BAB I Pendahuluan Latar Belakang
Kabupaten Cilacap termasuk wilayah yang memiliki banyak potens potensii wisata wisata.. Sepanj Sepanjang ang pantai pantai selata selatan n terdap terdapat at sejuml sejumlah ah loka lokasi si wisat isata a panta antaii samp ampai per erb bata atasan san deng dengan an wilay ilayah ah Kabupaten Kebumen (Gua (Gua Jati Jatija jaja jarr dan dan Pant Pantai ai Ayah Ayah,, Pant Pantai ai Loge Logend ndin ing) g).. Dian Dianta tara rany nya a adal adalah ah Pantai Teluk Penyu, Widara Widarapay payung ung,, Jetis, Jetis, Bunton Bunton,, Selok, Selok, dan Karang Karangkan kandar darii yang yang suda sudah h disu disula lap p menj menjad adii temp tempat at berd berdir irin inya ya Pemb Pemban angk gkit it List Listri rik k Tenaga Tenaga Uap (PLTU). Di sejumlah titik sepanjang pantai tersebut jug juga a berd berdir irii ko koko koh h bebe bebera rapa pa Te Temp mpat at Pele Pelela lang ngan an Ikan Ikan hasi hasill tangkapan nelayan. Salah satu yang terbesar adalah Pelabuhan Perikanan Nasional Cilacap. Di sepa sepanj njan ang g pesi pesisi sirr sela selata tan n Nusakambangan terdapat eksotisme pantai pasir putih, permisan dan cagar alam Karang Bandung. Keangkeran Nusakambangan juga menyimpan sejuta peso pesona na dan dan ek ekso soti tism sme e alam alam yang yang mena menari rik. k. Di pulau pulau penj penjar ara a tersebut, masih banyak gua yang penuh dengan stalaknit dan stalaktit. Seperti Seperti di Gua Putri, Gua Ratu, Gua Masigit Masigit Sela, Gua Penimbang, Gua Sikempis, Gua Lawa, dan masih banyak lainnya. Pesisir menjadi wilayah yang sangat berarti bagi kehidupan manusi manusia a di bumi. bumi. Edgree Edgreen n pada pada tahun tahun 1993 1993 memper memperkir kiraka akan n bahw ahwa seki sekita tarr 50-7 50-70% 0% dar dari 5,3 5,3 mily milyar ar pen pendud duduk di bumi umi sekarang ini tinggal di kawasan pesisir (Kay R, 1999). Sebagai wila wilaya yah h pera perali liha han n dara daratt dan dan laut laut yang yang memi memili liki ki ke keun unik ikan an ekos ek osis iste tem, m, duni dunia a memi memili liki ki ke kepe pedu duli lian an terh terhad adap ap wilay wilayah ah ini ini khususnya khususnya di bidang bidang lingkungan lingkungan dalam konteks konteks pembangun pembangunan an berkelanju berkelanjutan tan (sustainab ) . Sala Salah h satu satu agen agenda da sustainable le developm development ent ). dalam Pertemuan Johannesburg tahun 2002 yang diselenggarakan oleh Badan Dunia, menyebutkan bahwa wilayah pesisir merupakan sumberdaya alam yang perlu dilindungi dan dikelola berlandaskan pada pembangunan ekonomi dan sosial. Nusa Nusa Kamban Kambangan gan adalah adalah nama nama sebuah sebuah pulau di Jawa Tengah yang lebih dikenal sebagai tempat terletaknya beberapa Lembaga Pemasyarakatan (LP) berkeamanan tinggi di Indonesia. Indonesia. Pulau ini masuk dalam wilayah administratif Kabupaten Cilacap dan dan terc tercat atat at dala dalam m daft daftar ar pula pulau u terl terlua uarr Indo Indone nesi sia a. Untu ntuk mencapai pulau ini orang harus menyeberang dengan kapal feri 1
dari pelabuhan khu khusus sus yang ang di ke kelo lola la oleh leh Dep Depar arttemen emen Kehaki Kehakiman man R.I. R.I. yaitu yaitu dari dari Pelabuhan Pelabuhan Sodong Sodong menyebrang menyebrang ke Cila Cilaca cap, p, Jawa Jawa Te Teng ngah ah sela selama ma kura kurang ng-l -leb ebih ih lima lima meni menitt dan dan ber ers sand andar di Pela Pelabu buh han fer feri Wi Wijjayap ayapur ura a di Cila Cilac cap. ap. Fer erii penyeb penyebran rangan gan khusus khusus ini juga juga di nakhod nakhodai ai dan di awaki awaki oleh oleh Petugas Pemasyarakatan (pegawai LP), bukan dari Departemen Per erh hubungan, khusus untuk kepentingan transportasi pemi emindahan narapi apidana dan juga melayani kebutuhan tranportasi pegawai LP itu sendiri beserta keluarganya. Secara Secara tradis tradision ional, al, peneru penerus s dinast dinastii Kesultana Kesultanan n Mataram Mataram sering melakukan ritual di pulau ini dan menjadikannya sebagai "hutan ritual". Di bagian barat pulau, di sebuah gua yang terletak di areal hutan bakau, ada semacam prasasti peninggalan zaman VOC. Di ujung timur, di atas bukit karang, berdiri mercu suar Cimi Cimiri ring ng dan dan benteng kecil kecil pening peninggal galan an Portugis. Portugis. Berb Berbag agai ai macam tumbuhan khas ritual budaya Jawa ditanam di sini. Nusa Kambangan tercatat sebagai pertahanan terakhir dari tumbuhan wijayakusuma yang sejati. Dari sinilah nama pulau ini berasal: Nusa Kembangan, yang berarti "pulau bunga-bungaan". Pula Pulau u Ka Kamb mban anga gan, n, yang yang bers bersta tatu tus s seba sebaga gaii caga cagarr alam alam,, selain sering digunakan untuk latihan militer, juga merupakan habita habitatt bagi bagi pohonpohon-po pohon hon langka langka,, namun namun banyak banyak yang yang telah telah ditebang secara liar. Saat ini yang tersisa kebanyakan adalah tumbuhan perdu, perdu, nipah, nipah, dan belukar. Kayu Plahlar (Dipterocarpus Dipterocarpus litoralis litoralis)yang hanya dapat ditemukan di pulau ini banyak dicuri karena setelah dikeringkan, mempunyai kualitas yang setara dengan kayu dari Kalimantan. Kalimantan. Selain itu, laguna yang pada 1960 hingga 1970-an, masih dikel dikelil ilin ingi gi huta hutan n baka bakau u yang yang hija hijau, u, kini kini suda sudah h jauh jauh beru beruba bah. h. Bahkan, sudah berada di ambang ke punahan. Perubahan laguna Segara Segara Anakan Anakan,, Cilaca Cilacap, p, Jawa Jawa Tengah Tengah,, utaman utamanya ya diseba disebabka bkan n sedimentasi yang dibawa sungai-sungai yang bermuara di kawasan itu. Tiap tahunnya, tidak kurang dari 760 ribu meter kubik endapan lumpur lumpur dari dari sejuml sejumlah ah sungai sungai,, teruta terutama ma Sungai Sungai Citand Citanduy uy dan Cimeneng. Akib Akibat at sedi sedime ment ntas asii yang yang berl berlan angs gsun ung g bert bertah ahun un-t -tah ahun un,, membuat berjuta-juta endapan lumpur semakin menyempitkan luas laguna. Data yang ada di Badan Pengelola Kawasan Segara Anakan (BPKSA) Cilacap, menyebutkan laguna di area itu sudah menyusut sampai 90%. Sebab, 1900 silam, luas laguna mencapai
2
6.460 hektare (ha), pada 2000 hanya tinggal 1.200 ha, dan kini tersisa 600 ha. Sedimentasi di Segara Anakan tidak hanya membuat laguna sem semak akin in meny enyempi empitt, tet tetapi api jug juga pela pelan n-pel -pelan an men menguba gubah h ekosistem di area tersebut. Lumpur-lumpur yang menjadi tanah timbul menjadi kematian bagi flora pada hutan mangrove. Sebab, Sebab, dengan dengan muncul munculnya nya tanah tanah timbul timbul terseb tersebut ut akan akan mengakibatkan perubahan lingkungan yang tidak cocok dengan tanaman tanaman mangrove. mangrove. Jika pada 1970 silam, silam, luas hutan mangrove mangrove mencapai 15 ribu ha, kini hanya tinggal tersisa sekitar 8.000 ha saja.
1.2. Perumusan Masalah
Wilaya Wilayah h pesisi pesisirr memili memiliki ki keunik keunikan an ekosis ekosistem tem.. Wilaya Wilayah h ini sangat rentan terhadap perubahan, baik karena diakibatkan oleh aktifi aktifitas tas daerah daerah hulu hulu maupun maupun kar karena ena aktifi aktifitas tas yang yang terjad terjadii di wilayah pesisir itu sendiri. Dari perumusan masalah diatas, maka muncul pertanyaan penelitian penelitian bagaimana bagaimana karakter karakteristik istik ekosis ekosistem tem pesisir pesisir wilayah wilayah kabupaten Cilacap?
