KATA PENGANTAR
Atas berkat rahmat Allah swt Yang Maha Kuasa dengan ini
saya sebagai penulis dapat menyelesaikan catatan pada mata kuliah
Kerja Batu tepat pada waktunya.Tugas ini sebagai syarat untuk
memenuhi mata kuliah praktek kerja batu di Politeknik Negeri
Sriwijaya.
Saya selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak
Amirudin,ST yang telah membimbing kami selama praktek kerja batu dan juga
kepada semua pihak yang telah memberi masukan kepada saya hingga dapat
menyelesaikan catatan ini dengan baik.
Saya harap catatan kuliah ini dapat bermanfaat baik
bagi diri saya sendiri maupun bagi generasi penerus yang akan
membacanya. Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan
dalam catatan ini, untuk itu sangat dibutuhkan saran dan kritik
untuk kemajuan yang lebih baik lagi.
Penulis
Firlin Cardinata
NIM 0610 3010 0701
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Bangunan merupakan kebutuhan dasar manusia dalam hidupnya. Kita
membuktikan-Nya dengan melihat secara langsung dimana manusia
tinggal, disana akan terlihat adanya bangunan gedung, jembatan dan
jalan raya serta masih banyak yang lainnya Pada zaman dahulu orang
membuat rumah dengan cara menyusun batu-batuan dgn begitu saja.
Biasanya untuk menjaga keutuhannya, bahan-bahan itu diikat antara
satu sama lain dengan menggunakan tali atau sejenisnya. Makin lama
perdaban, manusia semakin berkembang. Begitu juga dalam bidang
tekNologi, manusia berusaha menganalisa dan menggali serta
memproduksi bahan-bahan yang diperlukan untuk tujuan yang tertentu.
1.2 PENGERTIAN
Kerja Batu adalah ilmu yang mempelajari tentang pengetahuan
dan keterampilan memasang atau membuat suatu benda dari bahan
batu/keramik.Kerja Batu merupakan dasar dari pembangunan suatu
bangunan. Secara umum tujuan dari kerja batu adalah menuntut agar
mahasiswa dapat mengenal alat, bahan dan
penerapannya dalam kehidupan.
1. Dinding yaitu suatu konstruksi dimana biasanya ditempatkannya
tumpukan atas kuda-kuda atau beban.
2. Partisi yaitu suatu konstruksi yang berfungsi menyekat satu
ruangan dengan ruangan yang lain.
3. Plastis yaitu sudah layak dipakai.
4. Fas yaitu faktor air semen dimana kandungan air yang tidak
berlebih rata-rata 0,55-0,60 dari berat semen.
5. Pondasi yaitu kontruksi paling dasar bagunan yang berguna
memikul beban yang berada diatsnya dan meneruskannya ke tanah
secara merata.
6. Homogen yaitu satu warna dan merata
7. Progrest test yaitu mengukur kejelian mata.
8. Anstomping yaitu pasangan batu kosong.
9. Stake out yaitu papan duga.
10. Pesteran berfungsi:
a.Ikut memperkuat pasangan batu bata
b.Untuk keindahan
c.Agar kedap air.
1
Alat alat Kerja Batu
Untuk menghasilkan produktifitas yang tinggi dalam bekerja,
diperlukan peralatan yang lengkap sebab disamping rendahnya
produktifitas kerja, juga dapat mengurangi
mutu hasil pekerjaan yang dilaksanakan. Untuk itu kita harus
mengetahui macam-macam peralatan kerja batu antara lain:
1. Sendok spesi
Alat ini terbuat dari plat baja tipis dengan tangkai dari
kayu. Digunakan untuk mengambil dan meletakkan mortar dalam
pemasangan bata. Sendok spesi berbentuk elips atau seperti daun dan
ada juga yang berbentuk segitiga sama sisi yang panjang.
2. Palu Pemotong Bata
Alat ini juga terbuat dari baja dengan dengan tangkai dari
kayu. Mata palu bagian depan dibuat tajam dan bagian depan dibuat
sepertipemukul palu biasa. Digunakan untuk memotong, membelah dan
menajamkan.
2
3. Plat Siku-Siku
Plat siku terbuat dari besi atau baja dengan membentuk sudut
90 dan dilengkapi dengan garis-garis ukur dalam cm. Digunakan
untuk mengukur kesikuan pertemuan dinding dalam pemasangan bata.
4. Waterpas
Kerangka yang terbuat dari alumunium dan dilengkapi dengan
tabung gelas yang berisi air yang ada gelembung udaranya.
Digunakan untuk mengukur kedataran, ketegakan pasangan dan
kemiringan 45 derajat.
3
5. Line Bobbyn
Dipergunakan sebagai garis petunjuk pemasangan batu bata.
Caranya dengan mengaitkan salah satu potongan kayu/plat besi pada
ujung pasangan batu bata dan yang satunya lagi dikaitkan pada
ujung pasangan batu bata lainnya. Alat ini ada yang terbuat dari
plat besi yang dihubungkan dengan benang.
