Laporan Praktikum ke-7
UJI KEPEKAAN BAKTERI TERHADAP ANTIBIOTIKA
Praktikan: Nama NPM Kelas Kelompok
: : : :
Muhammad Agil Adhitrya Adhitrya Putra 2011210161 D 5
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS PANCASILA JAKARTA 2012
BAB I PENDAHULUAN 1.1 1.1 Lata Latarr Bela Belaka kang ng Mikroorganisme adalah makhluk yang sangat kecil dan hanya dapat dilihat dibawah mikros mikroskop kop.Sa .Salah lah satu satu jenis jenis mikroo mikroorga rganis nisme me adalah adalah bakter bakteri. i. Bakteri Bakteri merupa merupakan kan organi organisme sme unisel uniselula ularr yang yang tumbuh tumbuh dengan dengan cara cara pembel pembelaha ahan n biner biner yaitu yaitu satu sel membelah membelah secara simetris. simetris. Untuk mempermudah mempermudah penghitung penghitungan an koloni koloni diperlukan diperlukan pengetahuan mengenai morfologi bakteri tersebut sehingga media pertumbuhan yang akan digunakan sesuai dengan sifat bakteri tersebut.
Antibakteri adalah zat yang dapat mengganggu pertumbuhan atau bahkan mematikan bakteri deng dengan an cara cara meng mengga gang nggu gu metabolisme mikroba yang yang meru merugi gika kan. n. Mikroorgan Mikroorganisme isme dapat menyebabkan menyebabkan bahaya bahaya karena kemampuan menginfeksi menginfeksi dan menimbulkan penyakit serta merusak bahan pangan. Antibakteri termasuk kedalam antimikroba yang digunakan untuk menghambat pertumbuhan bakteri pertumbuhan bakteri.. Antibiotik ialah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama fungi, yang dapat menghambat atau dapat membasmi mikroba jenis lain. Banyak antibiotik dewasa ini dibuat dibuat secara semisintetik semisintetik atau sintetik sintetik penuh. Namun dalam praktek praktek sehari-hari sehari-hari AM (Ant (Antii Mikr Mikrob oba) a) sinte sinteti tik k yang yang tida tidak k ditu dituru runk nkan an dari dari prod produk uk mikr mikrob obaa (misa (misaln lnya ya sulfonamida dan kuinolon) juga sering digolongkan sebagai antibiotik. 1.2 Tujuan Tujuan Prakti Praktikum kum Mela Melaku kuka kan n uji uji kepe kepeka kaan an bakt bakteri eri terh terhad adap ap anti antibi biot otik ikaa untu untuk k meng menget etah ahui ui batas batas kepekaan/sensivitas suatu bakteri (peka, setengah peka atau resisten) terhadap suatu antibi antibioti otika ka yang yang dinyat dinyataka akan n sebaga sebagaii konsen konsentras trasii hambat hambat minimu minimum m (KHM) (KHM) suatu suatu antibiotika. 1.3 Manfa Manfaat at Prakt Praktiku ikum m Mampu melakukan uji kepekaan bakteri terhadap antibiotika untuk mengetahui batas kepekaan/sensivitas suatu bakteri (peka, setengah peka atau resisten) terhadap suatu antibi antibioti otika ka yang yang dinyat dinyataka akan n sebaga sebagaii konsen konsentras trasii hambat hambat minimu minimum m (KHM) (KHM) suatu suatu antibiotika.
BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Pengertian Antibiotika Antibiotika adalah segolongan senyawa, senyawa, baik alami maupun sintetik, yang mempunyai efek efek mene meneka kan n atau atau meng menghe hent ntik ikan an suatu suatu pros proses es biokimia di dala dalam m organisme, organisme, khususnya khususnya dalam proses proses infeksi oleh bakteri. bakteri. Penggunaan Penggunaan antibiotika antibiotika khususnya khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi, meskipun dalam bioteknologi dan rekaya rekayasa sa geneti genetika ka juga juga digu diguna naka kan n seba sebaga gaii alat alat selek seleksi si terh terhad adap ap mutan atau transforman. transforman. Antibiotika bekerja seperti pestisida seperti pestisida dengan menekan atau memutus satu mata rantai metabolisme, hanya saja targetnya adalah bakteri. bakteri. Antibiotika berbeda dengan desinfektan karena karena cara kerjan kerjanya. ya. Desife Desifekta ktan n membun membunuh uh kuman dengan menciptakan lingkungan yang tidak wajar bagi kuman untuk hidup.
Tidak Tidak sepert sepertii perawa perawatan tan infeks infeksii sebelu sebelumny mnya, a, yang yang menggu menggunak nakan an racun racun sepert sepertii strychnine, strychnine, antibiotika dijuluki "peluru ajaib": obat yang membidik penyakit tanpa melukai tuannya. Antibiotik tidak efektif menangani infeksi akibat virus, jamur, virus, jamur, atau nonbak nonbakteri teri lainny lainnya, a, dan Setiap Setiap antibi antibiotik otik sangat sangat beraga beragam m keefek keefektif tifann annya ya dalam dalam melawan berbagai jenis bakteri. Ada antibiotika yang membidik bakteri gram negatif atau gram gram positi positif f , ada ada pula pula yang yang spek spektru trumn mnya ya lebi lebih h luas. luas. Keef Keefek ekti tifa fann nnya ya juga juga bergantung pada lokasi infeksi dan kemampuan kemampuan antibiotik mencapai lokasi tersebut. 2.2 Resistensi Mikroba terhadap terhadap Antibiotika Antibiotika Penggunan Penggunan antibiotik antibiotik sebagai obat dari penyakit penyakit yang disebabkab disebabkab mikroorganisme mikroorganisme terutama terutama bakteri bakteri sangatlah sangatlah ampuh. Oleh karena karena itu antibio antibiotik tik digunaka digunakan n se ca ra luas lu as da numum. numum. Pengguna Penggunann nn antibio antibiotik tik yang yang terus menerus menerus menyeb menyebabk abkan an berkembangnya resistensi mikroorganisme terutama bakteri terhadap antibiotik. Resis esiste ten nsi ter terse seb but dap dapat at disebabkan oleh suatu faktor yang sudah ada pada mikroorganisme mikroorganisme itu sebelumnya atau mungkin juga faktor itu diperoleh kemu kemudi dian an.. Seba Sebaga gaii cont contoh oh,, resis resiste tens nsii terh terhad adap ap peni penisi sili lin n pad a sua tu or gan is me d a pa pa t d is is eb eb ab ab k a n o l eh eh p ro ro du du ks ks i p en en is is il il in in a se se , s ua ua tu tu e nz nz im im y a ng ng menginaktifkan penisilin. Resistensi yang diperoleh ini pun disebabkan oleh galurgalur mikroorganisme yang secara genetis telah teradaptasi. Penjelasan lain mengenai terb terben entu tukn knya ya resist resisten ensi, si, seti setida dakn knya ya pada pada bebe beberap rapaa bakt bakteri eri gram gram nega negati tiff ialah ialah organisme resisten mempunyai gen yang berfungsi untuk melindungi bakteri tersebut dari pengaruh a nt nt ib ib io io ti ti k. k. G en en s em em a ca ca m i tu tu la la h y a ng ng m en en gh gh as as il il ka ka n pe ni s i li na s e pa da Stafilokokus yang yang resist resisten en terhad terhadap ap penis penisili ilin. n. Gen resisten ini dapat dipindahsebarkan dipindahsebarkan melalui konjugasi,tra