BAB I PENDAHULUAN
1.1. 1.1. Lata Latarr Be Bela laka kang ng
Telah Telah lama diketahui bahwa status tiroid pada janin dan neonatus secara bermakna berdampak jangka lama pada tingkah laku, fungsi lokomotor, bicara, pendengaran, dan kognitif. Kelambatan mengembalikan ke fungsi tiroid normal pada janin dan neonatus, dapat menyebabkan kerusakan otak yang menetap, namun bila diberikan pengobatan secepatnya secepatnya setelah diagnosis diagnosis dini, dapat mengembalik mengembalikan an perkembanga perkembangan n otak dalam rentang normal. Namun demikian, masih terdapat kelainan yang ringan pada bicara, visual, visual, dan IQ yang lebih rendah di kemudian kemudian hari dibandingk dibandingkan an dengan dengan kontrol kontrol yang eutiroid. adi perkembangan otak sangat peka terhadap hormon tiroid, tidak hanya pada saat janin janin dan period periodee neonat neonatal, al, namun namun juga juga setela setelahny hnya. a. !erkem !erkemban bangan gan area yang yang berbeda pada susunan syaraf pusat, berhubungan dengan waktu dan lamanya defisiensi hormon tiroid, hal ini mendukung bahwa ada "periode kritis# pada bagian dari otak yang sangat peka terhadap suplai hormon tiroid. $isf $isfun ungs gsii tiro tiroid id auto autoim imun un umum umumny nyaa
meny menyeb ebab abka kan n
hipe hipert rtir iroi oidi dism smee
dan dan
hipotiroidisme pada wanita hamil. Kelainan endokrin ini sering terjadi pada wanita muda muda dan dan dapa dapatt memp memper ersu sulit lit keha kehami mila lan, n, demi demiki kian an pula pula seba sebali likn kny ya. !eny !enyak akit it %rav %raves ester terjad jadii sekit sekitar ar lebi lebih h dari dari &'( &'( dari dari semua semua kasu kasuss hipe hiperti rtiro roid id.. !rev !reval alen ensi si hipertiroidisme saat kehamilan bervariasi dari ),*( + ),(. !enyakit %raves merupakan penyebab terbanyak -&'(. !enyebab lain adalah "single to/ic adenoma#, goiter toksik multinoduler, dan sub akut tiroiditis, sedangkan penyebab yang sangat jarang adalah pemberian hormon tiroid eksogen dan mola hidatidosa. Kelain Kelainan an tiroid tiroid merupa merupakan kan kelain kelainan an terserin tersering g kedua kedua yang yang ditemu ditemukan kan selama selama kehamilan. kehamilan. 0erbagai perubahan perubahan hormonal dan metabolik terjadi selama kehamilan, kehamilan, menyeb menyebabk abkan an peruba perubahan han komplek komplekss pada pada fungsi fungsi tiroid tiroid matern maternal. al. 1ipert 1ipertiro iroid id adalah adalah kelainan yang terjadi ketika kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan dari kebutuhan tubuh. 2leh karena itu, penting untuk memeriksa fungsi tiroid pada ibu hamil terutama pada awal kehamilan bila didapatkan kecurigaan gangguan tiroid. tiroid. 1
1.2. Rumusan Masalah
*. 3pakah definisi dari kehamilan dengan hipertiroid4 5. 3pa saja etiologi kehamilan dengan hipertiroid4 6. 0agaimana manifestasi klinis kehamilan dengan hipertiroid4 . 3pa saja pemeriksaan diagnostik pada kehamilan dengan hipertiroid4 '. 0agaimana patifisiologi kehamilan dengan hipertiroid4 7. 0agaimana penatalaksaan pada klien kehamilan dengan hipertiroid4 8. 0agaimanakah prognosis dari kehamilan dengan hipertiroid4 &. 3pa saja komplikasi dari penyakit kehamilan dengan hipertiroid4
1.3. Tujuan *.6.*. Tujuan 9mum :ahasiswa dapat memahami konsep teori kehamilan dengan hipertiroid dan
patofisiologinya. *.6.5. Tujuan Khusus :enjelaskan konsep dasar dari kehamilan dengan hipertiroid, antara lain; *. 5. 6. . '. 7. 8.
