Pertanyaannya 1. Apa yang menyebabkan terjadinya jejas, kematian sel dan adapatasi sel ? 2. Bagaimana Patogenesis dan Morfologi jejas sel ? 3. Apa yang dimaksud dengan penimbunan intrasel beserta conto! contonya, jelaskan ? ". Pada organel!organel sel apa saja yang terjadi perubaan subsel, jelaskan jelaskan ? #. Ada beberapa proses adaptasi sel, jelaskan ? $. Apa yang dimaksud dengan kalsi%kasi dan perubaan ialin ?
&a'aban 1. (ebab!sebab &ejas, )ematian dan Adaptasi (el adala * a. +ipoksia * Penyebab jejas dan kematian sel paling penting Mempengarui respirasi oksidasi aerob +ilangnya perbekalan dara, penyebab ipoksia yang paling sering -ksigenasi dara yang tidak memadai karena kegagalan kardiorespirasi b. Baan )imia dan -bat * Penyebab penting adaptasi, jejas dan kematian sel. (etiap agen kimia atau obat dapat dilibatkan. Baan yang tidak berbaaya bila konsentrasinya cukup seingga dapat merusak lingkungan osmosa sel akan berakibat jejas atau kematian sel tersebut. acun dapat menyebabkan kerusakan ebat pada sel dan kemungkinan kematian seluru organisme. Masing!masing agen biasanya memiliki sasaran kusus dalam tubu c. Agen /isika * 0rauma mekanik pada organel intrasel atau pada keadaan yang ekstrem, dapat merusak sel secara keseluruan. (uu renda asokonstriksi dan mengacau perbekalan dara untuk sel!sel, bila suu semakin renda, air intrasel akan mengalami kristalisasi. (uu tinggi yang merusak dapat membakar membakar jaringan. Perubaan mendadak tekanan atmosfer juga dapat berakibat gangguan perbekalan dara untuk sel!sel. Penyakit caison 0enaga adiasi menyebabkan ionisasi lansung senya'a kimia yang dikandung dalam sel, mutasi yang dapat berjejas atau membunu sel! sel. 0enaga isterik meyebabkan luka bakar, dapat mengganggu jalur
konduksi syaraf dan sering berakibat kematian karena aritmia jantung. d. Agen Mikrobiologi * irus dan rcketsia merupakan parasit obligat intrasel yang idupnya anya di dala sel!sel idup. irus yang menyebabkan perubaan pada sel * (itolisis dapat menyebabkan kematian sel4, -nkogen merangsang replikasi sel, berakibat tumor4. )uman dengan membebaskan eksotoksin dan endotoksin yang mampu mengakibatkan jejas sel, melepaskan en5im seinga dapat merusak sel. &amur, proto5oa dan cacing dapat menyebabkan kerusakan dan penyakit pada sel e. Mekanisme 6mun * Penyebab kerusakan sel dan penyakit pada sel. Antigen penyulut berasal dari eksogen esin tanaman beracun4, endogen antigen sel4 yang menyebabkan penyakit autoimun. f. 7acat 8enitika * )esalaan metabolisme keturunan dapat mengurangi sutu en5em sel. 9alam keadaan para meyebabkan kelangsungan idup sel tidak sesuai. Beberapa keadaan abnormal genetika diturunkan sebagai sifat keluarga anemia sel sabit4.
g. )etidak seimbangan :utrisi * 9efesiensi nutrisi penyebab jejas sel yang penting, mengancam menjadi masala keancuran di masa mendatang. 9efesiensi protein!kalori, a;itaminosis, kalori berlebian dan diet kaya lemak merupakan masala ketidakseimbangan nutrisi di dunia. . Penuaan * Penuaan dan kematian sel merupakan akibat penentuan progresif selama jangka 'aktu idup sel dengan informasi genitik yang tidak sesuai akan mengalangi fungsi normal sel. 2. &ejas pada sel mungkin mempunyai banyak penyebab, dan mungkin tidak mempunyai jalur akir umum common %nal pat'ay4 kematian kematian sel. 0itik pantang balik, yaitu titik dimana kerusakan ire;ersibel dan kematian kematian sel terjadi, masi banyak yang belum diketaui &enis oksigen tereduksi parsial yang diaktifkan, merupakan perantara penting kematian sel dalam banyak keadan patologis.