konjugasi,transfor formasi dari dari bakteri lain selama berlangsungnya pengobatan dengan antibiotik. Gen t e rs eb ut a ta u faktor faktor R ada dalam dalam plasmid, plasmid, merupaka merupakan n unit-uni unit-unitt DNA berukuran berukuran keci lekstrakromosonal, dapat memperbanyak diri, dan ekstra-nuklir atau diluar nukleus. Resistensi Resistensi antibio antibiotik tik merupaka merupakan n masalah masalah gawat, gawat, dan kini kini telah telah dilakuk dilakukan an ba ny ak us a ha un tu k me ma h a mi me ka ni s m e ya n g t e r li ba t da n un tu k mencegah terjadinya hal tersebut. Terb erbentu entukn knya ya resi resist sten ensi si dapat apat diku ikuran rangi dengan cara: 1. Mencegah Mencegah pemakaian pemakaian antibiot antibiotik ik tanpa tanpa pembedaa pembedaan n pada kasus-kasus kasus-kasus ya ng tidak membutuhka membutuhkannya nnya 2. Menghent Menghentikan ikan penggun penggunaan aan antibiot antibiotik ik pada pada infeksi infeksi biasa atau sebagai sebagai obat luar
3 . M en en gg gg un un ak ak an an a nt nt ib ib io io ti ti k y an an g t ep ep at at d en en ga ga n d os os is i s y an an g t ep ep at at a ga ga r infeksicepat sembuh 4. Menggunaka Menggunakan n kombin kombinasi asi antibio antibiotik tik yang yang telah terbukti terbukti keefekti keefektifanny fannyaa 5 . M een n g g un un ak ak an an a nt nt ib ib io io ti ti k y an an g l ai ai n b il il a a da da t an an da da -t -t an an da da b a h wa wa or ga ni s me tersebut tersebut menjadi resisten resisten terhadap terhadap antibiotik antibiotik yang digunaka digunakan n semula Tiap Tiap spesi spesies es atau atau galu galurr mikr mikroo oorg rgan anis isme me memi memili liki kin n ting tingka kata tan n kere kerent ntan anan an yang yang berbeda-beda terhadap antibiotik dan kerentanan kere ntanan tersebut dapat berubah selama masa pengobatan. Oleh karena itu diperlukan suatu uji kerentanan terhadap mikroorganisme terhadap terhadap antibiotik antibiotik.. Kerentanan Kerentanan suatu mikroorganisme mikroorganisme terhadap terhadap antibiotik antibiotik dan zat kemote kemoterap rapeut eutik ik lain lain dapat dapat ditent ditentuka ukan n dengan dengan teknik teknik “penge “pengence nceran ran tabung tabung”” (tube (tube dilution)atau teknik cawan “piringan kertas” (paper disk plate). Teknik pengenceran tabu tabung ng mene menetap tapka kan n juml jumlah ah terk terkec ecil il zat zat kemo kemote terap rapeu euti tik k yang yang dibu dibutu tuhk hkan an untu untuk k meng mengha hamb mbat at pert pertum umbu buha han n orga organi nism smee in vitr vitro, o, juml jumlah ah terse tersebu butt dise disebu butt KHM KHM (konsentrasi hambatan minimum) 2.3 Metode-metode Metode-metode Dalam Uji Kepekaan Kepekaan Bakteri Terhadap Terhadap Antibiotika Antibiotik umumnya dibuat dari kapang, misalnya Penicillium notatum, Penicillium chisogenum chisogenum,, dan lain sebagainya. sebagainya. Antibiotik Antibiotik yang dihasilkan Penicillium Penicillium sp, dikenal dikenal sebagai penisilin. Ketahanan bakteri terhadap antibiotika dilihat berdasarkan daerah hambatnya. Daerah hambat tersebut adalah: 1. Daer Daerah ah hamb hambat at deng dengan an diam diamet eter er lebi lebih h dari dari 30 mm menu menunj njuk ukka kan n bahw bahwaa bakteritersebut peka terhadap antibiotika. 2. Daer Daerah ah hamb ambat deng engan diam diamet eter er antr antraa 20-3 20-30 0 mm men menunju unjuk kkan kan bah bahwa bakteritersebut agak resisten terhadap antibiotika. 3. Daer Daerah ah hamb hambat at deng dengan an diam diamet eter er kuran kurang g dari dari 20 mm menu menunj njuk ukka kan n bahw bahwaa bakteritersebut resisten terhadap antibiotika.
