JURNAL AWAL PRAKTIKUM ANALISIS FARMASI II PENETAPAN KADAR PARASETAMOL DAN NATRIUM DIKLOFENAK DALAM SEDIAAN JAMU DENGAN METODE KLTSPEKTROFOTODENSITOMETRI
Oleh: Golongan I Kelompok 2
Ni Putu Anna Yuniari Pratiwi
1308505068
Komang Puja Laksana
1408505011
Made Wina Sadina
1408505015
I Komang Ananda Yoga Murti
1408505016
Ida Ayu Sintha Devi
1508505003
JURUSAN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA 2017
I.
TUJUAN
1.1 Mengetahui tingkat validitas dari metode penetapan kadar parasetamol dan natrium diklofenak yang dilakukan. 1.2 Mampu memahami proses preparasi parasetamol dan natrium diklofenak dalam sediaan jamu menggunakan KLT-Spektrofotodensitometri. 1.3 Menentukan kadar parasetamol dan natrium diklofenak diklofenak dalam sediaan jamu menggunakan KLT-Spektrofotodensitometri. II. DASAR TEORI 2.1 Parasetamol
Parasetamol memiliki nama lain Acetaminofen atau N-asetil-4-aminofenol. Parasetamol memiliki rumus molekul C 8H9 NO2 dengan bobot molekul sebesar 151,16 gram/mol. Parasetamol mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 101,0% C 8H9 NO2, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Parasetamol berupa hablur atau serbuk putih, tidak berbau, dan memiliki rasa pahit, larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol 95% P, dalam 13 bagian aseton as eton P, dalam 40 bagian gliserol P dan dalam 9 bagian propilenglikol P, larut dalam dalam larutan alkali hidroksida. Parasetamol memiliki suhu lebur 169ºC sampai 172ºC (Depkes RI, 1979).
Gambar 1. Struktur Kimia Parasetamol (Depkes RI, 1979) Parasetamol memiliki sistem pelarut untuk KLT yaitu sistem TA-hRf= 95; sistem TB-hRf= 00; sistem TD-hRf= 15; sistem TE-hRf= 45; sistem TF-hRf= 32; sistem TAD-hRf= 26; sistem TAE-hRf= 77; sistem TAJ-hRf= 30; sistem TAKhRf= 05; sistem TAL-hRf= 73. Dengan larutan ferri klorida menghasilkan warna biru, larutan kalium permanganat dalam larutan asam memberi hasil positif. Spektrum serapan UV pada larutan asam encer 245 nm (A 11= 668a) dan pada larutan basa encer 257 nm (A 11= 715a) (Moffat et al , 2005).
1
Gambar 2. Spektrum Parasetamol (Moffat et al , 2005)
2.2 Natrium Diklofenak
Natrium diklofenak memiliki rumus molekul C14H10Cl2 N.NaO2 dan berat molekul adalah 318,13 gr/mol. Natrium diklofenak sedikit larut dalam air, larut dalam alkohol; praktis tidak larut dalam kloroform dan eter. Memiliki pH larutan 1 % b/v dalam air 7-8 (Sweetman, 2009). Dalam larutan asam, natrium diklofenak memiliki panjang gelombang maksimum 273 nm (A 11= 309b) dan pada larutan basa, memiliki panjang gelombang maksimum 275 nm (A 11= 351b) (Moffat et al ., 2011). Natrium diklofenak memiliki sistem pelarut untuk KLT yaitu sistem TA-Rf 90; sistem TD-Rf 25; sistem TE-Rf 12; sistem TF-Rf 27; sistem TGRf 29; sistem TADRf 47; sistem TAE-Rf 90; sistem TAJ-Rf 40; sistem TAK-Rf 64; sistem TAL-Rf 84. Dengan larutan asam kromik menghasilkan warna merah. Spektrum serapan UV pada larutan asam encer 273 nm (A 11= 309b) dan pada larutan basa encer 257 nm (A11= 351b) (Moffat et al , 2005).
Gambar 3. Struktur Kimia Natrium
Gambar
4.
