ABORTUS
Definisi
Abortus adalah terminasi kehamilan karena penyebab apapun sebelum fetus cukup berkembang untu untuk k dapa dapatt berta bertaha han n hidu hidup. p. Fetu Fetuss yang yang cuku cukup p berk berkem emba bang ng untu untuk k dapa dapatt bert bertah ahan an hidu hidup p didefinisikan sebagai kehamilan 20 minggu yang dihitung sejak hari pertama menstruasi terakhir atau memiliki berat badan diatas dari 500 gram. 1 Abortus dapat dibagi atas dua golongan, yaitu abortus spontan dan abortus provokatus. Apabila abortus terjadi tanpa usaha medis ataupun mekanik untuk mengosongkan uterus, maka dikatakan sebaga sebagaii abortu abortuss sponta spontan. n. Sedang Sedangkan kan abortu abortuss provok provokatu atuss adalah adalah abortu abortuss oleh oleh karena karena termina terminasi si mekanis ataupun medis kehamilan sebelum fetus viable. viable.1 Berdasarkan aspek klinisnya, aborsi spontan dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu abortus imminens (threatened (threatened abortion), abortion), abortus insipiens (inevitable (inevitable abortion), abortion), abortus inkomplit, abortus komplit, missed abortion, abortion, dan abortus habitualis (recurrent (recurrent abortion), abortion), abortus servikalis, abortus infeksiosus, dan abortus septik. Abortu Abortuss immine imminens ns adalah adalah perist peristiwa iwa terjadi terjadiny nyaa perdar perdaraha ahan n dari dari uterus uterus pada pada keham kehamilan ilan sebelum 20 minggu, minggu, dimana dimana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa adanya adanya dilatasi dilatasi serviks. serviks. Sedang Sedangkan kan abortu abortuss insipi insipiens ens adalah adalah perist peristiwa iwa perdar perdaraha ahan n uterus uterus pada pada kehami kehamilan lan sebelum sebelum 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat, tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus. Berikutnya abortus inkompletus adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus. Pada abortus kompletus, semua hasil hasil konsep konsepsi si telah telah dikelu dikeluark arkan. an. Pada Pada abortu abortuss servika servikalis lis keluar keluarny nyaa hasil hasil konsep konsepsi si dari dari uterus uterus dihalangi dihalangi oleh ostium uteri eksternum eksternum yang tidak membuka, membuka, sehingga semuanya semuanya terkumpul terkumpul dalam kanalis servikalis dan serviks uteri menjadi besar. Missed abortion adalah kematian janin berusia sebelum 20 minggu, tetapi janin mati itu tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih. Abortus habitualis adalah abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih berturut-turut. Kemudian abortus infeksiosus didefinisikan sebagai abortus yang disertai infeksi pada genitalia, sedangkan abortus septik adalah abortus infeksiosus infeksiosus berat disertai penyebaran kuman atau toksin ke dalam peredaran darah atau peritoneum. Epidemiologi
Reproduksi Reproduksi manusia relatif tidak efisien, dan abortus abortus adalah komplikasi komplikasi tersering tersering pada kehamilan, dengan kejadian keseluruhan keseluruhan sekitar 15% dari kehamilan kehamilan yang ditemukan. ditemukan. 2,3 Namun angka kejadian abortus sangat tergantung kapada riwayat obstetri terdahulu, dimana kejadiannya lebih tinggi pada wanita yang sebelumnya sebelumnya mengalami mengalami keguguran keguguran daripada pada wanita yang hamil dan berakhir dengan kelahiran hidup. 3 1
Prevalensi abortus juga meningkat dengan bertambahnya usia, dimana pada wanita berusia 20 tahun adalah 12%, dan pada wanita diatas 45 tahun adalah 50%. 3 Delapan puluh persen abortus terjadi pada 12 minggu pertama kehamilan. 2 Etiologi
