BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Tetan Tetanus us adalah adalah penyak penyakit it infeks infeksii yang yang diakib diakibatk atkan an toksin toksin kuman kuman Clostr Clostridi idium um tetani tetani,, bermanifestasi sebagai kejang otot paroksismal, diikuti kekakuan otot seluruh badan. Kekakuan tonus otot ini selalu tampak pada otot masseter dan otot-otot rangka. Penyebab penyakit seperti pada tetanus neonatorum, yaitu Clostridium tetani yang tetani yang hidup anaerob, berbentuk spora selama di luar tubuh manusia, tersebar luas di tanah. Juga terdapat di tempat yang kotor, besi berkarat sampai pada tusuk sate bekas. Basil ini bila kondisinya baik (di dalam tubuh manusia akan mengeluarkan toksin. Toksin ini dapat menghan!urkan sel darah merah, merah, merusak merusak leukosit leukosit dan merupakan merupakan tetanospasm tetanospasmin, in, yaitu yaitu toksin toksin yang neurotropik neurotropik yang dapat menyebabkan ketegangan dan spasme otot. Penyakit tetanus kebanyakan terdapat pada anak " anak yang belum pernah mendapatkan imunisasi tetanus (#PT, dan pada umumnya terdapat pada anak dari keluarga yang belum mengerti pentingnya imunisasi dan pemeliharaan kesehatan, seperti kebersihan lingkungan dan perorangan. $leh $leh karen karenaa itu, itu, pada pada kese kesemp mpat atan an kali kali ini ini penul penulis is akan akan menj menjel elas aska kan n se!a se!ara ra lebi lebih h mendalam mengenai konsep teori dan konsep asuhan kepera%atan pada anak dengan penyakit tetanus. 1.2 Tujuan 1.2.1 Tujuan Umum &ntuk mengetahui mengetahui dan memahami memahami konsep dasar penyakit penyakit Tetanus Tetanus dan konsep asuhan
kepera%atan pada anak dengan penyakit Tetanus 1.2.2 Tujuan Khusus − 'engetahui dan memahami Pengertian dari Tetanus Tetanus − 'engetahui tiologi dari Tetanus Tetanus − 'engetahui Patofisiologi dari Tetanus Tetanus − 'engetahui Tanda dan gejala dari Tetanus Tetanus − 'engetahui )ambaran &mum yang Khas pada Tetanus Tetanus − 'engetahui Pemeriksaan #iagnostik pada Tetanus pa da Tetanus − 'engetahui Komplikasi pada Tetanus − 'engetahui Prognosa dari Tetanus Tetanus − 'engetahui Pen!egahan dari Tetanus − 'engetahui Penatalaksanaan pada Tetanus *suhan Keper%atan pada pasien anak dengan Tetanus Tetanus − 'engetahui *suhan
1.3 Manaat 1.3.1 Bag! "enul!s #engan adanya penulisan makalah ini diharapkan penulis mampu menjelaskan dan
menguraikan mengenai konsep dasar penyakit tetanus serta konsep asuhan kepera%atan dengan penyakit tetanus 1.3.2 Bag! "r#es! ke"era$atan #engan adanya penulisan makalah ini diharapkan para pera%at professional mampu memahami serta mampu mengaplikasikan asuhan kepera%atan yang akan disesuaikan dengan keadaan pasien yang ditemui. 1.3.3 Bag! "enul!san %ang akan &atang +asil penulisan makalah ini diharapkan dat dijadikan a!uan baik sebagai bahan referensi dan literatur serta perbandingan dengan teori-teori lain yang relean.
BAB II TN'AUAN PU(TAKA 2.1 K)N(EP DA(A* PEN+AKIT TETANU( 2.1.1 De!n!s! Pen%ak!t Tetanus Penyakit tetanus adalah salah satu penyakit infeksi yang berbahaya karena dapat
berdampak atau mempengaruhi sistem urat saraf dan otot. Kata tetanus diambil dari bahasa unani yaitu tetanos dari teinein yang berarti menegang. Penyakit ini adalah penyakit infeksi dimana spasme otot tonik dan hiperrefleksia menyebabkan trismus ( Lockjaw, spasme otot umum, melengkungnya punggung (Opistotonus, spasme glotal, kejang dan spasme dan paralisis pernapasan. (http// likalikuluke.multiply.!om/journal/item/01pengertian1Tetanus Penyakit tetanus adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh toksin kuman klostridium tetani, yang bermanifestasi dengan kejang otot se!ara paroksismal dan diikuti kekakuan seluruh badan. Kekakuan tonus otot ini selalu tampak pada otot masester dan otot rangka.
