SI-1F
Laporan Praktek Kerja Batu Kerja Batu 1
Tengk Tengku u Efri Maulana 12/11/2015
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK POLITEKNIK NEGERI MEDAN T.A 2015/2016
2 | L a p o r a n P r e k t e k B a t u
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG Teknik pekerjaan pasangan dan adukan yang selama ini dilakukan pada umumnya terbukti kurang menguntungkan,hal ini disebabkan antara lain :
Produktivitas hasil kerja yang rendah.
Mutu hasil pekerjaan yang kurang baik.
Pekerja menjadi mudah lelah.
Banyak bahan terbuang.
Biaya persatuan luas hasil pekerjaan yang relative lebih mahal dari semestinya.
Tidak mendorong usaha peningkatan mutu bata / batu etak.
!euntungan memakai ara yang diperbaiki, antara lain:
Biaya dapat ditekan kurang lebih "#$.
Peningkatan produksi kontruksi pasangan bata dalam %aktu yang sama.
Terbuka kesempatan peningkatan hasil tukang tembok dan pembantu tukang tembok.
Produktivitas kerja meningkat hampir 2&' kali lipat.
Peningkatan mutu hasil pasangan. (emen sebagai bahan pengikat dalam pembuatan adukan dan beton seara Langsung dapat mempengaruhi nilai teknis dan ekonomi dari bangunan sehubungan dengan kualitas, harga dan promosi ampuran yang digunakan. Pada pekerjaan pasangan bata dan plesteran dinding,jenis&jenis semen yang digunakan harus mempunyai karakteristik tentukan dan memenuhi spesi)ikasi sesuai dengan ' | L a p o r a n P r e k t e k B a t u
)ungsinya antara lain mudah dikerjakan, panas hidrasi rendah dan tidak terjadi retak.*ungsi adukan dalam pasangan bata antara lain sebagai pengikat antara bata yang satu dengan yang lain, disamping dapat menghilangkan deviasi dari permukaan batanya untuk menyalurkan beban sedangkan )ungsi adukan dalam plesteran untuk meratakan permukaan dinding dan melindungi dari pengaruh uaa. +dapun beberapa hal yang umumnya terjadi pada hasil pekerjaan pasangan bata dan plesteran dinding disebabkan kurang memahami teori menampur adukan dan renana kerja, antara lain:
Pemasangan bata miring.
Banyak adukan tersisa pada %aktu selesai kerja.
Terjadi retak&retak pada plesteran. Menyadari hal tersebut di atas, maka untuk mendapatkan pasangan bata dan
plesteran dinding yang baik perlu didukung oleh peralatan, teknik pemasangan, penyesuaian keepatan pengisapan air permukaan dari bata dan pemeliharaan pasangan bata.leh karena itu teknik pemasangan bata - masonry yang benar perlu dipahami oleh pelaksana - tukang maupun penga%as untuk meningkatkan kualitas dan e)isiensi pekerjaan.
1.2 TUJUAN
ntuk mengetahui )ungsi dan ara penggunaan alat&alat yang dipakai dalam kerja batu.
Mengetahui sebera jauh kemampuan mahasis%a dalam praktek kerja lapangan.
0apat mengetahui ara&ara kerja batu sesuai dengan ketentuan dan dapat meningkatkan mutu bangunan.
Peningkatan produktivitas kerja.
1 | L a p o r a n P r e k t e k B a t u
1.3 MANFAAT
Banyak man)aat yang dapat kita peroleh dari adanya praktek kerja batu antara lain dapat mengetahui ara&ara pemasangan yang benar serta dapat mempoergunakan alat alat kerja batu sesuai dengan )ungsinya.
Mengetahui ara penyimpanan bahan bangunan yang benar sehingga terhindar dari kerusakan.
Peningkatan produktivitas kontruksi bata.