Spektrum
Natrium
Diklofenak (Moffat et al , 2005)
Diklofenak (Moffat et al , 2005)
2
2.3 KLT-Spektrofotodensitometri
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) merupakan bentuk kromatografi planar, selain kromatografi kertas, dan elektroforesis. Komponen-komponen pada kromatografi, akan dipisahkan menjadi dua fase, yaitu fase diam dan fase gerak. Pada fase diamnya berupa lapisan yang seragam (uniform) sedangkan fase gerak yang dikenal dengan sebagai pelarut pengembang akan bergerak sepanjang fase diam (Gandjar dan Rohman, 2007). Penetapan kadar dengan menggunakan kombinasi KLT dan Densitometer (KLT Densitometri) cukup ekonomis karena menggunakan fase gerak yang sedikit, waktu yang relatif singkat dan dapat dilakukan penetapan kadar beberapa sampel secara simultan. Apabila dibandingkan dengan KCKT maka metode KLT tidak ada batasan fase gerak yang harus digunakan, sampel yang berupa suspensi atau keruh dapat langsung ditetapkan kadarnya, lebih cepat dan ekonomis serta memungkinkan penetapan kadar secara simultan. Analisis kuantitatif dari suatu senyawa yang telah dipisahkan dengan KLT biasanya dilakukan dengan densitometer langsung pada lempeng KLT (atau secara in situ) (Gandjar dan Rohman, 2007).
Gambar 2.3 Bejana berisi plat KLT sebelum dan sesudah pengembangan (Stahl, 1985). 2.4 Validasi Metode
Menurut Moffat et al. (2011), validasi metode adalah suatu proses yang mana dilakukan beberapa percobaan dan evaluai terhadap suatu metode analisis sesuai parameter validasi yang akan menunjukkan keberlakuan suatu metode analisis untuk tujuan tertentu yang diinginkan. Beberapa kriteria validasi metode adalah linearitas, keseksamaan (presisi), dan ketepatan (akurasi) (Gandjar dan Rohman, 2007).
3
III. ALAT DAN BAHAN 3.1 Alat
j. Pipet kapiler
a. Neraca analitik b. Pipet ukur 1 mL, 2 mL dan 5 mL
l. Spektrofotodensitometri m. Sentrifugator
c. Tabung sentrifugasi d. Plat Silika Gel 90 GF
k. Oven
254 15 x
10 cm e. Chamber f. Botol vial g. Batang pengaduk h. Bulb filler i. Beaker glass 50 mL dan 100 mL
n. Kertas saring o. Labu ukur 5 mL, 10 mL, 25 mL p. Pipet tetes q. Kertas perkamen r. Sendok tanduk s. Sonikator t. Aluminium foil
3.2 Bahan
a. Serbuk jamu pegal linu
-
b. Serbuk Baku Natrium diklofenak c. Serbuk Baku Parasetamol d. Toluena e. Etil asetat f. Metanol
4
IV. PROSEDUR KERJA 4.1 Pembuatan Larutan 4.1.1 Pembuatan Larutan Stok Parasetamol 1 mg/mL
Diketahui: Konsentrasi stok parasetamol (M) = 1 mg/mL Volume larutan yang dibuat (V) = 25 mL Ditanya: Massa serbuk parasetamol yang ditimbang…? Jawab: Massa
=M×V = 1 mg/mL × 25 mL = 25 mg
4.1.2 Pembuatan Larutan Stok Natrium Diklofenak 1 mg/mL
Diketahui: Konsentrasi stok natrium diklofenak (M) = 1 mg/mL Volume larutan yang dibuat (V) = 25 mL Ditanya: Massa serbuk natrium diklofenak yang ditimbang…? Jawab: Massa
=M×V = 1 mg/mL × 25 mL = 25 mg
4.1.3 Pembuatan Larutan Seri Parasetamol
a. Pembuatan larutan seri 50 µg/mL Diketahui
:
Konsentrasi Larutan Stok Parasetamol
= 1000 µg/mL
Konsentrasi Larutan Seri Parasetamol
= 50 µg/mL
Volume Larutan Seri Parasetamol
= 5 mL
Ditanya
:Volume Larutan Stok Parasetamol = ......?
Jawab
: C1
× V1
=
C2
×
V2
1000 µg/mL
× V1
=
50 µg/mL
×
5 mL
V1
=
50 µg/mL x5 mL 1000 µg/mL
V1
=
0,25 mL
5
b. Pembuatan larutan seri 100 µg/mL Diketahui
:
Konsentrasi Larutan Stok Parasetamol
= 1000 µg/mL
Konsentrasi Larutan Seri Parasetamol
= 100 µg/mL
Volume Larutan Seri Parasetamol
= 5 mL
Ditanya
:Volume Larutan Stok Parasetamol = ......?