:enjelaskan definisi dari kehamilan dengan hipertiroid :enjelaskan etiologi dari kehamilan dengan hipertiroid :enjelaskan manifestasi klinis dari kehamilan dengan hipertiroid :enyebutkan pemeriksaan diagnostik dari kehamilan dengan hipertiroid :enjelaskan patofisiologi kehamilan dengan hipertiroid :enjelaskan penatalaksanaan dari kehamilan dengan hipertiroid :enyebutkan komplikasi dari kehamilan dengan hipertiroid.
1.. Man!aat
*. :endapatkan pengetahuan tentang kehamilan dengan hipertiroid 5. :emahami dan memenuhi kebutuhan penderita kehamilan dengan hipertiroid 6. :eningkatkan soft skill sebagai perawat profesional untuk memenuhi kebutuhan dasar penderita kehamilan dengan hipertiroid dalam proses penyembuhan.
2
BAB II PEMBAHA"AN
2.1.
De!#n#s# :enurut :artin 3.
dengan meningkatnya morbiditas dan mortalitas, khususnya yang disebabkan oleh komplikasi kardiovaskuler. =ebagian besar disebabkan oleh penyakit graves, dengan nodul toksik soliter dan goiter multinodular toksik menjadi bagian pentingnya walaupun dengan frekuensi yang sedikit. 2.2.
Et#$l$g# !enyakit %raves merupakan kelainan autoimun kompleks dengan tanda
tirotoksikosis, oftalmopati -lid lag , lid retraction, dan eksoftalmus, dan dermopati -miksedema pretibial. 1al ini dimediasi oleh immunoglobulin yang merangsang tiroid. Telah diamati pada pasien dengan riwayat penyakit %raves di mana cenderung terjadi remisi pada kehamilan dan relaps kembali setelah bersalin. >tiologi neonatal hipertiroidisme karena penyakit %raves disebabkan karena perlintasan antibody reseptor tirotropin -T=1?T=1@+3bs transplasenta, yang menyerupai kerja T=1 dalam menstimulasi fungsi dan pertumbuhan tiroid. =elain penyakit %raves, hipertiroid dalam kehamilan juga dapat disebabkan oleh hiperemesis gravidarum. 1iperemesis gravidarum ditandai dengan ditemukannya gejala muntah berlebihan pada awal kehamilan yang menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit dan dehidrasi. !emeriksaan biokimia pada pasien ini menunjukkan hipertiroksinemia, dengan peningkatan konsentrasi T serum dan penurunan konsentrasi T=1 serum yang ditemukan pada sebagian besar wanita hamil. !emeriksaan T=1 serum membantu untuk membedakan hiperemesis yang berhubungan dengan hipotiroksinemia dan kemungkinan penyebab lainnya. 1ipertiroksinemia ringan biasanya bersifat sementara, menurun pada kehamilan minggu ke+*& tanpa terapi antitiroid. Namun, hipertiroksinemia yang signifikan disertai dengan peningkatan T bebas dan T=1 yang rendah, dan penemuan klinik hipertiroid, memerlukan terapi obat antitiroid.
2.3.
Man#!estas# %l#n#s 3
!asien dengan penyakit %rave neonatal sering lahir prematur. 0ila ibu mendapat obat antitiroid, yang dapat mudah melintas plasenta, bayi tersebut dapat asimtomatik selama beberapa hari pertama kehidupan sampai obat tersebut hilang dari sirkulasi bayi. $engan demikian, semua bayi yang lahir dari ibu dengan penyakit %raves harus diamati secara ketat terhadap tanda+tanda tirotoksikosis paling sedikit minggu pertama kehidupan postnatal. %oiter atau e/opthalmus merupakan gambaran yang jarang pada tirotoksikosis neonatal, meskipun demikian goiter yang besar dapat menyebabkan gangguan napas terjadi akibat sekunder dari dosis !T9 yang berlebihan pada ibu. Aang lebih sering terjadi, pasien mengalami takikardi dan distress pernapasan. %ejala hipermetabolik dapat mengakibatkan gagal jantung. %ejala lain adalah hiperkinesis, gelisah, diare, dan penambahan berat badan yang buruk meskipun asupan kalori meningkat. :aturasi tulang dipercepat dan dapat menimbulkan kraniosinostosis prematur. %ambaran umum pada pasien tersebut meliputi ikterus, pitting
edema,
hepatosplenomegali,
trombositopenia,
pembesaran
sistem
retikuloendotelial, sindrom hiperviskositas, dan ventrikular ekstrasistol. a. !asien hipertiroidisme biasanya mengeluh hilangnya konsentrasi, cemas, dan emosi yang labil b. Tremor, intoleransi panas, keringat berlebih, palpitasi, dan defekasi berlebihan c. $apat juga merasa kesulitan naik tangga, yang merupakan tanda lemahnya otot bagian proksimal d. 0eberapa pasien mengeluh lehernya menjadi lebih besar daripada sebelumnya. !erubahan ini disebabkan oleh membesarnya kelenjar tiroid. 2..
