BAB I PENDAHULUAN
A. LAT LATAR BELA BELAKAN KANG G
Asma Asma adalah adalah keadaa keadaan n klinik klinik yang yang ditand ditandai ai oleh oleh masa masa penye penyempi mpitan tan bronkus yang reversibel, dipisahkan oleh masa dimana ventilasi relatif mendekati norma. Keadaan ini pada orang-orang yang menderita asma mudah ditimb ditimbulk ulkan an oleh oleh berbag berbagai ai rangsan rangsang: g: hal ini menand menandaka akan n suatu suatu keadaa keadaan n hiperreaktivitas bronkus yang khas. Asma Asma adal adalah ah peny penyeb ebab ab utam utamaa peny penyak akit it kron kronik ik pada pada anak anak,, yang ang menyebabkan sebagian besar hilangnya hari sekolah akibat penyakit kronik. Diperkirakan 5 – 1 anak pada suatu !aktu selama masa anak akan mendapat ge"ala dan tanda yang sesuai dengan asma. #ebelum pubertas sekitar dua kali lebih banyak anak pria dibandingkan anak !anita yang menderita$ sesudah pubertas, insiden pada kedua "enis kelamin adalah sama. Asma dapat meny enyebab ebabk kan
gang angguan guan
psik sikoso ososial sial
yang ang
berat erat
dalam alam
kelua eluarg rga. a.
%agaimanapun dengan pengobatan yang tepat banyak perbaikan dapat di&apai. 'idak 'idak ada definisi asma yang dapat diterima se&ara universal$ universal$ asma mungkin mungkin dianggap sebagai penyakit paru obstruksif difus dengan: (1) hiperreaktivitas "alan udara terhadap berbagai rangsangan dan (*) reversi reversibil bilita itass yang yang baik baik dari dari proses proses obstru obstrukti ktif, f, yang yang dapat dapat ter"adi ter"adi spontan maupun sebagai hasil pengobatan. +alan udara besar (*mm) dan ke&il (*mm) mungkin tertekan samapi tingkat tingkat tertentu. tertentu. ritabilitas ritabilitas atau hiperreaktiv hiperreaktivitas itas "alan udara bermanifestas bermanifestasii sebagai bronkokonstriksi sesudah latihan$ kontak alamiah terhadap bau-bau keras atau uap merangsang, seperti sulfur dioksida (#/ *), asap tembakau, atau udara dingin, dan kontak yang disenga"a dalam laboratorium, inhalasi 0at-0at parasimpatomimetik,
seperti
metakolin
(e&holyl)
atau
histamin.
2iperreaktivitas "alan udara, !alaupun tidak terbatas pada penderita asma, sebenarnya sebenarnya terdapat pada semua penderita penderita asma. 2iperreaktivitas 2iperreaktivitas "alan napas
adalah indikator ob"ektif asma yang paling sensitif dan pada tingkat tertentu terd terdap apat at
pada pada
pend pender erit itaa
asim asimto toma mati tik, k,
yang ang
tida tidak k
terd terdap apat at
kela kelain inan an
pemeriksaan fisik, dan mempunyai spirometri normal. 2iperreaktivitas "alan udara, udara, yang yang berhub berhubung ungan an dengan dengan keselur keseluruha uhan n berat berat penyak penyakit, it, mungk mungkin in berbeda dari penderita ke penderita tetapi umumnya stabil s tabil untuk !aktu lama ke&uali fluktuasi sementara sebagai berikut: kebaikan respons ter"adi selama infeks infeksii virus virus salura saluran n napas, napas, sesuda sesudah h kontak kontak dengan dengan pengot pengotora oran n udara udara dan alergen atau 0at-0at kimia di tempat ker"a pada individu yang sensitif, dan sesudah sesudah pember pemberian ian antago antagonis nis 3-resep 3-reseptor tor.. 4engur 4engurang angan an mendad mendadak ak respon responss salur saluran an napa napass terl terlih ihat at sesud sesudah ah pemb pemberi erian an agon agonis is 3-res 3-resep epto tor, r, teof teofil ilin in,, antikolinergik dan sesudah pemberian kronik kromolin dan berklometason. Asma mungkin mempunyai a!itan pada setiap usia$ sekitar – 67 anak asma mendapat ge"ala pertama mereka sebelum usia 8 – 5 tahun. Kirakira * – *7 populasi populasi anak dilaporkan dilaporkan pernah menderita menderita asma. Di ndonesia ndonesia belum ada penyelidikan yang menyeluruh tetapi diperkirakan berkisar antara 5 – 17. Di laporkan dibeberapa negara angka ke"adian asma meningkat, misalnya di +epang, elbourne dan 'ai!an. Di 4oliklinik #ubbagian 4aru Anak 9K;<#= +akarta lebih dari 57 kun"ungan merupakan pasien asma. +umlah kun"ungan di 4oloklinik #ubbagian 4aru Anak berkisar antara 1* – 1> atau rata-rata 1*.>*8 kun"ungan per tahun. %erat dan per"alanan asma sulit diramalkan. #ebagian besar anak yang menderita hanya kadang-kadang terserang ringan sampai sedang, yang mudah diatasi. #ebagaian ke&il akan menderita asma berat yang sulit diobati, biasanya lebih
bersif sifat
mena enahun
daripada
musim siman, an,
yang ang
meny enyebabkan
ketidakberdayaan dan se&ara nyata mempengaruhi hari-hari sekolah, aktivitas bermain, dan fungsi sehari-hari.
adalah indikator ob"ektif asma yang paling sensitif dan pada tingkat tertentu terd terdap apat at
pada pada
pend pender erit itaa
asim asimto toma mati tik, k,
yang ang
tida tidak k
terd terdap apat at
kela kelain inan an
pemeriksaan fisik, dan mempunyai spirometri normal. 2iperreaktivitas "alan udara, udara, yang yang berhub berhubung ungan an dengan dengan keselur keseluruha uhan n berat berat penyak penyakit, it, mungk mungkin in berbeda dari penderita ke penderita tetapi umumnya stabil s tabil untuk !aktu lama ke&uali fluktuasi sementara sebagai berikut: kebaikan respons ter"adi selama infeks infeksii virus virus salura saluran n napas, napas, sesuda sesudah h kontak kontak dengan dengan pengot pengotora oran n udara udara dan alergen atau 0at-0at kimia di tempat ker"a pada individu yang sensitif, dan sesudah sesudah pember pemberian ian antago antagonis nis 3-resep 3-reseptor tor.. 4engur 4engurang angan an mendad mendadak ak respon responss salur saluran an napa napass terl terlih ihat at sesud sesudah ah pemb pemberi erian an agon agonis is 3-res 3-resep epto tor, r, teof teofil ilin in,, antikolinergik dan sesudah pemberian kronik kromolin dan berklometason. Asma mungkin mempunyai a!itan pada setiap usia$ sekitar – 67 anak asma mendapat ge"ala pertama mereka sebelum usia 8 – 5 tahun. Kirakira * – *7 populasi populasi anak dilaporkan dilaporkan pernah menderita menderita asma. Di ndonesia ndonesia belum ada penyelidikan yang menyeluruh tetapi diperkirakan berkisar antara 5 – 17. Di laporkan dibeberapa negara angka ke"adian asma meningkat, misalnya di +epang, elbourne dan 'ai!an. Di 4oliklinik #ubbagian 4aru Anak 9K;<#= +akarta lebih dari 57 kun"ungan merupakan pasien asma. +umlah kun"ungan di 4oloklinik #ubbagian 4aru Anak berkisar antara 1* – 1> atau rata-rata 1*.>*8 kun"ungan per tahun. %erat dan per"alanan asma sulit diramalkan. #ebagian besar anak yang menderita hanya kadang-kadang terserang ringan sampai sedang, yang mudah diatasi. #ebagaian ke&il akan menderita asma berat yang sulit diobati, biasanya lebih
bersif sifat
mena enahun
daripada
musim siman, an,
yang ang
meny enyebabkan
ketidakberdayaan dan se&ara nyata mempengaruhi hari-hari sekolah, aktivitas bermain, dan fungsi sehari-hari.
B. TUJUAN
1. 'u"ua "uan m mum Dapat memberikan tindakan asuhan kepera!atan pada anak dengan asma.
*. 'u"uan "uan Khu Khusus sus a. Dapat Dapat men" men"elas elaskan kan defini definisi si dari dari asma. asma. b. Dapat menyebutkan etiologi dari asma. &. Dapat Dapat meny menyebu ebutka tkan n manifes manifestasi tasi klini kliniss dari asma. asma. d. Dapat Dapat men"el men"elask askan an patofi patofisio siolog logii dari asma. asma. e. Dapat Dapat mene menentu ntukan kan diag diagnos nosaa kepera! kepera!ata atan. n. f. Dapat Dapat member memberika ikan n asuhan asuhan kepea! kepea!atan atan..
BAB II TINJAUAN PUSKATA
A. ANAT ANATOMI OMI DAN FISIO FISIOLOG LOGII
#aluran #aluran penghantar penghantar udara hingga men&apai men&apai paru-paru paru-paru adalah hidung, faring, laring, trakea, bronkus, dan bronkiolus. #aluran pernapasan dari hidung sampai bronkiolus dilapisi oleh membran mukosa yang bersilia. Ketika udara masuk masuk ke dalam dalam rongga rongga hidung hidung,, udara udara tersebu tersebutt disarin disaring, g, dihang dihangatk atkan an dan dilembabkan. Ketiga proses ini merupakan fungsi utama dari mukosa respirasi yang terdiri dari epitel toraks bertingkat, bersilia dan bersel goblet. 4ermukaan epitel diliputi diliputi oleh lapisan mukus yang disekresi oleh sel goblet goblet dan kelen"ar mukosa. 4artikel-partikel debu yang kasar dapat disaring oleh rambut-rambut yang yang terdapa terdapatt dalam dalam lubang lubang hidung hidung,, sedang sedangkan kan partik partikel el yang yang halus halus akan akan ter"erat dalam lapisan mukus. ?erakan silia mendorong lapisan ke posterior di dalam rongga hidung, dan ke superior di dalam sistem pernapasan bagian ba!ah menu"u ke faring. Dari sini lapisan mukus akan tertelan atau dibatu dibatukka kkan n keluar keluar.. Air Air untuk untuk kelemb kelembaba aban n diberik diberikan an oleh oleh lapisan lapisan mukus mukus,, sedang sedangkan kan panas panas yang yang disupl disuplai ai ke udara udara inspir inspirasi asi berasal berasal dari dari "aringa "aringan n di ba!ahnya yang kaya akan pembuluh darah. +adi udara inspirasi telah disesua disesuaika ikan n sedemi sedemikia kian n rupa rupa sehing sehingga ga bila bila udara udara men&ap men&apai ai faring faring hampir hampir bebas debu, bersuhu mendekati suhu tubuh, dan kelembabannya men&apai 17. dara dara mengali mengalirr dari dari faring faring menu"u menu"u laring laring atau atau kotak kotak suara. suara. @aring @aring merupakan rangkaian &in&in tulang ra!an yang dihubungkan oleh otot dan mengandung pita suara. Di antara pita suara terdapat ruang berbentuk segitiga yang yang bermu bermuara ara ke dalam dalam trakea trakea dan dinama dinamakan kan glotis. glotis. ?lotis ?lotis merupa merupakan kan pemisah antara saluran pernapasan bagian atas dan ba!ah. eskipun laring terutama dianggap berhubungan dengan fonasi, tetapi fungsinya sebagai organ pelindung "auh lebih penting. 4ada !aktu menelan, gerakan laring ke atas, penutupan glotis, dan fungsi seperti pintu pada aditus laring dari epiglotis
yang berbentuk daun, berperanan untuk mengarahkan makanan dan &airan masuk masuk ke dalam dalam esofag esofagus. us. amun amun "ika "ika benda benda asing asing masih masih mampu mampu masuk masuk melampaui glotis, maka laring yang mempunyai fungsi batuk akan membantu menghalau benda dan sekret keluar dari saluran pernapasan bagian ba!ah. 'rakea dikosongkan oleh &in&in tulang ra!an yang berbentuk seperti sepa sepatu tu kuda kuda yang ang pan" pan"an angn gny ya B 5 in&i in&i.. #tru #trukt ktur ur trak trakea ea dan dan bron bronku kuss dianal dianalogk ogkan an dengan dengan sebuah sebuah pohon, pohon, dan oleh oleh karena karena itu dinama dinamakan kan pohon trakeobronkial . 4ermukaan posterior trakea agak pipih (karena &in&in tulang ra!an di situ tidak sempurna), sempurna), dan letaknya letaknya tepat di depan esofagus. esofagus. #ebagai akibatnya, "ika suatu selang endotrakea bulat yang kaku dengan balon yang digembungkan dimasukkan selama ventilasi mekanik, maka dapat timbul erosi di posterior pada membran tersebut, dan membentuk fistula trakeo-esofageal. Crosi bagian anterior menembus menembus &in&in tulang ra!an dapat "uga timbul tetapi tidak tidak sering. sering. (4embe (4embengk ngkaka akan n dan kerusa kerusakan kan pita pita suara suara "uga "uga merupa merupakan kan komp komplik likas asii dari dari pema pemaka kaian ian selan selang g endo endotr trak akea ea). ). 'empat mpat di mana mana trak trakea ea ber&abang men"adi bronkus utama kiri dan kanan dikenal sebagai karina. karina. Karina Karina memili memiliki ki banya banyak k saraf saraf dan dapat dapat menye menyebab babkan kan bronko bronkospa spasme sme dan batuk yang kuat "ika dirangsang. %ronkus utama kiri dan kanan tidak simetris. %ronkus kanan lebih lebar dan dan meru merupa paka kan n kela kelan" n"ut utan an dari dari trak trakea ea yang yang arahn arahny ya hamp hampir ir vert vertik ikal al.. #ebali #ebalikny knya, a, bronku bronkuss kiri kiri lebih lebih pan"ang pan"ang dan lebih lebih sempit sempit dan merupa merupakan kan kelan"utan dari trakea dengan sudut yang lebih ta"am. =abang utama bronkus kanan dan kiri ber&abang lagi men"adi bronkus lobaris lobaris dan kemu kemudi dian an bronkus bronkus segmentalis segmentalis.. %ronkiolus %ronkiolus terminalis disebut disebut saluran penghantar penghantar udara karena fungsi fungsi utamanya utamanya adalah sebagai penghantar penghantar udara ketempat pertukaran gas paru-paru. #etela #etelah h bronki bronkiolu oluss termin terminalis alis terdapa terdapatt asinus asinus yang yang merupa merupakan kan unit unit fungsional paru-paru, yaitu tempat pertukaran gas. Asinus terdiri dari: 1. %ronki %ronkiolu oluss respirat respiratori orius, us, yang terkadan terkadang g memilik memilikii kantun kantung g udara udara ke&il atau alveoli pada dindingnya. *. Duktus Duktus alveolar alveolaris, is, seluruh seluruhnya nya dibatasi dibatasi oleh oleh alveolus. alveolus.
