TUGAS PENDAHULUAN KIMIA KLINIK I MAKALAH TENTANG UROBILIN DAN UROBILINOGEN
DISUSUN OLEH : KELOMPOK
: I (SATU)
KELAS
: 17B
ANGGOTA
:
1. ZULKIFLI
(17 3145 353 065)
2. FIKA ANDRIANI
(17 3145 353 046)
3. KHUSNUL MAESARAH
(17 3145 353 068)
4. MUTIA DINIASTI
(17 3145 353 051)
5. RESTI SAMULUNG
(17 3145 353 057)
6. NURWANA
(17 3145 353 076)
7. SILPA
(17 3145 353 062)
8. CINDY VINOLIA LAGE
(16 3145 353 049)
PROGRAM STUDI DIV ANALIS KESEHATAN STIKES MEGA REZKY MAKASSAR 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan, baik dari segi isi, penulisan maupun kata-kata yang digunakan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan makalah ini selanjutnya, akan kami terima dengan senang hati. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Karena tanpa bantuan dari mereka makalah ini tak akan dapat kami selesaikan dengan baik. Semoga informasi yang ada dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian.
Makassar, November 2018
Penulis,
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
Manusia merupakan makhluk yang unik. Dari setiap sisi dari tubuh manusia menjadi sebuah hal yang menarik untuk dipelajari. Kita juga mengenal berbagai sistem organ yang mempunyai peran yang sangat penting sesuai dengan peran fungsinya. Sistem organ dengan sistem kerja masing – masing saling berinteraksi dan menjadikan satu kesatuan yang utuh. Dari berbagai sistem, kita mengenal sistem perkemihan dimana dari organ-nya dan fungsinya. Adapun hal yang menarik bahwa zat yang dikeluarkan atau yang dikenal dengan nama urine dapat menjadi sebuah penelitian akan kondisi kesehatan tubuh seseorang. Disini telah disusun berbagai hal menarik mengenai urine. Urine adalah larutan kompleks yang terdiri dari 96% air dan 4% zat terlarut dimana zat terlarut ini pada umumnya berasal dari makanan dan sisasisa produk dari metabolisme tubuh yang dikeluarkan melalui saluran kemih. Urine normal yang baru dikeluarkan tampak jernih sampai sedikit berkabut dan berwarna kuning oleh pigmen urokrom dan urobilin. Intensitas warna sesuai dengan konsentrasi urine; urine encer hampir tidak berwarna, urine pekat berwarna kuning tua atau sawo matang. Kekeruhan biasanya terjadi karena kristalisasi atau pengendapan urat (dalam urine asam) atau fosfat (dalam urine basa). Kekeruhan juga bisa disebabkan oleh bahan selular berlebihan atau protein dalam urin. Volume urine normal adalah 750-2.000 ml/24hr. Pengukuran volume ini pada pengambilan acak (random) tidak relevan. Karena itu pengukuran volume harus dilakukan secara berjangka selama 24 jam untuk memperoleh hasil yang akurat. Urinalisis adalah analisa fisik, kimia, dan mikroskopik terhadap urine. Pemeriksaan kimia urine antara lain pemeriksaan bilirubin, urobilin dan urobilinogen dimana pemeriksaan ini bertujuan untuk menilai kerusakan hati.
B. TUJUAN MAKALAH
1. Untuk mengetahui pengertian urobilin dan urobilinogen. 2. Untuk mengetahui mekanisme pembentukan urobilin dan urobilinogen. 3. Untuk mengetahui masalah klinis dari urobilin dan urobilonogen. 4. Untuk mengetahui cara pemeriksaan urobilin dan urobilinogen
BAB II ISI A. Definisi Urobilin dan Urobilinogen
Urobilin adalah Pigmen alami dalam urin yang menghasilkan warna kuning. Ketika urin kental, urobilin dapat membuat tampilan warna oranyekemerahan yang intensitasnya bervariasi dengan derajat oksidasi, dan kadangkadang menyebabkan kencing terlihat merah atau berdarah. Banyak tes urin (urinalisis) yang memantau jumlah urobilin dalam urin karena merupakan zat penting
dalam
metabolisme/
produksi
urin.
Tingkat
urobilin
dapat
memberikan wawasan tentang efektivitas fungsi saluran kemih. Fungsi urobilin ini adalah zat yang di serap kembali oleh darah di buang melalui ginjal sehingga membuat warna pada urine. Urobilinogen adalah pigmen empedu yang merupakan produk metabolisme bilirubin. Fungsi utama zat ini adalah pembentukan warna urin yang khas. Dan jika kehadiran bilirubin dalam urin dapat dianggap sebagai abnormal (bilirubinuria) maka kandungan moderat urobilinogen adalah normal untuk ini.