Pemer#ksaan D#agn$st#k
0ilamana dicurigai titer antibodi tinggi, maka harus dilakukan pemeriksaan 9=% pada janin. 0ila dicurigai hipertiroidisme neonatal, harus diperiksa sedini mungkin kadar tiroksin bebas -T bebas, T6 @I3 dan T=1, pada pasien hipertiroidisme neonatal terjadi peningkatan menyolok kadar T 6 @I3 dan T , pada keadaan yang jarang, terjadi peningkatan T6 sedangkan kadar T hanya meningkat sedikit atau normal. !emeriksaan radiologik maturasi tulang sering memperlihatkan penambahan usia tulang janin. !asien dengan penyakit %raves hampir selalu memiliki hasil pemeriksaan T=Is yang positif. !emeriksaan T=I ini sebaiknya diukur pada trimester ketiga. Nilai T=I yang tinggi sering dihubungkan dengan tirotoksikosis fetus. 3ntibodi antimikrosomal 4
jika memungkinkan perlu juga diperiksa karena wanita yang memiliki hasil positif pada kehamilan atau sesaat setelah persalinan memiliki resiko berlanjut ke penyakit tiroidistis postpartum. !enyebab !enyakit
+
%raves + + +
1ipereme+sis
1ipertiroid %estasional %ejala Tanda Baboratorium T, ET Intoleran Takikardi C + + T=1 + pada panas *)) berat badan curah + -ditekan !alpitasi -F + jantung keringat tekanan antitiroid +
+
:ual?muntah
+
yang dalam berat badan
gravidarum
+
nadi 0ising
+
sistolik 2ftalmopati
+
D dermopati Keadaan
+
eutiroid $ehidrasi
+
Keterangan @emisi selama
+
kehamilan !ostpartum flare
antibodi
+
T, ET
=embuh dalam
normal
*& minggu
atau sedikit
tanpa terapi
+
Tidak jelas peningka+ tan T kecuali hG% C ').)))
+
+ +
I9?B T=1 minimal bhG% Ketonuria, elektrolit tidak seimbang, kelainan hati, dan 5
Kehamilan
+ +
mola
:ual?muntah !erdarahan
+ +
Toksemia Tidak ada
trimester
perkemba+
pertama
ngan bayi
+
ginjal T, ET T=1
+
-ditekan bhG%
+
+ +
>vakuasi 1ipertiroid menghilang sejalan dengan normalnya bhG%
Tabel *. $iagnosis 0anding 1ipertiroid dalam Kehamilan
2.&. Pat$!#s#$l$g# a. 1uman Ghorionic %onadotropin -hG% 1uman chorionic gonadotropin
-hG%
merupakan
hormon peptid yang
bertanggung jawab untuk produksi progesteron dalam konsentrasi yang adekuat pada awal kehamilan, sampai produksi progesteron diambil alih oleh plasenta yang sedang berkembang. Konsentrasi hG% meningkat secara dramatis selama trimester pertama kehamilan dan menurun secara bertahap setelahnya. =ecara struktural, peptide hG% terdiri atas dua rantai, sebuah rantai H dan rantai , dimana rantai H dari hG% identik dengan struktur yang membentuk T=1. =truktur yang homolog ini menjadikan hG% mampu merangsang kelenjar tiroid untuk menghasilkan hormon tiroid, namun tidak sekuat T=1. b. >kskresi Iodin =elama Kehamilan Konsentrasi iodine plasma mengalami penurunan selama kehamilan, akibat peningkatan filtrasi glomerulus -%E@. !eningkatan %E@ menyebabkan meningkatnya pengeluaran iodine lewat ginjal yang berlangsung pada awal kehamilan. Ini merupakan faktor penyebab turunnya konsentrasi iodine dalam plasma selama kehamilan. Kompensasi dari kelenjar tiroid dengan pembesaran dan peningkatan klirens iodin plasma menghasilkan hormon tiroid yang cukup untuk mempertahankan keadaan eutioroid. 0eberapa penelitian menyebutkan bahwa pembesaran kelenjar tiroid
adalah
hal yang
fisiologis,
merupakan
kompensasi
adaptasi
terhadap
