BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Soft
tissue
atau
jaringan
lunak
merupakan semua jaringan nonepitel selain tulang, tulang rawan, otak dan selaputnya, sistem saraf pusat, sel hematopoietik, dan jaringan limfoid. Tumor
jaringan
diklasifikasikan
lunak
umumnya
berdasarkan
jenis
jaringan yang membentuknya, termasuk lemak, jaringan
jaringan
fibrosa,
neurovaskular.
otot
dan
Namun,
sebagian tumor jaringan lunak tidak diketahui asalnya.2 Tumor (berasal dari tumere bahasa Latin, yang berarti "bengkak"), merupakan salah satu dari lima karakteristik inflamasi. Namun, istilah ini sekarang digunakan untuk menggambarkan pertumbuhan jaringan biologis
yang
Pertumbuhannya
tidak dapat
normal. digolongkan
sebagai ganas (malignant) atau jinak (benign). Tumor jaringan lunak atau Soft Tissue Tumor (STT) adalah suatu benjolan atau pembengkakan abnormal
yang
disebabkan
pertumbuhan
sel
baru.4
B. Anatomi dan Histologi
Menurut jaringan embrional manusia terdapat 3 lapisan, yaitu : 1.
Ektoderm :
menjadi
epitel
berkembangbiak kulit
dengan
adneksanya, neuroektoderm, yaitu sel otak dan saraf. 2.
Endoderm :
menjadi
epitel
berkembang mukosa,
parenchim organ visceral.
kelenjar,
3.
Mesoderm :
menjadi
berkembang
jaringan
ikat,
jaringan
lemak, tulang rawan, tulang, otot polos, otot serat lintang, jaringan hematopoietik (sum-sum tulang dan jaringan limfoid), pembuluh darah, dan pembuluh limfe.2
a.
Jaringan lemak
Jaringan
lemak
adalah
jenis
jaringan ikat khusus yang terutama
terdiri atas sel lemak (Adiposit). Pada pria dewasa normal, jaringan lemak merupakan 15-20% dari berat badan, pada wanita normal 20-25% dari berat badan.5
b.
Jaringan fibrosa
Jaringan ikat Fibrosa (Fibrosa) tersusun
dari
matriks
yang
mengandung serabut fleksibel berupa kolagen dan bersifat tidak elastis. Fibrosa ditemukan pada tendon otot,
ligamen, Fungsinya penyokong
dan
simfisis
antara dan
lain
pubis. sebagai
pelindung,
penghubung antara otot dan tulang serta penghubung antara tulang dan tulang.6
c.
Otot
Otot adalah sebuah jaringan dalam tubuh dengan kontraksi sebagai tugas utama. Otot diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu otot lurik, otot polos dan otot jantung. Otot menyebabkan
pergerakan suatu organisme maupun pergerakan
dari
organisme tersebut.
organ
dalam
7
- Otot lurik Otot lurik bekerja di bawah kehendak disebut otot
(otot
sadar)
sehingga volunteer.
Pergerakannya diatur sinyal dari sel saraf motorik. Otot ini menempel pada kerangka dan digunakan untuk pergerakan. - Otot polos
Otot
yang
intestinum bekerja
dan
dengan
ditemukan
dalam
pembuluh pengaturan
darah dari
sistem saraf tak sadar, yaitu saraf otonom.
- Otot jantung Kontraksi otot jantung bersifat involunter, kuat dan berirama. 5
d.
Pembuluh darah
Terdapat 3 jenis pembuluh darah, yaitu:
a. Arteri Suatu rangkaian pembuluh eferen yang
setelah
bercabang
akan
mengecil dengan fungsi mengangkut darah bersama nutrient dan oksigen ke jaringan. b. Kapiler Jalinan difus saluran-saluran halus yang beranastomosis secara luas dan melalui dinding pembuluh inilah terjadi jaringan. c. Vena
pertukaran
darah
dan
Bagian konvergensi dari kapiler ke
dalam
system
pembuluh-
pembuluh yang lebih besar yang menghantar
produk
metabolism
(CO2 dan lain-lain) kea rah jantung. 5
e.