6. Kotak Spesi
Kotak spesi terbuat dari plat besi atau dari kayu dengan
bentuk trapesium dan pada sisinya diberi tangkai agar mudah dalam
pengangkatan sewaktu memindahkanya. Gunanya untuk meletakkan spesi
yang selesai diaduk dan siap untuk dipasang.
7. Ember
Berguna untu mengambil air, menakari air atau semen, untuk
membawa adukan dan sebagainya. Terbuat dari plat baja tipis atau
plastik dengan bentuk piramid dengan bentuk piramid terpancung dan
diberi tangkai untu mengangkut.
4
8. Cangkul pengaduk
Terbuat dari plat besi yang berbentuk segi empat dan diberi
tangkai kayu. Berguna untuk mengaduk mortal, menggali tanah dan
sebagainya.
9. Sekop
Terbuat dari plat baja yang diberi tangkai kayu dan matanya
sedikit dilengkungkan agar mempermudah dalam mengangkat pasir atau
bahan lainnya. Gunanya untuk mengaduk mortal dan sebagainya.
10. Tongkat ukur
Terbuat dari kayu yang berbentuk empat persegi panjang dan
mempunyai sisi yang lurus dan datar. Berguna untuk penentu panjang
pasangan serta sebagai pembantu waterpas dalam melevel pasangan.
5
11. Jidar
Terbuat dari kayu persegi panjang yang diberi lubang tempat
pegangan sewaktu menggunakannya. Kegunaanya untuk meratakan dinding
plesteran.
12. Meteran
Terbuat dari plat baja tipis yang tergulung dalam sebuah
kotak sebagai pelindung, ada juga yang terbuat dari kayu yang
dilipat disebut dengan meteran lipat. Pada meteran ini terdapat
garis lurus dalam mm, cm dan inchi. Berguna untuk mengukur tebal,
lebar, panjang dan tinggi.
13. Jointer
Terbuat dari besi yang dibengkokkan dan diberi tangkai kayu.
Gunanya adalah untuk membersihkan siar yang ada pada pasangan
bata.
6
14. Skrap spesi
Alat ini berguna untuk melengketkan spesi pada permukaan
plesteran sewaktu pasangan ubin dinding. Alat ini terbuat dari
plat besi baja tipis yang berbentuk persegi panjang dan salah
satu sisinya dibuat begerigi.
15. Ruskam kayu
Terbuat dari kayu tipis atau papan yang diberi tangaki pada
sisi belakangnya. Gunanya adalah untuk meratakan plesteran dinding
dengan jalan menggosokkannya pada permukaan yang diplester.
16. Sikat kawat
Alat ini terbuat dari kawat baja yang tertanam dalam tangkai
kayu. Gunanya untuk membersihkan permukaan pasangan sebelum
diplester.
17. Apply Trowel
Terbuat dari plat baja tipis yang diberi tangkai kayu
dibelakangnya. Kegunaanya untuk menghaluskan permukaan plesteran
selaku melakukan finishing.
7
18. Unting-unting
Dipergunakan sebagai pengganti waterpas vertikal, yang terbuat
dari kuningan / besi dengan berat 100 gr – 900 gr. Tepat di tengah
unting-unting dipasang benang yang panjangnya tergantung dari tinggi
konstruksi pasangan.
19. Gerobak dorong
Salah satu jenis pekerjaan yang menghabiskan banyak waktu
dalam bekerja salah satunya adalah membawa bahan. Untuk itu harus
ada alat angkut yang tepat yaitu gerobak dorong, digunakan untuk
mengangkut pasir, kapur dan mortal.
8
Bahan-bahan dalam Kerja Batu
Batu Bata
Batu bata adalah suatu bahan bangunan yang terbuat dari
tanah liat kemudian dicetak dalam ukuran tertentu yang berbentuk
balok dan dikeraskan melalui proses pembakaran. Sehingga tidak
hancur kembali bila direndam dalam air, pembakaran ini dilakukan
pada suhu 135 derajat celcius.
Jenis-jenis batu bata :
- Batu bata padat
- Batu bata berlubang
- Batu bata super
Standart ukuran batu bata di Indonesia
- 52 mm x 115 mm x 240 mm
- 50 mm x 110 mm x 230 mm
Penyimpanannya
Pada dasarnya tumpukan bata dilapangan harus diberi alas agar air
tanah yang ada dibawahnya tidak diserap oleh bata karena bata
mempunyai daya serap yang tinggi dan diatasnya ditutupi dengan
plastik agar terlindung dari cuaca yang akan mengurangi mutu bata
itu dendiri. Batu bata harus disusun secara berselang agar tidak
pecah atau retak dan disusun paling tinggi 2 meter, agar bata
yang berada dibawah tidak pecah dan mempermudah dalam
pengambilannya nanti.