Mengetahui komposisi ampuran spesi
3 | L a p o r a n P r e k t e k B a t u
BAB II DASAR TEORI
2.1 PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA ( K3 )
Perangkat keselamatan kerja personal merupakan standar yang harus dipenuhi oleh semua pekerja di proyek kontruksi bangunan, hal ini merupakan bagian dari langkah prnegahan terhadap terjadinya keelakaan kerja dan pengadaannya menjadi tanggung ja%ab bersama antara pekerja , perusahaan, dan pemerintah .
1. HELM
*ungsinya untuk menjaga bagian kepala dari kemungkinan kejatuhan benda dari atas. 2. SEPATU PENGAMAN
*ungsinya untuk melindungi kaki dari kejatuhan benda dan kemungkunan menginjak benda tajam misalnya paku, besu tulangan. 3. KACAMATA
*ungsinya untuk melindungi mata dari perikan terutama dalam pekerjaan gerinda, memotong keramik, membongkar beton, plesteran. 4. MASKER
*ungsinya melindungi perna)asan dari debu dalam pekerjaan membuat +dukan, menyaring pasir, membersihkan tempat kerja dan lain lain.
4 | L a p o r a n P r e k t e k B a t u
5. KAOS TANGAN
*ungsinya untuk melindungi tangan dari benda tajam, keras, dan panas dipakai pada pekerjaan penulangan, mengangkat dan lain lain.
leh karena itu jika kita sudah terjun dalam suatu proyek jangan lupa menggunakan perangkat keselamatan kerja yang disediakan di tempat proyek kita.
2.2 PASANGAN DINDING ". Pasangan harus tetap datar dan tegak lurus. 2. Bagian ujung pasangan harus berbentuk gerigi. '. Batu bata harus dalam keadaan lembab/ basah pada saat dipasang. 1. Tebal spesi kurang lebih " m. 3. Bagian bata yang menumpang tidak boleh kurang dari
¼ panjang
bata.
4. !elebihan adukan yang menempel pada dinding pasangan harus segera dibersihkan sebelum mengeras. 5. (iar vertial tidak boleh segaris.
2.3 PASANGAN PLESTERAN ". Lurus/ rata dengan toleransi maksimum 2,# mm. 2. 0apat menyerap air. '. Bersih, bebas dari debu dan organi serta gumpalan adukan yang Melekat tidak sempurna. 1. Lajur kepala untuk plesteran dibuat denan jarak " m dan maksimum ",3 m. 3. !husus untuk permukaan dinding yang liin: 0iberi anyaman ka%at atau di kasarkan dengan pahat. 5 | L a p o r a n P r e k t e k B a t u
0iberi lapisan kemprot dan dibasahi selama 21 jam. 0iberi bahan pelekat/ pengikat sesuai yang berlaku.
2.4 PASANGAN KERAMIK ". kur as ruangan yang akan dipasang keramik, pertimbangkan apakah as pada tengah keramik atau pada natnya. 2. Pasang benang arah memanjang dan arah melebar, dan pastikan pertemuan harus benar benar siku. '. Pemasangannya dimulai dari tepi untuk membuat pedoman agar bias simetri.
1.
(etelah membuat sebuah persilangan, barulah memasang dari sisi yang dikerjakan mudah. 4. payakan apabila merenanakan pemasangan agar potongan pada tepi Lebih besar dari ½ keramik sehingga terkesan rapi.
2.5 WAKTU EFEKTIF ADUKAN +dukan harus segera diplester sebelum menapai %aktu paling lama 2,3 jam sejak mulai diampur dan harus dilakukan pengadukan ulang selama masa pelaksanaan untuk menjaga homogenitas dan kemudahan pengerjaannya.
2. TENGGAN WAKTU ANTAR LAPISAN Tenggang %aktu antar lapisan harus diberikan sampai lapisan terdahulu ukup keras dan stabil, terutama untuk lapisan badan-lapisan kedua sebelum diberi lapisan akhir -aian sudah tidak terjadi penyusutan dan retak retak lebih lanjut. ntuk hal itu diberi tenggang %aktu 5 hari.