angkaian Peristi'a * &<&A( 6()
natrium intrasel dan difusi kalium keluar sel disusul ole iso!osmosa air mengakibatkan pembengkakan sel yang akut. ♣ 8likolisis meyebabkan penimbunan asam laktat dan fosfat anorganik dari idrolisis ester!ester fosfat akan menurunkan p+ intrasel. Peristi'a selanjutnya terjadi pelepasan ribosom dan retikulum endoplasma bergranula bergranula dan penguraian polisom menjadi monosom. 0erjadi 0erjadi gelembung di permukaan permukaan sel. 8angguan 8angguan di atas re;ersibel re;ersibel bila oksigenasi segera dipulikan, tetapi bila eskimi menetap maka terjadi jejas ire;ersibel. ire;ersibel. &ejas ire;ersibel ire;ersibel diikuti diikuti secara morfologis morfologis ole * ♣ akuolisasi berat mitokondria, termasuk krista!kristanya. ♣ )erusakan
para selaput plasma
♣ Pembengkakan
lisosom
♣ Bila
daera iske i skemi mi diperfusi kembali terjadi in=uks kalsium yang masif ke dalam sel seingga timbul kepadatan amorf dalam matriks mitokondria )emungkinan penyebab kerusakan membrane pada jejas iskemik yang ire;ersibel * ♣ )eilangan A0P sel ♣ )eilangan
fosfolipid membran sintesis berkurang atau degradasi
meningkat4 ♣ Produk!produk pemecaan pemecaan lipid asam lemak bebas, lisofosfolipid4 ♣ &enis
oksigen beracun
♣ Perubaan ♣ uptur
sitoskelet
lisosom
9ua peristi'a secara tetap menandai sifat ire;ersibel * ♣ )etidakmampuan menguba disfungsi mitokondria ilangnya fosforilasi oksidatif dan pembentukan A0P4 teradap reperfusi dan reoksigenasi. ♣ 0imbulnya gangguan nyata pada fungsi selaput Mekanisme jejas ire;ersibel ♣ Perubaan struktur dan fungsi mitokondria dalam jaringan iskemi dan pengurangan A0P sebagi penyebab kematian sel. ♣ )erusakan membran sel sebagai faktor utama patogenesis jejas sel
yang ire;ersibel. ♣ /osforilasi oksidatif dipengarui ipoksia, ole karena itu mempengarui sintesis A0P yang ;ital, kerusakan selaput penting bagi timbulnya jejas letal sel, dan ion kalsium, pada beberapa keadaan, merupakan perantara penting bagi perubaan biokimia yang menyebabkan kematian sel. &ejas sel akibat radikal bebas * ♣ Beberapa baan kimia menyebabkan jejas selaput secara langsung * keracunan merkuri klorida, air raksa mengikat gugus sulf!idril selaput sel dan protein lain. ♣ &ejas radikal bebas, terutama ole jenis oksigen yang diaktifkan, timbul sebagai jalur umum jejas sel pada berbagai proses, seperti jejas baan kimia dan radiasi, keracunan oksigen dan gas lain!lain, penuaan sel, pembunuan mikroba ole sel fagosit, kerusakan radang, perusakan tumor ole makrofag dan lain sebaginya. Apaka radikal bebas itu * ♣ (ejenis baan kimia yang memiliki satu elektron tanpa pasangan pada orbit luarnya yang sangat reaktif dan tidak mantap. ♣ 9alam sel mengadakan reaksi dengan baan kimia anorganik dan organik. ♣ adikal dapat dibentuk dari dalam sel ole absorbsi tenaga radiasi, reaksi reduksi!oksidasi dan metabolisme en5imatik baan!baan kimia eksogen. (ekali radikal bebas terbentuk, bagaimana tubu dapat terbebas dari padanya ? ♣ (uperoksida tidak mantap secara spontan dirusak menjadi oksigen dan idrogen peroksida. ♣ (ejumla en5im melakukan perla'anan teradap radikal bebas. ♣ ogam!logam
ikut serta pada pembersian dengan cara menerima atau menyumbangkan elektron. ♣ Antioksidan endogen dan eksogen dapat menyekat permukaan radikal bebas atau membuatnya inaktif. &ejas sebagai akibat ;irus * ♣ 9ampak sitopati langsung, dimana partikiel ;irus yang melakukan replikasi cepat mempengarui beberapa aspek metabolisme seingga terjadi kerusakan sel. ♣ 6nduksi reaksi imun teradap antigen ;irus atau antigen sel asil perubaan ;irus dan perusakan sel ole antibodi atau reaksi perantaraan sel. Penuaan sel *
♣ 9apat
merupakan penimbunan progresif perubaan!perubaan struktur dan fungsi selama bertaun!taun yang mengakibatkan kematian sel atau setidak!tidaknya pengurangan kemampuan sel bereaksi teradap jejas. ♣ Penuaan sel sebagai akibat program genetika yang di'ariskan dalam sel!sel dan sebagai akibat penimbunan jejas sel yang berulang sejalan dengan 'aktu. Morfologis jejas sel * ♣ Perubaan >ltrastruktur * 1. Perubaan yang terdapat pada membran plasma, pembengkakkan sel, gelembung sitoplasama, penumpulan dan distrosi jonjot mikro, terjadi robekan pada selaput yang membungkus membran sel. 2. Perubaan mitokondria, menjadi padat, membengkak karena pergeseran ion, kepadatan amorf yang kas, terjadi robekan dan disusul perkapuran. 3. Pelebaran retikulum endoplasma, diikuti pelepasan ribosom dan pecanya polisom disertai pengurangan protein, terjadi fragmentasi progresif retikulum endoplasma dan pembentukan gambaran mielin. ". Perubaan pada lisosom, dapat jerni dan sering bengkak, setela jejas a'itan jejas letal, lisosom robek dan dapat mengilang ditemukan sebagai bangkai sel mati4 ♣ 8ambaran
Mikroskop 7aaya * 1. &ejas re;ersibel perubaan morfologis sebagi akibat jejas non l etal sel * degenerasi4, pembengkakkan sel dan perubaan berlemak. 2. )ematian sel :ekrosis. :ekrosis dapat dide%nisikan sebagai perubaan morfologi akibat tindakan degradasi progresif ole en5im! en5im pada sel yang terjejas letal. 3. 9ua proses penting * 14 pencernaan sel ole en5im menyebabkan nekrosis likuefaktif ,24 denaturasi protein menimbulkan nekrosis koagulatif. ". :ekrosis kaseosa gambaran puti seperti keju pada daera nekrosis4, merupakan bentuk lain nekrosis koagulatif, dijumpai paling sering pada fokus!fokus infeksi tuberkulosis. Apoptosis iala gambaran morfologi nyata kematian sel yang tidak la5im yang mengenai satu sel atau kelompok sel. :ekrosis lemak ole en5im, adanya area!area fokal kerusakan lemak sebagai akibat dilepaskan secara abnormal en5im! en5im pankreas yang diaktifkan ke dalam jaringan pankreas dan rongga peritoneum. :ekrosis pankreas akut4. Asam lemak yang dilepaskan bergabung dengan kalsium mengasilkan daera!dera yang tampak makro puti berkapur. #. :ekrosis %brinoid * &ejas imunologi teradap arteri dan arteriol yang ditandai ole penimbunan massa %brin yang ber'arna mera muda omegen, protein plasma, imunoglobulin, dalam dinding pembulu
yang terkena. Merupakan bentuk nyata reaksi jaringan teradap bentuk!bentuk tertentu jejas. $. :ekrosis gangrenosa * diterapkan pada tungkai ba'a yang keilangan perbekalan dara dan selanjutnya diserang kuman. Bila gambaran koagulatif menonjol, dinamakan ganren kering, bila in;asi kuman mengakibatkan likuefaksi, disebut gangren basa 3. Penimbunan 6ntrasel * Adanya beberapa metabolit normal berlebian pada sel. 7onto * Penimbunan glikogen pada penderita diabetes yang kadar glokusanya tinggi terus. Penimbunan beberapa produk abnormal yang tidak dapat dimetabolisme.7onto * Produk abnormal sebagai asil kesalaan metabolisme keturunan (intesis intrasel berlebi beberapa produk. 7onto * (intesis berlebian pigmen melanin yang dijumpai pada penyakit tertentu, misalnya insu%siensi adrenal emak * ♣ Perubaan berlemak merupakan penimbunan abnormal lemak dalam sel parenkin. Penumpukan ;akuol lemak dalam sel, baik kecil maupun besar, mencerminkan peningkatan bsolut lemak intrasel. ♣ Agar dikeluarkan ole ati, trigliserida intrasel arus digabungkan dengan molekul apoprotein kusus yang disebut protein penerima lipid untuk membentuk lipoprotein. ♣ Perubaan berlemak paling sering terjadi pada ati dan jantung 8angguan yang menyebabkan ati berlemak * ♣ Pemasukan berlebi asam lemak bebas ke dalam ati. ♣ (entesis
asam lemak dari asetat meningkat.
