Pemeriksaan Urobilinogen 1. Alat Alat dan dan Bah Bahan an a.
Alat
•
Tabung reaksi
•
Rak tabung reaksi
b.
Bahan
•
Urin segar (baru dikemihkan) 5ml
•
Reagen Ehrlich
2. Cara Cara Kerj Kerjaa a.
Camp Campur urka kan n 10 10 – 20 tete tetess reag reagen en Ehrli Ehrlich ch deng dengan an 5 ml ml urin urin..
b.
Biarkan tegak pada rak tabung 3 – 5 menit, amati hasilnya.
Perhatikan
:
•
Bila timbul warna merah samara-samar, tes dianggap selesai.
•
Bila Bila warna warna merah merah tampak tampak jelas, jelas, lakuka lakukan n pengen pengencera ceran n urin urin dan kerjak kerjakan an
pemeriksaan seperti semula. 3. Hasil a. Pen Penilai ilaian an hasil asil :
•
Negatif ( - )
: tidak terjadi perubahan warna.
•
Negatif palsu : pada kadar protein tinggi, sulfonamide.
•
Positif
: timbul warna merah.
•
Positif palsu
: adanya indol, skatol, makanan berkhlorofil.
b. Arti klinis :
•
Normal
: urin memberi reaksi positif sampai pengenceran 20x dengan
cara 0,5 cc urin + air sampai volume 10 ml. Ekskresi normal : 4 mg / 24 jam.
•
Patologis: Bila pengenceran lebih dari 40 x
c. Catatan
d.
:
•
Sulfonamid, nitrit, prokain menimbulkan warna hijau.
•
Formalin menghambat reaksi.
Hasil :Timbul warna merah samar samar.
4. Pembahasan Dari hasil pemeriksaan urin didapatkan bahwa urin berubah warna menjadi kemerahan. Hal ini menunjukkan bahwa urin positif mengandung urobilinogen. Kondisi ini dapat dipengaruhi oleh persiapan penderita. Reaksi positif palsu dapat terjadi dalam kondisi;
•
Pengaruh obat : fenazopiridin (Pyridium), sulfonamide, fenotiazin, asetazolamid (Diamox),
kaskara,
metenamin
mandelat
(Mandelamine),
prokain,
natrium
bikarbonat, pemakaian pengawet formaldehid. •
Makanan kaya karbohidrat dapat meninggikan kadar urobilinogen, oleh karena itu pemeriksaan urobilinogen dianjurkan dilakukan 4 jam setelah makan.
•
Urine yang bersifat basa kuat dapat meningkatkan kadar urobilinogen; urine yang dibiarkan setengah jam atau lebih lama akan menjadi basa.(Davidson, 2008)
5. Aplikasi Klinis Tes Ehrlich dapat mendeteksi adanya urobilinogen, sterkobilinogen dan porfobilinogen. Apabila ditemukan urobilinogen uria dapat diindikasikan adanya gangguan parenkim hati. Sedangkan urobilinogen negatif ditemukan pada obstruksi total saluran empedu. Hepatitis Virus hepatitis B (VHB) masuk kedalam tubuh secara parenteral. Dari peredaran darah partikel masuk ke hati dan terjadi proses replikasi virus. Infeksi hepatitis menimbulkan manifestasi klinis berupa malaise, fatigue, kelelahan, anorexia, mual, muntah, yang biasanya di induksi oleh makanan berlemak. Tonsilitis biasa di hubungkan dengan konsumsi rokok. (Baliga, 2006)
Daftar Pustaka
Davidson.
2008.
Ehrlich’s
Aldehyde
Test
for
Urobilinogen.
Diunduh
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2050102/pdf/brmedj03678-0007.pdf pada tanggal 26 September 2010 Baliga. 2006. Crash Course Internal Medicine. USA: Elvesier
di