BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Hipertensi Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah dimana tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg. Hipertensi merupakan suatu peningkatan tekanan darah yang tingginya tergantung usia individu yang mengalaminya. Tekanan darah cenderung berfluktuasi karena dipengaruhi oleh posisi tubuh, usia serta tingkat stree orang yang mengalaminya. Etiologi atau Penyebab Hipertensi Berdasarkan penyeabnya, penyeabnya, hipertensi atau tekanan darah tinggi dibagi menjadi dua bagian, diantaranya adalah: Hipertensi esensial Hipertensi jenis ini belum diketahui apa yang menjadi penyebabny penyebabnya, a, akan tetapi ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi m empengaruhi peningkatan tekanan darah seperti genetik atau keturunan, usia, obesitas atau kegemukan, hiperkolesterol, tinggi mengkonsumsi natrium, merokok, alkohol, obat-obat tertentu serta faktor stress. Hipertensi sekunder Hipertensi jenis kedua ini biasanya disebabkan oleh suatu penyakit tertentu seperti penyakit ginjal dan diabetes melitus. Beberapa faktor diatas diduga dapat memicu terjadinya peningkatan tekanan darah atau hipertensi. Klasifikasi tekanan hipertensi Tekanan darah merupakan salah satu faktor yang ada dalah tanda-tanda vital manusia. Tekanan darah juga dapat digunakan untuk menentukan apakah seseorang tersebut dalam keadaan normal atau sehat atau sedang sakit. Tekanan darah yang normal menunjukkan bahwa seseorang tersebut dalam keadaan sehat. Sedangkan tekanan darah yang naik atau turun biasanya menunjukkan seseorang tersebut mengalami masalah. Untuk pasien hipertensi biasanya tekanan darah ini merupakan hal yang sangat penting untuk diperiksa, karena dapat menentukan seberapa parah hipertensi seseorang.
A pa i tu tekanan darah? darah?
Tekanan darah merupakan suatu tekanan yang ada didalam aliran pembuluh darah dalam keadaan normal. Tekanan yang ada didalam pembuluh darah kita dapat meningkat ataupun menurun, sesuai dengan kondisi-kondisi tertentu. Setelah kita tahu apa itu tekanan darah, berapa sih tekanan darah normal itu. Ok, dibawah ini akan saya tuliskan tekanan darah normal mulai dari bayi hingga dewasa. Usia
Tekanan darah dalam mmHG
Bayi
90/50
Anak-anak
100/60
Remaja
110/66
Dewasa muda
120/80
Dewasa tua
130/80
Lansia
130-140/80-90
Penting untuk diingat bahwa tekanan darah seseorang yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda tergantung usia, pekerjaan, ataupun hal tertentu lainnya yang dapat mempengaruhinya. Setelah kita mengetahui berapa tekanan darah normalnya, maka berapa sih tekanan darah dapat dikatakan tinggi? Seperti yang saya sudah singgung diatas bahwa tekanan darah seseorang itu dapatdipengaruhi oleh beberapa hal. Disini dikatakan tekanan darah tinggi atau hipertensi jika tekanan sistolik lebih dari 120 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90mmHg. Akan tetapi perlu diperhatikan untuk lansia biasanya tekanan darah sistolik lebih dari 120mmHg hingga 140mmHg biasanya masih dalam rentang normal dan tidak menimbulkan gejala apapun. Tekanan darah tinggi dapat diklasifikasikan menjadi beberapa tingkatan mulai dari hipertensi ringan hingga hipertensi berat.