♣ -ksidasi
asam lemak berkurang.
♣ Peningkatan
esteri%kasi asam lemak menjadi trigliserida, seingga terjadi peningkatan gliserofosfat!alfa, tulang punggung karboidrat yang terlibat dalam seteri%kasi tersebut. ♣ Pengurangan sintesis apoprotein. ♣ (ekresi
lipoprotein dari ati terganggu. :omor 2 dan 3 menyebabkan peningkatan esteri%kasi asam asam lemak menjadi triglisirida Penimbunan lipid lainnya * ♣ Penimbunan intraseluler kolesterol dan ester kolesterol juga menonjol pada penyakit!penyakit tertentu, yang paling penting adala ateroskloris. ♣ Penimbunan intrseluler kolesterol dan ester kolesterol dalam
makrofag juga kas pada keadaan iperlipidemi erediter dan diklapat akuesita4. ♣ Pertumbuan lemak ke dalan in%ltrasi stroma ole lemak4 merupakan penimbunan jaringan adiposa dalam stroma jaringan ikat sutu parenkin yang sering dijumpai pada jantung dan pankreas. ♣ Penimbunan protein dapat dijumpai dalam sel karena kelebian yang ada pada sel atau karena sel mensentesis protein dalam jumla berlebian. ♣
tubu, emokromatosis merupakan conto paling eksterm kelimpaan sistemik besi. ♣ Pigmen dan kandungan besi ini dapat dimobilisasi seingga emosiderin akan mengilang jika penyebab kelebian 5at besi ilang. +ematin * ♣ Pigmen yang berasal dari emaglobin yang relatif jarang dan susunannya tidak menentu. ♣ Pigmen ini tampak terjadi pada emolisis massif sel dara mera, seperti yang terjadi pada reaksi tranfusi atau pada destruksi eritosit ole parasit malaria. ♣ Pigmen ini juga kuning emas, tetapi jelas terbatas pada sel!sel retikuloendotel dalam tubu. ♣ Masi mengandung 5at besi. Bilirubin * ♣ Pigmen empedu normal kuning coklat, ijau, juga berasal dari emoglobin, tetapi tidak lagi mengandung 5at besi. ♣ Peningkatan kadar bilirubin plasma iperbilirubinemia4 dapat menyebabkan berbagai kelainan yang merusak metabolisme normal bilirubin, misalnya peningkatan pemecaan sel dara mera ikterus emolisis4 ♣ Pada eperbilirubinemia, jaringan dan cairan tubu ter'arnai ole empedu yang menyebabkan kulit dan sklera ber'arna kuning ikterus4. ♣ Bilirubin tampak secara morfologi dalan sel!sel ati bila ikterus suda sangat nyata. ifopusin * ♣ Pigmen yang tidak larut yang juga dikenal sebagai lipokrom, pigmen kerusakan 'ear!and!tear4 atau penuaan. ♣ ipofusin tampak dalam sel yang mengalami perubaan progresif, lambat seperti pada atro% yang terjadi pada usia lanjut dan penderita malnutrisi berat yang disertai pengisutan alat tubu atro% coklat4. ♣ ipofusin merupakan sisa tidak tercerna ;akuol autofagi yang terbentuk selama penuaan dan atro%. ♣ Pigmen ini berasal dari peroksidasi lipid poli tidak jenu membran subsel. Melanin * ♣ Berasal dari baasa @unani melas yang berarti itam, merupakan pigmen endogen bukan berasal dari emoglobin, ber'arna coklat itam yang dibentuk bila en5im tirisine mengkatalis oksidasi tirosin menjadi dil!idroksifelalanin 9-PA4.
♣ Melanosit
normal terapat pada kulit, folikel rambut, saluran u;ea dan
lain!lain. ♣ Pada manusia, sistesis melanin diatur ole kelenjar adrenal dan ipo%sis. ♣ Albino merupakan penderita keilangan tirosinase erediter, tidak mampu mensintesis melanin dan sangat peka dan muda terjejas caaya mataari serta kanker kulit.