6 | L a p o r a n P r e k t e k B a t u
2.! PEMELIHARAAN (elama masa pelksanaan, dinding harus dijaga dari pengaruh sinar matahari langsung dan dijaga agar kondisi lembab terutama pada lapisan akhir selama minimal '721 jam.
8 | L a p o r a n P r e k t e k B a t u
BAB III PENGENALAN ALAT DAN BAHAN
3.1 PENGENALAN ALAT
H"# $ %"# &"' *+#, -*+%"/0"'
Penggunaan alat sesuai )ungsinya.
Penyimpanan peralatan harus dalam keadaan bersih.
Peminjaman alat harus sesuai dengan yang dibutuhkan .
M"" $ "" *+"#"/"' 1. S*'-0 *
+lat ini terbuat dari plat baja tipis dengan tangkai dari kayu . 0aun sendok berbentuk segitiga, dengan sisi sama panjang dengan ukuran bata merah. !egunaanya untuk memasang batu alam/ bata merah/ batako serta pekerjaan plesteran dan pemasangan keramik.
2. R0"
+lat ini terbuat dari kayu, baja, P9 dan plastik. 0emikian juga dengan modelnya ada yang lanip, persegi panjang ada pula yang bergerigi. ;unanya untuk mertakan plesteran dinding dengan jalan mengosok gosokan pada permukaan ples teran.
3.J'/*+
+lat ini terbuat dari besi yang dibengkokkan dan diberi tngkai kayu.;unanya untuk membersuhkan siar pada pasangan bata. "# | L a p o r a n P r e k t e k B a t u
4. S0+" 6*
+lat ini terbuat dari plat baja tipis yan berbentuk persegi panjang dan salah satu sisinya dibut bergerigi. ;unanya untuk melengketkan spesi pada permukaan plesteran se%aktu pemasangan ubin dinding - porselen .
5. K"&, *#,+,7 8-"+
+lat ini terbuat dari kayu kering dengan ukuran tebal ",3 m 7 lebar 6 m dengan panjang ",3 m sampai 2,3 m, ada juga yang terbuat dari aluminium tentunya lebih rata dibandingkan kayu. !egunaannya untuk meratakan plesteran.
.
M*/*+"'
Terbuat dari plat baja tipis sekali dan digulung dalam suatu kotak pelindung. +da juga yang terbuat dari kayu yang biasanya disebut meteran lipat, meteran ini lebih teliti karena ujungnya tak bergerak. ;unanya untuk mengukur pekerjaan untuk tebal, lebar, panjang dan tinggi.
!. W"/*+"
+lat ini terbuat dari alumunium dan di lengkapi dengan tabung gelas yang berisi airan ether yang ada gelembung udara di dalamnya. ;unanya untuk mengontrol kedataran di tandai dengan gelembung udara yang ada di dalamnya berada pas di tengah tengah . 9. S0, $ 0, 6*
+lat ini terbuat dari plat baja atau besi dengan sudut siku 8# ˚ dilengkapi dengan garis garis dalam ukuran m. ;unanya untuk mengukur kesikuan pertemuan dinding dalam pemasangan bata.
"" | L a p o r a n P r e k t e k B a t u
:.
L'* 666&'
+lat ini ada yang terbuat dari kayu, ada juga dari plat baja tipis berbentuk (egitiga yang dihubungkan dengan benang. ;unanya untuk sebagai garis penunjuk pemasangan batu bataagar posisi bata satu dengan yang lain lurus, aranya dengan mengaitkan segitiganya pada salah stu ujung bata dengan ujung bata yang lain.
1;. U'/'< ,'/'7 #/
+lat ini tebuat dari besi atau dari kuningan , dengan berat "## gr sampai 3## gr. ;unanya untuk mengontrol ketegakkan, seperti mengontrol ketegakkan bekisting kolom, kusen, pasangan bata dan sebagainya.