Pasir
Pasir adalah suatu bahan bangunan yang berasal dari sungai,
gunung dan juga dapat dibuat dari gilingan batu. Pasir merupakan
butiran mineral halus yang mempunyai gradasi 0-4 mm. Fungsinya
dalam pasangan adalah sebagai pengisi.
Penyimpanannya
Setiap penumpukan pasir harus diberi alas agar pasir tidak
bercampur dengan tanah yang ada dibawahnya, lebih-lebih sewaktu
pengambilannya. Dengan demikian kebersihan pasir dapat terjamin dan
mutu dari kontruksi bangunannya dapat ditingkatkan.
Penting diperhatikan bahwa menumpukkan pasir hendaklah sedekat
mungkin dengan bangunan yang sedang kita kerjakan. Juga penimbunan
pasir harus pada permukaan tanah yang agak tinggi agar timbunan
pasir dapat terhindar dari aliran banjir diwaktu hujan.
9
Semen
Semen adalah suatu campuran antara batu kapur dan tanah liat
yang diteliti secara seksama. Lalu dibakar pada tempratur 1250-
2000 derajat celcius, kemudian digiling halus dan dibubuhi gips 1-5
%. Perubahan semen dari lunak menjadi keras memerlukan waktu 1,5-2
jam.
Sifat-sifat semen
-Warnanya abu-abu
-Berat jenis antara 3,14-3,25
Tipe-tipe Semen
a. Tipe 1
Biasa digunakan untuk pemakaian umum tanpa persyaratan khusus.
b. Tipe 2
Tahan terhadap garam-garam sulfat didalam air.
c. Tipe 3
Cepat mengeras, digunakan pada pengerjaan beton dingin.
d. Tipe 4
Memiliki panas yang menghidrasi rendah, sangat cocok untuk
pembetonan masal.
e. Tipe5
Punya ketahanan yang tinggi terhadap pengaruh asam sulfat.
Sangat cocok untuk
Kontruksi yang berhubungan dengan air laut dan limbah kimia
atau air beracun.
Disamping itu terdapat pula semen yang sifat dan penggunaannya
berbeda yaitu:
-Semen putih
-Semen alumina
-Semen portland tras
-Semen portland rumah tinggal
Penyimpanannya
Semen mempunyai sifat membatu kalau terkena air atau udara lembab.
Untuk mencegah terjadinya oengerasan, semen harus disimpan
diruangan khusus yang tidak ada jendelanya. Dinding ruangan harus
dilapisi dengan kertas aspal dan lantainya ditinggkan 30 cm dari
permukaan tanah agar udara yang ada didalam ruangan tidak lembab.
Semen disusun diatas satu pallet jaraknya dari dinding minimum 50
cmdan tinggi susunan semen maksimum 2 meter, agar karung yang
berada dibawah tidak pecah dan juga mempermudah dalam
pengambilannya nanti.
10
Kapur
Kapur diperoleh dari pembakaran batu kapur atau batu napal dan
juga batu dari kulit kerang, kemudian ditambah dengan air sehingga
menjadi tepung. Pembakaran batu kapur dilakukan pada suhu 1000-
2000 derajat celcus, sifat kapur adalah menyerap air maka dari itu
kapur harus terhindar dari kelembapan. Kapur berfungsi sebagai
bahan pengikat dalam adukan, agar kapur mempunyai daya ikat yang
baik, maka penyimpanannya dilapangan harus ditempat yang kering dan
usahakan didalam ruangan agar dapat terhindar dari hujan. Kapur
yang sedah terendam oleh air sudah tidak dapat lagi digunakan
karena daya ikatnya sudah berkurang.
Air
Air berfungsi untuk menghomogenkan mortar, merendam bata dan
membersihkan pasangan sebelum disambung serta masih banyak lagi
kegunaannya. Air yang digunakan haruslah air yang bersih atau air
yang dapat diminum.
Hal-hal yang diperhatikan dalam kerja batu
1. Mengaduk mortar
Mortar adalah bahan utama dalam kerja batu yang terdiri dari
adukan semen dan pasir dalam ukuran tertentu menjadi plastis dan
homogen sesuai dengan kebutuhan. Mortar berfungsi sebagai perekat
antara satu batu dengan batu yang lainnya yang mana bersifat
kedap air. Perbandingan mortar secara umum adalah 1:4.
2. Fungsi peremdaman bata
Untuk menjenuhkan bata agar tidak mempunyai kapiler sehingga
penguapan pada kontruksi batu bata terjaga.
3. Pemasangan kontruksi batu bata
Prinsip pemasangan
-Siar tegak tidak segaris
-Tegak dan lurusnya pasangan
-Kedataran pasangan
4. Ikatan yang dibuat
Ikatan menunjukkan tebal dinding yaitu ½ bata, 1 ½ bata, 1 bata
dan sterusnya.
Spesifikasinya: P=2x1+1 cm ( untuk siar ).
