LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung
Halaman " iv
Halaman " 80
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dewasa ini " Pengetahuan Teknik Praktik Konstruksi" sangatlah diperlukan, terlebih semakin berkembang pesatnya jenis material yang ada dipasaran. Berangkat dari kondisi inilah pengetahuan teknik pemasangan suatu material menjadi semakin meluas. Pengetahuan dan teknik yang benar ini menjadi faktor terpenting dalam pembuatan suatu konstruksi. Karena pada dasarnya, teknik yang baik akan mempengaruhi pada kekuatan suatu konstruksi itu sendiri. Tidak hanya itu, sebagai calon insinyur sipil kita perlu mengetahui permasalahan-permasalahan yang sering terjadi dilapangan pada saat pembuatan suatu konstruksi, sehingga mampu memberi solusi dan mengatasinya dengan teknik terbaik berdasarkan ilmu pengetahuan yang telah didapat sebelumnya.
Perkembangan berbagai desain dalam suatu konstruksi pula yang menjadi tantangan bagi seorang insinyur sipil untuk menemukan teknik terbaik dari segi pemasangan, kekuatan dan spesifikasi dari material sehingga memperkokoh suatu konstruksi itu sendiri. Hal inilah yang menjadi landasan penting bagi mahasiswa untuk mengetahui teknik yang baik dan benar mengenai proses pembuatan suatu konstruksi. Laboratorium Konstruksi Batu merupakan salah satu dari mata kuliah yang ada di jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung. Mahasiswa diharuskan mempraktikkan secara lansung teori-teori mengenai konstruksi batu yang telah dipelajari. Selain itu, mahasiswa diberi pengetahuan dasar mengenai proses pembuatan suatu konstruksi. Berbagai acuan yang harus diperhitungkan dengan baik, sehingga dalam pelaksanaannya tidak terjadi kesalahan yang dapat mengakibatkan berkurangnya kekuatan daripada suatu konstruksi itu sendiri. Sebagai pemula, pengetahuan perhitungan bahan dan pengenalan jenis-jenis alat & bahan serta pengecekan kondisi bahan diberikan untuk memudahkan dalam proses pekerjaan selanjutnya.
Ruang Lingkup
Ruang Lingkup Praktik Konstruksi Batu ini meliputi pengetahuan tentang kerja batu, mengetahui tentang penerapan K-3 dalam kerja batu, mengidentifikasi macam-macam bahan dan mampu mengetahui mutu bahan dengan mengeceknya dilapangan, mengetahui macam macam dari jenis pekerjaan batu, mengetahui dan membedakan jenis ikatan/ pasangan bata, mengetahui tentang cara menghitung kebutuhan bahan, mengetahui dan mempraktikkan teknik-teknik yang baik dan benar dalam pekerjaan batu, serta mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang sering terjadi dilapangan ketika pembuatan suatu konstruksi dan mengetahui bagaimana mengatasi dan memberi solusi yang terbaik.
Tujuan
Tujuan daripada Praktik Kerja Batu ini meliputi :
Mahasiswa mampu mengidentifikasi jenis-jenis bahan dan alat serta melakukan pengecekan mutu suatu bahan dilapangan
Mahasiswa dapat menerapkan K-3 dalam suatu pekerjaan
Mahasiswa mampu mengidentifikasi jenis-jenis pekerjaan batu
Mahasiswa mampu menghitung kebutuhan suatu bahan yang diperlukan dalam pembuatan suatu konstruksi
Mahasiswa mampu mempraktikkan teknik pemasangan kerja batu yang baik dan benar
Mahasiswa mampu mengidentifikasi permasalahan yang sering terjadi pada saat pembuatan suatu konstruksi serta mampu mengatasinya
Sumber Data
Buku "Pedoman Konstruksi Batu" TEDC Bandung
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB IR. ALIZAR, M.T
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana
SNI 03-0106-1987 tentang mutu dan cara uji ubin keramik
SNI SNI 03-2097-1991 tentang kapur untuk bahan bangunan
Sistematika Penulisan
Guna memahami lebih jelas laporan konstruksi batu ini, dilakukan dengan cara mengelompokkan materi menjadi beberapa sub bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang informasi umum yaitu latar belakang, ruang lingkup, tujuan, manfaat, sumber data dan sistematika penulisan laporan.
BAB II : DASAR TEORI KERJA BATU
Bab ini berisikan teori uraian penjelasan dan spesifikasi peralatan, bahan, jenis-jenis pekerjaan, deskripsi teori ikatan bata dan macam-macamnya, perhitungan bahan.
BAB III : PELAKSANAAN PRAKTIKUM KERJA BATU
Bab ini berisikan gambaran dalam pelaksanaan praktikum kerja batu, macam-macam langkah kerja batu, gambar kerja, dan lain sebagainya.
BAB V : PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan analisa dan optimalisasi praktikum batu berdasarkan hasil yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya.
BAB II
DASAR TEORI KERJA BATU
Pengertian Kerja Batu
Kerja batu adalah segala sesuatu pekerjaan konstruksi yang menyangkut pekerjaan batu atau yang menggunakan bahan batu. Dalam praktikum yang digunakan adalah batu buatan dan bisa juga batu alam. Dengan menggunakan suatu zat perekat, batu dapat disusun dalam berbagai hubungan bentuk dan hubungan batu. Zat perekat ini biasanya dikenal dengan nama mortal, yang mana untuk mengikat batu satu sama lainnya setelah lapisan perekat menjadi keras sehingga seluruh susunan batu menjadi satu kesatuan yang kuat.
Batu dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:
Batu alam
Ada beragam material yang dapat dipakai untuk melapisi dinding. Batu alam salah satunya. Aksen dekoratif yang indah dapat tersaji, jika kita cermat dalam memilih dan memasangnya. Batu alam membuat tampilan ruangan jadi alami. Bentuk, tekstur, dan motifnya mampu membuat suasana ruang berubah sejuk alami. Dalam pemasangan, batu alam dapat menghasilkan beragam pola dan tampilan.
Batu alam dapat dipasang dengan pola seperti batu bata dinding, kotak-kotak bujur sangkar, dan susun sirih. Selain juga pemasangan maju mundur. Pilihan pola ini dapat disesuaikan dengan keinginan atau sesuai dengan karakter batu yang dipakai.
Contoh batu alam adalah :
Batu paras
Beda dengan batu candi, batu paras memiliki tekstur lebih halus. Proses pembuatannya dibantu mesin penghalus. Warna pun lebih terang. Ada yang kuning, hijau, cokelat, dan putih. Ukuran yang umum diperjualbelikan adalah 10 cm x 10 cm sampai 20 cm x 40 cm. Batu ini cocok di segala ruang, eksterior maupun interior. Sebagai aksen dinding atau lantai. Namun, jika aplikasi batu paras di ruang eksterior perlu proses coating. Tingkat porositasnya yang tinggi membuat batu ini mudah lembap dan ditumbuhi lumut. Hal penting yang perlu diketahui saat pemasangan, gunakan adukan semen yang lembek agar batu dapat terikat kuat pada dinding.
Batu paras
Batu candi Batu ini berupa lempengan. Mudah menyerap air karena berpori besar. Teksturnya kasar. Apabila terkena air, warna batu lebih kelam. Biasanya semakin hitam. Ukuran yang tersedia: 10 cm x 20 cm, 15 cm x 30 cm, dan 20 cm x 20 cm. Tersedia pula ukuran lebih besar, berkisar antara 20 cm x 30 cm, 20 cm x 40 cm, dan 40 cm x 40 cm.
Umumnya batu candi digunakan pada eksterior. Misalnya di teras, selasar, dan pagar. Namun, tak tertutup kemungkinan batu candi dipakai pada interior. Biasanya hanya sebatas pemanis ruangan.
Batu kali
Bongkahan menjadi ciri utama batu kali. Batu ini biasa digunakan untuk fondasi rumah. Meski begitu, tersedia juga batu kali lempengan. Bentuk dan ukurannya biasanya tidak teratur. Lempengan batu ini biasa dipakai untuk lapisan dinding ataupun lantai. Bentuk dan ukuran yang tidak beraturan jelas membuat proses pemasangan agak sedikit ribet. Butuh tukang ahli supaya hasilnya rapi.
Batu andesit
Batu ini paling keras di antara batu alam yang umum dipakai. Tingkat porositasnya paling kecil karena berpori rapat. Warnanya gelap. Ukuran yang tersedia mulai 5 cm x 20 cm, sampai 20 cm x 40 cm, dengan ketebalan 3-4 cm. Seperti halnya batu paras, penggunaan batu ini cocok di segala ruang. Pola yang banyak digunakan adalah susun bata. Pola ini menjadikan struktur pelapis dinding ini kuat karena saling mengikat.
Cementaid mempunyai Coating untuk Batu Alam, selain untuk memproteksi dari serangan jamur dan lumut, penggunaannya juga dapat memperindah tampilan batu alam, memperpanjang usianya serta meningkatkan kekuatannya dari kelapukan.
Ada 2 Tipe Coating Batu Alam :
1. Driceal
Natural Look - Warna sama persis seperti batu alam sebelum dicoating Cocok diaplikasikan pada batu palimanan, terracota, paras jogja, marmer, granit, dll
Gloscoat
Wetlook - Tampilan Glossy / Mengkilap, menimbulkan efek Basah Cocok diaplikasikan pada batuan yang diletakkan dekat area air (kolam renang, air mancur, dll). Diantaranya Batu Kali, Batu Candi, Batu Andesit, dll
Batu buatan
Batu buatan adalah bahan bangunan yang sengaja dibuat menyerupai batu alam dan dipergunakan untuk maksud-maksud tertentu. Contoh : batu bata, batako, concrete block, paving block.
Praktek batu adalah sebagian pelaksanaan dari suatu pekerjaan bangunan. Pada umumnya telah diketahui bahwa dalam melaksanakan pekerjaan suatu bangunan terutama dalam bangunan gedung. Dikenal beberapa macam jenis pekerjaan, antara lain :
Batu
Beton
Besi
Kayu.
Pekerjaan batu meliputi semua kegiatan pekerjaan yang menggunakan bahan dari batu atau semua pekerjaan yang ada hubungannya dengan batu,misalnya :
Pengukuran
Pasangan
Finishing
Peralatan Keselamatan Kerja
Teori yang digunakan dalam kerja bengkel adalah teori keselamatan kerja. Pengertian dari keselamatan kerja itu sendiri adalah tata cara bagaimana kita dapat menjaga keselamatan kerja diri maupun berkelompok pada saat melaksanakan kerja. Perlangkapan yang dapat digunakan untuk melindungi diri pada saat bekerja antara lain :
Safety Helmet
Safety helmet berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala secara langsung.
