ah, bibir tertekan kuat pada gigi.
•
#esukaran menelan,gelisah, mudah terangsang, nyeri anggota badan sering marupakan gejala dini.
•
!pasme yang khas , yaitu badan kaku dengan epistotonus, ekstremitas inferior dalam keadaan ekstensi, lengan kaku dan tangan mengepal kuat. #eadaan tetap sadar. !pasme mula"mula intermitten diselingi periode relaksasi. #emudian tidak jelas lagi dan serangan tersebut disertai rasa nyeri. #adang"kadang terjadi perdarahan intramusculus karena kontraksi yang kuat.
•
'sfiksia dan sianosis terjadi akibat serangan pada otot pernapasan dan laring. Retensi urine dapat terjadi karena spasme otot urethral. Craktur kolumna ertebralis dapat pula terjadi karena kontraksi otot yang sangat kuat.
•
.Panas biasanya tidak tinggi dan terdapat pada stadium akhir.
•
+iasanya terdapat leukositosis ringan dan kadang"kadang peninggian tekanan cairan otak.
'da 1 bentuk klinik dari tetanus, yaitu•
tetanus local otot terasa sakit, lalu timbul rebiditas dan spasme pada bagian paroksimal luak. Gejala itu dapat menetap dalam beberapa minggu dan menhilang tanpa sekuele.
•
Tetanus general merupakan bentuk paling sering, timbul mendadak dengan kaku kuduk, trismus, gelisah, mudah tersinggung dan sakit kepala merupakan manifestasi a%al. Dalam %aktu singkat konstruksi otot somatik meluas.Timbul kejang tetanik bermacam grup otot, menimbulkan aduksi lengan dan ekstensi ekstremitas bagian ba%ah. Pada mulanya spasme berlangsuang beberapa detik sampai beberapa menit dan terpisah oleh periode relaksasi.
•
Tetanus segal - arian tetanus local yang jarang terjadi masa inkubasi "/ hari terjadi sesudah otitis media atau luka kepala dan muka.Paling menonjol adalah disfungsi saraf EEE, EF, FEE, E dan E tersering adalah saraf otak FEE diikuti tetanus umum.
;enurut berat gejala dapat dibedakan 1 stadium •
Trismus (1 cm) tanpa kejang"lorik umum meskipun dira ngsang.
•
Trismur (1 cm atau lebih kecil) dengan kejang torik umum bila dirangsang.
•
Trismur ( cm) dengan kejang torik umum spontan.
1.+ Penatalaksanaan pa&a kl$en tetanus 1.+.1 N%n ,armak%l%g$ •
;era%at dan memebersihkan luka sebaik"baiknya.
•
Diet T#TP pemberian tergantung kemampuan menelan bila trismus makanan diberi pada sonde parenteral.
•
Esolasi pada ruang yang tenang bebas dari rangsangan luar.
•
;enjaga jalan nafas agar tetap efisien
•
;engatur cairan dan elektrolit.
1.+.2 'armak%l%g$ •
.'ntitoksin 'ntitoksin /. iu<.m< hari. Pemberian baru dilaksanakan setelah dipastikan tidak ada reaksi hipersensitiitas.
•
'nti kejang<'ntikonulsan o Cenobarbital (luminal) 1 9 mg<.;. untuk anak diberikan mula"mula 3" mg<.; lalu dilanjutkan 3 9 1 mg hari (ma9. / mg
•
'ntibiotik Peni?ilin prokain , juta .u
1.- Pemer$ksaan penunang untuk kl$en tetanus
Tergantung sarana yang tersedia dimana pasien dira%at, pemeriksaannya meliputi Darah
•
o Glukosa Darah - Hipoglikemia merupakan predisposisi kejang (& IJ o +>& - Peningkatan +>& mempunyai potensi kejang dan merupakan indikasi nepro toksik akibat dari pemberian obat. o lektrolit - #, &a
#etidakseimbangan elektrolit merupakan predisposisi kejang #alium ( & 1,4 8 , meK
Skull Ray - >ntuk mengidentifikasi adanya proses desak ruang dan adanya lesi
EEG - Teknik untuk menekan aktiitas listrik otak melalui tengkorak yang utuh
•
untuk mengetahui fokus aktiitas kejang, hasil biasanya normal. 1. /%mpl$kas$ pa&a kl$en tetanus •
!pame otot faring yang menyebabkan terkumpulnya air liur (saripa) di dalam rongga mulut dan hal ini memungkinkan terjadinya aspirasi sehingga dapat terjadi pneumonia aspirasi.
