BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Latar belakang melakukan praktek kerja bangku ini adalah untuk melatih
kesabaran mahasiswa, khususnya mahasiswa jurusan teknik elektro program
studi teknik listrik yang mana nantinya akan terjun langsung kelapangan
pada saat bekarja. Oleh sebab itu, diharapkan mahasiswa dapat melatih
kesabaran yang tentunya dapat membantu mahasiswa di ranah pekerjaannya.
Pada kesempatan ini, mahasiswa dituntut melakukan praktek mata kuliah
Bengkel Mekanik Kerja Bangku Semester I yang mana pada praktek yang telah
dilakukan ini sangat membantu untuk memupuk rasa disiplin dan kesabaran
mahasiswa melakukan pekerjaan bengkel tersebut. Kemajuan teknologi sekarang
ini memaksa kita untuk bekerja lebih disiplin dan mampu bekerja di bawah
tekanan. Oleh sebab itu, dengan melakukan praktek kerja bangku ini
diharapkan mahasiswa dapat dilatih untuk dapat bekerja lebih disiplin dan
lebih sabar.
Maka untuk mendukung hal tersebut diatas diharapkan dengan praktek
kerja bangu pada Semester I ini mahasiswa yang akan menghadapi kemajuan
teknologi dapat berperan serta dalam membangun sumber daya manusia yang
berpotensi tinggi memiliki suatu keahlian yang bermanfaat bagi masyarakat.
2. Tujuan dan Manfaat
Dari pelaksanaan praktek bengkel mekanik yang telah dilakukan, maka
dapat disimpulkan bahwa praktek ini mempunyai tujuan dan manfaat agar
mahasiswa dapat :
1. Menumbuhkan rasa kesabaran dan kedisiplinan pada setiap pekerja pada
praktek bengkel mekanik maupun diluar bengkel.
2. Mengajarkan mahasiswa agar mengetahui cara menggores dan menitik pada
benda kerja.
3. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi dan kegunaan dari menggores dan
menitik.
4. Mahasiswa dapat mengetahui cara penggergajian yang baik dan benar pada
benda kerja.
5. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi dan kegunaan dari gergaji pada waktu
kita mengerjakan benda kerja di bengkel.
6. Mengajarkan mahasiswa agar mengetahui cara mengikir profil U dengan
benar dan dengan metode-metode yang tepat.
7. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi dan kegunaan dari alat kikir pada
waktu kita mengerjakan benda kerja di bengkel.
8. Mengajarkan mahasiswa agar mengetahui cara menggunakan bor listrik
dengan mengikuti intruksi dan petunjuk yang benar.
9. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi dan kegunaan dari bor lisrik pada
waktu kita mengerjakan benda kerja di bengkel.
10. Mengajarkan mahasiswa agar mengetahui cara men-stamping, men-tap, dan
men-kontersing benda kerja( Profil-U ST 37).
11. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi dan kegunaan dari stamping, tap dan
kontersing pada waktu mengerjakan benda kerja di bengkel.
12. Mengajarkan mahasiswa agar mengetahui cara penggunaan solder, mengupas
kabel, dan penggunaan tang pada benda kerja.
13. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi dan kegunaan dari solder, timah, dan
tang pada waktu mengerjakan benda kerja.
14. Mengajarkan mahasiswa agar mengetahui cara membengkokkan pipa PVC dan
memotong besi pipa.
3. Perumusan Masalah
Mampu atau tidak Mahasiswa bersikap disiplin,bertanggung
jawab,sabar,tekun, dan cekatan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.
1.4 Batasan Masalah
Batasan masalah yang akan diuraikan dalam praktek bengkel ini adalah
sebagai berikut :
a. Plat besi
b. Plat Profil-U
c. Solder
d. Pipa PVC dan Pipa Besi
e. Las Listrik
1.5 Metode Penulisan
Metode yang digunakan adalah metode Action Research. Metode Action
Research adalah metode yang digunakan untuk menemukan metode kerja yang
efektif dan efisien.
1.6 Sistimatika Penulisan
Di dalam penulisan laporan ini, ada beberapa uraian sistematika
penulisan
yang akan diuraikan pada setiap bab, yaitu :
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini menjelaskan apa yang menjadi Latar Belakang,Tujuan dan
Manfaat,Perumusan Masalah,Batasan Masalah,Metode Penulisan,dan Sistematika
Penulisan.
BAB. 2 TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini membahas mengenai teori-teori penunjang dan teori
yang mendasar dari Praktek bengkel mekanik.
BAB III : PRAKTEK BENGKEL MEKANIK LISTRIK
Pada bab ini membahas mengenai benda kerja, alat-alat dan bahan yang
digunakan pada saat praktikum, serta jurnal kegiatan.
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini menjelaskan secara garis besar dari hasil praktikum yang
dikerjakan.
BAB V : PENUTUP
Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dari pembahasan praktikum yang
telah dilakukan serta saran penulis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Praktek Bengkel Dasar Teknologi Mekanik
Praktek bengkel ini merupakan suatu teknik praktek bengkel sebelum
mahasiswa melakukan kerja bengkel sesuai dengan jurusannya,masih bersifat
umum.Di dalam praktek bengkel ini mahasiswa dibina sesuai dengan tujuan
yang ingin di capai dari praktek bengkel mekanik.
Pada teori dasar ini akan kita bahas tentang keselamatan umum
(Accident Precaution)serta pengenalan terhadap peralatan yang akan
digunakan di bengkel mekanik..
1.Keselamatan Umum (Accident Precautions)
Keselamatan di dalam bekerja merupakan modal utama bagi kita.
Keselamatan kerja ini merupakan tanggung jawab kita semua baik para
instruktur maupun para mahasiswa pekerja. Mahasiswa agar selalu mematuhi
peraturan yang telah ditentukan oleh para instruktur. Setiap mahasiswa yang
bekerja di bengkel mekanik di tuntut untuk lebih berhati-hati, berwaspada,
dan siap, serta setiap mahasiswa tidak dibenarkan dalam keadaan mengantuk,
kurang siap di saat sedang bekerja. Disamping itu setiap mahasiswa harus
memanfaatkan waktu yang tepat, baik pada saat istirahat. Hal ini
dilaksanakan semata-mata agar mahasiswa dapat menghindari terjadinya
kecelakaan, baik itu kecelakaan besar maupun kecil.
2.Penanggung Jawab Keselamatan
Didalam keselamatan umum telah dijelaskan bahwa penanggung jawab
keselamatan tidak hanya dibebankan pada instruktur saja, tetapi tanggung
jawab semua yang ikut aktif dalam kegiatan bengkel mekanik.
Penanggung jawab di dalam bengkel mekanik ini adalah sebagai berikut
:
1. Instruktur.
Yaitu guru pembimbing yang bertugas untuk memberikan instruksi dengan
baik, benar, tepat, dan mudah dipahami oleh setiap para mahasiswa,
untuk tiap-tiap bagian yang akan dipraktekan serta menyelidiki sebab-
sebab terjadinya kecelakaan dan kerusakan pada alat/mesin yang
dipergunakan.Instruktur harus mencatat peristiwa yang terjadi
tersebut.
2. Storeman.
Yaitu guru pembimbing yang bertanggung jawab penuh terhadap alat-alat
yang dipinjamkan kepada setiap mahasiswa.
3. Praktekan/Pekerja.
Yaitu mahasiswa yang melaksanakan praktek dan setiap mahasiswa
dituntut harus dapat bekerja sesuai dengan ketentuan yang telah ada
dan mahasiswa harus menjaga semua peralatan dari segala kemungkinan
yang menyebabkan kecelakaan.
Adapun penyebab dari kecelakaan yang dapat membahayakan setiap
mahasiswa adalah :
1. Ujung sisi yang tajam.
2. Benda-benda yang panas.
3. Benda-benda yang berputar seperti bor mesin.
4. Aliran listrik.
5. Kecelakaan yang tidak disengaja.
Selain kecelakaan yang berakibat langsung terhadap diri kita sendiri
dan kecelakaan yang dapat mengakibatkan kerusakan peralatan, seperti :
1. Penggunaan alat yang tidak sesuai dengan fungsi dan kegunaan.
2. Penggunaan alat pada beban yang lebih dari kemampuannya, seperti
penggunaan alat cutter atau alat pemotong yang mempunyai kemampuan
maksimum dapat memotong plat yang mempunyai ketebalan tidak lebih dari
2 mm. Bila alat tersebut masih diinginkan untuk memotong plat yang
ketebalannya lebih dari 2 mm maka dapat merusak alat pemotong yang
digunakan.