/
Safety Shoes
Safety shoes berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang menimpa kaki karena benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia dan sebagainya.
Sepatu Boot
Sepatu karet (sepatu boot) adalah sepatu yang didesain khusus untuk pekerja yang berada di area basah (becek atau berlumpur). Kebanyakan sepatu karet di lapisi dengan metal untuk melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dsb.
Sarung Tangan
Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-masing pekerjaan.
Masker (Respirator)
Berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja di tempat dengan kualitas udara buruk (misal berdebu, beracun, dsb).
Pelindung Mata
Berfungsi sebagai pelindung mata ketika bekerja (misalnya mengelas).
Penutup Telinga (Ear Plug)
Berfungsi sebagai pelindung telinga pada saat bekerja di tempat yang bising.
Baju Praktek.
Pakaian yang digunakan agar badan terlindung dari kotoran kotoran saat berkerja.
Peralatan Kerja Batu
Peralatan yang digunakan pada kerja batu sangat beragam sesuai dengan kebutuhan dan fungsinya masing-masing, dalam pengerjaan kerja batu, peralatan menjadi alat vital untuk menunjang pekerjaan menjadi lebih baik, selain cara penggunaan yang harus diperhatikan serta perawatannya. Dibawah ini adalah alat peralatan yang digunakan pada untuk kerja batu, diantaranya :
No
Alat
Deskripsi Alat
1.
Water pass batang adalah alat yang digunakan untuk mengukur atau menentukan sebuah benda atau garis dalassm posisi rata baik pengukuran secara vertikal maupun horizontal. Ada banyak jenis alat waterpass yang digunakan dalam pertukangan, tapi jenis yang paling sering dipergunakan adalah waterpass panjang 120 cm yang terbuat dari bahan kayu dengan tepi kuningan, dimana alat ini terdapat dua buah alat pengecek kedataran baik untuk vertikal maupun horizontal yang terbuat dari kaca dimana didalamnya terdapat gelembung cairan, dan pada posisi pinggir alat terdapat garisan pembagi yang dapat dipergunakan sebagai alat ukur panjang.
2.
Kotak Spesi adalah alat yang digunakan sebagai wadah untuk menampung adukan yang terbuat dari pasir + kapur + air, ukurannya ±1,5m x 1,5m dan terbuat dari besi. cukup kuat untuk menampung adukan sebanyak kapasitas alat yang digunakan.
3.
Sendok spesi adalah alat berfungsi sebagai sendok dalam proses pembuatan pasangan batu bata, plesteran dan kerja batu lainnya. Dengan penampang yang bulat dan nyaman serta terbuat dari kayu memudahkan pekerja untuk menyimpan adukan dalam proses pasangan batu bata dengan perantara sendok spesi.
4.
Penyiku Besi termasuk alat ukur dalam pengerjaan kerja batu, dengan besi yang membentuk sudut, menjadikan fungsinya sebagai acuan dalam proses pembuatan pasangan batu bata yang akan membuat pasangan sehingga membentuk sudut.
5.
Palu pemotong bata adalah alat untuk memotong batu bata secara manual.
6.
Benang adalah alat yang terbuat dari kain dengan rupa yang menggulung membuktikan bahwa benang berukuran panjang, dan berfungsi sebagai acuan dalam pengerjaan kerja batu untuk menghasilkan kelurusan dan keserasian serta keseragaman pada bagian pekerjaan yang dijalankan.
7.
Cangkul adalah alat yang terbuat dari besi dan penampangnya panjang dan bulat, serta berfungsi sebagai alat untuk mengaduk-aduk adukan sehingga adukan yang terbuat dari pasir + kapur + semen bercampur secara homogen.
8.
Sekop adalah alat yang terbuat dari lempengan drum bekas, dan berfungsi untuk mengangkut pasir. Sekop ini terbagi menjadi tiga bagian yaitu bagian kepala, bagian tengah, dan bagian pegangan. Pada bagian kepala ini berbentuk lempengan melebar sebagai bagian utamanya. Pada bagian tengah merupakan bagian pegangan vertikal berupa garan yang terbuat dari kayu. Sedangkan pada bagian pegangan atas / pegangan horizontal ini berbentuk segitiga.
9.
Ayakan pasir/ kapur adalah alat yang terbuat dari kawat dengan setiap ujungnya di lapisi kayu agar kuat dalam proses pengerjaannya, dan berfungsi sebagai saringan dari pasir sehingga menghasilkan pasir yang halus untuk menjadi bahan adukan.
10
Line Bobbyn adalah alat yang terbuat dari besi dan benang serta penampannya menyerupai segitiga, dan berfungsi sebagai acuan dalam proses pemasangan batu bata agar menghasilkan pasangan yang lurus dan seragam.
11
Paku, terbuat dari besi dengan bagian ujung satunya berbentuk lancip dan tajam, menjadikan paku dapat menancap pada bidang yang diperlukan dan berfungsi sebagai bagian dari pembuatan garis atau acuan yang di inginkan.
12
Jointer adalah alat yang terbuat dari besi dengan setiap ujung menyiku
13
Ember adalah alat yang terbuat dari plastic dan berfungsi sebagai alat untuk membawa pasir ataupun air.
16
Sikat kawat adalah alat untuk membersihkan batu bata dari kotoran yg menempel, seperti sisa-sisa spesi, dll.
17
Unting-unting adalah alat untuk membantu dalam pengerjaan pemasangan pasangan batu bata agar tetap tegak.
18
Pemotong keramik/ubin adalah alat yang digunakan untuk memotong keramik/ubin menjadi ukuran yang diinginkan.
19
Palu karet adalah alat yang digunakan untuk membantu pemasangan ubin keramik
20
Jidar ( straight edge ) adalah alat yang terbuat dari kayu dengan panjang ±1.5 meter , dan berfungsi untuk pekerjaan plesteran dinding supaya rata dan datar.
21
Meteran adalah alat untuk mengukur bidang kerja dilapangan untuk mencapai kesempurnaan dalam pelaksanaan.
22
Ruskam adalah alat yang terbuat dari kayu dengap panjang ±50 cm, dan berfungsi untuk pekerjaan plesteran agar tercipta rata dan rapih
23
Sendok plesteran alat ini juga terbuat dari plat tipis dan diberi tinkai kayu dibelakangnya. Berguna untuk mendrop mortar pada saat memplester dinding dan juga untuk menghaluskan permukaan plesteran
24
Pegangan bata terbuat dari metal, ini dibuat untuk menjepit beban, kapan ia diangkat. Ada banyak type dari klam semacam ini, tapi yang sering dipakai adalah pegangan bata sebagaimana umumna.
25
Tongkat ukur terbuat dari kayu yang berbentuk empat persegi panjang dengan keempat sisi yang lurus dan datar. Gunanya adalah untuk menentukan tinggi setiap lapisan pasangan dan juga pembantu waterpas dalam menentukan kedataran pasangan
26
Mesin pemotong batu bata adalah alat yang berfungsi untuk memotong bata dengan pisau potongnya yang berbentuk lingkaran dan mata pisau yang dilapisi temabaga memudahkan kinerja dalam memotong bata yang diinginkan.
27
Foreclift adalah alat yang berfungsi untuk mengangkut barang.
Bahan Kerja Batu
Bahan yang digunakan pada Pekerjaan Batu sangat beragam sesuai dengan kebutuhan dan fungsinya masing-masing, dalam pengerjaan batu ini, bahan merupakan hal yang sangat penting untuk menunjang pengerjaan menjadi lebih baik, selain cara penggunaan yang harus diperhatikan serta penyimpanan yang benar akan menunjang kesinambungan pekerjaan batu selanjutnya, dibawah ini adalah bahan yang digunakan pada waktu pengerjaan batu, diantaranya :
Kapur
Pengertian Kapur
Kapur ialah suatu bahan yang diperoleh dari pembakaran batu kapur, baik berupa kapur tohor maupun berupa kapur padam.
Proses terbentuknya kapur :
Umumnya kapur terbentuk dari endapan secara organic / kimia yang terjadi selama ribuan tahun dilaut yang dangkal dan jernih yang banyak terdapat zat makanan bagi makhluk yang hidup serta tidak bergelombang besar dimana pengendapan makin lama makin banyak, lapis demi lapis dengan peristiwa kimia.
Proses pembuatan kapur secara rinci ialah :
Pemilihan dan penggalian
Penyiapan dan pemecahan
Pembakaran batu kapur
Pendinginan
Penimbunan kapur tohor
Pemadaman kapur tohor
Pengayakan kapur padam
Pemasaran kapur tohor
Pemasaran kapur padam
Kapur sabagai Bahan Bangunan
Kapur sebagai bahan bangunan
Kapur bangunan merupakan bahan perekat untuk adukan, plesteran, atau memantapkan badan jalan (stabilitas tanah)
Kapur Pemutih
Untuk memulas tembok / melebur tembok, membuat kapur pemutih yang baik dilakukan pemadaman basah menjadi batas cair, bubur kapur cair itu, setelah dingin dipakai sebagai cat air, untuk melebur tembok atau lainnya agar putih warnanya.
Spesifikasi mutu kapur
Halus seperti tepung
Dalam keadaan kering, kadar air dalam kapur <10%
Kapur yang dalam keadaan baik harus lebih dari 90%
Butiran kasar <5%
Cara menguji mutu kapur di lapangan
Warnanya putih
Bila digenggam, kapur terasa halus seperti tepung
Butiran kasar yang tecampur dengan kapur tidak banyak
Cara penyimpanan kapur dilapangan
Kapur bersifat higroskopis dimana penyimpanannya di lapangan harus dalam ruangan yang beratap dan berlantai kedap air dan datar, agar mudah dalam pengambilannya. Kapur yang sudah lama dengan kapur yang baru harus dipisahkan, agar mudah dalam pengambilannya.