•
'sfiksia
•
'telektaksis karena obstruksi secret
Bab III Asuhan /epera0atan Pa&a Tetanus 1. Pengka$an a. Data subekt$' 1. B$%&ataI&ent$tas
+iodata klien mencakup nama, umur, jenis kelamin, agama, suku
kejang 3. R$0aat Penak$t Dart% #uhars%4 25556
Ri%ayat penyakit yang diderita sekarang tanpa kejang ditanyakan Apakah disertai demam ?
Dengan mengetahui ada tidaknya demam yang menyertai kejang, maka diketahui apakah infeksi. Enfeksi memegang peranan dalam terjadinya bangkitan kejang. Larak antara timbulnya kejang dengan demam.. Lama serangan
:ama bangkitan kejang kita dapat mengetahui kemungkinan respon terhadap prognosa dan pengobatan. Pola serangan
Perlu diusahakan agar diperoleh gambaran lengkap mengenai pola serangan apakah bersifat umum, fokal, tonik, klonik 0 'pakah serangan berupa kontraksi sejenak tanpa hilang kesadaran seperti epilepsi mioklonik ? 'pakah serangan berupa tonus otot hilang sejenak disertai gangguan kesadaran seperti epilepsi akinetik 0 'pakah serangan dengan kepala dan tubuh mengadakan fle9i sementara tangan naik sepanjang kepala, seperti pada spasme infantile 0 Pada kejang demam sederhana kejang ini bersifat umum. Frekuensi serangan
'pakah penderita mengalami kejang sebelumnya, umur berapa kejang terjadi untuk pertama kali, dan berapa frekuensi kejang per tahun. Prognosa makin
kurang baik apabila kejang timbul pertama kali pada umur muda dan bangkitan kejang sering timbul. Keadaan sebelum, selama dan sesudah serangan
!ebelum kejang perlu ditanyakan adakah rangsangan tertentu yang dapat menimbulkan kejang, misalnya lapar, lelah, muntah, sakit kepala dan lain"lain. Dimana kejang dimulai dan bagaimana menjalarnya. !esudah kejang perlu ditanyakan apakah penderita segera sadar, tertidur, kesadaran menurun, ada paralise, dan sebagainya 0 Riwayat penyakit sekarang yang menyertai
'pakah muntah, diare, truma kepala, gagap bicara (khususnya pada penderita epilepsi), gagal ginjal, kelainan jantung, DHC, E!P', 7;', ;orbili dan lain"lain. (. R$0aat Penak$t Dahulu
!ebelum penderita mengalami serangan kejang ini ditanyakan apakah penderita pernah mengalami kejang sebelumnya, umur berapa saat kejang terjadi untuk pertama kali 0 'pakah ada ri%ayat trauma kepala, luka tusuk, lukakotor, adanya benda asing dalam luka yang menyembuh , otitis media, dan cairies gigi, menunjang berkembang biaknya kuman yang menghasilkan endotoksin. ). R$0aat kesehatan keluarga.