>. #akus alveolaris terminalis, merupakan struktur akhir paru-paru. Asinus atau kadang-kadang disebut lobulus primer memiliki garis tengah kirakira ,5 sampai 1, &m. terdapat sekitar *> kali per&abangan mulai dari trakea sampai sakus alveolaris terminalis. Alveolus (dalam kelompokan sakus alveolaris yang menyerupai anggur, yang membentuk sakus terminalis) dipisahkan dari alveolus di dekatnya oleh dinding tipis atau septum. @ubang ini memungkinkan komunikasi antara sakus alveolus terminalis.
B. DEFINISI
Asma adalah penyakit paru dengan &iri khas yakni saluran napas sangat mudah bereaksi terhadap rangsangan atau pen&etus dengan manifestasi berupa serangan asma. #erangan asma dapat berupa sesak napas ekspirator yang paroksismal berulang-ulang dengan mengi (!hee0ing) dan batuk yang akibat konstriksi atau spasme otot bronkus, inflamasi mukosa bronkus, dan produksi lendir kental yang berlebihan. Asma merupakan penyakit keturunan. (gastiyah) Asma adalah mengi berulang dan atau batuk persisten dalam keadaan di mana asma adalah yang paling mungkin, sedangkan sebab lain yang lebih "arang telah disingkirkan. (Arif ans"oer, Kapita #elekta Kedokteran) Asma merupakan penyakit dengan karakteristik meningkatnya rekasi trakea dan bronkus oleh berbagai ma&am pen&etus disertai dengan timbulnya penyempitan luas saluran napas bagian ba!ah yang dapat berubah-ubah dera"atnya se&ara spontan atau dengan pengobatan. (#taf 4enga"ar, 9K) Asma adalah proses obstruksi reversibel yang ditandai dengan peningkatan responsivitas dan inflamasi "alan napas, terutama "alan napas bagian ba!ah. (Donna @. ong)
Asma adalah penyakit paru dengan karakteristik: 1. /bstruksi saluran napas yang reversibel (tetapi tidak lengkap pada beberapa pasien) baik se&ara spontan maupun dengan pengobatan. *. nflamasi saluran napas. >. 4eningkatan respons saluran napas terhadap berbagai rangsangan. (#lamet #uyono, 4D)
C. KLASIFIKASI
Ada berbagai pembagian asma pada anak, diantaranya adalah: 1. Asma episodik yang "arang. %iasanya terdapat pada anak umur > – tahun. #erangan umumnya di&etuskan oleh infeksi virus saluran napas bagian atas. %anyaknya serangan > – 8 kali dalam 1 tahun. @amanya serangan dapat beberapa hari, "arang merupakan serangan yang berat. ?e"ala yang timbul lebih menon"ol pada malam hari. engi dapat berlangsung kurang dari > – 8 hari, sedang batuk-batuknya dapat berlangsung 1 – 18 hari. anifestasi alergi lainnya misalnya eksim, "arang terdapat pada golongan ini. 'umbuh kembang anak biasanya baik, di luar serangan tidak ditemukan kelainan. aktu remisi berminggu-minggu sampai berbulan-bulan. ?olongan ini merupakan E – E57 dari populasi asma anak. *. Asma episodik sering. 4ada *;> golongan ini serangan pertama ter"adi pada umur sebelum > tahun. 4ada permulaan, serangan berhubungan dengan infeksi saluran napas akut. 4ada umur 5 – F tahun dapat ter"adi serangan tanpa infeksi yang "elas. %iasanya orang tua menghubungkannya dengan perubahan udara, adanya alergen, aktivitas fisik dan stress. %anyak yang tidak "elas pen&etusnya. 9rekuensi serangan > – 8 kali dalam satu tahun, tiap serangan beberapa hari sampai beberapa minggu. 9rekuensi serangan paling tinggi pada umur – 1> tahun. 4ada golongan lan"ut kadangkadang sukar dibedakan dengan golongan asma kronik atau persisten. mumnya ge"ala paling "elek ter"adi pada malam hari dengan batuk dan
mengi yang akan menunggu tidurnya. 4emeriksaan fisik di luar serangan tergantung frekuensi serangan. +ika !aktu serangan lebih dari 1 – * minggu, biasanya tidak ditemukan kelainan fisik. Hay fever dapat ditemukan pada golongan asma kronik atau persisten. ?angguan pertumbuhan "arang ter"adi. ?olongan ini merupakan *7 dari populasi asma pada anak. >. Asma kronik atau persisten. 4ada *57 anak golongan ini serangan pertama ter"adi sebelum umur F bulan$ E57 sebelum umur > tahun. 4ada lebih dari 57 anak terdapat mengi yang lama pada * tahun pertama, dan 57 sisanya serangannya episodik. 4ada umur 5 – F tahun akan lebih "elas ter"adinya obstruksi saluran napas yang persisten dan hampir selalu terdapat mengi setiap hari$ malam hari terganggu oleh batuk dan mengi. Aktivitas fisik sering menyebabkan mengi. Dari !aktu ke !aktu ter"adi serangan yang berat dan sering memerlukan pera!atan di rumah sakit. 'erdapat "uga golongan yang mengalami serangan berat, hanya sesak sedikit dan mengi sepan"ang !aktu. %iasanya setelah mendapatkan penanganan anak dan orangtua baru menyadari mengenai asma pada anak dan masalahnya. /bstruksi "alan napas men&apai pun&aknya pada umur – 18 tahun, baru kemudian ter"adi perubahan, biasanya perbaikan. 4ada umur de!asa muda 57 golongan ini tetap menderita asam persisten atau sering. +arang yang betul-betul bebas mengi pada umur de!asa muda. 4ada pemeriksaan fisik "arang yang norma$ dapat ter"adi bentuk perubahan toraks seperti dada burung (pigeon &hest), barrel &hest dan terdapat sulkus horison. 4ada golongan ini dapat ter"adi gangguan pertumbuhan yakni bertubuh ke&il. Kemampuan aktivitas fisik kurang sekali, sering tidak dapat melakukan olah raga dan kegiatan lainnya. +uga sering tidak masuk sekolah hingga prestasi bela"arnya terganggu. #ebagai ke&il ada mengalami gangguan psikososial.
Disamping tiga golangan besar tersebut diatas terdapat bentuk asma yang tidak dapat begitu sa"a dimasukkan ke dalamnya. 1. Asma episodik berat dan berulang. Dapat ter"adi pada semua umur, tetapi biasanya ter"adi pada anak ke&il dan umur sebelum sekolah. #erangan biasanya berat dan sering memerlukan pera!atan rumah sakit. %iasanya berhubungan dengan infeksi virus saluran nafas. Di luar serangan bisanya normal dan tandatanda alergi tidak menon"ol. #erangan biasanya hilang pada umur 5 – F tahun. 'idak terdapat obstruksi saluran nafas yang persistensi. *. Asma persiten pada bayi. engi yang persisten dengan takipnea untuk beberapa hari atau beberapa minggu. Dapat ter"adi pada beberapa anak umur > – 1* bulan. engi biasanya terdengar "elas kalau anak sedang aktif dan tidak terdengar kalau anak yang sedang tidur. Keadaan umum anak biasanya tetap baik dan tumbuh kembangnya "uga baik. %eberapa anak bahkan men"adi gemuk sehingga ada istilah Gfat happy !he00erH. ?ambaran rontgen paru biasanya normal. Keadaan mengi yang persisten ini kemungkinan besar berhubungan dengan ke&ilnya saluran nafas pada golongan umur ini. ?e"ala obstruksi saluran nafas pada golongan ini lebih banyak disebabkan oleh edema mukosa dan hipersekresi daripada spasme ototnya. >. Asma hiperseksi. %iasanya terdapat pada anak ke&il dan permulaan umur sekolah. ?ambaran utama serangan terdapatnya batuk suara nafas berderak (krekkrek, krok-krok) dan mengi. 4ada pemeriksaan fisik didapatkan ronki basah kasar dan ronki kering. +enis ini sering keliru diobati sebagai bronkitis infeksi, karena kadang-kadang menginya tidak "elas. 8. Asma karena beban fisik (eIer&ise indu&ed asthma). #erangan asma setelah melakukan kegiatan fisik sering di"umpai pada asma episodik sering dan pada asma kronik persisten. Disamping itu terdapat golongan asma yang manifestasi klinisnya baru timbul setelah
ada beban fisik yang bertambah. %iasanya pada anak besar dan akil baliJ. 4enaggulangan asam "enis ini temasuk yang biasanya berhasil. 5. Asma dengan alergen atau sensitivitas spesifik. 4ada kebanyakan anak asma biasanya banyak faktor yang dapat men&etuskan serangan asma, tetapi pada anak yang serangan asma baru timbul segera setelah terkena alergen misalnya bulu binatang, minum aspirin, 0at !arna tartra0ine atau makan makanan atau minuman yang mengandung 0at penga!et bisulfit. 4ada golongan ini penghindaran biasanya "elas hasilnya. F. %atuk malam. %atuk malam banyak terdapat pada semua golongan asma. %atuk ter"adi karena inflamasi mukosa, edema, dan produksi mukus yang banyak. %ila ge"ala menginya tak "elas maka tak "arang salah diagnosis. aitu pada golongan asma anak yang berumur * – F tahun dengan ge"ala utama serangan batuk malam yang keras dan kering. %atuk biasanya ter"adi pada "am 1 – 8 pagi, dan sering mengganggu tidur si anak dan keluarganya. 4ada golongan ini sering didapatkan tanda adanya alergi pada anak dan kelurganya. E. Asma yang memburuk pada pagi hari (early morning dipping). Di samping umumnya asma lebih sering timbul ge"alanya pada malam hari, ada "uga golongan yang ge"alanya paling buruk "am 1-8 pagi. Keadaan demikian dapat ter"adi se&ara teratur atau intermiten. Keadaan ini di duga berhubungan dengan irama diurnal kaliber saluran nafas yang pada golongan sangat menon"ol. #erangan akut yang spesifik "arang dilihat sebelum anak berumur * tahun. #e&ara klinis asma dibagi dalam > stadium, yaitu: 1. #tadium . aktu ter"adinya edema dinding bronkus, batuk paroksismal karena iritasi dan batuk kering. #putum yang kental dan mengumpul merupakan benda asing yang merangsang batuk.
*. #tadium . #ekresi bronkus bertambah banyak dan batuk dengan dahak yang "ernih dari berbusa. 4ada stadium ini anak akan mulai merasa sesak napas berusaha bernapas lebih dalam. Ckspirium meman"ang dan terdengar bunyi mengi. 'ampak otot napas tambahan turut beker"a. 'erdapat retraksi suprasternal, epigastrium dan mungkin "uga sela iga. Anak lebih senang duduk dan membungkuk, tangan menekan pada tepi tempat tidur atau kursi. Anak tampak gelisah, pu&at dan sianosis sekitar mulut. 'oraks membungkuk ke depan dan lebih bulat serat bergerak lambat pada pernapasan. 4ada anak yang lebih ke&il, &enderung ter"adi pernapasan abdominal, retraksi suprasternal dan interkostal. >. #tadium . /bstruksi atau spasme bronkus lebih berat, aliran udara sangat sedikit sehingga suara napas hampir tidak terdengar. #tadium ini sangat berbahaya karena sering disangka ada perbaikan. +uga batuk seperti ditekan. 4ernapasan dangkal, tidak teratur dan frekuensi napas yang mendadak meninggi.
D. ETIOLOGI.
Asma adalah suatu penyakit kompleks yang menyangkut berbagai tingkat faktor biokimia, autonom, imunologik, infeksi, endokrin dan psikologi pada individu yang berlainan. 4enyebab asma belum "elas. 'etapi serangan asma timbul bila ada pen&etus, dan faktor pen&etus tersebut adalah: 1. Alergen. 9aktor alergi dianggap mempunyai peranan pada sebagian besar anak dengan asma. Di samping itu hiperreaktivitas saluran nafas "uga merupakan faktor penting. %ila tingkat hiperreaktivitas bronkus tinggi, diperlukan "umlah alergen yang sedikit dan sebaliknya "ika hiperreaktivitas rendah diperlukan "umlah antigen yang lebih tinggi untuk menimbulkan serangan asma.