Semen Portland
Pengertian Semen Portland
Semen portland adalah bahan konstruksi yang paling banyak digunakan dalam pekerjaan beton. Menurut ASTM C-150,1985, semen portland didefinisikan sebagai semen hidrolik yang dihasilkan dengan menggiling klinker yang terdiri dari kalsium silikat hidrolik, yang umumnya mengandung satu atau lebih bentuk kalsium sulfat sebagai bahan tambahan yang digiling bersama-sama dengan bahan utamanya. Semen portland yang digunakan di Indonesia harus memenuhi syarat SII. 0013-81 atau Standar Uji Bahan Bangunan Indonesia 1986, dan harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam standar tersebut (PB.1989:3.2-8).
Semen merupakan bahan ikat yang penting dan banyak digunakan dalam pembangunan fisik di sektor konstruksi sipil. Jika ditambah air, semen akan menjadi pasta semen. Jika ditambah agregat halus, pasta semen akan menjadi mortar yang jika digabungkan dengan agregat kasar akan menjadi campuran beton segar yang setelah mengeras akan menjadi beton keras (concrete).
Proses Pembuatan Semen Portland
Semen portland dibuat dari serbuk halus mineral kristalin yang komposisi utamanya adalah kalsium dan aluminium silikat. Penambahan air pada mineral ini menghasilkan suatu pasta yang jika mengering akan mempunyai kekuatan seperti batu. Berat jenis yang dihasilkan berkisar antara 3.12 dan 3.16 dan berat volume sekitar 1500 kg/cm3 (Nawy, 1985:9). Bahan utama pembentuk semen portland adalah kapur (CaO), silica (SiO3), alumina (Al2O3), sedikit magnesia (MgO), dan terkadang sedikit alkali. Untuk mengontrol komposisinya, terkadang ditambahkan oksida besi, sedangkan gypsum (CaSO4.H2O) ditambahkan untuk mengatur waktu ikat semen.
Klinker dibuat dari batu kapur (CaCO3), tanah liat dan bahan dasar berkadar besi. Bahan kapur di Indonesia tersedia melimpah. Kebanyakan pabrik semen dibangun di dekat gunung kapur. Pembuatan semen portland dilaksanakan melalui beberapa tahapan, yaitu:
1. Penambangan di quarry
2. Pemecahan di crushing plant
3. Penggilingan (blending)
4. Pencampuran bahan-bahan
5. Pembakaran (ciln)
6. Penggilingan kembali hasil pembakaran,
7. Penambahan bahan tambah (gipsum)
8. Pengikatan (packing plant)
Secara ringkas, proses pembuatan semen portland dapat dijelaskan sebagai berikut (Nawy, 1985:9).
Bahan baku yang berasal dari tambang (quarry) berupa campuran CaO SiO2, dan Al2O3 digiling (blended) bersama-sama beberapa bahan tambah lainnya, baik dalam proses basah maupun dalam proses kering.
Hasil campuran tersebut dituangkan ke ujung atas ciln yang diletakan agak miring
Selama ciln berputar dan dipanaskan, bahan tersebut mengalir dengan lambat dari ujung atas ke ujung bawah.
Temperatur dalam ciln dinaikkan secara perlahan hingga mencapai temperatur klinker (clincer temperature) dimana difusi awal terjadi. Temperatur mi dipertahankan sampai campuran membentuk butiran semen portland pada suhu 1400 0C (2700 0F). Butiran yang dihasilkan disebut sebagai klinker (clincer) dan memiliki diameter antara 1.5-50 mm.
Klinker tersebut kemudian didinginkan dalam clinker storage dan selanjutnya dihancurkan menjadi butiran-butiran yang halus.
Bahan tambah, yakni sedikit gipsum (sekitar 1%-5%) ditambahkan untuk mengontrol waktu ikat semen, yakni waktu pengerasan semen di lapangan.
Hasil yang diperoleh kemudian disimpan pada sebuah cement silo untuk penggunaan yang kecil, yakni kebutuhan masyarakat. Pengolahan selanjutnya adalah pengepakan dalam packing plant. Untuk kebutuhan pekerjaan besar, pendistribusian semen dapat dilakukan menggunakan capsule truck.
Sifat Dan Karakteristik Semen Portland
Semen yang satu dapat dibedakan dengan semen lainnya berdasarkan susunan kimianya maupun kehalusan butimya. Perbandingan bahan-bahan utama penyusun semen portland adalah kapur (CaO) sekitar 60%-65%, silika (SiO2) sekitar 20%-25%, dan oksida besi serta
alumina (Fe2O3 dan Al2O3) sekitar 7%-12%. Sifat-sifat semen portland dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sifat fisika dan sifat kimia.
Type semen Portland
Semen Portland Komposit
Semen Portland Campur
Semen Portland Tipe I
Semen Portland Tipe II
Semen Portland Tipe III
Pengujian Semen Portland
Pengujian Semen Portland di Lapangan
A. Pemeriksaan kantong semen (pembungkus)
Periksalah kantong pembungkus semen, ada kerusakan dan
atau kebocoran apa tidak.
Periksalah jahitan pada kantong pembungkus rapi atau tidak,
apakah terdapat kerusakan atau tidak.
Perhatikan pada kantong, apakah tercantum nama pabrik, nama
negara pembuatnya dan berat bersih isi kantong .
Periksa kembali berat isi semen, apakah sesuai dengan berat
yang tercantum pada kantong tersebut .
B. Pengujian/Pemeriksaan Kehalusan Semen Secara Visual
Bukalah jahitan kantong semen, lalu periksa semen yang ada di
dalamnya apakah dalam keadaan baik : yaitu gembur, tidak
terjadi gumpalan-gumpalan.
Rabalah semua bagian semen tadi, apakah semua bagian
semen terasa seperti tepung halus atau tidak.
Periksa warna semen pada kantong-kantong contoh, apakah
warnanya sama pada semua kantong atau tidak. Jika ada semen yang warnanya berbeda dari warna semen kantongkantong lain, perlu diperiksa lebih teliti.
Cara Penyimpanan di Lapangan
Agar semen tetap memenuhi syarat meskipun disimpan dalam waktu lama, cara penyimpanan semen perlu diperhatikan (PB, 1989:13).
Semen harus terbebas dari bahan kotoran dari luar. Semen dalam kantong harus disimpan dalam gudang tertutup, terhindar dari basah dan lembab, dan tidak tercampur dengan bahan lain.
Semen dari jenis yang berbeda harus dikelompokan sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan tertukarnya jenis semen yang satu dengan yang lainnya.
Urutan penyimpanan harus diatur sehingga semen yang lebih dahulu masuk gudang terpakai lebih dahulu.
Semen curah harus disimpan di dalam silo yang terbuat dari baja atau beton dan harus terhindar dari kemungkinan tercampur dengan bahan lainnya.
Apabila semen telah disimpan terlalu lama, perlu dibuktikan dulu bahwa semen tersebut memenuhi syarat sebelum dipakai.
Untuk menghindari pecahnya kantong semen, tinggi maksimum timbunan zak semen adalah 2 meter atau sekitar 10 zak.
Jarak bebas antara bidang dinding dan semen sekitar 50 cm, sedangkan jarak bebas antara lantai dan semen sekitar 30 cm.
Gambar untuk penyimpanan semen yang baik dan benar
Pasir
Pengertian Pasir
Pasir adalah salah satu bahan alam yang digunakan pada suatu pekerjaan pasangan batu, yaitu sebagai bahan pengisi adukan. Pasir bisa didapat dari gunung maupun kali/sungai. Sesuai dengan sumbernya, maka pasir terdiri dari pasir gunung dan pasir kali/sungai.
Sumber Pasir
Pasir galian dari gunung :
Penambang pasir gunung di Yogyakarta
Pasir ini berasal dari gunung , yang umumnya mempunyai bentuk tajam runcing dan agak keras pasir gunung ini baik untuk membuat adukan beton , karena ikatan satu sama lain menjadi kuat pasir dalam suatu adukan dapat berfungsi sebagai bahan pengisi untuk mencegah penyusutan .
Pasir sungai :
Penambang pasir sungai
Pasir yang di dapat dari sungai , biasanya bentuknya bulat dan sedikit mengandung Lumpur. Pasir jenis ini sering ditemukan dibagian hilir sungai . Pasir yang banyak mengandung Lumpur kurang baik untuk adukan beton maupun untuk pasangan tembok ( spesi ) .
Pasir galian :
Penambang pasir galian
Pasir golongan ini diperoleh langsung dari permukaan tanah atau dengan cara menggali terlebih dahulu . Pasir ini biasanya tajam bersudut , berpori dan bebas dari kandungan garam , tetapi harus dicuci dari kotoran tanah .
Pasir laut :
Penambang pasir laut
Pasir yang diambil dari pantai . Butir-butirnya halus dan bulat karena gesekan . Pasir ini merupakan pasir yang paling jelek karena banyak mengandung garam-garam . Garam-garam ini menyerap kandungan air dari udara dan ini mengakibatkan pasir selalu agak basah dan bisa mengakibatkan pengembangan bila sudah menjadi bangunan . Untuk itu sebaiknya pasir laut jangan di gunakan untuk konstruksi .
Kategori Pasir
Kemudian dilihat dari kegunaannya dapat dikatagorikan :
Pasir beton untuk adukan beton
Pasir pasang digunakan untuk adukan pasangan
Pasir urug digunakan untuk urugan.
Kadar Lumpur maksimum
Pasir yang akan digunakan untuk suatu konstruksi itu harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Misalnya kadar lumpur maksimum untuk :
Pasir beton, kadar lumpur maksimum 5 %
Pasir pasang, kadar lumpur maksimum 15 %
Memeriksa Mutu Pasir di Lapangan
Untuk memeriksa mutu pasir yang baik di lapangan :
Warna pasir yang baik pada umumnya berwarna hitam
Butiran pasir mengkilat dan tajam
Kadar lumpur pasir pasang tidak lebih dari 15 %, yaitu dengan cara
menggenggam pasir kemudian lepas, bila pasir tersebut menggumpal pasir tersebut masih banyak mengandung kadar lumpur. Dengan cara lain, yaitu dengan memasukkan pasir ke dalam botol yang transfaran, kemudian tambahkan air dan kocok sampai keruh, lalu diamkan sampai air tersebut kelihatan bening kembali, maka akan akan terlihat bagian kadar lumpur dan pasir akan terpisah. Setelah itu kita ukur ketebalan bagian lumpur (misalnya a) dan ketebalan lumpur + pasir (misalnya b). Baru kita hitung prosentase kadar lumpurnya, yaitu :
Kadar lumpur = a/b X 100 % = ….. %.