#ebiasaan pera%atan luka dengan menggunakan bahan yang kurang aseptik. +. R$0aat s%s$al
Hubungan interaksi dengan keluarga dan pekerjaannya -. P%la keb$asaan &an 'ungs$ kesehatan
Ditanyakan keadaan sebelum dan selama sakit bagaimana 0
Pola kebiasaan dan fungsi ini meliputi Pola persepsi dan tatalaksanaan hidup sehat
Gaya hidup yang berkaitan dengan kesehatan, pengetahuan tentang kesehatan, pencegahan dan kepatuhan pada setiap pera%atan dan tindakan medis 0 +agaimana pandangan terhadap penyakit yang diderita, pelayanan kesehatan yang diberikan, tindakan apabila ada anggota keluarga yang sakit, penggunaan obat"obatan pertolongan pertama. Pola nutrisi
>ntuk mengetahui asupan kebutuhan gi?i Ditanyakan bagaimana kualitas dan kuantitas dari makanan yang dikonsumsi oleh klien 0 ;akanan apa saja yang disukai dan yang tidak 0 +agaimana selera makan anak 0 +erapa kali minum, jenis dan jumlahnya per hari 0 Pola Eliminasi :
+'# - ditanyakan frekuensinya, jumlahnya, secara makroskopis ditanyakan bagaimana %arna, bau, dan apakah terdapat darah 0 !erta ditanyakan apakah disertai nyeri saat kencing. +'+ - ditanyakan kapan %aktu +'+, teratur atau tidak 0 +agaimana konsistensinya lunak,keras,cair atau berlendir 0 Pola aktiitas dan latihan Pola tidur!istirahat
+erapa jam sehari tidur 0 +erangkat tidur jam berapa 0 +angun tidur jam berapa 0 #ebiasaan sebelum tidur, bagaimana dengan tidur siang 0 b. Data "bekt$' 1. Pemer$ksaan Umum 7%rr #4 2555 hal 8 3+6
Pertama kali perhatikan keadaan umum ital - tingkat kesadaran, tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu. Pada kejang demam sederhana akan didapatkan suhu tinggi sedangkan kesadaran setelah kejang akan kembali normal seperti sebelum kejang tanpa kelainan neurologi. 2. Pemer$ksaan ,$s$k Kepala
Rambut Dimulai %arna, kelebatan, distribusi serta karakteristik lain rambut. Pasien dengan malnutrisi energi protein mempunyai rambut yang jarang, kemerahan seperti rambut jagung dan mudah dicabut tanpa menyebabkan rasa sakit pada pasien. Muka/ Waah! 'dakah tanda rhisus sardonicus, opistotonus, trimus 0 'pakah ada gangguan nerus cranial 0 Mata !aat serangan kejang terjadi dilatasi pupil, untuk itu periksa pupil dan ketajaman penglihatan. 'pakah keadaan sklera, konjungtia 0 "elin#a Periksa fungsi telinga, kebersihan telinga serta tanda"tanda adanya infeksi seperti pembengkakan dan nyeri di daerah belakang telinga, keluar cairan dari telinga, berkurangnya pendengaran. $idun# 'pakah ada pernapasan cuping hidung0 Polip yang menyumbat jalan napas 0 'pakah keluar sekret, bagaimana konsistensinya, jumlahnya 0 Mulut
'dakah tanda"tanda sardonicus0 'dakah cynosis0 +agaimana keadaan lidah0 'dakah stomatitis0 +erapa jumlah gigi yang tumbuh0 'pakah ada caries gigi 0 "en##orokan 'dakah tanda"tanda peradangan tonsil 0 'dakah tanda"tanda infeksi faring, cairan eksudat 0 Leher
'dakah tanda"tanda kaku kuduk, pembesaran kelenjar tiroid 0 'dakah pembesaran ena jugulans 0 "hora% Pada infeksi, amati bentuk dada klien, bagaimana gerak pernapasan, frek%ensinya, irama, kedalaman, adakah retraksi Entercostale 0 Pada auskultasi, adakah suara napas tambahan 0 "antung