3. Meletakkan peralatan pada tempat yang tidak tepat atau tidak
menguntungkan seperti kita meletakkan peralatan jatuh dan rusak.
4. Mahasiswa hendaknya membersihkan dan menjaga peralatan yang kita
gunakan, peralatan yang tidak dirawat akan rusak.
Untuk menjaga terjadinya hal yang tidak kita inginkan maka kita harus
taat pada tata tertib yang telah diberikan oleh instruktur. Adapun hal-hal
diatas adalah sebagai berikut :
1. Pakaian kerja harus sesuai, rapi, bersih dan terkancing rapi.
2. Tidak menyimpan benda-benda tajam dalam saku kerja.
3. Menggunakan alat sesuai dengan kegiatan yang akan dilaksanakan dan
memakai alat pengaman.
4. Menggunakan alat pengaman sesuai kegiatan yang akan dilaksanakan.
5. Menghindarkan dari hal-hal yang membahayakan.
6. Mahasiswa hendaknya selalu berkonsultasi dengan instruktur, apabila
kita menghadapi masalah tentang kegiatan bengkel mekanik.
Keselamatan kerja bangku juga mempengaruhi kita untuk kelancaran
jalannya praktek bengkel mekanik dan oleh sebab itu keselamatan di bangku
kerja meliputi :
1. Keselamatan mahasiswa itu sendiri.
2. Keselamatan pada mesin atau peralatan bengkel.
3. Keselamatan pada benda-benda kerja.
4. Keselamatan disekitar bengkel mekanik(keselamatan lingkungan).
Kecelakaan di bangku kerja disebabkan oleh penggunaan alat-alat yang
tidak sesuai pada tempat dan fungsinya, serta menggunakan alat tidak hati-
hati. Ujung-ujung alat pemotong atau benda kerja yang tajam juga bisa
menyebabkan kecelakaan.
Adapun cara mencegah hal-hal tersebut adalah :
1. Bekerja di bengkel harus berhati-hati.
2. Mempergunakan alat dalam keadaan kondisi yang baik sesuai dengan
fungsinya.
3. Tidak boleh menyimpan alat-alat tajam di saku.
4. Memisahkan alat potong dengan alat-alat ukur presisi.
5. Menyimpan alat-alat secara terpisah satu sama lainnya.
6. Mengalasi alat-alat presisi dengan kain lap yang halus.
2.1.Kebersihan
Kebersihan merupakan salah satu kebutuhan utama dalam menunjang
kelancaran praktek bengkel mekanik. Kebersihan juga salah satu langkah
dalam menjaga peralatan di bengkel mekanik, karena pada peralatan yang
kotor dapat merusak alat-alat bengkel itu sendiri dan bagian alat yang
rusak tersebut dapat melukai diri pekerja.
Jadi setelah selesai praktek,peralatan yang digunakan harus kita
bersihkan terlebih dahulu sebelum pulang.
2.2. Peralatan yang Digunakan
Berikut adalah alat-alat yang akan digunakan pada praktek kerja
bengkel sekaligus dengan penjelasannya.
1. Gergaji besi
Gergaji besi adalah alat yang digunakan untuk memotong besi dengan
pinggiran yang tajam dan bergerigi.Mata gergaji besi harus diganti
agar ketajamannya dapat terjaga.
2. Pahat besi
Pahat besi adalah alat yang digunakan untuk memahat besi.Cara
penggunaannya yaitu menempelkan bagian yang tajam pada pahat ke bagian
dari besi yang akan dipahat lalu dipukul menggunakan palu hingga
mendapatkan bentuk yang akan diinginkan.
3. Palu
Palu adalah alat pemukul yang harus disediakan pada setiap bengkel
kayu.Palu dilengkapi dengan pemegang/gagang kayu sebagai tangkai
pemukul. Jenis dan ukuran palu bervariasi sesuai dengan fungsinya.
Berdasarkan bahan yang digunakan, palu dibedakan menjadi :
1). Palu besi
2). Palu kayu
3). Palu karet/plastik.
4. Penitik.
Penitik adalah alat yang berfungsi untuk menandai atau membuat lubang
pada benda kerja.Dengan menitik benda kerja maka mata bor yang akan
digunakan tidak akan meleset dari sasaran.Penitik terbuat dari besi
yang ujungnya runcing membentuk sudut 30-90 derajat.
Cara pemakaiannya adalah :
a. Pegang penitik dengah tangan kiri, tempatkan pada benda.
b. Penitik harus tegak lurus dengan bahan.
c. Penitik dipukul satu kali dengan pemukul yang ringan, serta periksa
posisinya. Jika sudah tepat baru dipukul dengan kuat agar
didapatkan titik yang jelas.
5. Penggores
Penggores adalah alat yang terbuat dari logam berbentuk silindris
lurus dan diruncingkan di bagian ujung depan. Fungsi penggores adalah
untuk membuat tanda/garis batas pengerjaan.
Alat ini digunakan untuk menandai ukuran pada benda kerja atau bahan
yang akan diolah.
Cara pemakainnya adalah :
a. Dalam menggunakan penggores membentuk 20-25 derajat.
b. Tekan penggores pada gambar.
c. Condongkan penggores kearah maju.
Bahan dari penggores haruslah lebih kuat dari benda kerjanya, dan
jika
mau membuatnya bisa dengan potongan gergaji besi yang telah
dibentuk ujungnya dengan gerinda.
6. Jangka Pegas
Jangka pegas adalah alat yang digunakan untuk membentuk lingkaran pada
bidang kerja dengan cara menentukan titik tengah dari lingkaran yang
akan di gambar lalu meletakkan salah satu ujung dari jangka pegas,
kemudian putar jangka sesuai dengan lingkaran yang diinginkan.
7. Sikat Gergaji/Kikir
Sikat gergaji/kikir adalah alat yang digunakan untuk menghilangkan
serbuk/serpihan benda kerja yang tertempel pada kikir setelah
dilakukan proses pengikiran, sikat kikir merupakan alat yang paling
tepat untuk membersihkan kikir dari kotoran serbuk besi karena terbuat
dari bahan yang lembut.
8. Mistar Siku.
Mistar Siku adalah alat yang digunakan untuk mengukur tingkat presisi
dari benda kerja yang telah kita kikir sekaligus untuk mengukur benda
kerja yang akan kita kikir maupun kita potong.
9. Kikir
Gigi kikir hampir sama dengan bentuk gigi bilah gergaji,maka walaupun
sukar dilihat gerak potong kikir adalah serupa dengan gerak potong
bilah gergaji. Kikir dibuat dari baja karbon tinggi yang disepuh keras
dan dimudakan (heat treatment). Tangkainya dibiarkan lunak agar kuat.
Badan kikir keras dan rapuh, maka hampir semua kikir harus disimpan
secara terpisah dan dilindungi untuk mencegah patah. Kikir
diklasifikasikan menurut ukuran panjang, badan dan guratannya.
Derajat kekerasan kikir adalah kasar setengah kasar dan sangat halus.
Guratan tunggal dipergunakan untuk mengikir logam lunak. Guratan ganda
dipergunakan untuk pekerjaan yang bersifat umum. Satu set guratan
membuat sudut 45º, yang lain 70º, kedua-duanya terhadap sumbu
memanjang kikir. Guratan parut digunakan untuk pekerjaan kasar pada
bahan lunak, misalnya alumunium.
Macam-macam kikir yang akan digunakan :
1) Kikir plat 12 inchi.
2) Kikir plat 10 inchi.
3) Kikir plat 8 inchi.
4) Kikir plat 6 inchi.
5) Kikir setengah lingkaran 12 inchi.
6) Kikir setengah lingkaran 6 inchi.
7) Kikir bulat 12 inchi.
8) Kikir petak 12 inchi.
9) Kikir segitiga 10 inchi.