1.3. Tujuan dan Sasaran 1.4. Ruang Lingkup
Secar ara a administrati atif dalam hirarki pemerintahan kabupa kabupaten ten,, terdap terdapat at satuan satuan wilaya wilayah h admini administr strasi asi yang yang lebih lebih rendah yaitu wilayah kecamatan pesisir dan wilayah desa pesisir. Kriteria kecamatan pesisir adalah kecamatan yang wilayahnya memili memiliki ki ekosis ekosistem tem pesisi pesisirr atau atau berbat berbatasa asan n langsu langsung ng dengan dengan perair perairan an laut, laut, sedang sedang kri kriter teria ia untuk untuk desa desa pesis pesisir ir adalah adalah desa desa yang memiliki garis pantai atau desa yang memiliki ekosistem pesisir. Berdas Berdasark arkan an kri kriter teria ia wilaya wilayah h kecama kecamatan tan yang yang memili memiliki ki ekosis ekosistem tem pesisi pesisirr atau atau berbat berbatasa asan n langs langsung ung dengan dengan perair perairan an laut, maka di Kabupaten Cilacap terdapat 10 Kecamatan pesisir yaitu : Cilacap Selatan, Cilacap Utara, Cilacap Tengah, Adipala,
3
kawungant kawunganten, en, Nusawungu Nusawungu,, Binangun, Binangun, Patimuan, Patimuan, Jeruklegi, Jeruklegi, dan Kesugihan. Dari 10 Kecamatan pesisir yang ada, tiga kecamatan yaitu Kecamatan Cilacap Selatan, Cilacap Tengah dan Cilacap Utara meml memlik ikii dera deraja jad d ke kepe pesi sisi sira ran n bern bernil ilai ai 100% 100% ka kare rena na selu seluru ruh h Kelurahan didalam kecamatan tersebut masuk sebagai kelurahan pesis esisir ir.. Kecam ecamat atan an Adip Adipal ala, a, Nus Nusawu awungu ngu, Binan inang gun dan Kawu Ka wung ngan ante ten n memi memili liki ki nila nilaii dera deraja jad d ke kepe pesi sisi sira ran n 30 – 55%, 55%, sehingga dapat dikategorikan sebagai wilayah kecamatan pesisir sedang, sedang Kecamatan Patimuan, Kesugihan dan Jeruklegi dikategorikan sebagai wilayah kecamatan pesisir rendah karena nilai derajad kepesisiran berkisar 15 – 25%. Meskipun demikian tida tidak k menu menutu tup p ke kemu mung ngki kina nan n desa desa-d -des esa a yang yang tida tidak k masu masuk k sebaga sebagaii desa desa pesisi pesisirr di masing masing-ma -masin sing g memili memiliki ki kontri kontribus busii di dalam mempengaruhi dan menjaga kelesatarian wilayah pesisir Kabupaten Cilacap. Desa / Kelurahan di Kabupaten Cilacap yang dikategorikan sebagai desa pesisir berjumlah 43 desa/kelurahan yang tersebar di 10 Kecamatan. Desa pesisir ini dicirikan dengan terdapatnya ekosistem pesisir dan atau memiliki garis pantai. Desa/Kelurahan Pesisir di kabupaten Cilacap yang memiliki wilayah paling luas adal adalah ah Ke Kelu lura raha han n Tamb Tambak akre reja ja Ke Keca cama mata tan n Cila Cilaca cap p Sela Selata tan n dengan luas 11.636.6 ha. Luas Kelurahan Tambakreja mencakup Pulau Nusakambangan yang peng engelolaannya di bawah Depa Depart rtem emen en Ke Keha haki kima man n dan dan HAM. HAM. Seda Sedang ng Desa Desa/K /Kel elur urah ahan an pesi pesisi sirr yang yang memi memili liki ki juml jumlah ah pend pendud uduk uk pali paling ng besa besarr adal adalah ah Kelu Ke lura raha han n Sida Sidane nega garra Ke Keca cama mata tan n Cila Cilaca cap p Te Teng ngah ah deng dengan an penduduk sebanyak 30.329 jiwa. 1.5. Tinjauan Pustaka 1.5.1. Batasan Pengertian Wilayah Pesisir
Definisi wilayah pesisir masih menjadi perdebatan banyak piha pihak k meng mengin inga gatt suli sulitn tnya ya memb membua uatt bata batasa san n zona zonasi si wila wilaya yah h pesisir yang dapat dipakai untuk berbagai tujuan kepentingan. Robert Robert Kay, 1999 mengelompo mengelompokkan kkan pengertian pengertian wilayah pesisir pesisir dari dua sudut pandang yaitu dari sudut akademik keilmuan dan dari sudut kebijakan pengelolaan. Dari sisi keilmuan Ketchum, 1972 1972 dalam dalam Kay 1999 1999 mendef mendefini inisik sikan an wilaya wilayah h pesisi pesisirr sebaga sebagaii sabuk daratan yang berbatasan dengan lautan dimana proses dan penggu penggunaa naan n lahan lahan di darat darat secara secara langsu langsung ng dipeng dipengaru aruhi hi oleh proses lautan dan sebaliknya. Definisi wilayah pesisir dari sudut pandang kebijakan pengelolaan meliputi jarak tertentu dari
4
garis pantai ke arah daratan dan jarak tertentu ke arah lautan. Defi Defini nisi si ini ini terg tergan antu tung ng dari dari issu issue e yang yang dian diangk gkat at dan dan fakt faktor or geografis yang relevan dengan karakteristik bentang alam pantai (Hildebran (Hildebrand d and Norrena, Norrena, 1992 dalam Kay,1999). Kay,1999). Pengelolaan Pengelolaan wilaya wilayah h pesisi pesisirr menyan menyangku gkutt pengel pengelola olaan an yang yang terus terus meneru menerus s menge engen nai peng penggu guna naan an wilay ilayah ah pesisi sisirr dan sumbe umberrdaya daya didalamnya dari area yang telah ditentukan, dimana batas-batas secara secara politi politik k biasan biasanya ya dihasi dihasilka lkan n melalu melaluii keputu keputusan san legisl legislati atif f atau eksekutif (Jones and Westmacott, 1993 dalam Kay 1999). 1.5.2. Lingkungan Ekosistem Pesisir
Tip Tipol olog ogii ek ekos osis iste tem m pesi pesisi sirr berd berdas asar arka kan n sifa sifatn tnya ya dapa dapatt dikelo dikelompo mpokkan kkan dalam dalam ekosis ekosistem tem alami alami dan ekosis ekosistem tem buata buatan n (Dahuri, R, 2001). Ekosistem pesisir di Indonesia sebagai daerah tropis adalah sebagai berikut ; Hutan Hutan mangrove mangrove meru merupa paka kan n tipe tipe huta hutan n khas khas trop tropik ika a yang tumbuh di sepanjang pantai atau muara sungai. Kehidupan tumb tumbuh uhan an ini ini sang sangat at dipe dipeng ngar aruh uhii oleh oleh supl suplai ai air air tawa tawarr dan dan sali salini nita tas, s, paso pasoka kan n nutr nutrie ien n dan dan stab stabil ilit itas as subs substr trat at.. Huta Hutan n mangrove banyak dijumpai di pantai yang landai dengan muara sungai yang berlumpur dengan kondisi perairan yang tenang dan terl terlin indu dung ng dari dari omba ombak. k. Arti Arti pent pentin ing g huta hutan n mang mangro rove ve adal adalah ah sebagai sebagai sumber makanan bagi berbagai macam hewan laut. Sistem perakaran yang kokoh akan melindungi pantai dari eros erosi, i, gelo gelomb mban ang g angi angin, n, dan dan omba ombak. k. Huta Hutan n mang mangro rove ve juga juga meru merupa paka kan n daer daerah ah asuh asuhan an (nursery dan pemi pemija jaha han n nursery ground ground ) dan (spawning ground ) bagi udang, ikan dan kerang-kerangan. Pada Padang ng lamu lamun n mer merupa upaka kan n tumb tumbu uhan han yang ang hid hidup terb terben enam am di pera perair iran an dang dangka kall yang yang agak agak berp berpas asir ir.. Seca Secara ra ekologis padang lamun memiliki beberapa fungsi penting bagi daer daerah ah pesi pesisi sirr yait yaitu u ; sumb sumber er utam utama a prod produk ukti tivi vita tas s prim primer er,, sumb sumber er maka makana nan n pent pentin ing g bagi bagi orga organi nism sme, e, deng dengan an sist sistem em perakaran yang rapat menstabilkan dasar perairan yang lunak, tempa empatt ber berlind lindun ung g organ ganisme isme,, temp tempat at pemb pembe esar saran bag bagi beberapa spesies, sebagai peredam arus gelombang dan sebagai tudung tudung pelind pelindung ung panas panas mataha matahari. ri. Kehidu Kehidupan pan padang padang lamun lamun sangat dipengaruhi oleh kondisi kecerahan air laut, temperatur air laut, salinitas, substrat dan kecepatan arus. Terumbu karang (coral reef ) merupakan ekosistem khas di daer daerah ah trop tropis is.. Te Teru rumb mbu u ka kara rang ng terb terben entu tuk k dari dari enda endapa pannendapan massif terutama kalsium karbonat yang dihasilkan oleh orga organi nism sme e ka kara rang ng,, alga alga berk berkap apur ur dan dan orga organi nism sme e lain lain yang yang
5