". Perubaan sub sel * ♣ Membran dan kerangka membran * kerusakan selaput yang re;ersibel dan ire;ersibel, kelainan lain pada struktur molekul membran dan komponen!komponen yang terkait, beberapa bersifat genetik. ♣ isosom * 14. +eterogasitosis, baan!baan dari lingkungan eksterna diambil melalui proses endositosis cara kusus * fagositosis, dari makromolekul * pinositosis4. 7onto * pengambilan dan pencernaan kuman ole leukosit neitro%l. 24. Autofagositosis, organel sel mengalami jejas setempat dan kemudian arus dicerna bila funsi sel normal ingin dipertaankan, lisosom dilibatkan dalam autodigesti autolisosom4 dan prosesnya disebut autofagi. ♣ 6nduksi +ipertro%4 etikulum
dan morfologi sel normal tidak berada dalam keadaan yang
kaku, tetapi mengikuti perubaan struktur dan fungsi cairan yang mencerminkan perubaan tantangan idup. ♣ (ebagi conto * induksi (<, Atro%, +ipertro%. Atropi * ♣ Pengisutan ukuran sel akibat keilangan baan sel. ♣ Penyebab
* 14 berkurangnya beban kerja, 24 ilangnya persyarafan, 34 berkurangnya perbekalan dara, "4 nutrisi yang tidak memadai, #4 ilangnya rangsang ormon. ♣ Perubaan sel yang mendasai sifatnya sama yaitu kemunduran sel sampai ukuran kecil. ♣ Pada banyak keadaan atro% disertai kenaikan nyata jumla ;akuol autofagi. +ipertro% * ♣ +ipertropi menyatakan peningkatan ukuran sel dan perubaan ini, meningkatkan ukuran alat tubu. ♣ 9isebabkan ole kenaikan tantangan fungsi atau rangsang ormon kas dan dapat terjadi dalam keadaan %siologi dan patologi. ♣ Perubaan lingkungan yang menyebabkan ipertro% otot bercorak terjadi terutama sebagai peningkatan beban kerja. 7onto * tekanan dara tinggi pada jantung, otot tulang karena kerja berat. ♣ Ada batasnya ipertro% dimana pembesaran yang terjadi tidak mampu lagi memberikan kompensasi seingga terjadi, misalnya paya jantung. $. )lasi%kasi * ♣ )alsi%kasi patologi merupakan proses pengendapan abnormal garam!garam kalsium, disertai sedikit besi, magnsium dan garam! garam mineral lainnya. ♣ )alsi%kasi distro%k * permulaan dan kelanjutan yang akirnya menyebabkan pembentukan kristal kalsium fosfat. )asus yang sering terjadi pada penyakit kalsi%kasi katup dan ateroklerosis. ♣ )alsi%kasi metastatik * Perubaan ini terjadi pada jaringan normal bila terjadi iperkalsemia. )alsi%kasi metastatik dapat terjadi luas ke seluru tubu, tetapi pada dasarnya mengenai jaringan interstisium pembulu!pembulu dara, ginjal, jantung, mukos lambung. Perubaan ialin * ♣ Pengendapan ialin terjadi di dalam sel, diantara sel!sel dan lebi luas lagi sebagai ialinisasi jaringan. ♣ +ialin menyatakan sifat setiap baan omogen, terang dan ber'arn mera muda dalam potongan jaringan rutin seperti * 14 parut jaringan ikat berkolagen padat dapat memberi gambaran ialin omogen mera
muda, 24 penebalan dan reduplikasi selaput basal arteriolosklerosis ialin4, 34
(umber * Materi )ulia Patologi )linik 9osen * dr.+atta Antemas
Tujuan Pembelajaran/ Learning Objective (LO) Maasis'a mampu menjelaskan* 1.
+ubungan antara agen biologi dengan keseatan
2.
+ubungan antara agen kimia dengan keseatan
3.
+ubungan antara agen %sika dengan keseatan
". Perbedaan antara gejala benjolan kanker dan benjolan bukan kanker #.
Mekanisme perubaan sel yang terjadi akibat agen!agen tersebut
. F. Pembahasan LO 1. Hubungan antara agen biologi dengan kesehatan Penumpangan ole agen idup, yang berkisar ukuran dari ;irus submikroskopis sampai nematoda yang tampak dengan mata telanjang dapat menyerang manusia dan mengakibatkan jejas, kematian sel, atau kematian indi;idu. Virus dan ricketsia merupakan parasit obligat intrasel, yaitu kelamgsungan idupnya anya di dalam sel!sel idup. 6nteraksi antara ;irus dan sel ospes terjadi dalam beberapa bentuk.
Banyak ;irus jelas menjadi parasit teradap sel dengan tanpa mempengaruinya yang disebut ;irus penumpangC. irus yang menyebabkan perubaan pada sel dimasukkan dalam dua golongan besar, yaitu* a.