10. Penyiku
Penyiku juga termasuk alat ukur yang digunakan untuk mengukur tingkat
presisi dari benda kerja. Fungsinya hampir sama seperti mistar siku.
11. Kuas
Kuas adalah alat yang digunakan untuk membersihkan permukaan benda
kerja maupun tempat kerja karena permukaan lingkungan kerja
berkemungkinan akan penuh dengan serbuk besi hasil dari pekerjaan
kita..
12. Ragum
Ragum adalah alat yang digunakan untuk menjepit benda kerja yang akan
dipotong maupun dikikir.
Cara menggunakannya adalah putar tangkai ragum kearah kanan untuk
membuka ragum lalu letakkan benda kerja kemudian kencangkan dengan
cara memutar tangkai kearah kiri.
13. Bor Listrik
Bor listrik adalah alat yang digunakan untuk membuat lubang pada benda
kerja dengan berbagai macam ukuran sesuai dengan mata bor yang
digunakan.
2.3 Bahan yang Digunakan
1) plat, ST 37 dengan ukuran 123 x 93 x 2 mm
2) profil U, ST 37 dengan ukuran 65x39x103 mm
3) kabel serabut diameter 2,5mm panjang 100cm
4) timah panjang 60 cm
5) sepatu kabel kecil 6 buah dan sepatu kabel besar 1buah
6) pipa PVC diameter 18mm panjang 55cm
7) pipa besi diameter 22mm panjang 3cm
BAB III
PRAKTEK BENGKEL MEKANIK LISTRIK
1. Benda Kerja
3.1.1.Plat
A.Bahan : Plat tipe : ST 37, ukuran 123x 93x2mm.
B.Peralatan yang digunakan :
1. Gergaji besi
2. Pukul besi
3. Penitik
4. Penggores
5. Jangka pegas
6. Sikat gergaji
7. Mistar siku
8. Kikir plat 12 inchi
9. Kikir plat 10 inchi
10. Kikir plat 8 inchi
11. Kikir plat 6 inchi
12. Siku-siku
13. Kuas
14. Ragum
C.Langkah kerja :
1. Potong plat besi yang tersedia dengan ukuran 120 mm x 90 mm x 1,75
mm secara hati-hati dan teliti.
2. Kemudian letakkan benda kerja pada ragum. Kikir keempat sisi dari
plat menggunakan kikir halus hingga keempat sisi menjadi siku dan
simetris sesuai dengan ukuran panjang 90 mm dan lebar 120 mm.
3. Jika telah selesai di kikir, buat tanda untuk digores sesuai dengan
ukuran yang ada pada job yang telah ditentukan. Lalu buat sumbu pada
benda kerja sesuai dengan job.
4. Selanjutnya, gores benda kerja yang telah ditandai kemudian buat
garis sumbu, lalu di titik sesuai dengan ukuran yang telah
ditentukan.
5. Untuk membuat lingkaran pada benda kerja, gunakan jangka pegas.
Sebelumnya, beri tanda agar lebih mudah. Hendaknya lebih berhati-
hati agar terbentuk lingkaran yang sempurna.
6. Setelah membuat lingkaran, buat titik-titik pada benda kerja sesuai
dengan lembar job menggunakan mistar dan penitik.
7. Langkah terakhir, hubungkan setiap titik dengan menggunakan
penggores. Berhati-hatilah dalam proses penggoresan agar penggoresan
tidak melenceng.
3.1.2.Profil U
A.Bahan : profil-U tipe ST 37 dengan ukuran 65x39x103 mm.
B.Peralatan yang digunakan :
1. Gergaji besi
2. Pahat besi
3. Pukul besi
4. Penitik
5. Penggores
6. Jangka pegas
7. Sikat gergaji
8. Mistar siku
9. Kikir plat 12 inchi
10. Kikir plat 10 inchi
11. Kikir plat 8 inchi
12. Kikir plat 6 inchi
13. Kikir setengah lingkaran 12 inchi
14. Kikir setengah lingkaran 6 inchi
15. Kikir bulat 12 inchi
16. Kikir petak 12 inchi
17. Kikir segitiga 10 inchi
18. Siku-siku
19. Kuas
20. Mata bor dengan bermacam-macam ukuran
21. TAP M5-08, M4-07
22. Kontersing
23. Ragum
C.Langkah kerja :
1. Pertama ambil bahan yang diperlukan yaitu balok besi yang akan
dibuat menjadi Profil-U ST 37.
2. Kedua, potonglah balok besi tersebut dengan ukuran panjang 100mm
dengan cara menjepitkan benda kerja tersebut pada ragum supaya
benda kerja tersebut tidak bergerak-gerak sehingga mudah
memotongnya.
3. Kemudian, tandai dengan menggunakan penitik pada bagian benda
kerja tersebut dengan ukuran 10 mm dan lakukan lagi 8 mm.
4. Kemudian, gergajilah bagian pada benda kerja tersebut yang telah
ditandai dengan sabar dan teliti agar hasil gergajiannya rapi
dan bagus.
5. Setelah benda kerja tersebut digergaji, akan didapatkan hasil
benda kerja dengan panjangnya 82 mm.
6. Kemudian ,rapikanlah hasil gergajian tersebut dengan menggunakan
kikir kasar sehingga benda kerja tersebut ukurannya menjadi 80
mm dan setelah hampir 80 mm kikirlah bagian tersebut dengan
kikir halus sehingga benda kerja tersebut menjadi rapi.
7. Setelah didapati hasil 80 mm, kikirlah bagian atas dan sisi
sebelah kiri dan kanan sehingga menjadi simetris (rata), untuk
mengecek rata atau tidaknya bidang, gunakan penyiku.
8. Setelah bagian atas siku, kikirlah bagian kiri dan kanan secara
bergiliran dan diharapkan dengan merata, sehingga hasil
kikirannya nanti tidak tebal sebelah.
9. Kikirlah kedua bagian tersebut hingga ukuran yang tadinya 65 mm
menjadi 63 mm, dan ada baiknya mengikir dengan cara menyilang
dengan sabar dan hati-hati agar hasil kikirannya tidak miring.
10. Setelah mendapatkan hasil kerja tersebut, kita beralih pada
bagian kaki dari benda kerja. Potonglah bagian ujung-ujung dari
kaki tersebut sehingga tinggi dari benda kerja menjadi 30 mm dan
sebelum mencapai 30 mm kikirlah agar hasil kerjanya rapi.
11. Dilanjutkan dengan menggergaji bagian kaki dari profil-U pada
bagian kiri dan kanan sebanyak 6 pasang penggergajian yang
masing-masing berjarak 3 mm dengan kedalaman 15 mm dan berjarak
32 mm dari sudut kaki Profil U.
12. Kembali menggergaji bagian kaki dari profil-U pada bagian kiri
dan kanan dengan panjang 10 mm dan kedalaman 15 mm dan berjarak
10 mm dari sudut kaki Profil-U. bedanya cara penggergajian
seperti segitiga sehingga setelah titik gergajian bertemu,
bagian tersebut akan terbuang. Setelah itu bagian yang telah
digergaji tadi dikikir dengan kikir setengah lingkaran dan
dilanjutkan dengan kikir plat kasar sehingga terbentuk seperti
yang telah ditandai.
13. Kemudian mengikir bagian ujung kaki Profil-U dengan berpatokan
pada ukuran dengan radius, sehingga tampak ¼ lingkaran. Caranya
dengan mendorong naik turun keatas dan kebawah secara
kontinuitas yang akan membentuk sudut cembung sesuai dengan
tanda yang telah digores berdasarkan radius gauge.
14. Setelah itu, sisi sebaliknya dimulai dengan menandai bagian
setengah bulatan dengan penggores yang berpatokan pada radius
gauge R10 yang ditempelkan pada benda kerja, kemudian digergaji
berbentuk segitiga sama seperti yang tadi, sehingga titik-
titiknya bertemu dan dapat menghilangkan bagian tersebut dengan
cara setelah digergaji kemudian benda kerja tersebut dikikir
dengan kikir bulat sehingga sama dengan yang telah ditandai
dengan penggores.