mengeluarkan kalsium karbonat (Nybakken, dalam Dahuri 2001). Ekosistem terumbu karang memiliki produktivitas organik yang tinggi tinggi dan kaya akan keragaman keragaman spesies spesies penghuniny penghuninya a seperti seperti ikan karang. Terumbu karang merupakan ekosistem pesisir yang memiliki nilai estetika alam yang sangat tinggi. Terumbu karang juga berfungsi sebagai pelindung ekosistem pesisir dan laut dari teka tekana nan n gelo gelomb mban ang. g. Ke Kebe bera rada daan an teru terumb mbu u ka kara rang ng sang sangat at dite ditent ntuk ukan an oleh oleh ko kond ndis isii ke kece cera raha han n pera perair iran an,, temp temper erat atur ur,, salinitas, kecepatan arus air, sirkulasi dan sedimentasi. Estuaria adalah teluk di pesisir yang sebagian tertutup, tempat air tawar dan air laut bercampur. Kebanyakan estuaria didomi didominas nasii oleh oleh substr substrat at berlum berlumpur pur yang yang kaya kaya bahan bahan organ organik ik dan menjadi cadangan makanan utama bagi organisme estuaria. Karena merupakan kawasan pertemuan antara air laut dan air tawa tawar, r, maka maka orga organi nism sme e dan dan tumb tumbuh uhan an yang yang berk berkem emba bang ng di Pantai pasir terdir estuaria estuaria relatif relatif sedikit. sedikit. Pantai terdirii dari dari kwars kwarsa a dan feldspar, yang merupakan sisa-sisa pelapukan batuan di gunung yang dibawa oleh aliran sungai. Pantai pasir lainnya terbentuk oleh rombakan pecahan terumbu karang yang diendapkan oleh ombak. Partikel yang kasar menyebabkan hanya sebagian kecil bahan organik yang terserap sehingga organisme yang hidup di pantai berpasir relatif sedikit. Meskipun demikian pantai berpasir sering dijadikan beberapa biota (seperti penyu) untuk bertelur. Parame Parameter ter utama utama dari dari pantai pantai berpas berpasir ir adalah adalah pola pola arus arus yang yang mengan mengangku gkutt pasir, pasir, gelomb gelombang ang yang yang melepa melepas s energ energiny inya a dan angin yang mengangkut pasir ke arah darat. Pant antai Berba erbatu tu ( Ro Rock cky y Beac Beach h) merupa merupakan kan pantai pantai deng dengan an batu batu-b -bat atu u mema memanj njan ang g ke laut laut dan dan terb terben enam am di air. air. Batu Batuan an yang yang terb terben enam am ini ini menc mencip ipta taka kan n zona zonasi si ke kehi hidu dupa pan n organ organism isme e yang yang menemp menempel el di batu batu kar karena ena pengar pengaruh uh pasang pasang.. Parame Parameter ter utama utama yang yang mempen mempengar garuhi uhi pantai pantai berbat berbatu u adalah adalah pasang laut dan gelombang laut yang mengenainya. Pulau-pulau Kecil (Small (Small Island ) merupakan pulau yang beruku berukuran ran kecil kecil yang yang secara secara ekolog ekologis is terpis terpisah ah dengan dengan pulau pulau induknya. Pulau kecil ini akan memiliki karakteristik ekologi yang bersifat insular karena terisolasi dengan pulau induknya. Permasalahan Wilayah Pesisir
Potens Potensii dan permas permasala alahan han wilaya wilayah h pesisi pesisirr telah telah banyak banyak dikemukakan oleh para pakar kelautan dan pesisir. Issue – issue perm permas asala alah h wila wilaya yah h pesi pesisi sirr seca secara ra glob global al berd berdas asar arka kan n hasi hasill kajian kajian di berbag berbagai ai wilaya wilayah h pesisi pesisirr di dunia dunia dikemu dikemukak kakan an oleh oleh
6
Robert Robert Kay (1999) (1999).. Pokok Pokok permas permasala alahan han dalam dalam pengel pengelola olaan an wilayah pesisir menurutnya adalah sebagai berikut : pert pertum umbu buha han n pend pendud uduk uk khus khusus usny nya a di nega negara ra misk miskin in dan berkembang, pema pemanf nfaa aata tan n wila wilaya yah h pesi pesisi sir, r, damp dampak ak ling lingku kung ngan an dari dari kegiat kegiatan an manusi manusia a dan dan kelema kelemahan han admini administr strati atif. f. Permas Permasala alah h wilaya wilayah h pesisi pesisirr yang yang dikemu dikemukak kakan an oleh oleh Rohmin Rohmin Dahuri Dahuri (2001) (2001) meru merupa paka kan n perm permas asala alah h umum umum wila wilaya yah h pesi pesisi sirr yang yang bany banyak ak dijumpai di Indonesia. Dikemukakan bahwa permasalah wilayah pesi pesisi sirr meli melipu puti ti : penc pencem emar aran an,, ke keru rusa saka kan n habi habita tatt panta antai, i, pema pemanf nfaa aata tan n sumb sumber erda daya ya yang yang berl berleb ebih ihan an,, abra abrasi si pant pantai ai,, konv ko nver ersi si ka kawa wasa san n lind lindun ung g dan dan benc bencan ana a alam alam.. Perm Permas asal alah ah-permasalahn tersebut sebagian besar diakibatkan oleh aktifitas kegiat kegiatan an manusi manusia a baik baik yang yang tingga tinggall dalam dalam kawasa kawasan n maupun maupun yang berada di luar kawasan. 1.5.3. Obyek Hak Wilayah Pesisir, Laut dan Pulau Kecil (P3K)
Di dalam berbagai publikasi ilmiah maupun populer, seringkali disebu disebutka tkan n bahwa bahwa Indone Indonesia sia adalah adalah negar negara a yang yang sangat sangat luas, luas, dan dua pertiga dari luas keseluruhan adalah perairan. Dengan berbekal berbagai potensi yang disebutkan, strategi pengelolaan sumberdaya di Indonesia hampir tidak memperhatikan kendala yang yang ditimb ditimbulk ulkan an oleh oleh kebera keberadaa daan n perair perairan an dan pulaupulau-pul pulau au kecil di seluruh wilayahnya. Tentu saja bukan kendala mahalnya investasi investasi infrastru infrastruktur ktur maupun maupun sistem sistem transpor transportasi tasi yang harus harus disedi disediaka akan n pemeri pemerinta ntah, h, tapi tapi juga juga kendal kendala a dalam dalam menera menerapka pkan n pengaturan penguasaan sumberdaya yang ada di dalam wilayah tersebut. Jika sebelumnya telah disebutkan bahwa pemahaman akan akan fungsi fungsi dan keters ketersedi ediaan aan sumber sumberday daya a komuna komunall dan para para pemanfaatnya di wilayah P3K, maka bagian ini akan mencoba mend mendes eskr krip ipsi sikan kan ko komp mpon onen en-k -kom ompo pone nen n dari dari sumb sumber erda daya ya di wilayah P3K yang dapat menjadi obyek hak. Seca Secara ra logi logika ka,, wila wilaya yah h P3K P3K terd terdir irii dari dari 2 ko komp mpon onen en,, yait yaitu u ekosistem dan komoditi. Ekosistem dengan fungsi yang berbedabeda dalam wilayah ini dibagi menjadi9: 1. Daer Daerah ah di atas atas 100 100 mete meterr dari dari titi titik k suru surutt ke arah arah dara darat; t; biasanya digunakan seba ebagai pemukiman, berdiriny inya bangun bangunanan-ban bangun gunan an fungsi fungsiona onall lainny lainnya a sepert sepertii pelabu pelabuhan han,, pabrik, tempat wisata, serta lokasi sumber air tawar.
7
2. Mangrove; suatu ekosistem yang merujuk pada beberapa jenis pohon yang dapat hidup di daerah dengan tanah bersalinitas dan berair asin. Selain pemanfaatan kayu dari batang, akar dan hasil madunya, ekosistem ini merupakan habitat berbagai jenis jenis ker kerang ang-ke -kera ranga ngan, n, kepiti kepiting, ng, udang, udang, ikan-i ikan-ikan kan kecil kecil dan menyed menyediak iakan an nutris nutrisii bagi bagi berbag berbagai ai jenis jenis ikan yang yang bernil bernilai ai tinggi. 3.
Muar Muara, a, lag laguna una dan telu teluk. k. Ke Kettigan igany ya adal adalah ah ek eko osiste istem m berbentuk badan air yang di daerah pesisir yang memiliki air dangkal dan landai. Muara biasanya merupakan pertemuan air tawar dari sungai dan air laut. Laguna merupakan badan air yang biasanya sering ‘terpoton ‘terpotong’ g’ dari laut karena karena bentukan bentukan pasi pasir. r. Te Telu luk k meru merupa paka kan n bada badan n air air yang yang menj menjor orok ok ke arah arah daratan daratan sehingga sehingga biasanya biasanya digunakan digunakan untuk untuk menyandark menyandarkan an pera perahu hu,, menj menjad adii loka lokasi si pela pelabu buha han. n. Ke Keti tiga ga bada badan n air air ini ini berper berperan an dalam dalam siklus siklus kehidup kehidupan an beberapa beberapa jenis jenis ikan dan kerang-kerangan karena sebagai media pengantar nutrisi dan bahan organik ke laut, sebagai habitat beberapa jenis ikan, maup maupun un meny menyed edia iaka kan n ke kebu butu tuha han n dari dari berb berbag agai ai jeni jenis s ikan ikan migrasi.
4. Padang lamun (seagrass (seagrass bed), menjadi sumber nutrisi bagi ikan-ikan konsumsi yang bernilai penting dan beberapa jenis kerang. 5.
Terumb Teru mbu u ka kara rang ng,, meru merupa paka kan n ek ekos osis iste tem m yang yang menj menjad adii pemeran utama bagi keanekaragaman hayati dan produktifitas laut laut.. Ekos Ekosis iste tem m ini ini menj menjad adii sumb sumber er maka makana nan n laut laut bagi bagi manusia dan penyedia makanan bagi ikan, pemecah ombak alami untuk menghindari abrasi, serta obyek wisata menarik bagi wisatawan.
