BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Latar Belakan Belakang g Semakin banyak orang yang melakukan olahraga rekreasional dapat
mendorong dirinya sendiri diluar batas kondisi fisiknya dan terjadi lah cedera olahraga. Cedera terhadap sistem mukoluskletal dapat bersifat akut (sprain, strain, dislokasi, fraktur) atau sebagai akibat penggunaan berlebihan secara bertahap (kondromalasia, tendinitis, fraktur sterss). Atlet profesional juga rentan rentan terhadap terhadap cedera, cedera, meskip meskipun un latihan latihan mereka mereka disupe disupervi rvisi si ketat ketat untuk untuk meminimalkan terjadinya cedera. Namun sering kali atlet tersebut juga dapat mengalami cedera muskoluskletal, salah satunya adalah sprain. Sprain atau keseleo merupakan cedera umum yang dapat menyerang siapa saja, tetapi lebih mungkin terjadi pada individu yang terlibat dengan olah olahrag raga, a, akti aktivi vita tass beru berulan lang, g, dan dan kegi kegiat atan an deng dengan an resik resiko o ting tinggi gi untu untuk k kecelakaan. etika terluka ligamen, otot atau tendon mungkin rusak, atau terkilir yang mengacu pada ligamen yang cedera, ligamen adalah pita sedikit elastis elastis jaring jaringan an yang yang menghu menghubu bungk ngkan an tulang tulang pada pada sendi, sendi, menjag menjagaa tulang tulang ditemp ditempat at sementa sementara ra memung memungkin kinkan kan geraka gerakan. n. !alam !alam kondis kondisii ini, ini, satu satu atau lebi lebih h liga ligame men n yang yang direg diregan angk gkan an atau atau robe robek. k. "eja "ejalan lany ya melip meliput utii nyeri nyeri,, bengkak, memar, dan tidak mampu bergerak. #lahraga bola voli adalah salah satu olahraga yang banyak dimainkan didunia. #lahraga ini merupakan olahraga tanpa kontak fisik langsung antar la$an bermain karena kedua tim dipisahkan oleh net. %alaupun olahraga ini tidak berkontak fisik langsung, cedera pada olahraga bola voli menempati urutan ke & dari olahraga #lympic lainnya dengan rata ' rata usia cedera pada pemainnya berkisar berkisa r antara ' *+ tahun. ta hun. !ari data epidemiologi didapatkan insiden cedera pada pemain bola voli terjadi ,- kejadian +++ jam saat pertandingan dan ,- kejadian +++ jam saat latihan. National Collegiate Athletic Asssociation/s (NCAA) 0njury Surveillance System (0SS) menyatakan cedera pergelangan kaki akut merupakan cedera terbanyak yang mengenai pemain bola voli indoor $anita diikuti dengan cedera lutut, bahu dan pinggang. Sedangkan pada penelitian lain didapatkan persentase cedera pada pemain bola voli terbanyak mengenai pergelangan kaki (*,+1), lutut (*, (*,2 21) 1),,
bahu bahu
( (,321 ,321), ),
pung punggu gung ng
(+, (+,43 431) 1)
5ams 5amstr trin ing g
(2,(2,--1 -1), ),
selangkangan (4,31), jari (4,31), tangan (,21) dan lain'lain (-,41).
6enelit 6enelitian ian yang yang dilaku dilakukan kan !ini !ini %idy %idyati ati di Suraba Surabaya ya menyebu menyebutka tkan n cedera kaki merupakan merupakan cedera kedua terbanyak terbanyak pada pemain bolavoli $anita dengan dengan persent persentase ase cedera cedera berdas berdasarka arkan n lokasin lokasinya ya yaitu yaitu lutut lutut (+1), (+1), kaki kaki (*41), jari (*1) dan bahu (*+1). !i ota Semarang olahraga bola voli termasuk olahraga yang banyak diminati, terbukti dengan terdapatnya - klub bola voli. 6ada penelitian pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di klub bola voli putri 7aruna 7aruna 8erah 6utih, didapatkan bah$a dari pemain voli yang berusia '& tahun * orang pernah mengalami sprain pergelangan kaki atau biasa disebut juga sebagai keseleo. Angka kejadian sprain pergelangan kaki yang cukup tinggi tersebut mendorong penulis untuk melakukan asuhan kepera$atan mengenai sprain.
1.2 Rumusan Rumusan Masalah Masalah a. 9agaimana anatomi dan fisiologi sprain: b. Apa penyebab terjadinya sprain: c. Apa tanda dan gejala sprain: d. 8enjelaskan klasifikasi sprain: e. 8enjelaskan patofisiologi sprain: f. 8enjelaskan manifestasi klinis sprain: g. 8enjelaskan pemeriksaan penunjang sprain: h. 8enjelaskan penatalaksanaan sprain: i. 8enjelaskan komplikasi sprain: j. 8enjelaskan pencegahan sprain: 1.3 Tujuan Penulsan Tujuan Tu juan Umum Um um
8engetahui asuhan kepera$atan pada pasien dengan trauma musculoskeletal khususnya sprain Tujuan Tu juan !husus !h usus ;ntuk mengidentifikasi pengertian, etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi, klasifi klasifikas kasi, i, kompli komplikasi kasi,, penatal penatalaks aksanaa anaan, n, penceg pencegahan ahan,, dan pemerik pemeriksaan saan penunjang tentang sprain.