K las ifikasi hipertensi Tingkatan
Sistolik
Diastolik
Hipotensi
< 90
< 60
Normal
90-120
60-80
Pre hipertensi
120-140
80-90
Stadium 1/ringan
140-160
90-100
Stadium 2/sedang
160-180
100-110
Stadium 3/berat
180-210
110-120
Stadium 4/emergency
> 210
> 120
Perlu diingat bahwa klasifikasi hipertensi diatas tidak untuk menilai seseorang yang sedang mengkonsumsi obat anti hipertensi. Jadi klasifikasi diatas diperuntukkan untuk seseorang yang murni mengalami hipertensi tanpa konsumsi obat antihipertensi. Itulah tadi klasifikasi hipertensi yang dapat saya jelaskan, mudah -mudahan dapat bermanfaat. Kritik dan saran anda jika ada yang salah batau keliru. Pathway
Pathway Hipertensi
Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala yang dapat timbul oleh penyakit hipertensi adalah sebagai berikut: Nyeri kepala Nyeri atau tengkuk terasa berat Susah tidur Mudah lelah dan emosional Gemetar Nadi cepat setelah aktivitas Terkadang juga disertasi mual, muntah, sesak hingga epistaksis
Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi akibat hipertensi adalah sebagai berikut: Gagal jantung Stroke Hipertensi maligna Hipertensi ensefalopati Gagal ginjal
Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosa hipertensi adalah sebagai berikut:
EKG, pemeriksaan EKG dilakukan untuk melihat apakah ada kelainan pada jantung seperti hipertropi ventrikel Kalium dalam serum biasanya ditemukan meningkat dari ambang normal Pemeriksaan gula darah perlu dilakukan jika ada indikasi diabetes melitus Pemeriksaan urin seperti ureum dan kreatinin biasanya akan meningkat pada keadaan kronis Protein urin biasanya didapatkan positif
Penatalaksanaan Prinsip penatalaksanaan atau pengobatan hipertensi adalah pengobatan atau perawatan jangka panjang atau bahkan bisa seumur hidup. Jika hipertensi jenis sekunder biasanya pengobatan dilakukan dengan mengobati faktor penyebabnya dahulu kemudian hipertensinya. Sedangkan untuk hipertensi esensial b iasanya akan menggunakan bantuan obat-obatan untuk menurunkan tekanan darah tinggi. Berikut adalah penatalaksanaan hipertensi dengan menggunakan standar triple therapy, diantaranya adalah:
Diuretik, seperti furosemid, tiazid dan hidrokortiazid Betablocker, seperti metildopa dan reserpin Vasodilator seperti dioksid, pranosin dan hidralasin ACE inhibitor
Penatalaksanaan yang perlu dilakukan selanjutnya adalah merubah gaya hidu anda seperti di bawah ini agar hipertensi dapat dikontrol dan dicegah, antara lain:
Turunkan berat badan Kurangi konsumsi alkohol Beraktivitas secara teratur Mengurang konsumsi natrium berlebihan Kurangi atau bahkan berhenti merokok
Data fokus pengkajian klien Hipertensi dengan menggunakan 13 Domain Nanda
K eluhan Utama Kebanyakan kasus hipertensi akan mengeluhkan nyeri kepala dan tengkuk atau leher belakang terasa berat
R iwayat penyaki t mas a lalu Biasanya klien memiliki riwayat kencing manis atau hiperkolesterolemia Promosi kesehatan DS: Klien biasanya mengatakan memiliki riwayat hipertensi atau DM DO: KU biasanya tampak sakit sedang hingga berat TTV seperti TD biasanya naik Nadi dan pernapasan juga dapat naik Nutrisi DS: BB kebanyakan mengalami obesitas Nafsu makan terkadang juga dapat menurun Aktivitas dan istirahat Tidur dan istirahat DS: Pasien biasanya akan mengatakan susah tidur Pasien biasanya akan mengatakan cepat lelah Untuk Adls biasanya tergantung dari berat ringannya hipertensi DO: Tampak susah tidur Diagnosa keperawatan yang muncul pada klien hipertensi 1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologi 2. Anxietas berhubungan dengan krisis situasional 3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakberdayaan fisik