Klostridium tetani adalah kuman yang mengeluarkan toksin yang bersifat neurotoksik ( tetanus spasmin , yang mula " mula akan menyebabkan kejang otot dan saraf perifer setempat. Tetani yang didukung oleh adanya luka yang dalam dengan pera%atan yang salah. 2elain di luar tubuh manusia, tersebar luas di tanah. Juga terdapat di tempat yang kotor, besi berkarat sampai pada tusuk sate bekas. Jika kondisi basil baik ( di dalam tubuh manusia akan mengeluarkan toksin. Toksin ini dapat menghan!urkan sel darah merah, merusak leukosit, dan merupakan tetanospasmin, yaitu toksin yang neurotropik yang dapat menyebabkan ketegangan dan spasme otot. ( 'utta3in 4556, p. 47 Penyakit tetanus kebanyakan terdapat pada anak " anak yang belum pernah mendapatkan imunisasi tetanus ( #PT , dan pada umumnya terdapat pada anak dari keluarga yang belum mengerti pentingnya imunisasi dan pemeliharaan kesehatan, seperti kebersihan lingkungan dan perorangan. Penyebab penyakit seperti pada tetanus neonatorum, yaitu Clostridium tetani yang hidup anaerob, berbentuk spora selama di luar tubuh manusia, tersebar luas di tanah. Juga terdapat di tempat yang kotor, besi berkarat sampai pada tusuk sate bekas. Basil ini bila kondisinya baik ( di dalam tubuh manusia akan mengeluarkan toksin. Toksin ini dapat menghan!urkan sel darah merah, merusak leukosit dan merupakan tetanospasmin, yaitu toksin yang neurotropik yang menyebabkan ketegangan dan spasme otot. ( 8gastiyah 4559, p. :96 2.1.2 Et!#l#g! Pen%ak!t Tetanus *dapun Penyebab penyakit dari penyakit tetanus, yaitu Clostridium tetani yang hidup
anaerob, berbentuk spora selama di luar tubuh manusia, tersebar luas di tanah. Juga terdapat di tempat yang kotor, besi berkarat sampai pada tusuk sate bekas. Basil ini bila kondisinya baik ( di dalam tubuh manusia akan mengeluarkan toksin. Toksin ini dapat menghan!urkan sel darah merah, merusak leukosit dan merupakan tetanospasmin, yaitu toksin yang neurotropik yang menyebabkan ketegangan dan spasme otot. ( 8gastiyah 4559, p. :96 Clostridium tetani adalah kuman berbentuk batang, ramping, berukuran 4 - 9 ; 5,< " 5,9 milimikron. Kuman ini berspora termasuk golongan )ram positif dan hidupnya anaerob. 2pora de%asa mempunyai bagian yang berbentuk bulat yang letaknya di ujung, penabuh genderang (drum stick . Kuman mengeluarkan toksin yang bersifat neurotoksik. Toksin ini (tetanospasmin mula - mula akan menyebabkan kejang otot dan saraf perifer setempat. Toksin ini labil pada pemanasan, pada suhu =95C akan han!ur dalam 9 menit. #i samping itu, terdapat pula
tetanolisin yang bersifat hemolisis, yang perannya kurang berarti dalam proses penyakit. (http// likalikuluke.multiply.!om/journal/item/01pengertian1Tetanus 2elain penyebab di atas, dapat dilihat pula fa!tor pendukung atau faktor predisposisi pada penyakit tetanus, antara lain &sia anak-anak, luka yang dalam dan kotor, serta keadaan belum terimunisasi.