6. Pula Pulau u ke keci cil, l, yang yang ke kera rap p dian diangg ggap ap sebi sebida dang ng tana tanah h di atas atas per permuka mukaan an laut laut sesu esungg ngguhny uhnya a mer merupaka pakan n eko kosi sist stem em tersen tersendir dirii kar karena ena kek kekhas hasan an dan keterb keterbata atasan sanny nya. a. Ancama Ancaman n yang dihadapi pulau kecil adalah abrasi dan persediaan air tawar (terutama untuk pulau yang berpenghuni). Fungsi pulau kecil kecil,, sela selain in seba sebaga gaii peny penyed edia ia air air tawa tawar, r, temp tempat at nela nelaya yan n berlindung saat badai atau ombak tinggi, juga sebagai habitat bagi bagi berb berbag agai ai jeni jenis s buru burung ng ende endemi mik k dan dan migr migras asi. i... Untu Untuk k beberapa pulau kecil tertentu, bahkan menjadi persinggahan berbagai berbagai spesies laut migrasi seperti penyu, lumbalumba, paus.
8
Perlu juga dipahami ada fungsi-fungsi ruang yang tidak terbatas pada salah satu ekosistem tertentu, seperti: 1. Daerah Daerah penang penangkap kapan an ikan ikan (fishing ground), daerah ini bisa berada di wilayah mangrove, terumbu karang, muara, laguna, teluk, maupun laut lepas. Hal yang perlu diperhatikan adalah juga subyek hak yang melekat pada tiap ekosistem, misalnya peremp perempuan uan dan anak-a anak-anak nak yang yang lebih lebih sering sering mencar mencarii ikan, ikan, keran ker angk gker eran anga gan n maup maupun un bibi bibitt ikan ikan di daer daerah ah yang yang deka dekatt dengan garis pantai seperti mangrove, estuari, laguna, sampai dengan padang lamun bahkan di wilayah tertentu di daerah teru terumb mbu u ka kara rang ng (uku (ukura rann nnya ya adal adalah ah loka lokasi si ters terseb ebut ut dapa dapatt dijangkau dengan berjalan kaki). Selain yang alami, ada juga loka lokasi si yang yang mem memang ang senga engajja dibu ibuat misal isalny nya a deng engan pemasangan rumpon (fish aggregating device) atau terumbu karrang ka ang buat buatan an (art yang kemudian hak (artif ific ical al reef reef)) penggunaan penggunaannya nya melekat melekat pada individu atau kelompok kelompok yang membua membuatny tnya. a. terdap terdapat at pada pada beber beberapa apa wilaya wilayah h yang yang dihuni dihuni oleh masyarakat Bajo, yang biasanya rumahrumahnya berada di atas air laut. 2. Daerah Daerah pemija pemijahan han ikan ikan (spawn (spawning ing aggreg aggregati ation on area), area), yang yang biasanya berada di lokasi mangrove, padang lamun, terumbu karang kar ang,, dan estuar estuari. i. Mengap Mengapa a daerah daerah ini menjad menjadii pentin penting, g, khususnya untuk perlakuan konservasi, karena menjadi daerah repr reprod oduk uksi si jeni jeniss-je jeni nis s ek ekon onom omis is hewa hewan n laut laut sepe sepert rtii ikan ikan,, kerang-kerangan, dan berbagai jenis udang dan kepiting. Untuk obyek hak yang berupa komoditi, dapat sangat beragam dari mulai yang menetap sampai dengan obyek bergerak seperti ikan ikan pelag pelagis is.. Ma Maks ksud ud berg berger erak ak di sini sini adal adalah ah apab apabil ila a obye obyek k ters terseb ebut ut dapa dapatt mela melaku kuka kan n perp perpin inda daha han n dari dari satu satu temp tempat at ke tempat tempat lain lain dalam dalam jarak jarak yang yang relati relatiff jauh jauh (migra (migrator tory y specie species s seperti tuna dan berbagai ikan pelagis lainnya). Oleh karena itu secara sederhana, terjemahan nelayan lokal terhadap fenomena ini dikenal dengan musim (musim tongkol, musim teri, dsb). Obye Obyek k hak hak beru berupa pa ko komo modi diti ti past pastii berk berkor orel elas asii deng dengan an ruan ruang g dengan fungsi tertentu, seperti: 1. Ikan, Ikan, bisa bisa yang yang dikate dikategor gorika ikan n ikan ikan karang karang dengan dengan wilaya wilayah h jel jelaj ajah ah tet tetap atau atau ikan ikan pela pelagi gis s den dengan wila wilaya yah h jela jelaja jah h berpindah (migrasi) 2. Kerang-kerangan
9
3. Udang (bisa hasil tangkapan dan budidaya) 4. Produk dari mangrove (kayu, madu, kepiting, kerang, aren) 5. Garam 6. Hasil Hasil hutan hutan dan pohon pohon sepert sepertii kelapa kelapa,, cengke cengkeh h dan pohon pohon produktif lainnya 1.5.3. Konsep Pengelolaan Wilayah Pesisir
Konsep Kons ep peng pengel elol olaa aan n wila wilaya yah h pesi pesisi sirr berb berbed eda a deng dengan an kons ko nsep ep peng pengel elol olaa aan n sumb sumber erda daya ya di wila wilaya yah h pesi pesisi sirr yang yang mengelola semua orang dan segala sesuatu yang ada di wilayah pesis esisir ir.. Co Con ntoh toh dar arii pen pengelo gelola laan an yang ang ber erbe beda da deng engan pengel pengelola olaan an wilayah wilayah pesisi pesisirr adalah adalah;; pengel pengelola olaan an perika perikanan nan,, pengel pengelola olaan an hutan hutan pantai pantai,, pendid pendidika ikan n dan keseha kesehatan tan dimana dimana contoh contoh-con -contoh toh terseb tersebut ut tidak tidak meliha melihatt wilayah wilayah pesisi pesisirr sebaga sebagaii targ target et.. Yang Yang pali paling ng utam utama a dari dari ko kons nsep ep peng pengel elol olaan aan wila wilaya yah h pesisir adalah fokus pada karakteristik wilayah dari pesisir itu sendir sendiri, i, dimana dimana inti inti dari dari konsep konsep pengel pengelola olaan an wilayah wilayah pesisi pesisirr adal adalah ah ko komb mbin inas asii dari dari pemb pemban angu guna nan n adap adapti tif, f, teri terint nteg egra rasi si,, lingkungan, ekonomi dan sistem sosial. Selanjutny Selanjutnya a konsep konsep pengelolaan pengelolaan wilayah pesisir pesisir didalam didalam filosofinya mengenal prinsip keseimbangan antara pembangunan dan konservas konservasi. i. Pembangun Pembangunan an berkelanju berkelanjutan tan yang didasarkan didasarkan pada pada prin prinsi sipp-pr prin insi sip p ling lingku kung ngan an juga juga mema memasu sukk kkan an ko kons nsep ep keseimbangan ketergantungan waktu dan keadilan sosial.
Gambar 1. Konsep sederhana keseimbangan di dalam pengelolaan wilayah pesisir (Kay, 1999. p.62)
10
1.5.4. Paradigma Pembangunan Berkelanjutan
Pemban Pembangun gunan an berkel berkelanj anjuta utan n (sustainab sustainable le developm development ent ) menjadi paradigma utama dalam khasanah dunia pengelolaan wila wilaya yah h pesi pesisi sirr pada pada ak akhi hirr abad abad 20 (Kay (Kay,1 ,199 999) 9).. Youn Young g pada pada tahun tahun 1992 1992 memper memperken kenalk alkan an sejuml sejumlah ah tema tema yang yang mendas mendasari ari kons ko nsep ep berk berkel elan anju juta tan n yait yaitu; u; inte integr grit itas as ling lingku kung ngan an,, efis efisie iens nsii ekon ek onom omi, i, dan dan ke kead adil ilan an sosi sosial al (Kay (Kay,1 ,199 999) 9).. Dari Dari tiga tiga prin prinsi sip p pembangunan berkelanjutan untuk pengelolaan wilayah pesisir dapat diuraikan bahwa : 0 1. bahw bahwa a inst instru rume men n ek ekon onom omii ling lingku kung ngan an tela telah h menj menjad adii instrumen pengambilan keputusan, yang memasukkan parameter lingkungan untuk melihat ke depan melalui analisis biaya manfaat; 1 2. didala didalam m pemban pembangun gunan an berkel berkelanj anjuta utan n issue issue lingku lingkunga ngan n sepert sepertii konser konservas vasii kea keanek nekara aragam gaman an hayati hayati menjad menjadii perhatian utama dalam pengambilan keputusan; 2 3.
dalam pembangunan berkelanjutan sangat memp memper erha hati tika kan n kual kualit itas as hidu hidup p manu manusi sia a pada pada saat saat sekarang dan masa yang akan datang.