Tiap Tiap spesies spesies mikroo mikroorga rganis nisme me memili memiliki ki tingka tingkatan tan kerent kerentana anan n yang yang berbed berbeda-be a-beda da terhadap antibiotik dan kerentanan tersebut dapat berubah selama masa pengobatan. Oleh karena itu diperlukan suatu uji kerentanan terhadap mikroorganisme terhadap anti antibi biot otik ik.. Kere Kerent ntan anan an suat suatu u mikr mikroo oorg rgan anis isme me terh terhad adap ap anti antibi biot otik ik dan dan zat zat kemote kemoterap rapeut eutik ik lain lain dapat dapat ditent ditentuka ukan n dengan dengan teknik teknik “penge “pengence nceran ran tabung tabung”” (tube (tube dilution) dilution) atau teknik teknik cawan “piringan “piringan kertas” (paper disk plate). Teknik pengenceran pengenceran tabung tabung menetap menetapkan kan jumlah jumlah terkec terkecil il zat kemote kemoterap rapeut eutik ik yang yang dibutu dibutuhka hkan n untuk untuk meng mengha hamb mbat at pert pertum umbu buha han n orga organi nism smei ein n vitr vitro, o, juml jumlah ah terse tersebu butt diseb disebut ut KHM KHM (konsentrasi hambatan minimum). Penggunann antibiotik sebagai obat dari penyakit yang disebabkan disebabkan mikroorgan mikroorganisme isme terutama terutama bakteri bakteri sangatlah sangatlah ampuh. ampuh. Penggunan Penggunann n anti antibi bio otik tik yan yang teru teruss mener enerus us men menyeba yebab bkan kan berk erkemb embangn angny ya resi resist sten ensi si mikroo mikroorga rganis nisme me terutam terutamaa bakteri bakteri terhada terhadap p antibi antibioti otik. k. Resiste Resistensi nsi tersebu tersebutt dapat dapat disebabkan oleh suatu faktor yang sudah ada pada mikroorganisme itu sebelumnya atau mungkin juga faktor itu diperoleh kemudian. Sebagai contoh, resistensi terhadap penisilin pada suatu organisme dapat disebabkan oleh produksi penisilinase, suatu enzim yang menginaktifkan penisilin. Resistensi yang diperoleh ini pun disebabkan oleh galur-galur mikroorganisme yang secara genetis telah teradaptasi. Pada beberapa bakteri gram negatif yaitu organisme resisten mempunyai genyang berfungsi untuk melind melindung ungii bakteri bakteri tersebu tersebutt dari dari pengar pengaruh uh antibi antibioti otik. k. Gen semacam semacam itulah itulah yang yang menghasilk menghasilkan an penisilinase penisilinase pada Stafilokokus yang resisten terhadap penisilin. penisilin. Gen resisten ini dapat dipindah dipindah sebarkan sebarkan melalui melalui konjugasi, konjugasi, transformasi transformasi dari bakteri lain
selama berlangsungnya pengobatan dengan antibiotik. Gen tersebut atau faktor R ada dalam plasmid, merupakan unit-unit DNA berukuran kecil ekstrakromosonal, dapat memperbanyak diri, dan ekstra-nuklir atau diluar nukleus. 2.3.1
Metode Cawan Metode cawan piringan kertas merupakan teknik yang paling umum dipakai untuk menetapkan menetapkan kerentanan kerentanan mikroorgan mikroorganisme isme terhadap terhadap zat kemoterapeu kemoterapeutik. tik. Piri Piring ngan an-p -pir irin inga gankertas nkertas kecil diresapi obat yang berbeda-be da dalam ju ml a h te r t en tu da n di le t ak ka n p ad a permukaan cawan.
