UPAYA KELUARGA DALAM MEMOTIVASI KESEMBUHAN KESEMB UHAN PENDE PENDERIT RITA A STOKE/CV STOKE/ CVA A PADA PADA NY.N DI KELURAHAN TLOGOWARU
Oleh : Siti kholidah NIM : 09010001
PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2012
Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
Stroke menjadi masalah kesehatan primer di Dunia. Meskipun upaya pencegahan telah di upayakan namun angka kematian stroke masih tinggi,stroke masih menduduki peringkat ketiga penyebab kematian,dengan laju mortalitas 18% sampai 31% untuk serangan stroke pertama dan 62% untuk stroke selanjutnya (Rosjidi,2007) Dari hasil laporan data statistik penderita stroke yang ada di Puskesmas Arjowinangun dari tahun 2011-2012, teridentifikasi sebanyak sebanyak 4 kasus (4 %) di tahun 2011 yang menyerang lansia, sedangkan pada tahun 2012 kejadian kasus stroke meningkat meningkat 10% menjadi kasus yang yang menyerang menyerang siapa saja termasuk lansia.
Upaya/Peran keluarga dalam memotivasi dan menghadapi anggota keluarganya yang menderita stroke, masih sangat kurang optimal. Hal tersebut di pengaruhi oleh kurangnya pengetahuan keluarga tentang bagaimana penanganan yang tepat pada penderita tersebut. Selain itu, juga kurang tanggapnya keluarga untuk segera memeriksakan diri ke layanan kesehatan ketika sudah muncul tanda dan gejala ringan seperti: nyeri kepala,kehilangan keseimbangan,tekanan darah tinggi,purunan kesadaran,kehilangan control diri,gangguan penglihatan,kehilangan komunikasi,muntah-muntah dll.
Berdasarkan fenomena di atas maka person‟s (Lumenta,1989:47) menyebutkan bahwa pasien harus memiliki kewajiban motivasi sembuh dan apabila berpegang pada asumsi tersebut bahwa sakit itu tidak menyenangkan,maka orang sakit memiliki keharusan untuk sembuh.Motivasi untuk sembuh diartikan sebagai dorongan orang sakit memiliki harapan yaitu orang sakit tidak dapat menolong dirinya sehinga memerlukan nasihat medis. Jika seseorang jatuh sakit dan merasakan kecemasan,kelesuhan reaksi pertama adalah berupaya agar sembuh seperti keadaan sebelum sakit. Dalam merawat pasien stroke keluarga hendaknya memiliki peran sebagai : a. Membantu pasien dalam berlatih di bawah pengawasan perawat atau ahli terapi fisik b. Menyuntikkan semangat dan motivasi pada pasien, agar melanjutkan hidupnya. c. Meyakinkan pasien bahwa mereka juga bagian penting, dibutuhkan dan dinginkan dalam keluarga. d. Meyakinkan bahwa banyak orang yang berhasil pulih dari stroke kemudian melakukan aktivitas normal. (Valery Feygin,2004; 177 – 178)
Berdasarkan fenomena di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan studi kasus dengan judul „‟ Upaya keluarga dalam memotivasi kesembuhan penderita stroke pada Ny.N di puskesmas Arjowinangun Malang „‟ Dengan harapan agar pasien memiliki kewajiban motivasi untuk sembuh.
1.2 Rumusan Masalah Dalam penelitian ini, rumusan masalah yang dapat dikemukakan adalah Bagaimana upaya atau peran keluarga dalam memotivasi kesembuhan pasien stroke/CVA.
1.3 Tujuan Penulisan 1.3.1 Tujuan Umum Untuk memberikan motivasi /dorongan pada penderita stroke agar cepat kembali pulih atau sembuh. 1.3.2 Tujuan khusus Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah: a.) Untuk memotivasi kesembuhan penderita stroke/CVA. b.) Untuk mengetahui bagaimana upaya keluarga dalam memotivasi kesembuhan pasien stroke/CVA.
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep CVA CVA disebut juga stroke adalah suatu gangguan neurologis akut, yang disebabkan oleh karena gangguan peredaran darah ke otak dimana secara mendadak (dalam beberapa detik), atau secara tepat (dalam beberapa jam) timbul gejala dan tanda sesuai dengan daerah fokal diotak yang tergaggu. (Prof. Dr.dr.B .Chandar).