#ensitisasi tergantung pada lama dan intensitas hubungan dengan bahan alergen berhubungan dengan umur. %ayi dan anak ke&il sering berhubungan dengan isi dari debu rumah, misalnya tungau, serpih atau bulu binatang, spora "amur yang terdapat di rumah. Dengan bertambahnya umur makin banyak "enis alergen pen&etusnya. Asma karena makanan sering ter"adi pada bayi dan anak ke&il. *. nfeksi. %iasanya infeki virus, terutama pada bayi dan anak. Lirus yang menyebabkan
ialah
respiratory syncytial virus (<#L) dan virus
parainfluen0a. Kadang-kadang karena bakteri misalnya pertusis dan streptokokus, "amur, misalnya aspergillus dan parasit sepertinya askari. >. ritan. 2airspray, minyak !angi, obat semprot nyamuk, asap rokok, &erutu dan pipa, bau ta"am dari &at, #/*, dan polutan udara lainnya dapat memi&u serangan asma. ritasi hidung dan batuk sendiri dapat menimbulkan refleks bronkokonstriksi. dara kering "uga merupakan pen&etus hiperventilasi dan kegiatan "asmani. 8. =ua&a. 4erubahan tekanan udara, perubahan suhu udara, angin, kelembaban udara dihubungkan dengan per&epatan dan ter"adinya serangan a sma. 5. Kegiatan +asmani. Kegiatan "asmni berat misalnya berlari dan naik sepeda dapat memi&u serangan asma. %ahkan terta!a dan menangis yang berlebihan dapat merupakan pen&etus. 4asien dengan faal paru di ba!ah optimal amat rentang terhadap kegiatan "asmani. F. nfeksi #aluran nafas. nfeksi virus pada sinus, baik sinusitis akut maupun kronik dapat memudahkan ter"adinya asma pada anak.
E. 9aktor 4sikis. 9aktor psikis merupakan pen&etus yang tidak boleh diabaikan dan sangat kompleks. 'idak adanya perhatian dan;atau tidak mengakui persoalan yang berhubungan dengan asma oleh anak sendiri;keluarganya akan menggagalkan usuha pen&egahan. #ebaliknya terlalu takut terhadap adanya serangan atau hari depan anak "uga dapat memperberat serangan asma. 4embatasan aktivitas anak, seringnya anak tidak masuk sekolah, seringnya bangun malam, terganggunya irama kehidupan keluarga karena anak sering mendapat serangan asma, pengeluaran uang untuk biaya pengobatan dan rasa kha!atir, dapat mempengaruhi anak asma dan keluarganya. Karena itu semua interaksi ke"adian itu perlu diperhatikan dan di&ari "alan keluarnya seoptimal mungkin. #erangan asma dapat timbul disebabkan berbagai pen&etus bersamaan. isalnya pada anak dengan pen&etus alergen sering disertai pern&etus nonalergen yang dapat memper&epat dan memperburuk serangan. 9aktor pen&etus adalah alergen dan infeksi$ diduga infeksi virus memperkuat reaksi pen&etus alergenik maupun non-alergenik. #erangan dapat ter"adi pada seorang anak setelah mendapat infeksi virus pada saluran nafas atas kemudian berlari-lari pada !aktu udara dingin. #ebagai ringkasan dikemukakan tabel pen&etus serangan asma pada berbagai golongan umur yang berbeda. 'abel: pen&etus serangan asma pada berbagai golongan umur. 4en&etus
%ayi
Anak besar M (M)
De!asa
MMMM
Anak ke&il MMMM
nfeksi saluran napas (terutama virus) Alergen akanan nhalan di dalam rumah nhalan di luar rumah (musiman) ritan %eban "asmani (exercise) Aspirin dan obat-obatan anti inflamasi nonsteroid
M M .
M MMM MM
(M) MMM MMM
(M) MMM MMM
M M N
MM MM N
MM MMM (M)
MM MMM M
MMM
lainnya 9aktor emosi (M) 'anda M relatif, tanda (M) mungkin penting.
(M)
(M)
(M)
#umber: %ierman =. . O 4earlman D. #. (16>)
E. MANIFESTASI KLINIK.
4ada anak yang rentan, inflamasi di saluran napas ini dapat menyebabkan timbulnya episode mengi berulang, sesak napas, rasa dada tertekan, dan batuk, khususnya pada malam hari atau dini hari. ?e"ala ini biasanya berhubungan dengan penyempitan "alan napas yang luas namun bervariasi, yang sebagian besar bersifat revers ibel baik se&ara spontan maupun dengan pengobatan. ?e"ala dan serangan asma biasanya timbul bila pasien terpa"an dengan faktor pen&etus yang sangat beragam dan bersifat individual. 'iga ge"ala umum asma adalah batuk, dispnea, dan mengi. 4ada beberapa keadaan, batuk mungkin merupakan satu-satunya ge"ala. #erangan asma sering kali ter"adi pada malam hari. 4enyebabnya tidak dimengerti dengan "elas, tetapi mungkin berhubungan dengan variasi sirkadian, yang mempengaruhi ambang reseptor "alan napas. #erangan asma biasanya bermula mendadak dengan batuk dan rasa sesak dalam dada, disertai dengan pernapasan lambat, mengi, laborius. Ckspirasi selalu lebih susah dan pan"ang dibanding inspirasi, yang mendorong pasien untuk duduk tegak dan menggunakan setiap otot-otot aksesoris pernapasan. +alan napas yang tersumbat menyebabkan dispnea. %atuk pada a!alnya susah dan kering tetapi segera men"adi lebih kuat. #putum, yang terdiri atas sedikit mukus mengandung masa gelatinosa bulat, ke&il yang dibatukkan dengan susah payah. 'anda selan"utnya termasuk sianosis sekunder terhadap hipoksia hebat, dan ge"ala-ge"ala retensi karbon dioksida, termasuk berkeringat, takikardia, dan pelebaran tekanan nadi. A!itan serangan asma mungkin akut atau tersembunyi. Cpisode akut paling sering disebabkan oleh kontak dengan iritan seperti udara dingin atau uap berbahaya (asap tembakau, &at basah) atau kontak dengan alergen. %ila obstruksi "alan udara timbul &epat dalam beberapa menit, ini tampaknya
paling &enderung disebabkan oleh spasme otot polos pada "alan udara besar. #erangan yang dipresipitasi oleh infeksi virus saluran napas mempunyai a!itan yang lebih lambat, dengan kebaikan lambat frekuensi, berat batuk dan !hee0ing selama beberapa hari. ?e"ala dan tanda asma termasuk batuk, yang berbunyi kuat dan non-produktif pada permulaan serangan$ !hee0ing, takipnea, dan dispnea dengan ekspirasi meman"ang dan pemakaian otot-otot pernapasan tambahan$ sianosis, hiperinflasi dada$ takikardia$ dan nyeri abdomen, yang mungkin terdapat pada berbagai tingkat, tergantung pada stadium dan beratnya serangan. %ila penderita dalam keadaan pernapasan sangat tertekan, ge"ala utama asma, !hee0ing, mungkin tidak terdapat$ pada penderita seperti ini, hanya sesudah pengobatan bronkodilator memberikan keringanan sebagian dari obstruksi "alan udara, gerakan udara yang &ukup dapat menimbulkan !hee0ing. #esak napas mungkin demikian berat sehingga anak sulit ber"alan atau bahkan berbi&ara. 4enderita duduk membungkuk ke depan, dalam posisi seperti tripod yang memudahkan bernapas. Ckspirasi khas lebih sulit karena penutupan ekspirasi prematur dari "alan udara, tetapi banyak anak "uga mengeluh kesulitan inspirasi. yeri perut la0im ditemukan, terutama pada anak yang lebih muda, dan kemungkinan disebabkan penggunaan otot perut dan diafragma selama ekspirasi. 2ati dan limpa mungkin teraba akibat hiperinflasi paru. untah la0im ditemukan dan mungkin diikuti dengan peredaan ge"ala sementara. #elama serangan berat, usaha bernapas mungkin besar, dan anak mungkin berkeringat banyak$ demam ringan mungkin akibat ker"a berat: pernapasan$ mungkin men"adi sangat lelah. Di antara serangan anak mungkin bebas ge"ala sama sekali dan tidak mempunyai bukti kelainan pulmonal pada pemeriksaan fisik. Deformitas Pbarrel &hestP (dada tong) adalah tanda obstruksi "alan udara kronik yang terus-menerus dari asma berat. =lubbing finger ("ari tabuh) "arang terlihat pada asma tanpa penyulit, !alaupun pada kasus berat. =lubbing menun"ukkan penyebab lain dari penyakit respirasi kronik, terutama fibrosis kistik.
F. PATOFISIOLOGI
Asma adalah obstruksi "alan
napas
difus
reversibel. /bstruksi
disebabkan oleh satu atau lebih dari yang berikut ini: 1. konstraksi
otot-otot
yang
mengelilingi
bronki,
yang
menyemputkan "alan napas. *. pembengkakan membran yang melapisi bronki. >. pengisian bronki dengan mukus yang kental. #elain itu, otot-otot bronkial dan kelen"ar mukosa membesar$ sputum yang kental, banyak dihasilkan dan alveoli men"adi hiperinflasi, dengan udara terperangkap di dalam "aringan paru. ekanisme yang pasti dari perubahan ini tidak diketahui, tetapi apa yang paling diketahui adalah keterlibatan sistem imunologis dan sistem saraf otonom. /bstruksi bertambah berat selama ekspirasi karena se&ara fisiologis saluran napas menyempit pada fase tersebut. 2al ini mengakibatkan udara distal tempat ter"adinya obstruksi ter"ebak tidak bisa diekspirasi. #elan"utnya ter"adi peningkatan volume residu,kapasitas residu fungsional (K<9), dan pasien akan bernapas pada volume yang tinggi mendekati kapasitas paru total (K4'). Keadaan hiperinflasi ini bertu"uan agar saluran napas tetap terbuka dan pertukaran gas ber"alan lan&ar. ntuk mempertahankan hiperinflasi ini diperlukan otot-otot bantu napas. 4enyempitan saluran napas ternyata tidak merata diseluruh bagian paru. Ada daerah-daerah yang kurang mendapat ventilasi, sehingga darah kapiler yang melalui daerah tersebut mengalami hipoksemia. 4enurunan 4a/ * mungkin merupakan kelainan pada asma supklinis. ntuk mengatasi kekurangan oksigen, tubuh melakukan hiperventilasi, agar kebutuhan oksigen terpenuhi. 'etapi akibatnya pengeluaran =/* men"adi berlebihan sehingga 4a=/* menurun yang kemudian menimbulkan alkalosis respiratorik. 4ada serangan asma yang lebih berat lagi banyak saluran napas dan alveolus tertutup oleh mukus sehingga tidak memungkinkan lagi ter"adinya pertukaran gas. 2al ini menyebabkan hipoksemia dan ker"a otot-otot pernapasan bertambah berat serta ter"adi peningkatan produksi =/*. 4eningkatan produksi =/* yang disertai dengan penurunan ventilasi alveolus menyebabkan retensi
=/* (hiperkapnia) dan ter"adi asidosis respiratorik atau gagal napas. 2ipoksemia yang berlangsung lama menyebabkan asedosis metabolik dan konstriksi pembuluh darah paru yang kemudian menyebabkan shunting yaitu peredaran darah tanpa melalui unit pertukara gas yang baik, yang akibatnya memperburuk hiperkapnia. %eberapa individu dengan asma mengalami respons imun yang buruk terhadap lingkungan mereka. Antibody yang dihasilkan (gC) kemudian menyerang sel-sel mast dalam paru. 4ema"anan ulang terhadap antigen mengakibatkanikatan antigen dengan antibody, menyebabkan pelepasan produk sel-sel mast (disebut mediator) seperti histamin, bradikinin, dan prostaglandin serta anafilaksis dari substansi yang bereaksi lambat (#<#-A). 4elepasan mediator ini dalam "aringan paru mempengaruhi otot polos dan kelen"ar "alan napas, menyebabkan bronkospasme, pembengkakan membran mukosa, dam pembentukan mukus yang sangat banyak. #istem saraf otonom mempersarafi paru. 'onus otot bronkial diatur oleh impuls saraf vagal melalui sistem parasimpatis. 4ada asma idiopatik atau nonalergi, ketika u"ung saraf pada "alan napas dirangsang oleh faktor seperti infeksi, latihan, dingin, merokok, emosi, dan polutan, "umlah asetilkolin yang dilepaskan meningkat. 4elepasan asetilkolin ini se&ara langsung menyebabkan bronkokanstriksi "uga merangsang pembentukan mediator kimia!i. ndividu dengan
asma
dapat
mempunyai
toleransi
rendah
terhadap
respons
parasimpatis. #elain itu, reseptor Q- dan 3-adrenergik dari sistem saraf simpatis terletak dalam
bronki.
Ketika
reseptor
Q-adrenergik
dirangsang,
ter"adi
bronkokonstriksi$ bronkodilatasi ter"adi ketika reseptor 3-adrenergik yang dirangsang. Keseimbangan &airan reseptor Q- dan 3-adrenergik dikendalikan terutama oleh siklik adenosin monofosfat (&A4). #timulasi reseptor-Q mengakibatkan penurunan &A4, yang mengarah pada peningkatan mediator kimia!i yang dilepaskan oleh sel-sel mast bronkokonstriksi. #timulasi reseptor-3 mengakibatkan peningkatan tingkat &A4, yang penghambat pelepasan mediator kimia!i dan myenyebabkan bronkodilatasi. 'eori yang
dia"ukan adalah bah!a penyekatan 3-adrenergik ter"adi pada inividu dengan asma. Akibatnya, asmatik rentan terhadap peningkatan pelepasan mediator kimia!i dan konstriksi otot polos.