15. Setelah selesai pada bagian kaki, lanjut pada bagian badan benda
kerja. Dimulai dengan menitik bagian sesuai dengan job masing-
masing dengan cara mengukur pada benda kerja. Setelah semuanya
ditandai, mahasiswa langsung ketempat pengeboran untuk mengebor
bagian-bagian yang sesuai tanda yang telah diberi menggunakan
penitik. Gunakan mata bor yang sesuai dengan petunjuk,
diharapkan juga pada saat melakukan pengeboran, mahasiswa
menggunakan perlengkapan keselamatan seperti kaca mata pelindung
dan sarung tangan. Pada saat mengebor jangan terlalu dipaksakan
karena dapat menyebabkan mata bor tersebut patah dan sangat
berbahaya. Ada baiknya pada saat mengebor diselingi dengan
dilumuri oli agar tidak menimbulkan percikan bunga api.
16. Kemudian bor bagian tengah dari badan Profil-U sesuai dengan
tanda yang telah diberikan mengunakan penitik dan radius.
Sebelum mengebor, mahasiswa mengukur terlebih dahulu dengan
mempertemukan 58 mm dari bawah dan 30 mm dari pinggir sehingga
titik temu langsung digunakan untuk membentuk pola setengah
lingkaran. Cara mengebornya pertama menggunakan mata bor yang
kecil kemudian ditimpa terus-menerus dengan mata bor yang makin
besar dan makin besar sampai mendekati garis tanda yang telah
dibuat. Dan diharapkan melakukannya dengan sangat hati-hati
karena sangat berbahaya.
17. Bagian yang telah dibor tadi dipahat sehingga nantinya dapat
dimasuki kikir. Setelah selesai dipahat akan ditemukan lubang
pada badan benda kerja yang tidak rata, kemudian bagian tersebut
diratakan dengan menggunakan kikir kecil terlebih dahulu.
Setelah lubang tersebut semakin membesar, dapat menggunakan
kikir yang lebih besar lagi. Setelah selesai mengikir dengan
kikir plat kemudian dilanjutkan dengan kikir bulat pada kedua
sudutnya sehingga terbentuk setengah lingkaran pada masing-
masing sudutnya.
18. Setelah selesai dengan bagian tengah dari badan benda kerja,
kita kembali pada dua titik yang telah dibor dengan mata bor M5
yang ada pada ujung benda kerja. Kedua lubang tersebut kemudian
distamping dengan menggunakan tap M5—08. Cara Menstamping lubang
tersebut yaitu memasukkan tap ke lubang kemudian diputar searah
dengan jarum jam. Diputar terus sampai lubang tersebut memiliki
ulir tersendiri yang dapat dimasuki mur.
3.1.3.Penyolderan
Membuat sambungan sepatu kabel kecil dan besar, membuat kubus dengan
ukuran 7x5x5 cm dan membuat balok dari kabel.
A.Bahan :
Timah panjang 60 cm
Kabel serabut diameter 2,5 mm panjang 100 cm
B.Alat :
Solder
Tang
Mistar siku
Penyedot timah
C.Langkah kerja :
Membuat sambungan sepatu kabel
1. Potong kabel menggunakan tang dengan ukuran 5 cm masing-masing 3 buah
2. Kupas tiap ujung kabel dengan tang ukuran 5 mm
3. Solder serabut kabel sampai terlapisi semua dengan timah. Jika timah
sulit merekat pada serabut kabel, amplas sedikit serabut kabel
tersebut agar timah lebih mudah menempel pada serabut kabel.
4. Pasang sepatu kabel pada tiap ujung kabel dan solder kembali tiap
ujung sepatu kabel
5. Tiap ujung sepatu kabel disolder dan di sambung secara seri. Salah
satu ujungnya disolder ke sepatu kabel besar.
Membuat balok dari kabel ukuran 7x5x5 cm
1. Potong kabel dengan ukuran 7cm sebanyak 4 buah dan ukuran 5cm sebanyak
8 buah
2. Kupas tiap ujung kabel menggunakan tang dengan panjang 5mm
3. Solder serabut kabel sampai terlapisi semua dengan timah. Jika timah
sulit merekat pada serabut kabel, amplas sedikit serabut kabel
tersebut agar timah lebih mudah menempel pada serabut kabel.
4. Solder kabel ukuran 5cm sehingga membentuk 2 buah persegi
5. Tiap sudut persegi tersebut di solder kabel ukuran 7cm sehingga
berbentuk balok.
3.1.4.Pipa PVC dan Besi
Membuat radius, ulir dalam pada pipa PVC dan ulir luar pada pipa
besi.
A.Bahan :
Pipa PVC diameter 18 mm dan panjang 55 cm
Pipa besi diameter 22 mm panjang 3cm
B.Alat :
Mistar siku
Per
Pemanas pipa
Ember
Snai pipa
Penjepit
C.Langkah kerja:
Membuat radius 900 dengan panjang radius 10 cm dan ulir luar pipa
besi.
1. Potong pipa besi ukuran 50 cm.
2. Untuk membuat radius, pasang pipa pada penjepit. Lalu tekan tuasnya
sampai radius 900.
3. Untuk membuat ulir luar, masukkan pipa ke penjepit. Kemudian pasang
snai di ujung pipa, lalu putar terus-menerus sampai panjang ulir 1cm.
Membuat radius 900 dengan panjang radius 2,5cm dan ulir dalam pada
masing-masing ujung pipa PVC.
1. Potong pipa PVC sepanjang 25 cm.
2. Tandai dengan spidol atau pena pada bagian tengah pipa, lalu masukan
per kedalam pipa.
3. Panaskan pipa dengan pemanas, lalu diputar-putar sehingga panasnya
merata.
4. Setelah panas pada pipa sudah merata, bengkokan pipa dengan radius 900
lalu masukkan pipa kedalam ember yang berisi air.
5. Kemudian panaskan ujung pipa dengan diputar- putar sehingga panasnya
merata.
6. Masukan pipa yang diameternya sama ke dalam pipa yang di panasi tadi
lalu masukan ke dalam ember yang berisi air dan ketika sudah dingin
lepaskan dari ujung pipa.
7. Lakukan langkah yang sama pada ujung pipa yang lain untuk membuat ulir
dalam.
Membuat 2 buah radius 1200 berbentuk huruf S dengan panjang radius
10cm dan ulir dalam pada masing-masing ujung pipa PVC.
1. Potong pipa PVC dengan panjang 30cm
2. Tandai dengan spidol atau pena dengan ukuran 10cm dari tiap ujung
pipa, lalu masukkan per kedalam pipa.
3. Panaskan pipa dengan pemanas, lalu diputar-putar sehingga panasnya
merata.
4. Setelah itu, bengkokkan pipa dengan radius 1200 pada tiap garis lalu
masukkan ke dalam ember yang berisi air.
5. Kemudian panaskan ujung pipa dengan diputar- putar sehingga panasnya
merata.
6. Masukkan pipa yang diameternya sama ke dalam pipa yang di panasi tadi
lalu masukkan ke dalam ember yang berisi air dan ketika sudah dingin
lepaskan dari ujung pipa.
7. Lakukan langkah yang sama pada ujung pipa yang lain untuk membuat ulir
dalam.
3.2 Gambar dan Keterangan Bahan-bahan yang Digunakan
1. Plat Besi
Pelat besi merupakan lembaran baja dengan ketebalan yang relatif
kecil dibandingkan ukuran panjang dan lebar lembarnya.
Gambar 3.2.1 : Plat Besi
tipe ST 37
2. Profil-U
Plat besi yang berbentuk U dengan ketebalan tertentu.
Gambar 3.2.2 : Profil-U
tipe ST 37
3. Timah
Timah patri ini merupakan bahan atau logam yang dapat mencair bila
dipanaskan, yang dapat digunakan untuk merekatkan antara komponen
elektronik dengan komponen lainnya dan bersifat konduktor, yaitu sebagai
penghantar listrik.
Gambar 3.2.3 : Timah Patri
4. Kabel Serabut
Kabel terdiri dari isolator dan konduktor. Isolator disini berfungsi
sebagai pembungkus kabel yang biasanya terbuat dari kabel atau plastik,
sedangkan konduktor berfungsi sebagi penghantar listrik yang biasanya
terbuat dari serabut tembaga ataupun tembaga pejal.