Saraf perifer
Komponen utama dari susunan saraf
tepi
adalah
serabut
saraf,
ganglia, dan ujung saraf. Serabut saraf adalah kumpulan serat saraf yang dikelilingi selubung jaringan ikat. Tumor
pada
serabut
saraf
neurofibroma. Pada serat saraf tepi, sel penyelubung yaitu sel schwann. Tumor pada penyeluubung sel saraf tepi yaitu schwannoma.5
C. Patofisiologi Soft Tisssue Tumor
Pada jaringan
umumnya lunak
Tumors (STT)
tumor-tumor
atau Soft adalah
Tissue
proliferasi
jaringan mesenkimal yang terjadi di jaringan
nonepitelial
ekstraskeletal
tubuh. Dapat timbul di tempat di mana saja, meskipun kira-kira 40% terjadi di
ekstermitas bawah, terutama daerah paha, 20% di ekstermitas atas, 10% di kepala dan leher, dan 30% di badan. Tumor
jaringan
tumbuh centripetally,
lunak meskipun
beberapa tumor jinak, seperti serabut luka. Setelah tumor mencapai batas anatomis dari tempatnya, maka tumor membesar melewati batas sampai ke struktur neurovascular. Tumor jaringan lunak timbul di lokasi seperti lekukanlekukan tubuh.
Proses alami dari kebanyakan tumor ganas dapat dibagi atas 4 fase yaitu : 1. Perubahan ganas pada sel-sel target, disebut sebagai transformasi. 2.
Pertumbuhan
dari
transformasi. 3. Invasi lokal. 4. Metastasis jauh.8
D. Klasifikasi Soft Tissue Tumor
Tabel Klasifikasi soft tissue tumor berdasarkan j enis jaringan 2
sel-sel
No.
Soft tissue tumor Lipoma
1.
Tumor Jaringan Lemak Liposarkoma Fasilitis Nodularis Fibromatosis
2.
Tumor dan Lesi Mirip-Tumor pada Jaringan Fibrosa
Fibromatosis Superfisialis Fibromatosis Profunda Fibrosarkoma Histiositoma Fibrosa
3.
Tumor Fibriohistiositik
Dermatofibrosarkoma Protuberans Histiositoma Fibrosa Maligna Rabdomioma
4.
Tumor Otot Rangka Rabdomiosarkoma Leiomioma Leiomiosarkoma
5.
Tumor Otot Polos
Tumor otot polos dengan potensi keganasan tidak jelas Hemangioma Limfangioma
6.
Tumor Vaskular
Hemangioendotelioma Hemangioperisitoma Angiosarkoma Neurofibroma
7.
Tumor Saraf Perifer
Schwannoma Tumor ganas selubung
saraf perifer Tumor Sel Granular Sarkoma Sinovium 8.
Tumor yang Histogenesisnya Tidak Jelas
Sarkoma bagian lunak alveolus Sarkoma Epitelioid
Tabel Klasisikasi Tumor Jaringan Lunak Berdasarkan Pertumbuhan Jinak dan Ganas 9 CLASSIFICATION: HISTOGENIC CLASSIFICATION SCHEME FOR BENIGN AND MALIGNANT SOFT TISSUE TUMORS Tissue formed
Benign soft tissue tumor
Malignant soft tissue tumor (histogenesis)
Fat
Lipoma
Liposarkoma
Fibrous tissue
Fibroma
Fibrosarkoma
Skeletal muscle
Rabdomioma
Rabdomiosarkoma
Smooth muscle
Leiomioma
Leiomyosarkoma
Synovium
Synovioma
Sarkoma sinovial
Blood vessel
Hemangioma hemangiopericytoma
Angiosarkoma; malignant
Lymphatics
Lymphangioma
Lymphangiosarkoma
Nerve
Neurofibroma
Neurofibrosarkoma
Mesothelium
Benign mesothelioma
Malignant mesothelioma
Tissue histiocyte
Benign histiocytoma
Pluripotent
None recognized
Uncertain
None recognized sarkoma; Ewing's sarkoma; epithelioid sarkoma alveolar soft parts
fibrous Malignant histiocytoma
fibrous
Malignant mesenchymoma