G. KOMPLIKASI
1. Cmfisema. %ila serangan asma sering ter"adi dan telah berlangsung lama, maka akan ter"adi emfisema dan mengakibatkan perubahan bentuk toraks yaitu toraks membungkuk ke depan dan meman"ang. 4ada foto rontgen toraks terlihat diafragma letaknya rendah, gambaran "antung menyempit, &orakan hilus kiri dan kanan bertambah. 4ada asma kronik dan berat dapat ter"adi bentuk dada burung dara dan tampak sulkus 2arrison. *. Atelektasis. %ila sekret banyak dan kental, salah satu bronkus dapat tersumbat sehingga dapat ter"adi atelektasis pada lobus segmen yang sesuai. ediastinum tertarik ke arah atelektasis. >. %ronkopneumonia. %ila atelektasis berlangsung lama dapat berubah men"adi bronkiektasis, dan bila ada infeksi akan ter"adi bronkopneumonia. 8. #tatus asmatikus. #tatus asmatikus adalah serangan asma yang
terus-menerus dan
berlangsung beberapa hari serta berat dan tidak dapat diatasi dengan obatobat
yang
biasa.
%ila
tidak ditolong dengan
semestinya
dapat
menyebabkan kematian, kegagalan pernapasan dan kegagalan "antung. 5. 4neumotoraks. F. Aspergilosis bronkopulmoner alergik. E. ?agal napas. . %ronkitis. 6. 9raktur iga.
H. PENCEGAHAN
4enanggulangan asma pada anak sekarang yang lebih penting bukan mengatasi serangan, tetapi terutama ditu"ukan untuk men&egah serangan asma. Anak yang menderita asma harus dapat hidup layak serta tumbuh dan berkembang sesuai dengan umurnya. Dengan demikian segala upaya penggunaan obat dan non-obat harus dinilai untung ruginya berdasarkan tu"uan utama tadi atau dengan perkataan lain tidak boleh mengganggu tumbuh kembang anak. 'indakan-tindakan harus meningkatkan mutu kehidupan anak asma itu untuk sekarang dan masa depan. #erangan asma dapat di&egah dengan &airan: 1. enghindari faktor pen&etus. *. enggunakan
obat-obatan
atau
tindakan
utnuk
meredakan
atau
mengurangi reaksi-reaksi yang akan atau yang sudah timbul oleh pen&etus.
enghindari 9aktor 4en&etus. =ara menghindari berbagai pen&etus serangan asma perlu diketahui dan dia"arkan kepada anak serta keluarganya. isalnya debu rumah merupakan pen&etus yang sering di"umpai pada anak. Debu rumah biasanya mengandung tepung sari rumput-rumputan, pohon dan belukar di sekitar rumah yang diba!a oleh angin masuk ke dalam rumah. Debu rumah "uga mengandung serpih atau rontokan kulit, bulu he!an piaraan, ludah binatang piaraan yang kering, rontokan pakaian, rontokan kain lainnya, han&uran koran, tembakau, abu rokok dan sebagainya. Debu rumah "uga mengandung serangga yang sudah mati, bakteri, "amur, sisa-sisa makanan yang telah lama, dan tungau. 'umpukan buku-buku koran yang telah lama dan mengandung debu tersebut mengandung banyak sekali alergen yang potensial dapat merupakan pen&etus asma pada anak. emang tidak mudah menghindarkan debu rumah. ntuk menghindari pen&etus karena debu rumah dian"urkan dengan mengusahakan kamar tidur anak seperti di rumah sakit, ialah:
•
Kasur tempat tidurnya dimasukkan ke dalam kantong vinil, dipasang ritsluiting sehingga kasur terbungkus rapat dan debu tidak dapat masuk atau kapuk tidak keluar, begitu "uga bantal harus dibungkus vinil pula.
•
#prei, tirai, selimut sekurang-kurangnya di&u&i * minggu sekali. #peri dan sarung bantal lebih sering. @emari, rak dan lainnya dibersihkan dengan lap basah dan hanya dipakai menyimpan pakaian yang sering di&u&i. ebel dilap basah dan lantai dibersihkan, dipel setiap hari. @ebih baik tidak menggunakan karpet di kamar tidur dan kamar;tempat anak bermain. @ebih baik tidak memelihara binatang. #elain hal-hal tersebut "angan menyimpan buku di kamar tidur anak. 4akaian yang ada di lemari !alaupun sudah bersih "ika sudah lama tidak dipakai supaya di&u&i lagi, lemari dilap basah.
•
ntuk menghindarkan penyebab dari makanan bila belum diketahui pasti, lebih baik anak yang asma "angan makan &oklat, ka&ang tanah atau makanan yang mengandung &oklat atau minum es. 4erlu diperhatikan pula apakah asma timbul setelah anak memakan makanan yang menggunakan 0at penga!et atau pe!arna makanan.
•
2indarkan anak dengan kontak dengan orang de!asa yang sedang menderita influen0a;pilek misalnya berbi&ara atau bersin didekat anak yang asma. %ila batuk atau bersin harus menutup mulut dan hidungnya. 2indarkan anak berada ditempat yang sedang ter"adi perubahan udara misalnya &ua&a sedang mendung "angan main di luar rumah.
Kegiatan 9isik. Anak yang menderita asma tidak dilarang bermain-main atau berolah raga bahkan dian"urkan tetapi perlu diatur, karena itu merupaka kebutuhan untuk tumbuh kembang anak. 2anya &aranya harus dia!asi dan diatur seperti berikut:
enambah toleransi se&ara bertahap, menghindarkan per&epatan gerak
•
yang mendadak, mengalihkan ma&am kegiatan misalnya dari lari ke naik sepada atau berenang. %ila mulai batuk-batuk istirahatlah sebentar, minum air dan setelah tidak
•
batuk-batuk lagi diteruskan kegiatannya. Adakalanya beberapa anak sebelum melakukan kegiatan perlu minum obat
•
atau menghirup aerosol lebih dahulu$ misalnya akan berolahraga. @ebih baik minum obat dan dapat berolahraga daripada takut diberi obat dan anak tidak dapat mengikuti aktivitas sehari-hari seperti anak lainnya. 2anya pada beberapa anak yang sementara tidak boleh melakukan olahraga. #erangan asma dapat timbul segera (F-1 menit) setelah aktiviltas dimulai tetapi dapt "uga setelah F- "am kemudian. #uasana keluarga harus dibina supaya selalu serasi$ hal ini akan berpengaruh atas keberhasilan usaha penanggulangan terhadapanak yang asma.
I. PENGOBATAN
/bat-obatan untuk asma anak terdiri dari: •
%ronkodilator: adrenalin, orsipenalin, terbutalin, fenoterol.
•
Kortikosteroid: prednison, hidrokortison, deksametason, dsb.
•
ukolitik: banyak minum air.
=ara pemberian sesuai petun"uk obat masing-masing. /bat-obat yang disebutkan itu diberikan "ika sedang mendapatkan serangan. /bat untuk pen&egahan serangan asma dapat: •
%ronkodilator
•
Kortikosteroid
•
Ketotifen (0aditen)
•
D#=? (intal)
•
ukolitik
/bat pen&egahan harus terus diberikan !alaupun sedang tidak mendapat serangan.
Tabel: Obat-obat ya! "#$a%a# &t&% a'(a $a"a aa%.
ama obat Obat simpatomatik: 'erbutaline
ama dagang %ri&asma
Dosis /ral: ,E5 mg;kg %% tiap F "am. #ubkutan: ,5 mg;kg %% Aerosol: 1-* semprotan (*5-5 mikrogram) tiap 8-F "am. @arutan respirator: ,*-,> ml;kg %% tiap 8-F "am.
/r&iprenalin
Alupent
(metaproterenol)
/ral: ,> mg;kg %% tiap F "am. @arutan respirator (*7): ,1-,* ml;kg %% tiap 8-F "am.
#albutamol (albuterol)
Lentolin
/ral: ,15 mg;kg %% tiap F "am. Aerosol:
*
semprotan
(*
mikrogram) tiap 8-F "am. @arutan respirator: ,*-,> ml;kg tiap 8-F "am.
Cfedrin 2=l
/ral: 1 mg per tahun per kali >-8 kali per hari.
Adrenalin
#ubkutan: larutan 1: 1, ,1 ml;kg %% per kali, maksimal ,5 ml.
ethylIanthine: Aminophyline
L: 5 mg;kg %% tiap F "am atau 5
"am mg;kg %% permulaan dan ,6 mg;kg %% per "am dalam infus.
'heophyllin
/ral: 5-F mg;kg %% tiap F "am
HstandartH
maksimal *mg.
Hslo! releaseH
/ral: -1 mg;kg %% tiap 1* "am maI. 5mg
#odium &romogly&ate
ntal
1 spin&ap (*mg) >-8 kali sehari. * ml nebuli0er solution (* mg) >8 kali sehari.
Ketotifen
Raditen
Anak umur > tahun *I1 mg per hari. Anak umur > tahun *I,5 mg atau *I,*5 mg.
#teroid: %e&lomethasone
Alde&in
Aerosol: *-8 semprotan (1-* mikrogram) >-8 kali sehari. 4uyer kering (rota&aps) 1-* mg >-8 kali sehari.
%udesonid
4ulmi&ort
Aerosol: *-8 semprotan (1-* mikrogram) >-8 kali sehari.
4rednison
/ral: 1-* mg;kg per hari >-8 kali sehari.
2idrokortison
ntramuskular: ntrvena: 15 mg;kg %%;hari >-8
kali sehari.
J. PEMERIKSAAN FISIK
2asil yang didapat tergantung stadium serangan serta lamanya serangan serta "enis asmanya. 4ada asma yang ringan dan sedang tidak ditemukan kelainan fisik di luar serangan. 4ada inspeksi terlihat pernapasan &epat dan sukar, disertai batuk-batuk paroksismal, kadang-kadang terdapat suara P!hee0ingP (mengi), ekspirium meman"ang,
pada
inspirasi
terlihat
retraksi
daerah
supraklavikular,
suprasternal, epigastrium dan sela iga. 4ada asma kronik terlihat bentuk toraks amfisematus, bongkok ke depan, sela iga melebar, diameter anteriposterior toraks bertambah. 4ada perkusi terdengar hipersonor seluruh toraks, terutama bagian ba!ah posterior. Daerah pekak "antung dan hati menge&il. 4ada auskultasi mula-mula bunyi napas kasar;mengeras, tapi pada stadium lan"ut suara napas melemah atau hampir tidak terdengar karena aliran udara sangat lemah. Dalam keadaan normal fase ekspirasi S - T dari fase inspirasi. 4ada !aktu serangan fase ekspirasi meman"ang. 'erdengar "uga ronki kering dan ronki basah serta suara lendir bila banyak sekresi bronkus. 'inggi dan berat badan perlu diperhatikan dan bila mungkin "uga hubungannya dengan tinggi badan kedua orang tua. Asma sendiri merupakan penyakit
yang
dapat
menghambat
perkembangan
anak.
?angguan
pertumbuhan biasanya terdapat pada asma yang sangat berat. Anak perlu diukur tinggi dan berat badannya pada tiap kali kun"ungan, karena perbaikan akibat pengobatan sering dapat dinilai dari perbaikan pertumbuhannya. %entuk toraks perlu diperhatikan untuk melihat adanya dada burung atau sulkus 2arrison sebagai tanda obstruksi "alan napas yang lama. 'anda ini hanya ditemukan pada asma yang berat dan menahun dengan pengelolaan asma yang tidak adekuat sebelumnya. 'anda-tanda yang berhubungan dengan tingkat obstruksi "alan napas pada !aktu pemeriksaan umumnya tidak atau kurang dapat diper&aya dan
sangat tergantung pada kemampuan pengamat. 2al yang lebih baik ialah men&ari tanda-tanda yang berhubungan dengan hiperinflasi dada, seperti misalnya hiperresonansi, retraksi subkostal, tarikan trakea dan tegangnya otototot skalenus. %entuk kuku "ari seperti tabuh genderang "arang sekali didapat, bila ditemukan dapat menun"ukkan kemungkinan adanya penyakit lain. 'iap anak perlu pemeriksaan fisik lengkap pada kun"ungan pertama. 4enting diperhatikan keadaan kulit, saluran napas bagian atas dan telinga.
K. PEMERIKSAAN LANJUTAN )DIAGNOSTIK* •
"i faal paru "i faal paru diker"akan untuk menentukan dera"at obstruksi, menilai hasil provokasi bronkus, menilai hasil pengobatan dan mengikuti per"alanan penyakit. Alat yang digunakan untuk u"i faal paru adalah peak flow meter , &aranya anak disuruh meniup flow meter beberapa kali (sebelumnya
menarik
napas
dalam
melalui
mulut
kemudian
menghembuskan dengan kuat) dan di&atat hasil yang terbaik. "i provokasi dapat dilakukan dengan menggunakan histamin, metha&holin, beban lari, udara dingin, uap air, alergen. ang sering dilakukan adalah &ara histamin, metha&holin, dan beban lari. 2iperreaktivitas positif bila peak flow rate (49<), 9CL1 ( forced expirapory volume in 1 second ) turun 157 dari nilai sebelum u"i provokasi dan setelah diberi bronkodilator nilainya kembali normal. %ila 49< dan 4CL1 sudah rendah dan setelah diberi bronkodilator naik 157, berarti hiperreaktivitas bronkus positif dan u"i provokasi tidak diperlukan. •
9oto rontgen toraks 4emeriksaan ini perlu dilakukan dan pada foto akan tampak &orakan paru yang meningkat. 2iperinflasi terdapat pada serangan akut dan pada asma kronik. Atelektasis "uga sering ditemukan. #etiap anak penderita asma yang berkun"ung pertama kalinya perlu dibuat foto rontgen parunya. 9oto ini dibuat terutama untuk menyingkirkan kemungkinan adanya penyakit lain. 9oto perlu diulang bila ada indikasi misalnya dugaan adanya
pneumonia atau pneumotoraks.