Gambar 3.2.4 : Kabel Serabut
5. Pipa PVC
Polyvinyl chloride (PVC) merupakan pipa yg terbuat dari plastik dan
dengan kombinasi vinyl lainnya. Mempunyai karakter pipa yg tahan lama dan
mudah perawatannya. Pipa PVC juga tidak berkarat atau membusuk. Disamping
itu, pipa PVC ini paling sering digunakan dalam sistem irigasi/perairan dan
pelindung kabel.
Gambar 3.2.5 : Pipa PVC
6. Pipa Besi (Union)
Pipa besi (union) adalah pipa yang terbuat dari plat besi dan dibuat
oleh pabrik tanpa menggunakan las dan diberi cat meni. Pipa jenis ini dalam
pengerjaannya mudah karena dapat dengan mudah dibengkokkan dalam keadaan
dingin. Selain daripada itu pipa union mudah pula dipotong dengan gergaji
besi.
Gambar 3.2.6 : Pipa besi (union)
3.3 Peralatan yang Digunakan
Berikut adalah alat-alat yang digunakan pada praktek kerja bengkel
sekaligus dengan penjelasannya :
1. Kikir (File)
Kikir adalah sebatang baja yang bentuk bidangnya dibuat goresan-
goresan yang bergigi miring dan tajam. Cara membuat gigi tersebut ada yang
di pahat dengan tangan ataupun dengan mesin. Panjang kikir tidak termasuk
tangkai pemegang. Kikir terdiri dari bagian badan, tangkai, serta gagang
kikir. Guratan tunggal dipergunakan untuk mengikir logam lunak. Guratan
ganda dipergunakan untuk pekerjaan yang bersifat umum. Satu set guratan
membuat sudut 45º, yang lain 70º, kedua-duanya terhadap sumbu memanjang
kikir. Guratan parut digunakan untuk pekerjaan kasar pada bahan lunak,
misalnya alumunium.
Bentuk kikir dan ukurannya di dalam praktek bengkel mekanik, yaitu :
1. Kikir plat 12" (File 12")
Kikir ini mempunyai gigi kasar. Kikir ini dipergunakan untuk mengikir
benda kerja yang kasar atau tebal.
2. Kikir plat 10" (File 10")
Kikir ini sedikit halus dari kikir dari file 12" yang dipergunakan
sama dengan kikir 12", tetapi kikir ini untuk sela-sela atau posisi yang
kecil.
3. Kikir plat 8" (File 8")
Kikir ini lebih sedikit halus dari kikir plat 10". Kikir ini
dipergunakan untuk membuat atau meratakan bagian tertentu agar tampak lebih
halus setelah banda itu di kikir dengan kikir yang kasar.
4. Kikir plat 6" (File 6")
Kikir ini dipergunakan untuk meratakan terhadap permukaan benda kerja.
Kikir ini mempunyai permukaan yang lebih halus sehingga setelah selesai
mengikir, bram melekat pada kikir dan harus dibersihkan agar tidak
menimbulkan kerusakan pada peralatan tersebut.
Keterangan :
1. kikir plat 12"
2. kikir plat 10"
3. kikir plat 8"
4. kikir plat 6"
Gambar 3.3.1 : Kikir plat
5. Kikir Segitiga
Kikir ini dipergunakan untuk mengikir benda kerja dengan bentuk
segitiga. Kikir ini juga digunakan untuk membuat patokan untuk benda kerja
sebagai langkah awal dalam menggergaji.
Gambar 3.3.1.5 : Kikir segitiga (A)12" (B)8"
6. Kikir Bulat
Kikir ini dipergunakan untuk memperluas lubang dan sisi yang bulat.
Gambar 3.3.6 : Kikir bulat 12"
7. Kikir Setengah Lingkaran
Kikir ini mempunyai dua sisi yang berbeda, sisi yang pertama adalah
sisi rata yang dipergunakan untuk pekerjaan umum, sisi yang kedua adalah
sisi setengah bundar yang berguna untuk mengikir lengkungan sehingga
berbentuk setengah lingkaran.
Gambar 3.3.7 : Kikir setengah Lingkaran (kiri)12", (kanan)6"
2. Sikat Kikir
Dipergunakan untuk membersihkan kikir sehabis bekerja di bengkel
mekanik agar kikir tidak cepat rusak.
Gambar 3.3.2 : Sikat Kikir
3. Penitik Besi/Center Punch
Penitik adalah alat yang digunakan untuk menandai membuat lobang pada
benda kerja. Dengan menitik benda kerja maka mata bor yang akan digunakan
tidak akan meleset dari sasaran. Penitik terbuat dari besi yang ujungnya
runcing membentuk sudut 30-90 derajat.
Gambar 3.3.3 : Penitik Besi
4. Penggores
Penggores adalah alat yang terbuat dari logam berbentuk silindris
lurus dan diruncingkan dibagian ujung depan. Fungsi penggores adalah untuk
membuat tanda/garis batas pengerjaan. Alat ini digunakan untuk menandai
ukuran pada benda kerja atau bahan yang akan diolah.
Gambar 3.3.4 : Penggores
5. Pahat Besi
Pahat besi adalah alat yang digunakan untuk memahat besi dengan cara
menempelkan bagian yang tajam pada pahat ke bagian dari besi yang akan
dipahat lalu dipukul menggunakan palu hingga mendapatkan bentuk yang akan
diinginkan.
Gambar 3.3.5 : Pahat Besi
6. Jangka Pegas
Jangka pegas adalah alat yang digunakan untuk membentuk lingkaran
pada bidang kerja dengan cara menentukan titik tengah dari lingkaran yang
akan di gambar lalu meletakkan salah satu ujung dari jangka pegas kemudian
putar jangka sesuai dengan lingkaran yang diinginkan.
Gambar 3.3.6 : Jangka Pegas
7. Mistar Siku
Mistar Siku adalah alat yang digunakan untuk mengukur tingkat presisi
dari benda kerja yang telah kita kikir sekaligus untuk mengukur benda kerja
yang akan kita kikir maupun kita potong.
Gambar 3.3.7 : Mistar Siku
8. Penyiku
Penyiku juga termasuk alat ukur yang digunakan untuk mengukur tingkat
presisi dari benda kerja. Fungsinya hampir sama seperti mistar siku.
Gambar 3.3.8 : Penyiku
9. Palu
Palu adalah alat pemukul yang harus disediakan pada setiap bengkel
kayu. Palu dilengkapi dengan pemegang/gagang kayu sebagai tangkai pemukul.
Jenis dan ukuran palu bervariasi sesuai dengan fungsinya. Berdasarkan bahan
yang digunakan, palu dibedakan menjadi :
1). Palu besi
2). Palu kayu
3). Palu karet/plastik.
Gambar 3.3.9 : Palu Besi
10. Gergaji Besi
Gergaji besi adalah alat yang dugunakan untuk memotong besing dengan
pinggiran yang tajam dan bergerigi memudahkan untuk memotong besi. Mata
dari gergaji besi ini hendak diganti secara agar ketajamannya dapat
terjaga.
Gambar 3.3.10 : Gergaji Besi
11. Kuas
Kuas adalah alat yang digunakan untuk membersihkan permukaan dari
benda kerja maupun tempat kerja dikarenakan permukaan lingkungan kerja yang
kemungkinan besar akan penuh dengan bubuk besi hasil dari pekerjaan kita.
Gambar 3.3.11 : Kuas
12. Ragum
Ragum adalah alat yang digunakan untuk menjepit benda kerja yang akan
digergaji maupun dikikir.
Gambar 3.3.12 : Ragum
13. Bor Listrik
Bor listrik adalah alat yang digunakan untuk membuat lubang pada
benda kerja dengan berbagai macam ukuran sesuai dengan mata bor yang
digunakan.
Gambar 3.3.13 : Bor Listrik
14. Solder
Solder banyak jenis dan beragam bentuknya, pada umumnya berbentuk
seperti pistol, dan lurus dengan mata solder di ujung yang berbentuk
lancip, dan dilengkapi tombol pengatur suhu ukuran tinggi rendahnya panas
yang dihasilkan untuk membuat kawat timah mencair agar dapat melepaskan
atau menyatukan kaki-kaki suatu komponen, atau antara kabel dengan kabel.