11. K/"0 *
Terbuat dari plat besi dengan bentuk trapesium dan pada sisinya diberi tangkai agar mudah mengangkatnya se%aktu dipindahkan. ;unanya untuk meletakkan spesi yang telah diaduk. 12. E6*+
Terbuat dari plat baja tipis dengan bentuk piramik terpanung, dan diberi Tangkai untuk pegangan. ;unanya untuk mengambil air, menakari pasir atau memba%a adukan spesi dan sebagainya.
13. C"'0,#
Terbuat dari plat besi yang berbentuk segi empat dan diberi tangkai kayu. ;unanya untuk mengaduk mortar, menggali tanah, dan sebagainya.
"2 | L a p o r a n P r e k t e k B a t u
14. S*0
Terbuat dari plat baja yang diberi tangkai kayu dan matanya sedikit Lengkung agar enak dalam mengangkat pasir atau bahan lainnya. ;unanya untuk mengaduk mortar, menggali tanah, dan sebagainya.
15. T'0"/ ,0,+
Terbuat dari kayu berbentuk empat persegi panjang yang menpunyai sisi yang lurus dan datar, ;unanya untuk menentukan penetuan panjang pasangan dan s ebagai pembantu %aterpass dalam melevel pasangan.
1. W# =#"/
Terbuat dari kayu atau plt besi yang permukaanya dilapisi dengan kain semaam %ol. ;unanya untuk menghaluskan permukaan plesteran se%aktu )inishing.
1!. A&"0"' "+
Terbuat dari ka%at mesh yang diberi kerangka kayu dan berbentuk empat persegi panjang. ;unanya untuk menyaring pasir, semen, kapur dan sebagainya.
19. T'#*
+lat ini terbuat dari palat baja yang salah satu sisinya bergerigi. ;unanya untuk menegah lenturan benang se%aktu pemasangan.
1:. S0"/ 0">"/
Terbuat dari ka%at baja yang tertanam dalam tangkai kayu dengan tiga jalur. gunanya untuk membersihkan permukaan psangan sebelum diplester. "' | L a p o r a n P r e k t e k B a t u
2;. P*'#
Bentuk pensil tukng batu sama dengan pensil tukang kayu, bulat agak pipih - elips sehingga stabil dal penggunaanya.
21. P"#, */' 6"/"
Terbuat dari baja dengan tangkai dari kayu.Mata palu bagian depan dibuat tajam, dan bagian belakangnya dibuat empat persegi dengan permukaan datar ber)ungsi sebagai palu dapat juga sebagai memukul paku.
3.2 BAHAN ?ANG DIGUNAKAN 1. B"/, 6"/"
iri iri batu bata yang baik :
Pembakarannya matang dan menggunakan kayu bukan sekam
+pabila jari diketukan pada permukaan bata akan terdengar suara lenting.
Bentuk batanya harus rata atau tidak melengkung.
2. P"+
(yarat syarat pasir yang baik:
Bersih.
!eras.
Butiran pasirnya ma7 3 mm.
"1 | L a p o r a n P r e k t e k B a t u
!adungan Lumpur/ tanah liat ma7 3$.
+mbil beberapa ontoh pasir lalu dipanaskan apabila mengeluarkan bau Menyengat bearti mengandung bahan organi, maka pasir tidak baik.
3. S**'
Bahan dasarnya:
Batu kapur .
Tanah liat .
Pasir besi.
;ysum.
*ungsi semen adalah sebagai bahan pengikat, serta membuat adukan ampuran. (emen yang baik tidak menggumpal/ membatu/ mengeras, dan kering serta kantong sak semen tidak rusak, butirannya masih halus dan sesuai standar kehalusan.0alam penggunaan semensebaiknya %aktu penyimpanan semen harus diberi alas dan diberi jarak dengan dinding = '# m agar terhindar dari ha%a lembab. ntuk mengetahui mutu semen dimana semen tersebut sudah lama disimpan dengan ara membuat lempengan kue, adukan semen, setelah lemprngan kue jadi didiamkan selama 21 jam kemudian direbus selama ' jam bila lempengan kue tersebut tidak retak maka semen masih baik dan bisa digunakan. S="/ $ ="/ **'
Mudah mengeras bila kena udara lembab atau air.