2 Dalam pengelolaan wilayah pesisir, kata integrasi menjadi begitu penting. Beberapa kelompok integrasi yang harus dilak dilakuk ukan an di dala dalam m peng pengelo elola laan an wilay wilayah ah pesi pesisi sirr (Cic (Cicin in-S -Sai ain, n, 1993)adalah: Integrasi antar sektor di wilayah pesisir, integrasi antar antar kawasa kawasan n perair perairan an dan darata daratan n di dalam dalam zonasi zonasi pesis pesisir, ir, integrasi antar pengelola tingkat pemerintahan, integrasi antar negara, dan integrasi antar berbagai disiplin
11
BAB II GAMBARAN UMUM
Daerah Segara Anakan terletak diantara rangkaian Pegunungan Sela Selata tan n Jawa Jawa Bar Barat (Kal (Kalip ipuc ucan angg-Nu Nusa saka kamb mban anga gan) n) deng dengan an rangkaian Pegunungan Serayu Selatan (Majenang) yang dikenal deng dengan an sebu sebuta tan n depr depres esii Sega Segara ra Anak Anakan an.. Sega Segara ra Anak Anakan an ini ini terb terben entu tuk k seba sebaga gaii prod produk uk tekt tekton onik ik,, yait yaitu u mela melalu luii pros proses es pembentukan Zona Depresi Citanduy, yang dibatasi oleh sesarsesar atau patahan-patahan besar. Zona ini terbentang luas dari Pedataran Banjar sampai Cilacap, dengan bentangan arah Barat Laut-Tenggara sepanjang kurang lebih 50 km dan lebar sekitar 15 km. Akibat proses pengangkatan ( up lift ) yang terus menerus berlangsung, kawasan-kawasan perairan maupun daratan yang berada di dalam Zona Depresi Citanduy semakin terangkat dan meninggi meninggi elevasinya elevasinya bahkan bahkan perairan perairan mengering mengering.. Proses Proses yang menyer menyertai tai dinami dinamika ka peruba perubahan han ekosis ekosistem temny nya a tidak tidak luput luput dari dari gerak-ger gerak-gerak ak patahan patahan aktif, aktif, gempa, gempa, pengangkat pengangkatan an ( up lift ) dan perpindahan sungai-sungai, yang berakhir dengan pendangkalan Segara Segara Anakan Anakan sendir sendirii sehing sehingga ga memben membentuk tuk darata daratan-d n-dara aratan tan yang sekarang dikenal sebagai Kampung Laut. Kecamatan Kampung Laut merupakan kecamatan yang terletak di perairan Segara Anakan. Wilaya Wilayahny hnya a seluas seluas 14.519 14.519 ha merupa merupakan kan tanah tanah darata daratan n yang yang berasal dari tanah timbul akibat pengendapan lumpur di laguna Segara Segara Anakan Anakan dan perair perairan an yang yang banyak banyak ditumb ditumbuhi uhi dengan dengan hutan utan bak akau au / mangr angro ove. ve. Pola pen penggu ggunaan naan tan tanah masih asih cend cender erun ung g belu belum m prod produk ukti tiff bagi bagi masy masyar arak akat at Ke Keca cama mata tan n Kampung Laut, hal ini disebabkan karena sebagian besar tanah yang yang ada merupa merupakan kan tanah tanah timbul timbul yang yang baru baru terben terbentuk tuk dan masih mepunyai struktur tanah endapan serta belu elum mempunyai unsur hara yang cukup bagi pertunbuhan tanaman. Selain itu kondisi ketinggian lahan yang masih relatif datar dan hanya berkisar 1-1,5 m diatas permukaan laut (dpl) menyebabkan lahan yang ada akan terendam air laut apabila terjad terjadii air pasang pasang.. Air pasan pasang g yang yang mengge menggenan nangi gi darata daratan n ini mengakibatkan kandungan garam pada lahan penduduk menjadi tinggi tinggi,, sehing sehingga ga hanya hanya tanama tanaman-t n-tan anama aman n terten tertentu tu saja saja yang yang dapat tumbuh dengan subur.
12
Kondisi wilayah Kawasan Segara Anakan termasuk didalamnya Kecamatan Kecamatan Kampung Kampung Laut merupakan merupakan wilayah wilayah pengemban pengembangan gan Sungai Citanduy bagian hilir berada diantara Pantai Selatan Jawa Tenga Tengah h bagian bagian barat barat dengan dengan Pulau Pulau Nusaka Nusakamba mbang ngan. an. Segara Segara Anak Anakan an meru merupa paka kan n pera perair iran an paya payau u ka kare rena na perc percam ampu pura ran n air air tawar yang mengalir dari Sungai Citanduy, Cibeureum, Donan dan Sungai Cikonde / Cimeneng serta beberapa sungai kecil lain yang yang berm bermua uara ra lang langsu sung ng di Sega Segara ra Anak Anakan an dan dan berc bercam ampu purr dengan air laut dari Samudera Indonesia. Laguna Segara Anakan merupakan daerah penangkapan ikan, udang dan kepiting serta sebagai sebagai daerah daerah asuhan asuhan bagi larva udang dan ikan serta sebagai tempat berkembangbiaknya biota perairan tersebut. Fenomena penda endan ngkal gkalan an Seg Segar ara a Ana Anaka kan n yang yang mer merupak upakan an sumb umber penghidupan biota laut maupun masyarakat dapat mengakibat mengakibatkan kan berkurang berkurangnya nya pendapatan pendapatan penduduk penduduk terutama terutama karena sebagian besar bermata pencaharian sebagai nelayan. Kondisi Kondisi sosial sosial masyaraka masyarakatt merupakan merupakan suatu penghambat penghambat bagi laju pertumbuhan pengembangan Kawasan Segara Anakan, hal tersebut dapat dilihat dengan tingginya pertumbuhan penduduk, rendahnya kesadaran masyarakat dan tingkat pendidikan serta penget pengetahu ahuan an tentan tentang g pelest pelestari arian an lingku lingkunga ngan. n. Kondis Kondisii sosia sosiall ters terseb ebut ut bera beraki kiba batt pada pada perm permas asal alah ahan an ke kemi misk skin inan an pada pada pend pendud uduk uk,, sehi sehing ngga ga pema pemanf nfaa aata tan n sumb sumber erda daya ya yang yang ada ada diek dieksp splo loit itas asii seca secara ra berl berleb ebih ihan an tanp tanpa a memp memper erhi hitu tung ngka kan n keberlanjutannya. Sesu Sesuai ai deng dengan an ke kead adaa aan n alam alamny nya a maka maka mata mata penc pencah ahar aria ian n seba sebagi gian an besa besarr pend pendud uduk uk adal adalah ah seba sebaga gaii nela nelaya yan n deng dengan an daerah kegiatan : • Perikanan Daerah Payau Segara Anakan ( Inshore Fishery ) Perikanan ini merupakan perikanan rakyat. Hasil tangkapan pada usaha perikanan di daerah payau sebagian besar (75 %) terdiri dari dari campur campuran an antara antara rebon rebon (drysidasea) dan dan udan udang g pena penaci cid d ( juveniledaen juveniledaen) yang banyak dipergunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan terasi. Selain itu perairan ini juga potensial menghasilkan jenis ikan blanak dan jenis-jenis clupaid. Rata-rata untu untuk k prod produk ukti tifi fita tas s udan udang g Sega Segara ra Anak Anakan an seti setiap ap tahu tahunn nnya ya berkisar 450 kuintal. Di perairan Segara Anakan juga potensial menghasilkan kepiting dan rajungan dengan produksi mencapai 60 ton per tahun. • Perikanan Laut ( Offshore Fishery )
13
Kabupaten Cilacap yang terletak di pesisir pantai selatan Pulau Jawa Jawa merupa merupakan kan pangka pangkalan lan perikan perikanan an yang yang terbes terbesar. ar. Daerah Daerah tangkapann tangkapannya ya meliputi meliputi perairan perairan laut Teluk Pangandar Pangandaran an (Jawa (Jawa Barat) Barat) disebe disebelah lah barat, barat, Teluk Teluk Penyu Penyu (Cilac (Cilacap) ap) dan sampai sampai ke Yog Yogya yaka kart rta a di sebe sebela lah h timu timur. r. Daer Daerah ah ters terseb ebut ut memp mempun unya yaii hubungan dengan Segara Anakan yang banyak dipengaruhi oleh alir aliran an sun sungai yan yang ber bermuar muara a di dae aera rah h ter terseb sebut, ut, namun amun kehidupan para nelayan dari tahun ke tahun semakin sulit dan mereka mereka beralih beralih profe profesi si dari dari nelaya nelayan n menjad menjadii petani petani tambak tambak / saw sawah, ah, meng mengin inga gatt hasil asil pro produks duksii ikan ikan sema emakin kin menu enurun berkaitan dengan semakin dangkal dan menyempitnya laguna Segara Anakan.