+agaimana keadaan dan frek%ensi jantung serta iramanya 0 'dakah bunyi tambahan 0 'dakah bradicardi atau tachycardia 0 Abdomen
'dakah distensia abdomen serta kekakuan otot pada abdomen 0 +agaimana turgor kulit dan peristaltik usus 0 'dakah tanda meteorismus0 'dakah pembesaran lien dan hepar 0 Kulit
+agaimana keadaan kulit baik kebersihan maupun %arnanya0 'pakah terdapat oedema, hemangioma 0 +agaimana keadaan turgor kulit 0 Ekstremitas
'pakah terdapat oedema, atau paralise terutama setelah terjadi kejang0 +agaimana suhunya pada daerah akral 0 #enetalia
'dakah kelainan bentuk oedema, tanda"tanda infeksi 0 9. Pemer$ksaan Penunang
Tergantung sarana yang tersedia dimana pasien dira%at, pemeriksaannya meliputi &! Darah Glukosa Darah - Hipoglikemia merupakan predisposisi kejang (& IJ +>& - Peningkatan +>& mempunyai potensi kejang dan merupakan indikasi nepro toksik akibat dari pemberian obat. lektrolit - #, &a #etidakseimbangan elektrolit merupakan predisposisi kejang #alium ( & 1,4 8 , meKntuk mengidentifikasi adanya proses desak ruang dan adanya lesi 1. EEG - Teknik untuk menekan aktiitas listrik otak melalui tengkorak yang utuh untuk
mengetahui
fokus
aktiitas
kejang,
hasil
biasanya normal. 2. D$agn%sa /epera0atan
Diagnosa kepera%atan adalah pernyataan yang jelas, singkat, dan pasti tentang masalah pasien
Diagnosa kepera%atan yang muncul adalah . Risiko terjadinya cedera fisik berhubungan dengan serangan kejang berulang. /. Risiko terjadinya ketidakefektifan jalan nafas berhubungan dengan sekunder dari depresi pernafasan 1. +ersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan produksi sekret yang berlebihan pad ajalan nafas atas. 2. #urangnya pengetahuan keluarga tentang penanganan penyakitnya berhubungan dengan keterbatasan informasi yang ditandai . Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan reaksi eksotoksin 3. Peren9anaan /epera0atan
Perencanaan merupakan keputusan a%al tentang apa yang akan dilakukan, bagaimana, kapan itu dilakukan, dan siapa yang akan melakukan kegiatan tersebut. Rencana kepera%atan yang memberikan arah pada kegiatan kepera%atan. (!antosa. &E, 545M3) . Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d. Peningkatan kebutuhan kalori yang tinggi, makan tidak adekuat. Tujuan - nutrisi dan cairan dapat dipertahankan sesuai dengan berat badan dan pertumbuhan normal.
#riteria hasil N Tidak terjadi dehidrasi N Tidak terjadi penurunan ++ N Hasil lab. tidak menunjukkan penurunan albumin dan Hb N Tidak menunjukkan tanda"tanda malnutrisi
Enterensi . $atat intake dan output secara akurat. /. +erikan makan minum personde tepat %aktu.
1. +erikan pera%atan kebersihan mulut. 2. Gunakan aliran oksigen untuk menurunkan distress nafas. . +erikan formula yang mengandung kalori tinggi dan protein tinggi dan sesuaikan dengan kebutuhan. 3.'jarkan dan a%asi penggunaan makanan sehari"hari. *. Tegakkan diet yang ditentukan dalam bekerja sama dengan ahli gi?i. /. #etidakefektifan jalan nafas b.d. terkumpulnya liur di dalam rongga mulut (adanya spasme pada otot faring) Tujuan - kelancaran lalu lintas udara (pernafasan) terpenuhi secara maksimal.