Tanda dan Gejala nyeri kepala mendadak kehilangan keseimbangan tekanan darah tinggi purunan kesadaran kehilangan control diri gangguan penglihatan kehilangan komunikasi muntah-muntah
Etiologi 1. Thrombosis Otak Thrombosis merupakan penyebab yang paling umum dari CVA dan yang paling sering menyebabkan thrombosis otak adalah atherosclerosis. Penyakit tambahan yang paling sering kali dijumpai pada thrombosis hipotensi dan tipe lain-lain cidera. 2. Emboli serebral Merupakan penyumbatan pembuluh darah otak,oleh bekuan darah atau lemak ,udara pada umumnya emboli berasal dari thrombus di jantung yang terlepas dan menyumbat system nyeri serebral.Emboli serebral pada umunya berlangsung cepat dan gejala yang timbul kurang dari 10-30 detik. 3. Perdarahan intraserebral (PIS) Terjadi akibat pecahnya pembuluh darah otak,hal ini terjadi karena aterosklerosis dan hipertensi .keadaan ini pada umumnya terjadi pada usia diatas 50 tahun sehingga akibat pecahnya pembuluh darah arteri otak. 4. Reptura aneurisma sekuler (Gerry) Merupakan lepuhan yang lemah dan berdinding tipis yang menonjol pada tempat yang lemah.
Perawatan pasien stroke di rumah Perawatan pasien stroke sebaiknya dilakukan lebih dari satu, agar pekerjaan dapat dibagi-bagi. Pilihlah kamar yang dekat dengan kamar mandi, ruang makan, atau dapur. Aturlah perabotan atau peralatan yang mudah digunakan penderita. Pastikan tinggi ranjang sesuai dengan kegiatan perawatan sehari-hari dan menggunakan lapisan anti bocor diantara kasur dan seprai. Ciptakan suasana tenang dan menyenangkan. Hindari pembicaraan mengenai ketidakmampuan pasien. Jangan memaksa pasien untuk melakukan sesuatu. Sebaiknya gunakan saran-saran atau bujukan. Bantu penderita untuk mengurus dirinya sendiri sejauh mana yang bisa dia kerjakan dorong penderita untuk bertanggung jawab atas aktivitas latihan yang dilakukan. Pujilah setiap usaha yang dilakukannya
Jangan berasumsi bahwa dia tidak bisa menggunakan pikirannya. Jagalah hubungan sama seperti sebelum dia menderita stroke. Bantulah penderita untuk mempertahankan hubungan dengan dunia luar dan orang lain sama seperti sebelum dia menderita stroke. Sesering mungkin ajaklah penderita untuk bangkit dari ranjangnya, dan kalau tidak mampu ajaklah duduk ketika menyantap makanan. Jika sama sekali tidak memungkinkan, bantu dengan sering membalikkan badannya untuk mencegah dekubitus Jika memungkinkan, bantu penderita bergerak dengan kemampuannya sendiri
Fungsi keluarga adalah (Fridman,1999 : 24) 1. Fungsi afektif (fungsi pemeliharaan kepribadian) : untuk pemenuhan kebutuhan psikososial, saling mengasuh dan memberikan cinta kasih, serta saling menerima dan mendukung. 2. Fungsi sosialisasi dan fungsi penempatan sosial : proses perkembangan dan perubahan individu keluarga, tempat anggota keluarga berinteraksi sosial dan belajar berperan di lingkungan. 3. Fungsi reproduktif : untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia. 4. Fungsi ekonomis : untuk memenuhi kebutuhan keluarga,seperti sandang, pangan, dan papan. 5. Fungsi perawatan kesehatan : untuk merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan
2.3 Konsep Dasar Motivasi Pengertian Motivasi Ames dan Ames (1984) menjelaskan Motivasi dari pandangan kognitif. Menurut pandangan ini Motivasi didefinisikan sebagai prespektif yang dimiliki seseorang mengenai dirinya sendiri dan lingkungannya. Motivasi juga dapat di jelaskan sebagai “Tujuan yang ingin dicapai melalui perilaku tertentu” (cropley ). Dalam proses ini umumnya seseorang akan berusaha mencapai suatu tujuan karena dirangsang oleh manfaat atau keuntungan yang diperoleh.
Fungsi Motivasi Menurut Para Ahli Menurut M. Ngalim Purwanto ada tiga fungsi motivasi dalam belajar, yaitu: Mendorong manusia untuk berbuat atau bertindak. Motif itu berfungsi sebagai penggerak atau motor yang memberi energi (kekuatan) seseorang untuk melakukan suatu tugas. Motif itu merupakan arah perbuatan, yakni kearah perwujutan cita-cita atau suatu tujuan. Motiv itu menyeleksi suatu perbuatan kita, artinya menentukan perbuatan-perbuatan yang mana harus dilakukan, yang serasi, guna mencapai tujuan itu dengan mengenyampingkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan itu.