Jawab
: C1
× V1
=
C2
×
V2
1000 µg/mL
× V1
=
100 µg/mL
×
5 mL
V1
=
100 µg/mL x5 mL 1000 µg/mL
V1
=
0,5 mL
c. Pembuatan larutan seri 200 µg/mL Diketahui
:
Konsentrasi Larutan Stok Parasetamol
= 1000 µg/mL
Konsentrasi Larutan Seri Parasetamol
= 200 µg/mL
Volume Larutan Seri Parasetamol
= 5 mL
Ditanya
:Volume Larutan Stok Parasetamol = ......?
Jawab
: C1
× V1
=
C2
×
V2
1000 µg/mL
× V1
=
200 µg/mL
×
5 mL
V1
=
200 µg/mL x5 mL 1000 µg/mL
V1
=
1 mL
d. Pembuatan larutan seri 250 µg/mL Diketahui
:
Konsentrasi Larutan Stok Parasetamol
= 1000 µg/mL
Konsentrasi Larutan Seri Parasetamol
= 250 µg/mL
Volume Larutan Seri Parasetamol
= 5 mL
Ditanya
:Volume Larutan Stok Parasetamol= ......?
Jawab
:
6
C1
× V1
=
C2
×
V2
1000 µg/mL
× V1
=
250 µg/mL
×
5 mL
V1
=
250 µg/mL x5 mL 1000 µg/mL
V1
=
1,25 mL
e. Pembuatan larutan seri 500 µg/mL Diketahui
:
Konsentrasi Larutan Stok Parasetamol
= 1000 µg/mL
Konsentrasi Larutan Seri Parasetamol
= 500 µg/mL
Volume Larutan Seri Parasetamol
= 5 mL
Ditanya
:Volume Larutan Stok Parasetamol = ......?
Jawab
: C1
× V1
=
C2
×
V2
1000 µg/mL
× V1
=
500 µg/mL
×
5 mL
V1
=
500 µg/mL x5 mL 1000 µg/mL
V1
=
2,5 mL
4.1.4 Pembuatan Larutan Seri Natrium Diklofenak
a. Pembuatan larutan seri 50 µg/mL Diketahui
:
Konsentrasi Larutan Stok Natrium Diklofenak
= 1000 µg/mL
Konsentrasi Larutan Seri Natrium Diklofenak
= 50 µg/mL
Volume Larutan Seri Natrium Diklofenak
= 5 mL
Ditanya
:Volume Larutan Stok Natrium Diklofenak = ......?
Jawab
: C1
× V1
=
C2
×
V2
1000 µg/mL
× V1
=
50 µg/mL
×
5 mL
V1
=
50 µg/mL x5 mL 1000 µg/mL
V1
=
0,25 mL
7
b. Pembuatan larutan seri 100 µg/mL Diketahui
:
Konsentrasi Larutan Stok Natrium Diklofenak
= 1000 µg/mL
Konsentrasi Larutan Seri Natrium Diklofenak
= 100 µg/mL
Volume Larutan Seri Natrium Diklofenak
= 5 mL
Ditanya
:Volume Larutan Stok Natrium Diklofenak = ......?
Jawab
: C1
× V1
=
C2
×
V2
1000 µg/mL
× V1
=
100 µg/mL
×
5 mL
V1
=
100 µg/mL x5 mL 1000 µg/mL
V1
=
0,5 mL
c. Pembuatan larutan seri 200 µg/mL Diketahui
:
Konsentrasi Larutan Stok Natrium Diklofenak
= 1000 µg/mL
Konsentrasi Larutan Seri Natrium Diklofenak
= 200 µg/mL
Volume Larutan Seri Natrium Diklofenak
= 5 mL
Ditanya
:Volume Larutan Stok Natrium Diklofenak = ......?
Jawab
: C1
× V1
=
C2
×
V2
1000 µg/mL
× V1
=
200 µg/mL
×
5 mL
V1
=
200 µg/mL x5 mL 1000 µg/mL
V1
=
1 mL
d. Pembuatan larutan seri 250 µg/mL Diketahui
:
Konsentrasi Larutan Stok Natrium Diklofenak
= 1000 µg/mL
Konsentrasi Larutan Seri Natrium Diklofenak
= 250 µg/mL
Volume Larutan Seri Natrium Diklofenak
= 5 mL
Ditanya
:Volume Larutan Stok Natrium Diklofenak = ......?