peningkatan kebutuhan iodin yang berhubungan dengan kehamilan. c. Thyro/ine 0inding %lobulin !eningkatan T0% menyebabkan peningkatan ikatan tiroksin, yang merupakan faktor ketiga yang mempengaruhi fungsi tiroid selama kehamilan. 1ormon tiroid 6
dalam serum diangkut oleh tiga protein, yaitu thyro/ine binding globulin -T0%, albumin, dan thyro/ine binding prealbumin -T0!3 atau transtiretin. $ari ketiga protein tersebut, T0% memiliki afinitas yang lebih tinggi terhadap tiroksin. !ada pasien tidak hamil, sekitar 5?6 dari hormon tiroksin diikat oleh T0%. !ada kehamilan normal, terjadi peningkatan dari konsentrasi T0% sekitar dua kali lipat dari normal selama kehamilan sampai 7+*5 bulan setelah bersalin. 1al ini menggambarkan peningkatan kadar hormon tiroksin total -TT pada semua wanita hamil, namun kadar tiroksin bebas -ET dan indeks tiroksin total -ETI normal. 9ntuk menjamin kestabilan kadar hormon bebas, mekanisme umpan balik merangsang pelepasan T=1 yang bekerja untuk meningkatkan pengeluaran hormon dan menjaga kestabilan hemostasis kadar hormon bebas. !eningkatan konsentrasi T0% merupakan efek langsung dari meningkatnya kadar estrogen selama kehamilan. >strogen merangsang peningkatan sintesis T0%, memperpanjang waktu paruh dalam sirkulasi, dan menyebabkan peningkatan konsentrasi T0% serum. >strogen juga merangsang hati untuk mensintesis T0% dan menyebabkan penurunan kapasitas T0!3. !ada akhirnya, proporsi hormon tiroksin dalam sirkulasi yang berikatan dengan T0% meningkat selama kehamilan, dan dapat mencapai 8'(. Kadangkala perubahan hormonal ini dapat membuat pemeriksaan fungsi tiroid selama kehamilan sulit diinterpretasikan. 2.'. Penatalaksanaan *. !T9 -!rophylthiouracyl
=uatu rencana penatalaksanaan yang logis adalah memulai terapi dengan !T9, yang merupakan agen gitrogenik, dalam dosis yang cukup tinggi untuk meningkatkan kadar ET dalam rentang hipertiroid ringan dan kemudian menurunkan dosis secara bertahap. $osis ')+*)) mg? hari dengan waktu paruh obat 6 jam. $osis *)) mg? hari digunakan jika kadar T6 dan T lebih dari *) kali lipat dari normal. ika dosis melebihi 6)) mg? hari, maka tiroidektomi parsial perlu dipertimbangkan dengan serius. Kontraindikasi !T9 untuk kehamilan terutama pada trimester ketiga dapat menyebabkan kematian bayi. Ketika ibu mengonsumsi obat ini, harus dilakukan pemeriksaan kadar ET -Eree Tiroksin dan T=1s setiap 5 minggu. 0ila ET sudah normal, obat harus segera 7
dihentikan. ika kadar ET normal, pengecekan kadar ET dilakukan sebulan sekali sampai ibu melahirkan. !emberian tiroksin bersama dengan !T9 tidak efektif karena tiroksin tidak dapat melewati plasenta sedangkan !T9 dapat melewati plasenta secara bebas. 1al ini akan mengakibatkan hipotiroidisme pada janin dan malah akan meningkatkan dosis !T9. 5. 0+comple/ $igunakan untuk mengatasi hipermetabolisme. 6. !ropanolol :erupakan jenis beta adrenergic blocker . $igunakan untuk meringankan gejala kardiovaskuler pada ibu namun dapat berakibat; a. 0radikardia janin? neonatal b. Keterlambatan? gangguan pertumbuhan janin c. !ersalinan prematur? keguguran pada awal kehamilan d. $epresi pernapasan neonatus e. 1ipoglikemia . Tiroidektomi parsial?total $ilakukan khususnya pada trimester kedua. :erupakan suatu prosedur yang relatif aman di luar risiko persalinan prematur. '. Karbimasol 2bat ini sebagian besar berikatan dengan protein dan sedikit disekresikan melalui 3=I, maka penggunaanya relatif lebih disukai. 7. Aodium radioaktif =angat dikontraindikasikan karena dapat menyebabkan goiter yang sangat besar pada janin. Terapi ini merupakan kontraindikasi kecuali sebagai terapi akut untuk mencegah badai tiroid sebelum pembedahan. 2.( Pr$gn$s#s 8