Ambil pasir digenggaman kita kemudian lepaskan. apabila banyak pasir yang masih ada ditangan kita maka pasir tersebut mengandung banyak lumpur dan tidak layak digunakan.
Ambil beberapa contoh pasir lalu dipanaskan apabila menimbulkan bau yang menyengat berarti mengandung bahan organik maka pasir tidak baik
Cara penyimpanan pasir di lapangan
Cara penyimpanan pasir yang baik dan benar
Pasir sebaiknya diletakkan pada bak khusus. Jika tidak ada kita dapat memberi alas terlebih dahulu agar pasir tidak tercampur dengan tanah dan waktu pengambilannya juga mudah. Dan supaya pasir tidak berantakan maka disampingnya dapat kita dampingi dengan bata. Penyimpanan pasir dilapangan juga harus diberi lantai dari kayu atau dari plat baja, agar pasir tidak tercampur dengan tanah maupun lumpur. Sebaiknya pasir ditutup dengan terpal agar terhindar dari air hujan, sebab pasir basah sulit untuk dibuat adukan yang homogen.
Batu Bata Merah
Pengertian Batu Bata
Batu bata sangat akrab dengan kehidupan kita, berasal dari tanah liat yang dibentuk dengan cetakan berukuran tertentu kemudian dibakar.Yang tidak kalah penting dalam menjaga mutu dari dinding adalah spesi atau perekat antar bata. campuran yang baik akan menyebabkan dinding kita awet dan bisa bertahan terhadap resapan air dari tanah maupun air hujan. Semakin baik kualitas spesi yang digunakan untuk merekatkan bata semakin berkualitas pula dinding yang kita dapat. Memiliki kwalitas yang bermacam – macam tergantung bahan yang dibuat serta media pembakarnya. Ada yang membakar menggunakan sekam ada pula yang menggunakan kayu bakar. Kwalitas pembakaran denbgan kayu bakar memiliki grid yang lebih tinggi atau berkualitas lebih baik. Batu bata bisa juga berfungsi sebagai gewel, mempunyai nilai yang lebih ekonomis dari pada kita mengguakan kuda-kuda dari kayu. Dinding yang menggunakan bahan batu bata memiliki daya serap terhadap panas cukup baik sehingga terasa nyaman.
Harganya yang relatif murah dan banyak tersedia menjadi pilihan terbaik sampai saat dewasa ini untuk bangunan rumah tinggal. Yang tidak kalah penting dalam menjaga mutu dari dinding adalah spesi atau perekat antar bata. campuran yang baik akan menyebabkan dinding kita awet dan bisa bertahan terhadap resapan air dari tanah maupun air hujan. Semakin baik kualitas spesi yang digunakan untuk merekatkan bata semakin berkualitas pula dinding yang kita dapat.
Mutu Batu Bata :
Mutu Bata Merah
Kuat tekan rata-rata (kg/cm2)
Tingkat I
Lebih besar 100
Tingkat II
100 – 80
Tingkat III
80 – 60
Proses pembuatan batu bata
Mencari sumber bahan baku (tanah liat)
Meneliti/menguji bahan baku tersebut apakah memenuhi syarat atau tidak.
Mengaduk dan memberi bahan tambah (pasir, sekam padi)
Mencetak, kemudian dikeringkan (tidak dijemur)
Membakar dengan suhu pembakaran lebih kurang 1050o C.
Didinginkan, kemudian diangkat dari tungku.
Diuji mutu bata tersebut
Setelah memenuhi syarat baru dipasarkan.
Syarat-syarat batu bata:
Persyaratan batu bata atau bata merah menurut SII-0021-78 dan PUBI 1982 adalah sebagai berikut:
Bentuk standar bata ialah prisma segi empat panjang, bersudut siku-siku dan tajam, permukaan rata dan tidak retak-retak
Bata dibagi menjadi 6 kelas kekuatan yang diketahui dari besar kekuatan tekan yaitu kelas 25, kelas 50, kelas 150, kelas 200 dan kelas 250. Kelas kekuatan ini menunjukan kekutan tekan rata-rata minimal dari 30 buah bata yang diuji
Bata merah tidak mengandung garam yang dapat larut sedemikian banyaknya sehingga pengkristalanya (yang berupa bercak-bercak putih) menutup lebih dari 50% permukaan batanya.
Cara menguji batu bata dilapangan
Warna harus merah merata secara keseluruhan
Apabila diketuk berbunyi nyaring
Apabila dijatuhkan kepermukaan tanah yang padat, dan bata terbelah dua maka batu bata tergolong baik, apabila lebih dari dua belahan, maka bata tergolong bermutu jelek
Dilihat dari bentuk, batu bata mempunyai ukuran yang seragam dengan sudut yang siku satu sama lain
Cara penyimpanan dilapangan
Penyimpanan batu bata dilapangan harus diberi lantai dengan jarak 30 cm dari permukaan tanah. Bata disusun berdiri arah lebarnya dan disusun berselang-seling empat buah-empat buah. Ketinggian penyusunan maksimal 2 m, hal ini dilakukan untuk memudahkan dalam pengambilan. Diatasnya ditutup dengan terpal atau plastic agar air hujan tidak teresap oleh bata merah.
Cara penyimpanan batu bata yang baik dan benar
Super Bata
Pengertian Super Bata
Super bata adalah bahan bangunan yang bentuk dan kegunaannya dsama dengan bata merah. Super bata juga dibuat dari tanah liat dan dicampur dengan pasir halus.
Proses pembuatan
Proses pembuatan super bata melalui proses mekanis, oleh karenanya super bata mempunyai permukaan yang halus dengan ukuran yang sama. Biasanya bata ini dibuat tidak penuh, tapi berlubang sehingga dapat menghemat bahan baku dan menghasilkan ikatan yang kuat dengan mortar.
Karena super bata memiliki permukaan yang halus, maka pada pemakaiannya kita tidak memerlukan plesteran lagi. Dan juga karena bentuknya bervariasi, maka dapat dibuat pemasangannya yang artistik.
Type super bata
Type
Ukuran (cm)
Jumlah / m2
B-1
5 x 11 x 24
64
B-4
7 x 11 x 24
52
C-7,8,9,10
12 x 11 x 24
32
D-6
5 x 2 ½ x 24
80
D-7
7 x 3 x 24
64
Klinkers
5 x 5 x 24
80
Batu Kali
Pengertian
Batu kali adalah batu alam yang terdapat dasar disungai. Biasanya batu kali digunakan untuk bahan bangunan terutama pada konstruksi pondasi. Batu kali biasanya diangkut menggunakan truk dari tempat pengambilan menuju proyek. Kegunaan dari batu kali yang lainnya sebagai lantai pemikul.
Cara menguji batu kali di lapangan
Batu kali yang baik dapat diperiksa dilapangan secara visual, batu kali yang baik memiliki pori-pori yang tidak terlalu banyak dan kelihatan keras dan tidak keropos.
Cara penyimpanan batu kali dilapangan
Penyimpanan batu kali dilapangan sebaiknya ditempatkan pada tempat yang kering, agar permukaannya tidak terkena lumpur dan jika ukuran batu terlalu besar, maka batu bisa dipecah-pecah dengan martel atau menggunakan mesin khusus.
Ubin PC
Pengertian ubin PC
Ubin pc adalah bahan bangunan yang terbuat dari adukan pasir yg di campurkan dengan semen dan di gunakan untuk permukaan lantai. Dibuat dengan mesin press dan salah satu permukaannya di finishing dengan semen supaya lantai menjadi halus dan licin.
Ubin Porselen
Proses pembuatan
Ubin perselen terbuat dari jenis tanah liat putih yang di tambahkan dengan atau tanpa campuran bahan tambahan yang kemudian di proses melalui pembakaran tertentu, sehingga ubin tidak akan hancur ketika di rendamkan kedalam air. Bidang patah dari ubin harus memperlihatkan hasil pembakaran yang rata dan baik.
Penimbunan ubin porselen
Ubin persolen harus halus dan rata permukaannya dan sisi-sisinya harus tegak satu sama lain dan tepinya harus tajam. Penimbunan ubin persolen harus di beri kotak dan di susun sedemikian rupa, sehingga ubin tidak rusak.
Air
Air yang dipakai untuk membuat suatu adukan, hendaklah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan. Khusus untuk plesteran yang berwarna putih, air tidak boleh mengandung kotoran yang akan memberikan warna pada adukan., misalnya zat besi yang akan memperlihatkan noda-noda coklat pada plesteran.
Untuk membuat suatu adukan kita harus memakai air yang jernih, jika air mengandung zat lain, diusahakan kadarnya harus kecil.
Banyaknya air yang digunakan tergantung pada jenis adukan yang akan dibuat, keadaan dari pekerjaan, keadaan cuaca dan sebagainya.
Sebagai angka rata-rata campuran air pada adukan berkisar :
Untuk adukan kedap air dari semen kira-kira 22% dari isi bahan yang dicampur
Untuk kedap air dari kapur dan teras kira-kira 20%
Untuk adukan kedap air dari kapur kira kira 8-10%
Air laut dapat mengakibatkan kerusakan pada tembok, begitupun air yang mengandung bahan-bahan busuk, seperti air danau yang kebanyakan mengandung larutan asam humus, sebaiknya jangan digunakan.
Jenis - Jenis Pekerjaan Kerja Batu
Semakin hari jenis-jenis pekerjaan kerja batu semakin beragam, dikarenakan semakin berkembangnya pembangunan dan jenis material yang digunakan. Berikut adalah beberapa bagian daripada jenis pekerjaan batu itu sendiri, yang meliputi :
Pekerjaan Pondasi
Pondasi
Pondasi merupakan suatu konstruksi bangunan yang memiliki fungsi untuk memindahkan beban/bobot /gaya yang ditimbulkan oleh banguna yang ada diatasnya kedalam tanah. Pondasi merupakan bagian bangunan yang menghubungkan bangunan tersebut dengan tanah, dimana tanah harus menerima beban dari bangunan tersebut (beban mati dan beban hidup) dan tugas pondasi untuk membagi beban itu sehingga tekanan tanah yang diizinkan (daya dukung) tidak terlewati.
Konstruksi yang diperhitungkan sedemikian rupa sehingga dapat menjamin kestabilan bangunan terhadap berat sendiri dan menghindari penurunan bangunan yang tidak merata. Dapat disimpulkan, pengertian pondasi adalah: Bagian dari elemen bangunan yang berfungsi meletakkan dan meneruskan beban ke dasar tanah yang kuat mengimbangi dan mendukung (merespon) serta dapat menjamin kestabilan bangunan, paling tidak terhadap beratnya sendiri, beban yang bekerja serta beban gempa.