2.1. Satuan Ekosistem Pesisir Kabupaten Cilacap
Wilayah Pesisir Kabupaten Cilacap yang memiliki panjang garis pantai 103.023 km, yang membentang arah timur – barat memiliki karakteristik ekosistem pesisir sebagai berikut : 2.1.1. Estuari Laguna Segara Anakan
Laguna Segara Anakan seluas ± 388.000 ha merupakan kawasan estuari yang terbentuk dari pertemuan sungai Citandui dengan anak-anak sungai Cibereum, sungai Tiramsabuk, sungai Cime Cimene neng ng,, dan dan sung sungai ai Sapu Sapure rege gel. l. Te Terb rben entu tukn knya ya ek ekos osis iste tem m estuaria laguna Segara Anakan juga dipengaruhi oleh keberadaan Pulau Nusakambangan yang berada tepat di muara sungai sungai berfungsi berfungsi sebagai sebagai pelindung pelindung dari pengaruh pengaruh gelombang gelombang laut secara langsung. Didalam ekosistem estuaria laguna Segara Anakan dicirikan oleh keberadaan hutan mangrove, pulau-pulau timb timbul ul dan dan enda endapa pan n sedi sedime men n muar muara a sung sungai ai.. Ka Kare rena na pros proses es akumulasi transport material sungai yang kontinue menjadikan kawasa kawasan n Segara Segara Anakan Anakan menjad menjadii kawasa kawasan n ekosis ekosistem tem pesisi pesisirr yang yang beru beruba bah h sang sangat at dina dinami mis. s. Di dala dalam m ek ekos osis iste tem m Lagu Laguna na Segara Anakan juga dihuni oleh penduduk yang tinggal di dalam kawasan dengan mata pencaharian sebagai nelayan dan petani yang yang mema memanf nfaa aatk tkan an sumb sumber erda daya ya alam alam yang yang ada ada di dala dalam m kawasan. 2.1.2. Pulau Nusakambangan
Pula Pulau u Nusa Nusaka kamb mban anga gan n di Ka Kabu bupa pate ten n Cila Cilaca cap p selu seluas as ±46.721 ha memiliki identitas secara nasional sebagai tempat pemasyarakatan narapidana yang telah ada sejak jaman Kolonial
14
Belanda. Sebagai sebuah ekosistem pulau keci ecil, Pulau Nusakambangan memiliki peranan yang sangat penting sebagai pengatur tata lingkungan kawasan Segara Anakan. Di samping itu keberadaan hutan hujan dataran rendah di Pulau Nusakambangan memiliki kekayaan habitat berbagai jenis satwa, sepe sepert rtii maca macan n kumb kumban ang g (Panthera Panthera pardus pardus), landak (Hystrix brahyura), trenggiling (Manis javania), ular sanca ( Python sp) dan berbagai jenis burung seperti rangkong ( Buceros sp) dan burungburung merandai (Suwelo IS, 2003). 2.1.3. Kota Pantai Cilacap
Kota Kota Cilaca Cilacap p merupa merupakan kan satu-s satu-satu atunya nya kota kota pantai pantai yang yang ada di pantai selatan Jawa. Kota ini telah tumbuh menjadi kota industri dan kota bahari. Keberadaan pelabuhan niaga, industriindustri besar Pertamina, Semen Nusantara dan industri lainnya sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan dinamika kota ini. ini. Kota Kota Cilaca Cilacap p pada pada jaman jaman pemeri pemerinta ntahan han koloni kolonial al Beland Belanda a digu diguna naka kan n seba sebaga gaii sala salah h satu satu wila wilaya yah h pert pertah ahan anan an mari mariti tim. m. Banyak peninggalan bersejarah dari pemerintah kolonial Belanda yang yang saat saat ini dijadi dijadikan kan obyek obyek wisata wisata sejara sejarah h oleh oleh pemeri pemerinta ntah h kabupaten. 2.1.4. Dataran Pantai Berpasir
Dataran pantai berpasir membentang dari Kota Cilacap ke arah arah timu timurr samp sampai ai muar muara a Ka Kali li Ijo Ijo yang yang berb berbat atas asan an deng dengan an Kabupaten Kebumen sepanjang ±45 km. Terbentuknya dataran pantai berpasir ini disebabkan oleh terangkutnya material pasir gunung gunung yang yang diangk diangkut ut melalu melaluii Sungai Sungai Serayu Serayu dan Sungai Sungai Ijo yang masuk kelaut. Di beberapa tempat dijumpai danau-danau kecil kecil yang yang berair berair payau. payau. Pada Pada lahan lahan pantai pantai berpas berpasir ir ini telah telah dimanfaatkan untuk kegiatan pariwisata seperti Teluk Penyu, dan temp tempat at tamb tambat at bagi bagi pera perahu hu-p -per erah ahu u yang yang menc mencar arii ikan ikan di perairan laut Samudera Indonesia. Desa-desa di wilayah pantai ini pada pada umumny umumnya a diciri dicirikan kan oleh oleh domina dominasi si liputa liputan n pertan pertanian ian sawah, pemukiman dan kebun. 2.1.5. Perairan Laut Kabupaten Cilacap
Perair Perairan an laut laut sejauh sejauh 4 mil dari dari garis garis pantai pantai merupa merupakan kan batas pengelolaan wilayah perairan laut kabupaten seperti yang ada di dalam UU no. 22 tahun 1999. Luas wilayah pengelolaan pera perair iran an laut laut Ka Kabu bupa pate ten n Cila Cilaca cap p selu seluas as ±57. ±57.00 000 0 ha yang yang memb memben enta tang ng dari dari perb perbat atas asan an deng dengan an Ka Kabu bupa pate ten n Ciam Ciamis is di bagian bagian barat barat dan Kabupaten Kebumen di bagian bagian timur. timur. Perairan Perairan
15
laut laut ini merupa merupakan kan area area penang penangkap kapan an hasil hasil sumber sumberday daya a laut laut berbagai jenis ikan dan udang bagi nelayan-nelayan Kabupaten Cilaca Cilacap. p. Salah Salah satu satu keungg keunggula ulan n dari dari wilaya wilayah h perair perairan an adalah adalah perairan berbentuk teluk yang relatif tenang karena keberadaan Pula Pulau u Nusa Nusakam kamba bang ngan an dan dan pegu pegunu nung ngan an ka kart rts s Loge Logend ndin ing g di Kabupaten Kebumen yang menjorok ke arah laut. 2.2. Permasalahan Wilayah Pesisir Kabupaten Cilacap
Potensi Potensi permasala permasalahan han wilayah wilayah pesisir pesisir Kabupaten Kabupaten Cilacap Cilacap yang dapat diidentifikasi antara lain : 1
a. Pendangka Pendangkalan lan estuaria estuaria laguna Segara Anakan Anakan akibat sedime sedimenta ntasi si yang yang diangk diangkut ut dari dari daerah daerah hulu hulu sungai sungai Citandui dan sungai lainnya yang bermuara di kawasan tersebut.
2
b. Perubahan fungsi fungsi lahan (konservasi) hutan mangrove mangrove menjadi lahan budidaya seperti pertanian padi sawah atau atau pemu pemuki kima man n maup maupun un ek eksp splo loit itas asii ka kayu yu huta hutan n mangrove.
3
c. Pencem Pencemara aran n perair perairan an pesisi pesisirr akibat akibat limbah limbah indust industri, ri, tump tumpah ahan an miny minyak ak dari dari limb limbah ah ka kapa pal, l, limb limbah ah ruma rumah h tangga, limbah rumah sakit maupun limbah pertanian.
4
d. Beruba Berubah-u h-ubah bahnya nya salini salinitas tas perair perairan an pesisi pesisirr kar karena ena tidak kontinunya pasokan air tawar dari sungai-sungai yang ang masuk ke perairan akibat banjir ataupun keperluan irigasi.
Berdasarkan perangkat kebijakan yang telah dan sedang dibuat, Pemerintah Kabupaten Cilacap telah memberi perhatian besar terhadap pengelolaan wilayah pesisir khususnya di wilayah Segara Anakan. Sedang kebijakan Pemerintah Kabupaten Cilacap dalam penataan ruang kawasan pesisir, meskipun belum disusun dalam bentuk peraturan daerah (Perda) akan tetapi wacana ini telah disosialisasikan sejak tahun 2003. Dari perangkat kebijakan yang ada terlihat telah tersedianya mekanisme koordinasi secara horiso horisonta ntall antar antar dinas dinas sektor sektoral al dan antar antar wilaya wilayah h kabupa kabupaten ten,, juga koordinasi vertikal dengan pemerintahan propinsi maupun dengan pemerintah pusat. Isu-isu Isu-isu / permasalah permasalahan an pengelolaan pengelolaan wilayah pesisir pesisir yang dihadapi Kabupaten Cilacap adalah (Bappeda Kabupaten Cilacap, 2003) sebagai berikut :
16
1. Belum elum ter terman manfaat faatka kann nny ya pote potens nsii sumb sumber erda daya ya pesis esisir ir secara secara optima optimall dalam dalam menduk mendukung ung otono otonomi mi daerah daerah,, baik baik digunakan digunakan untuk pariwisata pariwisata maupun maupun budidaya budidaya perikanan perikanan laut 2. Adanya Adanya perb perbeda edaan an kepenti kepentinga ngan n yang cender cenderung ung menjur menjurus us pada konflik kepentingan kepentingan dan konflik konflik penggunaan penggunaan ruang antar sektor serta stakeholder lainnya. 3. Lema Lemahn hnya ya pera peratu tura ran n peru perund ndan anga gan n dala dalam m hal hal peng pengat atur uran an peng pengel elol olaa aan, n, dima dimana na masi masih h ada ada pert perten enta tang ngan an dala dalam m kewenangan pengelolaan kawasan pesisir, yaitu menurut UU nomor 22 tahun 1999 pasal 10 ayat 3 bahwa kewenangan daerah kabupaten di wilayah laut sepertiga dari dari bata batas s laut laut daer daerah ah prop propin insi si (12 (12 mil) mil),, teta tetapi pi pada pada keny ke nyat ataa aann nnya ya peng pengel elol olaa aan n ka kawa wasa san n ters terseb ebut ut masi masih h ditangani oleh pemerintah propinsi. 4. Kerusakan fisik habitat ekosistem pesisir akibat pengel pengelola olaan an yang yang tidak tidak terken terkendal dalii (sedi (sedimen mentas tasi, i, erosi, erosi, pencem pencemar aran) an) dan masih masih minimn minimnya ya perana peranan n masyar masyaraka akatt dalam proses pengambilan keputusan dalam pengelolaan wilayah pesisir. 5. Belu Belum m adan adanya ya renc rencan ana a tata tata ruan ruang g pada pada wila wilaya yah h pesi pesisi sir, r, laut dan pulau-pulau kecil di Kabupaten Cilacap, kegiatan yang yang dila dilaku kuka kan n masi masih h seba sebata tas s pada pada stud studii peme pemeta taan an wilayah dan inventarisasi sumberdaya pesisir. 6. Ke Ketter erb batas atasan an dan dana a 7. Kurangnya koordinasi dan kerjasama antar pembangunan (stakeholder) di kawasan pesisir
pelaku
8. Kem Kemiski iskina nan n masya asyarrak akat at pesisi sisirr yang ang meng engak akib ibat atka kan n terjadinya eksploitasi sumberdaya hayati laut 9. Masi Masih h kura kurang ngny nya a data data dan dan info inform rmas asii pote potens nsii sumb sumber erda daya ya kelautan 10. Belum adanya kejelasan kejelasan tentang kewenangan kewenangan pengelolaan pengelolaan Pulau Nusakambangan, sehingga kerusakan lingkungan di pulau tersebut belum dapat diatasi secara optimal 11. 11. Belu Belum m adan adanya ya ke kese sepa paka kata tan n anta antara ra peme pemeri rint ntah ah daer daerah ah yang yang berb berbat atas asan an dala dalam m peng pengel elol olaa aan n pesi pesisi sirr sepe sepert rtii
17
pengelolaan Segara Anakan antara Pemerintah kabupaten Cilacap dan Pemerintah Kabupaten Ciamis. 2.3. Perangkat Kebijakan
Dalam alam ka kait itan an den dengan gan penge engelo lola laan an wilay ilayah ah pesisi sisirr, Peme Pemeri rint ntah ah Daer Daerah ah Ka Kabu bupa pate ten n Cila Cilaca cap p tela telah h meng mengel elua uark rkan an kebija kebijakan kan dalam dalam bentuk bentuk peratu peraturan ran-pe -perat ratur uran an daerah daerah sebaga sebagaii berikut : 1. Perd Perda a Ka Kabu bupa pate ten n Cila Cilaca cap p No.1 No.14 4 Tahu Tahun n 1994 1994 tent tentan ang g Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Cilacap 2. Pera Peratu tura ran n Daer Daerah ah Ka Kabu bupa pate ten n Cila Cilacap cap Nomo Nomorr 10 Tahu Tahun n 1997 tentang Rencana Umum Tata Ruang Kota Cilacap 3. Pera Peratu tura ran n Daer Daerah ah Ka Kabu bupa pate ten n Cila Cilacap cap Nomo Nomorr 23 Tahu Tahun n 2000 tentang Penetapan Batas Kawasan Segara Anakan 4. Peraturan Peraturan Daerah Kabupaten Kabupaten Cilacap Nomor 6 Tahun Tahun 2001 tentang Tata Ruang Kawasan Segara Anakan 5. Peratu Peraturan ran Daerah Daerah Kabup Kabupate aten n Cilaca Cilacap p No.17 No.17 Tahun Tahun 2001 2001 tentang Pengelolaan Hutan Mangrove di Kawasan Segara Anakan 6. Peratu Peraturan ran Daerah Daerah Kabup Kabupate aten n Cilaca Cilacap p No.16 No.16 Tahun Tahun 2001 2001 tentang Pengelolaan Perikanan di Kawasan Segara Anakan 7. Peraturan Peraturan Daerah Kabupaten Kabupaten Cilacap Nomor 1 Tahun Tahun 2003 tentang Kepelabuhanan 8. Ranc Rancan anga gan n Ke Kepu putu tusa san n Pres Presid iden en (Rak (Rakep eppr pres es)) tent tentan ang g Penat enata aan Ruan Ruang g Kawas awasan an Ko Kon nser servasi vasi Paca Pacang ngsa san nak (Pan (Panga gand ndar aran an,, Ka Kali lipu puca cang ng,, Sega Segarra Anak Anakan an dan dan Nusa Nusa kambangan).