1ipertiroidisme tanpa pengobatan yang adeJuat akan mengakibatkan abortus, bayi lahir prematur -**,5'(, bayi lahir dengan berat badan rendah, toksemia dan krisis tiroid pada saat persalinan. !enyakit tiroid ditemukan pada 5+' ( wanita dan *+5 ( dari seluruh wanita yang berada dalam kelompok usia reproduktif. :asalah tiroid tidak jarang ditemukan menjadi masalah dalam kehamilan. !enyakit %raves timbul ),5 ( dalam kehamilan dan kejadian neonatal yang dilahirkan dengan hipertiroid hanya * ( dari ibu yang menderita hipertiroid. 2.) %$m*l#kas#
@isiko komplikasi pada janin dan anak berhubungan dengan lama penyakit dan kontrol hipertiroidisme pada ibu. Insiden yang tinggi terjadi pada ibu dengan kontrol yang jelek dan insiden yang rendah terjadi pada ibu dengan pengobatan yang adekuat. *. !rematur a. !rematur &&(, pada ibu yang tidak mendapatkan pengobatan b. !rematur 5'(, pada ibu dengan pengobatan yang tidak adekuat c. !rematur &(, pada ibu yang mendapat pengobatan adekuat 5. Bahir mati a. Bahir mati ')(, pada ibu yang tidak mendapatkan pengobatan b. Bahir mati *7(, pada ibu dengan pengobatan yang tidak adekuat c. Bahir mati )(, pada ibu yang mendapat pengobatan adekuat 6. 3bortus dini . 0ila ibu secara klinis biokimia eutiroid, tetapi dia masih mempunyai T=1@+3b yang dapat melalui plasenta, maka hal itu akan berpengatih pada bayi. !engaruhnya yaitu; a. @etardasi pertumbuhan janin b. Bahir mati c. !enyakit %ravesL pada janin -%raves neotarum d. 00B@ '. Gacat? kelainan bawaan a. 6( pada ibu yang mendapatkan pengobatan dengan !T9 b. 5,8( pada ibu yang mendapatkan pengobatan dengan karbimasol 7. 1ipertiroidisme pada janin? bayi baru lahir, terjadi pada *( kehamilan karena komplikasi penyakit %raves aktif atau penyakit %raves yang sebelumnya dilakukan ablasi. !ada keduanya hipertiroidisme akibat dari T=1@+3b ibu melalui plasenta merangsang kelenjar tiroid janin? bayi. :asuknya imunoglobulin dan potensi untuk terjadinya hipertiroidisme pada janin, secara klinis bermakna pada akhir trimester kedua. 8. Tirotoksikosis neonatal, terjadi jika ibu menderita penyakit %raves. 9
&. !reeklamsia yang disebabkan oleh tekanan darah tinggi dan masalah dengan organ tubuh lain termasuk ginjal. M. !eningkatan detak jantung abnormal pada janin.
BAB III A"UHAN %EPERA+ATAN 3.1 ,-NT-H %A"U"
Ny. = berusia 6' tahun terdiagnosa hipertiroid empat bulan setelah kelahiran anak keduanya. Klien menerima perawatan dengan obat antitiroid selama enam bulan. !ada kehamilannya yang ketiga klien mengeluh sering berdebar+debar pada usia kehamilan *7 minggu. :eskipun klien mengalami gejala+gejala pada kehamilan sebelumnya, tapi gejala saat ini jauh lebih buruk. Klien Klien ditemukan sangat hipertiroid, dengan peningkatan konsentrasi dari serum tiroksin bebas -'*,8 pmol?l dan triiodothyronine bebas -*M,M pmol?l dan dengan penekanan konsentrasi thyrotropin -T=1 - ),)5 m9?l. =aat dilakukan pengukuran TTO didapatkan data; =uhu P ) G, Na di P &) /?menit, T$ P *6)?&) mm1g .
