Elohim sendiri telah berbicara dalam bahasa Ibrani, bahkan dua pertiga dari seluruh wahyu Elohim disampaikan kepada manusia melalui perantaraan bahasa Ibrani. Oleh karena itu, sepatutnyalah kita be...
Sebuah bahan Parsing Bahasa Ibrani.
Prakata בָּרוּךְ הַמְּלַמֵּד אֶת יָדִי לְסַפֵּר אֶת הָאֹותִיֹּות׃ Baruch Ham’lameid Et Yadi L’sapeir Et Ha-Otiyot. ~ Blessed is the One who has taught my hand to scribe the letters ~ …Full description
sttFull description
Huruf Ibrani (Pengenalan serta cara membaca dan menulis huruf Ibrani) Melihat begitu terbatasnya buku-buku yang membahas tentang Huruf Ibrani di Indonesia. Penulis mengumpulkan bahan baik dari ...
Full description
lp stt
Deskripsi lengkap
Kertas Sebenar 2015 Bahasa Inggeris 1119-2
cllinical pathway STTDeskripsi lengkap
xvdfgdfdv
This slide made by our lecturer Dr. Christina Gantini. ST.Full description
Umbn Bahasa Arab 2015 buat latihan UAMBN 2017Full description
cllinical pathway STTFull description
sttFull description
ANUAL UNI - 2015Descripción completa
2015 1 02 DivisibilidadDescripción completa
ORGANICADescripción completa
DAFTAR ISI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Daftar Isi Waw Konsekutif Imperatif, Larangan, Kohortatif, & Yusif Partisip (Participle) Infinitif Kata Kerja Yang Menyatakan Keadaan (Stative Verbs) Suffix Penunjuk Arah Menyatakan Milik Pola Kunyugasi Kata Kerja Biasa Pengenalan & Penerjemahan Kata Kerja Ibrani Suffix Pada Kata Kerja Bentuk Perfect Suffix Pada Kata Kerja Bentuk Imperfect Infinitif Konstruk Dengan Suffix Tingkat-tingkat Perbandingan Bentuk-bentuk Kata Bilangan Langkah-langkah Praktis Dalam Eksegese Perjanjian Lama Menganalisa Teks Mazmur 16:1 DAFTAR KATA DAFTAR KEPUSTAKAAN
BAHASA IBRANI 2 1. WAW KONSEKUTIF 1.1. Pengertian Waw Konsekutif Waw Konsekutif adalah bentuk khusus dari Awalan Penghubung yang dapat dijadikan Awalan pada bentuk-bentuk kata kerja Ibrani. Pengertian waktu pada bentuk-bentuk kata kerja tersebut melalui Waw Konsekutif diubah menjadi kebalikannya. Bentuk kata kerja Perfek yang didahului oleh Waw Konsekutif disebut Perfek Konsekutif, menyatakan pengertian Imperfek. Begitu pula sebaliknya. Bentuk kata kerja Imperfek yang didahului oleh Waw Konsekutif ,disebut Imperfek Konsekutif, menyatakan pengertian Perfek. Waw Konsekutif ditulis dengan Waw, plus Patakh, plus Dagesh Forte pada Konsonan berikutnya. Ketentuannya mirip dengan ketentuan untuk Awalan Penentu. Bila, sebagai contoh, Waw Konsekutif di depan bentuk kata kerja Imperfek untuk orang pertama tunggal, yang dimulai dengan Huruf 'alef, maka Dagesh Forte dihilangkan dan vokal sebelumnya harus diperpanjang ( Patakh menjadi Qamets ). Contoh :
rKoz>a,w" bTok.a,w"
Dan aku telah mengingat ( Kejadian 6:5 ). Dan aku telah menulis ( Yeremia 32:10 ).