Jawab
:
8
C1
× V1
=
C2
×
V2
1000 µg/mL
× V1
=
250 µg/mL
×
5 mL
V1
=
250 µg/mL x5 mL 1000 µg/mL
V1
=
1,25 mL
e. Pembuatan larutan seri 500 µg/mL Diketahui
:
Konsentrasi Larutan Stok Natrium Diklofenak
= 1000 µg/mL
Konsentrasi Larutan Seri Natrium Diklofenak
= 500 µg/mL
Volume Larutan Seri Natrium Diklofenak
= 5 mL
Ditanya
:Volume Larutan Stok Natrium Diklofenak = ......?
Jawab
: C1
× V1
=
C2
×
V2
1000 µg/mL
× V1
=
500 µg/mL
×
5 mL
V1
=
500 µg/mL x5 mL 1000 µg/mL
V1
=
2,5 mL
4.1.5 Pembuatan Larutan Sampel Parasetamol dan Natrium Diklofenak
Diketahui
: Konsentrasi larutan stok
= 1 mg/mL = 1000 ng/µL
Konsentrasi larutan sampel = 250 ng/µL Volume larutan sampel
= 10 mL
Ditanya
: Volume larutan stok yang dipipet = …?
Jawab
: C1
×
V1
=
C2
×
V2
1000 ng/µL
×
V1
=
250 ng/µL
×
5 mL
V1
=
250 µg/mL x 10 mL 1000 µg/mL
V1
=
2,5 mL
4.1.6 Pembuatan Fase Gerak
Diketahui: Komposisi fase gerak: toluena-etil asetat (55:45) v/v Jumlah fase gerak yang dibuat: 20 ml. Ditanya:
Volume toluene dan etil asetat yang dipipet? 9
Jawab:
Toluena: (55:100) x 10 ml= 5,5 ml Etil asetat: (45:100) x 10 ml= 4,5 ml
4.1.7 Pembuatan Larutan Uji a. Konsentrasi Parasetamol dalam Larutan Uji
Untuk mendapatkan % recovery 100%, maka konsentrasi yang dibuat : 100
x 335,57 ng/μL
100
= 335,57 ng/mL
Perhitungan Parasetamol yang dipipet C1 x V1
= C2 x V2
1000 ng/μL x V1
= 335,57 ng/μL x 5 mL
V1
= 1,67 mL ~ 1,7 mL
b. Konsentrasi Na-diklofenak dalam Larutan Uji
Untuk mendapatkan % recovery 100%, maka konsentrasi yang dibuat : 100
x 268,456 ng/μL
100
= 268,456 ng/μL
Perhitungan Na-diklofenak yang dipipet: C1 x V1
= C2 x V2
1000 ng/μL x V1
= 268,456 ng/μL x 5 mL
V1
= 1,342 mL ~ 1,3 mL
4.1.8 Preparasi Sampel
a. Perhitungan Diketahui: Tablet Paracetamol
= 500 mg
Bobot Paracetamol yang digunakan = 300 mg Bobot Natrium Diklofenak
= 50 mg x 4 tablet = 200 mg
Bobot Jamu Pegel Linu
= 7 gram = 7000 mg
Volume Parasetamol
= 10 mL
Volume Natrium Diklofenak
= 10 mL
Bobot Pengambilan Campuran
= 500 mg
10
Ditanya
: Berapakah Konsentrasi Parasetamol dalam Sampel? Berapakah
Konsentrasi
Natrium
Diklofenak
dalam
sampel? Jawab : Bobot serbuk tablet parasetamol yang ditimbang kadar parasetaol dala tablet bobot rata−rata serbuk tablet 500
=
kadar parasetaol an diininkan bobot serbukan ditiban (x)
250 x 1
= .y
x
=
2
mg
Bobot Keseluruhan Campuran
= 7000 mg + 250 mg +800 mg = 7450 mg
Paracetamol
=
250
x 500 mg
7450
= 16,7785 mg Paracetamol dalam 10 mL metanol
= 16,7785 mg /10 mL = 1,67785 mg /mL = 1677,85 ng/μL
Konsentrasi paracetamol : C1 x V1 1677,85 ng/μL x 1000 μL C2
=
C2 x V2
=
C2 x 5000 μL
= =
1677850 n 5000 µL
335,57 ng/μL
Konsentrasi Paracetamol dalam 2 μL pipet kapiler
= 335,57 ng/μL x 2 = 671,14 ng/2μL
Natrium Diklofenak
=
200
x 500 mg
7450
= 13,4228 mg Na Diklofenak dalam 10 mL metanol
= 13,4228 mg /10 mL = 1,34228 mg/mL = 1342,28 ng/μL
Konsentrasi Na Diklofenak : 11