Solder pula digunakan untuk upaya alternatif jumper.
Gambar 3.3.14 : Solder
15. Tang Lancip
Digunakan untuk memotong atau mengupas kabel.
Gambar 3.3.15 : Tang Lancip
16. Penyedot Timah
Dalam pekerjaan mematri komponen elektronik kadang diperlukan penyedot
timah ketika melakukan kesalahan pematrian atau pematrian yang tidak
sempurna dan perlu dilakukan pembetulan. Timah yang sudah menempel
dipanaskan lagi oleh solder dan timah tersebut disedot oleh penyedot timah.
Gambar 3.3.16 : Penyedot Timah
17. Sepatu Kabel
Berfungsi untuk penyambungan kabel ke terminal atau panel dengan
dibautkan pada bussbar atau panel.
Gambar 3.3.17 : Sepatu Kabel
18. Snai Pipa
Alat ini berfungsi sebagai pembuat ulir pada pipa besi.
Gambar 3.3.18 : Snai pipa
19. Pemanas Pipa
Alat ini digunakan untuk memanaskan pipa saat pipa ingin dibentuk
(radius).
Gambar 3.3.19 : Pemanas pipa
3.4 Jurnal Kegiatan
Jurnal Kegiatan Praktek Bengkel Mekanik
JURNAL KEGIATAN 1
Senin, 22 Oktober 2012
Hari pertama masuk bengkel mekanik
"NO. "WAKTU "KEGIATAN "
"1. "07.00 – 07.15 "Pemanasan(senam) "
"2. "07.15 – 07.30 "Pengarahan dan do'a "
"3. "07.30 – 09.30 "Persiapan alat dan bahan terdiri dari "
" " "pengenalan alat-alat,memotong plat dan "
" " "profil U "
"4. "09.30 – 10.00 "BREAK ( istirahat ) "
"5. "10.00 – 12.00 "Melanjutkan persiapan alat dan bahan "
"6. "12.00 – 12.30 "BREAK ( bersih-bersih ),pengarahan,do'a "
" " "dan pulang. "
JURNAL KEGIATAN 2
Selasa, 23 Oktober 2012
"NO "WAKTU "KEGIATAN "
"1. "07.00 – "Pemanasan(senam) "
" "07.15 " "
"2. "07.15 – "Pengarahan dan do'a "
" "07.30 " "
"3. "07.30 – "Mulai kerja mengikir plat besi "
" "09.30 " "
"4. "09.30 – "BREAK ( istirahat ) "
" "10.00 " "
"5. "10.00 – "Melanjutkan pekerjaan mengikir plat besi. "
" "12.00 " "
"6. "12.00 – "BREAK ( bersih-bersih ),pengarahan,do'a dan"
" "12.30 "pulang. "
JURNAL KEGIATAN 3
Rabu, 24 Oktober 2012
"NO "WAKTU "KEGIATAN "
"1. "07.00 – "Pemanasan(senam) "
" "07.15 " "
"2. "07.15 – "Pengarahan dan do'a "
" "07.25 " "
"3. "07.25 – "Melanjutkan pekerjaan hari Selasa,kemudian "
" "09.30 "mengikir profil U. "
"4. "09.30 – "BREAK ( istirahat ) "
" "10.00 " "
"5. "10.00 – "Melanjutkan mengikir profil U. "
" "12.00 " "
"6. "12.00 – "BREAK ( bersih-bersih ),pengarahan,do'a dan"
" "12.30 "pulang. "
JURNAL KEGIATAN 4
Kamis, 25 Oktober 2012
"NO "WAKTU "KEGIATAN "
"1. "07.00 – "Pemanasan(senam) "
" "07.20 " "
"2. "07.20 – "Pengarahan dan do'a "
" "07.30 " "
"3. "07.30 – " Mengikir profil U. "
" "09.30 " "
"4. "09.30 – "BREAK ( istirahat ) "
" "10.00 " "
"5. "10.00 – "Mengukur bagian yang akan dipotong pada "
" "12.00 "profil U. "
"6. "12.00 – "BREAK ( bersih-bersih ),pengarahan,do'a dan"
" "12.30 "pulang. "
Keterangan:Hari Jum'at dan Sabtu tanggal 26,27 Oktober 2012 libur hari raya
Idul Adha
JURNAL KEGIATAN 5
Senin,29 Oktober 2012
"NO "WAKTU "KEGIATAN "
"1. "07.00 – "Mengikuti upacara peringatan hari Sumpah "
" "08.10 "Pemuda. "
"2. "08.10– " Pengarahan dan do'a. "
" "08.25 " "
"3. "08.25 – "Melanjutkan pekerjaan memotong profil U sesuai"
" "09.30 "dengan ukuran yang ditentukan. "
"4. "09.30- " BREAK( "
" "10.00 "istirahat). "
"5. "10.00 "Melanjutkan pemotongan profil U. "
" "-12.00 " "
"6. "12.00-12.30"BREAK ( bersih-bersih ),pengarahan,do'a dan "
" " "pulang. "
JURNAL KEGIATAN 6
Selasa,30 Oktober 2012
"NO "WAKTU "KEGIATAN "
"1. "07.00 – "Pemanasan(senam) "
" "07.15 " "
"2. "07.15 – "Pengarahan dan do'a. "
" "07.30 " "
"3. "07.30 – "Pemeriksaan/tes penggunaan narkoba. "
" "07.45 " "
"4. "07.45- "Melanjutkan pengerjaan profil U. "
" "09.30 " "
"5. "09.30 "BREAK( istirahat) "
" "-10.00 " "
"6. "10.00-12.00"Mengikir profil U. "
"7. "12.00-12.30"BREAK pembersihan,pengarahan di lanjutkan "
" " "berdo'a dan pulang. "
JURNAL KEGIATAN 7
Rabu, 31 Oktober 2012
"NO "WAKTU "KEGIATAN "
"1. "07.00 – ". Pemanasan(senam) "
" "07.15 " "
"2. "07.15 – "Pengarahan dan do'a. "
" "07.20 " "
"3. "07.20 – "Melanjutkan pengikiran profil U sesuai ukuran "
" "09.30 "job. "
"4. "09.30- "BREAK( istirahat) "
" "10.00 " "
"5. "10.00 "Kembali mengerjakan pengikiran profil U,alat "
" "-12.00 "yang digunakan yaitu kikir segi empat dan "
" " "kikir lingkaran. "
"6. "12.00 "Pekerjaan "
" "-12.30 "dihentikan,pembersihan,pengarahan,do'a "
" " "kemudian pulang. "
JURNAL KEGIATAN 8
Kamis,1 November 2012
"NO "WAKTU "KEGIATAN "
"1. "07.00 – "Pemanasan(senam). "
" "07.20 " "
"2. "07.20 – "Pengarahan dan do'a. "
" "07.30 " "
"3. "07.30 – "Meneruskan pengerjaan profil U yaitu membuat "
" "09.30 "setengah lingkaran,menggores bentuk gambar "
" " "pada bidang kerja. "
"4. "09.30 "BREAK( istirahat) "
" "-10.00 " "
"5. "10.00-12.00"Melanjutkan mengikir profil U. "
"6. "12.00-12.20"BREAK,pembersihan,pengarahan,do'a,dan pulang. "
JURNAL KEGIATAN 9
Jum'at, 2 November 2012
"NO "WAKTU "KEGIATAN "
"1. "07.00 – "Pemanasan(senam). "
" "07.15 " "
"2. "07.15 – "Pengarahan dan do'a. "
" "07.20 " "
"3. "07.20 – "Meneruskan pengerjaan profil U yaitu membuat "
" "09.30 "sisir. "
"4. "09.30 "BREAK( istirahat) "
" "-10.00 " "
"5. "10.00-11.00"Merapikan pekerjaan. "
"6. "11.00-11.30"BREAK,pembersihan,do'a,pulang. "
JURNAL KEGIATAN 10
Sabtu, 3 November 2012
"NO "WAKTU "KEGIATAN "
"1. "07.00 – "Pemanasan(senam). "
" "07.15 " "
"2. "07.15 – "Pembersihan bengkel. "
" "08.15 " "
"3. "08.15 – "Pengarahan dan do'a. "
" "08.30 " "
"4. "08.30- "Melanjutkan pengerjaan profil U yakni "
" "09.30 "mengebor. "
"5. "09.30 "BREAK( istirahat) "
" "-10.00 " "
"6. "10.00-12.00"Melanjutkan pengerjaan(finishing) profil "
" " "U.profil U selesai. "
"7. "12.00-12.30"BREAK, pembersihan,pengarahan,do'a,dan pulang."