Dagesh Forte juga dihilangkan oleh huruf non-Gutturals tertentu yang ditemani oleh sebuah vokal Shewa. Hal ini terjadi sangat sering ketika Waw Konsekutif diprefix-kan kepada sebuah kata kerja yang dimulai dengan Yod, didukung oleh sebuah vokal Shewa. 1.2. Fungsi Waw Konsekutif Dalam Kalimat 1.2.1. Menyatakan Pengertian Perfek Dalam bahasa Ibrani, suatu riwayat biasanya dimulai dengan kata kerja dalam bentuk Perfek, yang menyatakan suatu kegiatan yang sudah selesai. Kemudian, dalam melanjutkan riwayat ini, dipakai kata kerja ( atau sejumlah kata kerja ) dalam bentuk Imperfek Konsekutif. Inilah cara yang paling umum dan
2
merupakan keistimewaan bahasa Ibrani. Sebagai contoh, lihatlah Kejadian 1:3-4
` rAa-yhiy>w: rAa yhiy> ~yhil{a/ rm,aYOw: ~yhil{a/ lDeb.Y:w: bAj-yKi rAah'-ta, ~yhil{a/ ar>Y:w: 4 ` %v,xoh; !ybeW rAah' !yBe Dua Imperfek Konsekutif dalam contoh tersebut di atas, menyatakan pengertian waktu yang sama seperti kata kerja pertama riwayat itu, yakni
( Bara’ )
Sebuah riwayat dapat dilanjutkan dengan sejumlah besar ( dalam Kejadian pasal 1 ada puluhan ) kata kerja yang semuanya dirangkaikan satu dengan yang lain menurut hukum-hukum tersebut.
1.2.2. Menyatakan Pengertian Imperfek Uraian yang dimulai dengan kata kerja berbentuk Imperfek atau Imperatif dapat dilanjutkan dengan kata kerja ( atau sejumlah kata kerja ) dalam bentuk Perfek Konsekutif, yang menyatakan pengertian yang sama seperti Imperfek biasa. Waw Konsekutif pada kata kerja bentuk Perfek memiliki vokalisasi yang sama seperti Awalan Penghubung biasa. Sebagai contoh, lihat 2 Raja-raja 5:11 :
Orang Ibrani senang mengawali suatu riwayat dengan kata kerja
3
( terjadi ).
1.3.1. Uraian yang menyangkut masa lampau sering dimulai dengan bentuk Imperfek
Konsekutif dari yang dipersingkat menjadi ( dan terjadilah ), kemudian disusul dengan beberapa kata kerja dalam bentuk Imperfek Konsekutif pula. Contoh : Kejadian 11:2-3 :
merupakan singkatan dari bentuk Imperfek Lengkap . Bilamana dibubuhi Waw Konsekutif, maka Yod pertama tidak menerima Dagesh Forte. 1.3.2. Uraian yang menyangkut masa depan atau kegiatan yang terus-menerus dapat
dimulai dengan Perfek Konsekutif dari , yakni , kemudian disusul dengan kata-kata kerja yang berbentuk Perfek Konsekutif. Contoh : Kejadian 9:14
TUGAS (1) Analisalah ( parsinglah ) kata kerjanya & terjemahkanlah !
