ASKEP KEJANG 1 Pengertian
Kejang merupakan merupakan perubahan fungsi otak mendadak dan sementara sebagai akibat dari aktivitas neuronal yang abnormal dan pelepasan listrik serebral yang berlebihan.(betz & Sowden,2002) Kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh ( suhu rektal diatas 380 C) yang disebabkan oleh proses ekstrakranium. Jadi kejang demam adalah kenaikan suhu tubuh yang menyebabkan perubahan fungsi otak akibat perubahan potensial listrik serebral yang berlebihan sehingga mengakibatkan renjatan berupa kejang.
2 Etiologi
Infeksi ekstrakranial , misalnya OMA dan infeksi respiratorius bagian atas
3. MANIFESTASI MANIFESTASI KLINIK a. Kejang parsial ( fokal, lokal ) 1. Kejang parsial sederhana : Kesadaran tidak terganggu, dapat mencakup satu atau lebih hal berikut ini : · Tanda – tanda motoris, kedutan pada wajah, atau salah satu sisi tubuh; umumnya gerakan setiap kejang sama. · Tanda atau gejala otonomik: otonomi k: muntah, berkeringat, muka merah, dilatasi pupil. · Gejala somatosensoris atau sensoris khusus : mendengar musik, merasa seakan jatuh dari udara, parestesia. · Gejala psikis : dejavu, rasa takut, visi panoramik.
2. Kejang parsial kompleks Terdapat gangguankesadaran, walaupun pada awalnya sebagai kejang parsial simpleks Dapat mencakup otomatisme atau gerakan otomatik : mengecap – ngecapkan bibir,mengunyah, bibir,mengunyah, gerakan menongkel yang berulang – ulang pada tangan dan gerakan tangan lainny lai nnya. a. Dapat tanpa otomatisme : tatapan terpaku
•
b.
Kejang umum ( konvulsi konvulsi atau non konvulsi konvulsi ) 1. Kejang absens Gangguan kewaspadaan dan responsivitas Ditandai dengan tatapan terpaku yang umumnya berlangsung kurang kurang dari 15 detik Awitan dan akhiran cepat, setelah itu kembali waspada dan konsentrasi penuh 2. Kejang mioklonik Kedutan – kedutan involunter pada otot atau sekelompok otot yang terjadi secara mendadak. Sering terlihat pada orang sehat selama tidur tetapi bila patologik berupa kedutan kedutan sinkron dari bahu, leher, lengan atas dan kaki. Umumnya Umumnya berlangsung kurang dari 5 detik dan terjadi dalam kelompok Kehilangan kesadaran hanya sesaat.
3.
Kejang tonik klonik Diawali dengan kehilangan kesadaran dan saat tonik, kaku umum pada pad a otot ekstremitas, batang tubuh dan wajah yang berlangsung kurang kurang dari 1 menit m enit Dapat disertai hilangnya kontrol usus dan kandung kemih Saat tonik diikuti klonik k lonik pada ekstrenitas ekstrenitas atas dan bawah. Letargi, konvulsi, dan tidur dalam fase postictal
4.
Kejang atonik
Hilngnya tonus secara mendadak sehingga dapat menyebabkan kelopak mata turun, kepala menunduk,atau jatuh ke ke tanah. Singkat dan terjadi tanpa peringatan. Komplikasi
· Aspirasi · Asfiksia · Retardasi Retardasi mental
Uji Laboratorium Dan Diagnostik
· ·
·
·
·
Elektroensefalogram Elektroensefalo gram ( EEG ) : dipakai unutk membantu menetapkan jenis dan fokus dari kejang. Pemindaian CT : menggunakan kajian sinar X yang lebih sensitif dari biasanya untuk mendeteksi mendeteksi perbedaan kerapatan jaringan. Magneti resonance imaging ( MRI ) : menghasilkan bayangan dengan menggunakan lapangan magnetik dan gelombang radio, berguna untuk memperlihatkan daerah – daerah otak yang itdak jelas terlihat bila menggunakan pemindaian CT Pemindaian positron emission emissi on tomography ( PET ) : untuk mengevaluasi kejang yang membandel dan membantu menetapkan menetapkan lokasi lesi, lesi , perubahan metabolik atau alirann darah dalam otak Uji laboratorium
Pungsi lumbal : menganalisis cairan serebrovaskuler o Hitung darah lengkap : mengevaluasi trombosit dan hematokrit o Panel elektrolit o Skrining toksik dari serum dan urin o GDA o Kadar kalsium darah o Kadar natrium darah o Kadar magnesium darah
ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA ANAK DENGAN DENGAN KEJANG DEMAM Pengkajian
a. Pengkajian umum Pada Kejang demam paling penting peran perawat perawat selama pasien kejang adalah observasi kejangnya dan gambarkan kejadiannya. Setiap episode kejang mempunyai karakteristik yang berbeda misal adanya adanya halusinasi (aura ), motor efek seperti pergerakan bola mata , kontraksi otot lateral harus didokumentasikan termasuk waktu kejang dimulai dan lamanya lamanya kejang. Sehingga pada pengkajian klien dengan kejang demam tergolong sakit berat pada pengkajian umum gawat darurat
b. Pengkajian kesadaran Pada kasus kejang demam kesadaranya esadaranya adalah antara Unrespon sebab klien tidak sadar terhadap penyakitnya. penyakitnya. c.