2
6enelit 6enelitian ian yang yang dilaku dilakukan kan !ini !ini %idy %idyati ati di Suraba Surabaya ya menyebu menyebutka tkan n cedera kaki merupakan merupakan cedera kedua terbanyak terbanyak pada pemain bolavoli $anita dengan dengan persent persentase ase cedera cedera berdas berdasarka arkan n lokasin lokasinya ya yaitu yaitu lutut lutut (+1), (+1), kaki kaki (*41), jari (*1) dan bahu (*+1). !i ota Semarang olahraga bola voli termasuk olahraga yang banyak diminati, terbukti dengan terdapatnya - klub bola voli. 6ada penelitian pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di klub bola voli putri 7aruna 7aruna 8erah 6utih, didapatkan bah$a dari pemain voli yang berusia '& tahun * orang pernah mengalami sprain pergelangan kaki atau biasa disebut juga sebagai keseleo. Angka kejadian sprain pergelangan kaki yang cukup tinggi tersebut mendorong penulis untuk melakukan asuhan kepera$atan mengenai sprain.
1.2 Rumusan Rumusan Masalah Masalah a. 9agaimana anatomi dan fisiologi sprain: b. Apa penyebab terjadinya sprain: c. Apa tanda dan gejala sprain: d. 8enjelaskan klasifikasi sprain: e. 8enjelaskan patofisiologi sprain: f. 8enjelaskan manifestasi klinis sprain: g. 8enjelaskan pemeriksaan penunjang sprain: h. 8enjelaskan penatalaksanaan sprain: i. 8enjelaskan komplikasi sprain: j. 8enjelaskan pencegahan sprain: 1.3 Tujuan Penulsan Tujuan Tu juan Umum Um um
8engetahui asuhan kepera$atan pada pasien dengan trauma musculoskeletal khususnya sprain Tujuan Tu juan !husus !h usus ;ntuk mengidentifikasi pengertian, etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi, klasifi klasifikas kasi, i, kompli komplikasi kasi,, penatal penatalaks aksanaa anaan, n, penceg pencegahan ahan,, dan pemerik pemeriksaan saan penunjang tentang sprain.
2
BAB II TIN"AUAN TE#RI 2.1 Anat$m
kedua ujung tulang pada sendi.
3
a.
Sendi adalah hubungan antara dua tulang yang memungkinkan pergerakan (Smelt>er,*++*). Sendi adalah hubungan atau pertemuan dua buah tulang atau lebih yang memungkinkan pergerakan satu sama lain maupun yang tidak dapat bergerak satu sama lain (
memungkinkan tulang saling bergeser Sendi engsel. 8irip engsel pintu sehingga memungkinkan gerakan
•
fleksi dan ekstensi Sendi kondiloid. 6ermukaan sendi berbentuk konveks yang nyata dan bersendi dengan permukaan yang konkaf, seperti sendi engsel
• •
tapi bergerak dengan * bidang dan arah Sendi ellipsoid. 6ermukaan sendi berbentuk konveks elips Sendi peluru. epala sendi berbentuk bola, pada salah satu tulang cocok dengan lekuk sendi yang berbentuk seperti soket.
4
•
Sendi pasak. 6ada sendi ini terdapat pasak dikelilingi cincin
•
ligamentum bertulang. Sendi pelanan. 9erbentuk pelanan kuda, dapat melakukan gerakan
yang dapat memberikan banyak kebebasan untuk bergerak. b. 8enurut pergerakannya Sendi fibrus (sinartrosis) adalah sendi yang tidak bergerak sama • •
sekali. Sendi amfiartrosis adalah suatu sendi pergerakannya sedikit sekali karena komponen sendi tidak cukup dan permukaan dilapisi oleh
•
bahan yang memungkinkan pergerakan sendi sedikit. Sendi diartrosis (sendi synovial) adalah sendi dengan pergerakan
bebas. c. 8enurut tempatnya 6ersendian tungkai ba$ah. 6ersendian antara tibia dan fibula = •
Artikulasio tibia'fibula proksimal yaitu sendi yang terdapat antara fascies artikularis kapitulum fibula ossis pada kondilus dengan fascies artikularis fibularis ossis pada kondilus tibia, ikat sendi
•
•
ligamentum tibia fibularis proksimal. Sindesmosis tibia fibularis yaitu persendian fascies artikularis tibia ossis fibulae dan insisura fibularis ossis tibialis. 5ubungan antara rista interosea fibula dan trista interosea tibia, terbentang melalui membrane interrosa kruris yang terbentang dari proksimalis diba$ah kolum fibulae ke distal sampai batas distal os tibia dan fibula. Arah serabut membrane unterosa kruris dari medial atas ostibia kerateral ba$ah menuju os fibula.
2.2 De%ns Sprain atau keseleo merupakan keadaan ruptura total atau parsial pada
ligamen penyangga yang mengelilingi sebuah sendi. 9iasanya kondisi ini terjadi sesudah gerakan memuntuir yang tajam (o$alak, *+). Sprain adalah cedera struktur ligamen di sekitar sendi, akibat gerakan menjepit atau memutar.(9runner ? Suddarth. *++. 89. @disi &. ol.hal *--. Bakarta=@"C)
5
Sprainadalah teregangnya atau robeknya ligamen (yaitu jaringan ikat yang menghubungkan dua atau lebih tulang dalam sebuah sendi). Sprain dapat disebabkan oleh jatuh, terpelintir, atau tekanan pada tubuh yang menyebabkan tulang pada sendi bergeser sehingga menyebabkan ligamen teregang atau bahkan robek. 9iasanya, sprain terjadi pada keadaan seperti saat orang terjatuh dengan bertumpu pada tangan. (kapita selekta kedokteran 2000.) Sprain adalah cedera pada sendi, dengan terjadinya robekan pada ligamentum, hal ini terjadi karena stress berlebihan yang mendadak atau penggunaan berlebihan yang berulang'ulang dari sendi. ("iam ? 7eh, 22) !ari keempat pengertian diatas dapat disimpulkan bah$a sprain adalah cedera struktural ligamen akibat tenaga yang di berikan ke sendi abnormal, yang juga merupakan keadaan ruptura total atau parsial pada ligamen.