Intervensi Keperawatan Hipertensi Diagnosa 1 : Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologi
Tujuan dan k riteria has il (NOC ) Setelah diberikan perawatan pasien akan: Memperlihatkan pengendaian nyeri, yang dibuktikan oleh indicator sebagai berikut: 1 tidak pernah 2 jarang 3 kadang-kadang 4 sering 5 selalu Indicator Mengenali awitan nyeri Menggunakan tindakan pencegahan Melaporkan nyeri dapat dikendaikan
1
2
3
4
5
Menunjukan tingkat nyeri, yang dibuktikan oleh indicator sebagai berikut: 1 sangat berat 2 berat 3 sedang 4 ringan 5 tidak ada Indicator Ekspresi nyeri pada wajah Gelisah atau ketegangan otot Durasi episode nyeri Merintih dan menangis gelisah
1
2
3
4
5
memperlihatkan teknik relaksasi secara individual yang efektif untuk mencapai kenyamanan mempertahankan nyeri pada ….atau kurang (dengan skala 0-10) melaporkan kesejahteraan fisik dan psikologis mengenali factor penyebab dan menggunakan tindakan untuk memodifikasi factor tersebut melaporkan nyeri kepada pelayan kesehatan melaporkan pola tidur yang baik
Intervens i keperawatan (NIC ) Pengkajian
Gunakan laporan dari pasien sendiri sebagai pilihan pertama untuk mengumpulkan informasi pengkajian Minta pasien untuk menilai nyeri dengan skala 0-10. Gunakan bagan alir nyeri untuk mementau peredaan nyeri oleh analgesic dan kemungkinan efek sampingnya Kaji dampak agama, budaya dan kepercayaan, dan lingkungan terhadap nyeri dan respon pasien Dalam mengkaji nyeri pasien, gunakan kata-kata yang sesuai usia dan tingkat perkembangan pasien
Manajemen nyeri:
Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif meliputi lokasi, karakteristik, awitan dan durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau keparahan nyeri dan factor presipitasinya Observasi isyarat nonverbal ketidaknyamanan, khususnya pada mereka yang tidak mampu berkomunikasi efektif
Penyuluhan untuk pasien/keluarga
Sertakan dalam instruksi pemulangan pasien obat khusus yang harus diminum, frekuensi, frekuensi pemberian, kemungkinan efek samping, kemungkinan interaksi obat, kewaspadaan khusus saat mengkonsumsi obat tersebut dan nama orang yang harus dihubungi bila mengalami nyeri membandel. Instruksikan pasien untuk menginformasikan pada perawat jika peredaan nyeri tidak dapat dicapai Informasikan kepada pasien tentang prosedur yang dapat meningkatkan nyeri dan tawarkan strategi koping yang ditawarkan Perbaiki kesalahan persepsi tentang analgesic narkotik atau oploid (resiko ketergantungan atau overdosis)
Manajemen nyeri:
Berikan informasi tentang nyeri, seperti penyebab nyeri, berapa lama akan berlangsung, dan antisipasi ketidaknyamanan akibat prosedur Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologi (relaksasi, distraksi, terapi)
Aktivitas kolaboratif
Kelola nyeri pasca bedah awal dengan pemberian opiate yang terjadwal (missal, setiap 4 jam selama 36 jam) atau PCA
Manajemen nyeri:
Gunakan tindakan pengendalian nyeri sebelum nyeri menjadi lebih berat
Laporkan kepada dokter jika tindakan tidak berhasil atau jika keluhan saat ini merupakan perubahan yang bermakna dari pengalaman nyeri pasien dimasa lalu
Perawatan dirumah
Intervensi di atas dapat disesuaikan untuk perawatan dirumah Ajarkan klien dan keluarga untuk memanfaatkan teknologi yang diperlukan dalam pemberian obat
Diagnosa 2 : Anxietas berhubungan dengan krisis situasional
Tujuan dan k riteria has il (NOC ) Setelah diberikan perawatan klien akan menunjukkan:
Ansietas berkurang, dibuktikan oleh tingkat ansietas hanya ringan sampai sedang dan selau menunjukkan pengendalian diri terhadap ansietas, diri, koping. Menunjukkan pengendalian diri terhadap ansietas; yang dibuktikan oleh indicator sibagai berikut:
1 tidak pernah 2 jarang 3 kadang-kadang 4 sering 5 selalu Indicator Merencanakan strategi koping untuk situasi penuh tekanan Mempertahankan performa peran Memantau distorsi persepsi Memantau manifestasi perilaku ansietas Menggunakan teknik relaksasi untuk meredakan ansietas
1 2 3 4 5
Intervens i K eperawatan NIC Pengkajian
kaji dan dokumentasikan tingkat kecemasan pasien, termasuk reaksi fisik setiap…….. kaji untuk factor budaya yang menjadi penyebab ansietas
gali bersama pasien tenteng tehnik yang berhasil dan tidak berhasil menurunkan ansietas dimasa lalu reduksi ansietas (NIC); menentukan kemampuan pengambilan keputusan pasien
Penyuluhan untuk pasien dan keluarga
buat rencana penyuluhan dengan tujuan ang realistis, termasuk kebutuhan untuk pengulangan, dukungan dan pujian terhadap tugas-tugas yang telah dipelajari berikan informasi mengenai sumber komunitas yang tersedia, seperti teman, tetangga, kelompok swabantu, tempat ibadah, lembaga sukarelawan dan pusat rekreasi informasikan tentang gejala ansietas ajarkan anggota keluarga bagaimana membedakan antara serangan panic dan gejala penyakit fisik
penurunan ansietas (NIC);
sediakan informasi factual menyangkut diagnosis, t erapi dan prognosis instruksikan pasien tentang penggunaan teknik relaksasi jelaskan semua prosedur, termasuk sensasi yang biasanya dialami selama prosedur
Aktivitas kolaboratif penurunan ansietas (NIC); berikan obat untuk menurunkan ansietas jika perlu Aktivitas lain
pada saat ansietas berat, dampingi pasien, bicara dengan tenang, dan berikan ketenangan serta rasa nyaman beri dorngan kepada pasien untuk mengungkapkan secara verbal pikiran dan perasaan untuk mengeksternalisasikan ansietas bantu pasien untuk memfokuskan pada situasi saat ini, sebagai cara untuk mengidentifikasi mekanisme koping yang dibutuhkan untuk mengurangi ansietas sediakan pengalihan melaui televise, radio, permainan serta terapi okupasi untuk menurunkan ansietas dan memperluas fokus coba teknik seperti imajinasi bombing dan relaksasi progresif dorong pasien untuk mengekspresikan kemarahan dan iritasi, serta izinkan pasien untuk menangis yakinkan kembali pasien melalui sentuhan, dan sikap empatik secara verbal dan nonverbal secara bergantian sediakan lingkungan yang tenang dan batasi kontak dengan orang lain sarankan terapi alternative untuk mengurangi ansietas yang dapat diterima oleh pasien singkirkan sumber-sumber ansietas jika memungkinkan
penurunan ansietas (NIC);
gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan nyatakan dengan jelas tentang harapan terhadap perilaku pasien damping pasien untuk meningkatkan keamanan dan mengurangi rasa t akut berikan pijatan punggung, pijatan leher jika perlu jaga peralatan perawatan jauh dari pandangan bantu pasien untuk mengidentifikasi situasi yang mencetuskan ansietas
Diagnosa 3 : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakberdayaan fisik
Tujuan dan k riteria has il (NOC ) Setelah diberikan perawatan pasien akan menunjukkan:
Mentoleransi aktivitas yang bisasa dilakukan, yang dibuktikan oleh toleransi aktivitas, ketahanan, penghematan energy, kebugaran fisik, energy psikomotorik, dan perawatan diri, ADL. Menunjukkan toleransi aktivitas, yang dibuktikan oleh indicator sebagai berikut:
1 gangguan eksterm 2 berat 3 sedang 4 ringan 5 tidak ada gangguan Indikator Saturasi oksigen saat beraktivitas Frekuensi pernapasan saat beraktivitas Kemampuan untuk berbicara saat beraktivitas fisik
1
2
3
4
5
Mendemonstrasikan penghematan energy, yang dibuktikan oleh indicator sebagai berikut: 1 tidak pernah 2 jarang 3 kadang-kadang 4 sering 5 selalu Indikator Menyadari keterbatasan energy
1
2
3
4
5
Menyeimbangkan aktivitas dan istirahat Mengatur jadwal aktivitas untuk menghemat energy
Intervens i keperawatan (NIC ) Pengkajian
Kaji tingkat kemampuan pasien untuk berpindah dari tempat tidur, berdiri, ambulasi, dan melakukan ADL Kaji respon emosi, sosial dan spiritual terhadap aktivitas Evaluasi motivasi dan keinginan pasien untuk meningkatkan aktivitas
Manajemen energy (NIC):
Tentukan penyebab keletihan Pantau respon kardiorespiratori terhadap aktivitas Pantau respon oksigen pasien terhadap aktivitas Pantau respon nutrisi untuk memastikan sumber-sumber energy yang adekuat Pantau dan dokumentasikan pola tidur pasien dan lamanya waktu tidur dalam jam
Penyuluhan untuk pasien dan keluarga
Instruksikan pada pasien dan keluarga untuk: Penggunaan teknik napas terkontrol selama aktivitas, jika perlu Mengenali tanda dan gejala intoleransi aktivitas, termasuk kondisi yang perlu dilaporkan ke dokter Pentingnya nutrisi yang baik Penggunaan peralatan seperti oksigen saat aktivitas Penggunaan tehnik relaksasi selama aktivitas Dampak intoleransi aktivitas terhadap tanggung jawab peran dalam keluarga Tindakan untuk menghemat energy
Manajemen energy (NIC):
Ajarkan pada pasien dan orang terdekat tentang teknik perawatan diri yang akan meminimakan konsumsi oksigen Ajarkan tentang pengaturan aktivitas dan teknik manajemen waktu untuk mencegah kelelahan
Aktivitas kolaboratif
Berikan pengobatan nyeri sebelum aktivitas, apabila nyeri merupakan salah satu penyebab
Kolaborasikan dengan ahli terapi okupasi, fisik atau rekreasi untuk merencanakan dan memantau program aktivitas, jika perlu. Untuk pasien yang mengalami sakit jiwa, rujuk kelayanan kesehatan jiwa dirumah Rujuk pasien kepelayanan kesehatan rumah untuk mendapatkan pelayanan bantuan perawtan rumah, jika perlu Rujuk pasien keahli gizi untuk perencanaan diet Rujuk pasien kepusat rehabilitasi jantung jika keletihan berhubungan dengan penyakit jantung
Aktivitas lain
Hindari menjadwalkan pelaksanaan aktivitas perawatan selama periode istirahat Bantu pasien untuk mengubah posisi secara berkala, jika perlu Pantau tanda-tanda vital sebelum, selama dan sesudah aktivitas Rencanakan aktivitas bersama pasien secara terjadwal antar istirahat dan latihan
Manajemen energy (NIC);
Bantu pasien untuk mengidentifikasi pilihan aktivitas Rencanakan aktivitas pada periode saat pasien memiliki energy paling banyak Bantu pasien untuk aktivitas fisik teratur Bantu rangsangan lingkungan untuk relaksasi Bantu pasien untuk melakukan pemantauan mandiri dengan membuat dan menggunakan dokumentasi tertulis untuk mencatat asupan kalori dan energy
Perawatan dirumah
Evaluasi kondisi rumah yang dapat menyebabkan intoleransi aktivitas Kaji kebutuhan terhadap alat bantu, oksigen dan lain sebagainga dirumah
Inilah askep hipertensi yang dapat saya sampaikan mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi anda dan yang membaca artikel ini. Daftar Pustaka Sumber: Judith M. Wilkinson dan Nancy R. Ahern. Buku Saku DIAGNOSIS KEPERAWATAN Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria hasil NOC Edisi 9. Alih Bahasa Ns. Esti Wahuningsih, S.Kep dan Ns. Dwi Widiarti, S,Kep. EGC. Jakarta