Askep Hemangioma
BAB PEMBAHASAN
KONSEP DASAR MEDIK A. DEFENISI
Hemangioma adalah suatu kelainan pembuluh darah bawaan yang tidak ikut aktif dalam peredaran darah umum. Hemangioma bukanlah
tumor neoplastik sekalipun mempunyai
kecenderungan untuk membesar. Ia merupakan “masodermal excess” dan jaringan “vaso formative”
B. PATOFISIOLOGI
Hemangioma merupakan sisa-sisa sisa-sisa jaringan “vaso kemampuan” dari jaringan mesidermal dan mempunyai kemampuan untuk berkembang. Secara histologik Hemangioma diklasifikasikan berdasarkan besarnya pembuluh darah, menjadi tiga jenis yaitu : 1. Hemangioma kapiler , yang terdiri atas :
a. Hemangioma kapiler pada anak (nevus vasculosus, v asculosus, strawberry nevus). b. Granuloma piogenik. c. Cherry-spot (ruby-spot), angioma senillis. 2. Hemangioma kavernosum , yang terdiri atas :
a. Hemangioma kavernosum (Hemangioma matang). b. Hemangioma keratonik. c. Hemangioma vaskular. 3. Telangiektasis :
a. Nevus flameus. b. Angiokeratoma. c. Spider angioma.
Dari segi praktisnya, umumnya para ahli memakai sistem pembagian sebagai berikut:
1. Hemangioma kapiler.
Dari Hemangioma kapiler, dikenal : 1) “Salmon patch”. 2) “Port wine stain”. 3) “Spider angioma”. 4) “Strawberry mark” Tanda-tanda Hemangioma kapiler, berupa bercak merah tidak menonjol dari permukaan kulit. “Salmon patch” berwarna lebih muda sedang “Port wine stain” lebih gelap kebiru-biruan, kadang-kadang membentuk benjolan di atas permukaan kulit. 2. Hemangioma kavernosum.
Tampak sebagai suatu benjolan, kemerahan, terasa hangat dan “compressible” (tumor mengecil bila ditekan dan bila dilepas dalam beberapa waktu membesar kembali). 3. Hemangioma campuran (kapiler dan kavernosum) Diantara jenis Hemangioma kavernosum dan campuran ada yang disertai fistula arterio-venous (bawaan).
C. gejala klinis Tergantung macamnya :
Hemangioma kapiler, “Port wine stain” tidak ada b enjolan kulit.
“Strawberry mark”, menonjol seperti buah murbai.
Hemangioma kavernosum, teraba hangat dan “compressible”.
D. pemeriksaan dan diagnosis Mudah nampak secara klinis, sebagai tumor yang menonjol atau tidak menonjol dengan warna
kemerah-merahan.
Tumor bersifat “compressible”.
Kalau perlu dengan pemeriksaan angiografi.
E. diagnosa banding “A – v shunt”
F. komplikasi Perdarahan.
Pada tempat tertentu, dapat mengganggu fungsi, seperti : ambliopia, sesak nafas, gangguan kencing.
Trombositopenia, D.I.C.
G. PENATALAKSANAAN Dari segi pengobatan, karena adanya persamaan-persamaan dalam tindakan, maka dapat digolongkan atas 3 golongan yaitu : Golongan I :
a. ”Strawbery mark” b. Hemangioma kavernosum c. Hemangioma campuran Golongan I I
a. ”Salmon patch” b. ”Port wine stain” Golongan II I
a. ”Spider angioma” dengan ”central arteriole”
Pengobatan untuk Golongan I
1.
Radiasi : radiasi dapat membuat involusi, tapi komplikasi-komplikasi radiasi jauh lebih berbahaya dari pada hemangiomanya sendiri bila tidak diobati.
2. Pembedahan a. Eksisi hemangioma Bukan cara yang ideal karena kesukaran teknis, perdarahan banyak, tidak dapat mengambil secara tuntas tanpa merusak organ setempat, untuk hemangioma kecil kurang dari 1 cm, di daerah nasolabialis eksisi akan memberi hasil baik. b. Ligasi arteri proksimal : kurang memuaskan c. Ligasi ”a-v shunt” d. Elektro koagulasi : untuk ”spider angioma”
e. ”Sclerozing agent” Dipakai 5% sod. Morhuate. Dipergunakan hanya di daerah skalp, lidah, mucosa, dimana sikatriks yang timbul tidak akan menyusahkan kelak. f. Kortikosteroid : dosis pemberian per oral 20-30 mg/hari selama 2-3 minggu, dan pelan-pelan diturunkan sampai 3 bulan. Kortikosteroid, menambah sensitifnya pembuluh darah terhadap vaso constricting agen t. 3. Menunggu : Tindakan ini dilakukan atas dasar pertimbangan, bahwa hemangioma ini akan mengalami involusi spontan. Hemangioma ini sudah ada sejak lahir atau timbul sementara sesudah lahir. Kemudian membesar dengan cepat sampai umur 6-9 bulan. Selama 1 tahun berikutnya ia tumbuh pelan sampai maksimum besarnya pada lebih kurang umur 1 tahun. Kemudian mulai terjadi involusi spontan. Perjalanan involusi ini berjalan bertahun-tahun, sampai umur 7 tahun. Pengobatan Golongan II :
“Salmon patch” dan “Port wine statis”, tidak mengadak an regresi spontan. Tindakan eksisi kemudian defek ditutup dengan skin graft atau dengan flap memberikan hasil lebih jelek dari sebelum operasi. Penanganan yang memberi hasil memuaskan dengan sinar Laser Argon.