2.1.3 Man!estas! Kl!n!s Pada pasien yang mengalami tetanus, dapat dilihat beberapa tanda dan gejala atau
manifestasi klinis, ( 8gastiyah 4559, p. :90 " :=5 , antara lain sebagai berikut
− − − − −
Trismus ( kesukaran membuka mulut karena spasme otot - otot mastikatoris Kaku kuduk sampai opistotonus ( karena ketegangan otot-otot trunki Ketegangan pada otot dinding perut Kejang tonik terutama bila dirangsang karena toksin yang terdapat pada !ornu anterior >isus sardonikus karena spasme otot - otot muka ( alis tertarik ke atas sudut mulut tertarik
−
ke luar dan ke ba%ah, bibir tertekan kuat pada gigi. Kesukaran menelan, gelisah, irritabel, mudah dan sensitif pada rangsangan eksternal, nyeri
− −
kepala, nyeri anggota badan sering merupakan gejala dini. ?aringospasme dan tetani predisposisi untuk respiratory arrest, atelektasis dan pneumonia #emam biasanya tidak ada atau ada tapi ringan. Bila ada demam kemungkinan prognosis
buruk. − Tenderness pada otot otot leher dan rahang. 2elain manifestasi klinis di atas, adapun gambaran umum yang khas pada penderita penyakit tetanus, antara lain − Badan kaku dengan epistotonus − Tungkai dalam ekstensi
− ?engan kaku dan tangan mengepal − Biasanya keasadaran tetap baik − 2erangan timbul proksimal dan dapat di!etuskan oleh karena a. >angsang suara, rangsang !ahaya, rangsang sentuhan, spontan. b. Karena kontriksi sangat kuat. #apat terjadi aspiksia, sianosis, retensi urine, fraktur ertebralis ( pada anak-anak , demam ringan dengan stadium akhir. Pada saat kejang
suhu dapat naik 4 - < derakat !elsius dari normal, diaphoresis, takikardia dan sulit menelan. 2.1., Pat#!s!#l#g! Penyakit tetanus terjadi karena adanya luka pada tubuh seperti luka tertusuk paku, pe!ahan
ka!a, atau kaleng, luka tembak, luka bakar, luka yang kotor dan pada bayi dapat melalui tali pusat. Tetanus dapat terjadi bilamana tubuh mengalami luka dan kebanyakan luka tusuk yang dalam misalnya tertusuk paku, pe!ahan ka!a, terkena kaleng, atau luka yang menjadi kotor@ karena terjatuh
di tempat yang kotor atau ke!elakaan dan timbul luka yang tertutup
debu/kotoran. Juga dapat terjadi pada kondisi luka bakar dan patah tulang terbuka. ?uka yang kotor/ tertutup memungkinkan keadaan anaerob yang ideal untuk pertumbuhan Clostridium tetani. 2ebagai portal/ jalan masuk lainnya dapat juga luka gores yang ringan kemudian menjadi bernanah@ gigi berlubang yang dikorek dengan benda yang kotor atau luka yang dibersihkan dengan kain yang kotor. $rganisme multiple membentuk dua toksin yaitu tetanospasmin yang merupakan toksin kuat dan atau neurotropik yang dapat menyebabkan ketegangan dan spasme otot, dan mempengaruhi system saraf pusat. Kemudian tetanolsin yang tampaknya tidak signifi!an!e. +ipotesa !ara absorbsi dan bekerjanya toksin adalah Pertama, toksin diabsorbsi pada ujung saraf motorik dan melalui aksis silindrik diba%a ke kornu anterior susunan saraf pusat. Kedua, Toksin diabsorbsi oleh susunan limfatik, masuk ke dalam sirkulasi darah arteri kemudian masuk ke dalam susunan saraf pusat. Toksin tersebut bersifat seperti antigen, sangat mudah diikat oleh jaringan saraf dan bila dalam keadaan terikat tidak dapat lagi dinetralkan oleh antitoksin spesifik. Tetapi toksin yang bebas dalam peredaran darah sangat mudah dinetralkan oleh antitoksin. +al ini penting untuk pen!egahan dan pengobatan penyakit tetanus ini. Toksin bereaksi pada myoneural jun!tion yang menghasilkan otot menjadi kejang dan mudah sekali terangsang. 'asa inkubasi 4 hari sampai 4 bulan dan rata rata :5 hari. Kasus yang sering terjadi adalah :< hari. 2edangkan untuk neonatus biasanya pada hari ke - 9 sampai hari ke - :<. ( 8gastiyah 4559, p. :96
Pat#!s!#l#g!
