UJI KEPEKAAN JAMUR TERHADAP ANTIBIOTIK NILAI
Tanggal
:
Latar Belakang
:
KOREKTOR
Antibiotik maupun jenis-jenis antimikroba lainnya telah umum dikenal dikalangan masyarakat kita. Penggunaan dari antibiotik dan antimikroba ini pun telah meningkat, seiring dengan bermunculannya berbagai jenis infeksi yang kemungkinan ditimbulkan oleh jenis bakteri baru ataupun virus baru. Kenyataannya adalah bahwa penggunaanya di kalangan awam sering kali disalah artikan atau disalah gunakan, dalam artian seringkali penatalaksanaan dalam menangani suatu jenis infeksi yang tidak tepat, yang berupa pemakaian antibiotik dengan dosis dan lama terapi atau penggunaan yang tidak tepat, karena kurangnya pemahaman mengenai antibiotik ini sendiri. Hal ini pulalah yang kemudian hari merupakan penyebab utama dari timbulnya resistensi dari obat-obat antibiotik maupun antimikroba terhadap jenis bakteri tertentu. Obatobat antimikroba efektif dalam pengobatan infeksi karena kemampuan obat tersebut membunuh mikroorganisme yang menginvasi penjamu tanpa merusak sel. Dalam percobaan ini akan dilakukan uji sensitifitas, yang merupakan suatu teknik untuk menetapkan sensitifitas suatu antibiotika dengan mengukur efek senyawa tersebut pada pertumbuhan suatu mikroorganisme, yaitu seberapa besar hambatan pertumbuhan yang dapat dilakukan oleh antibiotik dan untuk mengetahui apakah suatu antibiotik dapat membunuh jenis jamur berspektrum
luas atau hanya dapat membunuh satu jenis jamur yang disebut spektrum sempit, karena hanya beberapa penyakit yang tidak cocok dengan antibiotik dan terhadap penyakit yang fatal, serta berhubungan dengan waktu inkubasi untuk melihat antibiotik mana yang kerjanya lebih cepat menghambat atau membunuh jamur lain. Alasan penggunaan beberapa macam antibiotik yaitu untuk melihat antibiotik mana yang kerjanya lebih cepat menghambat atau membunuh jamur, antibiotik mana yang telah resisten dan antibiotic mana yang betul-betul cocok untuk suatu jenis jamur.
Tujuan
:
1. Untuk mengetahui sensitifitas jamur terhadap pengaruh antibiotik. 2. Untuk mengetahui bentuk radikal atau iradikal.
Rumusan Masalah
:
1. Bagaimana mengetahui sensitifitas jamur terhadap pengaruh antibiotik ? 2. Bagaimana mengetahui bentuk radikal atau iradikal
Prinsip
:
Dengan isolasi jamur pada media SGA dan kemudian diberi disk antibiotik, maka dapat diketahui kepekaan atau sensitifitas jamur (radikal atau iradikal) terhadap antibiotik tersebut.
Alat & Bahan
:
-Plate
-Lampu Spirtus
-Kapas/swab steril
-Media SGA
-Erlenmeyer
-PZ Steril
-Pinset
-Biakan murni
-Spatel
-Antibiotik
Prosedur
:
A. Membuat Suspensi Jamur 1. Disiapkan 50 ml pz steril dalam erlenmeyer 100 ml. 2. Ditambahkan koloni jamur murni dari biakan. 3. Diaduk / dicampur. B. Isolasi 1. Diambil suspensi jamur dengan swab steril dan kemudian diinokulasikan atau dioleskan pada media SGA secara merata. 2. Diinkubasi selama 10 menit. 3. Dimasukkan lempeng disk antibiotik (2 atau 3 lempeng disk dalam satu plate). 4. Diinkubasi dalam suhu kamar selama 5-7 hari. 5. Diamati dan diukur diameter radikal dan iradikal dari antibiotik tersebut. 6. Diberi kesimpulan dari hasil tersebut.
Hasil
: MAKROSKOPIS
Bentuk koloni Warna Tekstur Konsistensi
: Bulat : Putih : Mucoid : Basah
Kesimpulan : Jadi, dari hasil praktikum uji kepekaan terhadap antibiotikdidapatkan hasil resisten terhadap jamur Candida sp.