Macam dan Jenis Pondasi Pada Kerja Batu
Pondasi Batu Kali
Adalah pondasi yang dibuat dengan bahan dasar batu kali yang disusun sedemikian rupa. sehingga dapat menahan berat bangunan yang ada di atasnya dan meneruskan ke tanah.
Pondasi batu kali sendiri membentuk pola trapesium dimana bentuk ini merupakan bentuk yang paling kokoh dan ekonomis pada pemasangannya.
Pondasi Batu Bata
Adalah pondasi yang dibuat dengan bahan dasar batu yang disusun sedemikian rupa, sehingga dapat menahan berat bangunan yang ada di atasnya dan meneruskanya ke tanah
Pekerjaan Ubin Lantai
Pengertian Ubin/Keramik
Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani, keramikos yang artinya suatu bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran. Lantai keramik atau ubin keramik adalah bahan penutup (finishing) lantai dari bahan keramik.
Teknik Pelaksanaan
Ada beberapa tahap yang harus dikerjakan sebelum dan sesudah
pemasangan.
Rendam keramik di air. Hal ini akan membuat keramik menjadi lebih elastis dan pada saat pemasangan dapat dengan mudah menempel.
Perhatikan kualitas keramik. Jika ia keramik kw 1 maka tak ada masalah, namun jika ia merupakan kw 2 atau 3 akan susah memasang untuk presisi. Untuk itu nat keramik harus longgar karena masing-masing keramik memiliki selisih 0,2-0,5 mm. Hingga keramik tidak saling bertubrukan.
Oleskan air semen. Bilaskan semen yang sudah dicampuri air sedikit ke bawah keramik, hal ini akan membuat daya rekat keramik ke adukan benar-benar lengket.
Bersihkan dari kerikil. Adukan dan dasar lantai yang akan dipasang harus bersih dari kerikil, batu atau ganjalan-ganjalan lain yang akan membuat rongga di bawah keramik.
Padatkan secara rata. Ketuk keramik yang baru dipasang dan pastikan tidak ada yang kopong atau bagian dasar yang berongga. Karena ia akan membuat keramik lepas di kemudian hari. Periksa apakah ketinggiannya sudah sama rata dengan benang yang ditarik untuk menentukan ketinggian lantai.
Nat keramik dipasang belakangan. Jangan pasang semen oker atau nat pada sisi keramik saat itu juga. Biarkan ia selama 2 atau 3 hari. Hal ini
Pekerjaan Ubin Dinding
Pengertian Ubin Dinding
Pekerjaan ubin dinding sama halnya dengan pekrjaan ubin lantai, hanya saja kita memerlukan teknik yang benar pada pengerjaannya. Dikarenakan permukaan dinding yang tegak, sehingga jika teknik pelaksanaannya tidak diperhatikan, kesulitan-kesulitan akan kita alami. Seperti halnya ubin yang lepas, merosot dan sebagainya. Metode pekerjaan pemasangan keramik dilaksanakan untuk memberikan keindahan pada dinding maupun struktur gedung lainnya. Pekerjaan keramik membutuhkan metoda kerja yang tepat sserta pelaksanaan yang teliti sehingga dapat dihasilkan pekerjaan dengan kualitas yang baik.
Tahapan Pelaksanaan
Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
Menghitung jumlah bahan yang diperlukan.
Mencelupkan ubin yang akan digunakan.
Memasang benang dengan dililitkan pada paku yang bertujuan sebagai patokan kelurusan dan ketebalan.
Mengukur jarak antara dinding kerja terhadap ubin yang akan di pasang, lebih kurang 1 cm.
Mengukur jarak antar batas vertical dan horizontal, lebih kurang 10 cm dan 5 cm.
Dalam pekerjaan diperlukan ketelitian dan keterampilan agar mendapatkan hasil yang baik dan rapi.
Memasang ubin pada ujung- ujung tembok sebagai pedoman dan untuk mengukur kedatarannya dengan menggunakan waterpass.
Gunakan skrap untuk meletakan pasta ke dinding.
Menempelkan ubin pada dinding yang sudah di beri pasta.
Mengetuk keramik dengan palu karet hingga kermik rata.
Gunakan paku pada dasar keramik untuk menahan keramik supaya keramik tidak jatuh.
Jarak sisi antara ubin yang satu dengan yang lainnya gunakan paku berdiameter 2 mm.
Ukur kedatarannya dengan menggunakan waterpass.
Lakukan cara kerja tersebut berulang- ulang dalam pemasangan ubin hingga mendapatkan hasil yang diinginkan.
Mencabut kembali paku yang digunakan sebagai pengganjal dan pengatur jarak sisi pada ubin.
Isi siar/ nat dengan adukan 1 sp.
Pekerjaan Paving Block
Sebelum Paving block dipasang pastikan struktur dari lahan yang hendak di Paving dalam keadaan benar-benar padat. Apabila belum padat dapat dipadatkan dengan menggunakan mesin Roller (Wales) atau Stamper kuda. Hal ini agar lahan yang telah dipasang paving block tidak amblas. Sesuaikan spesifikasi beban yang akan melewati lahan yang akan dipasang paving dengan material pendukung untuk landasan area paving. Material tersebut dapat berupa : Limestone, Base Course, Sirdam, Makadam dsb.
Pastikan permukaan lahan yang akan di paving dalam kondisi rata/ sudah level.
Pasang Kanstin beton sebagai pengunci paving block, agar paving block yang sudah terpasang tidak bergeser.
Gelar abu batu mengikuti kemiringan yang telah ditentukan kemudian diratakan dengan menggunakan jidar kayu.
Lakukan pemasangan paving block dengan cara maju kedepan, sementara pekerja pemasang paving berada diatas paving yang telah terpasang.
Untuk tepian lahan/ sudut-sudut yang belum terpasang paving block (las-lasan), potong paving block dengan menggunakan alat pemotong paving block / paving block cutter.
Setelah lahan 100% sudah terpasang paving block, selanjutnya kita lakukan pengisian antar naat paving block tersebut (pengisian joint filler) dengan menggunakan abu batu.
Padatkan paving block yang telah terpasang dengan menggunakan baby roller atau stamper kodok 1 sampai 2 kali putaran agar timbul gaya saling mengunci antar paving block satu sama lainnya.
Bersihkan area lahan yang telah terpasang paving block dari sisa-sisa abu batu.
Metode Pengerjaan Paving Block
Tentukan level untuk kerataan dan kemiringan
Siapkan pasir di tempat yang telah di leveling
Ratakan pasir sesuai dengan leveling
Pasang paving dengan cara maju ke depan dan berdiri di atas paving
Untuk pengelasan potong Conpave dengan pisau gurinda dan Conbloc dengan alat potong paving
Padatkan paving dengan menggunakan stamper plate. kemudia "naat" di isi pasir halus, lalu di stamper ulang
Metode Pengerjaan Constone
Tentukan Level Untuk kerataan dan kemiringan
Pasang Constone menggunakan mortar dengan perbandingan 1:4 dan kelebaran "naat" antara 8 mm sampai 12 mm
Cek kerataan Constone dengan menggunakan "water pass"
Ratakan Constone dengan di ketok dan haru menggunakan palu karet
Untuk pengelasan, potong Constone dengan menggunakan pisau gurinda
Isi "naat" dengan menggunakan material adukan kering perbandingan 1:4, kemudian di isi air
Pekerjaan Batako
Batu cetak atau batako, mempunyai ukuran dan bentuk yang sama, dan type serta jenis- jenis yang berbeda.
Oleh karenanya pemasangan batako tidak begitu sukar, tapi tentu saja mempunyai teknik dan cara- cara tertentu pula. Aturan serta cara pemasangannya adalah sebagai berikut:
Batu cetak harus selalu dalam keadan kering, dan tidak perlu dibasahi semelum pemasangan.
Untuk membuat batako yang setengah digunakan palu atau tatah untuk penggores batu lalu dipatahkan pada batu atau kayu yang lancip.
Sebelum pemasangan dimulai terlebih dahulu batako diatur diatas pondasi, dimana kita akan memasang dinding tersebut, guna untuk memastikan berapa buah batako yang diperlukan dalam jajaran tersebut.
Pada letak pintu dan jendela diberi tanda, dan kalau bias ukuran pintu atau jendela tepat dengan ukuran beberapa buah batako.
Siar- siar tegak jangan merupakan garis lurus, dan usahakan jangan terlalu banyak memotong batako.
Pada pertemuan sudut dinding, lobang batako diisi dengan mortar dan diberi besi beton sebagai penguat.
Pemasangan batako pertama selalu dimulai pada sudut- sudut dan pemasangan terakhir di tengah- tengah.
Hubungan batako dengan kozen ambang atas diberi balok beton bertulang yang dibuat setempat atau dicetak lebih dahulu.
Hubungan dengan kozen ambang bawah jendela diberi ambang (dorpel).
Hubungan pertemuan dengan tiang kzen diberi angker dari besi beton
Hubungan pertemuan dinding yang diikatkan dengan kawat kasa, dan juga sering diikatkan dengan besi beton.
Dinding yang tidak di plester, siar- siarnya harus dibersihkan dan sudut- sudut yang berlubang ditambal dengan spesi, kalau kita tidak memakai batako sudut yang special untuk itu.
Lubang- lubang batako yang kelihatan diisi dengan spesi.
Pekerjaan Plesteran Dinding
Pada mulanya dinding bata tidak diplester, tapi setelah orang mengamati dan mengalaminya sendiri, ternyata batu bata mengalami daya hisap yang tinggi terhadap air sehingga dapat mengakibatkan ruangan menjadi lembapdan ruangan akan terasa dingin.
Maka akhirnya orang mulai memikirkan bagaimana mengatasi hal tersebut, maka ditemukanlah suatu cara yaitu dinding bata dilapisi spesi setebal < 2 cm, atau lebih dikenal sebagai plesteran.