2uasana yang memugkinkan organisme anaerob !olistridium tetani berproliferasi disebabkan keadaan prt the entry antara lain luka tusuk dalam dan kotor serta belum terimunisasi, luka karena laulintas, luka bakar, luka tembak, gigitan he%an atau manusia, gigi berlubang, l esi pada mata, infeksi telinga, tonsil, pera%atan luka atau tali pusat yang tidak baik
Colistridium tetani mengeluarkan toksin, toksin diabsorbsi pada ujung saraf motorik dan melalui sumbu silindrik ke 22P
#ari susunan linfatik ke sirkulasi darah arteri dan masuk ke 22P
Toksin bersifat neurotoksik atau tetanospasmin, tetanulisin, menghan!urkan sel darah merah, merusak l eukosit
Perubahan fisiologis intrakranial Penekanan area fokal kortikal
Kesulitan membuka mulut, (trismus, kaku kuduk,( epistotonus, kaku dinding perut (perut papan, dan kaku tulang belakang 2ulit menelan atau menyusu
Antake nutrisi tidak adekuat
Peru-ahan nutr!s! kurang &ar! ke-utuhan
Kejang tonik umum, kejang rangsang(terhadap isula, suara, taktil, kejang spontan, kejang pada abdomen, retensi urine.
Perubahan eliminasi urine dan ali
Perubahan 'obilitas fisik
Penurunan Kemampuan batuk
0angguan "emenuhan el!m!nas! ur!ne &an al!
0angguan m#-!l!tas !s!k 0angguan ADL
Bers!han jalan na"as t!&ak eekt!
Peningkatan permeabilitas darah dari otak Proses inflamasi di jaringan otak (peningkatan suhu tubuh perubahan tingkat kesadaran, perubahan frekuensi nadi
Peningkatan sekret dan penurunan kemampuan batuk
H!"erterm!
Penurunan tingkat kesadaran, penurunan perfusi jaringan otak *es!k# t!ngg! trauma/e&era
*es!k# kejang -erulang
K#"!ng t!&ak eekt! Ke/emasan
Koma
2.1. K#m"l!kas! Pen%ak!t Tetanus Keadaan tetanus pada anak dapat berdampak pada beberapa kondisi berikut ( 8gastiyah
4559, p. :90 , antara lain
− − − −
2pasme otot faring *sfiksia *telektasis karena obstruksi se!ret dan pneumonia raktur kompresi
2.1. Pemer!ksaan D!agn#st!k
− Pemeriksaan fisik, adanya luka dan ketegangan otot yang khas terutama pada rahang − Pemeriksaan darah ( kalsium dan fosfat − Pemeriksaan darah leukosit 6.555-:4.555 m/?, peninggian tekanan otak, deteksi kuman − Pemeriksaan C) dapat terlihat gambaran aritmia entrikuler 2.1.4 Penatalaksanaa Tera"eut!k
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada pasien anak dengan penyakit tetanus (2uriadi, 45:5, antara lain − #ira%at di ruang pera%atan intensif − Pemberian *T2 45.555 & se!ara A' didahului oleh uji kulit dan mata − *ntikejang dan penenang (fenobarbital bila kejang hebat, diaepam, largakttil − *ntibiotik ( PP 95.555 &/KgBB/hari − #iit tinggi kalori dan protein − Pera%atan Asolasi − Pemberian oksigen pemasangan 8)T bila perlu intubasi dan trakeostomi bila indikasi − Pemberian terapi intraena bila indikasi 2.1.5 Pen/egahan "a&a Tetanus Pen!egahan yang dapat dilakukan untuk men!egah penyakit tetanus, antara lain − *nak mendapatkan imunisasi #PT diusia 7-:: Bulan
− Abu hamil mendapatkan suntikan TT minimal 4 D − Pen!egahan terjadinya luka E mera%at luka se!ara adekuat − Pemberian anti tetanus serum.
− Bersihkan area/ Pert dF entreFe dengan larutan +454 7G
2.2 K#nse" Asuhan Ke"era$atan "a&a Pas!en Anak &engan Tetanus 2.2.1 Pengkaj!an Ke"era$atan
a. Pengkajian − Adentitas pasien nama, umur, tanggal lahir, jenis kelamin, alamat, tanggal masuk,
b. !.
− − − − − − d. e.
− − f.
− − − − g. h. i. j.
