stillbesterol hormone on the body and carcasses weight of male native chickens ]/ Purba, J.; Anwar, M.; Harimurti, S. (Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Fakultas Peternakan). Prosiding seminar penelitian dan penunjang pengembangan peternakan, Bogor, 5-8 Nov 1979. Buku 1/ Sitorus, P.; Djajanegara, A.; Suradisastra, K.; Prawiradiputra, B.R.; Sastrodihardjo, S.; Subandriyo; Lubis, D.; Diwyanto, K. (eds.). Bogor: Lembaga Penelitian Ternak, 1979: p. 214-218 , 3 tables; 7 ref.
CHICKENS; MALES; BODY WEIGHT; CARCASSES; CASTRATION; HORMONES. Lima puluh empat ekor ayam kampung jantan umur 12 minggu digunakan dalam percobaan hayati mengukur pengaruh kastrasi (kastrasi dan tidak kastrasi) dan implantasi hormon stillbesterol (0; 7,5 dan 15 mg). Hasil penelitian menunjukkan kenaikan berat badan dipengaruhi oleh kastrasi, implantasi dan interaksinya. Ratarata konsumsi dan konversi makanan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata secara statistik.
PRAWIROKUSUMO, PRAWIROKUSUMO, S.
Pengaruh tingkat pemberian dedak halus, varitas dan asalnya terhadap pertumbuhan ayam broiler. [ Effets of rice brain application level, varieties and its sources on the growth of broiler chickens]/ Prawirokusumo, S.; Nasroedin (Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Fakultas Peternakan). Prosiding seminar penelitian dan penunjang pengembangan peternakan, Bogor, 5-8 Nov 1979. Buku 2/ Sitorus, P.; Djajanegara, A.; Suradisastra, K.; Prawiradiputra, B.R.; Sastrodihardjo, S.; Subandriyo; Lubis, D.; Diwyanto, K. (eds.). Bogor: Lembaga Penelitian Ternak, 1979: p. 18-20. , 3 ref. BROILER CHICKENS; BRAN; VARIETIES; GROWTH; ANIMAL PERFORMANCE; FEEDING. Dedak halus asal varitas (IR 38 vs 36), tingkat pemberian (0, 15, 30, 45 dan 60%) dan asal (pegunungan vs dataran rendah) dalam ransum. Percobaan dilakukan selama 7 minggu. Dicobakan pada ayam broiler jantan. Disimpulkan bahwa kadar 30% dedak halus dalam ransum dapat diberikan kepada broiler dengan tidak mempengaruhi berat badannya. Dedak halus dari daerah dataran rendah memperlihatkan derajat dikonsumsi yang lebih tinggi.
POERBA, J.
Pembatasan pemberian makanan pada ayam dara dan pengaruhnya terhadap produksi telur. [ Limitation Limitation of feeding application on virgin chickens and its effect
6
Abstrak Hasil Penelitian Badan Litbang Pertanian (1979-2009), Komoditas Unggas
on egg production]/ Poerba, J.; Nasrudin; Wihandoyo (Universitas Gajah Mada, Yogyakarta). Prosiding seminar penelitian dan penunjang pengembangan peternakan, Bogor, 5-8 Nov 1979. Buku 2/ Sitorus, P.; Djajanegara, A.; Suradisastra, K.; Prawiradiputra, B.R.; Sastrodihardjo, S.; Subandriyo; Lubis, D.; Diwyanto, K. (eds.). Bogor: Lembaga Penelitian Ternak, 1979: p. 35-39, 2 tables; 6 ref.
LAYER CHICKENS; EGG PRODUCTION; FEED INTAKE. Untuk mengetahui pengaruh pembatasan waktu makan selama periode dara dan akibatnya terdapat produksi telur telah dilakukan suatu percobaan. Percobaan meliputi 7 perlakuan yakni 8; 10; 12 jam makan per hari; 2 hari makan 1 hari puasa; 3 hari makan 1 hari puasa; 4 hari makan 1 hari puasa dan kontrol. Selama perlakuan, hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi makanan rata-rata tiap perlakuan berbeda sangat nyata (P<0,01), masing-masing per hari sebanyak 57,57 g; 60,57 g; 63,43 g; 57,00 g; 58,28 g; 61,71 g; dan 62,14 g. Penghematan makanan selama penelitian yang terbanyak adalah 8,28% (2 hari makan 1 hari puasa) dan 7,36% (8 jam makan sehari). Rata-rata pertambahan berat badan tidak menunjukkan perbedaan nyata, demikian pula terhadap dewasa kelamin. Selama produksi, hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi makanan, produksi telur, berat telur dan kualitas telur tidak menunjukkan berbeda yang nyata.