•
4emeriksaan darah, eosinofil dan u"i tuberkulin 4emeriksaan eosinofil dalam darah, sekret hidung dan dahak dapat menun"ang diagnosis asma. Cosinofil dapat ditemukan pada darah tepi, sekret hidung dan sputum. Cosinofil darah di atas *5 – 58 sel;mm > la0im ditemukan. Dalam sputum dapat ditemukan kristal =har&ot-@eyden dan spiral =urshman. %ila ada infeksi mungkin akan didapatkan pula lekositosis polimorfonukleus. "i tuberkulin penting bukan sa"a karena di ndonesia masih banyak tuberkulosis, tetapi "uga karena kalau ada tuberkulosis dan tidak diobati, asmanyapun mungkin sukar dikontrol.
L. PENANGGULANGAN STATUS ASMATIKUS
4enanggulangan status asmatikus: 1. /ksigen, 8 – F liter per menit. *. 4eriksa keadaan gas darah dan pasang L9D (infus) dengan &airan >:1 glukosa 17 dan a=l ,67 M K=l 5 mCJ;kolf •
Koreksi kekurangan &airan
•
Koreksi penyimpanan asam basa
•
Koreksi penyimpanan elektrolit
>. 'eofilin yang sudah diberikan diteruskan. kur kadar teofilin dalam darah, pantau tanda-tanda kera&unan teofilin. %ila tanda kera&unan tidak ada dan keadaan serangan asma belum membaik mungkin perlu ditambah teofilin. 8. Kortikosteroid dilan"utkan, "ika belum diberi harus diberikan. @ebih baik pemberian kortikosteroid intravena, karena ada status asmatikus sangat diperlukan untuk memper&epat hilangnya edema dan mengembalikan sensitivitas terhadap obat-obat bronkodilator.
5. saha pengen&eran lendir dengan obat mukolitik untuk lendir yang banyak dan lengket di seluruh &abang-&abang bronkus. F. 4eriksa foto toraks. E. @akukan pemeriksaan CK?.
PATH+A, • • • • • • •
Ctiologi: %iokomia!i #araf autonom munologis nfeksi Cndokrin 9aktor psikologis 9aktor pen&etus: Alergen nfeksi ritan =ua&a Kegiatan "asmani nfeksi saluran napas 9aktor psikis
2ambatan dari sebagian sistem adrenergik, en0im denilsiklase , dan tonus sistem parasimpatik
Kelebihan tonus parasimpatik
'er"adi spasme bronkus
ASMA
4enyempitan lumen bronkus
dara sulit untuk keluar
#aluran napas dan alveolus tertutup
4elepasan asetilkolin
2ambatan saluran udara
%ronkokonstriksi Cdema
'erisi mukus Ckspirasi dan inspirasi
U ter"adi pertukaran gas
2ipoksemia
Ker"a otot-otot pernapasan berat
'oleransi rendah terhadap Konstriksi pembuluh darah respons parasimpatis
Dispne 4roduksi =/*
/tak
4ola napas U efektif Lentilasi alveolus
#uplai darah ke otak
#uplai /* ke otak ?angguan perfusi "aringan
4embentukan mediator kimia!i
4enyempitan lumen bronkus
dara sulit untuk keluar
#aluran napas dan alveolus tertutup
4elepasan asetilkolin
%ronkokonstriksi
2ambatan saluran udara
Cdema
U ter"adi pertukaran gas
'erisi mukus Ckspirasi dan inspirasi
2ipoksemia
4embentukan mediator kimia!i
Ker"a otot-otot pernapasan berat
Konstriksi pembuluh darah
4roduksi =/*
/tak
'oleransi rendah terhadap respons parasimpatis
Dispne
4ola napas U efektif Lentilasi alveolus
#uplai darah ke otak
#uplai /* ke otak ?angguan perfusi "aringan
%ronkus mengeluarkan histamin
Kontraksi otot polos dan kelen"ar "alan napas
%ronkospasme
4embengkakan membran mukosa
nflamasi bronkus
#aluran napas menyempit
Kerusakan sel-sel epitel bronkus
dara distal U bisa diekspirasi
Kurang mendapat ventilasi
Diaforesis
/* ke paru-paru Darah kapiler
%ronkokonstriksi
Lolume residu
2ipoksemia
Ckspirasi dan inspirasi
#ekret bertambah
%ernapas pada volume
/* dalam darah
etabolisme
#ekret kental
?angguan pertukaran gas
'ubuh melakukan hiperventilasi
4engeluaran keringat V
4roduksi sekret
%ronkus mengeluarkan histamin
Kontraksi otot polos dan kelen"ar "alan napas
%ronkospasme
4embengkakan membran mukosa
nflamasi bronkus
#aluran napas menyempit
Kerusakan sel-sel epitel bronkus
dara distal U bisa diekspirasi
Kurang mendapat ventilasi
Diaforesis
/* ke paru-paru Darah kapiler
%ronkokonstriksi
Lolume residu
2ipoksemia
Ckspirasi dan inspirasi
#ekret bertambah
%ernapas pada volume
/* dalam darah
etabolisme
#ekret kental
?angguan pertukaran gas
'ubuh melakukan hiperventilasi
4engeluaran keringat V
4roduksi sekret
Kebutuhan /*
#uplai /* ke "aringan U seimbang
9atigue
ntoleransi aktivitas asalah kepera!atan 2/#4'A@#A#
4era!atan di <#
Anak di <#
/rang tua di <# 4erubahan proses keluarga
Kebutuhan /*
#uplai /* ke "aringan U seimbang
9atigue
ntoleransi aktivitas asalah kepera!atan 2/#4'A@#A#
4era!atan di <#
Anak di <#
/rang tua di <# 4erubahan proses keluarga
M. PERMAINAN ANAK ASMA.
Ada beberapa permainan pada anak dengan asma yang dapat membantu pernapasan, yaitu: 1. 4ermainan kebugaran. Arahkan anak bermain yang bisa membantu pertumbuhan psikomotorik dan menun"ang kesehatannya. @atihan yang dikemas dengan permainan, tak sa"a membuat anak gembira, tetapi "uga dapat meningkatkan sistem pertahanan tubuhnya. 'ak hanya itu, latihan-latihan yang tepat akan mengurangi risiko terkena penyakit "antung atau stroke di kemudian hari. +ika anak punya penyakit tertentu misal asma atau "antung, lebih baik konsultasi lebih dulu dengan dokter tentang porsi latihan atau gerakangerakan ma&am apa yang tak membahayakan anak. #eorang anak dengan kesehatan lemah;&a&at tetap bisa berolahraga, namun intensitas dan "enisnya harus disesuaikan dengan kondisinya. 4ermainan kebugaran atau olahraga dapat membantu anak memperbaiki
M. PERMAINAN ANAK ASMA.
Ada beberapa permainan pada anak dengan asma yang dapat membantu pernapasan, yaitu: 1. 4ermainan kebugaran. Arahkan anak bermain yang bisa membantu pertumbuhan psikomotorik dan menun"ang kesehatannya. @atihan yang dikemas dengan permainan, tak sa"a membuat anak gembira, tetapi "uga dapat meningkatkan sistem pertahanan tubuhnya. 'ak hanya itu, latihan-latihan yang tepat akan mengurangi risiko terkena penyakit "antung atau stroke di kemudian hari. +ika anak punya penyakit tertentu misal asma atau "antung, lebih baik konsultasi lebih dulu dengan dokter tentang porsi latihan atau gerakangerakan ma&am apa yang tak membahayakan anak. #eorang anak dengan kesehatan lemah;&a&at tetap bisa berolahraga, namun intensitas dan "enisnya harus disesuaikan dengan kondisinya. 4ermainan kebugaran atau olahraga dapat membantu anak memperbaiki pernapasan. 'etapi permainan harus sesuai dengan ketentuan setelah berkonsultasi pada dokter. *. %erenang. #ebenarnya berenang "uga sangat baik untuk asma (bisa menghilangkan sesak nafas). %erenang dalam arti benar-benar berenang, bukan hanya berendam. +adi mungkin ini khusus untuk anak yang sudah bisa berenang, karena berenang akan mengembangkan volume paru dan "uga melatih otot-otot pernapasan. Akan lebih bagus lagi kalau berenang di kolam air hangat. >. eniup gasing atau bola-bola kapas di me"a. 4ermainan ini bertu"uan untuk memperpan"ang !aktu ekspirasi dan meningkatkan tekanan eskpirasi saat bernapas.
N. ASUHAN KEPERA+ATAN . P
ENGKAJIAN
a. 4engka"ian fisik. b. 4engka"ian dada dan paru. &. 4engka"ian pernapasan. d.
Adanya atopi dalam anggota keluarga.
e.
%ukti-bukti atopi (mis., eksema, rinitis)
•
%ukti kemungkinan faktor pen&etus.
•
Cpisode sesak napas sebelumnya.
•
engi
•
%atuk
•
Adanya keluhan gatal pada bagian depan leher atau bagian atas punggung.
f. /bservasi adanya manifestasi asma bronkial. •
%atuk: keras, paroksimal, iritatif, dan nonproduktif. en"adi produktif dengan sputum yang banyak, "ernih, kental.
•
'anda-tanda yang berhubungan dengan pernapasan: napas pendek, fase ekspirasi meman"ang, mengi dapat didengar, sering tampak pu&at, telinga merah dan ton"olan pipi kemerahan, bibir ba!ah ber!arna merah tua, gelisah, ketakutan, ekspresi !a"ah &emas, dan berkeringat (mungkin menon"ol) saat serangan berlan"ut.
•
Dada: hiperesonan pada perkusi, suara napas kasar dan keras, mengi sepan"ang lapang paru, eskpirasi meman"ang, krekels.
•
4ada episode ulangan: dada barrel, peningkatan bahu, penggunaan otot pernapasan aksesori, tampilan !a"ah (tulang pipi datar, lingkaran di ba!ah mata, hidung menyempit, gigi atas menon"ol)
g. Ka"i lingkungan untuk adanya kemungkinan faktor alergen.
. DIAGNOSA KEPERA+ATAN
a. 4ola nafas tidak efektif berhubungan dengan dispnea. b. %ersihan "alan napas tidak efektif berhubungan dengan respon alergik, inflamasi bronkus dan produksi sekret yang berlebih. &.
tinggi
kekurangan
volume
&airan
berhubungan
dengan
pengeluaran keringat berlebih dan diaforesis. ".
ntoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan supai dan kebutuhan /*.
k.
berhubungan dengan
hospitalisasi. l.
4erubahan
proses
hospitalisasi anak.
keluarga
berhubungan
dengan
kedaruratan
/. INTER0ENSI No
1.
DIAGNOSA
TUJUAN DAN
INTER0ENSI
KEPERA+ATAN KRITERIA HASIL 4ola nafas tidak #etelah dilakukan 1. Ka"i
efektif berhubungan asuhan dengan dispnea.
kepera!atan
diharapkan
adanya
frekuensi,
ker"a
pernapasan,
nasal.
otot
termasuk
bantu;pelebaran
napas.
Kedalaman
pernapasan bervariasi tergantung dera"at gagal.
*. Auskultasi bunyi napas dan &atat *. %unyi napas menurun;tidak ada
1. enun"ukkan pola napas
efektif
dengan
adanya
bunyi
napas
adentisius,
seperti krekels, mengi.
frekuensi
dalam
napas ke&il.
rentang dan
ob struksi
"alan
napas;kegagalan pernapasan.
paru >. 'inggikan
"elas;bersih.
bila "alan napas obstruksi sekunder terhadap perdarahan, kolaps "alan
kedalaman
normal
meningkat.
upaya
pernapasan,
dan
biasanya
Dispnea dan ter"adi peningkatan
penggunaan
kriteria hasil:
kedalaman 1. Ke&epatan
pernapasan dan ekspansi dada. =atat
perbaikan dalam pola dengan
RASIONAL
kepala
dan
bantu >. Duduk
tinggi
memungkinkan
mengubah posisi. %angunkan pasien
ekspansi paru dan memudahkan
turun tempat tidur dan ambulasi
pernapasan.
sesegera mungkin.
dan
4engubahan
ambulasi
pengisian
posisi
meningkatkan
udara
sehingga
memperbaiki difusi gas. 8. /bservasi pola batuk.
8. Kesulitan bernapas disertai dengan batuk
dapat
meningkatkan
ter"adinya asm bronkial. 5. Dorong;bantu pasien dalam napas 5. Dapat meningkatkan kenyamanan dalam dan latihan batuk. F. %antu
pasien
upaya bernapas. mengatasi F. 4erasaan
takut;ansietas.
takut;ansietas
berhubungan
berat dengan
ketidakmampuan bernapas;ter"adinya dan
dapat
hipoksemia
se&ara
aktual
meningkatkan konsumsi oksigen. E. %erikan oksigen tambahan. *.
%ersihan
"alan #etelah
dilakukan 1. Ka"i
napas tidak efektif asuhan
sekret
pernapasan,
bernapas
menurunkan ker"a napas. &ontoh 1. 4enurunan bunyi napas
dan dapat
kepera!atan
bunyi napas, ke&epatan, irama dan
menun"ukkan atelektasis.
diharapkan
adanya
kedalaman, dan penggunaan otot
mengi
produksi pen&apaian
klirens
aksesori.
sekret;ketidakmampuan
berhubungan dengan
fungsi
E. emaksimalkan
yang "alan
napas,
dengan
menun"ukkan
akumulasi untuk
membersihkan "alan napas yang
memperbaiki difusi gas. 8. /bservasi pola batuk.
8. Kesulitan bernapas disertai dengan batuk
dapat
meningkatkan
ter"adinya asm bronkial. 5. Dorong;bantu pasien dalam napas 5. Dapat meningkatkan kenyamanan dalam dan latihan batuk. F. %antu
pasien
upaya bernapas. mengatasi F. 4erasaan
takut;ansietas.
takut;ansietas
berat
berhubungan
dengan
ketidakmampuan bernapas;ter"adinya dan
dapat
hipoksemia
se&ara
aktual
meningkatkan konsumsi oksigen. E. %erikan oksigen tambahan. *.