11
BAB II
URAIAN KERJA
JOB I
Judul : Memasang Dinding bata ½ batu
Tujuan : -Agar mahasiswa dapat memasang dinding batu bata
dengan teknik yang
Benar.
-Mengukur ketegakan dan kadataran pasangan dengan waterpas
-Agar dapat memotong bata dengan benar.
Instruksi umum
1. Teknik peletakan bata dan moryar harus benar.
2. Setiap lapis bata harus dicek kedataran / kelurusan.
3. Siar tegak tebalnya 1-1 ½ cm dan harus sama tebal.
4. Siar datar harus sama tebalnya antara 0,8-11,2 cm.
5. Setiap pengambilan mortar dengan sendok spesi harus pas untuk
memasang
sebuah bata.
6. Penekanan untuk menurunkan bata harus diperkirakan dan jangan
diketok.
7. Penempatan peralatan harus terkontrol.
Dasar teori
a. Dalampemilihan bahan harus memperhatikan kualitas bahan tersebut.
b. Dalam pengadukan morter ada 2 cara yaitu:
-Cara manual
-Menggunakan mesin molen / mixer
1.Air dimasukkan terlebih dahulu
2.Pasir, lalu diikuti dengan semen dan didiamkan selama 4-5
menit
3.Kemudian dikeluarkan
c. Perbandingan Volume mortar yang digunakan
1:3 Untuk pemasangan batu yang berhubungan dengan cuaca
1:4 Untuk pasangan batu yang terlindung
1:8 Untuk pasangan batu yang digunakan dalam praktek.
d. Ikatan yang digunakan adalah ikatan biasa
12
e. Ukuran bata yang baik
- Panjang batu : 2 kop + 1 siar
- Siar : 1- 1 ½ cm
Alat-alat
- Sendok spesi Kotak spesi
- Waterpas Meteran
- Line bobbyn Sekop
- Ember Benang
- Tongkat ukur Palu pemotong batu
Bahan
- Pasir
- Semen
- Air
- Batu bata
Langkah Kerja
1. Tentukan lokasi pekerjaan penempatan bata yang akan dipasang
dengan tongkat
ukur sesuai dengan gambar kerja dan tandai posisi setiap bata
menurut panjang
rata-rata dari sebuah bata + 1 siar ( 1 cm )
2. Ambil sendok spesi dan batu bata untuk memasang kepala pasangan
yang dipasa
ng melintang dengan jarak 15-20 cm dari ujung pasangan yang
akan dibangun.
Lalu datarkan dengan waterpas kearah panjang dan lebarnya
begitu juga untuk
Yang lainnya.
3. Kemudian kita ukur kedataran dari kedua pasangan dengan
menggunakan tongkat
ukur yang diatasnya diberi waterpas, lihat posisi nivo kalau
belum tepat ditengah
berarti kedua bata tersebut belum datar. Untuk mendatarkan bata
tersebut dapat
dinaikkan atau diturunkan sampai nivo ditengah.
13
4. Ambil line bobbyn dan tempelkan pada kedua bata itu dengan
yang diregang.
5. Kemudian ambil sebuah bata letakkan diatas spesi yang sudah
disebar diatas
lantai kerja dengan posisi memanjang dan bata sejajar dengan
benang tetapi
bata tidak boleh menyentuh benang dan harus renggang.
6. Pertemuan antara bata pertama dan bata kedua harus dibatasi
oleh spesi setebal
1 cm sebagai siar dari pasangan dan ujung bsts yang sebelah
kita tekan kebawah
sambil menggesek-gesekan kemuka dan kebelakang sehingga sama
datar dengan
benang.
14
7. Siar tegak dari lapisan kedua harus tepat ditengah bata lapisan
pertama, maka
pasangan bata pertama pada lapis kedua ini dimulai dengan bata
yang setengah.
8. Lapisan kedua kita mulai dengan bata setengah dan siarnya kita
buat tegak
lurus dengan memakai waterpas, siar harus menempel rapat
terhadap sisi bata
barisan pertama pada baris kedua dan permukaan atas bata harus
sama tinggi
dengan garis yang ada pada tongkat ukur.
9. Lalu line bobbyn dikaitkan sebagai pedoman kedataran bata sewaktu
kita melaku
kan pasangan bata pada lapis kedua.
10. Untuk lapisan ketiga kita mulai dengan memasang bata pada
kedua ujungnnya.
Kemudian diwaterpas kedatarannya dan ketegakannya.
11. Lapisan ke 4 sama dengan lapis kedua dan lapi ke 5 sama
dengan lapis ketiga
begitu seterusnya sampai lapis ke 8.
15
Job II
Judul : Memasang dinding bata ½ batu dengan sudut siku 90 derajat.
Tujuan : Agar Mahasiswa dapat
-Membuat sudut siku dilapangan dengan alat-alat sederhana.
-Membuat kontruksi sambungan sudut bata dengan benar.
-Memasang bata pada sudut pertemuan pasangan dengan
ketegakan dan ke
datarannya.