Pekerjaan plesteran berfungsi untuk :
Melindungi dinding bata dari pengaruh cuaca
Membuat permukaan batu bata menjadi lebih rata, halus dan enak dipandang
Mengokohkan ikatan pasangan bata
Tapi sebagaimana yang sering terjadi dilapangan, dimana plesteran seringkali mengalami retak-retak. Penyebab dari masalah ini dapat disebabkan :
Mutu bahan yang tidak baik
Komposisi adukan yang kurang tepat
Teknik pengerjaan yang tidak baik
Perawatan plesteran yang kurang diperhatikan
Masalah dari keretakan pada dinding plesteran umumnya disebabkan oleh :
Muka dinding bata yang akan diplester tidak dibersihkan dari kotoran yang menempel
Ikatan mortar tidak berjalan semestinya dikarenakan dinding bata dalam keadaan kering lansung diplester, sehingga air dengan cepatnya diserap oleh batu bata dengan drastic
Plesteran terlalu tebal, dan pasangan batu bata tidak rata, bergelombang, cekung maupun cembung
Mortar yang sudah diplesterkan masih basah dan digosok dengan ruskam, sehingga ikatan yang baru terlepas kembali
Bidang plesteran yang lansung terkena sinar matahari tidak ditutup dengan terpal atau plastis, sehingga pengeringan terjadi secara drastis.
Berikut solusi yang dapat dilakukan apabila kita mengalami masalah seperti adanya keretakan pada pekerjaan plesteran:
Bersihkan terlebih dahulu permukaan batu bata yang akan diplester
Agar penyerapan air tidak terlalu drastic, sebaiknya kita percikan air pada permukaan batu bata yang akan diplester
Buat mortar dengan komposisi yang benar, sehingga mortar dapat tercampur dengan homogen
Plesteran dibuat dengan tiga lapis, lapisan paling dasar digunakan sebagai pengikat dan penahan cuaca, lapisan ini dibuat dengan komposisi lebih keras.
Lapisan kedua berfungsi untuk mendatarkan permukaan dinding, adukannya dibuat lebih lunak
Lapisan terakhir merupakan lapisan finishing yang berguna untuk meratakan dan mendatarkan permukaan dinding
Penggosokan tiap-tiap lapisan dengan ruskam ditunggu hingga sedikit lebih kering
Kalau plesteran tersebut terkena sinar matahari secara lansung, ada baiknya ditutupi dengan kain terpal atau plastic untuk mengurangi penguapan drastic, apabila plesteran dilakukan didalam ruangan tidak perlu memakai penutup
Ikatan/ Pasangan Bata
Pengertian Pasangan / Ikatan Bata
Yang dimaksud dengan ikatan/pasangan bata adalah susunan beberapa buah bata yang disusun secara vertikal dan dibentuk sedemikian rupa sehingga tidak ada siar tegak yang membentuk garis lurus dengan bahan perekatnya yaitu adukan.
Ikatan bata ½ bt, yaitu dimana tebal pasangan sama dengan lebar bata yang digunakan.
Ikatan bata 1 bt, yaitu dimana tebal pasangan sama dengan panjang bata yang digunakan
Ikatan bata 1½ bt, yaitu dimana tebal pasangan sama dengan 3 lebar bata + 2 tebal siar atau 1 panjang bata + 1 lebar bata + 1 tebal siar.
Jenis-jenis Ikatan/pasangan bata
Kekuatan suatu pasangan bata tergantung juga pada jenis ikatan yang digunakan dalam pemasangannya. Kekuatan batu bata akan berkurang jika terdapat siar tegak pasangan yang membentuk satu garis antara lapis satu dengan lapis berikutnya. Dalam konstruksi batu bata yang kita temui, terlihat bahwa siar tegak dari pasangan merupakan siar zig-zag, atau merupakan aturan rapi.
Untuk mencegah hal tersebut, maka dibuatlah bermacam-macam variasi ikatan yang teratur dan baik diantaranya :
Ikatan Biasa ½ bt (Strecher bond)
Bata dipasang memanjang pada tiap lapisnya, dan biasanya tebal dinding hanya 15 cm termasuk plesteran. Pada pemasangan bata yang paling akhir dipasang bata ½ batu dan pada lapis selanjutnya dipasang bata utuh, sehingga tidak membentuk siar yang tegak antar lapisnya.
TAMPAK DEPAN
TAMPAK DEPAN
TAMPAK ATAS LAPIS 1, 3, 5 DST.
TAMPAK ATAS LAPIS 1, 3, 5 DST.
TAMPAK ATAS LAPIS 2, 4, 6 DST.
TAMPAK ATAS LAPIS 2, 4, 6 DST.
Ikatan Belanda/Jerman 1 bt (Dutch bond)
Ikatan Belanda/ Jerman merupakan ikatan batu bata dimana pada lapis pertama dipasang bata melintang, dan pada lapis berikutnya dipasang bata secara memanjang. Agar tidak terbentuk siar tegak, maka pada kedua ujung bata yang dipasang memanjang diberi bata ¾ . Biasanya tebal dinding pada jenis ikatan ini sebesar 30 cm.
TAMPAK DEPAN
TAMPAK DEPAN
TAMPAK ATAS LAPIS 1, 3, 5 DST.
TAMPAK ATAS LAPIS 1, 3, 5 DST.
TAMPAK ATAS LAPIS 2, 4, 6 DST.
TAMPAK ATAS LAPIS 2, 4, 6 DST.
Ikatan Inggris 1 bt (English bond)
Ikatan inggris 1 bt (English bond) merupakan ikatan bata dimana pada pemasangan lapisan ganjil bata di pasang dengan posisi memanjang, yang kemudian pada lapisan genap dipasang dengan posisi melintang. Agar tidak terbentuk siar tegak maka sebelum dipasang bata terakhir pada lapisan genap di pasang bata ¼ .
TAMPAK DEPAN
TAMPAK DEPAN
TAMPAK ATAS LAPIS 1, 3, 5 DST.
TAMPAK ATAS LAPIS 1, 3, 5 DST.
TAMPAK ATAS LAPIS 2, 4, 6 DST.
TAMPAK ATAS LAPIS 2, 4, 6 DST.
Ikatan Kepala 1 bt (Header bond)
Jenis ikatan kepala ( Header Bond ) merupakan ikatan bata 1 bt dimana pada pemasangan lapisan ganjil bata di pasang dengan posisi melintang dan pada kedua ujungnya dipasang bata ¾ secara memanjang agar siarnya tidak saling tegak lurus. Pada lapis genap bata di pasang dengan posisi melintang.
TAMPAK DEPAN
TAMPAK DEPAN
TAMPAK ATAS LAPIS 1, 3, 5 DST.
TAMPAK ATAS LAPIS 1, 3, 5 DST.
TAMPAK ATAS LAPIS 2, 4, 6 DST.
TAMPAK ATAS LAPIS 2, 4, 6 DST.
Ikatan Flemish 1 bt (Flemish bond)
Ikatan Flemish 1 bt ( Flemish Bond ) merupakan ikatan bata yang dimana pada lapisan ganjil bata dipasang bata satu batu secara melintang, kemudian dipasang bata dengan ukuran ¼ bata dilanjutkan dengan memasang bata secara memanjang dengan tebal 1 batu. Pada lapisan genap dipasang bata secara melintang dan memanjang bergiliran.
TAMPAK DEPAN
TAMPAK DEPAN
TAMPAK ATAS LAPIS 1, 3, 5 DST.
TAMPAK ATAS LAPIS 1, 3, 5 DST.
TAMPAK ATAS LAPIS 2, 4, 6 DST.
TAMPAK ATAS LAPIS 2, 4, 6 DST.
Pilar atau pertebalan (Pilaster) 1 bt, 1½ bt, 2 bt
Pilar/ pertebalan/ pilaster adalah suatu konstruksi ikatan atau pasangan bata yang berfungsi sebagai penguat pasangan bata atau sebagai penopang/tiang.
Pilar 1 btPilar 1.5 btPilar 2 bt
Pilar 1 bt
Pilar 1.5 bt
Pilar 2 bt
Rollag lurus dan lengkung.
Rollag adalah ikatan/pasangan bata, dimana peletakkan atau pemasangan batanya dengan posisi berdiri.
Rollag terdiri dari :
Rollag Lengkung
Pasangan Bata dengan rolag lengkung
Segmen tunggal
Segmen ganda
Setengah lingkaran
Ellips
Rollag Lurus
Perhitungan Bahan
Perhitungan bahan dalam suatu pekerjaan merupakan hal yang cukup penting. Untuk itu di sini diberikan contoh perhitungan kebutuhan bahan. Walaupun sebenarnya untuk menghitung kebutuhan bahan ini adalah orang yang ditugaskan khusus, tapi hal ini diperuntukkan, jika peserta atau mahasiswa diminta untuk menghitung kebutuhan suatu pekerjaan yang berhubungan dengan kerja batu.
Untuk itu ada beberapa hal yang harus diingat, sebelum melakukan perhitungan jumlah kebutuhan bahan, yaitu :
1 m3 pasangan pondasi batu belah memerlukan ± 1,20 m3 batu belah
1 m3 pasangan pondasi batu belah memerlukan ± 0,45 m3 adukan
1 m2 pasangan bata dengan ikatan ½ bt diperlukan ± 68 bh bata merah
1 m2 pasangan bata dengan ikatan 1 bt diperlukan ± 130 bh bata merah
1 m3 pasangan bata ± 0,35 m3 adukan
1 m3 PC (semen) akan menghasilkan = 0,76 PC padat basah spesi
1 m3 kapur akan menghasilkan = 0,55 kapur padat basah spesi
1 m3 pasir akan menghasilkan = 0,675 pasir padat basah spesi
1 zak PC (semen) = 50 kg = 40 liter
Contoh Perhitungan :
Misal diketahui :
Panjang pondasi batu belah = 75 meter
Komposisi adukan pondasi = 1 PC : 3 Psr
Penampang pondasi :
25 cm125 cm20 cm75 cm120 cm
25 cm
125 cm
20 cm
75 cm
120 cm
Panjang pasangan = 50 meter
Tinggi pasangan = 3 meter
Tebal pasangan = 12 cm
Komposisi adukan pas. bata 1 PC : 4 Psr
Pasangan bata diplester bagian luar dan dalam dengan ketebalan rata-rata = 1,5 cm
Komposisi adukan plesteran ½ Kp : 1PC : 5 Psr.