Terdapat berbagai faktor yang dapat menyebabkan abortus. Secara garis besar, dapat dibagi menjadi faktor fetal, maternal, dan paternal.1,4,5 Faktor fetal. Kebanyakan abortus disebabkan oleh defek intrinsik pada fetus seperti germ cell abnormal, abnormalitas kromosom konseptus, defek implantasi, defek plasenta atau embrio yang berkembang, trauma pada fetus, dan juga penyebab – penyebab lain yang belum diketahui. 3 Faktor maternal. Berbagai kelainan pada ibu dapat menyebabkan abortus, antara lain infeksi, penyakit kronis seperti TBC, hipertensi kronis atau suatu karsinoma, abnormalitas endokrin berupa hipotiroid, diabates melitus, maupun defisiensi progesteron. Selain itu juga bisa disebabkan oleh faktor nutrisi, penggunaan obat tertentu yang bersifat teratogenik dan faktor lingkungan (tembakau, alkohol, kafein, radiasi, kontrasepsi, toksin deri lingkungan), kelainan imunologik, trombofilia, dan defek pada uterus (kelainan pada uterus maupun serviks), serta infeksi TORCH. Faktor paternal . Hanya sedikit yang diketahui mengenai faktor paternal dalam perkembangan abortus spontan. Sudah jelas bahwa translokasi pada sperma dapat menyebabkan aborsi. Kulcsar et al menemukan adenovirus pada 40% sampel semen dari pria steril. Virus juga ditemukan dalam bentuk laten pada 60% sel, dan virus yang sama ditemukan pada abortus. Patologi
Terjadi perdarahan dalam desidua basalis yang diikuti nekrosis jaringan sekitarnya pada awal abortus, yang menyebabkan terlepasnya hasil konsepsi, sehingga terjadi kontraksi uterus untuk mengeluarkan isinya. Pada kehamilan berusia dibawah 8 minggu, umumnya hasil konsepsi dikeluarkan seluruhnya karena villi koriales belum menembus desidua secara dalam. Sedangkan pada kehamilan 8-14 minggu villi koriales sudah menembus desidua lebih dalam, sehingga lebih sulit terlepas dan menyebabkan plasenya yang tidak lepas sempurna yang menyebabkan perdarahan. Dan pada kehamilan diatas 14 minggu umumnya yang dikeluarkan setelah ketuban pecah adalah janin dengan disusul plasenta beberapa waktu kemudian.
Manifestasi Klinik
Pada abortus inkomplit gejala yang ditemukan adalah amenore, sakit perut, dan mules-mules; perdarahan yang bisa sedikit atau banyak, dan biasanya berupa stolsel; sudah ada keluar fetus atau jaringan; dan pada abortus yang telah lama terjadi dan pada abortus provokatus yang dikerjakan oleh orang yang tidak ahli sering terjadi infeksi. Pada pemeriksaan dalam, untuk abortus yang baru 2
terjadi didapati serviks terbuka, kadang-kadang dapat diraba sisa-sisa jaringan dalam kanalis servikalis atau kavum uteri, serta uterus berukuran lebih kecil dari seharusnya.
Komplikasi
Perdarahan berat atau persisten saat atau sesudah abortus dapat mengancam nyawa. Semakin tua usia kehamilan, semakin besar kemungkinan perdarahan yang banyak. Sepsis sering terjadi pada aborsi yang dilakukan sendiri oleh pasien. Infeksi, sinekia intrauterin, dan infertilitas adalah komplikasi lain dari abortus. Perforasi dinding uterus dapat terjadi saat dilatasi dan kuretase, dan dapat disertai cedera usus dan buli-buli, perdarahan, infeksi, dan pembentukan fistula. Bahkan pada kehamilan dini, abortus dapat menyebabkan efek bermakna pada pasien dan keluarganya. Fakta bahwa sebagian besar abortus adalah tidak diharapkan memperberat kesedihan pasien dan keluarga. Tiap orang memberi respon yang berbeda pada tragedi ini.
DAFTAR PUSTAKA
1. Cunningham GE, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC, Hauth JC, Wenstrom KD. Abortus. In: Cunningham GE, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC, Hauth JC, Wenstrom KD, editors. Williams Obstetrics 21st ed. New York, NY: McGraw Hill; 2001. 2. Garmel SH. Early Pregnancy Risk. In: DeCherney AH, Nathan L, editors. Current Obstetric & Gynecologic Diagnosis & Treatment 9 th ed. New York, NY: McGraw Hill; 2003. 3. Branch DW, Scott JR. Early Pregnancy Loss. In: Scott JR, Gibbs RS, Karlan BY, Haney AF, editors. Danforth’s Obstetrics and Gynecology 9 th ed. Philadelphia, PA: Lippincott Williams & Wilkins, 2003. 4. Mochtar R. Abortus dan Kelainan dalam Tua Kehamilan. Dalam: Lutan D, editor. Sinopsis Obstetri ed 2. Jakarta: EGC, 1998. 5. Spontaneous and Recurrent Abortion: Etiology, Diagnosis, Treatment. In: Stenchever MA, Droegemuller W, Herbst AL, Mishell DR, editors. Comperhensive Gynecology. St Louis: Mosby, 2002. 6. Wibowo B, Wiknjosastro GH. Kelainan dalam Lamanya Kehamilan. Dalam: Wiknjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadi T, editor. Ilmu Kebidanan ed 3. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2002.