%ersihan
"alan #etelah
dilakukan 1. Ka"i
napas tidak efektif asuhan
sekret
berlebih
pernapasan,
bernapas
menurunkan ker"a napas. &ontoh 1. 4enurunan bunyi napas
dan dapat
kepera!atan
bunyi napas, ke&epatan, irama dan
menun"ukkan atelektasis.
diharapkan
adanya
kedalaman, dan penggunaan otot
mengi
produksi pen&apaian
klirens
aksesori.
sekret;ketidakmampuan
berhubungan dengan
fungsi
E. emaksimalkan
yang "alan
napas,
dengan
dapat
1. engeluarkan sekret
otot tanpa
bantuan. *. Anak dengan
mudah
tanpa dispnea.
untuk
menimbulkan aksesori
penggunan
pernapasan
dan
peningkatan ker"a pernapasan. *. =atat
bernapas
akumulasi
membersihkan "alan napas yang
dan kriteria hasil:
inflamasi bronkus.
menun"ukkan
kemampuan
untuk *. 4engeluaran sulit bila sekret sangat
mengeluarkan mukosa;batuk efektif$
tebal.
&atat karakter, "umlah sputum. >. 4ertahankan masukan &airan (B *5 >. 4emasukan ml;hari) ke&uali kontraindikasi.
tinggi
&airan
membantu untuk mengen&erkan sekret,
membuatnya
mudah
dikeluarkan. 8. %erikan pasien posisi semi atau 8. 4osisi membantu memaksimalkan 9o!ler tinggi. %antu pasien untuk
ekspansi paru dan menurunkan
batuk dan latihan napas dalam.
upaya
pernapasan.
Lentilasi
maksimal meningkatkan gerakan sekret ke dalam "alan napas besar untuk dikeluarkan. 5. nstruksikan dan;atau a!asi latihan 5. ntuk meningkatkan pernapasan pernapasan, terkontrol.
dan
pernapasan
diafragmatik yang tepat, ekspansi paru,
dan
perbaikan
mobilitas
berlebih
dan kriteria hasil:
inflamasi bronkus.
dapat
1. engeluarkan sekret
otot tanpa
bantuan. *. Anak dengan
mudah
tanpa dispnea.
aksesori
penggunan
pernapasan
dan
peningkatan ker"a pernapasan. *. =atat
bernapas
menimbulkan
kemampuan
untuk *. 4engeluaran sulit bila sekret sangat
mengeluarkan mukosa;batuk efektif$
tebal.
&atat karakter, "umlah sputum. >. 4ertahankan masukan &airan (B *5 >. 4emasukan ml;hari) ke&uali kontraindikasi.
tinggi
&airan
membantu untuk mengen&erkan sekret,
membuatnya
mudah
dikeluarkan. 8. %erikan pasien posisi semi atau 8. 4osisi membantu memaksimalkan 9o!ler tinggi. %antu pasien untuk
ekspansi paru dan menurunkan
batuk dan latihan napas dalam.
upaya
pernapasan.
Lentilasi
maksimal meningkatkan gerakan sekret ke dalam "alan napas besar untuk dikeluarkan. 5. nstruksikan dan;atau a!asi latihan 5. ntuk meningkatkan pernapasan pernapasan,
dan
pernapasan
terkontrol.
diafragmatik yang tepat, ekspansi paru,
dan
perbaikan
mobilitas
dinding dada. F. ?unakan
tehnik
bermain
untuk F. ntuk
memperpan"ang
latihan pernapasan pada anak ke&il
ekspirasi
dan
(mis., meniup gasing atau bola-bola
tekanan ekspirasi.
!aktu
meningkatkan
kapas di me"a) E. An"urkan anak untuk berenang.
E. Karena anak menghirup
udara
yang lembab sehingga men&egah pengerongan >.
tinggi #etelah
asfiksia
asuhan
berhubungan
diharapkan
dengan
kepera!atan *. %erikan bronkodilator aerosol dan *. ntuk
sekresi mengalami penghentian
mukus dan edema.
kortikosteroid oral atau L sesuai
1. Anak dengan
dengan
&ermat
•
lebih
4an tau
dengan
sebelum,
mudah. *. Anak tidak asfiksia.
bronkospasme.
infus >. ntuk keefektifan maksimum dan
aminofilin L atau teofilin oral. bernapas
menghilangkan
ketentuan.
bronkospasme, dengan >. 4antau kriteria hasil:
mukosa
dan membantu pengen&eran sekret. 1. ntuk pemberian obat dan hidrasi.
dilakukan 1. %erikan infus intravena.
pasien
membran
selama,
k etat dan
efek samping minimum. ''L
setelah
pemberian. •
4antau aminofilin serum atau
dinding dada. F. ?unakan
tehnik
bermain
untuk F. ntuk
memperpan"ang
latihan pernapasan pada anak ke&il
ekspirasi
dan
(mis., meniup gasing atau bola-bola
tekanan ekspirasi.
!aktu
meningkatkan
kapas di me"a) E. An"urkan anak untuk berenang.
E. Karena anak menghirup
udara
yang lembab sehingga men&egah pengerongan >.
tinggi #etelah
asfiksia
asuhan
berhubungan
diharapkan
dengan
kepera!atan *. %erikan bronkodilator aerosol dan *. ntuk pasien
kortikosteroid oral atau L sesuai
1. Anak
dengan
&ermat
dengan
bronkospasme.
infus >. ntuk keefektifan maksimum dan
aminofilin L atau teofilin oral. bernapas
menghilangkan
ketentuan.
bronkospasme, dengan >. 4antau kriteria hasil:
mukosa
dan membantu pengen&eran sekret. 1. ntuk pemberian obat dan hidrasi.
dilakukan 1. %erikan infus intravena.
sekresi mengalami penghentian
mukus dan edema.
membran
•
lebih
4an tau
dengan
sebelum,
mudah.
k etat
selama,
dan
efek samping minimum. ''L
setelah
pemberian.
*. Anak tidak asfiksia.
>. Anak
•
tidak
menun"ukkan
4antau aminofilin serum atau
kadar teofilin. •
toksisitas teofilin.
/bservasi efek samping teofilin$ mual,
sakit
kepala,
rangsang,
peka
insomnia,
hiperaktifitas. •
/bservasi toksisitas
adanya
tanda-tanda
teofilin$
mual,
takikardia, peka rangsang (bila kadar lebih dari * mg;ml), dan ke"ang serta disritmia (bila kadar lebih dari > mg;ml) •
a!an&arai oarang tua untuk menentukan obat yang diberikan sebelum
masuk
rumak
sakit
untuk menghindari kemungkinan over dosis. 8. #ediakan alat dan obat kedaruratan. 8.
tinggi #etelah
8. ntuk
men&egah
tindakan. dilakukan 1. 4antau frekuensi, kedalaman dan 1. 2ipoventilasi
dan
keterlambatan hipoksemia
>. Anak
tidak
menun"ukkan
kadar teofilin. •
toksisitas teofilin.
/bservasi efek samping teofilin$ mual,
sakit
kepala,
rangsang,
peka
insomnia,
hiperaktifitas. •
/bservasi
adanya
toksisitas
tanda-tanda
teofilin$
mual,
takikardia, peka rangsang (bila kadar lebih dari * mg;ml), dan ke"ang serta disritmia (bila kadar lebih dari > mg;ml) •
a!an&arai oarang tua untuk menentukan obat yang diberikan sebelum
masuk
rumak
sakit
untuk menghindari kemungkinan over dosis. 8. #ediakan alat dan obat kedaruratan. 8.
tinggi #etelah
asidosis respiratorik asuhan berhubungan
=/*, hipoksemia.
men&egah
tindakan. dilakukan 1. 4antau frekuensi, kedalaman dan 1. 2ipoventilasi
kepera!atan
diharapkan pasien tidak
dengan peningkatan mengalami
8. ntuk
upaya pernapasan. 4erhatikan hasil
penyerta
nadi oksimetri.
distres;gagal
asidosis,
keterlambatan
dan
hipoksemia
menimbulkan pernapasan .
4enggunaan nadi oksimetri dapat
dengan kriteria hasil:
mengidentifikasi
1. Anak
hipoksia;respon
tidak
kelan"utan terhadap
terapi
menun"ukkan bukti-
sebelum tanda lain atau ge"ala di
bukti
observasi.
respiratorik.
asidosis *. Auskultasi bunyi napas
*. engidentifikasi
penurunan
ventilasi;obstruksi "alan napas dan kebutuhan;keefektifan terapi. >. Ka"i terhadap penurunan tingkat >. 'anda-tanda status asidotik berat, kesadaran.
yang
memerlukan
perhatian
segara. #ensorium "ernih dengan perlahan karena ini memerlukan !aktu lama untuk ion hidrogen bersih dari =##. 8. 4erhatikan
!arna,
kelembaban kulit.
suhu,
dan 8. Diaforesis,
pu&at,
kulit
dingin;lembab berkenaan dengan hipoksemia.
asidosis respiratorik asuhan berhubungan
kepera!atan
diharapkan pasien tidak
dengan peningkatan mengalami =/*, hipoksemia.
upaya pernapasan. 4erhatikan hasil
penyerta
nadi oksimetri.
distres;gagal
asidosis,
menimbulkan pernapasan .
4enggunaan nadi oksimetri dapat
dengan kriteria hasil:
mengidentifikasi
1. Anak
hipoksia;respon
tidak
kelan"utan terhadap
terapi
menun"ukkan bukti-
sebelum tanda lain atau ge"ala di
bukti
observasi.
asidosis
respiratorik.
*. Auskultasi bunyi napas
*. engidentifikasi
penurunan
ventilasi;obstruksi "alan napas dan kebutuhan;keefektifan terapi. >. Ka"i terhadap penurunan tingkat >. 'anda-tanda status asidotik berat, kesadaran.
yang
memerlukan
perhatian
segara. #ensorium "ernih dengan perlahan karena ini memerlukan !aktu lama untuk ion hidrogen bersih dari =##. 8. 4erhatikan
!arna,
suhu,
dan 8. Diaforesis,
kelembaban kulit.
pu&at,
kulit
dingin;lembab berkenaan dengan hipoksemia.
5. %antu
atau
membalikkan,
dorong batuk,
dan
dengan 5. 'indakan napas
ini
memperbaiki
ventilasi dan me&egah obstruksi
dalam. 'empatkan pada posisi semi
"alan
fo!ler. 4enghisapan perlu. %erikan
difusi;perfusi alveolar.
tambahan
"alan
napas
napas
atau
penurunan
sesuai
indikasi. F. 4antau p2 darah dengan &ermat.
F. Karena p2 yang kurang dari E,*5 dapat
merusak
aliran
darah
sistemik, pulmonal, dan koroner, dan p2 normal meningkatkan efek bronkodilator. E. %erikan natrium bikarbonat sesuai E. ntuk ketentuan. . 4ertahankan infus L.
men&egah
atau
memperbaiki asidosis. . ntuk
memberikan
obat-obat
darurat dan men&egah dehidrasi. 6. =egah muntah dan dehidrasi lan"ut.
6. 4ada
a!alnya
anak
akan
mengalami alkalosis, tetapi bila 5.
tinggi #etelah
dilakukan 1. 4antau tekanan darah.
muntah men"adi tidak terkontrol. 1. Dilatasi arteriol;penurunan
5. %antu
atau
dorong
membalikkan,
batuk,
dengan 5. 'indakan
dan
napas
ini
memperbaiki
ventilasi dan me&egah obstruksi
dalam. 'empatkan pada posisi semi
"alan
fo!ler. 4enghisapan perlu. %erikan
difusi;perfusi alveolar.
tambahan
"alan
napas
napas
atau
penurunan
sesuai
indikasi. F. 4antau p2 darah dengan &ermat.
F. Karena p2 yang kurang dari E,*5 dapat
merusak
aliran
darah
sistemik, pulmonal, dan koroner, dan p2 normal meningkatkan efek bronkodilator. E. %erikan natrium bikarbonat sesuai E. ntuk ketentuan.
men&egah
atau
memperbaiki asidosis.
. 4ertahankan infus L.
. ntuk
memberikan
obat-obat
darurat dan men&egah dehidrasi. 6. =egah muntah dan dehidrasi lan"ut.
6. 4ada
a!alnya
anak
akan
mengalami alkalosis, tetapi bila 5.
asidosis
tinggi #etelah
metabolik asuhan
muntah men"adi tidak terkontrol. 1. Dilatasi arteriol;penurunan
dilakukan 1. 4antau tekanan darah.
kepera!atan
berhubungan
diharapkan pasien tidak
dengan hipoksemia.
mengalami
kontraktilitas "antung, dan ter"adi hipovolemia mengakibatkan syok.
asidosis, *. Ka"i
tingkat
kesadaran
dengan kriteria hasil:
perhatikan
1. Anak
pada status neuromuskular, misal
paralisis
kekuatan, tonus, gerakan.
karena hipoksia, hiperkalimia.
tidak
menun"ukan bukti bukti metabolik.
kema"uan
dan *. enurunkan fungsi mental, ka&au
perubahan
mental,
ke"ang, flaksid
asidosisi >. %erikan ke!aspadan ke"ang;koma, >. elindungi
kelemahan, dapat
pasien dari &idera
misal tempat tidur posisi rendah,
akibat
penggunaan
mental;ka&au mental.
pagar
tempat
tidur,
ter"adi
dari
penurunan
observasi sering. 8. /bsevasi
terhadap
pengembangan
perubahan 8. Depresi pernapasan,
frekuensi, dan kedalaman.
pernapasan
sementara
mungkin akibat dari perbaikan kelebihan
terhadap
asidosis
metabolik
dengan
natrium
bikarbonat. 5. Ka"i suhu kulit, !arna, pengisian 5. engevaluasi kapiler.
sirkulasi,
perfusi "aringan, efek hipotensi.