− − − − − − −
tanggal pengkajian, diagnosa medik, ren!ana terapi − Adentitas orang tua *yah nama, usia, pendidikan, pekerjaan, agama, alamat. Abu nama, usia, pendidikan, pekerjaan, agama, alamat − Adentitas sudara kandung Keluhan utama/alasan masuk >2. >i%ayat Kesehatan >i%ayat kesehatan sekarang >i%ayat kesehatan masa lalu *nte natal !are 8atal Post natal !are >i%ayat kesehatan keluarga >i%ayat imunisasi >i%ayat tumbuh kembang Pertumbuhan fisik Perkembangan tiap tahap >i%ayat 8utrisi Pemberin *2A 2usu ormula Pemberian makanan tambahan Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai nutrisi saat ini >i%ayat Psikososial >i%ayat 2piritual >eaksi +ospitalisasi ( Pemahaman keluarga tentang sakit yang ra%at nginap *ktifitas sehari-hari 8utrisi Cairan liminasi B*B/B*K Astirahat tidur $lahraga Personal +ygiene *ktifitas/mobilitas fisik
− >ekreasi k. Pemeriksaan isik − Keadaan umum klien − Tanda-tanda ital − *ntropometri − 2istem pernafasan − 2istem Cardio Haskuler − 2istem Pen!ernaan − 2istem Andra − 2istem muskulo skeletal − 2istem integument − 2istem ndokrin − 2istem perkemihan − 2istem reproduksi − 2istem imun − 2istem saraf ungsi !erebral, fungsi kranial, fungsi motorik, fungsi sensorik, fungsi !erebelum, refleks, iritasi meningen
l.
Pemeriksaan tingkat perkembangan − 5 sampai = tahun dengan menggunakan ##2T ( 'otorik kasar, motorik halus, bahasa,
personal sosial − = tahun ke atas ( Perkembangan Kognitif, Psikoseksual, Psikososial m. Tes #iagnostik n. Terapi 2.2.2 D!agn#sa Ke"era$atan
a. Kebersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sputum pada trakea dan spame otot pernafasan. b. )angguan pola nafas berhubungan dengan jalan nafas terganggu akibat spasme otot-otot pernafasan. !. Ketidakseimbangan olume !airan tubuh Kurang !airan dan elektrolit berhubungan dengan intake yang kurang dan oliguria d. Perubahan suhu tubuh (hipertermia berhubungan dengan efeks toksin (bakterimia e. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan kekakuan otot pengunyah
f. >isiko terjadi trauma / jatuh berhubungan dengan sering kejang g. )angguan pemenuhan kebutuhan sehari-hari berhubungan dengan kondisi lemah dan sering kejang h. Kurangnya pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakit tetanus dan penanggulangannya berhubungan dengan kurangnya informasi. i.
Kurangnya kebutuhan istirahat berhubungan dengan seringnya kejang
2.2.3 Interens! Ke"era$atan a. Ke-ers!han jalan naas t!&ak eekt! -erhu-ungan &engan "enum"ukan s"utum "a&a trakea &an s"asme #t#t "ernaasan6 &!tan&a! &engan r#n/h!6 s!an#s!s6 &%s"neu6 -atuk t!&ak eekt! &!serta! &engan s"utum &an atau len&!r6 has!l "emer!ksaan la-6 Anal!sa 0asa Darah A-n#rmal 7As!s!s *es"!rat#r!k8
0#al
Pasien akan mempertahankan keefektifan jalan nafas Klien tidak sesak, lendir atau sleam
Kr!ter!a has!l
tidak ada, Pernafasan :=-:6 kali/menit, tidak ada pernafasan !uping hidung, tidak ada tambahan otot pernafasan, hasil pemeriksaan laboratorium darah *nalisa )as #arah dalam batas normal ( p+I ,79-,<9 @ PC$4 I 79 - <9 mm+g, P$4 I 65 - :55 mm+g N#
Interens!
: Bebaskan jalan nafas dengan mengatur
*as!#nal
2e!ara
anatomi
posisi
kepala
ekstensi
posisi kepala ekstensi
merupakan
!ara
untuk
meluruskan
rongga
pernafasan sehingga proses respiransi tetap berjalan
lan!ar
dengan
menyingkirkan
pembuntuan jalan nafas. 4 Pemeriksaan
fisik
dengan
!ara
>on!hi
menunjukkan
adanya
gangguan
auskultasi mendengarkan suara nafas pernafasan akibat atas !airan atau sekret yang (adakah ron!hi tiap 4-< jam sekali
menutupi sebagian dari saluran pernafasan sehingga
perlu
dikeluarkan
untuk
mengoptimalkan jalan nafas. 7 Bersihkan mulut dan saluran nafas dari
2u!tion merupakan tindakan bantuan untuk
sekret dan lendir dengan melakukan
mengeluarkan sekret, sehingga mempermudah
su!tion
proses respirasi
< $ksigenasi
Pemberian
oksigen
se!ara
ade3uat
dapat
mensuplai dan memberikan !adangan oksigen, sehingga men!egah terjadinya hipoksia. 9 $bserasi tanda-tanda ital tiap 4 jam
#yspneu, sianosis merupakan tanda terjadinya gangguan nafas disertai dengan kerja jantung yang menurun timbul takikardia dan !apilary refill time yang memanjang/lama.