3
ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGI PADA NY ”S” DENGAN ABORTUS KOMPLETUS DI PUSKESMAS MENINTING PADA TANGGAL 25 MEI 2007 I. PENGUMPULAN DATA DASAR A. Data subyektif
Identitas 1.
Istri
Biodata Nama Umur Agama Suku Pendidikan Pekerjaan Alamat Masuk
Ny. ‘S’ Tn. ‘K’ 40 tahun 45 tahun Islam Islam Sasak Sasak SD SMP Pedagang Swasta Senggigi Senggigi Puskesmas Tanggal 25 Mei 2007, pukul 09.25
Meninting Keluhan
Suami
WITA
: Ibu hamil 5 bulan datang ke Puskesmas dengan keluhan nyeri perut bagian bawah
dan keluar darah dari kemaluan ± 100 cc sejak pukul 04.30 WITA (25 Mei 2007), warna darah merah segar dan bergumpal.
Riwayat kehamilan sekarang a. Riwayat menstruasi
Menarche
: 13 tahun
Siklus haid
: 30 hari
Lama haid
Jumlah darah
Flour Albus
Kelainan
: 7 hari : ± 100 cc (2-3 kali ganti pembalut per hari) : Kadang-kadang, warna putih dan berbau amis : Tidak ada
b. Riwayat kehamilan
Hamil ke : 6 (enam)
HPHT
: 25 – 1 – 2007
HTP
: 1 – 11 – 2007
UK
: 17 minggu
ANC
: 1 kali di Puskesmas Meninting 4
c. Gerakan janin : Ibu mengatakan gerakan janin dirasakan sejak usia kehamilan ± 4 bulan dan tadi pagi ibu masih merasakan gerakan janinnya. d. Obat yang dikonsumsi
: Ibu hanya mengkonsumsi obat yang diberikan
oleh bidan di Puskesmas dan Posyandu seperti tablet tambah darah (Fe) dan vitamin. e. Kekhawatiran khusus
: Ibu merasa cemas dengan kondisinya saat ini
f. Imunisasi TT
: 1 kali di Puskesmas Meninting
Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Ana k ke
Usi a Ke ha mil an
Temp at Persal inan
Pen olon g Pers alin an
Jeni s Pers alin an
Riwayat Penyakit Ha Pers N
Umu r
JK
BBL
H/ M
mi
alina
if
n -
as -
1 hr
P
-
M
1
Ate
Ruma
Duk
Spo
l -
2
rm
h
un
ntan
-
-
-
17 th
P
-
H
3
Ate
Ruma
Duk
Spo
-
-
-
11 th
P
3000
H
4
rm
h
un
ntan
-
-
-
8 th
P
3200
H
5
Ate
Puske
Bida
Spo
-
-
-
5 th
P
3000
H
6
rm
smas
n
ntan
Ate
Puske
Bida
Spo
rm
smas
n
ntan
Ate
Puske
Bida
Spo
rm
smas
n
ntan
Ini Riwayat kesehatan/penyakit yang diderita sekarang dan dahulu
Penyakit kardiovaskuler
: tidak pernah
Penyakit hipertensi
: tidak pernah
Penyakit diabetes
: tidak pernah
Penyakit hepatitis
: tidak pernah
Penyakit kelamin HIV/AIDS : tidak pernah
Penyakit malaria
: tidak pernah
Penyakit campak
: tidak pernah
Penyakit TBC
: tidak pernah
Anemia berat
: tidak pernah
Penyakit ginjal
: tidak pernah 5
Gangguan mental
Penyakit asma
: tidak pernah : tidak pernah
Riwayat Sosial Ekonomi a. Status perkawinan : syah, 1 kali dengan lama perkawinan ± 17 tahun b. Respon ibu dan keluarga Ibu dan keluarga sangat khawatir dengan kondisi ibu dan kehamilannya saat ini c. Riwayat KB Sebelum kehamilan ini ibu menggunakan KB suntikan selama ± 4 tahun. Ibu belum tahu KB apa yang akan digunakan setelah kehamilan ini d. Dukungan keluarga Ibu selalu mendapat dukungan dari keluarganya e. Pengambilan keputusan dalam keluarga Suami sekaligus sebagai kepala keluarga f.