2.3 Et$l$g 9eberapa faktor sebagai penyebab sprain =
. ;mur aktor umur sangat menentukan karena mempengaruhi kekuatan serta kekenyalan jaringan. 8isalnya pada umur tiga puluh sampai empat puluh tahun kekuatan otot akan relative menurun. @lastisitas tendon dan ligamen menurun pada usia tiga puluh tahun. *. 7erjatuh atau kecelakan
6
Sprain dapat terjadi apabila terjadi kecelakan atau terjatuh sehingga jaringan ligamen mengalami sprain. . 6ukulan Sprain dapat terjadi apabila mendapat pukulan pada bagian sendi dan menyebabkan sprain. . 7idak melakukan pemanasan 6ada atlet olahraga sering terjadi sprain karena kurangnya pemanasan. !engan melakukan pemanasan otot'otot akan menjadi lebih lentur. 8enurut o$alak (*+), etiologi keseleo meliputi = . 6emuntiran mendadak dengan tenaga yang lebih kuat daripada kekuatan ligamen dengan menimbulkan gerakan sendi diluar kisaran gerak (D6S) normal *. raktur atau dislokasi yang terjadi secara bersamaan . aktor Disiko Di$ayat keseleo sebelumnya (faktor risiko yang paling sering) • "angguan pada jaringan ikat • aki Cavovarus • 2.& Man%estas !lns 7anda dan gejala mungkin timbul karena sprain meliputi =
a. Nyeri lokal (khususnya pada saat menggerakkan sendi) b. 6embengkakan dan rasa hangat akibat inflamasi c. "angguan mobilitas akibat rasa nyeri (yang baru terjadi beberapa jam setelah cedera) d. 6erubahan $arna kulit akibat ekstravasasi darah ke dalam jaringan e. f. g. h.
sekitarnya. Sama dengan strain (kram) tetapi lebih parah @dema, perdarahan dan perubahan $arna yang lebih nyata. etidakmampuan untuk menggunakan sendi, otot dan tendon. 7idak dapat menyangga beban, nyeri lebih hebat dan konstan.
2.' !las%kas 8enurut 8arilynn. B ?
Keperawatan Klinis. 5al *. Bakarta = @rlangga a. Sprain derajat 0 (kerusakan minimal)
7
Nyeri tanpa pembengkakan, tidak ada memar, kisaran pembengkakan aktif dan pasif, menimbulkan nyeri, prognosis baik tanpa adanya kemungkinan instabilitas atau gangguan fungsi. b. Sprain derajat 00 (kerusakan sedang) 6embengkakan sedang dan memar, sangat nyeri, dengan nyeri tekan yang lebih menyebar dibandingkan derajat 0. isaran pergerakan sangat nyeri dan tertahan, sendi mungkin tidak stabil, dan mungkin menimbulkan gangguan fungsi. c. Sprain derajat 000 (kerusakan kompit pada ligamen) 6embengkakan
hebat
dan
memar,
instabilitas
stuktural
dengan
peningkatan kirasan gerak yang abnormal (akibat putusnya ligamen), nyeri pada kisaran pergerakan pasif mungkin kurang dibandingkan derajat yang lebihh rendah (serabut saraf sudah benar'benar rusak). 5ilangnya fungsi yang signifikan
yang mungkin
membutuhkan pembedahan untuk
mengembalikan fungsinya.
8
2.( Pat$%s$l$g
Strain adalah kerusakan pada jaringan otot karena trauma langsung (impact) atau tidak langsung (overloading). Cedera ini terjadi akibat otot tertarik pada arah yang salah,kontraksi otot yang berlebihan atau ketika terjadi kontraksi ,otot belum siap,terjadi pada bagian groin muscles (otot pada kunci paha),hamstring (otot paha bagian ba$ah),dan otot guadriceps. leksibilitas otot yang baik bisa menghindarkan daerah sekitar cedera memar dan membengkak. 8oscule strain atau tarikan otot atau robekan otot yang dapat menyebabkan kerusakan otot atau tendo bisa disebabkan aktivitas harian, %ujud kerusakan otot dapat berupa robekan sebagian atau keseluruhan otot atau tendo serta kerusakan pada pembuluh darah kecil,akan menyebabkan perdarahan lokal(memar)dan rasa nyeri akibat ujung saraf di lokasi trauma
9
2.) Pr$ses *en+em,uhan Luka
6ada saat tubuh mengalami kerusakan jaringan atau luka maka akan terjadi peradangan yang ditandai dengan nyeri, bengkak, panas kemerahan dan gangguan fungsi. 5al ini perlu diuraikan sehubungan dengan patofisiologi dan penggunaan ultrasound.