18
BAB III ANALISA 3.1 Analisa Lingkungan Ekosistem Pesisir
Tip Tipol olog ogii ek ekos osis iste tem m pesi pesisi sirr berd berdas asar arka kan n sifa sifatn tnya ya dapa dapatt dikelo dikelompo mpokkan kkan dalam dalam ekosis ekosistem tem alami alami dan ekosis ekosistem tem buata buatan n (Dahuri, R, 2001). Ekosistem pesisir di Indonesia sebagai daerah tropis adalah sebagai berikut ; Hutan Hutan mangrove mangrove meru merupa paka kan n tipe tipe huta hutan n khas khas trop tropik ika a yang tumbuh di sepanjang pantai atau muara sungai. Kehidupan tumb tumbuh uhan an ini ini sang sangat at dipe dipeng ngar aruh uhii oleh oleh supl suplai ai air air tawa tawarr dan dan sali salini nita tas, s, paso pasoka kan n nutr nutrie ien n dan dan stab stabil ilit itas as subs substr trat at.. Huta Hutan n mangrove banyak dijumpai di pantai yang landai dengan muara sungai yang berlumpur dengan kondisi perairan yang tenang dan terl terlin indu dung ng dari dari omba ombak. k. Arti Arti pent pentin ing g huta hutan n mang mangro rove ve adal adalah ah sebagai sebagai sumber makanan bagi berbagai macam hewan laut. Sistem perakaran yang kokoh akan melindungi pantai dari eros erosi, i, gelo gelomb mban ang g angi angin, n, dan dan omba ombak. k. Huta Hutan n mang mangro rove ve juga juga meru merupa paka kan n daer daerah ah asuh asuhan an (nursery dan pemi pemija jaha han n nursery ground ground ) dan (spawning ground ) bagi udang, ikan dan kerang-kerangan. Pada Padang ng lamu lamun n mer merupa upaka kan n tumb tumbu uhan han yang ang hid hidup terb terben enam am di pera perair iran an dang dangka kall yang yang agak agak berp berpas asir ir.. Seca Secara ra ekologis padang lamun memiliki beberapa fungsi penting bagi daer daerah ah pesi pesisi sirr yait yaitu u ; sumb sumber er utam utama a prod produk ukti tivi vita tas s prim primer er,, sumb sumber er maka makana nan n pent pentin ing g bagi bagi orga organi nism sme, e, deng dengan an sist sistem em perakaran yang rapat menstabilkan dasar perairan yang lunak, tempa empatt ber berlind lindun ung g organ ganisme isme,, temp tempat at pemb pembe esar saran bag bagi beberapa spesies, sebagai peredam arus gelombang dan sebagai tudung tudung pelind pelindung ung panas panas mataha matahari. ri. Kehidu Kehidupan pan padang padang lamun lamun sangat dipengaruhi oleh kondisi kecerahan air laut, temperatur air laut, salinitas, substrat dan kecepatan arus. Terumbu karang (coral reef ) merupakan ekosistem khas di daer daerah ah trop tropis is.. Te Teru rumb mbu u ka kara rang ng terb terben entu tuk k dari dari enda endapa pannendapan massif terutama kalsium karbonat yang dihasilkan oleh orga organi nism sme e ka kara rang ng,, alga alga berk berkap apur ur dan dan orga organi nism sme e lain lain yang yang mengeluarkan kalsium karbonat (Nybakken, dalam Dahuri 2001). Ekosistem terumbu karang memiliki produktivitas organik yang tinggi tinggi dan kaya akan keragaman keragaman spesies spesies penghuniny penghuninya a seperti seperti ikan karang. Terumbu karang merupakan ekosistem pesisir yang
19
memiliki nilai estetika alam yang sangat tinggi. Terumbu karang juga berfungsi sebagai pelindung ekosistem pesisir dan laut dari teka tekana nan n gelo gelomb mban ang. g. Ke Kebe bera rada daan an teru terumb mbu u ka kara rang ng sang sangat at dite ditent ntuk ukan an oleh oleh ko kond ndis isii ke kece cera raha han n pera perair iran an,, temp temper erat atur ur,, salinitas, kecepatan arus air, sirkulasi dan sedimentasi. Estuaria adalah teluk di pesisir yang sebagian tertutup, tempat air tawar dan air laut bercampur. Kebanyakan estuaria didomi didominas nasii oleh oleh substr substrat at berlum berlumpur pur yang yang kaya kaya bahan bahan organ organik ik dan menjadi cadangan makanan utama bagi organisme estuaria. Karena merupakan kawasan pertemuan antara air laut dan air tawa tawar, r, maka maka orga organi nism sme e dan dan tumb tumbuh uhan an yang yang berk berkem emba bang ng di Pantai pasir terdir estuaria estuaria relatif relatif sedikit. sedikit. Pantai terdirii dari dari kwars kwarsa a dan feldspar, yang merupakan sisa-sisa pelapukan batuan di gunung yang dibawa oleh aliran sungai. Pantai pasir lainnya terbentuk oleh rombakan pecahan terumbu karang yang diendapkan oleh ombak. Partikel yang kasar menyebabkan hanya sebagian kecil bahan organik yang terserap sehingga organisme yang hidup di pantai berpasir relatif sedikit. Meskipun demikian pantai berpasir sering dijadikan beberapa biota (seperti penyu) untuk bertelur. Parame Parameter ter utama utama dari dari pantai pantai berpas berpasir ir adalah adalah pola pola arus arus yang yang mengan mengangku gkutt pasir, pasir, gelomb gelombang ang yang yang melepa melepas s energ energiny inya a dan angin yang mengangkut pasir ke arah darat. Pant antai Berba erbatu tu ( Ro Rock cky y Beac Beach h) merupa merupakan kan pantai pantai deng dengan an batu batu-b -bat atu u mema memanj njan ang g ke laut laut dan dan terb terben enam am di air. air. Batu Batuan an yang yang terb terben enam am ini ini menc mencip ipta taka kan n zona zonasi si ke kehi hidu dupa pan n organ organism isme e yang yang menemp menempel el di batu batu kar karena ena pengar pengaruh uh pasang pasang.. Parame Parameter ter utama utama yang yang mempen mempengar garuhi uhi pantai pantai berbat berbatu u adalah adalah pasang laut dan gelombang laut yang mengenainya. Pulau-pulau Kecil (Small (Small Island ) merupakan pulau yang beruku berukuran ran kecil kecil yang yang secara secara ekolog ekologis is terpis terpisah ah dengan dengan pulau pulau induknya. Pulau kecil ini akan memiliki karakteristik ekologi yang bersifat insular karena terisolasi dengan pulau induknya.