Pola makan saat hamil : 2 x sehari dengan menu beragam (nasi, ikan, tempe, tahu, sayur dan kadang-kadang buah). Dibandingkan sebelum hamil, nafsu makan ibu berkurang. Ibu tidak ada pantangan atau alergi pada makanan.
g. Pola eliminasi : •
Bab : 1 x sehari, lancar
•
Bak : ± 4 x sehari, lancar, warna : kuning jernih, tidak nyeri atau panas pada waktu kencing.
h. Istirahat dan tidur : ibu tidur siang ± 1 jam dan malam hari ± 7 jam i.
Aktivitas sehari-hari : Ibu bekerja sebagai pedagang, selain itu ibu tetap melakukan pekerjaan rumah seperti mencuci, memasak, dll
j.
Kebiasaan hidup sehat
Ibu tidak merokok dan minum-minuman keras, sedangkan suami dirumah mempunyai kebiasaan merokok.
B.
Data Obyektif
Pemeriksaan fisik 1.
Keadaan umum ibu baik, kesadaran compos mentis
2.
Tanda-tanda vital
TD
: 110/70 mmHg
Nadi
: 80 x / menit
Suhu
: 36 ºC 6
3.
Respirasi
: 24 x / menit
Pemeriksaan
Konjungtiva dan bibir ibu agak pucat, sklera tidak ikterus
Abdomen
Bekas luka operasi
: tidak ada
Linea nigra
: ada
Striae albican
: tidak ada
TFU
: 3 jari di bawah pusat
Ekstremitas atas dan bawah
-
Oedema
: tidak ada
-
Kuku dan tangan agak pucat
-
Varises
: tidak ada
Pemeriksaan Genetalia
-
Inspeksi : vulva tidak oedema, keluar darah segar dari vagina ± 10 cc
-
Pukul 09.30 WITA VT Ø 3 cm teraba jaringan, nyeri goyang (-)
-
Pukul 09.35 WITA janin dan plasenta lahir spontan lengkap
Bayi meninggal, dengan jenis kelamin laki-laki, berat badan ± 250 gram, panjang
badan ± 10 cm
II. INTERPRETASI DATA DASAR A. Diagnosa : Abortus Kompletus
Dasar : -
Ibu mengatakan HPHT tanggal 25 – 1 – 2007 dan HTP tanggal 1 – 11 – 2007
-
Usia kehamilan 17 minggu
-
Inspeksi : vulva tidak oedema, keluar darah segar dari vagina ± 10 cc
-
Pukul 09.30 WITA VT Ø 3 cm teraba jaringan, nyeri goyang (-)
-
Pukul 09.35 WITA janin dan plasenta lahir spontan lengkap
-
Bayi meninggal, dengan jenis kelamin laki-laki, berat badan ± 300 gram ,
panjang badan ± 10 cm B. Masalah
:
Ketidaknyamanan Kecemasan Dasar
:
-
Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah
-
Ibu kelihatan cemas dan berkeringat dingin 7
Ibu merasa sedih karena bayinya telah meninggal
C. Kebutuhan
:
-
Pemberian rasa aman dan nyaman pada ibu
-
Penjelasan tentang kondisi ibu dan bayinya saat ini.
-
Berikan ibu dukungan dan motivasi
-
Anjurkan ibu makan dan minum serta istirahat yang cukup
III.IDENTIFIKASI DIAGNOSA ATAU MASALAH POTENSIAL
Anemia, Infeksi, syok
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN YANG MEMERLUKAN TINDAKAN SEGERA
V.
-
Mandiri
: Pemenuhan kebutuhan cairan dengan cara pemasangan infus RL
-
Kolaborasi : Konsul dengan Dokter
-
Rujukan
: Tidak ada
RENCANA ASUHAN YANG MENYELURUH
1.
Beri tahu kepada ibu tentang hasil pemeriksaan
2.
Pastikan bahwa tidak ada sisa hasil konsepsi yang tertinggal dalam rahim ibu
3.
Injeksi Oksitosin 10 unit secara IM
4.
Pasang infus RL
5.
Berikan ibu rasa aman dan nyaman
6.
Observasi tanda-tanda vital ibu
7.
Konsul dengan Dokter
8.
Ganti cairan infus
9.
Beri ibu obat peroral
10.
Anjurkan ibu makan dan minum serta beristirahat
11.
Konseling KB pasca salin
VI.
PELAKSANAAN
1. Pukul 09.40 WITA menjelaskan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan yang didapatkan yaitu : keadaan umum ibu baik, TD : 110/70 mmHg, nadi 80 x/menit, suhu 36 ºC, respirasi 20 x/menit, dan keadaan bayi telah meninggal 2. Pukul 09.45 WITA, memastikan bahwa tidak ada hasil konsepsi yang tertinggal dalam rahim ibu dengan melakukan pemeriksaan dalam, dan ternyata tidak ada yang tertinggal. Kontraksi uterus kurang baik dan perdarahan ± 150 cc.