C1 x V1 1342,28 ng/μL x 1000 μL C2
=
C2 x V2
=
C2 x 5000 μL
= =
1342280 n 5000 µL
268,456 ng/μL
Konsentrasi Na Diklofenak dalam 2 μL pipet kapiler = 268,456 ng/μL x 2 = 536,912 ng/2μL 4.2 Prosedur Kerja 4.2.1 Pembuatan Larutan Stok Parasetamol (1 mg/mL)
Ditimbang 25 mg serbuk parasetamol. Serbuk dimasukkan dalam beaker glass lalu ditambahkan metanol secukupnya dan diaduk hingga larut dengan batang pengaduk. Larutan dimasukkan pada labu ukur 25 mL dan ditambahkan metanol hingga tanda batas kemudian digojog hingga homogen. 4.2.2 Pembuatan Larutan Stok Natrium Diklofenak (1 mg/mL)
Ditimbang 25 mg serbuk natrium diklofenak. Serbuk dimasukkan dalam beaker glass lalu ditambahkan metanol secukupnya dan diaduk hingga larut dengan batang pengaduk. Larutan dimasukkan pada labu ukur 25 mL dan ditambahkan metanol hingga tanda batas kemudian digojog hingga homogen. 4.2.3 Larutan Seri Parasetamol
a. Pembuatan larutan seri 50 µg/mL Dipipet larutan stok parasetamol 1000 µg/mL sebanyak 0,25 mL dan dimasukkan ke dalam labu ukur 5 mL. Ditambahkan metanol hingga tanda batas kemudian digojog hingga homogen dan dimasukkan dalam vial yang telah diberi label. b. Pembuatan larutan seri 100 µg/mL Dipipet larutan stok parasetamol 1000 µg/mL sebanyak 0,5 mL dan dimasukkan ke dalam labu ukur 5 mL. Ditambahkan metanol hingga tanda batas kemudian digojog hingga homogen dan dimasukkan dalam tabel yang telah diberi label. c. Pembuatan larutan seri 200 µg/mL 12
Dipipet larutan stok parasetamol 1000 µg/mL sebanyak 1 mL dan dimasukkan ke dalam labu ukur 5 mL. Ditambahkan metanol hingga tanda batas kemudian digojog hingga homogen dan dimasukkan dalam vial yang telah diberi label. d. Pembuatan larutan seri 250 µg/mL Dipipet larutan stok parasetamol 1000 µg/mL sebanyak 1,25 mL dan dimasukkan ke dalam labu ukur 5 mL. Ditambahkan metanol hingga tanda batas kemudian digojog hingga homogen dan dimasukkan dalam vial yang telah diberi label. e. Pembuatan larutan seri 500 µg/mL Dipipet larutan stok parasetamol 1000 µg/mL sebanyak 2,5 mL dan dimasukkan ke dalam labu ukur 5 mL. Ditambahkan metanol hingga tanda batas kemudian digojog hingga homogen dan dimasukkan dalam vial yang telah diberi label. 4.2.4 Larutan Seri Natrium Diklofenak
a. Pembuatan larutan seri 50 µg/mL Dipipet larutan stok natrium diklofenak 1000 µg/mL sebanyak 0,25 mL dan dimasukkan ke dalam labu ukur 5 mL. Ditambahkan metanol hingga tanda batas kemudian digojog hingga homogen dan dimasukkan dalam vial yang telah diberi label. b. Pembuatan larutan seri 100 µg/mL Dipipet larutan stok natrium diklofenak 1000 µg/mL sebanyak 0,5 mL dan dimasukkan ke dalam labu ukur 5 mL. Ditambahkan metanol hingga tanda batas kemudian digojog hingga homogen dan dimasukkan dalam tabel yang telah diberi label. c. Pembuatan larutan seri 200 µg/mL Dipipet larutan stok natrium diklofenak 1000 µg/mL sebanyak 1 mL dan dimasukkan ke dalam labu ukur 5 mL. Ditambahkan metanol hingga tanda batas kemudian digojog hingga homogen dan dimasukkan dalam vial yang telah diberi label. d. Pembuatan larutan seri 250 µg/mL