agen yang mampu menyebabkan kematian sel sitolisis4, dan
b. agen yang merangsang replikasi sel dan mungkin berakibat tumor onkogen4. (eperti ;irus, pengaru kuman amper tidak terduga. Beberapa kuman bersifat komensal tidak berbaaya dan beberapa kuman lainnya bakan membantu keidupan manusia. 7ontonya =ora usus Escherichia coli yang merupakan sumber berarga ;itamin ). 0etapi meskipun kuman ini dapat menyebabkan penyakit pada bayi yang memiliki sedikit atau tidak ada kekebalan teradap organism yang sesunggunya tidak berbaaya inin, atau pada orang de'asa yang lema atau kurang kebal. (ama alnya, banyak indi;idu mengandung banyak kuman yang potensial patogen dalam orofaring, tetapi infeksi klinik yang terjadi secara bermaknsa anya terjadi bila indi;idu menjadi muda terkena serangan. Bagaimana kuman menyebabkan jejas dan penyakit pada sel tidak diketaui dengan jelas. Beberapa organisme membebeaskan eksotoksin yang mampu mengakibatkan jejas sel mulai dari tempat implantasi kuman. Agen lain melepaskan endotoksin yan anya dibebeaskan pada keadaan disintegrasi organism. (elain itu, beberapa kuman dapat merusak sel dengan melepaskan berbagai macam en5im seperti lesitinase Clostridium perfringens4 yang mampu merusak selaput sel atau emolisin. Streptococcus beta hemoliticus4 yang melisiskan sel dara mera. Mekanisme potensial lain yang menimbulkan jejas ole kuman iala timbulnya ipersensiti;itas teradap agen, yang berakibat reaksi imunologi yang mengancurkan. Beberapa conto agen biologi penyebab jejas sel lainnya, antara lain* a. +istoplasma, 7occidioidea dan Blastomyces mengakibatkan reaksi kepekaan, tetapi yang lain seperti Actinomyces tidak. b. Amebiasis disebabkan proto5oa yang melepaskan en5im sitopati yang kuat dan dengan demikian mengancurkan jaringan tempatnya tertanam. c. Plasmodia malaria mengin;asi dan merusak sel dara mera dengan melepaskan metabolit beracun maupun pigmen malaria yang berasal dari emoglobin. Akan tetapi, agen penyebab toksoplasmosis
merupakan proto5oa obligat intrasel yang menyebabkan kerusakan jaringan nyata ole mekanisme yang tidak jelas di tempat lokasinya. d. Agen trikinosis terutama mengin;asi otot bergaris jantung dan skelet4 dan akirnya merusaak sel!sel yang diinggapi parasit. e. 7acing 0ricina dapat merampas tenaga yang dibekalkan pada sel atau mungkin mengasilkan produk metabolik akir yang beracun, tetapi penjelasan ini spekulatif. f. /ilariasis ditandai ole %brosis luas di tempat lokasinya, tetapi kita tidak mengetaui setepat!tepatnya mengapa terjadi radang %brosis. . . Hubungan antara agen kimia dengan kesehatan Baan kimia dan obat!obatan merupakan penyebab penting adaptasi, jejas, dan kematian sel. (ebenarnya setiap agen kimia atau obat dapat dilibatkan. Meskipun baan yang tidak berbaaya, seperti glukosa, bila konsentrasinya cukup, demikian dapat merusak lingkungan osmosa sel yang berakibat jejas atau kematian sel tersebut. Agen!agen yang sering diketaui sebagai racun dapat menyebabkan kerusakan ebat pada sel dan kemungkinan kematian seluru organism. Banyak baan kimia ini dan obat!obatan yang berdampak terjadinya perubaan pada beberapa fungsi ;ital sel, seperti permeabilitas selaput, omeostasis osmosa atau keutuan en5im dan kofaktor. 0ela dijelaskan sebelumnya, masing!masing agen biasanya memiliki sasaran kusus dalam tubu, mengenal beberapa sel dan tidak menyerang sel lainnya. Pada beberapa kasus, sifat selektif ini mencerminkan populasi sel yang dilibatkan dalam penyerapan, engangkutan, dan metabolism agen. Barbiturat menyebabkan perubaan pada sel ati, karena sel!sel ini yang terlibat dalam degradasu ibat tersebut. Bila merkuri klorida tertlan diserap dari lambung dan dikeluarkan melalui ginjal dan usus besar. &adi menimbulkan dampak utama pada alat!alat tubu ini. 0etapi, kita tidak selalu mempunyai penjelasan yang memuaskan tentang serangan yang selektif banyak baan kimia dan obat!obatan yang menyebabkan perubaan sel. . !. Hubungan antara agen "sika dengan kesehatan (uatu sel yang terpapar suatu tekanan akan melangalami adaptasi, jejas re;ersible, jejas irre;ersible, dan kematian secara berturut!turut,
tergantung beratnya paparan stressor. &ejas yang bersifat re;ersible berarti jika penyebab ditiadakan, perubaan morfologi dan fungsi yang dialami ole suatu sel akan ilang. (edangkan jejas yang bersifat irre;ersible berarti kerusakan akan tetap ada atau berlanjut 'alaupun penyebabnya diilangkan. ama kelamaan, jejas irre;ersible ini akan dapat mengakibatkan kematian. 0rauma, panas atau dingin yang luar biasa, perubaan mendadak tekanan atmosfer, tenaga radiasi dan tenaga listrik, semuanya memiliki dampak luas pada sel. 0rauma mekanik dapat menyebabkan sedikit pergeseran tapi nyata, pada organisasi organel intrasel atau pada keadaan lain yang ekstrem, dapat merusak sel secara keseluruan. Berikut adala penjelasan lebi lanjut tentang agen %sika yang dapat mengakibatkan jejas pada sel* 1. #adiasi 0erdapat dua kenis radiasi, yaitu* a.
adiasi pengion
adiasi pengion memiliki frekuensi tinggi yang panjang gelombang pendek. adiasi jenis ini dapat menyebabkan ionisasi atom seingga merusak susunan normal dari atom yang menyusun sel tubu. 0erdapat dua tipe radiasi pengion, yaitu gelombang elektromagnetik contonya* sinar D dan sinar E4 dan partikel contonya* sinar F, sinar G, proton, neutrons, mesons, dan deutron4. b.
adiasi non pengion
adiasi non pengion memiliki frekuensi renda dan panjang gelombang panjang. 7onto dari radiasi tipe ini adala infrared dan sinar ultra;iolet. 0ingkat kerusakan sel akibat radiasi ini tergantung kepada dosis radiasi yang dipaparkan. Berikut adala pembagiannya* H 1I gray
* nekrosis
H 1!2 gray * proliferasi sel dientikan H JI,# gray * tidak ada efek istopatologi
8ray adala unit dasar untuk mengukur radiasi. 9osis yang diberikan satu kali single dose4 dapat menyebabkan kerusakan yang ebat jika dibandingkan dengan dosis terbagi. (el yang aktif membela seperti* sel ematopoietic, sel beni, epitel gastrointestinal, epitel sKuamosa, sel endotelial, dan limfosit4 lebi sensitif dibandingkan dengan sel yang tidak aktif membela seperti* tulang, kartilago, otot, dan saraf perifer4. (el pada fase mitosis dari siklus suatu sel juga akan lebi sensitif.