3.2 A"UHAN %EPERA+ATAN
*. !engkajian 10
a. Identitas Nama Ibu; Ny. = Nama =uami; Tn. E ke; * 9mur; 6' tahun 9mur; ) tahun 3gama; Islam 3gama; Islam !endidikan; =:3 !endidikan; =:3 !ekerjaan; Ibu @umah Tangga !ekerjaan; swasta =uku?0angsa; awa?Indonesia =uku; awa 3lamat; l. :elati no.*) =urabaya 3lamat; l. :elati no.*) =urabaya @iwayat obstetric; % III ! 5+5 b. Keluhan utama Klien mengeluh sering berdebar+debar . c. @iwayat penyakit saat ini Klien pernah terdiagnosa hipertiroid pada empat bulan setelah kelahiran anak keduanya dan
hanya mendapatkan obat antitiroid selama enam bulan. !ada
kehamilannya yang ketiga klien mengeluh palpitasi, keringat berlebihan dan intoleransi panas pada usia kehamilan *7 minggu. :eskipun klien mengalami gejala+gejala tersebut pada kehamilan sebelumnya, tetapi gejala saat ini jauh lebih d.
e. f.
g. h.
i.
buruk. @iwayat penyakit dahulu Klien pernah terdiagnosa hipertiroid pada empat bulan setelah kelahiran anak keduanya dan hanya mendapatkan obat antitiroid selama enam bulan. @iwayat penyakit keluarga Tidak ada yang sakit seperti klien @iwayat menstruasi :enarche usia; *6 tahun siklus; 6) hari 0anyaknya; 5+6 pembalut per hari lamanya; 8 hari 1!1T; M ? 8 ? 5)*) @iwayat K0 Klien menggunakan K0 suntik 6 bulan sejak anak kedua lahir selama * tahun. !emeriksaan fisik 0*; 1iperventilasi 05; !alpitasi, akral panas, basah dan merah 06; Iritabilitas 0; + 0'; 00 menurun, anoreksia, diare, mual dan muntah 07; Intoleransi panas, keringat berlebih 3nalisis data $ata
>tiologi
:asalah Keperawatan
11
$= ; klien
!eningkatan 0:@
mengeluh berat
peristaltik meningkat
badan tidak kunjung meningkat $2 ; 0erat badan turun, turgor kulit
!erubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
diare perubahan
tubuh.
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
buruk.
$= ; ibu mengeluh
1ipermetabolisme
badan panas dan
intoleransi panas
banyak berkeringat $2 ; =uhu P ) G, Nadi P &) /?menit
keringat berkebih
1ipertermi
hipertermi
T$ P *6)?&) mm1g $= ; klien merasa
!eningkatan kecepatan
kelelahan
metabolisme
$2 ; klien terlihat
ketidakseimbangan
lemah terbaring di
suplai oksigen
tempat tidur,
intoleransi aktivitas
mobilisasi minimal $= ; + $2 ; emosi klien tidak stabil
Intoleransi aktivitas
Kadar hormon tiroid !erubahan proses pikir meningkat rangsangan syaraf meningkat
sistem simpatis
perubahan proses pikir 5. $iagnosa Keperawatan *. !erubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d diare, mual, nyeri abdomen dan peningkatan 0:@ ditandai dengan 00 turun, diaphoresis. 5. 1ipetermia b.d status hipermetabolik ditandai dengan panas 6. Intoleransi aktifitas b.d ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan kebutuhan karena peningkatan kecepatan metabolisme dan intoleransi terhadap panas ditandai dengan kelemahan 12
