PENCEGAHAN RISIKO BUNUH DIRI PADA PASIEN No. Dokumen : RSUD UMBU RARA MEHA WAINGAPU
Tanggal terbit : STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENGERTIAN TUJUAN
KEBIJAKAN
No. Revisi 0
Halaman 1/2
DITETAPKAN DIREKTUR RSUD UMBU RARA MEHA WAINGAPU
dr. Lely Harakai, M.Kes NIP. 19710901 200112 2 003 Prosedur kegiatan untuk menilai dan mengevaluasi ulang serta mengambil tindakan pada pasien yang berisiko melakukan tindakan bunuh diri 1. Menciptakan budaya keselamatan pasien 2. Mencegah dan menentukan implementasi yang tepat untuk pasien yang memiliki risiko melakukan tindakan bunuh diri 1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1691/Menkes/Per/VIII/2011 Tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit 2. SK Direktur Nomor ................................................. Pengurangan Risiko
PROSEDUR
Jatuh 3. Panduan Pengurangan Risiko Jatuh 1. Melakukan pengkajian awal risiko bunuh diri pada pasien saat pasien 2.
masuk rumah sakit Risiko rendah skor 1 – 2; risiko sedang skor 3 – 5; risiko tinggi skor 7 –
10 3. Implementasi risiko bunuh diri (skor 1 – 2) : a. Identifikasi dan jauhkan peralatan atau barang-barang yang bisa dipakai oleh pasien untuk melakukan bunuh diri. b. Berikan kesempatan kepada pasien untuk dikunjungi oleh anggota keluarga yang dapat memberikan dukungan psikis. 4. Implementasi risiko bunuh diri (skor 3 – 5): a. Identifikasi dan jauhkan peralatan atau barang-barang yang bisa dipakai oleh pasien untuk melakukan bunuh diri. b. Berikan kesempatan kepada pasien untuk dikunjungi oleh anggota keluarga yang dapat memberikan dukungan psikis. c. Libatkan pasien yang berisiko dan keluarga pasien tentang rencana perawatan pasien; rencana tersebut harus menyangkut perawatan setelah keluar dari rumah sakit.
PENCEGAHAN RISIKO BUNUH DIRI PADA PASIEN No. Dokumen :
RSUD UMBU RARA MEHA
No. Revisi 0
Halaman 2/2
WAINGAPU
PROSEDUR
5. Implementasi risiko bunuh diri (skor 7 – 10): a. Identifikasi dan jauhkan peralatan atau barang-barang yang bisa dipakai oleh pasien untuk melakukan bunuh diri. b. Berikan kesempatan kepada pasien untuk dikunjungi oleh anggota keluarga yang dapat memberikan dukungan psikis. c. Libatkan pasien yang berisiko dan keluarga pasien tentang rencana perawatan pasien; rencana tersebut harus menyangkut perawatan setelah keluar dari rumah sakit. d. Siagakan staf atau petugas untuk setiap tanda atau gejala akan terjadinya percobaan bunuh diri. e. Setiap pergantian shift, komunikasikan setiap perubahan kondisi atau jika terjadi tanda-tanda pasien akan melakukan percobaan