= $bserasi timbulnya gagal nafas.
Ketidakmampuan tubuh dalam proses respirasi diperlukan
interensi
yang
kritis
dengan
menggunakan alat bantu pernafasan (mekani!al entilation Kolaborasi
dalam
pemberian
pengen!er sekresi ( mukolitik
obat
$bat mukolitik dapat mengen!erkan sekret yang kental sehingga mempermudah pengeluaran dan mem!egah kekentalan
-. 0angguan "#la naas -erhu-ungan &engan jalan naas terganggu ak!-at s"asme #t#t9 #t#t "ernaasan6 %ang &!tan&a! &engan kejang rangsanng6 k#ntraks! #t#t9#t#t "ernaasan6 a&an%a len&!r &an sekret %ang menum"uk
0#al
: Pasien akan mempertahankan pola nafas yang efektif Kr!ter!a
: +ipoksemia teratasi, mengalami perbaikan pemenuhan
kebutuhan oksigen, tidak sesak napas, pernafasan normal := - :6 kali/menit, tidak sianosis. N#
Interens!
: 'onitor irama pernafasan dan respirati rate
*as!#nal
Andikasi adanya penyimpangan atau kelaianan dari pernafasan dapat dilihat dari frekuensi, jenis pernafasan,kemampuan dan irama nafas.
4 *tur posisi luruskan jalan nafas.
Jalan
nafas
yang
longgar
dan
tidak
ada
sumbatan proses respirasi dapat berjalan dengan lan!ar. 7 $bserasi tanda dan gejala sianosis
2ianosis merupakan salah satu tanda manifestasi ketidakadekuatan suply $4 pada jaringan tubuh perifer
< $ksigenasi
Pemberian
oksigen
se!ara
ade3uat
dapat
mensuplai dan memberikan !adangan oksigen, sehingga men!egah terjadinya hipoksia 9 $bserasi tanda-tanda ital tiap 4 jam
#yspneu, sianosis merupakan tanda terjadinya gangguan nafas disertai dengan kerja jantung yang menurun timbul takikardia dan !apilary refill time yang memanjang/lama.
= $bserasi timbulnya gagal nafas.
Ketidakmampuan tubuh dalam proses respirasi diperlukan
interensi
yang
kritis
dengan
menggunakan alat bantu pernafasan (mekani!al entilation. Kolaborasi dalam pemeriksaan analisa gas darah.
Kompensasi tubuh terhadap gangguan proses difusi dan perfusi jaringan dapat
/. Ket!&akse!m-angan ;#lume
De!s!t elume /a!ran -erhu-ungan
&engan !ntake /a!ran t!&ak a&ekuat
Pasien akan mempertahankan keseimbangan elume !airan
0#al
Kr!ter!a has!l
'embran mukosa lembab, turgor kulit
baik, intake dan output seimbang
N#.
:
Interens!
*as!#nal
Kaji intake dan out put setiap 4< jam
'emberikan informasi tentang status !airan /olume sirkulasi dan kebutuhan penggantian
4
7
Kaji tanda-tanda dehidrasi, membran
Andikator
keadekuatan
sirkulasi
perifer
mukosa, dan turgor kulit setiap 4< jam
hidrasi seluler
Berikan dan pertahankan intake oral
'empertahankan kebutuhan !airan tubuh
dan
dan parenteral sesuai indikasi ( infus :4 tts/m, 8)T <5 !!/< jam dan disesuaikan
dengan
perkembangan
kondisi pasien <
9
'onitor
berat
jenis
urine
dan
'empertahankan intake nutrisi untuk kebutuhan
pengeluarannya
tubuh
Pertahankan kepatenan 8)T
Penurunan keluaran urine pekat dan peningkatan berat jenis urine diduga dehidrasi/ peningkatan kebutuhan !airan
&. Peru-ahan (uhu Tu-uh : H!"erterm!a -erhu-ungan &engan eeks t#ks!n 7 -akter!m!a 8 %ang &!tan&a! &engan suhu tu-uh 35 = ,> #<6 h!"erh!&ras!6 sel &arah "ut!h le-!h &ar! 1>.>>> mm3
0#al
Pasien akan mempertahankan suhu tubuh yang normal
Kr!ter!a
7=-7oC, hasil lab sel darah putih (leukosit antara 9.555-:5.555/mm7
N#
:
Interens!