13
Dipipet larutan stok natrium diklofenak 1000 µg/mL sebanyak 1,25 mL dan dimasukkan ke dalam labu ukur 5 mL. Ditambahkan metanol hingga tanda batas kemudian digojog hingga homogen dan dimasukkan dalam vial yang telah diberi label. e. Pembuatan larutan seri 500 µg/mL Dipipet larutan stok natrium diklofenak 1000 µg/mL sebanyak 2,5 mL dan dimasukkan ke dalam labu ukur 5 mL. Ditambahkan metanol hingga tanda batas kemudian digojog hingga homogen dan dimasukkan dalam vial yang telah diberi label. 4.2.5 Pembuatan Larutan Sampel
Dipipet masing-masing 1,25 mL larutan stok Parasetamol 1 mg/mL dan larutan stok Natrium Diklofenak 1 mg/mL. Dimasukkan ke labu ukur 10 mL dan ditambahkan metanol hingga tanda batas kemudian digojog hingga homogen. Dimasukkan larutan parasetamol dan natrium diklofenak dengan konsentrasi 250 ng/µL ke dalam 100 mg serbuk jamu pegal linu, diaduk dengan batang pengaduk. Lalu dipindahkan larut sampel ke dalam labu Erlenmeyer, dan dilakukan sonikasi selama 5 menit. Setelah disonikasi, larutan disentrifugasi selama 10 menit dengan kecepatan 2000 rpm. Kemudian larutan sampel disaring menggunakan kertas saring, filtratnya ditampung dalam botol vial. Diambil 1 mL filtrat dan dimasukkan ke dalam labu ukur 5 mL, ditambahkan metanol hingga tanda batas. Dilakukan pengulangan sebanyak 2 kali hingga didapat larutan sampel 1, 2, dan 3. 4.2.6 Pembuatan Larutan Uji
Dipipet 1,7 mL larutan standar parasetamol 1 mg/mL dan 0,3 mL larutan standar Na-diklofenak 1 mg/mL dan dimasukkan pada labu ukur 5 mL, ditambahkan
metanol
hingga
volume
5
mL,
digojog
hingga
homogen.larutan dimasukkan ke dalam botol vial. Langkah tersebut diulang dua kali, hingga didapat tiga larutan uji.
14
4.2.7 Preparasi Sampel
Sampel jamu disimulasikan mengandung parasetamol dan Natrium diklofenak. Sampel jamu sebanyak 7 gr ditambahkan s erbuk parasetamol sebanyak 250 mg dan serbuk natrium diklofenak 200 mg. Campuran digerus hingga homogen. Sampel ditimbang sebanyak 500 mg kemudian diekstraksi dengan 10 mL metanol. Kemudian larutan disonikasi untuk meningkatkan kelarutan. Sampel disentrifugasi selama 10 menit dengan kecepatan 2000 rpm kemudian disaring dengan kertas saring. Filtrat yang diperoleh diencerkan dengan perbandingan 1 : 5. Larutan dimasukkan ke dalam botol vial. 4.2.8 Pembuatan Fase Gerak
Dipipet toluena dan etil asetat masing-masing sebanyak 5,5 ml dan 4,5 ml, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 10 ml, lalu digojog hingga homogen. 4.2.9 Penotolan Larutan Seri dan Sampel pada Plat KLT
Diambil larutan seri dan sampel dengan pipet kapiler sebanyak 2µl pada plat KLT dengan jumlah yang ditotolkan, sebagai berikut: Larutan yang No.