Instruksi umum
1. Jika pembangunan dinding rumah biasanya dibuat profil sebagai
pedoman ketega
kan dari dining itu sendiri, tapi ini kurang efektif karena
seni profil ini sering
berubah kedudukannya. Untuk itulah sebaiknya sebagai pedoman
dalam pemasa
ngan dibangun terlebih dahulu sudut-sudt pada dinding bangunan
baru dilanjut
kan dengan dengan memasang dinding ditengahnya.
2.Kontruksi sambungan harus sama
3.Gunakanlah peralatan sesuai dengan fungsinya.
Dasar teori
- Sebelum digunakan batu bata terlebih dahulu direndam air
- Batu bata yang baik ukuran panjangnya adalah 2 kop + 1 siar
- Gunakan siku siku baja bagian dalam dan cek kesikuan pasangan
pada bagian luar sudut pasangan bata.
Alat
-Sendok spesi -Kotak spesi
-Waterpas -Meteran
-Line bobbyn -Sekop
-Ember -Benang
-Tongkat ukur -Palu pemotong bata
Bahan
-Pasir -Batu bata
-Semen -Air
Langkah kerja
Buat kepala pasangan dengan datar dengan menggunakan line bobbyn
dan benang pada kedua sisi hingga membentuk siku antara sisi a
dan sisib.
16
Letakkan batu bata tanpa mortar sesuai dengan kelurusan benang.
Sebagai pedoman apakah sudut yang kita buat betul kesikuannya.
Bata disusun sebelah dalam benang sehingga sudut siku kita berada
disebelah luar bata. Untuk siarnya kita buat sama yaitu sekitar 1
cm.
Selesai kedua sisi ini kemudian kita pasang dulu pada sisi b pada
pertemuan kedua sisi tersebut. Lalu cek kedataran dan ketegakannya
dengan waterpas.
Kemudian diteruskan dengan memasang sebuah bata pada sisi b dengan
waterpas pada bata pertama tadi. Bila dipasang line bobbyn kedua
sisi datar dengan benang.
Lalu pasang sebuah bata pada ujung sisi a dan diwaterpaskan untuk
mengecek kedataran dan ketegakannya terhadap lapis pertama.
17
Selanjutnya pada pemasangan lapis ke 3-lapis ke 8 dilakukan dengan
cara yang sama. Setiap lapis harus berkurang ½ bata agar pasangan
tegak dan lurus.
18
Job III
Judul : Pasangan satu bata dengan ikatan flemish
Tujuan : -Dapat memasang pasangan satu bata dalam ikatan
flemish
-Menghitung kebutuhan bahan yang akan dibutuhkan / m2
pasangan dengan
komposisi adukan 1:8
Intruksi umum
1. Pasangan harus tegak datar dan lurus
2. Perletakan bata pada sisi depan harus rata
3. Bekerja dengan serius dan tanggung jawab
Dasar teori
Ikatan flemish adalah ikatan yang mana pada lapisan pertama
terdiri dari bata yang dipasang memanjang dan melintang saling
berselang-seling dalam satu lapis. Berarti dalam suatu lapisan
pasangan bata dipasang sebuah bata melintang lalu diteruskan bata
memanjang dan seterusnya.
Hal yang harus diperhatikan
- Setiap pasangan harus benar-benar terisi spesi
- Ambilah salh satu bagian saja sebagai pedoman kedataran
- Pada lapis kedua dimulai dengan 1 bata
Alat-alat
- Sendok spesi - Kotak spesi
- Waterpas - Meteran
- Line bobbyn - Sekop
- Ember - Benang
- Tongkat ukur - Palu pemotong
Bahan
- Pasir
- Semen
- Batu bata
- Air
Langkah Kerja
Siapkan semua peralatan dan bahan yang dibutuhkan dalam pekerjaan
dan tentukan tempatnya.
Buat kepala pasangan dengan bata melintang dengan jarak 15-20 cm.
Lalu hubungkan dengan tongkat ukur yang diatasnya diberi wterpas.
19
Ambil line bobbyn dan pasang pada kedua sisi bata tersebut.
Untuk pemasangan lapis pertama bata dipasang dengan posisi
melintang diatas mortar yang disebar yang sejajar dengan benang,
tetapi pinggir bata tidak boleh menyentuh benang.
Pada lapis kedua terdiri dari bata yang dipasang memanjang dan
melintang saling berselang-seling dalam satu lapis. Berarti dalam
suatu lapisan pasangan bata, dipasang sebuah bata melintang disusul
dengan bata yang memanjang dan seterusnya.
Begitulah pemasangan selanjutnya pada lapis ke 3 sampai lapis ke 8
hingga semua terpasang dengan tegak dan datar.
