SATUAN ACARA PENYULUHAN PERAN KELUARGA PADA PASIEN PENDERITA WAHAM
DISUSUN OLEH
Diah Larasati M. Rasyidi Riajeng Dwi Safitri Riski Tiara Putri Kaget Asoka Vivi Sovianti Yulita Dwi Cahyanti
Pembimbing : Iwan Andhyantoro, AMF, SKM, M.Kes
PROGRAM STUDI PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH MUHAMMADIYAH PALEMBANG TAHUN 2107
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Modernisasi dan kemajuan teknologi membawa perubahan dalam cara berfikir dam dalam pola hidup masyarakat luas. Sejalan dengan modernisasi dan kemajuan teknologi, manusia dihadapkan pada perubahan-perubahan yang akan membawa konsekwensi di bidang kesehatan fisik dan jiwa. Perubahan-perubahan dalam kehidupan seseorang, baik perubahan nilai budaya, perubahan sistem kemasyarakatan, perkerjaan serta adanya ketegangan antara idealisme dan realitas, mengakibatkan timbulnya stress. Bertambahnya stress dalam kehidupan tidak menyebabkan kematian secara langsung, namun beratnya gangguan tersebut menganggu produktivitas hidup seseorang dan dapat menghambat pembangunan. Adannya perubahan dalam kehidupan seseorang, membuat orang tersebut harus mengadakan adaptasi dan menanggulangi stressor tersebut. Tetapi tidak semua orang mampu untuk menghadapi dan menanggulangi stressor tersebut hal ini dapat menjadi sumber tekanan, frustasi dan konflik yang akhirnya dapat menjadi stress baik fisik maupun mental. Kemampuan dalam mengatasi masalah tersebut sangat tergantung pada kemampuan dan ketahanan individu tersebut, sehingga tidak jarang pada beberapa individu akan timbul stress yang memuncak bahkan mengarah pada gangguan jiwa. Salah satu penyakit gangguan jiwa yang menyebabkan klien mengalami gangguan isi pikir : waham. Penyembuhan klien tidak saja dengan pemberian obat, tetapi lebih penting adalah bagaimana perawatan yang diberikan dalam suasana lingkungan yang terapeutik. Untuk itu perawat dituntut memiliki ketrampilan yang khusus agar dapat memberikan asuhan keperawatan secara optimal dengan menitik beratkan pada keadaan psikososial tanpa mengabaikan fisiknya. Peran perawat dalam perawatan klien dengan gangguan jiwa sangat penting terutama dalam memenuhi dan berupaya seoptimal mungkin mengorentasikan klien ke dalam realita, dengan cara menciptakan lingkungan yang terapeutik, melibatkan keluarga, menjelaskan pola perilaku klien (untuk diskusi membagi pengalaman, mengatasi masalah klien), menganjurkan kunjungan keluarga secara teratur.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum Setelah diberikan penyuluhan tentang kesehatan jiwa selama 30 menit diharapkan peserta penyuluhan mampu memahami tentang waham. 2. Tujuan Khusus Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan jiwa selama 30 menit diharapkan peserta penyuluhan mampu : a. Menjelaskan pengertian waham b. Menyebutkan penyebab waham c. Menyebutkan macam-macam waham d. Menyebutkan tanda dan gejala waham e. Menyebutkan rentang respon waham f.
Menjelaskan peran keluarga pada penderita waham
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Waham adalah suatu keyakinan yang dipertahankan secara kuat terus-menerus, tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. (Budi Anna Keliat, 2009). Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan, tetapi dipertahankan dan tidak dapat diubah secara logis oleh orang lain. Keyakinan ini berasal dari pemikiran klien yang sudah kehilangan control (Depkes (Depkes RI, 2000). Waham adalah keyakinan terhadap sesuatu yang salah dan secara kukuh dipertahankan walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan realita normal (Stuart dan Sundeen, 2006).