SOENARSO
Pewarisan warna bulu dan warna kerabang pada hasil silang pejantan W36 dengan betina kampung. [Genetic inheritance of colour feather and eggshell coclour on crosbred W36 male with native female chickens ]/ Soenarso; Sukardi; Sanoesi; Soeminto (Universtas Jenderal Soedirman, Poerwokerto. Fakultas Peternakan). Prosiding seminar penelitian dan penunjang pengembangan peternakan, Bogor, 5-8 Nov 1979. Buku 1/ Sitorus, P.; Djajanegara, A.; Suradisastra, K.; Prawiradiputra, B.R.; Sastrodihardjo, S.; Subandriyo; Lubis, D.; Diwyanto, K. (eds). Bogor: Lembaga Penelitian Ternak, 1979: p. 207-209, 5 ref. CHICKENS; MALES; FEMALES; BREEDING METHODS; HAIR; EGG SHELL Penelitian mengenai pewarisan warna bulu dan warna kerabang sebagai hasilsilang pejantan W36 dengan betina kampung telah dilakukan di Desa Arcawinangun, Kecamatan Baturaden, Kabupaten Purwokerto. Penelitian ini langsung dilakukan di desa untuk memberi kesempatan yang seluas-luasnya masyarakat mengikuti sekaligus untuk menimbulkan minat secara spontan masyarakat dalam memperbaiki mutu genetik ayam kampung dengan jalan grading up. Selain itu penelitian ini dilakukan mengingat adanya korelasi antara warna bulu dan selera peternak (produsen) serta warna kerabang dengan selera konsumen. Materi yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu 2 ekor pejantan W36, 3 ekor
Abstrak Hasil Penelitian Badan Litbang Pertanian (1979-2009), Komoditas Unggas
7
pejantan kampung berbulu putih dan induk kampung berwarna putih, coklat, hitam masing-masing 6 ekor. Untuk mengetahui pewarisan warna bulu dan warna kerabang dalam penelitian dipakai metoda χ 2. Warna bulu dan warna kerabang dinilai berdasarkan score: warna bulu putih W36 score 100; Warna bulu putih kampung scor e 90; Warna bulu coklat score 50; Warna bulu hitam score 10; Warna kerabang bulu putih W36 score 100: warna kerabang bulu coklat score 50. Hasil pengamatan menunjukkan: (a) Semua anak ayam hasil persilangan pejantan w 36 dengan betina kampung (berbulu putih, coklat, hitam berbulu putih. (b) Semua anak ayam hasil persilangan pejantan kampung putih dengan betina kampung (berbulu putih, coklat, hitam) tidak seragam. (c) Semua warna kerabang hasil persilangan masih seragam dengan warna kerabang dari induk (ayam kampung).
SUNARLIM, R.
Minyak goreng sebagai pengawet telur . [ Use of cooking oil for egg preservation ]/ Sunarlim, R.; Sabrani, M.; Riyanto, S. (Lembaga Penelitian Ternak, Bogor ). Prosiding seminar penelitian dan penunjang pengembangan peternakan, Bogor, 5-8 Nov 1979. Buku 2/ Sitorus, P.; Djajanegara, A.; Suradisastra, K.; Prawiradiputra, B.R.; Sastrodihardjo, S.; Subandriyo; Lubis, D.; Diwyanto, K. (eds.). Bogor: Lembaga Penelitian Ternak, 1979: p. 225-231 , 3 tables; 3 ref. EGGS; OILS; PRESERVATION. Penelitian pengawetan telur dengan bahan minyak goreng telah dilaksanakan dengan empat macam perlakuan (minyak kelapa, Aroma, minyak Aroma + Mg SO4, dan kontrol) di observasi setiap minggu selama 2 bulan. Minyak kelapa, Aroma dan Aroma + MgSO 4 mempunyai sifat positif di dalam pengawetan telur yaitu menahan keluarnya CO 2. Telur dengan HU tinggi juga mempunyai daya buih yang lebih tinggi, dimana daya buih dari telur-telur yang diawet dengan minyak kelapa, Aroma dan Aroma + MgSO 4 lebih tinggi (P<0,01) dibanding dengan kontrol.
WIHANDOYO
Pengaruh kreditor (tengkulak) terhadap sosial ekonomi peternakan itik tradisional di Kabupaten tegal. [ Effect of creditor on socioeconomic of traditional duck farmers in Tegal Regency]/ Wihandoyo; Wiguna, M.A.; Purba, J. H. (Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Fakultas Peternakan). Prosiding seminar penelitian dan penunjang pengembangan peternakan, Bogor, 5-8 Nov 1979. Buku 1/ Sitorus, P.; Djajanegara, A.; Suradisastra, K.; Prawiradiputra, B.R.; Sastrodihardjo, S.; Subandriyo; Lubis, D.; Diwyanto, K. (eds.). Bogor: Lembaga Penelitian Ternak, 1979: p. 48-51, 4 tables; 3 ref.