Mudah dikerjakan -
!uat.
C"+" **+0" ,/, **'
Periksa kantong semen apakah masih utuh dan baik kemasannya.
"3 | L a p o r a n P r e k t e k B a t u
Periksa isinya, butiran semenya masih halus atau sudah menggumpal.
Bila semen telah berumur ' bulan, mutunya harus diperiksa dengan menggukan lempengan kue.
4. K",+
>asil produksi kapur:
!apur pemutih Berbentuk bubur kapur, dengan penggunaan untuk pemutih dinding, tembok.
!apur hidrolis Berbentuk tepung halus, penggunaan untuk bahan bangunan seperti ampuran spesi atau luluh untuk pekerjaan pasangan. *ungsi kapur:
Mempermudah si)at pengerjaan.
Penyusutan terjadi lebih lambat.
Menghemat pemakaian semen.
(pesi tidak mudah kering.
0apat mengikat jika berampur dengan semen. +gar kapur tetap mempunyai daya ikat, maka kapur harus disimpan dalam ruangan
tertutup untuk menegah terserapnya air oleh kapur. ntuk itu penyimpanan kapur hendaknya lebih tinggi dari permukaan air. !apur yang sudah lama kena air tidak bisa dipakai lagi karena daya hisapnya sudah habis. 5. A+
*ungsi air untuk menghomogenkan bahan guna untuk pembuatan mortar.
"4 | L a p o r a n P r e k t e k B a t u
+ir yang dipaki harus bersih, tidak mengandung minyak, tidak berbau, dan tidak ber%arna.+inya harus dari air sungai atau sumur, tidak bole memakai air yang mengandung minyak atau air laut karena tidak bisa dipakai untuk menganduk mortar, !arena mengurangi kekuatan ikatan bata.
BAB I@ APLIKASI PASANGAN BATU BATA
4.1 PERALATAN DAN BAHAN
Bak pengaduk.
angkul.
?mber.
(kop.
+yakan pasir.
Pasir.
(emen.
!apur.
+ir.
4.2 LANGKAH KERJA
C"+" *6,"/"' "-,0"'
Perbandingan ampuran semen dan kapur dengan pasir.
"5 | L a p o r a n P r e k t e k B a t u
+duk hingga merata. Beri air seukupnya tidak ener dan tidak terlalu kental. +duk hingga homogen.
M*'"-,0 M+/"+
Persiapkan alat alat yang diperlukan untuk mengaduk mortar.
+mbil pasir yang sudah diayak kira kira "# ember, masukkan dalam bak Pengaduk.
+mbil 1 ember kapur yang telah diayak, kemudian ampur dengan pasir dan aduklah hingga merata. !emudian ampuran itu dibuat satu tumpukkan dan ditengahnya dibuat seperti ka%ah lalu masukkan air seukupnya ke dalam ka%ah tersebut lalu kita aduk dengan angkul hingga ampuran kapur, semen, pasir benar benar homogen.
M*'"/,+ P*'*"/"' B"%"' -"' A#"/
". Pertama tama kita harus menentukan dimana pasangan dinding bata itu akan didirikan, kita garis tempat itu dengan ukuran tepat, sesuai dengan gambar kerja. 2. Ba%a semua peralatan serta bahan yang siap akan dipakai untuk bekerja dan tempatkan sedemikian rupa dengan pertimbangan se%aktu bekerja kita menjangkau terlalu jauh dan juga ruang gerak kita tidak terhalang. '. Tempatkan bak spesi kira kira 5# m dari bidang pekerjaan dan susun bata disampingnya seukupnya. 1.
3. Peralatan tajam letakkan jauh dari bidang kerja. 4. (ebelum pemasangan bata dilakukan. (emua bata harus direndam telebih dahulu 2 6 menit agar pasangan bata tidak terlalu epat menghisap air adukan.