2.3. 2.3.2 2
Meto Metode de Piri Piring ngan an Tung Tungga gall M e t od o d e “ p i ri r i n ga g a n t u n gg g g a l” l ” a d a la l a h t e k ni n i k y a n g m e mp m p u n ya ya i s t a n d a r i s a s i y a n g ting tinggi gi yan yang g dian dianju jurk rkan an ole oleh h bada badan n maka makana nan n dan dan obat obat-obat obatan an Amer Amerik ikaa (FDA) (FDA).. Am tekn teknik ik ini, jumla h zat anti mikro bia l yang terkandung terkandung dalam piringan kertas harus diketahui begitu pula dengan medium medium ujinya, ujinya, keadaan inkubasi inkubasi dan perincia perincian n lainnya lainnya juga harus diketahui.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam uji kepekaan bakteri terhadap antibiotika adalah pipet pipet volume steril, sengkelit (jarum ose), tabung-tabung reaksi, cawan dan rak tabung reak reaksi. si. Baha Bahan n yang yang digu diguna naka kan n pada pada perco percoba baan an ini ini adal adalah ah laru laruta tan n peng pengen encer ceran an antibiotika (Tetrasiklin HCl 100 μg/mL), Suspensi biakan Staphylococus aureus dalam kaldu pepton (24 jam, 25%T), air suling steril, dan media kaldu pepton. 3.2 3.2 Cara Cara Ke Kerj rja a Siapkan 4 tabung steril dan beri nomor 1 s.d 4. Ke dalam tabung no. 1 dan 2 masingmasing masukkan 2,7 mL kaldu pepton, dan ke dalam tabung no. 3 dan 4 masingmasing sebanyak 9 mL. Ke dalam tabung no. 1 dimasukkan 0,3 mL suspensi biakan Staphylococus aureus (24 jam, 25% T), kemudian homogenkan. Maka tabung no. 1, terdapat pengenceran bakteri 1:10. Ambil 0,3 mL dari tabung ke 1, lalu dimasukkan kedalam tabung ke 2. Maka pada tabung ke 2 terdapat pengenceran 1:100. Dari tabung ke 2, pindahkan masing-masing 1 mL dalam tabung ke 3 dan 4. Maka pada tabung ke 3 dan 4 terdapat pengenceran bakteri 1:1000. Kemudian, siapkan 10 tabung steril dalam dalam rak, rak, beri beri nomo nomorr 1 s.d s.d 10. 10. Kedal Kedalam am tabu tabung ng no. no. 2 s.d s.d 10 masin masing-m g-masi asing ng dimasukkan 0,5 mL enceran antibiotika (Tetrasiklin HCl) dengan konsentrasi tertentu (100 μg/mL), kemudian homogenkan. Pindahkan sebanyak 0,5 mL dari tabung ke 2 ke tabung ke 3, homogenkan, lalu pindahkan 0,5 mL dari tabung ke 3 ke tabung ke 4, homogenkan, dan seterusnya sampai tabung ke 10. Masukkan kedalam tabung 1 s.d 10 penipisan bakteri 1:1000, masing-masing sebanyak 1,5 mL, kemudian homogenkan. Inkubasikan dalam inkubator 35-37 oC selama 18-24 18-24 jam dan dipilih pada konsentrasi konsentrasi anti antibi biot otik ik teren terenda dah h mana manaka kah h terda terdapa patt peng pengha hamb mbat atan an yang yang semp sempur urna na terh terhad adap ap pertumbuhan bakteri.
BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengamatan
Tabel Pengamatan Uji Kepekaan Bakteri terhadap Antibiotika Dengan Cara Dilusi (Pengenceran Seri Kaldu Pepton) Nama Antibiotika Bakteri uji
: Kloramfenikol : Escherichia coli
No. Tabung 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Dosis 10 5 2 12, 5,2 3,0 1,32 0,7812 0,3902 Antibiotika 0,1593 0 0 5 5 5 5 5 5 5 (μg/mL) Pertumbuhan + + + + + + bakteri Berdasarkan hasil pengamatan tersebut di atas, maka konsentrasi hambat minimum (KHM) antibiotika kloramfenikol terhadap bakteri Escherichia bakteri Escherichia coli adalah 5-15 μg/mL Berdasarkan Berdasarkan nilai KHM yang diperoleh, diperoleh, maka bakteri bakteri Staphylococus aureus bersifat peka terhadap antibiotika kloramfenikol
Nama Antibiotika Bakteri uji
: Tetrasiklin HCl : Staphylococus aureus
No. Tabung 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Dosis 10 5 2 12, 5,2 3,0 1,32 0,7812 0,3902 Antibiotika 0,1593 0 0 5 5 5 5 5 5 5 (μg/mL) Pertumbuhan bakteri Berdasarkan hasil pengamatan tersebut di atas, maka konsentrasi hambat minimum (KHM) antibiotika tetrasiklin HCl terhadap bakteri Staphylococus aureus adalah < 1 μg/mL Berdasarkan Berdasarkan nilai KHM yang diperoleh, diperoleh, maka bakteri bakteri Staphylococus aureus bersifat sangat peka terhadap antibiotika Tetrasiklin HCl
Tabel Pengamatan Uji Kepekaan Bakteri terhadap Antibiotika Dengan Cara Difusi Agar Nama Antibiotika Bakteri uji Gambar R
: Kloramfenikol : Escherichia coli Dosis Antibiotika (μg/mL) R (10 μg/mL) M ( 50 μg/mL) T (100 μg/mL)
M DDH = 0 cm = 0 mm
DDH = 0,9 cm = 9 mm
DDH = 1,3 cm = 13 mm
T Berdasarkan hasil percobaan diatas, maka bakteri uji Escherichia coli bersifat setengah peka terhadap antibiotika Kloramfenikol Nama Antibiotika : Tetrasiklin HCl Bakteri uji : Staphylococus aureus Gambar R
Dosis Antibiotika (μg/mL) R (20 μg/mL) M ( 50 μg/mL) T (60 μg/mL) M DDH = 0,2333 cm = 2,33 mm
DDH = 0,5353 cm = 5,35 mm
DDH = 0,6333 cm =6,33 mm
T Berdasarkan hasil percobaan diatas, maka bakteri uji Staphylococus aureus bersifat peka terhadap antibiotika Tertrasiklin HCl 4.2 4.2 Pemb Pembah ahas asan an Resistensi merupakan zona hambat antibiotik yang terjadi terhadap bakteri, sedangkan sensitifitas merupakan zona hambat yang tidak terjadi pada antibiotik terhadap bakteri. Sesuai Sesuai hasil hasil pengam pengamata atan, n, dengan dengan menggu menggunak nakan an cara dilusi dilusi (penge (pengence nceran ran kaldu kaldu pepton), terlihat bahwa Escherichia coli bersifat peka terhadap antibiotika kloramfenikol. Hal ini disebabkan dari hasil konsentrasi hambat minimum (KHM) menunjukkan kategori peka yaitu 5-15 μg/mL. Hal ini berbeda dengan yang terlihat pada bakteri Staphylococus aureus besifat sangat peka terhadap antibiotika tetrasiklin te trasiklin HCl. Hal ini disebabkan konsentrasi hambat minimum (KHM) yang diperoleh < 1 μg sehingga dikategorikan sangat peka. Pada pengamatan, bakteri Staphylococus aureus tidak menunjukkan keresistensian terhadap antibiotik tetrasiklin HCl. Bakteri memiliki kemampuasn menjadi resisten karena pertama, suatu faktor yang memang sudah ada pada mikroorganisme tersebut sebelumnya. Kedua, organisme impermaebel terhadap antibiotik. Dan Ketiga organisme mempunyai