. $uhu %ang ekstrem a.
uka bakar
0ampilan klinis penderita luka bakar tergantung kepada beberapa factor, yaitu* H 9alamnya luka H Presentase tubu yang mengalami luka H Apa disertaidengan trauma lainnya H Apaka pasien mendapatkan terapi yang maksimal uka bakar yang mengenai tubu lebi dari #IL permukaan tubu potensial untuk fatal. 0erjadi perpindaan cairn tubu ke jaringan interstitial seingga dapat menimbulkan sock ipo;olemik. Akibat protein dara masuk ke jaringan interstitial adala akan terjadi edema generalisata. (elain itu, juga akan terjadi peningkatan tekanan osmotik interstitial local akibat dilepaskannya yang bersifat aktif osmotic dan yang bersifat meurogenik dari sel yang mati. b.
+ipertermia
(uu tinggi yang merusak tentu dapat membakar jaringan, tetapi jau sebelu titik bakar ini dicapai, suu yang meningkat berakibat jejas dengan akibat ipermetabolisme, melampaui kamampuan perbekalan dara yang tersedia. +ipermetabolisme juga menyebabkan penimbunan asam metabolit, yang merendakan p+ sel seingga mencapai tingkat baaya. 0erpapar suu yang tinggi dalam 'aktu yang lama akan mengakibatkan*
H +eat cramps* mengakibatkan keilangan elektrolit melalui pelu. H +eat eausted* terjadi mendadal, akibat kegagalan kompensasi sistem kardio;askuler akibat berkurangnya intake cairan. H +eat stroke* terpapar panas yang lama dengan kelembapan yang tinggi. Mekanisme termoregulator gagal dengan pelu yang banyak, pori kulit terbuka lebar, ;asodilatasi perifer yang berakibat ;olume dara berkurang secara bermakna. Pada keadaan ini dapat terjadi kematian otot dan miokardium. c.
+ipotermia
0erpapar suu yang renda dalam 'aktu yang lama seperti tuna'isma dan orang yang memakai baju basa dalam 'aktu lama4 akan mengalami ipotermia. 0rauma pada sel dan jaringan akibat ipotermia terjadi melalui mekanisme sebagai berikut* H
Perubaan tekanan udara yang tiba!tiba
Perubaan mendadak tekanan atmosfer juga dapat berakibat gangguan perbekalan dara untuk sel!sel. Penyelam lautan dalam atau penggali tero'ongan, bila bekerja di ba'a tekanan atmosfer gas!gas atmosfer yang terlarut dalam dara mereka kadarnya lebi tinggi. Bila orang ini kembali ke tekanan normal terlalu ceat, gas!gas yang terlarut keluar dari larutan secara cepat dan membentuk gelembung! gelembung udara dalam sirkulasi. -ksigen segera dilarut kembali, tetapi nitrogen kurang larut dan tetap sebagai gelembung!gelembung kecil yang dapat terjebak dalam sirkulasi mikro, menyekat aliran dara dan akirnya berakibat jejas ipoksia pada sel!sel. )elainan ini disebut penyakit caissonC.
".
Aliran listrik
0enaga listrik memancarkan panas bila mele'ati tubu dan ole karena itu dapat menyebabkan luka bakar, tetapi lebi penting lagi, dapat mengganggu jalur konduksi saraf dan sering berakibat kematian karena artimi jantung. uas kerusakan yang disebabkan arus listrik tergantung pada tegangan dan kuat arusnya, taanan jaringan karena timbulnya panas4 dan jalur yang dile'ati arus dari titik masuk tubu ke titik keluarnya. #.
0rauma mekanik.
. &. Perbedaan antara gejala benjolan kanker dan benjolan bukan kanker Perbedaan yang paling mendasar antara benjolan kanker dan benjolan yang bukan kanker adala adaNtidaknya rasa nyeri saat ditekan. :yeri tekan yang positif menandakan adanya proses infeksi. (edangkan kanker tidak akan menimbulkan nyeri tekan positif. Memang kanker stadium lanjut akan menimbulkan rasa sakit, namun tentu kanker stadium lanjut tela dapat dibedakan dari benjolan infeksi biasa dikarenakan ukurannya yang luas. . '. ekanisme erubahan sel %ang terjadi akibat agen*agen tersebut (ecara umum, agen!agen penyebab jejas selNjaringan akan mengkibatkan perubaanNkerusakan dengan mempengarui morfologi atau %siologi suatu sel. Perubaan yang paling mendasar terjadi pada gen yang terdapat dalam inti masing!masing sel tersebut. Pada gen, terdapat bagian yang disebut dengan promoter dan protoonkogen. )eduanya berperan penting dalam proses ekspresi sifat!sifat ole gen atau dalam proses sintesis protein. &ika suatu sel terpapar agen penyebab jejas dan sampai kepada gen tersebut, maka sifat yang diekspresikan atau protein yang disintesis ole gen tersebut akan mengalami perubaan. &ika yang terpapar adala bagian promoter, maka sifat yang diekspresikan atau protein yang disintesis akan diproduksi dalam jumla yang berlebian, 'alaupun jenis produknya masi normal. :amun jika yang terpapar adala bagian protoonkogen, maka jenis produk yang diasilkan akan
mengalami perbuan. )eduanya sama!sama berakibat buruk pada kelangsungan idup sel. Pengaru jejas teradap sel? a. 7edera akut re;ersibel 9apat sembu4 b. 7edera 6re;ersibel yang menyebabkan 7ellular deat kematian sel4 yang berupa nekrosis dan apoptosis c. Perubaan organel subseluler Bagaimana mekanisme jejas?