Serta plesteran tersebut di-finishing (diaci) dengan tebal rata-rata = 2 mm
Ditanyakan :
Berapa kebutuhan masing-masing bahan :
Batu belah = ……………. m3
Bata merah = ……………. Buah
PC (semen) = ……………. Zak
Pasir = ……………. m3
Kapur = ……………. m3
Jawab :
Pondasi Batu Belah :
Volume pondasi = (0,75 + 0,25)/2 x 1,25 x 75 m3 = 46,875 m3
Volume Aanstamping = 0,20 x 1,20 x 75 m = 18 m3
Jumlah = 64,875 m3
Komposisi adukan 1 PC : 3 Psr
PC = 0,760 x 1 = 0,76
Psr = 0.675 x 3 = 2,025
Jumlah = 2,785
Kebutuhan Bahan :
Batu belah = 1,2 x 64,875 m3 = 77,85 m3
PC = (0,45/2,785) x 1 x 46,875 m3 = 7,60 m3 = 7574 liter = 189,35
zak
Psr. = [(0,45/2,785) x 3 x 46,875 m3 ] + (0,3 x 18 m3 ) = 28,20 m3
Pasangan Bata Merah :
Luas pasangan bata = 50 m x 3 m = 150 m2
Volume pasangan bata = 150 m2 x 0,12 m = 18 m3
Komposisi adukan 1 PC : 4 Psr
PC = 0,760 x 1 = 0,76
Psr = 0.675 x 4 = 2,70
Jumlah = 3,46
Kebutuhan Bahan :
Bata merah yang dibutuhkan = 68 bh/m2 x 150 m2 = 10200 buah
PC = (0,35/3,46) x 1 x 18 m3 = 1,821 m3= 1821 liter = 45,53 zak
Psr = (0,35/3,46) x 4 x 18 m3 = 7,28 m3
Plesteran dinding :
Volume plesteran = 2 x 150 m2 x 0,015 m = 4,5 m3
Komposisi adukan ½ Kp : 1 PC : 5 Psr.
½ Kp = ½ x 0,55 = 0,275
1 PC = 1 x 0,76 = 0,76
5 Psr = 5 x 0,675 = 3,375
Jumlah = 4,41
Kebutuhan Bahan :
Kp = (1/4,41) x ½ x 4,5 m3 = 0,51 m3
PC = (1/4,41) x 1 x 4,5 m3 = 1,02 m3
= 1020 liter = 25,5 zak
Psr = (1/4,41) x 5 x 4,5 m3 = 5,1 0 m3
Acian :
Volume acian = 0,002 m x 150 m2 x 2 = 0,6 m3
PC = (1/0,76) x 0,6 m3 = 0,7895 m3 = 789,5 liter = 19,74 zak
Jadi kebutuhan bahan untuk pekerjaan seperti pada soal di atas, adalah :
No
Jenis Pekerjaan
Jenis bahan
Batu (m3)
Bata (bh)
Semen (zak)
Kapur (m3)
Pasir (m3)
1
Pondasi
77,85
-
189,35
-
28,20
2
Pasangan Bata
-
10200
45,53
-
7,28
3
Plesteran
25,50
0,51
5,10
³
Acian
19,74
Jumlah
78
10200
281
1
41
Dari hasil perhitungan di atas, maka kita akan tahu berapa biaya untuk pembelian bahan tersebut. Sehingga jika kita akan melaksanakan suatu pekerjaan sudah bisa memperkirakan biaya untuk bahannya. Selain itu seorang perencana dan konsultan akan menghitung seluruh biaya serta waktu pelaksanaan pekerjaan. Dalam hal ini peserta atau mahasiswa tidak akan diberikan sampai sejauh itu.
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
KERJA BATU
Ikatan Batu Bata ½ bt
Berdasarkan teori sebelumnya, kita mengenal beberapa jenis ikatan batu bata. Untuk job pertama ini, kita menerapkan jenis ikatan biasa ½ batu, dimana tebal pasangan sama dengan lebar batu bata. Tidak hanya itu, dalam job ini ditambah dengan belokan pada ikatan batu bata sebagai bahan pertimbangan dalam penilaian kesikuan antar sudut dalam ikatan.
Tujuan :
Mahasiswa mengerti tentang tata cara pemasangan ikatan bata ½ batu dengan belokan
Mahasiswa mampu mempraktikkan pemasangan ikatan bata ½ batu dengan baik dan benar
Mahasiswa mengetahui teknik pekerjaan yang baik dan benar sehingga membentuk ikatan batu bata yang kuat & kokoh.
Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah-masalah kesalahan pekerja dalam pembuatan ikatan bata dan mengetahui bagaimana solusi terbaiknya.
Alat & Bahan :
Alat
Bahan
Waterpass
Kapur
Cangkul
Air
Kotak Spesi
Batu bata merah
Sendok spesi
Batu bata merah ½
Ember
Pasir
Meteran
Benang
Line bobbyn
Mesin Pemotong Batu Bata
Langka Kerja :
Pakailah peralatan K-3 yang diperlukan.
Siapkan alat dan bahan yang di butuhkan.
Atur tata letak bahan dan alat untuk memudahkan dalam pekerjaan.
Sortir batu bata merah yang akan digunakan, diusahakan memiliki ukuran yang sama untuk memudahkan dalam pemasangan ikatan.
Buat adukan berupa campuran antara pasir (pasir bekas) dan kapur dengan prosentase (4 pasir : ¼ kapur), lalu campurkan juga dengan air secukupnya. Diusahakan penambahan air pada adukan dilakukan dengan cara sedikit demi sedikit agar mendapatkan tekstur yang homogen.
Buat dua penanda pemasangan batu bata menggunakan dua buah bata yang di letakkan kurang lebih seukuran panjang batu bata dari kedua ujung sambungan batu bata yang ingin dibuat. Gunakan adukan yang tadi sudah dibuat untuk merekatkan dua penanda dengan lantai, setelah dua penanda di buat, bentangkan line bobbyn.
Buat pasangan batu membentuk letter U dengan 7 batu bata secara memanjang dan 1 batu bata masing-masing pada kedua ujungnya secara melintang
Lakukan secara berurutan pada lapis ke 1 lalu lapis kedua dan lakukan sampe 10 lapis secara berulang-ulang. Gunakan waterpass untuk mengetahui ketegakkan dan sejajar pada pasangan batu bata.
Bersihkan bagian yang masih belum rapi, dan simpan kembali alat alat yang telah digunakan dari lokasi kerja
Lapis pertama pada ikatan biasa ½ batu
Lapis kedua pada ikatan biasa ½ batu
Waterpass sebagai alat ukur kerataan dan ketegakan
Gambar ikatan bata ½ batu dengan belokan
Plesteran Dinding
Sebagaimana yang kita pelajari, plester dinding bata ada teknik dan cara tertentu. Dalam hal ini yang harus diperhatikan adalah :
Bidang dinding sebelum plesteran dipasang harus bersih.
Adukan yang dipakai harus homogen.
Lapis pertama, lapis ke dua dan finishing maksimum tebalnya 1 ½ - 2 cm.
Permukaan plesteran harus rata dan tegak lurus.
Tujuan :
Mahasiswa mengerti tentang tata cara pekerjaan plesteran dinding
Mahasiswa mampu mempraktikkan pekerjaan plesteran dinding dengan baik dan benar
Mahasiswa mengetahui teknik pekerjaan plesteran dinding yang baik dan benar sehingga fungsi plesteran sebagai penguat ikatan bata dapat berfungsi dengan baik
Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah-masalah kesalahan pekerja dalam pembuatan plesteran dinding dan mengetahui bagaimana solusi terbaiknya.
Alat & Bahan:
Alat
Bahan
Waterpass
Kapur
Cangkul
Air
Kotak Spesi
Batu bata merah
Sendok spesi
Pasir
Ember
Meteran
Benang
Potongan papan 5 x 3 cm dengan tebal 3mm
Ruskam
Paku
Straigh edge
Langkah Kerja:
Sebelum melakukan pekerjaan plesteran dinding, cek terlebih dahulu kondisi pasangan bata, apabila terdapat kotoran yang menempel bersihkan permukaan batu bata.
Persiapkan bahan-bahan seperti mortar, air, dan perlatan seperti sendok spesi, kotak spesi, waterpass, benang, paku, straight edge, ruskam.
Siram dengan air secukupnya pada permukaan yang akan diplester.
Buat adukan encer untuk lapisan pertama ( Slorry Coat )
Pasang paku pada keempat sudut bidang dinding, dengan jarak tepi ± 10 cm dari pingir, dan ± 5 cm dari bawah.
Pasang benang dari satu paku ke paku yang lainnya dengan arah vertikal dan horizontal, untuk mengetahui ketebalan plesteran yang sesungguhnya antara yang tebal dan yang tipis.
Ambil adukan dengan sendok spesi lalu kita kamprotkan kepermukaan dinding dimulai dari bawah dinding pasangan terus keatas, sampai permukaan bata tertutup.
Siapkan triplek dengan ukuran 3x5 cm dan tebal ± 3 mm untuk dipasang di plesteran sebagai tanda terlebih dahulu.
Buat plesteran dibagian atas dan bawah dengan ukuran ± 8x10 cm dan ditempel triplek pada permukaan plesteran sebagai titik. Buat 3 titik atas dan bawah untuk lebih mudah dalam pembuatan kepala plesteran.
Setelah titik itu kering, buat plesteran memanjang sebagai kepala plesteran dipinggir kanan, kiri, dan tengah. Dan untuk pelontaran adukan dimulai dari bawah dan berakhir diatas. Ratakan dengan ruskam dan tebal kepala harus sama ketiganya.
Setelah kepala plesteran tadi agak kering, lanjutkan memplester bagian yang masih kosong.
Setelah semua bidang itu penuh. Ratakan dengan straight edge, caranya ditempel ke bagian plesteran dan ditarik ke atas. Iris bagian adukan yang masih terlihat belum rata dengan menggunakan straight edge.
Haluskan permukaan dengan cara gosok dengan ruskam, dan cara menggosokannya dengan arah melingkar, jika plesteran terlalu kering perciklah dengan sedikit air.
Tes ketegakan dan kelurusan dengan waterpass.
Jangan lupa ukur kedataran dan ketegakan plesteran dengan menggunakan waterpass batang
Ubin Dinding
Pemasangan ubin dinding lebih sulit bila dibandingkan dengan pemasangan ubin lantai, karena pada pemasangan ubin dinding dituntut untuk memiliki permukaan dinding yang rata dan tegak lurus juga siar yang rapi. Kesulitan dalam pekerjaan ini terletak pada pemasangan ubin pada permukaan yang tegak, sehingga memungkinkan ubin bisa terlepas dan jatuh dari bidang pekerjaan lebih besar.