KONSEP DASAR KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN
1. Biodata Klien 2. Keluhan Utama 3. Riwayat Kehamilan dan Kelahiran a. Prenatal b. Natal c. Postnatal 4. Riwayat Masa Lampau 5. Riwayat Keluarga 6. Riwayat Sosial 7. Kebutuhan Dasar a. Makanan yang disukai/tidak disukai b. Pola tidur c. Mandi
d. Aktifitas bermain e. Eliminasi
B. MASALAH KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa aman : cemas 2. Resiko infeksi 3. Resiko injury
C. INTERVENSI
Diagnosa Keperawatan dan Intervensi No
Diagnosa
Tujuan
I ntervensi
Rasional
Ortu akan menun-
Informasikan tentang per-
Keperawatan
1
Gangguan rasa aman : cemas
jukkan rasa aman
siapan
operasi
Mengurangi
dan kecemasan orangtua
b/d kurangnya
orientasikan orangtua dan terhadap lingkungan
informasi
anak terhadap lingkungan baru
tentang
yang baru Jelaskan dan diskusikan
tindakan operatif pada
pada
anak
waktu
keluarga dan
Meningkatkan
tentang perasaan aman pada prosedur keluarga
operasi Ortu dapat men jelaskan sederhana
secara
Penjelasan Jelaskan
persiapan adekuat
yang
menambah
tentang prosedur operasi jika ada pemahaman
prosedur atau hal-hal yang
indikasi (nasogastrik tube, sehingga
perlu pasang
dipehatikan pada fase
IVFD,
balutan
luka, drainase)
terjalin
kerjasama
yang
adekuat
pre dan post operatif
dengan
perawat Jelaskan indikasi dilaku- Merupakan kannya
pembedahan
khusus-nya operasi
Klien menunjukkan
penjelasan keputusan ortu untuk
dasar
secara tindakan
singkat
adekuat
sebelum operasi
operasi
bagi anaknya
relaksasi optimal dan support
yang
prosedur menguatkan
serta
prinsip
informasi
Meningkatkan Berikan sedasi sebelum relaksasi operasi,
dan
rasa
ciptakan aman
lingkungan yang familier, tempatkan ruangan menyenangkan
klien
di yang dan
Memberi rasa aman
jelaskan
prosedur
yang dan dukungan pada
dijalani
klien
Selama
menunggu
operasi anjurkan keluarga atau teman dekat untuk menemani anak
2
Resiko tinggi
Ortu dapat menerima
injury b/d
inform
prosedur
dengan benar disertai
mengenai prosedur yang
sebagai bahan kola-
pembedahan
dokumentasi
akan dilaku-kan
borasi
konsent
Tanyakan apakah
pada
ada
ortu
pertanyaan pemahaman ortu dan
Cek inform konset apakah sudah
ditanda
kontrak
Mengetahui
tangani,
dengan
Inform
konsent
merupakan tanggung
dokter jawab kerja team
untuk menentukan apakah ortu
telah
mendapat
informasi
mengenai
prosedur operasi
Sebagai
Cek ulang apakah inform perlindungan konsent
sudah terhadap
tuntutan
orangtua
terhadap
ditandatangani saksi
tindakan operasi Mandikan
Klien
rambut
serta
mulut
klien
dan
cuci
Menurunkan resiko
bersihakn infeksi nasokomial sebelum
menerima operasi
tindakan
personal
hygine
sebelum
operasi
Mengurangi Bersihkan daerah operasi infeksi sesuai prosedur
resiko
pada
area
operasi Mengosongkan
Lakukan prosedur enema
rektum untuk mencegah
Klien
menerima
kontaminasi
saat operasi
persiapan
operasi
dengan tepat
Deteksi Lengkapi
awal
pemeriksaan kesiapan operasi
laboratorium
yang
diprogramkan
Mencegah terjadinya
Pertahankan anak tetap puasa
aspirasi Mencegah
resiko
dehidrasi / hipogliYakinkan anak mendapat cairan sebelum dipuasakan
kemia Mencegah
resiko
selama operasi Klien terbebas dari komplikasi
post
Catat
tanda
vital,
laporkan jika ada kelainan
operasi
Mengosongkan kandung
Anjurkan
anak
untuk untuk
BAK sebelum premedikasi
kemih mencegah
inkontinensia selama operasi
3
Resiko infeksi
Klien terbebas dari
b/d perawatan
resiko infeksi
tidak adekuat dari orangtua
Berikan penyuluhan pada
Memotivasi keluarga
orangtua untuk menjaga
untuk
luka tetap bersih
keber-sihan luka
Berikan penyuluhan pada keluarga
tentang
menjaga
Mencegah
cara kontaminasi bakteri
membersihkan nanah atau darah dengan gaas bersih Observasi adanya tanda- Melihat tanda infeksi
tanda infeksi
adanya
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. (1999). Rencana Asuhan & Doku mentasi Keper awatan . Edisi 2. (terjemahan). Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarata.
Doenges, Marilynn E. (1999). Rencana A suh an K eper awatan . Edisi 3. (terjemahan). Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Hamzah Mochtar. (1999). I lmu Penyaki t Kul it dan Kelamin . Edisi Ketiga. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.
Long, Barbara C. (1996). Per awatan M edik al B edah . Volume I. (terjemahan). Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran. Bandung.
Mansjoer, Arif., et all. (1999). Kapita Selekta Kedokteran . Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia : Media Aescullapius. Jakarta.