Adapun fase'fase penyembuhan luka secara
fisiologis adalah sebagai berikut= . ase 6erdarahan ase perdarahan adalah fase yang terjadi antara *+ ' + menit infiltrasi fibrin mengubah perdarahan menjadi hematoma setelah terjadi trauma. 6ada fase tahap ini perdarahan berhenti setelah dikeluarkan fibrin untuk menutupi luka. 6ada fase ini ditandai dengan keluarnya hematoma dan keluarnya >at ' >at iritan. *. ase 6eradangan ase peradangan adalah fase yang terjadi antara * ' 4 jam setelah trauma. ase peradangan aktif ditandai dengan radang tinggi dengan gejala
10
' gejala panas, merah dan bengkak pada daerah trauma. 6ada fase ini terjadi aktualitas nyeri yang tinggi dimana fase ini sebagai a$al dari proses penyembuhan luka. . ase Degenerasi 6ada fase ini terdiri dari tiga fase = a. ase proliferasi (* ' ) hari 6ada fase ini ditandai dengan menurunnya rasa nyeri, jumlah protein pertahanan tubuh banyak dan jumlah fibroblast meningkat. 6ada fase ini juga terjadi rekonstruksi jaringan pembentukan jaringan permukaan dan memberikan kekuatan pada daerah trauma. Sel ' sel lain peningkatan, juga terjadi peningkatan sel ' sel macrophage dan sel ' sel endothelia untuk membentuk pembuluh ' pembuluh darah baru yang terkenal dengan proses angiogenesis. b. ase produksi ( hari ' minggu) 6ada fase ini ditandai dengan penurunan proses pertahanan tubuh, diikuti dengan peningkatan fibroblast dan monosit yang tinggi, telah terjadi pelekatan kolagen dan jaringan granulasi baru serta peningkatan oksigenisasi pada daerah cidera. 9eberapa fibroblast terbentuk menjadi myofibroblast yang memberikan efek wound contraction. c.
ase remodeling ( minggu ' bulan)
2.- !$m*lkas
omplikasi yang mungkin terjadi pada kondisi ini meliputi= a. !islokasi berulang akibat ligamen yang ruptur tersebut tidak sembuh dengan
sempurna
sehingga
diperlukan
pembedahan
untuk
memperbaikinya (kadang'kadang). b. "angguan fungsi ligamen (jika terjadi tarikan otot yang kuat sebelum sembuh dan tarikan tersebut menyebabkan regangan pada ligamen yang ruptur, maka ligamen ini dapat sembuh dengan bentuk memanjang, yang disertai pembentukan jaringan parut secara berlebihan). c. Strain yang berulang d. 7endonitis 2. Pemerksaan Penunjang
11
a. oto rontgen radiologi. yaitu pemeriksaan diagnostik noninvasif untuk membantu menegakkan diagnosa. 5asil pemeriksaan di temukan kerusakan pada ligamen dan sendi. b. 8D0 ( 8agnetic Desonance 0maging) Eaitu pemeriksaan dengan menggunakan gelombang magnet
dan
gelombang frekuensi radio, tanpa menggunakan sinar F atau bahan radio aktif, sehingga dapat diperoleh gambaran tubuh yang lebih detail. 5asil yang diperoleh gambaran ligamen yang luka. c. Stress radiography untuk memfisualisasi cedera ketika bagian tersebut digerakkan d. Artrografi e. Artroskopy f.
a. RICE (Rice, Ice, Copression, Ele!ation" 6rinsip utama penatalaksanaan sprain adalah mengurangi pembengkakan dan
nyeri
yang
terjadi.
yang
paling
tepat
sebagai
penatalaksanaan tahap a$al (*'& jam) adalah prinsip RICE (rest, ice, copression, ele!ation", yaitu = . Rest (istirahat" urangi aktifitas sehari'hari sebisa mungkin. Bangan menaruh beban pada tempat yang cedera selama & jam. !apat digunakan alat bantu seperti crutch (penopangpenyangga tubuh yang terbuat dari kayu atau besi) untuk mengurangi beban pada tempat yang cedera. *. Ice (es"
12
dilakukan dengan perban elastik. 9alutan dilakukan dengan arah dari daerah yang paling jauh dari jantung ke arah jantung. . Ele!ation (peninggian" Bika memungkinkan, pertahankan agar daerah yang cedera berada lebih tinggi daripada jantung. Sebagai contoh jika daerah pergelangan keki yang terkena, dapat diletakkan bantal atau guling diba$ahnya supaya pergelangan kaki lebih tinggi daripada jantung. 7ujuan daripada tindakan ini adalah agar pembengkakan yang terjadi dapat dikurangi. b. 6enanganan sprain menurut klasifikasi . Sprain tingkat satu (first degree) 7idak perlu pertolongan pengobatan, cedera pada tingkat ini cukup diberikan istirahat saja karena akan sembuh dengan sendirinya. *. Sprain tingkat dua (Second degree). a.
6emberian pertolongan dengan metode RICE
b.
7indakan imobilisasi (suatu tindakan yang diberikan agar bagian yang cedera tidak dapat digerakan) dengan cara balut tekan, spalk maupun gibs. 9iasanya istirahat selama '4 minggu.
. Sprain tingkat tiga (7hird degree). a.
6emberian pertolongan dengan metode RICE
b.