20
Kawasan pertanian Kawasan pertanian
Kawasan
Hutan Mangrove
Kawasan pertanian
21
3.2 Analisa Pendangkalan Segara Anakan
Segara Anakan merupakan ekosistem estuaria terdiri dari beberapa ekosistem yang saling berhubungan erat. Ekosistem ini meliputi wilayah perairan terbuka, tanah timbul, rawa air asin dan hutan mangrove yang memberikan tempat dan habitat bagi kehi ke hidu dupa pan n berb berbag agai ai flor flora a dan dan faun fauna a yang yang sang sangat at berh berhar arga ga.. Lagu Laguna na Sega Segara ra Anak Anakan an terb terbuk ukti ti mema memain inka kan n pera perana nan n yang yang sangat penting dalam produktifitas perairan pantai selatan Pulau Jawa. Laguna ini telah menyumbang produksi perikanan pantai lebih dari 62 milyar rupiah dalam satu tahun dan akan semakin meningkat seiring dengan makin berfungsinya ekosistem Segara Anakan. Sumberdaya hayati di dalam laguna mampu menopang kehidupan masyarakat setempat berupa hasil perikanan payau. Selain itu hutan mangrove di dalamnya telah memberi habitat dan tempat bertengger dan bertelur bagi sejumlah burung yang melakukan pergerakan dan perpindahan. Nilai hutan mangrove ters terseb ebut ut menc mencap apai ai seki sekita tarr 1.40 1.400 0 US doll dollar ar per per Ha, Ha, arti artiny nya a semakin luas mangrovenya semakin tinggi nilainya.
Luas Luas pera perair iran an Sega Segara ra Anak Anakan an sema semaki kin n berk berkur uran ang, g, hal hal itu itu menandaka menandakan n sedimenta sedimentasi si terus terus terjadi terjadi dan meningkat, meningkat, secara lebih jelas dapat dilihat dalam grafik berikut
22
Grafik Kecenderungan Penurunan Luas Permukaan Segara Anakan Berdasarkan perubahan luas perairan tersebut yang disebabkan adanya adanya pendan pendangka gkalan lan,, diperk diperkira irakan kan tahun tahun 2000 2000 luas luas laguna laguna Sega Segara ra Anak Anakan an ting tingga gall 500500-60 600 0 Ha saja saja.. Pada Pada tahu tahun n 1992 1992,, pene enelitian meny enyebutkan bahwa lagu aguna Segara Anakan menga engala lami mi penyu enyus sutan utan rataata-rrata ata 1.0 1.000. 00.000 000 m3/ta 3/tahu hun. n. Sementara pada tahun 1999 penyusutan volume laguna menjadi 500.00 500.000 0 m3/tah m3/tahun un dengan dengan perhit perhitung ungan an menuru menurunny nnya a tingka tingkatt penyusutan diakibatkan karena laguna mulai mendekati kondisi keseimbangan.
23
BAB IV KESIMPULAN Segara Anakan merupakan ekosistem estuari yang terdiri dar arii beber eberap apa a ek eko osist sistem em yang ang sali salin ng ber berhubu hubung ngan an er erat at.. Ekosistem ini meliputi wilayah perairan terbuka, tanah timbul, rawa air asin dan hutan mangrove yang memberikan tempat dan habitat bagi kehidupan berbagai flora dan fauna yang sangat berharga. Laguna Segara Anakan terbukti memainkan peranan yang sangat penting dalam produktifitas perairan pantai selatan Pulau Jawa. Laguna ini telah menyumbang produksi perikanan pantai lebih dari 62 milyar rupiah dalam satu tahun dan akan sem semak akin in menin ening gka katt seir eiring ing deng engan mak akin in ber erfu fun ngsin gsinya ya ekosistem Segara Anakan. Sumberdaya hayati di dalam laguna mampu menopang kehidupan masyarakat setempat berupa hasil perikanan payau.
Selain itu hutan mangrove di dalamnya telah memberi habitat dan tempat bertengger dan bertelur bagi sejumlah burung yang melakukan pergerakan dan perpindahan. Nilai hutan mangrove ters terseb ebut ut menc mencap apai ai seki sekita tarr 1.40 1.400 0 US doll dollar ar per per ha, ha, arti artiny nya a semakin luas mangrovenya semakin tinggi nilainya. Segara Anakan sebagai muara dari beberapa sungai besar membawa konsekuensi pada melimpahnya pasokan air kedalam lagu laguna na.. Limp Limpas asan an air air dari dari sung sungaiai-su sung ngai ai ini ini deng dengan an ko kond ndis isii upland upland yang sudah memperihat memperihatinkan inkan menyebabk menyebabkan an tingginya tingginya tingkat erosi pada air sungai tersebut. Kelanjutan dari masalah
24
ini ini meny menyeb ebab abka kan n seca secara ra lang langsu sung ng meny menyeb ebab abka kan n adan adanya ya angkut angkutan an sedime sedimen. n. Sebagi Sebagian an sedime sedimen n yang yang dibawa dibawa aliran aliran air sungai sungai akan akan tersus tersuspen pensi si pada pada dasar dasar perair perairan an yang yang kemudi kemudian an terakumul terakumulasi asi menjadi menjadi endapan. endapan. Akibat adanya endapan endapan dapat menyebabkan pendangkalan pada laguna, menyempitnya badan sungai dan luas perairan serta adanya tanah timbul. Tingkat sedimentasi yang tinggi di kawasan Segara Anakan sangat sangat mempen mempengar garuhi uhi kehidu kehidupan pan masyar masyaraka akatt yang yang tingga tinggall di sekitar kawasan tersebut, karena sebagian besar penduduk di kawasan tersebut khususnya kecamatan Kampung Laut sangat meng mengga gant ntun ungk gkan an hidu hidupn pnya ya deng dengan an bera berakt ktiv ivit itas as di ka kawa wasa san n Segara Segara Anakan Anakan.. Masala Masalah h yang yang ditemu ditemuii yaitu yaitu dengan dengan adanya adanya sedime sedimenta ntasi si menjad menjadika ikan n jumlah jumlah tangka tangkapan pan ikan ikan masyar masyaraka akatt keca ke cama mata tan n Ka Kamp mpun ung g Laut Laut menj menjad adii berk berkur uran ang g ka karrena ena luas luas perm permuk ukaa aan n pera perair iran an ka kawa wasa san n Sega Segara ra Anak Anakan an yang yang sema semaki kin n meny menyem empi pit. t. Hal Hal ters terseb ebut ut seca secara ra lang langsu sung ng memu memuku kull ting tingkat kat pendapatan mereka yang kemudian berdampak pada penurunan kesejahteraan.
25
DAFTAR PUSTAKA
_____________, UU nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. Kantor Sekretariat Negara RI _____________, UU nomor 23 Tahun 1997 Pengelolaan Lingkungan Hidup. Kantor Sekretariat Negara RI _____________, UU nomo nomorr 5 Tahu Tahun n 19 1990 90 tent tentan ang g Kons Konser erva vasi si Sumberdaya Alam Hayati serta Ekosistemnya. Kantor Sekretariat Negara RI _____________, UU nomor 6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia. Kantor Sekretariat Negara RI Partomiharjo, Tukirin & Ubaidillah, Rosichon, 2004. Daftar Jenis Flora dan Fauna Pulau Nusakambangan, Cilacap Jawa Tengah. _____________, _____________, Kompas, 21 Oktober 2008 _____________, _____________, Kompas, 28 April 2000 _____________, _____________, Semiloka Pengelolaan & Pemanfaatan Pulau Nusakambangan Sebagai Sisa-sia Hutan Hujan Dataran Rendah Berupa Ekosistem Kepulauana di Era Otonomi, Mapala Silvagama
26
Daftar Isi
BAB I........... I...................... ....................... ........................ ....................... ....................... ................. .......... .......... ......... ......... .......... .......1 Pendahuluan Pendahulu an............ ........................ ....................... ....................... ........................ .................. ........... .......... .......... .......... ....... .. 1 Latar Belakang .......... ...................... ........................ ....................... ....................... ........................ ................. .......... ....... ..1 1.2. Perumusan Masalah ............................ ................. ....................... ........................ ................. .......... ........ ... 3 1.3. Tujuan dan Sasaran ........... ...................... ....................... ................... ............ .......... .......... .......... .......... ..... 3 1.4. Ruang Lingkup........... ...................... ....................... ........................ ..................... .............. ......... ......... .......... ..... 3 1.5. Tinjauan Pustaka ............ ....................... ....................... ........................ ....................... ................... ............ .... 4 BAB II............ II........................ ....................... ....................... ........................ ................... ............ .......... .......... .......... .......... .......... ..... 12 GAMBARAN UMUM........... ....................... ....................... ...................... ................ .......... .......... .......... .......... .......... .......12 2.1. Satuan Ekosistem Pesisir Pesi sir Kabupaten Cilacap Ci lacap .................. ........ ............... ....... ..14 2.2. Permasalahan Wilayah Pesisir Pesisi r Kabupaten Cilacap ........ ... .......... ......... .... 16 2.3. Perangkat Kebijakan ........... ...................... ....................... ................... ........... ......... .......... .......... ....... ..18 BAB III........... III....................... ......................... ......................... ........................................................... ............................................... 19 ANALISA........... ...................... ....................... ........................ ....................... .................... .............. .......... .......... .......... .......... .......19 3.1 Analisa Lingkung Lingkungan an Ekosistem Pesisir........... ....................... ...................... .............. .... 19 3.2 Analisa Pendangkalan Segara Anakan ............ ................... ............ .......... .......... ........ ...22 BAB IV........... ....................... ....................... ....................... ........................ ....................... ................. .......... ......... .......... .......... .......24 KESIMPULAN ............ ....................... ....................... ........................ ....................... ....................... ........................ ................ .... 24 DAFTAR PUSTAKA ........... ...................... ....................... ........................ ....................... ....................... ................... ......... ..26 Daftar Isi........... Isi....................... ........................ ....................... ....................... .................. ........... .......... .......... .......... .......... ....... .. 27
27