4.3 PASANGAN BATA
>al hal yang perlu diperhatikan :
(etiap lapis bata harus diek kedataran dan kelurusannya.
(iar tegak dan siar datar harus sama tebal - = "&",3 m dan padat.
Teknik perletakan bata dan mortar harus betul.
(etiap pengambilan mortar harus pas untuk satu bata.
Penakaran untuk menurunkan bata harus diperkirakan dan jangan dipukul/ di ketok.
Posisi berdiri se%aktu bekerja harus benar dengan kotak spesi berada disebelah kanan dan lokasi pasangan disebelah kiri.
Penempatan peralatan harus terkontrol.
LANGKAH KERJA
". Tentukan pada lokasi pekerjaan penempatan dari pasangan yang akan dibangun 0engan tongkat ukur sesuai gambar kerja dan tandai posisi setiap bata menurut Panjang rata rata dari bata ditambah " siar - ",2 m . 2. +mbil satu sendok spesi dan satu bata, pasang melintang dengan jarak "3 (ampa 2# m dari salah satu ujung pasangan yang sudah ditandai sebelumnya 0an datarkan dengan %aterpass kearah panjang dan lebarnya. "8 | L a p o r a n P r e k t e k B a t u
'. Pada ujung yang satunya lagi kita pasang bata yang lain dengan ara yang sama 0an jangan ditekan dahulu, kemudian ambil gaugerod letakkan diatas Permukaan kedua bata yang melintang tadi dengan posisi berdiri arah melebar +tau yang dikenal pasangan rolla. 1. +mbil %aterpass dan letakkan diatas gaugerod dengan posisi berdiri arah Melebar, kemudian lihat gelenbung nivo pada %aterpass, apabila posisi ;elembung berada belum ditengah berarti kedua bata tersebut suda belum datar ntuk mendapatkannya kita harus menaikkan dan menurunkan bata yang @ang kedua tadi. 3. (etelah kedua bata itu datar ambil line bobbln dan kaitkan ke ujung masing Masing bata tersebut jangan sampai renggang. 4. Pada %aktu kita memulai memasang kita berdiri diantara lokasi pekerjaan dan !otak spesi dengan posisi pekerjaan disebelah kiri dan kotak spesi disebelah !anan . 5.
Pemasangan kita mulai dengan ara tangan kiri mengambil bata dan tangan
!anan mengambil adukan. 6. Letakkan adukan tadi pada dasar salah satu ujung dengan posisi sendok miring !earah kita dan untuk melepaskan sendok dari adukan, kita tarik kebelakang (ambil mengangkat keatas. 8. !emudian letakkan bata diatas spesi tadi dengan salah satu sisi memanjang (ejajar benang dan untuk menyamakan kedataran batu dengan bata kita tekan !e ba%ah sambil menggesek kemuka dan kebelakang. "#. Pemasangan bata berikutnya, pengambilan dan perletakkan spesi sama dengan ara pemasangan pertama dan perletakkan bata harus dalam posisi miring !ebelakang, dibenamkan kedalam spesi kira kira " m dan didorong !ebelakang. 2# | L a p o r a n P r e k t e k B a t u
"". Pertemuan bata pertama dengan bata kedua harus dibatasi oleh spesi yang Terdorong tadi = " m.
"2. jung bata yang sebelah muka kita tekan ke ba%ah sambil menggerak ;erakan kearah muka belakang, sehingga sama datar dan sejajar dengan Benang. "'. ntuk pemasangan bata berikutnya, aranya sama seperti pemasangan ke dua Tadi dan sampai penuh " baris. LAPISAN KEDUA
". (iar tegak dari pasangan bata lapisan kedua harus tepat berada pada pertengahan bata yang diba%ahnya, maka pemasangan bata pertama pada lapisan kedua ini dimulai dengan bata setengah.. 2. Bata setengah ini dibuat dengan jalan memotong bata yang utuh menjadi 2 bagian yang sama besar dengan palu pemotong. '. 1.