JURNAL KEGIATAN 11
Senin,5 November 2012
"NO "WAKTU "KEGIATAN "
"1. "07.00 – "Pemanasan(senam). "
" "07.15 " "
"2. "07.15 – "Pengarahan dan do'a. "
" "07.40 " "
"3. "07.40 – "Finishing dan pengumpulan job profil U. "
" "09.30 " "
"4. "09.30 "BREAK( istirahat) "
" "-10.00 " "
"5. "10.00-12.00"Pekerjaan(job) baru,yaitu menyolder "
"6. "12.00-12.20"BREAK, pembersihan,pengarahan,do'a,dan pulang."
JURNAL KEGIATAN 12
Selasa, 6 November 2012
"NO "WAKTU "KEGIATAN "
"1. "07.00 – "Pemanasan(senam). "
" "07.15 " "
"2. "07.15 – "Pengarahan dan do'a. "
" "07.40 " "
"3. "07.40 – "Melanjutkan pekerjaan menyolder. "
" "09.30 " "
"4. "09.30 "BREAK( istirahat) "
" "-10.00 " "
"5. "10.00-12.00"Membuat job baru menyolder k abel membuat "
" " "bentuk kubus. "
"6. "12.00-12.30"BREAK, pembersihan,pengarahan,do'a,dan pulang."
JURNAL KEGIATAN 13
Rabu, 7 November 2012
"NO "WAKTU "KEGIATAN "
"1. "07.00 – "Pemanasan(senam). "
" "07.15 " "
"2. "07.15 – "Pengarahan dan do'a. "
" "07.45 " "
"3. "07.45 – "Melanjutkan menyolder membuat kubus,kemudian "
" "09.30 "dikumpul. "
"4. "09.30 "BREAK( istirahat) "
" "-10.00 " "
"5. "10.00-12.00"Mendapat job baru yaitu membuat ulir pada pipa"
" " "steel bagian luar,membengkokkan pipa PVC "
" " "menggunakan pemanas. "
"8. "12.00-12.30"BREAK, pembersihan,pengarahan,do'a,dan pulang."
JURNAL KEGIATAN 14
Kamis, 8 November 2012,hari terakhir praktek
"NO "WAKTU "KEGIATAN "
"1. "07.00 – "Pemanasan(senam). "
" "07.10 " "
"2. "07.10 – "Pengarahan dan do'a "
" "07.30 " "
"3. "07.30 - "Memindahkan lemari. "
" "07.40 " "
"4. "07.40- "Memanaskan dan membengkokkan pipa PVC. "
" "09.30 " "
"5. "09.30 "BREAK( istirahat) "
" "-10.00 " "
"6. "10.00-12.00"Melanjutkan pengerjaan pipa PVC. "
"7. "12.00-12.30"BREAK, pembersihan,pengarahan,do'a,dan pulang."
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. HASIL
1. Plat ST 37 ukuran 120x90x2mm
2. Profil U ST 37 ukuran 80x 63 x 30 mm
3. Solder
1. Pemasangan sepatu kabel
2. Kerangka balok dari kabel ukuran 70x 50 x50 mm
4. Pipa PVC dan Besi
1. Pipa PVC ukuran 25 cm diameter 18 mm, radius 900 panjang 25 mm
dan panjang ulir 20mm
2. Pipa PVC ukuran 30 cm diameter 18 cm, radius 2 buah radius 1200
panjang 100 mm dan panjang ulir 20mm
3. Ulir pipa besi, panjang besi 30mm panjang ulir luar 10mm dan
diameter 22 mm
2. PEMBAHASAN
1. Plat
Pada benda kerja plat bahan yg digunaknan adalah plat ST 37 ukuran 123x
93x 2mm. Plat ini dikikir menjadi ukuran 120x90x2mm. Langkah pertama, kikir
salah satu sisi menjadi siku. Sisi tersebut menjadi patokan bagi sisi yang
lain. Lalu ukur plat dan gores sesuai dengan ukuran. Kalau tidak ada sisi
yang menjadi patokan maka plat menjadi jajargenjang yang seharusnya
segiempat.
Pada saat melakukan penggoresan, lakukan dengan satu arah jangan
dilakukan bolak-balik. Ketika melakukan penitikan plat letakan di atas
ragum. Karena jika plat diletakan di atas meja maka akan membuat bagian
belakang plat tidak rata. Sebelum disimpan benda kerja diolesi oli sepaya
tidak karatan atau korosi.
Gambar 4.2.1 : Hasil akhir pengerjaan plat besi
Dalam pengerjaan plat besi, hasil job saya sedikit memuaskan. Karena
penggoresan yang saya lakukan nampak jelas sehingga garis-garis yang
digambar tampak kelihatan. Walaupun begitu, kerataan pada plat besi sayaa
mengalami kendala karena adanya sisi yang tidak rata. Hal itu disebabkan
karena saat melakukan pengikiran yang kurang diperhatikan. Ukuran yang saya
buat rata-rata hampir menuruti aturan yang terdapat dalam job.
2. Profil-U
Pada saat menjepit profil-U di ragum, lapisi benda kerja dengan kertas.
Apabila benda kerja kontak langsung dengan ragum, benda kerja akan menjadi
banyak goresan.
Pada saat melakukan pemotongan, benda kerja harus dalam keadaan lurus.
Lakukan penggergajian dengan gergaji posisi tegak lurus . Kontrol hasil
penggergajian agar hasilnya lurus dan rata. Pada pengikiran, gunakan kikir
kasar secara maksimal dari ujung sampai pangkal kikir. Setelah mendekati
garis bantu, gunakanlah kikir halus.
Latihan pengeboran dilakukan dengan mata bor 0,25 cm terlebih dahulu,
lalu dilanjutkan dengan mata bor yang lebih besar. Karena jika langsung
menggunakan mata bor yang besar, kemungkinan mata bornya akan patah.
Gambar 4.2.2 (a) Gambar 4.2.2 (b)
Gambar 4.2.2 (c) Gambar 4.2.2 (d)
Keterangan Gambar :
Hasil akhir pengerjaan plat profil-U, (a) badan plat, (b) samping
kanan plat, (c) samping kiri plat, (d) radius setengah lingkaran plat, (d)
radius plat.
Dalam pengerjaan plat Profil-U, saya mengalami sedikit kesulitan,
yaitu pada saat membuat radius dan sisir pada kaki plat. Objek plat yang
saya kerjakan mempunyai ukuran yang rata-rata hampir mengikuti aturan yang
ada di job. Tetapi ada beberapa sisi plat yang belum siku-siku, hal itu
dikarenakan pada saat proses pengikiran tidak teliti dan kurang di kontrol.
Saat mengerjakan pembuatan sisir di kaki-kaki plat, kesulitan yang saya
alami adalah pada saat menggergaji. Rata-rata ukuran sisir yang saya
gergaji lebih atau bahkan kurang dari ukuran yang telah ditetapkan pada
job. Hal itu disebabkan karena pada saat proses penggergajian yang kurang
dikontrol. Tahap kesulitan yang saya hadapi selanjutnya yaitu pada saat
proses pengeboran dan pemahatan. Tahap ini sangat diperlukan kesabaran dan
ketelitian, sebab jika tidak sabar atau teliti, maka objek yang dikerjakan
akan rusak. Plat Profil-U saya mengalami kekurangan pada tahap penggoresan.
Penggoresan yangg saya lakukan tampak tidak kelihatan karena pada saat
hasil akhir, objek plat tersebut saya amplas menggunakan kertas amplas
sehingga mengakibatkan penggoresannya hilang.