#riteria hasil N Tidak terjadi aspirasi N +unyi napas terdengar bersih N Rongga mulut bebas dari sumbatan
Enterensi . +erikan 7/ nebuli?er /. 'jarkan pasien tehnik batuk yang benar. 1. 'jarkan pasien atau orang terdekat untuk mengatur frekuensi batuk. 2. 'jarkan pada orang terdekat untuk menjaga kebersihan mulut. . +erikan pera%atan kebersihan mulut. 3. :akukan penghisapan bila pasien tidak dapat batuk secara efektif dengan melihat %aktu 1. Diagnosa #epera%atan - Risiko terjadinya cedera fisik berhubungan dengan kejang berulang Tujuan - #lien tidak mengalami cedera selama pera%atan #riteria hasil . #lien tidak ada cedera akibat serangan kejang
/. klien tidur dengan tempat tidur pengaman 1. Tidak terjadi serangan kejang ulang. 2. !uhu 13 8 1*, O $ , &adi 3"49
INTER:EN#I
RA#I"NAL
. Edentifikasi dan hindari faktor . Penemuan faktor pencetus untuk pencetus
memutuskan rantai penyebaran toksin tetanus.
/. Tempatkan klien pada tempat tidur pengaman
yang di
memakai ruang
yang
tenang dan nyaman 1. 'njurkan klien istirahat
/. Tempat yang nyaman dan tenang dapat mengurangi stimuli atau rangsangan yang dapat menimbulkan kejang 1. efektiitas energi yang dibutuhkan untuk metabolisme.
2. !ediakan disamping tempat tidur tongue spatel dan gudel
2.
lidah
jatung
dapat
untuk mencegah lidah jatuh ke
obstruksi jalan nafas.
menimbulkan
belakng apabila klien kejang . . :indungi klien pada saat kejang
tindakan untuk
mengurangi
atau
mencegah terjadinya cedera fisik.
dengan 3. dokumentasi untuk pedoman dalam " longgarakn pakaian
penaganan berikutnya.
" posisi miring ke satu sisi
*. tanda"tanda ital indikator terhadap perkembangan
" jauhkan klien dari alat yang
penyakitnya
dan
gambaran status umum klien.
dapat melukainya 4. efek samping dan efektifnya obat
"
kencangkan
pengaman
tempat tidur
diperlukan motitoring untuk tindakan lanjut.
" lakukan suction bila banyak 5 dan kompliksi kejang dapat terjadi sekret
depresi pernafasan dan kelainan irama jantung.
3.
$atat
penyebab
mulainya
kejang, proses berapa lama, . untuk mengantisipasi kejang, kejang adanya
sianosis
dan berulang
inkontinesia, deiasi dari mata dan
gejala"hgejala
*. !esudah kejang obserasi TTF setiap
"1
obseerasi
menit
keadaan
dan klien
sampai benar"benar pulih dari kejang 4. 7bserasi efek samping dan keefektifan obat 5.
7bserasi
adanya
pernafasan
dan
depresi gangguan
irama jantung .
:akukan
pemeriksaan
neurologis setelah kejang . #erja sama dengan tim " pemberian obat antikonulsan dosis tinggi "
pemeberian
antikonulsan
menggunakan
obat
antikonulsan baik berupa bolus, syringe
lainnya pump.
yang timbul.
dengan
(alium, dilantin, phenobarbital) " pemberian oksigen tambahan " pemberian cairan parenteral " pembuatan $T scan
2. Diagnosa #epera%atan - #urang pengetahuan klien dan keluarga tentang penanganan penyakitnya berhubungan dengan kurangnya informasi. Tujuan - Pengetahuan klien dan keluarga tentang penanganan penyakitnya dapat meningkat. #riteria Hasil . #lien dan keluarga dapat mengerti proses penyakit dan penanganannya /. klien dapat diajak kerja sama dalam program terapi 1. klien dan keluarga dapat menyatakan melaksanakan penejlasan dna pendidikan kesehatan yang diberikan. Rencana tindakan-
INTER:EN#I
RA#I"NAL
.Edentifikasi tingkat pengetahuan
.Tingkat pengetahuan penting untuk
klien dan keluarga
modifikasi proses pembelajaran orang de%asa.