*as!#nal
*tur suhu lingkungan yang nyaman.
Aklim lingkungan dapat mempengaruhi kondisi dan suhu tubuh indiidu sebagai suatu proses adaptasi melalui proses eaporasi dan koneksi.
4
Pantau suhu tubuh tiap 4 jam
Adentifikasi p erkembangan gejala-gajala k e arah syok e;haution
7
<
9
Berikan hidrasi atau minum ysng
Cairan-!airan membantu menyegarkan badan dan
!ukup ade3uate
merupakan kompresi badan dari dalam
?akukan tindakan teknik aseptik dan
Pera%atan lukan mengeleminasi kemungkinan
antiseptik pada pera%atan luka.
toksin yang masih berada disekitar luka.
Berikan kompres dingin bila tidak
Kompres dingin merupakan salah satu !ara untuk
terjadi ekternal rangsangan kejang.
menurunkan suhu tubuh dengan !ara proses konduksi.
=
?aksanakan
program
pengobatan
antibiotik dan antipieretik
$bat-obat
antibakterial
dapat
mempunyai
spektrum lluas untuk mengobati bakteeerria gram positif atau bakteria gram negatif. *ntipieretik bekerja
sebagai
proses
termoregulasi untuk
mengantisipasi panas.
Kolaboratif dalam pemeriksaan lab
+asil pemeriksaan leukosit yang meningkat lebih
leukosit.
dari :5.555 /mm7 mengindikasikan
adanya
infeksi dan atau untuk mengikuti perkembangan pengobatan yang diprogramkan e. Peru-ahan nutr!s! : kurang &ar! ke-utuhan -erhu-ungan &engan kekakuan #t#t "engun%ah %ang &!tan&a! &engan !ntake kurang6 makan &an m!numan %ang masuk
le$at mulut kem-al! lag! &a"at melalu! h!&ung &an -erat -a&an menurun &&!serta has!l "emer!ksaan "r#te!n atau al-um!n kurang &ar! 36 mg?.
0#al
: Pasien akan meningkatkan asupan nutrisi yang adekuat
Kr!ter!a
: BB optimal, intake adekuat, hasil pemeriksaan albumin 7,9-9 mg G
N#.
Interens!
*as!#nal
:
Jelaskan faktor yang mempengaruhi
#ampak dari tetanus adalah adanya kekakuan
kesulitan
dari otot pengunyah sehingga klien mengalami
dalam
makan
dan
pentingnya makanabagi tubuh
kesulitan menelan dan kadang timbul refflek balik atau kesedak. #engan tingkat pengetahuan yang
ade3uat
diharapkan
klien
dapat
berpartsipatif dan kooperatif dalam program diit. 4
Kolaboratif
#iit yang diberikan sesuai dengan keadaan klien dari
− Pemberian diit TKTP !air, lunak atau bubur kasar.
− Pemberian !arian per AH line
tingkat
membuka
mulut
dan
proses
mengunyah. Pemberian !airan perinfus diberikan pada klien dengan ketidakmampuan mengunyak atau tidak bisa makan le%at mulut sehingga kebutuhan
− Pemasangan 8)T bila perlu
nutrisi terpenuhi. 8)T dapat berfungsi sebagai masuknya makanan juga untuk memberikan obat
. *es!k# Trauma -erhu-ungan &engan akt!!tas kejang
0#al
Pasien tidak akan mengalami Trauma Trauma tidak terjadi Kr!ter!a Has!l
: Pasien tidur dengan tempat tidur yang
terpasang pengaman
N#
:
Interens!