20
21
Job IV
Judul : Membuat pasangan pondasi batu kali
Tujuan : Agar Mahasiswa dapat
- Membuat pasangan pondasi batu kali
- Menghitung kebutuhan bahan / m2
Instruksi umum
1. Pelajari dan pahami pekerjaan dengan baik
2. Laksanakan pekerjaan dengan baik dan benar
Dasar teori
1. Ukuran batu kali dipakai maksimal 60 % dari ketebalan dinding
yang akan
dipasang.
2. Permukaan batu harus benar-benar bersih dari lumpur dan tanah
agar pada saat
mengisi spesi batu akan melekat
3. Mortar yang digunakan harus benar benar kental dan jangan encer
4. Dalam pemasangan batu kali antara satu sama lain jangan ada
yang bersentuhan
dan harus selalu dibatasi dengan mortar.
Alat-alat
- Sendok spesi - Kotak spesi
- Waterpas - Gerobak dorong
- Benang - Cangkul
- Palu - Ember
-Sekop - Siku baja
Bahan
- Batu kali
- Semen
- Pasir
- Air
Langkah kerja
Persiapkan seluruh alat, bahan dan mortar yangdiperlukan untuk
pemasangan
Pasang profil untuk penempatan benang dalam pemasangannya. Profil
membentuk trapesium dengan lebar bawahnya 50 cm dan bagian atas 20
cm.
22
Ikatkan benang dari satu profil ke profil yang lainnya sebagai
pedoman kemiringannya.
Ambil sebuah batu dan letakkan diatas mortar, usahakan bidang batu
sebelah luar yang rata dan meletakkan batu pada permukaan atasnya
miring kedalam pasangan. Batu dipasang secara bersebelahan dan
saling menghimpit, tapi jangan bersentuhan dan selalu dibatasi oleh
mortar.
Kemudian pemasangan dilakukan seperti tadi sampai mencapi ketinggian
yang telah ditentukan.
23
Job V
Judul : Membuat Dinding Rollag Lengkung
Tujuan : Agar Mahasiswa dapat
- Merencanakan pekerjaan dan menghitung biaya
- Bekerjasama dalam merencanakan pekerjaan
- Melaksanakan pekerjaan rollag dan dinding bata
- Mengerjakan finishing didalam pasangan bersih.
Instruksi umum
1. Perhatikan dan pelajari lembaran pekerjaan.
2. Rencanakan dengan matang setiap pekerjaan yang akan dilakukan
3. Pelajarilah gambar secara seksama
4. Alasi cetakan dengan kertas koran yang telah dibasahi
Alat-alat
- Sendok spesi - Kotak spesi
- Waterpas - Meteran
- Line bobbyn - Sekop
- Ember - Benang
- Cetakan Rollag - Palu pemotong bata.
Dasar teori
1. Panjang cetakan rollag harus benar-benar sama dengan panjang
antara kedua
dinding.
2. Cetakan rollag dipasang sedemikian rupa agar memudahkan ketika
cetakan
dibuka.
Bahan
- Pasir
- Semen
- Air
- Batu bata.
Langkah Kerja
Letakkan rollag diantara kedua dinding dengan menggunakan papan /
batu bata sebagai penahannya.
Cek kedatarannya dengan waterpas.
24
Letakkan kertas semen diatas cetakan rollag sebagai pelembut
perletakan mortar.
Letakkan pasangan batu diatas rollag dengan posisi melintang.
Buatlah pasangan ½ bata diatas kedua dinding tersebut sebagai
penguat rollag dan buatlah pasangan tersebut sampai dua lapis atau
lebih diatas pasangan rollag.
25
Job VI
Judul : Memasang Ubin Lantai
Tujuan : - Melakukan pemasangan ubin lantai dengan datar dan
rata.
- Mengisi celah-celah ubin dengan aci.
Instruksi umum.
1. Pergunakan alat sesuai dengan fungsinya.
2. Permukaan lantai ubin harus datar dan rata.
3. Jarak antara ubin yaitu 1,5 mm.
4. Pekerjaan harus rapi dan bersih.
Dasar teori
Hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan ubin keramik yaitu
Kualitas ( kw 1 & kw 2 ) dan kode produksi.
Hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan ubin yaitu :
- Rata dan kedatarannya
- Spesi atau acian yang ada dibawah keramik harus benar-benar
padat.
- Pegunakan paku sebagai jarak natnya.
Alat-alat
- Sendok spesi - Kotak spesi
- Waterpas - Meteran
- Ember - Benang
- Paku - Line bobbyn.
Bahan
- Keramik
- Semen
- Air
- Pasir.
Langkah kerja
Periksa lokasi dimana ubin akan kita pasang, kalau tempat yang
akan kita pasang itu bergelombang maka perlu kita ratakan dengan
pasir.
Tentukan pedoman ketinggian lantai yang akan kita buat dengan
jalan meletakkan ubin pertama tepat dibawah ubin pintu sebagai
pedomannnya. Tetapi pada praktek ini ubin pertamanya diletakkan
dipojok atas sebelah kiri kemudian disikukan dan pasang kedua ubin
lagi dikedua sudut yang jaraknya sama dengan ubin pertama tadi
serta disikukan lagi.