/.Hindari proteksi yang berlebihan terhadap klien , biarkan klien /. tidak memanipulasi klien sehingga ada melakukan
aktiitas
sesuai
proses kemandirian yang terbatas.
dengan kemampuannya. 1.kerja sama yang baik akanmembantu 1. ajarkan pada klein dan keluarga
tentang peraa%atan yang harus
dalam proses penyembuhannnya
dilakukan sema kejang 2.status kesehatan yang baik memba%a 2.jelaskan mempertahankan status
damapak
pertahanan
kesehatan yang optimal dengan
sehingga
tidak
diit, istirahat, dan aktiitas yang
penyerta
tubuh
timbul
baik
penyakit
dapat menimbulkan kelelahan. .efek samping yang ditemukan secara . jelasakan tentang efek samping obat
(gangguan
penglihatan,
nausea, omiting, kemerahan pada
kulit,
dini lebih aman dalam penaganannya.
synkope
dan
3.#ebersihan mulut dan gigi yang baik merupakan pencegahan
konusion)
dasar
salah
terjadinya
satu infeksi
berulang. 3. jaga kebersihan mulut dan gigi secara teratur
(. Implementas$Pelaksanaan
Pelaksanaan kepera%atan merupakan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. !elama pelaksanaan kegiatan dapat bersifat mandiri dan kolaboratif. !elama melaksanakan kegiatan perlu dia%asi dan dimonitor kemajuan kesehatan klien ( !antosa. &E, 545M3/ ) ). E;aluas$
Tahap ealuasi dalam proses kepera%atan menyangkut pengumpulan data subyektif dan obyektif yang akan menunjukkan apakah tujuan pelayanan kepera%atan sudah dicapai atau belum. +ila perlu langkah ealuasi ini merupakan langkah a%al dari identifikasi dan analisa masalah selanjutnya ( !antosa.&E, 545M3/).
BAB I:
PENUTUP (.1 /es$mpulan
Penyakit tetanus adalah penyakit infeksi yang diakibatkan toksin kuman $lostridium tetani, bermanisfestasi dengan kejang otot secara proksimal dan diikuti kekakuan otot seluruh badan. #ekakuan tonus otot massater dan otot"otot rangka. $lostridium tetani adalah kuman berbentuk batang, ramping, berukuran /" 9 ,2 8 , milimikron yang berspora termasuk golongan gram positif dan hidupnya anaerob. #uman mengeluarkan toksin yang bersifat neurotoksik. Penyakit tetanus terjadi karena adanya luka pada tubuh seperti luka tertusuk paku, pecahan kaca, atau kaleng, luka tembak, luka bakar, luka yang kototr dan pada bayi dapat melalui tali pusat. 7rganisme multipel membentuk / toksin yaitu tetanuspasmin yang merupakan toksin kuat dan atau neurotropik yang dapat menyebabkan ketegangan dan spasme otot, dan mempngaruhi sistem saraf pusat. Pencegahan pada tetanus meliputi antara lain- 'nak mendapatkan imunisasi DPT diusia 1" +ulan, Ebu hamil mendapatkan suntikan TT minimal / , Pencegahan terjadinya luka mera%at luka secara adekuat, Pemberian anti tetanus serum (.2 #aran
Tetanus dapat dicegah dengan beberapa cara yaitu 'nak mendapatkan imunisasi DPT diusia 1" +ulan, Ebu hamil mendapatkan suntikan TT minimal / , Pencegahan terj adinya luka mera%at luka secara adekuat, Pemberian anti tetanus serum. DA,TAR PU#TA/A
'n, !udoyo %,dkk . ( /3 ). 'lmu Penyakit Dalam (ilid 'i Edisi ').Lakarta-Cakultas #edokteran >niersitas Endonesia Doengoes, .; .( / ) . Rencana *suhan +epera,atan Pedoman -ntuk Perencanaan Dan Pendokumentasian Pera,atan Pasien . Lakarta - G$ Gayton. ( 55* ). .isiolo#i +edokteran .Lakatra-G$
Price, !ylia, ' . ( 555 ) . Patofisiolo#i +onsep +linis Proses 0 Prose Penyak 1uku ' .Lakarta -G$ !udarth . ( // ) . +eper,atan Medical 1edah Edisi 2 )ol 3.Lakarta -G$