METODE STUDI KASUS 3.1 Strategi pelaksanaan Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis menggunakan desain kualitatif dalam bentuk studi kasus. Metode ini merupakan suatu jenis rancangan penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan, mendeskripsikan (memaparkan) peristiwaperistiwa penting yang terjadi saat ini. Deskripsi peristiwa dilakukan secara sistematis dan lebih menekankan pada data factual dari pada penyimpulan. Studi kasus merupakan rancangan penelitian yang mencakup pengkajian satu unit penelitian secara intensif misalnya satu klien, keluarga, kelompok, komunitas atau institusi (Nursalam, 2008)
3.2 Seting penelitian Dalam penelitian ini adalah keluarga Tn. U sebagai anak dari klien Ny.N untuk mengajari peran keluarga dalam memotivasi kesembuhan pada keluarganya yang mengalami sakit. Saat dilakukukan penelitian tentang peran keluarga, ternyata keluarga masih belum begitu tau banyak peranannya saat menghadapi ibunya yang sakit stroke Ny.N. sebagai obyek juga sangat kurang kooperatif, jadi peneliti banyak melakukan berbagai pertanyaan dan tindakan langsung di tujukan ke Tn.U untuk melakukan tindakannya ke Ny. N.Dalam penelitian ini, masih kurang dari sempurna bahkan masih banyak kekurangan dan kelemahan yang di miliki.
3.4 Metode Pengumpulan data Metode penelitian yang dilakukan peneliti adalah dengan menggunakan metode observasi participant dan wawancara. Wawancara merupakan suatu teknik yang di pakai dalam rangka pengumpulan data penelitian, dan dapat di lakukan dengan menggunakan skedul terstruktur, terfokus, atau bebas/ tak terstruktur (Aziz Alimul, 2003). Wawancara tak terstruktur di lakukan peneliti dengan tidak menggunakan panduan khusus, pertanyaan di ajukan oleh peneliti terhadap responden beranjak dari focus umum dan isu- isu yang berkembang dalam proses (Sudarwan Danim Darwis, 2002). Observasi participant atau observasi peran serta di lakukan dengan maksud untuk mendapatkan bukti yang benar- benar ilmiah, sesuai dengan kondisi alami di lapangan (Sudarwan Danim Darwis, 2002).
BAB IV Hasil dan Pembahasan Hasil Dari hasil penelitian pada studi kasus ini, yang di mulai sejak tanggal 10 september -8 oktober 2012 yang bertempat di wilayah kerja Puskesmas Arjowinangun kota malang, tepatnya di rumah keluarga Tn. U yang beralamat di tlogowaru Malang, telah di dapatkan hasil yang positif, yakni keluarga mampu berperan aktif dalam memberikan motivasi untuk kesembuhan pada penderita stroke pada anggota keluarga yaitu Ny.N.
4.3. Pembahasan Pada pertemuan kunjungan pertama di keluarga Ny.N. klien tampak lemah, aktifitas menurun atau tidak begitu aktif saat di lakukan wawancara pada partisipan.klien terlihat lemah dan lesu hanya mengangguk dan menggeleng saat di Tanya tentang keluhannya dan keluarga juga belum memahami penyakit stroke keluarga juga tidak pernah memberi motivasi pada klien.
Maka di sinilah peneliti mengambil tempat untuk memberikan KIE pada keluarga Tn. U tentang pentingnya Upaya/peranan keluarga sebagai pihak pertama yang sangat bertanggung jawab untuk bisa memberikan dorongan motivasi dan merawat anggota keluarganya yang sakit.
Dalam proses ini umumnya seseorang akan berusaha mencapai suatu tujuan karena dirangsang oleh manfaat atau keuntungan yang diperoleh. Dalam merawat pasien stroke keluarga hendaknya memiliki peransebagai : a. Membantu pasien dalam berlatih di bawah pengawasan perawat atau ahli terapi fisik b. Menyuntikkan semangat dan motivasi pada pasien, agar melanjutkan hidupnya. c. Meyakinkan pasien bahwa mereka juga bagian penting, dibutuhkan dan dinginkan dalam keluarga. d. Meyakinkan bahwa banyak orang yang berhasil pulih dari stroke kemudian melakukan aktivitas normal. (Valery Feygin,2004; 177 – 178)
Dari data di atas, maka pembahasan yang akan peneliti sampaikan tentang judul : Upaya Keluarga Dalam memotivasi kesembuhan pasien stroke pada Ny.N di wilayah kerja Puskesmas Arjowinangun, adalah : Pada kunjungan pertama,peneliti melakukan pengambilan data yang di lakukan dengan proses wawancara untuk mendapat keterangan yang lebih lanjut tentang kondisi Ny.N dengan stroke. Karena fokus penelitian peneliti adalah klien stroke yang mengalami kelumpuhan dan sulit di ajak berkomunikasi.jadi peneliti mengalami kesulitan untuk mendapat data dari klien jadi peneliti banyak memeberikan pertanyaan keluarganya.