+mbil sebuah bata dan tandai pertengahannya dengan pensil. ntuk pemasangan bata lapisan kedua dimulai dengan bata setengah yang dipasang pada salah satu ujung pasangan.
3.
(elanjutnya ukur kedatarannya permukaan bata tersebut dan ukur tegak lurusan sisi ujung pasangan dan begitu juga bidang sisi depan dari bata tersebut dengan
DASAR PENGUKURAN LAPISAN BATA
2" | L a p o r a n P r e k t e k B a t u
".
Pada ujung satu lagi kita pasang bata setengah dengan letakkan bata tersebut tanpa ditekan. +mbil tongkat ukur letakkan diatas permukaan kedua bata tadi lalu ditimbang dengan meletakkan %aterpass diatas tongkat tersebut. Lihat gelembung nivo pada %aterpass tersebut, jika berada di tengah tengah berarti kedatarannya sudah pas.
2.
!emudian kita pasang line bobblyn pada pada ujung kedua bata tersebut untuk
pedoman pemasangan bata diantara kedua bata itu. Teknik pemasngan sama dengan lapisan A. '. ntuk pemasngan lapisan ketiga kita mulai dengan meletakkan bata utuh pada kedua ujung pasangan ara perletakkan dan penimbangan sama dengan lapisan ke AA. 1. Lapisan ke A9 sama dengan lapisan ke AA. 3. Begitu juga untuk lapisan selanjutnya silih berganti.Panggil instruktur untuk Memeriksa pekerjaan kita dan dengarkan saran saran yang diberikan.
4.4 MEMPLESTER DINDING >al hal yang perlu diperhatikan : ". +dukan mortar harus benar benar homogen. 2. ntuk lapisan plesteran harus ener. '. Lapisan A tebalnya = 3 mm dan lapisan kedua tebalnya " m. 1. Plesteran harus rata dan tegak lurus. 3. Pelontaran mortar harus dengan ara tertentu. Langkah langkah plesteran : ". Basahi dulu pasangan bata dengan air seukupnya. 2. Lalu lakukan pengemprotan hingga merata. 22 | L a p o r a n P r e k t e k B a t u
'. (etelah dikemprot buatlah jalur jalur kepala sesuaikan ketinggiannya dengan ketebalan plesteran yang akan dibuat. '. Lalu ratakan dengan mrnggunakan jidar agar seluruh plesteran lurus dan rapi.
4.5 PEMASANGAN TEGEL KERAMIK PADA LANTAI ". Periksa lokasi dimana ubin akan kita pasang, kalau dasar pemasangan kita bergelombang . Maka perlu kita urug dengan selapis pasir kemudian diratakan dan dipadatkan. 2. Tentukan pedoman ketinggian lantai yang akan kita buat dengan meletakkan ubin pertama tepat diba%ah daun pintu dengan jarak ' mm dari ba%ah daun pintu itu, dan jaraknya 2#,3 m dari dinding disampingnya. 1.
!emudian pasang satu buah ubin lagi di sudut yang sejajar dengan letak ubin
pertama, jaraknya harus sama denga ubin yang pertama tadi tehadap dinding sampingnya, dan ubin yang kedua itu dipasang sedikit lebih tinggi dari ubin pertama kira kira ' mm, guna untk mempermudah mengeringkan lantai kalau ada air yang tertumpah di atasnya. 3.
;antungkan line bobbyn pada kedua ubin itu, lalu kita pasang ubin sepenuh jalur ubin pertama dengan ubin kedua itu, apabila pada pemasangan ubin kedua tidak tepat maka kepala ubin kedua kita bongkar dan pasang kembali.