Pengelompokan triage
kasus ini adalah emergensi karena dapat mengancam jiwa dan akan mati tanpa tindakan dalam 0 menit
d.
Pengkajian Pengkajian Primer
Pada kasus kejang demam yang biasanya dikaji adalah : A : Airway ( jalan nafas )
karena karena pada kasus kejang demam Inpuls-inpuls radang dihantarkan ke hipotalamus yang merupakan pusat pengatur pengatur suhu tubuh Hipotalamus menginterpretasik menginterpretasikan an impuls impuls menjadi menjadi demam Demam yang terlalu tinggi merangsang kerja syaraf jaringan otak secara berlebihan , sehingga jaringan otak tidak dapat lagi mengkoordinasi persyarafan-persyarafan pada anggota gerak tubuh. wajah yang membiru, me mbiru, lengan dan kakinya tesentak-sentak tak terkendali selama beberapa waktu.
Gejala ini hanya hanya berlangsung beberapa detik, tetapi akibat yang ditimbulkannya dapat membahayakan keselamatan anak balita. Akibat langsung yang timbul apabila terjadi kejang kejang demam adalah gerakan mulut dan lidah tidak terkontrol. terkontrol. Lidah dapat sek seketika tergigit, dan atau berbalik arah lalu menyumbat saluran pernapasan
Tindakan yang dilakukan : · Semua pakaian ketat ketat dibuka · Posisi kepala sebaiknya miring untuk mencegah mencegah aspirasi isi lambung · Usahakan agar jalan nafas bebas untuk menjamin kebutuhan oksigen · Pengisapan lendir harus dilakukan secara teratur dan diberikan oksigen. Evaluasi : · Inefektifan jalan nafas tidak terjadi · Jalan nafas bersih dari sumbatan · RR dalam batas normal · Suara nafas vesikuler
B : Breathing Breathing (pola nafas)
karena pada kejang yang berlangsung lama misalnya lebih 15 menit biasanya disertai apnea, Na meningkat, kebutuhan O2 dan energi meningkat untuk kontraksi otot skeletal skeletal yang akhirny akhirnya a terjadi terjadi hipoxia dan menimbulkan terjadinya asidosis.
Tindakan yang dilakukan : ·
Mengatasi kejang secepat mungkin Diberikan antikonvulsan secara intravena jika klien masih dalam keadaan kejang, kejang, ditunggu selama 15 menit, bila masih terdapat kejang kejang diulangi suntikan kedua dengan dosis yang sama juga secara intravena. Setelah 15 menit suntikan ke 2 masih kejang diberikan suntikan ke 3 dengan dosis yang sama tetapi melalui intramuskuler, diharapkan kejang akan berhenti. Bila belum juga berhenti dapat diberikan fenobarbital atau paraldehid 4 % secara intravena.
·
Usahakan agar jalan nafas bebas untuk menjamin kebutuhan oksigen
Evaluasi Evaluasi : •
·
RR dalam batas normal
•
·
Tidak terjadi asfiksia
•
·
Tidak terjadi hipoxia
C : Circulation
karena gangguan peredaran darah mengakibatkan mengakibatkan hipoksia sehingga s ehingga meningkatkan meningkatkan permeabilitas kapiler dan timbul t imbul edema otak yang mngakibatkan kerusakan sel neuron otak. Kerusakan Kerusakan pada daerah medial lobus temporalis setelah mendapat mend apat serangan kejang yang berlangsung lama dapat menjadi matang dikemudian dikemudian hari sehingga terjadi serangan epilepsi spontan, karena itu kejang demam yang berlangsung lama dapat menyebabkan kelainan anatomis diotak hingga terjadi epilepsi
Tindakan yang dilakukan : ·
Mengatasi Mengatasi kejang secepat mungkin
Diberikan antikonvulsan secara intravena jika klien masih dalam dal am keadaan kejang, kejang, ditunggu ditung gu selama 15 menit, bila masih terdapat terdapat kejang diulangi suntik s untikan an kedua dengan dosis yang sama juga secara intravena. Setelah 15 menit suntikan ke 2 masih kejang diberikan suntikan ke 3 dengan dosis yang sama tetapi melalui intramuskuler, diharapkan kejang akan berhenti. Bila belum juga berhenti dapat diberikan fenobarbital fenobarbital atau paraldehid 4 % secara intravena.
Pengobatan penunjang saat serangan kejang adalah : 1.
Semua pakaian ketat dibuka
2.
Posisi kepala sebaiknya sebaiknya miring miring untuk mencegah aspirasi isi lambung
3.
Usahakan agar jalan napas bebas untuk menjamin kebutuhan oksigen
4.
Pengisapan lendir harus dilakukan secara teratur teratur dan diberikan oksigen
Evaluasi : 1. ·
Tidak Tidak terja terjadi di gangguan angguan pereda peredarran darah darah
2. ·
Tida Tidak k terja erjadi di hipo hipoxi xia a
3. ·
Tida Tidak k terja erjadi di kejan ejang g
4. ·
RR dala dalam m bat batas norm normal al