B. Penyebab
1. Faktor Predisposisi Menurut Direja (2011), faktor predisposisi dari gangguan isi pikir, yaitu: a) Faktor perkembangan Hambatan perkembangan akan menganggu hubungan interpersonal seseorang. Hal ini dapat meningkatkan stres dan ansietas yang berakhir dengan gangguan persepsi, klien menekan perasaannya sehingga pematangan fungsi intelektual dan emosi tidak efektif. b) Faktor sosial budaya Seseorang yang merasa diasingkan dan kesepian dapat menyebabkan timbulnya waham. c) Faktor psikologis Hubungan yang tidak harmonis, peran ganda atau bertentangan, dapat menimbulkan ansietas dan berakhir dengan pengingkaran terhadap kenyataan. d) Faktor biologis Waham diyakini terjadi karena adanya atrofi otak, pembesaran vertikel di otak, atau perubahan pada sel kortikal dan limbic. e) Faktor genetik
2. Faktor Presipitasi Menurut Direja (2011) faktor presipitasi dari gangguan isi pikir: waham, yaitu : a) Faktor sosial budaya Waham dapat dipicu karena adanya perpisahan dengan orang yang berarti atau diasingkan dari kelompok. b) Faktor biokimia Dopamine, norepineprin, dan zat halusinogen lainnya diduga dapat menjadi penyebab waham pada seseorang. c) Faktor psikologis Kecemasan yang memandang dan terbatasnya kemampuan untuk mengatasi masalah sehingga klien mengembangkan koping untuk menghindari kenyataan yang menyenangkan.
C. Tanda dan Gejala
1.
Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama, kebesaran,kecurigaan, keadaan dirinya berulang kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai kenyataan)
2. Curiga 3. Bermusuhan 4. Merusak (diri, orang lain, lingkungan) 5. Takut, sangat waspada 6. Tidak tepat menilai lingkungan/ realitas 7. Ekspresi wajah tegang 8. Mudah tersinggung
D. Rentang Respon Respon Adaptif <----------------------------------------------> Respon Maladaptif
Pi kiran ki ran
L ogis gi s
1. Persepsi Kuat 2. Emosi Konsisten Dengan Pengalaman 3. Perilaku Sesuai 4. Berhubungan Sesuai E. Macam- Macam Waham
D isto istorsi
Pi kiran ki ran
1. Ilusi 2. Reaksi Emosi 3. Berlebihan
G angguan ngguan
Pi kiran ki ran
1. Sulit Berespon 2. Emosi 3. Perilaku kacau
Tanda dan gejala waham berdasarkan jenisnya meliputi : 1. Waham kebesaran: individu meyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus yang diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan. Misalnya, “Saya ini pejabat di separtemen kesehatan lho!” atau, “Saya punya tambang emas.” 2. Waham curiga: individu meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha merugikan/mencederai dirinya dan siucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan. Contoh, “Saya tidak tahu seluruh se luruh saudara saya ingin menghancurkan hidup saya karena mer eka eka iri dengan kesuksesan saya.” 3. Waham agama: individu memiliki keyakinan terhadap terhadap suatu agama secara berlebihan dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan. Contoh, “Kalau “Kalau saya mau masuk surga, saya harus menggunakan pakaian putih setiap hari.” 4. Waham somatic: individu meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu atau terserang penyakit dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. Misalnya, “Saya sakit kanker.” (Kenyataannya pada pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan tanda-tanda kanker, tetapi pasien terus mengatakan bahwa ia sakit kanker). 5. Waham nihilistik: Individu meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/meninggal dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan. Misalnya, ”Ini kan alam kubur ya, sewmua yang ada disini adalah roh-roh”. roh- roh”. 6. Waham sisip pikir : keyakinan klien bahwa ada pikiran orang lain yang disisipkan kedalam pikirannya. 7. Waham siar pikir : keyakinan klien bahwa orang lain mengetahui apa yang dia pikirkan walaupun ia tidak pernah menyatakan menyatakan pikirannya kepada orang tersebut. 8. Waham kontrol pikir : keyakinan klien bahwa pikirannya dikontrol oleh kekuatan di luar dirinya.
F. Peran Keluarga pada Penderita Waham
1. Hindari mendebat pasien dengan wahamnya 2. Hindari mendukung waham 3. jika waham timbul, kontak dengan pasien singkat tapi sering 4. Membantu aktivitas menjadi mandiri 5. Terapi obat
BAB III KEGIATAN PENYULUHAN
A. Pelaksanaan Kegiatan
1. Tujuan instruksional umum Setelah diberikan penyuluhan tentang kesehatan jiwa selama 30 menit diharapkan peserta penyuluhan mampu memahami tentang waham. 2. Tujuan instruksional khusus Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan jiwa selama 30 menit diharapkan peserta penyuluhan mampu : a. Menjelaskan pengertian waham b. Menyebutkan penyebab waham c. Menyebutkan macam-macam waham d. Menyebutkan tanda dan gejala waham e. Menjelaskan peran keluarga pada penderita waham 3. Topik Peran keluarga pada penderita waham 4. Sasaran Pasien dan keluarga di poliklinik Rumah Sakit Ernaldi Bahar Palembang 5. Metode Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah ceramah, diskusi dan tanya jawab 6. Media Leaflet dan lip chart 7. Waktu dan Tempat Hari/tanggal
: Senin, 6 November 2017
Pukul
: 08.00 s/d selesai
Tempat
: Poliklinik Rumah Sakit Ernaldi Bahar Palembang
8. Setting Tempat
9. Organisasi Moderator
: Vivi Sovianti
Penyuluh
: Diah Larasati dan Riajeng Dwi Safitri
Fasilitator
: Yulita Dwi Cahyanti dan M.Rasyidi
Observator
: Riski Tiara Putri dan Kaget Asoka
B. Kegiatan Penyuluhan
No. 1.