2. IMPERATIF, LARANGAN, KOHORTATIF, & YUSIF Bahasa Ibrani mengenal berbagai cara untuk mengungkapkan perintah, permintaan, atau himbauan. 2.1. IMPERATIF Imperatif dalam bahasa Ibrani hanya muncul untuk bentuk orang kedua saja (Maskulin/Feminin, Tunggal/Jamak ). Imperatif ini dipakai hanya untuk mengekspresikan perintah positif & tidak pernah mengekspresikan sebuah larangan. 2.1.1. Bentuk Biasa Imperatif bentuk biasa sama dengan Imperfek Biasa orang kedua, namun tanpa Awalan Khas Imperfek. Dalam bahasa Ibrani ada empat (4) macam Imperatif, masing-masing sesuai dengan gender ( m/f ) dan jumlah ( t/j ) pihak yang diperintahkan. Perhatikan tabel di bawah ini ! (1)
“Ia telah memelihara, ia telah menjaga” Imperfek 2.M.Tunggal 2.F. Tunggal 2.M. Jamak 2.F. Jamak
Imperatif Orang Kedua Maskulin Tunggal sering ditambah dengan Suffix yang dapat mempertegas perintah ( emphatic imperative ). Misalnya :
,
Peliharalah ! ( jangan dikacaukan dengan orang ketiga Tulislah Feminin tunggal : Dia telah menulis ). Tambahan Suffix pada sebuah Imperatif akan menyebabkan adanya perubahan vokalisasi, sebagaimana diperlihatkan dalam contoh-contoh berikut di bawah ini : 1 2 3
Sebagaimana dalam bahasa Indonesia sebuah perintah dapat diperkuat atau diperhalus ( untuk menghormati orang yang diperintah/diminta ) melalui
penambahan akhiran -lah; demikian pula dalam bahasa Ibrani partikel sering ditambahkan setelah kata perintah & tidak jarang dihubungkan dengannya melalui Garis Maqqef.
6
Hanya konteks yang dapat menentukan terjemahan kata yang tepat, apakah mempertegas atau memperhalus. Berikut di bawah ini diberikan contoh-contoh pemakaian partikel 1 2 3
dengan Imperatif :
kumohon, antara aku dan Hakimilah, antara kebun anggurku ( Yesaya 5:3 ). TUHAN, celikkanlah matanya Oh ( 2 Raja-raja 6:17 ). kini, berbicaralah kepada sang Dan raja ( 2 Samuel 13:13 ).
2.2. LARANGAN Orang Ibrani tidak pernah memakai Imperatif untuk larangan / negative commands. Untuk mengekspresikan larangan selalu dipakai Imperfek Biasa terutama orang kedua dengan kata ingkar
atau .
Ada dua macam bentuk larangan yang dibedakan : 2.2.1. Larangan Sementara ( Immediate Prohibition )
Imperfek Orang Kedua didahului Kata Ingkar menyatakan Larangan Sementara yang berlaku pada waktu & tempat tertentu saja. Misalnya : 1 2 3
Tatkala Kata Ingkar dipakai dengan Imperfek Orang Kedua dalam kalimat langsung (direct speech) atau dalam konteks hukum/ketetapan,
kata ingkar mengekpresikan sebuah Larangan Tetap (Permanent Prohibition/Absolut Prohibition). Larangan Tetap ini biasanya ditetapkan oleh Allah atau raja. Larangan ini mutlak dan tidak memiliki unsur permintaan yang masih tampak dalam
pemakaian kata ingkar , sehingga lebih tepat diterjemahkan “tidak boleh” daripada “jangan”. Misalnya pada Larangan 10 Hukum Allah ( Dasa Titah ). Contoh : 1 2 3
boleh ada bagimu allah Tidak allah lain ... ( Keluaran 20:3 ). tidak boleh memanggil Engkau namanya Sarai (Kejadian 17:15) tidak boleh bernubuat Engkau melawan Israel ( Amos 7:16 ).
2.3. KOHORTATIF Kohortatif adalah bentuk khusus dari Imperfek Orang Pertama, untuk mengekspresikan hasrat, perhatian, dorongan pribadi, atau penetapan diri untuk memperlihatkan suatu aksi dari si pembicara.
Bentuk Kohortatif dihasilkan melalui penambahan Suffix pada Imperfek Orang Pertama, dan vokal sebelum Suffix Kohortatif selalu Shewa Bersuara. Contoh-contoh pemakaian Kohortatif : 1
kita membuat Marilah perjanjian, aku dan engkau
2
3
4
8
satu
( Keluaran 31:44 ). Dan aku akan memelihara hukummu terus-menerus ( Mazmur 119:44 ). Dan aku akan membuat bagi kalian satu perjanjian kekal ( Yesaya 55:3 ). Dan kini, marilah kita membuat satu perjanjian dengan Allah kita ( Ezra 10:3 ).