3. Solder
Penyolderan adalah proses penyambungan dua buah logam atau lebih dengan
cara memanaskan benda tersebut tanpa melakukan peleburan kedua benda yang
akan disambung.
Teknik penyolderan yang baik :
1. Sediakan alat penyolderan dan bahan yang akan di solder.
2. Panaskan soldering dengan cara menghubungkan ke jala -jala listrik,
220 volt.
3. Bersihkan kaki komponen yang akan di solder dengan menggunakan pisau
kertas amplas atau alat pembersih lainnya.
4. Bersihkan juga chasis yang akan disolder.
5. Usahakan ujung solder tetap bersih dan mengkilap, disarankan
menggunakan soldering mata Kristal.
6. Arahkan mata soldering terlabih dahulu pada kaki komponen dan solder
(timah) diarahkan juga pada komponen yang akan disolder.
7. Biarkan beberapa saat agar timah meleleh dan sampai mengkilap, tetapi
ada hal-hal yang perlu dipertimbangkan yaitu batas tempratur sebuah
komponen, dengan kata lain jika penyolderan terlalu lama maka akan
mengakibatkan kerusakan pada komponen itu sendiri. Pada umumnya
komponen semi konduktor (transistor, ic) sangat sensitif terhadap
panas sehingga perlu di solder belakangan, terlebih dahulu komponen
pasif (resistor,kapasitor).
8. Solderan harus benar-benar mengkilap dan matang.
9. Volume timah harus seimbang dengan besar kaki komponen yang akan di
solder.
10. Volume timah jangan sampai mengganggu ke kaki komponen.
Gambar 4.2.3 (a) Gambar 4.2.3 (b)
Keterangan Gambar : Hasil akhir pembuatan balok (menyolder).
Pengelasan adalah proses penyambungan material dengan menggunakan energi
panas sehingga menjadi satu dengan atau tanpa tekanan.
Pengelasan dapat dilakukan dengan :
o pemanasan tanpa tekanan,
o pemanasan dengan tekanan, dan
o tekanan tanpa memberikan panas dari luar (panas diperoleh dari dalam
material itu sendiri).
Disamping itu pengelasan dapat dilakukan :
o tanpa logam pengisi, dan
o dengan logam pengisi.
Pengelasan pada umumnya dilakukan dalam penyambungan logam, tetapi juga
sering digunakan untuk menyambung pelastik. Dalam pembahasan ini akan
difokuskan pada penyambungan logam.
Pengelasan merupakan proses yang penting baik ditinjau secara komersial
maupun teknologi, karena :
o Pengelasan merupakan penyambungan yang permanen
o Sambungan las dapat lebih kuat daripada logam induknya, bila digunakan
logam pengisi yang memiliki kekuatan lebih besar dari pada logam induknya
o Pengelasan merupakan cara yang paling ekonomis dilihat dari segi
penggunaan material dan biaya fabrikasi. Metode perakitan mekanik yang
lain memerlukan pekerjaan tambahan (misalnya, penggurdian lubang) dan
pengencang sambungan (misalnya, rivet dan baut)
o Pengelasan dapat dilakukan dalam pabrik atau dilapangan.
Walupun demikian pengelasan juga memiliki keterbatasan dan kekurangan :
o Kebanyakan operasi pengelasan dilakukan secara manual dengan upah tenaga
kerja yang mahal
o Kebanyakan proses pengelasan berbahaya karena menggunakan energi yang
besar
o Pengelasan merupakan sambungan permanen sehingga rakitannya tidak dapat
dilepas. Jadi metode pengelasan tidak cocok digunakan untuk produk yang
memerlukan pelepasan rakitan (misalnya untuk perbaikan atau perawatan)
o Sambungan las dapat menimbulkan bahaya akibat adanya cacat yang sulit
dideteksi. Cacat ini dapat mengurangi kekuatan sambungannya.
Pengelasan resistansi listrik (resistance welding, RW), dalam proses
pengelasan ini permukaan lembaran logam yang disambung dan ditekan satu
sama lain dan arus yang cukup besar dialirkan melalui sambungan tersebut.
Pada saat arus mengalir dalam logam, panas tertinggi timbul di daerah yang
memiliki resistansi listrik terbesar, yaitu pada permukaan kontak kedua
logam.
4. Pipa PVC dan Besi (Union)
Pipa union adalah pipa yang terbuat dari plat besi dan dibuat oleh pabrik
tanpa menggunakan las dan diberi cat meni. Pipa jenis ini dalam
pengerjaannya mudah karena dapat dengan mudah dibengkokkan dalam keadaan
dingin. Selain daripada itu pipa union mudah pula dipotong dengan gergaji
besi. Pipa jenis ini mudah didapat di pasaran dengan harga relatif murah.
Dalam instalasi listrik, pada pemasangan pipa union, jika masih dalam
jarak jangkauan tangan harus dihubungkan dengan bumi, kecuali bila
digunakan untuk menyelubungi kawat pembumian (arde). Pemasangan pipa union
umumnya dipasang pada tempat yang kering dengan maksud menghindari
terjadinya korosi atau karat.
Selain pipa union yang terbuat dari besi, juga banyak dipakai pipa
pelindung yang terbuat dari pipa bahan PVC atau paralon. Keuntungan
penggunaan pipa PVC ini dibanding dengan pipa union antara lain adalah pipa
PVC lebih ringan, mudah pengerjaannya, mudah dibengkokkan dan yang lebih
penting adalah pipa PVC sendiri adalah merupakan bahan isolasi sehingga
dalam pemasangannya tidak akan mengaibatkan terjadinya hubungan pendek
antara penghantar dengan pipa.
Penggunaan pipa PVC sangat cocok untuk daerah lembab sebab tidak akan
menimbulkan korosi. Namun demikian pipa PVC mempunyai kelemahan yaitu tidak
tahan digunakan pada suhu kerja di atas 600C.
Gambar 4.2.4 (a) pipa PVC radius 90ᵒ Gambar 4.2.4 (b) pipa PVC 2 radius
120ᵒ
Gambar 4.2.4 (c) pipa besi (union) yang telah di ulir.
Pada saat mengerjakan pembengkokkan pipa PVC, saya mengalami sedikit
kesulitan pada saat membuat 2 radius 120ᵒ. Hasil job yang saya kerjakan
mengalami ketidak rataan antara radius pertama dan kedua. Hal tersebut
disebabkan karena pada saat pemanasan pipa yang panasnya kurang merata,
jadi radius pipanya kurang mencapai sudut yang diperlukan.
BAB V
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Keselamatan kerja dalam suatu praktek adalah faktor yang paling
penting.
Kebersihan bengkel/tempat kerja adalah hal yang tidak kalah
penting,dan kebersihan juga akan mempengaruhi kenyamanan dalam
bekerja.
Mahasiswa mengetahui fungsi dari alat-alat yang ada di bengkel.
Mahasiswa dapat mengetahui cara atau teknik dalam pengerjaan
plat,profil U,menyolder,membengkokkan pipa,dan membuat ulir.
Menumbuhkan rasa disiplin,tanggung jawab pada diri mahasiswa.
2. SARAN
Di era globalisasi sekarang ini , kemajuan teknologi di seluruh dunia
semakin cepat maju dan berkembang. Hampir semua peralatan kerja menggunakan
teknologi. Oleh sebab itu , kita harus berpacu untuk mengikuti perkembangan
dan kemajuan zaman ini, dengan cara berkreasi dan menciptakan kreatifitas
yang inovatif dan professional dengan diiringi keimanan serta ketaqwaan.
Jika tidak , kita akan jauh tertinggal dan tergilas oleh kemajuan teknologi
zaman.
DAFTAR PUSTAKA
Buku panduan Praktek Bengkel Mekanik Polsri 2012.
http://teknikpengelasanlistrik.blogspot.com/
http://suriptotitl.wordpress.com/2012/06/20/pipa-pelindung-penghantar-
listrik/
http://elektonika.wordpress.com/2008/08/30/teknik-penyolderan/
http://wordpress.com/
LAMPIRAN
Jurnal Kegiatan
Gambar Latihan Menggores dan Menitik
Gambar Latihan Kerja Bangku
Gambar Latihan Kerja Bangku
Gambar Latihan Kerja Bangku