Kegiatan Penyuluhan
Waktu
Pembukaan
Kegiatan Audiens
5 menit
Menjawab salam
20 menit
Mendengarkan
a. Salam b. Memperkenalkan diri c. Menjelaskan tujuan
2.
Penyajian materi a. Menjelaskan
materi
tentang -
Definisi waham
-
Penyebab waham
-
Macam-macam waham
-
Tanda dan gejala waham
-
Penanganan perawatan
dan pasien
memperhatikan
dan
waham dirumah -
Peran
keluarga
pada
penderita
waham b. Memberikan kesempatan peserta
Menanyakan hal-hal yang kepada
belum dimengerti
penyuluhan
untuk bertanya c. Menjawab pertanyaan yang
terkait
pertanyaan
Mendengarkan
dengan
memperhatikan
peserta
penyuluhan
3.
Penutup a. Memberikan
5 menit umpan
Merespon
balik b. Salam
Menjawab salam
dan
Daftar Pustaka
Keliat, B. A. (2009). Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta : ECG. Stuart G.W. and Sundeen (2006). Principles (2006). Principles and Practice of Psykiatric Nursing (5 th ed). ed). St. Louis Mosby Year Book. Departemen Kesehatan RI. (2000) Keperawatan Jiwa Teori dan Tindakan. Direja, A.H.S. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Medikal Book.
Standar Evaluasi Penyuluhan
I.
II.
Topik a. Pokok Bahasan b. Sasaran c. Waktu d. Hari/tanggal
: Peran keluarga pada pasien penderita waham : 61 jumlah peserta di poli jiwa RS Ernaldi Bahar Palembang : Pukul 09.00 WIB : Sabtu, 11 November 2017
Tujuan 1. Tujuan Umum Setelah diberikan penyuluhan tentang kesehatan jiwa selama 30 menit diharapkan
80% peserta penyuluhan mampu memahami tentang waham dan peran keluarga pada penderita waham. 2. Tujuan Khusus Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan jiwa selama 30 menit diharapkan 80% peserta penyuluhan mampu : a. Menjelaskan pengertian waham b. Menyebutkan penyebab waham c. Menyebutkan macam-macam waham d. Menyebutkan tanda dan gejala waham e. Menyebutkan rentang respon waham f.
III.
Menjelaskan peran keluarga pada penderita waham
Metode Penyuluhan
Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah ceramah, diskusi dan tanya jawab.
IV.
Media
Leaflet dan lip chart
V.
Pelaksanaan Kegiatan
a. Orientasi 1. Mengucapkan salam 2. Memperkenalkan nama mahasiswa yang melakukan penyuluhan pen yuluhan 3. Menjelaskan tujuan dari kegiatan penyuluhan
4. Membuat kontrak waktu penyuluhan 5. Menjelaskan susunan acara penyuluhan
b. Kerja Pelaksanaan kegiatan dilakukan pada hari Sabtu tanggal 11 November 2017 jam 09.00 WIB dan dapat berjalan dengan lancar walaupun saat dilaksanakannya penyuluhan masih ada beberapa peserta yang tidak fokus meskipun demikian peserta tampak aktif dalam kegiatan penyuluhan. Materi yang diberikan berupa : 1) Definisi waham 2) Penyebab waham 3) Macam-macam waham 4) Tanda dan gejala waham 5) Penanganan dan perawatan pasien waham dirumah 6) Peran keluarga pada penderita waham
C. Terminasi 1. Mengucapkan salam 2. Hasil : a) 80% peserta mengerti tentang konsep waham b) 80% peserta mengerti tentang peran keluarga pada pasien penderita waham
DOKUMENTASI PENYULUHAN