B. Mekanisme Pembentukan Urobilin dan Urobilinogen
Pembentukan urobilin adalah bilirubin terkonjugasi yang mencapai ileum terminal dan kolon dihidrolisa oleh enzym bakteri β glukoronidase dan pigmen yang bebas dari glukoronida direduksi oleh bakteri usus menjadi urobilinogen, suatu senyawa tetrapirol tak berwarna. Sejumlah urobilinogen diabsorbsi kembali dari usus ke perdarahan portal dan dibawa ke ginjal kemudian dioksidasi menjadi urobilin yang memberi warna kuning pada urine. Sebagian besar urobilinogen berada pada feces akan dioksidasi oleh bakteri usus membentuk sterkobilin yang berwarna kuning kecoklatan. Urobilin dihasilkan dari degradasi heme, yang pertama terdegradasi melalui biliverdin ke bilirubin. Bilirubin kemudian diekskresikan sebagai empedu yang terdegradasi oleh mikroba yang hadir dalam usus besar urobilinogen dan
diserap ke dalam aliran darah, dimana ia diubah menjadi urobilin dan akhirnya diekskresikan ke ginjal. Pembentukan urobilinogen terjadi dari bilirubin di lumen usus, yang sampai di sana dengan arus empedu. Di bawah pengaruh enzim pencernaan teroksidasi dan reabsorpsi urobilinogen, yang memasuki aliran darah ke ginjal dan diekskresikan dalam urin.
C. Masalah Klinis
Peningkatan ekskresi urobilinogen dalam urine terjadi bila fungsi sel hepar
menurun
atau
terdapat
kelebihan
urobilinogen
dalam
saluran
gastrointestinal yang melebihi batas kemampuan hepar untuk melakukan rekskresi. Urobilinogen meninggi dijumpai pada : destruksi hemoglobin berlebihan (ikterik hemolitika atau anemia hemolitik oleh sebab apapun), kerusakan parenkim hepar (toksik hepar, hepatitis infeksiosa, sirosis hepar, keganasan hepar), penyakit jantung dengan bendungan kronik, obstruksi usus, mononukleosis infeksiosa, anemia sel sabit. Hasil positif juga dapat diperoleh setelah olahraga atau minum atau dapat disebabkan oleh kelelahan atau sembelit. Orang yang sehat dapat mengeluarkan sejumlah kecil urobilinogen. Urobilinogen urine menurun dijumpai pada ikterik obstruktif, kanker pankreas, penyakit hati yang parah (jumlah empedu yang dihasilkan hanya sedikit), penyakit inflamasi yang parah, kolelitiasis, diare yang berat.
D. Cara Pemeriksaan a. Pemeriksaan Urobilin Metode Schlezinger
Pemeriksaan urobilin dengan metode Schlezinger. Urobilin adalah pigmen alami dalam urin yang menghasilkan warna kuning. Ketika urin kental, urobilin dapat membuat tampilan warna oranye-kemerahan yang intensitasnya bervariasi dengan derajat oksidasi, dan kadang-kadang menyebabkan kencing terlihat merah atau berdarah.
Banyak tes urin (urinalisis) yang memantau jumlah urobilin dalam urin karena merupakan zat penting dalam metabolisme/ produksi urin. Tingkat urobilin dapat memberikan wawasan tentang efektivitas fungsi saluran kemih. Prinsip pemeriksaan urobilin ini adalah Iodium akan mengoksidasi urobilinogen menjadi urobilin dengan zink yang akan membentuk ikatan kompleks yang akan berpendar hijau. Filtrate dari pemeriksaan bilirubin metode Harrison diambil sebanyak 3ml lalu ditambahkan reagen Schlezinger sebanyak 3 ml kemudian ditetesi dengan 1-2 tetes ammonia dan dikocok lalu di saring sampai jernih . Dari hasil pengamatan dapat dilihat fluoresensi berwarna hijau, dimana hal ini mengindikasikan adanya urobilin dalam sampel yang diperiksa.
Pada pemeriksaan terhadap urobilin sengaja ditambahkan sedikit yodium sebagai larutan lugol (jodium 1 g; kaliumjodida 2 g; aguadest 300 ml) untuk menjalankan oksidasi itu.
b. Pemeriksaan Urobilinogen Ehrlich
Pemeriksaan
urobilinogen
dengan
metode
Ehrlich.