8
Abstrak Hasil Penelitian Badan Litbang Pertanian (1979-2009), Komoditas Unggas
DUCKS; CREDIT; ECONOMIC SOCIOLOGY; JAVA. Penelitian tentang pengaruh dan peranan tengkulak terhadap peternak itik tradisional dilakukan di Kabupaten Tegal. Dengan jumlah responden sebanyak 15 orang yang dibagi ke dalam 5 kelompok, diperoleh hasil bahwa peranan tengkulak cukup penting walaupun menyebabkan keuntungan yang diterima peternak menjadi menurun. Selanjutnya diperoleh pula bahwa tingginya bunga pinjaman tidak dirasakan peternak karena dibayar dengan selisih harga telur di pasar dengan harga dari tengkulah.
YUWANTA, T.
Pengaruh pemeliharaan itik alabio secara back yard terhadap sosial ekonomi masyarakat perkotaan . [ Effect of alabio duck backyard rearing technique on urban socioeconomic of communities]/ Yuwanta, T.; Harimurti, S.; Wiguna, M.A. (Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Fakultas Peternakan). Prosiding seminar penelitian dan penunjang pengembangan peternakan, Bogor, 5-8 Nov 1979. Buku 1/ Sitorus, P.; Djajanegara, A.; Suradisastra, K.; Prawiradiputra, B.R.; Sastrodihardjo, S.; Subandriyo; Lubis, D.; Diwyanto, K. (eds.). Bogor: Lembaga Penelitian Ternak, 1979: p. 52-56, 3 ill., 5 ref. DUCKS; POULTRY FARMING; EGG PRODUCTION; ECONOMIC SOCIOLOGY; ECONOMIC ANALYSIS; SMALL FARMS; URBAN AREAS. 1086 ekor itik alabio umur 6 bulan bantuan pemerintah dipelihara di enam Rukun Kampung wilayah Kotamadya Yogyakarta oleh 44 peternak. Usaha pengembangan dilakukan dengan cara menyetorkan 15% dari seluruh produksi per bulan yang dinyatakan dengan uang kepada Badan Usaha di setiap Rukun Kampung. Produksi rata-rata per hari 27,95% dan mortalitas 2,7%. Tidak stabilnya harga makanan, kurangnya penyuluhan dan kerja sama antara beberapa instansi dan lembagalembaga ilmiah merupakan penyebab rendahnya produksi itik alabio ini.
Abstrak Hasil Penelitian Badan Litbang Pertanian (1979-2009), Komoditas Unggas
9
1981
ANWAR, M.
Pengaruh cahaya dan tipe lantai terhadap performance burung puyuh ( Coturnix japonica). [ Effect of light and flour type on the performance of quarl (Coturnix japonica)]/ Anwar, M.; Harimurti, S.; Yuwanta, T. (Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Fakultas Peternakan). Prosiding seminar penelitian peternakan, Bogor, 23-26 Mar 1981/ Siregar, A.P.; Kompiang, I P.; Siregar, M.E.; Purnomo R.; Sitorus, P.; Sabrani, M.; Djamaludin, E. (eds.). Bogor: Puslitbangnak, 1981: p. 448454, 7 tables; 6 ref. QUAILS; LIGHT; FLOORS; ANIMAL PERFORMANCE; EGG PRODUCTION. Sejumlah 180 ekor burung puyuh betina umur 17 hari telah digunakan dalam percobaan hayati (bioassay) dengan rancangan faktorial 3 x 2 untuk mengukur pengaruh tingkat cahaya (12, 14 dan 16 jam per 24 jam) dan tipe lantai ( wire dan litter ). Burung-burung tersebut dibagi secara acak menjadi 6 kelompok perlakuan, masing-masing menggunakan 10 ekor dalam 3 replikasi. Percobaan dilakukan selama 20 minggu. Rata-rata umur burung puyuh untuk mencapai 50% produksi secara statistik (P<0,05) dipengaruhi oleh tingkat cahaya (65, 59 dan 56 hari masing-masing untuk tingkat cahaya 12, 14 dan 16 jam). Rata-rata produksi telur dan konversi makanan selama 12 minggu secara statistik (P<0,05) dipengaruhi oleh tingkat cahaya (69,7; 74,7 dan 77,0%; 2,09; 1,96 dan 1,88 masing-masing untuk 12, 14 dan 16 jam). Rata-rata konsumsi makanan dan berat telur serta persentase mortalitas tidak dipengaruhi oleh tingkat cahaya (13,49; 13,51 dan 13,77 g/ekor/hari; 9,07; 9,24 dan 9,66 g/butir; 4,16; 2,08; dan 0%, masing-masing untuk tingkat cahaya 12, 14 dan 16 jam). Tipe lantai dan interaksi dari masing-masing perlakuan tidak berpengaruh terhadap semua parameter yang diukur.