Mekanisme jejas secara umum 6njurious (timulus dapat menimbulkan * a. Penurunan jumla A0P Adenosin 0ri Pospat4 menurun seingga organela yang bergantung pada pasokan energi dari A0P terganggu. b. )erusakan membran dapat mengganggu mitokondria organel pengasil A0P4, merusak lisosom yang memiliki en5im perncerna, seingga en5im tsb bocor ke dalam sitoplasma dan melumatkan seluru sel4, merusak protein penyusun membran plasma seisi sel mengalami kebocoran4. c. Peningkatan jumla ion 7a )alsium4 dalam sitoplasma yang akan mengganggu kinerja sel terutama 9:A. d. Peningkatan bentuk!bentuk -+ reaktif, seperti ion +idroksida -+!4 dan +2-2. (ala satu efek jejas ire;ersibel adala perubaan morfologi yang akirnya menimbulkan kematian sel. )ematian sel ada dua macam, yakni nekrosis dan apoptosis. Meskipun sama!sama kematian sel, tapi keduanya berbeda secara morfologi, mekanisme, dan perannya.
Perbedaan Morfologis dan Mekanisme antara :ekrosis dan Apoptosis (ingkatnya, proses nekrosis dia'ali dengan kerusakan membran yakni proses pelepuan membran sel. 0ingkat keparaan kerusakan membran ini juga merusak lisosom seingga membuat organel perncernaan tersebut mengeluarkan en5imnya ke dalam cairan sel sitoplasma4. Alasil, seluru organel dan komponen sel OdikunyaO ole en5im tersebut. (edangkan proses Apoptosis adala kebalikannya, kerusakan justru bera'al dari satuan terkecilnya yaitu kerusakan 9:A dan larutnya inti sel. (elanjutnya sel tersebut terpeca menjadi fragmen!fragmen kecil dan mengalami fagositosis. 9emikianla sekelumit mengenai jejas sel. o kok cuma begitu doang? Masi bingung ni bagaimana adaptasi sel mengindari jejas? 0erus apa ubungannya dengan organ secara riil? Mari kita liat pembaasan di posting berikutnya. (alam (eluler *9 eferrence * Robbins and Cotran Pathologic Basis of Disease 7th Edition
Faktor "sik en%ebab P+,
1. )
•
(uara yang tidak dikeendaki
•
)'alitas bunyi * intensitas kekerasan4 dan frekuensi nada4
•
6ntensitas *
•
Menentukan kerasnya suara
•
(atuan * desibel dB4
•
Alat ukur * sound le;el meter (M4, untuk mengukur intensitas antara 3I 13I dB. 1II 12I dB * menulikan alilintar, meriam, mesin uap, mesin pintal, dll. QI 1II dB * sangat iruk apangan terbang, jalan raya padat, mesin!mesin industriNgenset, dll4
$I QI dB * kuat kantor gadu, jalan umumnya, radio, perusaaan, pasar, dll4 "I $I dB * sedang ruma gadu, kantor umumnya, percakapan kuat, radio perlaan, dll4 2I "I dB * tenang ruma tenang, kantor perorangan, percakapan biasa, dll4 I 2I dB * sangat tenang berbisik, suara daun!daun, dll4 • • •
/rek'ensi * jumla getaran perdetik yang sampai pada telinga menentukan nada
•
satuan * +er5 +R4
•
umumnya suara terdiri dari berbagai frekuensi
•
suara yang dapat didengar manusia * 2I 2I.III +R
•
alat ukur * octa;e band analy5er
•
&enis kebisingan *
•
)ontinyu dengan frek'ensi luas * mesin!mesin, kipas angin, dapur pijar, dll.
•
)ontinyu dengan frek'ensi sempit * gergaji sirkuler, katup gas, dll
•
0erputus!putus intermittent4 * laulintas, bandara, dll.
•
6mpulsif * ketokan palu, tembakan bedil, dll.
•
•
Pendengaran auditoir4 * penurunan pendengaran atau :oise induced earing loss :6+4, mulai ringan sampai berat total4. (ifatnya permanen, kerusakan pada koklea syaraf4 Pada tes audimeter, suara baru terdengar pada intensitas S 2# dB, paling nyata pada frek'ensi pembicaraan "III +54 Penurunan pendengaran
•
Bukan pendengaran nonauditoir4
•
ketidak!nyamanan annoyance4
•
gangguan komunikasi
•
penurunan kapasitas kerja
•
gangguan tidur
•
ipertensi, dll.
•
:ilai Ambang Batas :AB4 * Q# dB
•
Pengendalian peredam, pera'atan mesin!mesin, selding, sumbat atau tutup telinga
2. A96A(6
1. Radiasi mengionkan ioni!ing radiation" Menyebabkan ionisasi pada cairan tubu 1. (inar radioaktif * partikel alfa, beta dan gama 2. (inar elektromagnetik * sinar D ontgen4, ultra;iolet
2. Radiasi tidak mengionkan nonioni!ing radiation" -le gelombang elektromagnetik Mempunyai panjang gelombang dan frek'ensi λ lambda4
λ T
T cNf
panjang gelombang meter4
7 T kecepatan caaya 3II.III kmNdetik4 f T frek'ensi sikelNdetik4
(inar
6oni5ing
ambda meter4
/rek'ensi sikelNdtk4
(umber
J 1 1I!U
S 3 1I1#
(inar D
1 1I!U
U.# 1I1"
ampu, sinar mataari, las listrik, lampu sterilisasi, dll
s.d.