Diskusi
:
Antibiotik adalah zat-zat kimia yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri yang memiliki khasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan kuman-
kuman sedangkan toksisitasnya bagi manusia relatif kecil. Para peneliti diseluruh dunia memperoleh banyak zat lain dengan khasiat antibiotik namun berhubung dengan adanya sifat toksis bagi manusia, hanya sebagian kecil saja yang dapat digunakan sebagai obat diantaranya adalah streptomycin vial injeksi, Tetrasiklin kapsul, Kanamicin kapsul, Erytromicin kapsul, Colistin tablet, Cefadroxil tablet dan Rifampisin kapsul (Djide, 2003). Kegiatan antibiotika untuk pertama kalinya ditemukan oleh sarjana Inggris dr. Alexander Flemming pada tahun 1928 (penisilin). Penemuan ini baru dikembangkan dan dipergunakan dalam terapi di tahun 1941 oleh dr.Florey (Oxford) yang kemudian banyak zat lain dengan khasiat antibiotik diisolir oleh penyelidik-penyelidik di seluruh dunia, akan tetapi berhubung dengan sifat toksisnya hanya beberapa saja yang dapat digunakan sebagai obat (Djide, 2003). Antibiotik digunakan untuk membasmi mikroba penyebab terjadinya infeksi. Gejala infeksi terjadi akibat gangguan langsung oleh mikroba dan berbagai zat toksik yang dihasilkan mikroba. Pada dasarnya suatu infeksi dapat ditangani oleh sistem pertahanan tubuh, namun adakalanya sistem ini perlu ditunjang oleh penggunaan antibiotik. Antibiotik yang digunakan untuk membasni mikroba penyebab infeksi pada manusia, harus memiliki sifat toksisitas selektif. Artinya antibiotik harus bersifat toksik untuk mikroba, tetapi relatif tidak toksik untuk hospes. Toksisitas selektif tergantung kepada struktur yang dimiliki sel bakteri dan manusia misalnya dinding sel bakteri yang tidak dimiliki oleh sel manusia, sehingga antibiotik dengan mekanisme kegiatan pada dinding sel bakteri mempunyai toksisitas selektif relatif tinggi (Ganiswarna, 1995). Zona
Hambat
merupakan
tempat
dimana
bakteri
terhamabat
pertumbuhannya akibat antibakteri atau antimikroba. Zona hambat adalah daerah untuk menghambat pertumbuhan mikroorrganisme pada media agar oleh antibiotik. Contohnya: tetracycline, erytromycin, dan streptomycin. Tetracycline
merupakan antibiotik yang memiliki spektrum yang luas sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri secara luas (Pelczar, 1986). Adapun penjelasan dari beberapa jenis antibiotika yang akan diujikan adalah sebagai berikut: a.
Penisilin Penisilin adalah antibiotika yang berasal dari jamur Penicillium. Secara umum, antibiotik Penicilin bersifat signifikan, karena Penicilin adalah obat pertama yang efektif terhadap penyakit yang serius seperti penyakit sefilis dan infeksi Stapylococcus.
b.
Streptomycin Streptomycin adalah obat yang termasuk kelompok aminoglycosyde. Streptomycin ini bekerja dengan cara mematikan bakteri sensitif dengan menghentikan pemproduksian protein esensial yang dibutuhkan bakteri untuk bertahan hidup. Streptomycin digunakan untuk mengobati TB (Tuberculosis) dan infeksi yang disebabkan oleh bakteri.
c.
Tetracyclin Tetracyclin adalah zat anti mikroba yang diperoleh dengan cara deklorrinasi klortetrasiklina, reduksi oksitetracyclin, atau dengan fermentasi. Tetracyclin adalah spectrum luas poliketida yang dihasilkan oleh Streptomyces, genus dari Actinobacteria, diindikasikan digunakan untuk melawan infeksi bakteri. Ini adalah inhibitor sintesis protein. Hal ini umumnya digunakan untuk mengobati jerawat dan memainkan peran dalam memerangi kolera di negara maju.
d.
Chloramphenicol Chloramphenicol adalah bakteriostatik antimicrobial. Hal ini dianggap sebagai
proototipe
antibiotika
spectrum
luas,
disamping
tetracyclin.
Chloramphenicol efektif terhadap berbagai bakteri gram-positif dan gram negatif, termasuk sebagai organisme anaerobik. Chloramphenicol adalah inhibitor sintesis protein, yang menghambat aktivitas transferase peptida dari
ribosom bakteri, mengikat A2A52 dan residu A2451 di 235 rRNA dari sub unit ribosom 50S, mencegah pembentukan ikatan peptide.
Saran Untuk Laboratorium
:
1. Menjaga kebersihan Laboratorium. 2. Disediakan Pencuci tangan pada wastafel. 3. Harap tenang di Laboratorium saat ada praktikum
Saran Untuk Penderita
:
1. Jangan jajan disembarang tempat. 2. Perhatikan kebersihan lingkungan. 3. Perhatikan kebersihan kulit. Lampiran
UJI KEPEKAAN JAMUR TERHADAP OBAT KULIT NILAI
Tanggal
:
Latar Belakang
:
KOREKTOR
Jamur merupakan salah satu penyebab infeksi pada penyakit terutama dinegara-negara tropis. Penyakit kulit akibat jamur merupakan penyakit kulit yang sering muncul ditengah masyarakat Indonesia. Iklim tropis dengan kelembapan udara yang tinggi di Indonesia sangat mendukung petumbuhan jamur. Banyaknya infeksi jamur juga didukung oleh masih banyaknya masyarakat Indonesia yang berada digaris kemiskinan sehingga masalah kebersihan lingkungan, sanitasi, dan pola hidup sehat kurang menjadi perhatian dalam kehidupan sehari-hari masyarakat indonesia. Pada manusia jamur hidup pada lapisan tanduk. Jamur itu kemudian melepaskan toksin yang bisa menimbulkan peradangan dan iritasi berwarna merah dan gatal. Infeksinya bisa berupa bercak-bercak warna putih, merah, atau hitam di kulit dengan bentuk simetris. Ada pula infeksi yang berbentuk lapisanlapisan sisik pada kulit. Itu tergantung pada jenis jamur yang menyerang. Obat-obat anti jamur juga disebut dengan obat anti mikotik, dipakai untuk mengobati dua jenis infeksi jamur : infeksi jamur superficial pada kulit atauselaput lender dan infeksi jamur sistemik pada paru-paru atau system saraf pusat. Infeksi jamur dapat ringan, seperti pada tinea pedis atau berat, seperti pada paru-paru atau jamur seperti candida spp, ragi merupakan bagian dari flora normal pada mulut, kulit, usus halus dan vagina.