Larutan
ditotolk an (ng/µL)
Volume yang ditotolkan (µL)
Kadar Parasetamol dan Natrium Diklofenak pada spot (ng)
1
Seri 1
50
2
100
2
Seri 2
100
2
200
3
Seri 3
200
2
400
4
Seri 4
250
2
500
5
Seri 5
500
2
1000
6
Uji Parasetamol 1
335,6
2
671,2
7
Uji Parasetamol 2
335,6
2
671,2
Uji Parasetamol 3
335,6
2
671,2
15
Sampel Parasetamol 1
335,6
2
671,2
Sampel Parasetamol 2
335,6
2
671,2
Sampel Parasetamol 3
335,6
2
671,2
Uji Na-Diklofenak 1
268
2
536
Uji Na-Diklofenak 2
268
2
536
Uji Na-Diklofenak 3
268
2
536
Sampel Na-Diklofenak 1
268
2
536
Sampel Na-Diklofenak 2
268
2
536
Sampel Na-Diklofenak 3
268
2
536
4.2.10 Penetapan Kadar Parasetamol dan Natrium diklofenak dalam Jamu Pegal Linu dengan KLT
Dipotong plat KLT silika gel 90 GF 254 dengan ukuran 15 x 10 cm. Tepi atas dan bawahnya ditandai dengan jarak 1 cm. Plat dicuci dengan metanol, kemudian diaktivasi dengan oven menggunakan suhu 110 oC selama 10 menit. Chamber dijenuhkan dengan fase gerak toluena-etil asetat (55:45v/v) sebanyak 10 mL. Ditotolkan larutan seri dan sampel sebanyak 2 µL. Plat kemudian dielusi pada chamber yang sebelumnya telah dijenuhkan hingga jarak pengembangan 8 cm. Plat dikeringkan dan diangin-anginkan. Kemudian dilakukan analisis dengan spektrofotodensitometri. Serapan masing-masing komponen ditentukan pada panjang gelombang 254 nm dan 273 nm. Dicatat nilai AUC yang didapatkan pada masing-masing standard dan sampel, kemudian dibuat kurva kalibrasi dari seri standar. Dari kurva tersebut dihitung persamaan regresi liniernya (y=bx + a), dimana y adalah AUC dan x adalah konsentrasi larutan. Kadar sampel kemudian ditentukan dengan mensubtitusikan nilai AUC ke dalam persamaan regresi linier tersebut.
16
4.2.11
Validasi Metode
a) Penentuan Linieritas Validasi metode yaitu linearitas ditentukan dengan nilai R 2 yang mendekati nilai 1, semakin mendekai 1 maka semakin linear persamaan regresi yang diperoleh. b) Penentuan Presisi Data AUC ketiga spot sampel dan larutan uji dicatat dan dihitung simpangan baku serta simpangan baku res idual untuk menentukan presisi. c) Penentuan Akurasi Kadar larutan uji dihitung dengan persamaan linier kurva kalibrasi larutan seri. Kemudian dihitung % recovery dengan cara : %R =
ℎ
d) Penentuan LOD dan LOQ LOD dihitung dengan rumus
3 ./
10./
dan LOQ
V. SKEMA KERJA 5.1 Pembuatan Larutan Stok Parasetamol (1 mg/mL)
Ditimbang 25 mg serbuk parasetamol.
Serbuk dimasukkan dalam beaker glass lalu ditambahkan metanol secukupnya dan diaduk hingga larut dengan batang pengaduk.
Larutan dimasukkan pada labu ukur 25 mL dan ditambahkan metanol hingga tanda batas kemudian digojog hingga homogen.
17
5.2 Pembuatan Larutan Stok Natrium Diklofenak (1 mg/mL)
Ditimbang 25 mg serbuk Natrium Diklofenak.
Serbuk dimasukkan dalam beaker glass lalu ditambahkan metanol secukupnya dan diaduk hingga larut dengan batang pengaduk.
Larutan dimasukkan pada labu ukur 25 mL dan ditambahkan metanol hingga tanda batas kemudian digojog hingga homogen. 5.3 Pembuatan larutan seri Parasetamol 50 µg/mL, 100 µg/mL, 200 µg/mL, 250 µg/mL, 500 µg/mL
Dipipet larutan stok parasetamol 1000 µg/mL masing-masing sebanyak 0,25 mL, 0,5 ml, 1 ml, 1,25 ml, 2,5 mL dan dimasukkan ke dalam labu ukur 5 mL. Ditambahkan metanolhingga tanda batas kemudian digojog hingga homogen.
Dimasukkan dalam vial yang telah diberi label. 5.4 Pembuatan larutan seri Natrium Diklofenak 50 µg/mL, 100 µg/mL, 200 µg/mL, 250 µg/mL, 500 µg/mL
Dipipet larutan stok natrium diklofenak 1000 µg/mL masing-masing sebanyak 0,25 mL, 0,5 ml, 1 ml, 1,25 ml, 2,5 mL dan dimasukkan ke dalam labu ukur 5 mL. Ditambahkan metanolhingga tanda batas kemudian digojog hingga homogen.