ASHADI, G.
Kerugian-kerugian ekonomis sebagai akibat koksidiosis sekum ( Eimeria tenella) pada ayam pedaging. [ Economic suffers as an effect of coccidiosis (Eimeria tenella) on broiler chickens ]/ Ashadi, G.; Tampubolon, M.P. (Institut Pertanian Bogor (Indonesia). Fakultas Kedokteran Veteriner). Prosiding seminar penelitian peternakan, Bogor, 23-26 Mar 1981/ Siregar, A.P.; Kompiang, I P.; Siregar, M.E.; Purnomo R.; Sitorus, P.; Sabrani, M.; Djamaludin, E. (eds.). Bogor: Puslitbangnak, 1981: p. 380-387, 3 tables; 17 ref. BROILER CHICKENS; COCCIDIOSIS; EIMERIA TENELLA; MORTALITY.
10
Abstrak Hasil Penelitian Badan Litbang Pertanian (1979-2009), Komoditas Unggas
Untuk mengetahui kerugian ekonomi akibat infestasi E. tenella pada ayam pedaging, maka 400 ekor broiler Starbro umur satu hari dibagi menjadi 8 kelompok yang masing-masing kelompoknya terdiri atas 50 ekor. Setiap kelompok anak ayam tadi ditulari dengan 200.000 oocysts E. tenella masing-masing pada umur 1 hari, 1 minggu, 2 minggu, 3 minggu, 4 minggu, 5 minggu, 6 minggu dan kelompok yang ke 8 tidak ditulari, sebab untuk kontrol. Hal-hal yang diperhatikan dalam penelitian ini adalah, tinja, ransum yang dikonsumsi, berat badan dan kematian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penularan oleh E. tenella mengakibatkan kematian ± 74%, penurunan berat badan anak ayam terjangkit yang semakin tinggi sejajar dengan umur anak ayam tersebut pada waktu kena tular.
GUNAWAN, B.
Performans itik-itik lokal dan silangannya pada sistem peternakan secara extensif dan intensif di Karawang: performans sampai dengan umur 47 minggu. [ Performance of local ducks and its crossbreds on extensive and intensive in Karawang )]/ Gunawan, B.; Hetzel, D.J.S. (Pusat Penelitian dan Pengembangan Ternak, Bogor). Prosiding seminar penelitian peternakan, Bogor (Indonesia) 23-26 Mar 1981/ Siregar, A.P.; Kompiang, I P.; Siregar, M.E.; Purnomo R.; Sitorus, P.; Sabrani, M.; Djamaludin, E. (eds.). Bogor: Puslitbangnak, 1981: p. 424-429, 3 table; 3 ref. DUCKS; CROSSBREDS; ANIMAL PERFORMANCE; EXTENSIVE HUSBANDRY; INTENSIVE HUSBANDRY; JAVA. Pada sebuah percobaan kecil di Karawang, lawa Barat, itik-itik tegal, khaki campbell , bali dan itik-itik silangan tebio dan alagal yang berumur 6 minggu dibagikan kepada 3 orang peternak ekstensir dan seorang petemak intensif. Dicatat data-data mengenai makanan yang diberikan, produksi telur, kematian, biaya makanan dan penjualan telur. Percobaan ini masih terus berjalan, tetapi hasil analisa sementara menunjukkan bahwa sampai dengan umur 47 minggu, produksi telur dan keuntungan lebih tinggi pada sistem peternakan secara intensif. Khaki campbell bertelur lebih banyak dibandingkan dengan kelompok-kelompok yang lain pada sistem peternakan intensif. Itik-itik tegal menghasilkan keuntungan yang lebih banyak dibandingkan dengan itik-itik silangan. Hasil analisa akhir akan dilakukan kira-kira setelah 1 tahun produksi telur.
HETZEL, D.J.S.
Beberapa pengaruh aflatoksin terhadap pertumbuhan itik-itik muda. [ Effects of aflatoxin on the growth of young ducks ]/ Hetzel, D.J.S.; Sutikno, I.; Soeripto (Pusat Penelitian dan Pengembangan Ternak, Bogor). Prosiding seminar penelitian peternakan, Bogor, 23-26 Mar 1981/ Siregar, A.P.; Kompiang, I P.; Siregar, M.E.;
Abstrak Hasil Penelitian Badan Litbang Pertanian (1979-2009), Komoditas Unggas
11