Berdasarkan penjelasan diatas maka akan dilakukan praktikum uji kepekaan jamur terhadap obat kulit.
Tujuan
:
1. Untuk mengetahui sensitifitas jamur terhadap pengaruh obat kulit. 2. Untuk mengetahui bentuk radikal atau iradikal.
Rumusan Masalah
:
1. Bagaimana mengetahui sensitifitas jamur terhadap pengaruh obat kulit ? 2. Bagaimana mengetahui bentuk radikal atau iradikal ?
Prinsip
:
Dengan isolasi jamur pada media SGA dan kemudian diberi disk yang diolesi obat kulit, maka dapat diketahui kepekaan atau sensitifitas jamur (radikal atau iradikal) terhadap obat kulit tersebut.
Alat & Bahan
:
-Plate
-Lampu Spirtus
-Kapas/swab steril
-Media SGA
-Erlenmeyer
-PZ Steril
-Pinset
-Biakan murni
-Spatel
-Obat Kulit
Prosedur
:
A. Membuat Suspensi Jamur 1. Disiapkan 50 ml pz steril dalam erlenmeyer 100 ml. 2. Ditambahkan koloni jamur murni dari biakan. 3. Diaduk / dicampur. B. Isolasi 1. Diambil suspensi jamur dengan swab steril dan kemudian diinokulasikan atau dioleskan pada media SGA secara merata. 2. Diinkubasi selama 10 menit. 3. Dimasukkan lempeng disk antibiotik (2 atau 3 lempeng disk dalam satu plate). 4. Diinkubasi dalam suhu kamar selama 5-7 hari. 5. Diamati dan diukur diameter radikal dan iradikal dari antibiotik tersebut. 6. Diberi kesimpulan dari hasil tersebut.
Hasil
: MAKROSKOPIS
Bentuk koloni Warna Tekstur Konsistensi
: Bulat : Putih : Mucoid : Basah
Kesimpulan : Jadi dari hasil pemeriksaan uji kepekaan terhadap obat kulit didapatkan hasil radikal terhadap jamur Candida sp.
Diskusi
:
Macam – Macam Infeksi Jamur Infeksi jamur dapat dibagi menjadi dua yaitu : 1. Infeksi jamur sistemik
– Amfoterisin B – Flusitosin – Ketokonazol – Itakonazol – Fluconazol – Kalium Iodida 2. Infeksi jamur topikal (dermatofit dan mukokutan) Jenis-Jenis Obat Anti Jamur a. Anti jamur cream Digunakan untuk mengobati infeksi jamur pada kulit dan vagina. Antara lain : ketoconazole, fenticonazole, miconazole, sulconazole, dan tioconazole. b. Anti jamur peroral Amphotericin dan nystatin dalam bentuk cairan dan lozenges. Obatobatan ini tidak terserap melalui usus ke dalam tubuh. Obat tersebut digunakan untuk mengobati infeksi Candida (guam) pada mulut dan tenggorokan. Sedangkan, itraconazole, fluconazole, ketoconazole, dan griseofulvin adalah obat
dalam
bentuk
tablet
yang
diserap
ke
dalam
tubuh.
Obat ini digunakan untuk mengobati berbagai infeksi jamur. Penggunaannya tergantung pada jenis infeksi yang ada. example: • Terbinafine umumnya digunakan untuk mengobati infeksi kuku yang biasanya disebabkan oleh jenis jamur tinea. • Fluconazole umumnya digunakan untuk mengobati jamur Vaginal. Juga dapat digunakan untuk mengobati berbagai macam infeksi jamur pada tubuh. c. Anti jamur injeksi Amphotericin, flucytosine, itraconazole, voriconazole dan caspofungin adalah obat-obatan anti jamur yang sering digunakan dalam injeksi.
Saran Untuk Laboratorium
:
1. Menjaga kebersihan Laboratorium. 2. Disediakan Pencuci tangan pada wastafel. 3. Harap tenang di Laboratorium saat ada praktikum
Saran Untuk Penderita
:
1. Jangan jajan disembarang tempat. 2. Perhatikan kebersihan lingkungan. 3. Perhatikan kebersihan kulit.
Lampiran