Dimasukkan dalam vial yang telah diberi label.
18
5.5 Pembuatan Larutan Sampel
Dipipet masing-masing 1,25 mL larutan stok Parasetamol 1 mg/mL dan larutan stok Natrium Diklofenak 1 mg/mL. Dimasukkan ke labu ukur 10 mL dan ditambahkan metanol hingga tanda batas kemudian digojog hingga homogen.
Dimasukkan larutan parasetamol dan natrium diklofenak dengan konsentrasi 250 ng/µL ke dalam 100 mg serbuk jamu pegal linu, diaduk dengan batang pengaduk.
Lalu dipindahkan larut sampel ke dalam labu Erlenmeyer, dan dilakukan sonikasi selama 5 menit.
Setelah disonikasi, larutan disentrifugasi selama 5 menit dengan kecepatan 2000 rpm.
Kemudian larutan sampel disaring menggunakan kertas saring, filtratnya ditampung dalam botol vial.
Diambil 1 mL filtrat dan dimasukkan ke dalam labu ukur 5 mL, ditambahkan metanol hingga tanda batas. Dilakukan pengulangan sebanyak 2 kali hingga didapat larutan sampel 1, 2, dan 3.
5.6 Pembuatan Fase Gerak
Dipipet 5,5 mL Toluena dan 4,5 mL Etil asetat.
Dimasukkan dalam labu ukur 10 mL.
Digojog hingga homogen.
19
5.7 Pembuatan Larutan Uji
Dipipet 1,7 mL larutan standar parasetamol 1 mg/mL dan 0,3 mL larutan standar Na-diklofenak 1 mg/mL Dimasukkan ke dalam labu ukur 5 mL, ditambahkan methanol hingga tanda batas 5 mL
Digojog hingga homogen.
5.8 Preparasi Sampel
Sampel jamu sebanyak 7 gr ditambahkan serbuk parasetamol sebanyak 250 mg dan serbuk natrium diklofenak sebanyak 200 mg. Campuran digerus hingga homogen
Sampel ditimbang sebanyak 500 mg kemudian diekstraksi dengan 10 mL metanol. Sampel kemudian disonikasi dan disentrifugasi selama 10 menit dengan kecepatan 2000 rpm dan disaring dengan kertas saring
Filtrat yang diperoleh diencerkan dengan mengambil 1 mL filtrat dan diencerkan hingga 5 mL. Larutan dimasukkan ke dalam botol vial.
20
5.9 Penetapan Kadar Parasetamol dan Natrium diklofenak dalam Jamu Pegal Linu dengan KLT
Plat silika gel 90 GF254 15 cm × 10 dicuci dengan metanol.
Plat diaktivasi dengan menggunakan oven pada suhu 110º C selama 10 menit.
Chamber dijenuhkan dengan fase gerak toluena-etil asetat (55:45v/v) sebanyak 10 mL.
Ditotolkan larutan seri dan sampel sebanyak 2 µL.
Plat dielusi dalam chamber yang telah dijenuhkan hingga jarak pengembangan 8 cm.
Plat diangkat dan diangin-anginkan, lalu dilakukan identifikasi menggunakan spektrofotodensitometer.
Serapan masing-masing komponen ditentukan pada panjang gelombang 254 nm dan 273 nm.
21
DAFTAR PUSTAKA
Deinstrop and E. Hanhn. 2007. Applied Thin-Layer Chomatography. German: Wiley – VCH. Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia,Edisi Ketiga. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Gandjar, I. dan A. Rohman. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Moffat, C.A., M. D. Osselton, B. Widdop. 2005. Clarke's Analysis of Drugs and Poisons. Publications division of the Royal Pharmaceutical Society of Great Britain. Pharmaceutical Press. Moffat, A.C., M. D. Osselton, B. Widdop. 2011. Clarke’s Analysis of Drugs and Poisons, Fourth Edition. London: Pharmaceutical Press. Stahl, Egon. 1985. Analisis Obat secara Kromatografi dan Mikroskopi. Bandung: Penerbit ITB. Sweetman, S.C. 2009. Martindale the Complite Drug Reference XXXVI . London: Pharmaceutical Press.
22