. !erubahan proses pikir b.d peningkatan rangsangan sistem saraf simpatis oleh tingginya kadar hormon tiroid ditandai dengan labil, peka terhadap rangsang, gugup. 6. Intervensi Keperawatan *. !erubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d diare, mual, nyeri abdomen dan peningkatan 0:@ ditandai dengan 00 turun, diaphoresis. Tujuan; Nutrisi adekuat Kriteria hasil; a. 00 meningkat sampai batas yang nomal bagi pasien b. Kadar albumin 6,' D ' mg?dl c. Tidak yang dianjurkan tanpa menunjukkan ketidaknyamanan abdomen d. Tidak mengalami diare e. :akan diet yang dianjurkan tanpa menunjukkan ketidaknyamanan abdomen f. :akan 6/ sehari habis g. :asukan dan haluaran seimbang. Intervensi a. !antau masukan diet tinggi
@asional a. :ungkin memerlukan bantuan
kalori, tinggi protein, tinggi
untuk menjamin pemasukan Rat+
karbohidrat, tinggi vitamin 0
Rat makanan yang adekuat dan mengidentifikasikan makanan
b. Tawarkan makanan dalam jumlah kecil tapi sering dan tambahan diantara waktu makan
pengganti yang paling sesuai b. :embantu menjaga pemasukan kalori cukup tinggi untuk menambahkan kalori tetap tinggi pada penggunaan kalori yang
c. 1indari stimulan; kopi, teh, cola, atau makanan yang lain yang mengandung kafein atau teobromin yang meningkatkan perasaan kenyang dan peristaltik d. !antau masukan makanan setiap hari dan timbang 00 setiap hari serta laporkan adanya penurunan
disebabkan oleh adanya hipermetabolik c. !eningkatan mortilitas saluran cerna dapat mengakibatkan diare dan gangguan absorbsi nutrisi yang diperlukan d. !enurunan 00 terus menerus dalam keadaan masukan kalori yang cukup merupakan indikasi kegagalan terhadap terapi antitiroid 13
5. 1ipetermia b.d status hipermetabolik ditandai dengan panas Tujuan; =uhu normal 67,'oG D 68,'oG Kriteria hasil; a. !asien sadar dan responsif b. TTO dan haluaran urin normal Intervensi a. 0erikan kompres hangat sesuai kebutuhan
@asional a. $apat membantu mengurangi demam, !enggunaan air es? alkohol dapat menyebabkan kedinginan, peningkatan suhu
b. %unakan pakaian dan linen tempat tidur yang tipis
secara manual. b. !akaian dan linen yang tipis dapat membantu menurunkan demam dengan cara
c. !antau suhu lingkungan, batasi? tambahkan linen tempat tidur sesuai indikasi
mengeluarkan uap panas dari dalam tubuh c. =uhu ruangan? jumlah selimut harus diubah untuk mempertahankan suhu mendekati
normal 6. Intoleransi aktifitas b.d ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan kebutuhan karena peningkatan kecepatan metabolisme dan intoleransi terhadap panas ditandai dengan kelemahan Tujuan; 3ktifitas dapat dilakukan sesuai toleransi Kriteria hasil; a. :enyelesaikan aktifitas yang direncanakan tanpa bukti+bukti intoleran b. :eminta bantuan hanya ketika membutuhkan Intervensi a. Kaji tanda vital dasar dan tingkat aktifitas sebelumnya b. $orong pasien untuk berpartisipasi dalam memilih periode aktifitas c. 0erikan bantuan dalam aktifitas perawatan diri sesuai indikasi.