!ikirim kerumah sakit untuk dijahit disambung kembali
2.11 Penegahan
a. Saat melakukan aktivitas olahraga memakai peralatan yang sesuai seperti sepatu yang sesuai, misalnya sepatu yang bisa melindungi pergelangan kaki selama aktivitas b. Selalu melakukan pemanasan atau stretching sebelum melakukan aktivitas atletik, serta latihan yang tidak berlebihan. c. Cedera olahraga terutama dapat dicegah dengan pemanasan dan pemakaian perlengkapan olahraga yang sesuai. 2.12
Penatalaksanaan !e*eraatan . 6embedahan
13
8ungkin
diperlukan
agar
sendi
dapat
berfungsi
sepenuhnyaG
pengurangan'pengurangan perbaikan terbuka terhadap jaringan yang terkoyak. *. armakologi Analgesik yang digunakan biasanya sebagai berikut= Aspirin= • Aspirin (++'++ mg setiap jam) untuk meredakan nyeri dan peradangan. adang diperlukan Narkotik (codeine +'4+ mg peroral setiap jam) untuk nyeri hebat andungan = Asetosal -++mg G 0ndikasi = nyeri otot G !osis de$asa tablet atau tablet perhari,anak H -tahun setengah sampai •
tablet,maksimum I sampai tablet perhari. 9imastan = andungan = Asam 8efenamat *-+ mg perkapsul, -++mg perkaplet G 0ndikasi = nyeri persendian, nyeri otot G ontra indikasi = hipersensitif, tungkak lambung, asma, dan ginjal G efeksamping = mual muntah, agranulositosis, aeukopenia G !osis= de$asa a$al
•
-++ mg lalu *-+ mg tiap 4 jam. Analsik = andungan = 8etampiron -++mg, !ia>epam *mg G 0ndikasi = nyeri otot dan sendi G ontra indikasi = hipersensitif G @fek samping = agranulositosis G !osis = sesudah makan (de$asa Fsehari kaplet,
• •
anak Fsehari *kaplet). 6emberian kodein atau obat analgetik lain (jika cedera berat) 6emasangan pembalut elastis atau gips, atau jika keseleo berat,
pemasangan gips lunak atau bidai untuk imobilisasi sendi . @lektromekanis a. !engan kantong es * derajat Celcius 6enerapan dingin b. 6embalutan $rapping eksternal. !engan pembalutan, cast atau pengendongan (sung). c. 6osisi ditinggikan. Bika yang sakit adalah bagian ekstremitas. d.
14
8enghentikan penyangga beban dengan penggunaan kruk selama 3 hari atau lebih tergantung jaringan yang sakit. f. 6enggunaan gips g. 0mobilisasi sendi yang cedera untuk mempercepat penyembuhan h. @levasi sendi di atas ketinggian jantung selama & hingga 3* jam
i.
(yang segera dilakukan sesudah cedera) 6enggunaan kruk dan pelatihan cara berjalan (pada keseleo
pergelangan kaki) j. ompres es secara intermiten selama * hingga & jam untuk mengendalikan pembengkakan (letakkan handuk kecil diantara kantung es dan kulit untuk mencegah cedera karena ha$a dingin). . 6enatalaksanaan 7erapi 8asase ;ntuk 8engobati Sprain pada
teknik masase (manipulasi
menggabungkan
teknik
gerusan
masase)
(friction)
dengan cara dan
gosokan
(effluarage). 6ada otot Juadriceps femoris ke arah atas.
(friction)
dan
gosokan
(effleurage),
pada
otot'
ototfleksorotot fastrocnenius bagian depan ke arah atas. c. 6osisi 7idur 7elungkup
15
teknik
terusan
(friction)
dan
gosokan
(effleurage), pada otot hamstring ke arah atas.
teknik
gerusan
(friction)
dan
gosokan
(effleurage), pada ligamen sendi lutut bagian belakang ke arah atas.
teknik
gerusan
(friction)
dan
gosokan
(effleurage), pada otot gastrocnemius ke arah atas. d. 6osisi 7raksi dan Deposisi pada
teknik masase (manipulasi
menggabungkan
teknik
gerusan
masase)
(friction)
dengan cara dan
gosokan
(effluarage), pada otot'otot fleksorotot gastrocnemius bagian depan ke arah atas.
16
masase) dengan cara menggabungkan teknik gerusan (friction) dan gosokan (effluarage), pada ligament sendi pergelangan kaki ke arah atas. b. 6osisi 7idur 7elungkup
teknik masase (manipulasi
menggabungkan
teknik
gerusan
masase)
(friction)
dengan cara dan
gosokan
(effluarage), pada otot gastrocnemius ke arah atas.
teknik masase (manipulasi
menggabungkan
teknik
gerusan
masase)
(friction)
dengan cara dan
gosokan
(effluarage), pada otot di belakang mata kaki atau tendo achilles ke arah atas. c. 6osisi 7raksi dan Deposisi pada 6ergelangan aki dengan 6osisi 9adan 7idur 7erlentang.
17
BAB III A0UHAN !EPERA5ATAN
3.1 Pengkajan 6aat Darurat 3.1.2 Pengkajan *rmer
. Air$ay Adanya sumbatanobstruksi jalan napas oleh adanya penumpukan sekret akibat kelemahan reflek batuk. 8enilai jalan nafas= a. <05A7 ' <## "erak dada ? perut • 7anda distres nafas • %arna mukosa, kulit • esadaran • b. !@N"AD ' <0S7@N "erak udara nafas dengan telinga • c. DA9A ' @@< "erak udara nafas dengan pipi • *. 9reathing elemahan menelan batuk melindungi jalan napas, timbulnya pernapasan yang sulit dan atau tak teratur, suara nafas terdengar ronchi aspirasi. . Circulation 7! dapat normal atau meningkat , hipotensi terjadi pada tahap lanjut, takikardi, bunyi jantung normal pada tahap dini, disritmia, kulit dan membran mukosa pucat, dingin, sianosis pada tahap lanjut.