Tujuan :
Mahasiswa mengerti tentang tata cara pemasangan ubin dinding dengan cara yang baik dan benar.
Mahasiswa dapat mempraktikkan pemasangan ubin dinding dengan baik dan benar.
Mahasiswa mengetahui teknik pekerjaan pemasangan ubin dinding yang baik dan benar sehingga mendapatkan hasil yang maksimal sesuai yang diinginkan.
Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah-masalah kesalahan pekerja dalam pemasangan ubin dinding dan mengetahui bagaimana solusi terbaiknya.
Alat & Bahan
Alat
Bahan
Waterpass
Kapur
Skrap spesi
Air
Ember
Ubin dinding 10 x 10 cm
Palu karet
Benang
Kain lap
Siku
Paku ( 2 mm dan 4 mm)
Palu
Langkah Kerja :
Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
Buat pasta kapur yang akan digunakan.
Merendam ubin yang akan digunakan, dan menyiram dinding kerja
secukupnya.
Melakukan pengecekan kondisi plesteran, jika masih terdapat bagian yang cembung/ cekung maka tebal pasta kapur disesuaikan dengan ketegakan permukaan.
Sebagai pedoman dalam pemasangan ubin dinding, pasangkan paku dengan benang yang berjarak 1cm dari permukaan dinding, 10cm dari samping, dan 5cm dari bawah.
Periksa ketegakan dan kerataan benang menggunakan waterpass.
Gunakan skrap spesi untuk mengambil pasta kapur, kemudian letakan pada dinding kerja sesuai dengan pedoman yang telah dibuat.
Pasang ubin pada ujung pertemuan kedua benang bagian bawah terlebih dahulu sebagai pedoman kemudian tahan keramik dengan paku berukuran 4 mm tepat dibawahnya, dengan dipasang agak miring.
Pasang paku yang berukuran 2mm diatas ubin yang telah dipasang.
Pemasangan ubin dilakukan dengan membentuk huruf L sehingga terbentuk siar yang tegak lurus dan sejajar. Ukur kedataran dan kerataan permukaan ubin menggunakan waterpass batang.
Lakukan cara kerja tersebut berulang-ulang dalam pemasangan ubin sampai mendapatkan hasil yang diinginkan.
Setelah ubin selesai di pasang Isi nut yang kosong dengan adukan kapur dengan cara mengoleskannya.
Setelah selesai bersihkan hasil kerja menggunakan lap basah.
Rapihkan kembali perlatan yang telah digunakan dan bersihkan kembali lokasi kerja.
Super Bata & Rooster
Super bata mempunyai permukaan yang halus, sehingga pada pemakaiannya tidak memerlukan plesteran lagi. Superbata memiliki keunggulan yaitu dapat mengurangi berat sendiri, sebagai peredam suara serta tahan terhadap gaya geser dikarenakan lubang-lubang yang terdapat di super bata dapat memberi ikatan kuat antara mortar dan superbata
Tujuan :
Mahasiswa mengerti tentang tata cara pemasangan super bata dan bata rooster dengan lubang persegi
Mahasiswa dapat mempraktikkan pemasangan super bata dan bata rooster serta memakai jointer pada setiap siarnya
Mahasiswa mengetahui teknik pekerjaan pemasangan super bata dan bata rooster yang baik dan benar sehingga mendapatkan hasil yang maksimal sesuai yang diinginkan.
Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah-masalah kesalahan pekerja dalam pemasangan super bata dan bata rooster dan mengetahui bagaimana solusi terbaiknya.
Alat & Bahan
Alat
Bahan
Waterpass
Kapur
Sendok spesi
Air
Ember
Batu Bata Rooster
Line bobbyn
Super Bata
Benang
Pasir
Jointer
Siku
Sekop dan cangkul
Mesin pemotong batu bata
Kotak spesi
Langkah Kerja
Siapkan Peralatan dan bahan yang dibutuhkan.
Ukur panjang pasangan dengan menggunakan meteran untuk mendapat titik tengah pasangan.
Tandai tengah-tengah panjang batu bata sebagai titik tengah untuk permulaan pemasangan bata super
Atur perletakan 7 buah bata super untuk memperkirakan ketebalan siar yang sama serta pemasangan bata super yang simetris.
Buatlah adukan untuk memasang batu super pertama.
Ukur kerataan dan kedataran bata super pertama dengan menggunakan waterpass. Selanjutnya beri adukan pada ujung yang lain dan pasangkan bata supernya pula sehingga kedua bata super bisa diukur dengan menggunakan tongkat ukur yang disimpan waterpass diatasnya.
Jika sudah merata, pasangkan line bobbyn sebagai patokan untuk kedataran bata super.
Lakukan intruksi no 5-7 untuk lapisan berikutnya. Perbedaan lapisan berikutnya menggunakan bata ½ dikedua ujung pasangan bata.
Setelah pemasangan 2 lapis, siar dirapihkan menggunakan jointer.
Untuk lapis ketiga dan seterusnya intruksi pemasangan masih sama, hanya perbedaan pasangan batu bata yang memakai bata ½ . Pada lapisan 3-5dibuat berlubang pada bagian tengah pasangan. Untuk memahami setiap lapisnya, lihat gambar berikut :
Pemasangan bata rooster sama seperti bata biasa. Berikut pasangan ikatan ½ dengan belokan serta kombinasi dengan pekerjaan plesteran, ubin dinding, bata super dan bata rooster
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Dalam praktik kerja batu ini, banyak manfaat yang dapat kita ambil. Salah satunya mahasiswa dituntut untuk mengenal dan mengerti hal- hal yang berkaitan dengan konstruksi batu. Dalam praktik kerja batu ini mahasiswa di beri pengetahuan dan dasar-dasar teknik pekerjaan batu yang baik dan benar. Selain itu juga perencanaan dan pemasangan pada setiap pekerjaannya membutuhkan ketelitian dan kesabaran yang tinggi untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Mahasiswa juga harus selalu memperhatikan keselamatan kerja. Pada saat pemasangan batu bata, plesteran ataupun ubin harus dilakukan dengan hati- hati agar mendapatkan hasil yang diharapkan.
Saran
Dalam bekerja harus mengutamakan K-3
Mengikuti instruksi yang telah diberikan.
Bekerja dengan tekun dan memanfaatkan waktu seefisien mungkin
Menggunakan alat- alat dan bahan sesuai dengan fungsinya.
Dalam proses pekerjaan harus rapi dan teliti
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur atas kehadirat Allah swt. yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga tugas ini dapat diselesaikan. Karena berkat-Nya lah kami dapat menyusun laporan Konstruksi Batu hingga selesai. Kami berharap laporan ini dapat berguna sebagai panduan untuk mendidik ilmu yang lebih baik bagi pembaca.
Saya ucapkan terima kasih kepada para instruktur dan pembimbing yang telah mengajarkan cara praktek batu dan teori praktek batu di bengkel maupun dikelas. Laporan ini dibuat agar dapat melengkapi tugas praktek batu dan untuk memberikan informasi dan pengetahuan terutama pada para pembaca, semoga dapat menjadi pengetahuan bermanfaat dalam melaksanakan kerja dilapangan.
Demikian laporan yang saya susun, saya menyadari bahwa laporan ini kurang sempuran, oleh karena itu saya mohon saran dan kritik dari instruktur maupun pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki dalam pembuatan laporan-laporan berikutnya atau laporan yang lainnya, saya ucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum Wr.Wb
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR PUSTAKA iv
BAB I
PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Ruang Lingkup 2
1.3. Tujuan 2
1.4. Sumber Data 2
1.5. Sistematika Penulisan 3
BAB II
DASAR TEORI KERJA BATU 4
2.1. Pengertian Kerja Batu 4
2.2. Peralatan Keselamatan Kerja 7
2.3. Peralatan Kerja Batu 10
2.4. Bahan Kerja Batu 17
2.4.1. Kapur 17
2.4.2. Semen Portland 19
2.4.3. Pasir 26
2.4.4. Batu Bata Merah 30
2.4.5. Super Bata 33
2.4.6. Batu Kali 34
2.4.7. Ubin PC 35
2.4.8. Ubin Porselen 35
2.4.9. Air 36
2.5. Jenis - Jenis Pekerjaan Kerja Batu 36
2.5.1. Pekerjaan Pondasi 36
2.5.2. Pekerjaan Ubin Lantai 38
2.5.3. Pekerjaan Ubin Dinding 39
2.5.4. Pekerjaan Paving Block 40
2.5.5. Pekerjaan Batako 45
2.6. Ikatan/ Pasangan Bata 48
2.6.1. Pengertian Pasangan / Ikatan Bata 48
2.6.2. Jenis-jenis Ikatan/pasangan bata 48
2.7. Perhitungan Bahan 53
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM KERJA BATU 58
3.1. Ikatan Batu Bata ½ bt 58
3.1.1. Tujuan : 58
3.1.2. Alat & Bahan : 58
3.1.3. Langka Kerja : 59
3.2. Plesteran Dinding 63
3.2.1. Tujuan : 63
3.2.2. Alat & Bahan: 63
3.2.3. Langkah Kerja: 64
3.3. Ubin Dinding 68
3.3.1. Tujuan : 68
3.3.2. Alat & Bahan 68
3.3.3. Langkah Kerja : 69
3.4. Super Bata & Rooster 73
3.4.1. Tujuan : 73
3.4.2. Alat & Bahan 73
3.4.3. Langkah Kerja 74
BAB IV 80
PENUTUP 80
DAFTAR PUSTAKA
Buku "Pedoman Konstruksi Batu" TEDC Bandung
ALIZAR UMB, Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana
SNI 03-0106-1987 tentang mutu dan cara uji ubin keramik
SNI SNI 03-2097-1991 tentang kapur untuk bahan bangunan
LAPORAN
PRAKTIKUM KERJA BATU
Laporan ini disusun untuk memenuhi syarat penilaian mata kuliah
Laboratorium Konstruksi I
Disusun Oleh :
KG-1A - Kelompok III
Ronny Edison Andreas 131111023
Sigit Bronto Larras 131111025
Supian Munawwar 131111026
Taufan Hidayat 131111027
Taufik Aditya Nirwan 131111028
Tsara Febrina Ismayanti 131111029
Wiwit Utami 131111030
Yedie Chahyadie 131111031
Yoga Try Kandidat 131111032
Salma St Zakiah 131111065
PROGRAM STUDI D-III TEKNIK KONSTRUKSI GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2014