Prinsip
pemeriksaan ini adalah urobilinogen dalam urine bereaksi dengan reagen Ehrlich
( paradimethylaminobenzaldehyde,
serta
HCl
50%)
akan
membentuk warna jingga – merah. Sampel urine diambil sebanyak 5ml lalu ditambahkan kedalamnya 10-12 tetes reagen ehrlich dikocok dan ditunggu selama 5 menit. Hasil pengamatannya, larutan berubah menjadi warna merah yang berarti sampel positif mengandung urobilinogen
Urine yang terlalu alkalis menunjukkan kadar urobilinogen yang lebih tinggi, sedangkan urine yang terlalu asam menunjukkan kadar urobilinogen yang lebih rendah dari seharusnya. Kadar nitrit yang tinggi juga menyebabkan hasil negative palsu. Urobilinogen sering didapat dalam urine karena urobilinogen merupakan suatu zat hasil perombakan hemoglobin yang digunakan untuk memberi warna urine. Kadar eksresi urobilinogen normal dalam urine
adalah 1-4mg/24jam. Jika didapati kadar urobilinogen lebih dari kadar normal, maka kemungkinan terdapat kerusakan hati atau berlebihnya Hb yang dirombak oleh hati. Sejumlah besar urobilinogen berkurang di faeses, sejumlah besar kembali ke hati melalui aliran darah; di sini urobilinogen diproses ulang menjadi empedu, dan kira-kira sejumlah 1% diekskresikan oleh ginjal ke dalam urin. mencapai kadar puncak antara jam 14.00 – 16.00, oleh karena itu dianjurkan pengambilan sampel dilakukan pada jam-jam tersebut. Urobilinogen meninggi dijumpai pada : destruksi hemoglobin berlebihan (ikterik hemolitika atau anemia hemolitik oleh sebab apapun), kerusakan parenkim hepar (toksik hepar, hepatitis infeksiosa, sirosis hepar, keganasan hepar), penyakit jantung dengan bendungan kronik, obstruksi usus, mononukleosis infeksiosa, anemia sel sabit. Hasil positif juga dapat diperoleh setelah olahraga atau minum atau dapat disebabkan oleh kelelahan atau sembelit. Orang yang sehat dapat mengeluarkan sejumlah kecil urobilinogen. Urobilinogen urine menurun dijumpai pada ikterik obstruktif, kanker pankreas, penyakit hati yang parah (jumlah empedu yang dihasilkan hanya sedikit), penyakit inflamasi yang parah, kolelitiasis, diare yang berat. Catatan: 1) Urobilinogen setelah dioksidasi akan menjadi urobilin sehingga juga akan memberikanreaksi positif. Oleh karena itu setelah ditetesi iodium sering kali akan tampak lebih jelas warna hijaunya 2) Untuk pemeriksaan urobilinogen tes hendaknya segera dikerjakan paling tidak 30 menit setelah sampling 3) Garam-garam empedu sering akan mengganggu reaksi ini. Dengan penambhan BaCl2 maka akan terjadi endapan yang mengarbsopsikan garam ini 4) Forfobilinogen juga memberikan reaksi positif.
5) Tambahkan 2 ml chloroform lalu kocok bila warna merah pindah dibagian bawah chloroform berarti urobilinogen. Tetapi bila tetap dibagian atasberarti forfobilinogen
BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN
Urobilin adalah Pigmen alami dalam urin yang menghasilkan warna kuning. Sedangkan Urobilinogen adalah pigmen empedu yang merupakan produk metabolisme bilirubin.
B. SARAN
Diharapkan untuk mencari referensi lebih detail dari materi tentang urobilin dan urobilinogen pada urin baik pada buku maupun internet.
DAFTAR PUSTAKA
https://brainly.co.id/tugas/11716279 http://panji1102.blogspot.com/2008/10/nilai-normal-laboratorium-patologi.html http://www.atlm-edu.id/2017/02/pemeriksaan-urobilin-cara-schlesinger.html https://mitsukoraynzz.wordpress.com/tag/urobilin/ http://healthysmed.com/id/stories/3454 https://media.neliti.com/media/publications/68483-ID-gambaran-bilirubin-danurobilinogen-urin.pdf https://www.google.com/search?q=mekanisme+urobilinogen&ie=utf-8&oe=utf8&client=firefox-b-ab