3.1.2
Pengkajan sekun7er
. Aktivitasistirahat a. kehilangan fungsi pada bagian yang terkena b. eterbatasan mobilitas *. Sirkulasi a. 5ipertensi ( kadang terlihat sebagai respon nyeriansietas) b. 5ipotensi ( respon terhadap kehilangan darah) c. 7achikardi d. 6enurunan nadi pada bagiian distal yang cidera e. Capilary refil melambat
18
f. 6ucat pada bagian yang terkena g. 8asa hematoma pada sisi cedera . Neurosensori a. esemutan b. elemahan c. !eformitas lokal, agulasi abnormal, pemendekan, rotasi, krepitasi (bunyi berderit), spasme otot, terlihat kelemahan hilang fungsi. d. Agitasi (mungkin berhubungan dengan nyeri anFietas . enyamanan a. Nyeri hebat tiba'tiba pada saat cedera (mungkin terlokalisasi pada area jaringan kerusakan tulang, dapat berkurang deengan imobilisasi) tak ada nyeri akibat keruisakan syaraf. b. Spasme kram otot (setelah immobilisasi). -. eamanan a. laserasi kulit b. perdarahan c. perubahan $arna d. pembengkakan local 3.1.3
8$us assesment
. 6 (penyebab) = faktor yang menyebabkan nyeri itu datang. a. Apa penyebab nyeri b. aktor yang meringankan nyeri c. aktir yang memperlambat nyeri d. #batKobatan yang diminum *. L (Luality) = menggambarkan nyeri yang dirasakan,
klien
mendiskripsikan apa yang dirasakan sesuai dengan kata'katanya sendiri. 6era$at boleh memberikan deskripsi pada klien, bila klien tidak mampu menggambarkan nyeri yang dirasakan . 9agaimana rasa nyerinya = terbakar, ditusuk'tusuk, di gigit, di iris'iris, di pukul'pukul dan lain'lain . D(regiontempat) 9 meminta klien untuk menunjukkan dimana nyeri terasa, menetap atau terasa pada menyebar. a.
19
. S (skala) = untuk mengukur tingkat nyeri klien di suruh untuk menunjukan tingkat nyeri tersebut dengan menggunakan skala nyeri yang di beri oleh pera$at. a. 9rapa sberkurang.kala nyeri b. Apakah nyeri mengganggu aktivitasnya = gangguan motorik, gangguan kesadaran. c. Apakah nyeri semakin bertambah atau -. 7 (7ime$aktu) = kapan nyeri itu tersa atau datag dan lama nyeri tersebut. a. apan terasa nyari = pagi, siang, sore, malam. b. 9erapa kali serangannya dalam sehari. c. Serangan tiba'tiba atau perlahan'lahan. 3.2 Pengkajan 0eara Umum . 0dentitas pasien. 0dentitas 8eliputi = Nama pasien
=
;mur
=
Benis kelamin
=
Suku bangsa
=
6ekerjaan
=
6endidikan
=
Alamat
=
7gl 8DS
=
!iagnosa medis
=
*. eluhan ;tama = nyeri, kelemahan, mati rasa, edema, perdarahan, perubahan mobilitas ketidakmampuan untuk menggunakan sendi, otot dan tendon. . Di$ayat esehatan. a. Di$ayat 6enyakit Sekarang. !ikarenakan nyeri merupakan pengalaman interpersonal, pera$at harus menanyakannya secara langsung kepada pasien dengan teknik 6, L, D, S, 7. •
6rovoking (penyebab)
= apa yang menimbulkan nyeri (aktivitas,
spontan, stress setelah makan dll):
20
•
• • •
Luality (kualitas)
= apakah tumpul, tajam, tertekan, dalam,
permukaan dll: Apakah pernah merasakan nyeri seperti itu sebelumnya: Degion (daerah) = dimana letak nyeri: Severity (intensitas) = jelaskan skala nyeri dan frekuensi, apakah di sertai dengan gejala seperti (mual, muntah, pusing, diaphoresis, pucat, nafas pendek, sesak, tanda vital yang abnormal
•
dll): 7iming ($aktu)
= kapan mulai nyeri: 9agaimana lamanya:
7iba'tiba atau bertahap: Apakah mulai setelah anda makan: rekuensi: b. Di$ayat 6enyakit !ahulu. Apakah klien sebelumnya pernah mengalami sakit seperti ini atau mengalami trauma pada sistem muskuloskeletal lainnya. c. Di$ayat 6enyakit eluarga. Apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit seperti ini. . !ata 9io'6siko'Sosial'Spiritual a. !ata 9iologis "erak dan Aktivitas • aji kemampuan aktifitas dan mobilitas kehidupan klien sehari' hari. •
ebersihan !iri aji apakah ada kesulitan dalam memelihara dirinya.
b. !ata 6sikologis Dasa Aman • aji kemampuan pasien dalam melakukan keamanan dan pencegahan pada saat melaksanakan akitivitas hidup sehari'hari, termasuk
faktor
lingkungan,
faktor
sensori,
serta
faktor
psikososial. •
Dasa Nyaman aji apakah pasien mengalami mual dan nyeri (6LDS7).
c. !ata Sosial Sosial •
21
8elalui komunikasi antar pera$at, pasien, dan keluarga dapat dikaji mengenai pola komunikasi dan interaksi sosial pasien dengan
cara
mengidentifikasi
kemampuan
pasien
dalam
berkomunikasi. •
6restasi aji tentang latar belakang pendidikan pasien.
•
9ermain dan Dekreasi aji kemampuan aktifitas rekreasi dan relaksasi (jenis kegiatan dan frekuensinya)
•
9elajar aji apakah pasien sudah mengerti tentang penyakitnya dan tindakan pengobatan yang akan dilakukan. aji bagaimana cara klien mempelajari sesuatu yang baru.
d. !ata Spiritual 0badah • aji bagaimana klien memenuhi kebutuhan spiritualnya sebelum dan ketika sakit. -. 6emeriksaan isik Status lokalis = pemeriksaan dilakukan secara sistematis = 0nspeksi (
untuk
membedakan dengan patah tulang.
22
3.3 Dagn$sa !e*eraatan . Nyeri bd spasme otot *. 5ambatan mobilitas fisik bd nyeri . Desiko infeksi bd inflamasi . "angguan integritas jaringan bd cidera
3.& Inter:ens !e*eraatan N$ .