26
Pasang line bobbyn pada kedua sisi lalu pasang ubinnya. Apabila
pemasangan ubinnya tidak tepat dapat dibongkar dan dipasangkan
kembali.
Pemasangan ubin hendaklah dimulai dari jalur yang panjang dengan
memenuhi jalur lebarnya dahulu dan pemasangannya mundur kearah
pintu dan berakhir pada pintu sehingga ubin yang telah terpasang
tidak akan terinjak lagi.
27
Job VII
Judul : Memplester Dinding Bata.
Tujuan : 1. Mengetahui dari fungsi plesteran dinding
2. Mempersiapkan permukaan dinding yang akan diplester
3. Memplester dengan teknik yang benar
4. Melakukan perawatan dinding yang sudah diplester
5. Memperkirakan bahan yang akan diperlukan dalam tiap m2
Dasar Teori
Plesteran yang menggunakan perbandingan 1:3 adalah plesteran yang
berhubungan dengan cuaca luar. Sedangkan untuk bagian dalam
menggunakan perbandingan 1:5. Adukan atau mortarnya harus benar-benar
homogen dan tepat kekentalannya, tetapi untuk lapisan pertama
adukan dibuat encer dan pada saat finishing digunakan lapisan
pasir yang halus. Untuk permukaan dinding yang tidak rata gunakan
bagian dinding yang paling menonjol sebagai pedoman ketabalan.
Alat-alat
- Sendok spesi - Jidar
- Waterpas - Ruskam kayu
- Kotak spesi - Sikat kawat
- Ember - Benang
- Paku - Palu.
Bahan
- Pasir
- Semen
- Air
Langkah Kerja
Sebelum melakukan plasteran dinding harus diperiksa kehalusannya,
kedataran dan ketegakannya.
Bila dinding belum lurus, rata serta kurang tegak. Maka harus
dibuat kepala plesteran sebagai pedoman untuk kelurusan, kedataran
dan ketegakannya dalam memplester.
Buat titik titik plesteran pada sisi atas dan sisi bawah dinding,
titik plesteran ini tebalnya 1-1 ½ cm. Antara titik atas dan
titik bawah harus diwaterpaskan.
28
Lalu kita buat kepala plesteran dengan cara mengisi serta
menghubungkan kedua titik plesteran tadi. Ratakan dengan
menggeserkannya dengan jidar kearah atas kebawah dengan pedoman
kedataran kedua titik plesteran tersebut.
Basahi dinding dengan air untuk melembabakannya agar ikatan yang
terjadi antara dinding sempurna. Karena apabila dinding tidak basah
maka dinding tersebut akan menyerap air pada mortar sehingga
mortar akan kekurangan air sebelum melekat betul pada dinding.
Setelah semua kepala plesteran selesai, maka kita plester ruang
antara kepala plesteran itu dengan adukan. Pelontaran adukan tetap
dengan backhand dimulai dari sisi atas diteruskan kebawah mulai
lagi dari bawah keatas sampai ruang itu penuh, ingat tebal adukan
tidak boleh terlalu tinggi dari kepala plesteran tadi.
29
Kemudian kita rata dengan menggosokkannya dengan jidar sebagai
pedoman kedataran kedua plesteran itu dan menggosokkannya kearah
kiri dan kanan sambil ditekan keatas. Semua adukan yang tersisa
dikembalikan kekotak spesi lagi.
Untuk menghaluskan dan meratakan permukaan maka kita gosok dengan
ruskam kayu dengan jalan menggosokkannya searah dengan jarum jam,
kalau permukaannya terlalu kering maka permukaannya doperciki lagi
dengan air dan digosok kembali.
30
Job VIII
Judul : Memasang Keramik Dinding
Tujuan : Memasang keramik dinding dengan rata dan dapat
menghitung kebutuhan
bahan tiap m2
Instruksi Umum
1. Permukaan ubin satu sama lain harus rata
2. Natnya harus sama tebal dan merupakan garis lurus
3. Ikatan dinding dan ubin harus merata
4. Spesi / act yang ada dibawah ubjn harus penuh.
Dasar Teori
Yang harus diperhatikan:
- Kualitas ubin keramik ( kw 1 dan kw 2 )
- Kode pruduksi.
Keramik harus direndam terlebih dahulu sebelum dipasang, Pemberian
aci dapat dilakukan dengan cara langsung memberi aci pada keramik
ataupun dengan memberikan aci pada keramik yang sudah dipasang.
Pada waktu memasang keramik tidak boleh sering diketok, oleh
karena itu pemberian aci harus tepat tebalnya. Pada bidang
pekerjaan diberi pasir agar apabila keramiknya jatuh tidak akan
pecah.
Alat-alat
- Sendok spesi - Siku plat besi
- Waterpas - Kotak spesi
- Ember - Meteran
- Paku - Palu
- Benang
Bahan
- Keramik
- Semen
- Air.
