Fraktur Terbuka
UPTD Puskesmas Bandar Senembah
No. Kode : Terbitan : No. Revisi : Tgl. Mulai Berlaku: Halaman :
SOP
Pengertian
dr.Romaida Nainggolan 196712172006042004
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, tulang rawan sendi, tulang rawan epifisis baik yang bersifat total maupun parsial. Fraktur terbuka adalah suatu fraktur dimana terjadi hubungan dengan lingkungan luar melalui kulit sehingga terjadi kontaminasi bakteri sehingga timbul komplikasi berupa infeksi.
TUJUAN
Sebagai acuan dalam penanganan Pasien menderita Fraktur Terbuka.
KETERAMPILAN
1. Dokter Umum
PETUGAS
2. Perawat
PERALATAN
URAIAN UMUM
1.
Tensimeter
2.
Thermometer
3.
Timbangan Injak
4.
Ranjang Periksa
5.
Stetoskop
6.
Senter
7.
Handscoen
8.
Buku Register pasien
9.
Spalak
1. Pasien datang ke UGD dengan keluhan Adanya patah tulang terbuka setelah terjadinya trauma, nyeri, sulit digerakkan, deformitas, bengkak, perubahan warna, gangguan sensibilitas dan Kelemahan otot 2.
Dilakukan pemeriksaan penunjang sederhana
Fisik
dan
pemeriksaan
a. Pemeriksaan Fisik a. Inspeksi (look ) Adanya luka terbuka pada kulit yang dapat berupa tusukan tulang yang tajam keluar menembus kulit
atau dari luar oleh karena tertembus, misalnya oleh peluru atau trauma langsung dengan fraktur yang terpapar dengan dunia luar. b. Palpasi (feel ) 1. Robekan kulit yang terpapar dunia luar 2. Nyeri tekan 3. Terabanya jaringan tulang yang menonjol keluar 4. Adanya deformitas 5. Panjang anggota gerak berkurang dibandingkan sisi yang sehat c. Gerak (move ) Umumnya tidak dapat digerakkan b. Pemeriksaan Penunjang a. Pemeriksaan radiologi,berupa: 1. Foto polos: Umumnya dilakukan pemeriksaan dalam proyeksi AP dan lateral 2. Pemeriksaan radiologi lainnya sesuai indikasi dapat dilakukan pemeriksaan berikut, antara lain: radioisotope scanning tulang, tomografi, artrografi, CT-scan, dan MRI Pemeriksaan darah rutin dan golongan darah, untuk menilai kebutuhan penambahan darah, memantau tanda-tanda infeksi. 3. Penegakkan diagnosis Diagnosis klinis Diagnosis ditegakkan berdasar anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang. Klasifikasi Fraktur terbuka dibagi menjadi tiga kelompok: a. Grade I 1. Fraktur terbuka dengan luka kulit kurang dari 1 cm dan bersih 2. Kerusakan jaringan minimal, frakturnya simple atau oblique dan sedikit kominutif . b. Grade II 1. Fraktur terbuka dengan luka robek lebih dari 1 cm, tanpa ada kerusakan jaringan lunak, 2. Flap kontusio avulsi yang luas serta fraktur kominutif sedang dan kontaminasi sedang. c. Grade III Fraktur terbuka segmental atau kerusakan jaringan lunak yang luas atau amputasi traumatic, derajad kontaminasi yang berat dan trauma dengan kecepatan tinggi. Fraktur grade III dibagi menjadi tiga, yaitu: 1. Grade IIIa : Fraktur segmental atau sangat
2.
kominutif penutupan tulang dengan jaringan lunak cukup adekuat. Grade IIIb : Trauma sangat berat atau kehilangan jaringan lunak yang cukup luas, terkelupasnya daerah periosteum dan tulang tampak terbuka, serta adanya kontaminasi yang cukup berat.
3. Grade IIIc darah.
:
Fraktur dengan kerusakan pembuluh
4. Penatalaksanaan Prinsip penanganan fraktur terbuka a. Semua fraktur terbuka dikelola secara emergensi. b. Lakukan penilaian awal akan adanya cedera lain yang dapat mengancam jiwa. c. Lakukan irigasi luka d. Lakukan stabilisasi fraktur e. Pasang cairan dan berikan antibiotika intravena yang sesuai dan adekuat misalnya setriakson dan segera rujuk ke layanan sekunder. Penatalaksanaan a. Pembersihan terhadap luka fraktur, dengan cara irigasi dengan NaCl fisiologis secara mekanis untuk mengeluarkan benda asing yang melekat. b. Balut luka untuk menghentikan perdarahan, pada fraktur dengan tulang menonjol keluar sedapat mungkin dihindari memasukkan komponen tulang tersebut kembali ke dalam luka. c. Fraktur dengan luka yang berat memerlukan suatu traksi skeletal. Fraktur grade II dan III sebaiknya difiksasi dengan fiksasi eksterna. Alat sederhana yang bisa digunakan dalam d. Pemberian antibiotika: merupakan cara efektif mencegah terjadinya infeksi pada fraktur terbuka. Antibiotika yang diberikan sebaiknya dengan dosis yang besar. Untuk fraktur terbuka antibiotika yang dianjurkan adalah golongan cephalosporin, dan dikombinasi dengan golongan aminoglikosida. e. Pencegahan tetanus: Semua penderita dengan fraktur terbuka perlu diberikan pencegahan tetanus. Pada penderita yang telah mendapat imunisasi aktif cukup dengan pemberian toksoid tapi bagi yang belum, dapat diberikan 250 unit tetanus imunoglobulin (manusia). Pasien segera dirujuk setelah kondisi lebih stabil. 5. Kriteria Rujukan Langsung dirujuk dengan tetap mengawasi tanda vital dan memberikan penanganan awal.
Perawat / Bidan Pasien masuk UGD
Melakukan Pengkajian
Pasien baring ditempat
awal klinis sesuai SOP
pemeriksaan Dokter
Pengkajian awal klinis
pemeriksaan laboratorium
Ya
ada indikasi
Dokter melakukan
pemeriksaan
anamnesa dan
penunjang
pemeriksaan fisik
Tidak
Dokter menegakkan diagnosa berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang mengacu pada standar profesi dan standar asuhan (PMK no 5 tahun 2014)
Pasien
DIAGRAM ALIR
membutuhkan
Pasien diberikan rujukan internal atau rujukan eksternal.
Ya
pelayanan atau tindakan lebih lanjut
Tidak
Pasien diberikan resep obat sesuai dengan Diagnosa yang mengacu pada standar profesi dan standar asuhan (PMK no 5 tahun 2014)
Perawat mencatat hasil pemeriksaan, laboratorium dan terapi, maupun rujukan kedalam buku register harian pasien UGD.
Pasien diresepkan Obat
UNIT TERKAIT
1. UGD 2. Poli Umum 3. Rawat Inap.
CATATAN MUTU
1. 2. 3. 4.
Buku Family Folder Buku register harian pasien UGD Kertas resep Surat Rujukan
Rekaman historis perubahan Yang diubah
Isi Perubahan
Tanggal mulai diberlakukan