Dagn$sa Nyeri berhubungan dengan spasme otot
N#; N#; 9
6ain level, 6ain control, Comfort level
NI; NI; 9 Pan Management •
secara komprehensif
!rtera hasl 9
termasuk lokasi,
8ampu
karakteristik,
mengontrol nyeri
durasi,frekuensi, kualitas
(tahu penyebab nyeri, mampu
•
dan faktor presipitasi #bservasi reaksinonverbal
•
dari ketidaknyamanan "unakan teknik
menggunakan tehnik nonfarmokologi
komunikasi terapeutik
untuk mengurangi
untuk mengetahui
nyeri, mencari
bantuan) 8elaporkan
•
berkurang dengan • menggunakan manajemen nyeri 8ampu
•
nyeri @valuasi pengalaman nyeri masa lampau @valuasi bersama pasien dan tim kesehatan lain
mengenali nyeri
tentang ketidakefektifan
(skala intensitas,
control nyeri masa
frekuensi dan
pengalaman nyeri pasien aji kultur yang mempengaruhi respon
bah$a nyeri
tanda nyeri) 8enyatakan rasa
•
lampau 9antu pasien dan keluarga untuk mencari dan
nyaman setelah •
menemukan dukungan ontrol lingkungan yang
23
nyeri berkurang
dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan •
dan kebisingan urangi faktor presipitasi
•
nyeri 6ilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan inter
•
personal) aji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan
•
intervensi Ajarkan tentang teknik non
•
farmakologi 9erikan analgetik untuk
•
mengurangi nyeri @valuasi keefektifan
• •
kontrol nyeri 7ingkatkan istirahat olaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak
•
berhasil 8onitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri Analges A7mnstras$n •
7entukan lokasi, karakteristik, kualitas dan derajat nyeri
•
sebelum pemberian obat Cek intruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi
24
• •
Cek ri$ayat alergi 6ilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari analgesik ketika pemberian lebih dari
•
Satu 7entukan pilihan analgesik tergantung
•
tipe dan beratnya nyeri 7entukan analgesik pilihan, rute pembarian,
•
dan dosis optimal 6ilih rute pemberian secara 0, 08 untuk pengobatan nyeri secara
•
teratur 8onitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik
•
pertama kali 9erikan analgesik tepat $aktu terutama saat
nyeri hebat @valuasi
efektivitas
analgesik, tanda dan gejala (efek samping) *. 5ambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri
N#; 9 Boin 8ovement
=active 8obility
performance riterian 5asil =
E
sebelumsesudah latihan dan lihat respon pasien saat latihan • aji kemampuan pasien
25
•
lien meningkat
dalam aktivitas fisik • 8engerti tujuan dari
dalam mobilitas •
peningkatan mobilitas • 8emverbalilasikan
sesuai kemampuan • onsultasikan dengan
perasaan dalam
terapi fisik tentang
meningkatkan
rencana ambulasi sesuai
kekuatan dan kemampuan berpindah
dengan kebutuhan • 9erikan alat bantu jika klien memerlukan • Ajarkan pasien bagaimana
8emperagakan
merubah posisi dan
penggunaan alat bantu untuk mobilisasi ($alker)
berikan bantuan jika diperlukan • !amping pasien dan bantu pasien saat mobilitas dan
. Desiko infeksi berhubungan dengan inflamasi
N#;
immune Status kno$ledge = 0nfection control Disk control
peduhi kebutuhna A!
setelah di pakai pasien
!rtera hasl 9
lien bebas dari
•
lain 6ertahankan teknik
•
isolasi 9atasi pengunjung bila
tanda dan gejala
infeksi 8endeskripsikan proses penularan
•
perlu 0nstruksikan pada
•
pengunjung bila perlu 0nstruksikan pada
penyakit, factor yang
9ersihkan lingkungan
mempengaruhi
pengunjung untuk
penularan serta
mencuci tangan saat
penatalaksanaann
berkunjung meninggalkan pasien
26
ya 8enunjukkan
•
antimikroba untuk cuci
kemampuan untuk mencegah
•
timbulnya infeksi Bumlah leukosit dalam batas
tangan Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah
•
normal 8enunjukkan perilaku hidup sehat
"unakan sabun
tindakan kepera$atn "unakan baju, sarung tangan sebagai alat
•
pelindung 6ertahankan lingkungan aseptic selama pemasangan
•
alat "anti letak 0 perifer dan line central dan dressing sesuai dengan
•
petunjuk umum "unakan kateter intermiten untuk menurunkan infeksi
•
kandung kencing 7ingkatkan intake
•
nutrisi 9erikan terapi antibiotic bila perlu infection protection (proteksi terhadap
•
infeksi) 8onitor tanda dan gejala infeksi sistemik
•
dan local 8onitor hitung
•
granulosit,%9C 8onitor kerentanan terhadap infeksi
27
• •
9atasi pengunjung Sering pengunjung terhadap penyakit
•
menular 6ertahankan teknik aspesis pada pasien
•
yang beresiko 6ertahankan teknik
•
isolasi kp 9erikan pera$atan
•
kulit pada area edema 0nspeksi kulit dan membrane mukosa terhadap kemerahan,
•
panas, drainase 0nspeksi kondisi
•
lukainsisi bedah !orong masukkan
•
nutrisi yang cukup !orong masukkan
• •
cairan !orong istirahat 0nstruksikan pasien untuk minum antibiotic
•
sesuai resep Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan
. erusakan integritas jaringan berhubungan dengan cidera
N#;9
•
gejala infeksi Ajarkan cara
•
menghindari infeksi
infeksi
7issue integrity = Pressure uler *re:ent$n skin and mucous 5$un7 are
28
membranes %ound healing =
•
menggunakan pakaian
primary and secondary intention
•
yang longgar Baga kulit agar tetap
•
bersih dan kering 8obilisasi pasien
riteria hasil=
6erfusi
normal 7idak ada tanda'
tanda infeksi etebalan
jaringan
tekstur
proses
•
adanya kemerahan #leskan lotion atau minyakbaby oil pada
dan
mencegah terjadinya
•
daerah yang tertekan 8onitor aktivitas dan
•
mobilisasi pasien 8onitor status nutrisi
•
cidera
pasien 8emandikan
pasien
dengan sabun dan air
berulang 8enunjukkan •
terjadinya
pasien)
•
perbaikan
kulit
posisi
setiap dua jam sekali 8onitor kulit akan
normal 8enunjukkan pemahaman dalam
(ubah
dan
jaringan
Anjurkan pasien untuk
proses
hangat aji lingkungan dan peralatan
penyembuhan luka •
yang
menyebabkan tekanan #bservasi luka = lokasi, dimensi,
kedalaman
luka, karakteristik,$arna cairan,
granulasi,
jaringan
nekrotik,
tanda'tanda •
lokal, formasi traktus Ajarkan pada keluarga tentang
•
infeksi
luka
pera$atan luka olaborasi ahli
29
dan gi>i
pemberian diet 776, •
vitamin Cegah
•
feses dan urin
kontaminasi tehnik
pera$atan luka dengan •
steril 9erikan
posisi
mengurangi •
yang
tekanan
pada luka 5indari kerutan pada tempat tidur
3.' Im*lementas !e*eraatan . 9erikan lingkungan tenang dan nyaman *. Ajarkan teknik ditraksi dan relaksasi . olaborasi pemberian analgesik sesuai indikasi . aji skala nyeri -. 6antau 77 pasien 4. Ciptakan lingkungan yang tenang 3. 9erikan tindakan yang membuat pasien merasa nyaman seperti massage &. Sarankan pasien untuk mengurangi aktivitas 2. 6antau tanda vital dan catat nadi baik istirahat maupun saat aktivitas. +. 0nspeksi seluruh lapisan kulit .
;ntuk memudahkan pera$at mengevaluasi atau memantau perkembangan klien, digunakan komponen S#A6 S#A60@ S#A60@D. 6enggunaannya tergantung dari kebijakan setempat. ( Rohah, ' dan alid, S, 200) ". . S = !ata Subyektif 6era$at menuliskan keluhan pasien yang masih dirasakan setelah dilakukan tindakan kepera$atan. 6asien mengatakan nyeri berkurang
30
•
8emperlihatkan pengendalian nyeri
•
8empertahankan tingkat nyeri pada skala * dari '+ skala nyeri yang diberikan
•
•
6asien tidak tampak kesakitan dan meringis lagi 6asien mampu melakukan D#8 aktif dan ambulasi dengan perlahan
•
9erjalan dengan menggunakan langkah'langkah yang benar sejauh * m.
*. # = !ata #byektif Eaitu data berdasarkan hasil pengukuran atau
observasi pera$at
secara langsung kepada klien, dan dirasakan klien setelah tindakan kepera$atan . A = Analisis 0nterpretasi dari data subyektif dan data obyektif. 8erupakan suatu masalah atau diagnosis kepera$atan yang masih terjadi, atau juga dapat dituliskan masalahdiagnosis baru yang terjadi akibat perubahan status kesehatan klien yang telah teridentifikasi datanya dalam data subyektif dan obyektif. . 6 = 6lanning 6erencanaan
kepera$atan
yang
akan
dilanjutkan,
dihentikan,
modifikasi, atau ditambahkan dari rencana tindakan kepera$atan yang telah ditentukan sebelumnya. -. 0 = 0mplementasi
31
Adalah tindakan kepera$atan yang dilakukan sesuai dengan instruksi yang telah teridentifikasi dalam komponen 6 (6erencanaan ). Bangan lupa menuliskan tanggal dan jam pelaksanaan. 4. @ = @valuasi Adalah respons klien setelah dilakukan tindakan kepera$atan. 3. D = Deassesment Adalah pengkajian ulang yang dilakukan terhadap perencanaan setelah diketahui hasil
evaluasi, apakah dari rencana tindakan perlu
dilanjutkan, dimodifikasi, atau dihentikan.
BAB I= PENUTUP
&.1 !esm*ulan
Sprain adalah cedera struktur ligamen di sekitar sendi, akibat gerakan menjepit atau memutar (keseleo). Sprain terjadi karena adanya benturan dari benda tumpul atau benda tajam yang terjadi pada ligamen.
&.2 0aran 32
!engan diberikannya tugas ini penulis dapat lebih memahami dan mengerti tentang bagaimana penyakit sprain dan dapat melakukan pera$atan yang baik dan tepat serta menegakkan asuhan kepera$atan yang baik. !engan adanya hasil tugas ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bacaan untuk menambah $a$asan dari ilmu yang telah didapatkan dan lebih baik lagi dari sebelumnya.
Da%tar Pustaka
Smeler, Su>anne. C. *++. *uku +ar Keperawatan %edikat *edah *runner -an Suddarth. @disi &. Bakarta = @"C. '+'-+, intrer!ensi 'IC, kiteria hasil 'C. Bakarta = @"C o$alak, Bennifer 6. *+. *uka +ar Pato$isiologi. Bakarta = @"C Ali satia "raha. (*++2). /erapi %asase #rirage Penatalaksanaan %asase dan Cedera lahraga Pada utut dan Engkel . Eogyakarta= linik 7erapi isik ;NE 6aula krisyanty, santa manurung, dkk. (*++2). +suhan keperawatan gawat darurat. C.trans info medika = jakarta timur
33