*as!#nal
Adentifikasi dan hindari faktor pen!etus
'enghindari
kemungkinan
terjadinya
!edera
akibat dari stimulus kejang 4
7
Tempatkan pasien pada tempat tidur
'enurunkan kemungkinan adanya trauma jika
pada pasien yang memakai pengaman
terjadi kejang
2ediakan
*ntisipasi
disamping
tempat
tidur
tongue spatel
dini
pertolongan
kejang
akan
mengurangi resiko yang dapat memperberat kondisi klien
<
?indungi pasien pada saat kejang
'en!egah
terjadinya
benturan/trauma
yang
memungkinkan terjadinya !edera fisik 9
Catat penyebab mulai terjadinya kejang
Pendokumentasian yang akurat, memudah-kan pengontrolan dan identifikasi kejang
g. Kurangn%a "engetahuan -erhu-ungan &engan "enatalaksanaan gangguan kejang
: $rang tua pasien akan meningkatkan pengetahuan
0#al
Kr!ter!a Has!l
$rang
tua
pasien
dapat
menja%ab
dan
menjelaskan fa!tor pen!etus dari kejang, serta penanganannya N#
:
Interens!
Jelaskan
tentang
hal
*as!#nal
"
hal
yang
merangsang kejang@ suara, sentuhan
*gar orang tua pasien dapat menghindarkan pasien dari fa!tor pen!etus kejangnya
sentuhan, sinar atau lampu yang sangat terang 4
Jelaskan tentang penanganan kejang
Penanganan a%al untuk
untuk
!edera yang lebih fatal
menghindari
injury
seperti
men!egah
keadaan
pasang sudip lidah, miringkan kepala ke samping untuk drainage 7
Jelaskan agar lingkungan tetap tenang
?ingkungan yang tenang meminimalkan stressor yang diterima oleh pasien
<
Jelaskan
pera%atan
dilakukan
oleh
orang
yang
perlu
tua
dalam
Penambahan informasi kepada orang terhadap pemenuhan kebutuhan sehari " hari
memenuhi kebutuhan sehari " hari h. *es!k# t!ngg! kejang -erulang %ang -erhu-ungan &engan &engan kejang rangsang 7 terha&a" !sual6 suara6 &an takt!l 8
0#al
Kr!ter!a Has!l: Pasien tidak mengalami kejang
N#
:
: #alam %aktu 7 D 4< jam, pera%atan risiko kejang tidak terjadi
Interens!
*as!#nal
Kaji stimulus kejang
2timulus kejang pada tetanus adalah rangsang !ahaya dan peningkatan suhu tubuh
4
+indarkan stimulus !ahhaya, kalau
Penurunan rangsang !ahaya dapat membantu
perlu
menurunkan stimulus rangsang kejang
pasien
di
tempatkan
pada
ruangan dengan pen!ahayaan yang kurang 7
<
Pertahankan bedrest total selama fase
'engurangi resiko jatuk/ terluka jika ertigo,
akut
sin!ope, dan ataksia
Kolaborasi
pemberian
terapi
#iaepam, phenobarbital
&ntuk men!egah atau mengurangi kejang. Catatan Phenobarbital dapat menyebabkan respiratorius depresi dan sedasi
2.2., Im"lementas! Ke"era$atan
?akukanlah apa yang harus anda lakukan pada saat bertemu pasien. #an !atat atau dokumentasi apa yang telah anda lakukan tidakan pada pasien.
2.2. Ealuas! Ke"era$atan
aluasi semua tindakan yang telah anda berikan pada pasien. Jika dengan tindakan yang diberikan pasien mengalami perubahan menjadi lebih baik. 'aka tindakan dapat dihentikan. apabila sebaliknya keadaan pasien menjadi lebih buruk, kemungkinan besar tindakan harus mengalami perubahan atau perbaikan 2.2. Pen&!&!kan Kesehatan Rencana Pemulangan
a. Jelaskan pera%atan yang diperlukan@ pemenuhan kebutuhan sehari-hari b. Jelaskan pentingnya konsumsi makanan tinggi kalori dan protein !. Bila ada gangguan mobilitas fisik ajarkan untuk >$' di rumah.
DA@TA* PU(TAKA
8gastiyah, 4559. Perawatan Anak Sakit . Penerbit )C Jakarta
'utta3in, *rif. 4556. Buku Ajar asuhan Keperawatan klien Dengan Gangguan Sistem Persyarafan. Penerbit 2alemba 'edika Jakarta