Langkah kerja
Bersihkan permukaan dinding yang akan kita pasang dengan siakt
kawat.
Periksa keadaan plesteran dinding yang akan menjadi dasar
pemasangan ubin dinding nanti.
Ukur panjang dinding yang harus dipasang ubin, lalu dibagi dengan
lebar.
Ambil ketegaklurusan dinding pada tiap pinggir dinding dengan
waterpas.
31
Tarik benang yang tegak lurus dari sisi bawah keatas pada pinggir
tembok sebagai pedoman pemasangan ubin paling pinggir, tarik benang
horizontal pada sisi atas pemasangan ubin lalu dihitung kebawah
dimana pemasangan ubin dilakukan paling bawah. Lalu tarik garis
dengan mistar siku sebagai pedoman pemasangan ubin untuk baris
paling bawah.
Ambil sebuah ubin dan tempelkan pada lapisan adukan tadi yang
mana dua buah sisi ubin harus merata dan selurusan dengan benang
pedoman. Ambil dua buah paku tancapkan disisi atas ubin, kemudian
tempelkan kembali spesi disebelah atas ubin pertama tadi.
Pemasangan jalur ini diteruskan dengan cara yang sama sehingga
penuh dari bawah sampai keatas dengan arti kata jalur pemasangan
pertama adalah jalur tegak.
Pasangan jalur yang kedua adalah kesampingdengan patokan ubin yang
tegak tadi dan siarnya dibatasi oleh paku.
Kalau semua ubin sudah terpasang dan ikatan antara ubin dan
mortar sudah terjadi maka paku tersebut dibuka lalu siarnya diisi
dengan aci.
32
33
BAB III
KESIMPULAN
Didalam praktek kerja kayu ini mahasiswa dituntut untuk dapat
menerapkannya pada kehidupan sehari hari.
Kerja batu merupakan langkah awal dalam pembentukan suatu
konstruksi bangunan yang sekarang ini sedang pesatnya dibangun
diIndonesia. Disini mahasiswa hendaknya dapat berlatih dengan baik
dan penuh percaya diri.
Dalam kerja batu inilah mahasiswa dapat mengetahui apa yang
terdapat dalam pengerjaan suatu bangunan seperti dapat mengetahui
alat alat yang digunakan, bahan bahan serta cara melaksanakan suatu
pekerjaan.
Saran
Dalam pekerjaan utamakan keselamatan kerja
Terapkan disiplin dalam bekerja
Pekerjaan sebaiknya dilakukan dengan teliti
34
BAB IV
PENUTUP
Dari semua aturan serta teknik pelaksanaan pekerjaan konstruksi
laporan kuliah ini, jelaslah bahwa tidak mudah untuk mengerjakan
suatu pekerjaan yang berhubungan dengan konstruksi batu ini. Sebab
apabila semua aturan serta teknik tadi tidak dipenuhi maka
kemungkinan hasil kerja yang kita dapatkan tidak begitu baik.
Walaupun disini sudah dibicarakan sedetail mungkin tentang pelaksaan
suatu pekerjaan tapi belumlah dapat dipastikan bahwa dengan
membaca laporan ini kita sudah bekerja dengan baikdalam konstruksi
batu.
Demi untuk menjamin kualitas dan mutu pekerjaan, dalam bekerja
diperlukan suatu praktek yang berkelanjutan secara terus menerus
sampai kita dapat menemukan rasa percaya diri dan hafal teknik
serta cara cara dan urutannya dalam suatu pekerjaan. Dengan
mengikuti petunjuk laporan ini serta keamanan kita dalam praktek
dan semoga kita menjadi orang yang profesional dalam bidang
konstruksi batu ini.
35
LAPORAN KULIAH
PRAKTEK KERJA BATU
Disusun untuk memenuhi syarat pada
Mata kuliah kerja batu
Disusun oleh:
Bandi Purniawan
NIM : 0610 3010 0701
POLITEKNIK
NEGERI SRIWIJAYA PALRMBANG
2005/2006
Catatan Hasil
Praktek Kerja Batu
Disusun oleh:
Firlin Cardinata
NIM : 0610 3010 0701
Dibuat untuk memenuhi syarat
dalam menyelesaikan praktek kerja batu
pada jurusan Teknik Sipil
Instruktur
Amirudin, ST
NIP 132129670
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan 1
Alat alat kerja batu 2
Bahan bahan dalam Kerja Batu 9
BAB II Uraian kerja
Job I Memasang dinding bata ½ batu 12
Job II Memasang dinding bata ½ batu dengan sudut siku
90 derajat 16
Job III Pasangan satu bata dengan ikatan flemish 19
Job IV Membuat pasangan pondasi batu kali 22
Job V Membuat dinding rollag lengkung 24
Job VI Memasang ubin lantai 26
Job VII Memplester dinding bata 28
Job VIII Memasang keramik dinding 31
BAB III Kesimpulan 34
BAB IV Penutup 35