struktur yang menghambat masuknya antibiotik. Sebagai contoh, resisten terhadap penicillin pada suatu organisme dapat disebabkan oleh produksi penicillin yaitu suatu enzim yang menginaktifkan penicillin. Jika Jika bakt bakteri eri tida tidak k resist resisten en diseb disebab abka kan n oleh oleh kare karena na tida tidak k memp mempun unya yaii gen gen yang yang berfungsi melindungi bakteri tersebut ters ebut dari pengaruh bakterisida suatu obat /antibiotik. Dari hasil pengamatan uji kepekaan bakteri terhadap antibiotika dengan cara difusi
agar, agar, pada pada bakt bakter erii uji uji Escherichia coli dengan dengan antibi antibioti otika ka kloram kloramfen feniko ikoll pada pada konsentrasi rendah 10 μg/mL, dosis menengah 50 μg/mL, dan pada dosis tinggi yaitu 100 μg/mL μg/mL menunj menunjukk ukkan an dalam dalam katego kategori ri seteng setengah ah peka. peka. Sedang Sedangkan kan pada pada dosis dosis antibi antibioti otika ka tetrasi tetrasikli klin n HCl rendah rendah,, yakni yakni 20 μg/mL μg/mL,, didapa didapatt DDH yang yang terbent terbentuk uk 0,2333 cm atau 2,33 mm sedangkan pada dosis antibiotika tetrasiklin HCl konsentrasi menengah yakni 50 μg/mL, terlihat DDH yang terbentuk 0,5353 cm atau 5,35 mm, sedang sedangkan kan pada pada konsen konsentra trasi si tinggi tinggi yakni yakni 60 μg/mL μg/mL terlih terlihat at DDH yang yang terben terbentuk tuk 0,6333 cm atau 6,33 mm. Hal ini menyebabkan bakteri uji Staphylococus aureus termasuk dalam kategori peka terhadap antibiotika tetrasiklin HCl.
BAB V KESIMPULAN
1. Dengan Dengan menggunaka menggunakan n cara dilusi, dilusi, konsentrasi konsentrasi hambat hambat minimum minimum (KHM) antibiot antibiotika ika kloramfenikol dengan bakteri uji Escherichia uji Escherichia coli adalah 5-15 μg/mL 2. Deng Dengan an menggu mengguna naka kan n cara cara dilu dilusi, si, bakte bakteri ri uji uji Escherichia coli bersifat setengah peka terhadap antibiotika Kloramfenikol 3. Dengan Dengan menggunaka menggunakan n cara dilusi, dilusi, konsentrasi konsentrasi hambat hambat minimum minimum (KHM) antibiot antibiotika ika tetrasiklin HCl terhadap bakteri Staphylococus aureus adalah < 1 μg/mL 4. Deng Dengan an menggu mengguna naka kan n cara cara dilu dilusi, si, bakter bakterii Staphylococus aureus bersifat bersifat sangat peka terhadap antibiotika Tetrasiklin HCl 5. Deng Dengan an mengg menggun unak akan an cara difusi difusi agar agar,, bakt bakter erii uji uji Staphylococus aureus bersifat peka terhadap antibiotika Tertrasiklin HCl
Daftar Pustaka E. Indra Pradhika, 2011. Feng, Peter, S. D. Weagant, and M. A. Grant. 2002. 2002. Enumeration of Escherichia coli and the Coliform Bacteria. BAM (Bacteriological Analytical Manual), Chapter 4. FDA (Food and Drug Administration). http://id.wikipedia.org http://www.scribd.com Tim Penyusun Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Fakultas Farmasi Universitas Pancasila. 2012. Penuntun Praktikum Mikrobiologi. Jakarta: FFUP.
LAMPIRAN
Uji kepekaan antibiotika Tetrasiklin HCl terhadap bakteri Staphlococus aureus dengan menggunakan cara dilusi (pengenceran seri kaldu pepton)
Uji kepekaan antibiotika Tetrasiklin HCl terhadap bakteri Staphlococus aureus dengan menggunakan cara difusi agar