s.d
" 1I!U
3 1I1#
!U
1"
:onioni5ing * >ltra;iolet
(inar tampak
6nframera
" 1I s.d
s.d
U.$ 1I!U
U.# 1I1"
U.$ 1I!U
3 1I11
s.d
s.d
1I 1I 8elombang mikro
" 1I
!3
" 1I
1"
1I 1I!3
3 1IQ
s.d
s.d
1
3 1I11
S1
J 3 1IQ
adiofrek'ensi
ampu, las listrik, tungku, sinar mataari, dll
ampu, las karbit, bara api, dll.
adar, radiokomunikasi, diatermi, kapasitor panas
0ele;isi, radiokomunikasi, alat sainti%k, pemanasan logam, industri plastik, dll
ltra;iolet * •
(olar elastosis * kulit menjadi coklat dan kering akibat paparan sinar mataari dalam jangka 'aktu lama
•
(olar keratosis * mirip solar elastosis tetapi lebi para. >mumnya disertai luka!2 kemeraan coklat, yang kadang!2 disertai perdaraan, bengkak, gatal, nyeri.
•
)onjungti;itis fotoelektrika
•
Menyebabkan terjadinya reaksi kimia antara oksigen dan nitrogen, terbentuk senya'a o5on atau nitrogen oksida. 9apat meruba senya'a idrokarbon terklorinasi menjadi gas fosgen
2. (inar tampak * ! Berubungan dengan kondisi penerangan di tempat kerja
3. 6nframera * Menyebabkan katarak lensa mata yg kas, yaitu di bagian posterior
". 8elombang mikro N radiofrek'ensi * 0idak kas. >mumnya mengenai sistem neuro!psikis -T+#+ (02#+$) ,+$
8etaran adala suatu osilasi mekanik pada sebua permukaan dengan frekuensi antara 2 1III +5. 9ianggap sebagai gelombang mempunyai frekuensi dan amplitudo. 9apat teratur armoni4 maupun tak teratur disarmoni4. (elain itu dapat pula diukur kecepatan mNdetik4 dan percepatan mNdetik 24. Pekerja berisiko * •
sopir truk, bus, traktor dan sejenisnya 2 2I +54
•
8ergaji tangan, ummer dan alat lain bergetar 2I !1III+54.
efek mekanis pada jaringan
•
rangsangan reseptor syaraf di jaringan
9apat terjadi secara akut atau kronik
0ingkat gangguan * 1. 8angguan kenikmatan 2. )elelaan 3. Penyakit
Macam * 1. 8etaran pada seluru tubu 'ole body4 2. 8etaran pada alat!tangan tool!and4
1. -etaran ada seluruh tubuh 3 Penyebab * alat angkut berat truk, trailer, forklift,dll4, getaran pada lantai le'at kaki. Berasal dari tempat duduk atau topangan kakiNpedal.
Bagian tubu perifer umumnya mempunyai frek'ensi lebi tinggi.
@ang paling rentan teradap getaran adala mata, kemudian pembulu dara dan persendian.
. -etaran ada alat*tangan (tool*hand) )elainan * •
sindroma aynaud N dead and N ;ibration 'ite %nger N traumatic ;asospastic disease.
•
artritis
•
tunnel!carpal syndrome
Mekanismenya adala gangguan pada ;askuler ;asopresser4 dan peradangan pada sendi.
>saa pre;ensi akibat getaran adala pemasangan peredam.
45+4+ ,#6+ (7O#, 4L+T)
(uu tubu manusia dipertaankan tetap, ada mekanisme pengatur (umber panas * metabolisme dan panas dari luar tubu konduksiNkon;eksi, radiasi4
M W )ond W < T I
M T metabolisme, )ond T kondusksi, T radiasi, < T e;aporasi
7uaca kerja dibangun ole * 1. (uu udara 2. )elembaban udara 3. )ecepatan aliran angin ". (uu radiasi
(uu udara * suu kering uap air tak jenu4 dan suu basa uap air jenu4. 6ndonesia daera katulisti'a4 mempunyai rata!rata iklim dengan suu dan kelembaban cukup tinggi. 7uaca lebi sering dirasakan sumuk N geraC.
)ombinasi tersebut dirasakan sebagai cuacaC, yang akan mempengarui pola metabolisme tubu. Pengaru tersebut dinamakan tekanan panas eat stress4. 9inyatakan sebagai 6ndeks (uu Basa Bola 6(BB4 dengan satuan o7, dengan formula sbb *
6(BB T I,Usuu basa X I,2 suu radiasi X I,1suu kering bekerja dengan sinar mataari4 6(BB T I,Usuu basa X I,3suu radiasi bekerja tanpa sinar mataari4
/ormula 9enny Ardianto * 6(BB T I,32 suu basa4 X I,3U suu kering4 X I,31 suu bola4
(uu udara panas paling banyak pengarunya dibanding suu dingin, yaitu * 1. Miliaria N eat rus 2. eat eaustian 3. eat cramp ". eat stroke
Aklimatisasi * penyesuaian diri teradap suu udara panas. -rang tidak teraklimatisasi, lebi berisiko menderita gangguan keseatan akibat panas. 7uaca panas menyebabkan orang cepat lela.
(uu nyaman * sekitar 2" 2$ o7.
Pengendalian suu panas * airconditioning suu dingin * eater
/aktor!faktor kimia penyebab PA)
iritasi perangsangan4 dan korosi
•
efek toksik sistemik
•
%brosis paru
•
as%ksia
•
alergi
•
mutagenik
•
karsinogenik, dll.
Baan kimia toksik sering dikelompokkan berdasar organ spesisik sasaran target organ4, misalnya * baan kimia epatotoksikan, nefrotoksikan, neurotoksikan, dll. /aktor!2 yang mempengarui toksisitas baan kimia * 1. (ifat %siko!kimianya 2. 0empat masuk port dYentry4 dalam tubu 3. /aktor kerentanan indi;idu