F. Auskultasi bising usus, ulur lingkar F. 4ada abdomen sesuai indikasi.
status
adanya
hiperkalemia
penyerta, distres ? dapat ter"adi.
asidosis
metabolik asuhan
kepera!atan
berhubungan
diharapkan pasien tidak
dengan hipoksemia.
mengalami
kontraktilitas "antung, dan ter"adi hipovolemia mengakibatkan syok.
asidosis, *. Ka"i
tingkat
kesadaran
dengan kriteria hasil:
perhatikan
1. Anak
pada status neuromuskular, misal
paralisis
kekuatan, tonus, gerakan.
karena hipoksia, hiperkalimia.
tidak
menun"ukan bukti bukti
kema"uan
dan *. enurunkan fungsi mental, ka&au
perubahan
mental,
ke"ang, flaksid
asidosisi >. %erikan ke!aspadan ke"ang;koma, >. elindungi
metabolik.
kelemahan, dapat
pasien dari &idera
misal tempat tidur posisi rendah,
akibat
penggunaan
mental;ka&au mental.
pagar
tempat
tidur,
ter"adi
dari
penurunan
observasi sering. 8. /bsevasi
terhadap
pengembangan
perubahan 8. Depresi pernapasan,
frekuensi, dan kedalaman.
pernapasan
sementara
mungkin akibat dari perbaikan kelebihan
terhadap
asidosis
metabolik
dengan
natrium
bikarbonat. 5. Ka"i suhu kulit, !arna, pengisian 5. engevaluasi kapiler.
status
sirkulasi,
perfusi "aringan, efek hipotensi.
F. Auskultasi bising usus, ulur lingkar F. 4ada abdomen sesuai indikasi.
adanya
hiperkalemia
penyerta, distres ? dapat ter"adi.
E. %erikan natrium bikarbonat sesuai E. emperbaiki indikasi.
bikarbonat, dengan
kekurangan tetapi
digunakan
ke!aspadaan
untuk
memperbaiki asidosis berat (p2 kurang dari E,*) karena natrium bikarbonat F.
?angguan
perfusi #etelah
dilakukan 1. Auskultasi
"aringan
asuhan
kepera!atan
berhubungan
diharapkan
pasien
"antung.
frekuensi
=atat
dan
ter"adinya
darah
penurunan /* ke otak.
dan peningkatan
menyebabkan
alkalosis metabolik rebound. irama 1. 'akikardia sebagai akibat bunyi
"antung ekstra.
dengan penghentian menun"ukan aliran
dapat
hipoksemia dan kompensasi upaya peningkatan
aliran
darah
dan
perfusi "aringan. ?angguan irama perfusi
berhubungan dengan hipoksemia,
se&ara
ketidakseimbangan
elektrolit,
individual, misal status
dan;atau
regangan
mental
"antung
suplai sesuai
biasa;normal,
peningkatan kanan.
%unyi
"antung
dengan kriteria hasil:
ekstra, misal #> dan # 8 terlihat
1. empertahankan
sebagai
tingkat biasa
kesadaran atau *. /bservasi perubahan status mental.
peningkatan
ker"a
"antung;ter"adinya dekompensasi. *. ?elisah,
bingung,
disorientasi,
E. %erikan natrium bikarbonat sesuai E. emperbaiki indikasi.
bikarbonat, dengan
kekurangan tetapi
digunakan
ke!aspadaan
untuk
memperbaiki asidosis berat (p2 kurang dari E,*) karena natrium bikarbonat F.
?angguan
perfusi #etelah
dilakukan 1. Auskultasi
"aringan
asuhan
kepera!atan
berhubungan
diharapkan
pasien
"antung.
frekuensi
=atat
dan
ter"adinya
darah
penurunan /* ke otak.
dan peningkatan
menyebabkan
alkalosis metabolik rebound. irama 1. 'akikardia sebagai akibat bunyi
"antung ekstra.
hipoksemia dan kompensasi upaya peningkatan
dengan penghentian menun"ukan aliran
dapat
aliran
darah
dan
perfusi "aringan. ?angguan irama perfusi
berhubungan dengan hipoksemia,
se&ara
ketidakseimbangan
elektrolit,
individual, misal status
dan;atau
regangan
mental
"antung
suplai sesuai
biasa;normal,
peningkatan kanan.
%unyi
"antung
dengan kriteria hasil:
ekstra, misal #> dan # 8 terlihat
1. empertahankan
sebagai
tingkat biasa
kesadaran
peningkatan
ker"a
"antung;ter"adinya dekompensasi.
atau *. /bservasi perubahan status mental.
*. ?elisah,
bingung,
perbaikan, kognisi,
dan;atau
dan
sensori;motorik
fungsi
motorik;sensori.
disorientasi,
perubahan
menun"ukkan darah,
dapat gangguan
hipoksia,
atau
aliran &idera
vaskuler &erebral (=#L) sebagai akibat emboli sistemik. >. /bservasi
!arna
kulit;membran mukosa.
dan
suhu >. Kulit pu&at atau sianosis, kuku, membran bibir;lidah$ atau dingin, kulit
bu ruk
men un"ukkan
vasokonstriksi perifer (syok) dan atau
gangguan
aliran
darah
sistemik. 8. %erikan &airan L;per oral sesuai 8. 4eningkatan indikasi.
&airan
diperlukan
untuk menurunkan hiperviskositas darah
(potensial
pembentukan
trombus) atau mendukung volume sirkulasi;perfusi "aringan. E.
?angguan
#etelah
dilakukan 1. /bservasi !arna kulit, membran 1. #ianosis
kuku
menun"ukkan
perbaikan, kognisi,
dan;atau
dan
sensori;motorik
fungsi
motorik;sensori.
perubahan
menun"ukkan darah,
dapat gangguan
hipoksia,
aliran
atau
&idera
vaskuler &erebral (=#L) sebagai akibat emboli sistemik. >. /bservasi
!arna
dan
suhu >. Kulit pu&at atau sianosis, kuku,
kulit;membran mukosa.
membran bibir;lidah$ atau dingin, kulit
bu ruk
men un"ukkan
vasokonstriksi perifer (syok) dan atau
gangguan
aliran
darah
sistemik. 8. %erikan &airan L;per oral sesuai 8. 4eningkatan indikasi.
&airan
diperlukan
untuk menurunkan hiperviskositas darah
(potensial
pembentukan
trombus) atau mendukung volume sirkulasi;perfusi "aringan. E.
?angguan
#etelah
pertukaran
gas asuhan
berhubungan dengan "alan
dilakukan 1. /bservasi !arna kulit, membran 1. #ianosis
menun"ukkan
kepera!atan
mukosa, dan kuku, &atat adanya
vasokonstriksi atau respons tubuh
pasien
sionosis perifer (kuku) atau sianosis
terhadap
sentral (sirkumoral).
amun
diharapkan
obstruksi menun"ukkan ventilasi napas
kuku
dan adekuat,
dengan
demam;menggigil. sianosis
daun
telinga,
membran mukosa, dan kulit sekitar
peningkatan
kriteria hasil:
mulut
volume residu.
1. enun"ukkaan
menun"ukkan hipoksemia sistemik.
perbaikan;tidak adanya
*. Demam
ge"ala *. A!asi suhu tubuh, sesuai indikasi.
distres pernapasan.
(membran
hangat)
tinggi
meningkatkan
sangat kebutuhan
%antu tindakan kenyamanan untuk
metabolik dan kebutuhan oksigen
menurunkan demam dan menggigil.
dan
mengganggu
oksigenasi
selular. > . en&eg ah >. 4ertahankan istirahat tidur. Dorong menggunakan tehnik releksasi dan aktivitas senggang.
mengubah posisi, napas dalam, dan batuk efektif. terapi
lelah
dan
menurunkan kebutuhan;konsumsi oksigen. 8. eningkatkan inspirasi maksimal,
8. 'inggikan kepala dan dorong sering
5. %erikan
terlalu
meningkatkan pengeluaran sekret untuk memperbaiki ventilasi. 5. 'u"uan
oksigen
dengan
terapi
oksigen
adalah
mempertahankan 4a/* di atas F
pertukaran
gas asuhan
berhubungan dengan "alan
kepera!atan
mukosa, dan kuku, &atat adanya
vasokonstriksi atau respons tubuh
pasien
sionosis perifer (kuku) atau sianosis
terhadap
sentral (sirkumoral).
amun
diharapkan
obstruksi menun"ukkan ventilasi napas
dan adekuat,
dengan
demam;menggigil. sianosis
daun
telinga,
membran mukosa, dan kulit sekitar
peningkatan
kriteria hasil:
mulut
volume residu.
1. enun"ukkaan
menun"ukkan hipoksemia sistemik.
perbaikan;tidak adanya
*. Demam
ge"ala *. A!asi suhu tubuh, sesuai indikasi.
distres pernapasan.
(membran
hangat)
tinggi
meningkatkan
sangat kebutuhan
%antu tindakan kenyamanan untuk
metabolik dan kebutuhan oksigen
menurunkan demam dan menggigil.
dan
mengganggu
oksigenasi
selular. > . en&eg ah >. 4ertahankan istirahat tidur. Dorong menggunakan tehnik releksasi dan aktivitas senggang.
mengubah posisi, napas dalam, dan batuk efektif.
dan
menurunkan kebutuhan;konsumsi oksigen.
meningkatkan pengeluaran sekret untuk memperbaiki ventilasi. 5. 'u"uan
terapi
lelah
8. eningkatkan inspirasi maksimal,
8. 'inggikan kepala dan dorong sering
5. %erikan
terlalu
oksigen
terapi
oksigen
adalah
dengan
mempertahankan 4a/* di atas F
benar, misal dengan nasal, masker,
mm2g. /ksigen diberikan dengan
masker venturi.
metode
yang
memberikan
pengiriman tepat dalam toleransi .
asuhan
respiratorik berhubungan dengan =/*.
pasien. dilakukan 1. 4antau frekuensi, kedalaman, dan 1. engidentifikasi perubahan dari
tinggi #etelah
kepera!atan
upaya pernapasan, misal ansietas,
pola
diharapkan pasien tidak
nyeri,
mempengaruhi pilihan intervensi.
mengalami
ventilator.
alkalosis,
penurunan dengan kriteria hasil: 1. Anak menun"ukkan tanda-tanda
tidak
ketidaktepatan
penyusunan
pernapasan
biasanya
dan
*. Ka"i tingkat kesadaran dan &atat *. 4enurunan mental, dan tetani atau status
neuromuskular,
misal
ke"ang dapat ter"adi.
kekuatan, tonus, refleks, dan sensasi. >. Demonstrasikan pola napas tepat >. enurunkan frekuensi pernapasan
alkalosis
dan
tin"au
ulang;bantu
dengan
respiratorik.
pengobatan yang dipesankan, misal
akan meningkatkan kadar =/*.
masker;kantung rebreathing. 8. %erikan dukungan dengan &ara dan 8. Dapat suara tenang.
membantu
meyakinkan
kembali dan menenangkan pasien agitasi,
karenanya
membantu
dalam
menurunkan
frekuensi
benar, misal dengan nasal, masker,
mm2g. /ksigen diberikan dengan
masker venturi.
metode
yang
memberikan
pengiriman tepat dalam toleransi .
tinggi #etelah
alkalosis
asuhan
respiratorik berhubungan dengan
pasien. dilakukan 1. 4antau frekuensi, kedalaman, dan 1. engidentifikasi perubahan dari kepera!atan
upaya pernapasan, misal ansietas,
pola
diharapkan pasien tidak
nyeri,
mempengaruhi pilihan intervensi.
mengalami
ventilator.
alkalosis,
penurunan dengan kriteria hasil:
=/*.
1. Anak
tidak
menun"ukkan
ketidaktepatan
penyusunan
pernapasan
biasanya
dan
*. Ka"i tingkat kesadaran dan &atat *. 4enurunan mental, dan tetani atau status
neuromuskular,
misal
ke"ang dapat ter"adi.
kekuatan, tonus, refleks, dan sensasi.
tanda-tanda
>. Demonstrasikan pola napas tepat >. enurunkan frekuensi pernapasan
alkalosis
dan
tin"au
ulang;bantu
dengan
respiratorik.
pengobatan yang dipesankan, misal
akan meningkatkan kadar =/*.
masker;kantung rebreathing. 8. %erikan dukungan dengan &ara dan 8. Dapat suara tenang.
6.
kepera!atan
meyakinkan
kembali dan menenangkan pasien agitasi,
karenanya
membantu
dalam
menurunkan
frekuensi
pernapasan. dilakukan 1. 4ertahankan infus intravena pada 1. Karena terapi
tinggi #etelah
kekurangan volume asuhan
membantu
frekuensi yang tepat.
mengen&erkan
&airan
akan
sekresi
(L
&airan berhubungan diharapkan
pasien
biasanya dialirkan W sampai X
dengan pengeluaran menun"ukkan
hidrasi
dari
keringat
berlebih yang adekuat, dengan
dan diaforesis.
pemeliharaan ke&uali
ter"adi
dehidrasi
"ika untuk
kriteria hasil:
meminimalkan resiko edema paru
1. Anak menun"ukkan
karena
hidrasi adekuat.
yang
tekanan
inspirasi
yang
tinggi) *. Dorong &airan oral: •
%erikan
&airan
pernapasan
bila akut
distres
•
ntuk mengurangi resiko aspirasi.
•
Karena dapat men&etuskan refleks
sudah
berkurang. •
2indari &airan dingin.
bronkospasme. •
%erikan &airan (dan makanan) dalam "umlah sedikit dan sering.