3. Pasang ubin yang ketiga siku terhadap jalur pertama dan kedua dengan menggunakan plat siku dan begitu juga ubin yang keempat. 4. Pasang line bobbyn dan lakukan pemasangan ubin sepanjang jalur ubin kedua 2' | L a p o r a n P r e k t e k B a t u
dan ketiga, kalau ubin yang ketiga tidak tepat maka ubin yang ketiga kita bongkar dahulu lalu dilanjutkan pemasangan. 5. Pemasangan ubin hendaklah dimulai sepanjang jalur ubin pertama dan kedua dengan memenuhkan jalur ubin kedua dan ketiga dan pemasangannya mundur kearah pintu sehingga ubin yang sudah terpasang tidak terinjak lagi.
6.
ntuk pemasangan yang membutuhkan ubin potongan maka satu persatu kita ukur panjangnya menurut kebutuhan, baru kita lakuakan pemotongan.
4. PEMASANGAN TEGEL KERMIK PADA DINDING ". +mbil ketegakkan lurusan dinding dengan %aterpass pada tiap tiap sudut tembok. 2. Tarik benang yang tegak lurus sisi ba%ah ke sisi atas dan dari sisi kiri ke sisi !anan yang siku satu sama lainnya.
'. +mbil spesi atau mortar dengan sekrup spesi kemudian tempelkan pada permukaan dinding dengan menarik dari ba%ah ke atas dengan ketebalan 3 4 mm. 1. +mbil ubin tempelkan pada spesi tadi yang mana dua buah sisinya sejajar benang dan serata benang. +mbil dua paku atau lidi tanapkan pada pinggir sisi sebelah atas ubin pertama. +mbil sebuah ubin lagi dan tempelkan di atas ubin pertama tadi yang mana siarnya dibatasi oleh dua paku atau lidi tadi. +mbil mortar dengan sekrup spesi kemudian tempelkan pada permukaan 21 | L a p o r a n P r e k t e k B a t u
dinding sebelah atas dari ubin yang telah dipasang tadi. 6. Lakukan sampai selesai,aranya sama seperti yang di jelaskan tadi.
BAB @ KESIMPULAN
Beberapa hal yang perlu di perhatikan :
Tempat pengadukkan.
+dukan baru jangan terampur adukan lama atau bahan bahan sisa yang sudah tidak akti).
;unakan takaran untuk mendapatkan ampuran yang homogen.
+ir yang digunakan harus bersih.
+dukan jangan terlalu ener atau terlalu kental.
Perlu pengamanan bahan, yaitu a. Menyimpan pasir jangan ditempat beek atau berampur dengan kotoran. b. Penyimpanan semen tidak boleh melebihi 2 bulan dan harus disimpan . Penyimpanan kapur harus disimpan pada tempat yang tinggi. d. Bata/ batako tidak langsung diletakkan di tanah.
(etelah penambahan air pada adukan harus segera dihabiskan jangan melebihi 2,3 jam dan harus dilakukan pengadukkan ulang selama masa pelaksanaan untuk menjaga homogenitas.
23 | L a p o r a n P r e k t e k B a t u
Bak tempat adukan sebaiknya ditutup plastik untuk menjaga penguapan air.
Pemasangan spesi yang baik adalah "# mm.
ntuk menghilagkan debu pada bata dan mengatur peresapan ir adukan, bata direndam dalam air sampai gelembung udaranya hilang.
Bata yang sudah dipasang tidak boleh diketuk ketuk lagi.
BAB @ PENUTUP
0engan demikian,diharapkan minat pada praktek Batu dapat meningkat,serta untuk mempermudah pada saat memberikan pelajaran dan evaluasi setelah berakhirnya praktek Batu. (ehingga dengan di susunya laporan ini diharapkan dapat memberikan pengertian dan penjelasan kepada para mahasis%a seara garis besar tentang praktek batu serta ara evaluasi akhir praktek dengan baik. !arena praktek kerja batu ini erat kaitannya dengan dunia konstruksi, dengan demikian mahasis%a diharapkan mengerti dan jelas tentang apa yang dinamakan praktek kerja batu itu.
24 | L a p o r a n P r e k t e k B a t u