8
3. Pukul 09.50 WITA memberikan injeksi oksitosin 10 unit secara IM pada bagian 1/3 paha kanan ibu bagian atas. Kontraksi uterus baik, TFU setengah pusat-simpisis, perdarahan sedikit ± 25 cc 4. Pukul 09.55 WITA memasang infus Ringer Laktat pada tangan kiri ibu dengan menghabiskan cairan tersebut secepat mungkin. 5. Pukul 10.00 WITA Memberikan ibu rasa aman dan nyaman dengan cara membersihkan badan ibu yang terkena darah dengan menggunakan kain bersih, kemudian memasangkan softex dan mengganti pakaian dan kain yang kotor dengan kain yang bersih dan kering. 6. Mengobservasi tanda-tanda vital ibu. Tekanan darah 100/70 mmHg, Nadi 88 x/menit, Suhu 36,5º C, Respirasi 22 x /menit 7. Konsul dengan Dokter untuk terapi selanjutnya 8. Pukul 10.20 WITA mengganti cairan infus RL dengan tetesan 28 tetes/menit. 9. Memberikan ibu obat amoxicillin 3 x sehari, Paracetamol 3 x sehari, vitamin C 3 x sehari dan tablet tambah darah 1 x sehari. Menjelaskan kepada ibu aturan dan dosis minum obat yaitu tidak meminum obat secara bersamaan dengan kopi, teh, atau susu karena dapat mengganggu penyerapan obat. 10. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum serta beristirahat yang cukup sehingga kondisi ibu dapat pulih kembali. 11. Memberikan konseling pada ibu tentang KB pasca salin karena dengan melihat umur dan jumlah anak ibu saat ini, maka kehamilan sangat beresiko bagi ibu.
VII.
EVALUASI Hari/tanggal : Jum’at, 25 Mei 2007 pukul 12.00 WITA
Ibu mengetahui hasil pemeriksaan yang sudah dilakukan, yaitu keadaan umum ibu
baik, TD : 100/70 mmHg, nadi : 88 x/menit, suhu : 36,5 °C respirasi : 22 x/menit, kontraksi uterus baik, TFU setengah pusat simpisis, perdarahan sedikit ± 10 cc. Infus RL flash kedua masih terpasang pada tangan ibu dengan tetesan 28 tetes/menit
Ibu mengatakan merasa pusing dan perut terasa mules.
Ibu mengatakan bahwa ia sudah meminum obat sesuai dengan dosis dan aturan
minum
Ibu mengatakan akan menggunakan KB suntikan
Hari/tanggal : Jum’at, 25 Mei 2007 pukul 14.00 WITA
Keadaan umum ibu baik, TD : 110/70 mmHg, nadi : 80x/menit, suhu
respirasi 20 x/menit 9
36,7 °C
Ibu mengatakan kepalanya masih pusing dan perutnya masih terasa mules. TFU
setengah pusat simpisis, kontraksi uterus baik, perdarahan sedikit ± 10 cc.
Ibu mengatakan sudah istirahat dan makan siang
Mengganti cairan infus RL flash ketiga dengan tetesan 28 tetes/menit
Hari/tanggal : Jum’at, 25 Mei 2007 pukul 21.00 WITA
Keadaan umum ibu baik, TD : 110/70 mmHg, nadi 88 x/menit, suhu 36,4 °C
respirasi 20x/menit, TFU setengah pusat simpisis, kontraksi uterus baik, perdarahan sedikit.
Ibu mengatakan tidak pusing lagi dan mules pada perutnya sudah mulai berkurang
Ibu sudah makan dan minum obat sesuai dengan aturan minum
Pukul 00.00 WITA Mengganti infus RL dengan tetesan 28 tetes/menit
Hari/tanggal : Sabtu, 26 Mei 2007 pukul 08.00 WITA
Keadaan umum ibu semakin membaik, TD : 110/70 mmHg, nadi 80 x/menit, suhu
36,3°C respirasi 20x/menit, TFU 3 jari atas simpisis, kontraksi uterus baik, perdarahan sedikit ± 10 cc
Ibu mengatakan tidak ada keluhan dan ibu merasa lebih segar
Ibu sudah makan dan minum obat sesuai dengan aturan minum
Pukul 09.00 WITA Infus dilepaskan dan ibu diperbolehkan untuk pulang
10