•
ntuk
menghindari
abdomen mempengaruhi diafragmatik.
yang
distensi dapat
pengembangan
6.
pernapasan. dilakukan 1. 4ertahankan infus intravena pada 1. Karena terapi
tinggi #etelah
kekurangan volume asuhan
kepera!atan
frekuensi yang tepat.
mengen&erkan
&airan
akan
sekresi
(L
&airan berhubungan diharapkan
pasien
biasanya dialirkan W sampai X
dengan pengeluaran menun"ukkan
hidrasi
dari
keringat
berlebih yang adekuat, dengan
dan diaforesis.
pemeliharaan ke&uali
ter"adi
dehidrasi
"ika untuk
kriteria hasil:
meminimalkan resiko edema paru
1. Anak menun"ukkan
karena
hidrasi
yang
adekuat.
tekanan
inspirasi
yang
tinggi) *. Dorong &airan oral: •
%erikan
&airan
pernapasan
bila akut
distres
•
ntuk mengurangi resiko aspirasi.
•
Karena dapat men&etuskan refleks
sudah
berkurang. •
2indari &airan dingin.
bronkospasme. •
%erikan &airan (dan makanan)
•
dalam "umlah sedikit dan sering.
ntuk
menghindari
abdomen
yang
mempengaruhi
distensi dapat
pengembangan
diafragmatik.
•
?unakan tehnik bermain yang
•
ntuk mendorong masukan &airan.
sesuai dengan usia anak. >. kur masukan dan keluaran &airan.
>. ntuk mengetahui keseimbangan (penurunan
dan
peningkatan)
&airan. 8. 4erbaiki dehidrasi dengan perlahan.
8. Karena hidrasi berlebihan dapat meningkatkan paru
1.
ntoleransi aktivitas #etelah asuhan
dengan
diharapkan
ketidakseimbangan
mendapat istirahat yang
kebutuhan /*.
kepera!atan
kondisi dan kemampuan anak.
pasien *. %eri
dan optimal, dengan kriteria hasil: 1. Anak
insterstisial,
menimbulkan
peningkatan obstruksi "alan napas. dilakukan 1. Dorong aktivitas yang sesuai dengan 1. ntuk meminimalkan kelelahan
berhubungan
supai
akumulasi &airan
kesemp atan
untuk
istirahat, dan aktivitas tenang.
pada anak. tidur, *. 'irah baring dipertahankan selama fase
akut
untuk
menurunkan
kebutuhan metabolik, menghambat energi
untuk
penyembuhan.
melakuk an
4embatasan aktivitas ditentukan
aktivitas yang tepat.
dengan respons individual pasien
*. Anak tampak segar.
terhadap aktivitas dan perbaikan kegagalan pernapasan.
•
?unakan tehnik bermain yang
•
ntuk mendorong masukan &airan.
sesuai dengan usia anak. >. kur masukan dan keluaran &airan.
>. ntuk mengetahui keseimbangan (penurunan
dan
peningkatan)
&airan. 8. 4erbaiki dehidrasi dengan perlahan.
8. Karena hidrasi berlebihan dapat meningkatkan paru
1.
berhubungan
asuhan
dengan
diharapkan
ketidakseimbangan
mendapat istirahat yang
kepera!atan
kondisi dan kemampuan anak.
pasien *. %eri
kesemp atan
untuk
tidur, *. 'irah baring dipertahankan selama
istirahat, dan aktivitas tenang.
fase
akut
untuk
menurunkan
kebutuhan metabolik, menghambat
hasil: 1. Anak
menimbulkan
pada anak.
dan optimal, dengan kriteria
kebutuhan /*.
insterstisial,
peningkatan obstruksi "alan napas. dilakukan 1. Dorong aktivitas yang sesuai dengan 1. ntuk meminimalkan kelelahan
ntoleransi aktivitas #etelah
supai
akumulasi &airan
energi
untuk
penyembuhan.
melakuk an
4embatasan aktivitas ditentukan
aktivitas yang tepat.
dengan respons individual pasien
*. Anak tampak segar.
terhadap aktivitas dan perbaikan kegagalan pernapasan.
>. Cvaluasi respons pasien terhadap >. enetapkan aktivitas.
=atat laporan
peningkatan
dispnea,
kelemahan;kelelahan
kemampuan
atau
pasien
dan
kebutuhan
memudahkan pilihan intervensi.
dan perubahan tanda vital selama dan setelah aktivitas. 8. %antu aktivitas pera!atan diri yang 8. eminimalkan diperlukan.
%erikan
kema"uan
peningkatan aktivitas selama fase 11.
dan
membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.
penyembuhan. dilakukan 1. An"urkan orang tua untuk sekamar 1. 2al ini akan memberikan rasa
tinggi #etelah tumbuh asuhan
kelelahan
kepera!atan
dengan anak "ika mungkin.
nyaman dan aman pada anak
kembang
diharapkan
anak *. A"arkan orang tua untuk membiarkan * . erupakan
berhubungan
men&apai
dengan
kembang yang sesuai
potesnya
seperti:
hospitalisasi.
dengan
menendang,
menggigit, dan lain-
tumbuh
usia
perkembangan dengan kriteria hasil: 1. Anak menun"ukkan kenyamanan.
anak
mengekspresikan
perasaan menangis,
perasaan
bentuk anak
hospitalisasi
ek spresi
karena
dan
proses
berada
pada
lingkungan yang baru.
lainnya. >. A"arkan orang tua untuk meneima >. erupakan reaksi karena pengaruh perilaku agresif. #eperti: tidak aktif,
penyakit
dan
proses
adaptasi
sedih, depresi, tidak tetarik pada
terhadap ligkungan yang baru.
>. Cvaluasi respons pasien terhadap >. enetapkan aktivitas.
=atat laporan
peningkatan
dispnea,
kelemahan;kelelahan
kemampuan
atau
pasien
dan
kebutuhan
memudahkan pilihan intervensi.
dan perubahan tanda vital selama dan setelah aktivitas. 8. %antu aktivitas pera!atan diri yang 8. eminimalkan diperlukan.
%erikan
kema"uan
peningkatan aktivitas selama fase 11.
dan
membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.
penyembuhan. dilakukan 1. An"urkan orang tua untuk sekamar 1. 2al ini akan memberikan rasa
tinggi #etelah tumbuh asuhan
kelelahan
kepera!atan
dengan anak "ika mungkin.
nyaman dan aman pada anak
kembang
diharapkan
anak *. A"arkan orang tua untuk membiarkan * . erupakan
berhubungan
men&apai
dengan
kembang yang sesuai
potesnya
seperti:
hospitalisasi.
dengan
menendang,
menggigit, dan lain-
tumbuh
usia
perkembangan dengan kriteria hasil:
anak
mengekspresikan
perasaan menangis,
perasaan
bentuk anak
hospitalisasi
ek spresi
karena
dan
proses
berada
pada
lingkungan yang baru.
lainnya. >. A"arkan orang tua untuk meneima >. erupakan reaksi karena pengaruh
1. Anak menun"ukkan kenyamanan.
*. Anak
tidak
perilaku agresif. #eperti: tidak aktif,
penyakit
dan
proses
adaptasi
sedih, depresi, tidak tetarik pada
terhadap ligkungan yang baru.
lingkungan tanpa komentar.
menun"ukkan tanda- 8. An"urkan orang tua untuk mendorong 8. ntuk mengurangi perasaan stres tanda distres fisik. >. Anak
tidak
menun"ukkan yan g
minimal. 4erubahan
asuhan
berhubungan
diharapkan
dengan kedaruratan (keluarga) hospitalisasi anak.
tentang
orang
memba!akan
kepera!atan
mendapatkan
pasien
kondisi anak.
mengalami *. Dorong ansietas,
dengan kriteria hasil: 1. Keluarga
perasaan,
anak
tua
obyek-obyek rasa
untuk
yang
nyaman, tua
informasi
bersama
proses
dapat mengeksplorasi perasaannya sesuai dengan usia perkembangan.
tetap 1. ntuk memberikan ke"elasan dan tentang
pengetahuan kepada orang tua.
mengekspresikan *. nformasi
khususnya
tentang
membantu
untuk
meren&anakan intervensi.
keparahan kondisi dan prognosis.
mungkin bersama anak.
keka!atiran menghasihkan
karena
untuk 5. Agar anak merasa nyaman dan
>. %iarkan orang tua untuk sebanyak >. embantu
mengungkapkan
!aktu
pada
hospitalisasi.
misalnya mainan. dilakukan 1. +aga agar orang
penurunan
anggota
keluarganya.
menimbulakan
proses #etelah
keluarga
ber&erita
5. An"urkan
emosional
1*.
anak
dalam
konsep
kepera!atan yang berpusat pada keluarga.
8. 'un"ukkan perbaikan.
adanya
bukti-bukti 8. ntuk mendorong perilaku koping yang positif.
*. Anak
tidak
lingkungan tanpa komentar.
menun"ukkan tanda- 8. An"urkan orang tua untuk mendorong 8. ntuk mengurangi perasaan stres tanda distres fisik. >. Anak
tidak
menun"ukkan yan g
minimal. 4erubahan
asuhan
berhubungan
diharapkan
orang
memba!akan
mendapatkan
pasien
kondisi anak.
mengalami *. Dorong ansietas,
dengan kriteria hasil: 1. Keluarga
anak
tua
obyek-obyek rasa
perasaan,
nyaman, tua
informasi
untuk
yang
proses
dapat mengeksplorasi perasaannya sesuai dengan usia perkembangan.
tetap 1. ntuk memberikan ke"elasan dan tentang
pengetahuan kepada orang tua.
mengekspresikan *. nformasi
khususnya
tentang
membantu
untuk
meren&anakan intervensi.
keparahan kondisi dan prognosis.
mungkin bersama anak.
dalam
konsep
kepera!atan yang berpusat pada
keka!atiran
keluarga.
menghasihkan
8. 'un"ukkan
bersama
anak. *. Keluarga
karena
untuk 5. Agar anak merasa nyaman dan
>. %iarkan orang tua untuk sebanyak >. embantu
mengungkapkan
!aktu
pada
hospitalisasi.
kepera!atan
penurunan
anggota
keluarganya.
misalnya mainan. dilakukan 1. +aga agar orang
dengan kedaruratan (keluarga) hospitalisasi anak.
tentang
menimbulakan
proses #etelah
keluarga
ber&erita
5. An"urkan
emosional
1*.
anak
adanya
perbaikan.
yang positif.
5. %ila;"ika tidak
menun"ukkan tanda-tanda distres.
bukti-bukti 8. ntuk mendorong perilaku koping
tindakan
mungkin, dan
"ad!alkan 5. emper&epat penyembuhan atau
pera!atan
sesuai
hospitalisasi pada anak.
rutinitas anak. F. Kurangi stimulasi sensori dengan F. emberikan
kenyamanan
pada
mempertahankan lingkungan yang
anak mendorong perilaku koping
tenang dan rileks.
yang positif.
E. Demonstrasikan penggunaan penanganan
dan
an"urkan E. embantu mengarahkan perhatian ketrampilan
stres,
seperti
releksasi,latihan bernapas.
tehnik
terhadap vitalitas sendiri untuk meningkatkan kemampuan koping anak.
anak. *. Keluarga
5. %ila;"ika tidak
menun"ukkan tanda-tanda distres.
tindakan
mungkin, dan
"ad!alkan 5. emper&epat penyembuhan atau
pera!atan
sesuai
hospitalisasi pada anak.
rutinitas anak. F. Kurangi stimulasi sensori dengan F. emberikan
kenyamanan
pada
mempertahankan lingkungan yang
anak mendorong perilaku koping
tenang dan rileks.
yang positif.
E. Demonstrasikan penggunaan penanganan
dan
an"urkan E. embantu mengarahkan perhatian ketrampilan
stres,
seperti
releksasi,latihan bernapas.
tehnik
terhadap vitalitas sendiri untuk meningkatkan kemampuan koping anak.
BAB III PENUTUP
A. Ke'#($&la
Asma adalah penyakit paru dengan &iri khas yakni saluran napas dengan mudah bereaksi terhadap rangsangan atau pen&etus dengan manifestasi berupa serangan asma. #erangan asma berupa sesak napas ekspirator yang paroksismal berulang-ulang dengan mengi (!hee0ing) dan batuk yang akibat konstriksi atau spasme otot bronkus, inflamasi mukosa bronkus, dan produksi lendir kental tyang berlebihan. Asma merupakan penyakit keturunan. Asma adalah suatu penyakit kompleks yang menyangkut berbagai tingkat faktor biokimia, autonom, imunologik, infeksi, endokrin dan pisikologi pada individu yang berlainan. 'etapi serangan asma timbul bila ada faktor pen&etus. 4ada anak yang rentang inflamasi di saluran napas ini dapat menyababkan timbulnya episode mengi berulang, sesak napas, rasa dada tertekan, dan batuk,
BAB III PENUTUP
A. Ke'#($&la
Asma adalah penyakit paru dengan &iri khas yakni saluran napas dengan mudah bereaksi terhadap rangsangan atau pen&etus dengan manifestasi berupa serangan asma. #erangan asma berupa sesak napas ekspirator yang paroksismal berulang-ulang dengan mengi (!hee0ing) dan batuk yang akibat konstriksi atau spasme otot bronkus, inflamasi mukosa bronkus, dan produksi lendir kental tyang berlebihan. Asma merupakan penyakit keturunan. Asma adalah suatu penyakit kompleks yang menyangkut berbagai tingkat faktor biokimia, autonom, imunologik, infeksi, endokrin dan pisikologi pada individu yang berlainan. 'etapi serangan asma timbul bila ada faktor pen&etus. 4ada anak yang rentang inflamasi di saluran napas ini dapat menyababkan timbulnya episode mengi berulang, sesak napas, rasa dada tertekan, dan batuk, khususnya pada malam hari atau dini hari. #erangan asma dapat di&egah dengan &ara menghindari faktor pen&etus dan menggunakan obat-obatan atau tindakan untuk meredakan atau mengurangi reaksi-reaksi yang akan atau yang sudah timbul oleh pen&etus.