@asional a. Nadi secara luas meningkat dan bahkan saat istirahat, takikardia mungkin akan ditemukan b. =eperti jadwal meningkatkan toleransi terhadap kemajuan aktivitas dan mencegah kelemahan c. !emenuhan kebutuhan perawatan diri pasien tanpa mempengaruhi 14
=elingi periode aktifitas dengan periode istirahat d. 1entikan aktifitas pada awal timbulnya gejala intoleran; dispnea, takipnea, takikardia dan
kebutuhan oksigen berlebih d. :eminimalkan kelelahan dan membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen
keletihan . !erubahan proses pikir b.d peningkatan rangsangan sistem saraf simpatis oleh tingginya kadar hormon tiroid ditandai dengan labil, peka terhadap rangsang, gugup. Tujuan; Tidak terjadi perubahan proses pikir Kriteria hasil; a. !asien berorientasi b. 0erespon sesuai terhadap situasi dan orang c. :enggunakan teknik reduksi stress. Intervensi a. Kaji proses pikir pasien, seperti memori, rentang perhatian,
@asional a. :enentukan adanya kelainan pada proses sensori
orientasi terhadap tempat, waktu atau orang b. Gatat adanya perubahan tingkah laku
b. Kemungkinan terlalu waspada, tidak dapat beristirahat, sensitifitas meningkat, atau menangis, atau mungkin mungkin berkembang menjadi psikotik yang
c. Giptakan lingkungan yang tenang, turunkan stimulasi, ruangan yang sejuk, cahaya yang sedang. 0atasi tindakan atau pengunjung d. 2rientasikan pasien pada tempat, orang, dan waktu
sesungguhnya c. !enurunan stimulasi eksternal dapat menurunkan hipersensitivitas? reflek, peka rangsang saraf, halusinasi pendengaran?penglihatan d. :embantu untuk mengembangkan dan mempertahankan kesadaran
e. 0erikan jam, kalender, ruangan dengan jendela, mengatur tingkat cahaya untuk
pada realita? lingkungan e. :eningkatkan petunjuk orientasi yang kontinu untuk membantu 15
menstimulasi siang? malam f. :emberikan tindakan yang aman seperti bantalan pada penghalang tempat tidur,
pasien dalam mempertahankan perasaan yang normal f. :encegah trauma pada pasien yang mengalami halusinasi? disorientasi
pengikatan yang lembut, supervisi yang ketat
16
BAB I
PENUTUP
3.1 %E"IMPULAN
Kehamilan memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap regulasi fungsi tiroid pada wanita sehat dan pada pasien dengan kelainan tiroid. !engaruh ini perlu dikenali dengan seksama, didiagnosis dengan jelas, dan diterapi dengan tepat. Kelainan fungsi tiroid terjadi dalam 5 D 6( kehamilan, namun kelainan fungsi tiroid subklinik baik itu hipertiroid munkin lebih banyak yang tidak terdiagnosis jika tidak diskrining lebih awal. Kehamilan meningkatkan kecepatan metabolisme, aliran darah, denyut jantung, curah jantung, dan beberapa gejala subyektif seperti kelelahan, dan intoleran terhadap panas yang dapat menunjukkan kemungkinan adanya tirotoksikosis. !erubahan metabolik lain yang juga berefek pada hipotalamus+hipofisis+tiroid adalah rangsangan langsung hG% terhadap tiroid ibu yang kemudian berakibat peningkatan metabolisme tiroksin. !enyebab utama tirotoksikosis dalam kehamilan di antaranya penyakit %raves dan hipertiroid gestasional non+autoimun. !erjalanan penyakit %raves selama kehamilan berubah+ubah, dengan kecenderungan membaik pada trimester kedua dan ketiga, dan mengalami eksaserbasi selama masa postpartum. !erubahan ini merupakan akibat dari supresi sistem imun selama kehamilan. $ampak buruk akibat hipertiroid dalam kehamilan seperti resiko preeklamsia yang tinggi dan gagal jantung kongestif adalah beberapa komplikasi yang mungkin terjadi pada pasien dengan pengendalian kondisi yang rendah.
1.2 "ARAN !enting untuk memeriksa fungsi tiroid pada ibu hamil terutama pada awal
kehamilan bila didapatkan kecurigaan gangguan tiroid.
17
DA/TAR PU"TA%A
http;??hidayat5.wordpress.com??askep+ibu+hamil+dengan+hypertiroid? diakses pada 6* oktober 5)*) pukul *8.)6
http;??pediatrics+undip.com?journal?2utcome(5)bayi(5)dari(5)ibu(5)hipo(5)atau (5)hipertiroidisme.pdf diakses pada 5' November 5)*) pukul 5*.M
http;??lifestyle.okeRone.com?read?5)*)?)?*7?58?656')?bumil+awas+gangguan+tiroid diakses tanggal 5 November 5)*) pukul 5).'7
http;??pustaka.unpad.ac.id?wp+content?uploads?5)*)?)'?endokrinologiSkehamilan.pdf diakses tanggal 5 November 5)*) pukul 5*.55
=udoyo, 3ru <. dkk. 5))7. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 3. Edisi 4. akarta; !usat !enerbitan $epartemen Ilmu !enyakit $alam EK 9I
Noer, =jaifoellah. 5))5. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 1. Edisi 3. akarta; 0alai !enerbit EK 9I
18