Dari hasil wawancara pada pertemuan pertama di atas di dapatkan data yang mengarah bahwa keluarga tidak mengerti tentang tanda dan gejala ibunya yang mengalami stroke. Kemudian keluarga Tn.U juga tidak Tahu bagaimana cara untuk menangani ibunya yang mengalami stroke seperti itu. Pada pertemuan ke dua, peneliti mengevaluasi dari pertemuan sebelumnya tentang cara yang di lakukan keluarga ketika menghadapi situasi di mana salah satu anggota keluarga (ibunya) mengalami masalah kesehatan. Di sini peneliti mulai melakukan perannya untuk mengajarkan kepada keluarga tentang tata cara untuk menangani anggota keluarga yang terkena stroke dengan memberikan motivasi dan mengajarkan perawatan pasien stroke dirumah terhadap keluarga untuk bisa menyadari betapa pentingnya peran keluarga dalam menghadapi situasi seperti ini, yaitu jika terdapat salah satu anggota keluarga yang mengalami stroke seperti ini. Dari data diatas dapat di jelaskan bahwa selama kunjungan pertama sampai terakhir dapat di evaluasi ternyata keluarga sudah paham tentang tanda dan gejala stroke serta tindakan apa saja yang dilakukan selama dirumah
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Bersdasarkan hasil di atas peneliti menyimpulkan : a) upaya keluarga dalam memotivasi kesembuhan pasien stroke pada Ny N selam 3 minggu kunjungan dalam 1 minggu 3 x kunjungan sudah efektif. Jika dikatakan efektif keluarga memberikan dukungan dan kasih sayang kepada partisipan, memberikan perawatan fisik dan psikososial. Jika dikatakan tidak efektif keluarga membiarkan klien, tidak ada dukungan dan motifasi dari keluarrga, b)peran serta tenaga kesehatan dalam kunjungan ke rumah partisipan dinilai efektif dalam melakukan penyuluhan. Dikatakan tidak efektif jika penyuluhan yang dilakukan tidak tepat sasaran atau keluarga tidak mengerti apa yang disampaikan.
5.2 Saran 5.2.1 Bagi Perawat Para perawat sebagai pelaksana pelayanan keperawatan pada penderita stroke/CVA hendaknya lebih ditingkatkan dan di pertahankan dalam memotivasi penderita ataupun dalam layanan. 5.2.2 Bagi pasien Dalam pelayanan perawatan untuk dapat memotivasi kesembuhan hendaknya peran aktif dari pasien juga yaitu penderita lebih terbuka mengenai masalah kesehatannyasehingga perawat mampu membantu atau penderita mendapatkan perawatan yang maksimal. 5.2.3 Bagi keluarga Pasien akan lebih di perhatikan dan akan terjadi hubungan kerjasama dalam melakukan perawatan sehingga tujuan dapat tercapai dan meningkatkan motivasi untuk sembuh terhadap penyakitnya sehingga derajat kesehatannya lebih meningkat.
5.2.4 Bagi puskesmas Pelayanan dalam hal motivasi penderita hendaknya ditingkatkan,tapi ada baiknya pihak puskesmas mengadakan penyegaran tentang cara memotivasi penderita untuk mencapai kesembuhan. 5.2.5 Bagi peneliti yang akan datang Hendaknya peneliti yang sejenis menyempurnakan penelitian ini dengan dengan lebih memperbanyak literature khasanah keilmuan yang bersifat local, serta metode dan pengumpulan data yang berbeda dari penelitian sebelumnya sehingga di dapat hasil yang lebih sempurna. Dan apabila ada peneliti yang memiliki tema yang erat kaitannya dengan penelitian ini di harapkan benar-benar memahami kondisi realita dunia keperawatan di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Cahyatin, Nurul. 2004. Proses dan Konsep Keperawatan Komunitas , Jakarta: Salemba Medika Doengoes Marilynn E. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan; Pedoman Untuk Perencanaan Dan Pendokumentasian Perawatan . Edisi 3. Jakarta: EGC Lumban Tobing, S.M., 1998, Neurologi Klinik Pemeriksaan Fisik dan Men tal, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. Leila Henderson,stroke :Panduan perawatan,ahli bahasa indriani dari judul aslinya stroke:Survival guide,penerbit Arcan,Jakarta,2002 Mubarak, Wahit. 2009. Komunitas Keperawatan. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika. Philip T.Hagen,MD,Mayo clinic-pedoman perawatan sendiri:Jawaban masalah kesehatan sehari-hari,ahli bahasa T.Hermaya dari judul aslinya Mayo clinic-Guide to seifcare:Answer for everyday health problem,PT Intisari Mediatama,Jakarta,2002.
TERIMA KASIH
WASSALAMUALAIKUMMMM