2.4. YUSIF Dalam kalimat langsung ( direct speech ) tidak jarang Imperfek Orang Ketiga dipakai dalam arti perintah tidak langsung/permintaan, yang disebut Yusif. Misalnya : 1 2
akan menghakimi. TUHAN Atau, Kiranya TUHAN menghakimi. akan menulis. Anakku Atau, Biarlah anakku menulis.
Konteks menentukan, di mana Imperfek Orang Ketiga harus diartikan sebagai Yusif atau diterjemahkan sebagai Imperfek biasa saja. Yusif dipakai untuk mengekspresikan hasrat pembicara, keinginan atau perintah di mana orang ketiga adalah subyek dari aksi itu. Yusif ini diwakili dalam terjemahan oleh kata “kiranya”, “hendaklah”, “biarlah”.
Partikel sering ditambahkan setelah Yusif, untuk menegaskan; more emphatic. Dalam hal ini partikel tersebut diklarifikasi sebagai particle of entreaty, diterjemahkan “kumohon”. Berikut di bawah ini diberikan contoh-contoh pemakaian Yusif : 1
2 3
kiranya sang raja Mohon mengingat TUHAN Allahmu ( 2 Samuel 14:11 ) mereka jangan Hendaklah memimpin atasku ( Mazmur 19:14 ). TUHAN menghakimi Kiranya antara aku dan antara engkau ( Kejadian 16:5 ).
(A) Utuslah aku ! (B) Carilah aku ! (C) Hakimilah aku ! (D) Biarlah aku mendengar ! (E) Ajarlah aku ! (F) Ingatlah aku ! (G) Tulislah mereka ! (H) Ajarlah dia (f) ! (I) Tolonglah aku ! (J) Pujilah dia ! (K) Layanilah dia ! (L) Sembuhkanlah aku !
B. Terjemahkanlah ke dalam bahasa Indonesia !
1 2 3 3. PARTISIP ( PARTICIPLE ) Yang dimaksudkan dengan Partisip dalam bahasa Ibrani adalah sebuah bentuk kata kerja yang dipakai sebagai Kata Sifat atau Kata Benda. Atau, sebuah kata sifat yang berasal dari kata kerja, dan oleh karena itu ia dipakai untuk melukiskan partisipasi dalam aksi atau suatu keadaan dari kata kerja itu. Adapun ciri-ciri Partisip Ibrani adalah sebagai berikut : a> Tidak mempunyai “waktu” ( tense ). b> Hanya melukiskan keadaan. c> Dibentuk dari kata dasar dengan perubahan vokal, tanpa ditambahkan Awalan atau Akhiran Pelaku.
10
Sebagaimana dalam bahasa Inggris, begitu pula dalam bahasa Ibrani, Partisip dapat berada dalam bentuk Aktif dan Pasif ( misalnya : writing - written, sending - sent, redeeming - redeemed, making - made, seeking - sought ). 3.1. Partisip Aktif Bahasa Ibrani mempunyai bentuk khusus dari kata kerja untuk melukiskan suatu kegiatan yang sedang atau terus-menerus berlangsung, yaitu Partisip Aktif. Partisip ini terdiri atas tiga konsonan dasar kata kerja & memiliki urutan vokal yang khas dalam bentuk Maskulin Tunggal, yakni : “ō ..... ē”. Misalnya :
sedang/biasa mengadili ( judging ). sedang/biasa bekerja ( working ). sedang/biasa memberi ( giving ). sedang/biasa tinggal ( living ). Sama seperti kata sifat, demikian pula Partisip Aktif memiliki beberapa bentuk yang berbeda sesuai dengan gender & jumlah subyek/pelakunya.