L abor ator tor i um Obst Obste etr i & G i nekolo nekologi gi F akulta ku ltass K edok ter ter an Uni ver ver sita si tass Mulaw M ulawarm arma an
Tutor Tutor i al K lini li nikk
LETAK OBLIK
Oleh Anissa 1610029002
Dosen Pembimbing Dr. dr. Novia Fransiska Ngo, M. Kes., Sp. OG
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA OKTOBER 2017
Tutorial Klinik
LETAK OBLIK
Sebagai salah satu tugas kepaniteraan klinik di Laboratorium Obstetri & Ginekologi
ANISSA 1610029002
Menyetujui,
Dr. dr. Novia Fransiska Ngo, M. Kes., Sp. OG
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA OKTOBER 2017
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Tutorial Klinik tentang
“
Letak Oblik . Tutorial ”
klinik ini disusun dalam rangka tugas kepaniteraan klinik di Laboratorium Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman Samarinda. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada: 1. dr. Ika Fikriah, M. Kes., selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman. 2. dr. Soehartono, Sp. THT-KL, selaku Ketua Program Studi Profesi Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman. 3. Dr. dr. Novia Fransiska Ngo, M. Kes., Sp. OG selaku Kepala Laboratorium Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman sekaligus pembimbing tutorial klinik. 4. dr. I. G. A. A. Sri M. Montessori, Sp. OG selaku Kepala SMF Obstetri dan Ginekologi RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. 5. Seluruh pengajar yang telah mengajarkan ilmunya kepada penulis hingga pendidikan saat ini. 6. Rekan sejawat dokter muda stase Obstetri dan Ginekologi angkatan 2016 yang telah bersedia memberikan saran dan mengajarkan ilmunya pada penulis. 7. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu oleh penulis. Penulis menyadari terdapat ketidaksempurnaan dalam tutorial ini, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan. Akhir kata, semoga dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan para pembaca.
Samarinda, Oktober 2017
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................. i LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. ii KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................... 1 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 2 BAB 3 PENUTUP ............................................................................................... 6 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 7
iv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Letak oblik adalah letak janin dengan posisi sumbu panjang janin berada pada sudut inlet tulang. Tidak ada bagian janin yang teraba sebagai presentasi terbawah. Letak oblik bersifat sementara akibat perpindahan letak janin menjadi letak lintang atau memanjang pada persalinan. Pada letak lintang, bahu biasanya berada di atas pintu atas panggul sedangkan kepala terletak pada salah satu fosa iliaka dan bokong pada fosa iliaka yang lain kondisi seperti ini disebut sebagai presentasi bahu atau presentasi akromion. Posisi punggung dapat mengarah ke posterior, anterior, superior, atau inferior, sehingga letak ini dapat dibedakan menjadi letak lintang dorso anterior dan dorso posterior. Kelainan letak janin ini dapat disebabkan relaksasi dinding abdomen yang semula teregang, janin prematur, plasenta previa atau tumor di jalan lahir, abnormalitas uterus, dan panggul sempit. Penatalaksanaan berbeda-beda, terutama dibedakan apakah ibu primigravida atau multigravida, kasep atau belum kasep, maupun janin hidup atau mati.
1.2 Tujuan
Mengetahui tentang kelainan letak janin berupa letak oblik.
1
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Letak oblik adalah letak janin dengan posisi sumbu panjang janin berada pada sudut inlet tulang. Tidak ada bagian janin yang teraba sebagai presentasi terbawah. Letak oblik bersifat sementara akibat perpindahan letak janin menjadi letak lintang atau memanjang pada persalinan. Letak lintang adalah letak janin dengan posisi sumbu panjang tubuh janin memotong atau tegak lurus dengan sumbu panjang Ibu. Pada letak oblik biasanya hanya bersifat sementara, sebab hal ini merupakan perpindahan letak janin menjadi letak lintang atau memanjang pada persalinan. Pada letak lintang, bahu biasanya berada di atas pintu atas panggul sedangkan kepala terletak pada salah satu fosa iliaka dan bokong pada fosa iliaka yang lain kondisi seperti ini disebut sebagai presentasi bahu atau presentasi akromion. Posisi punggung dapat mengarah ke posterior, anterior, superior, atau inferior, sehingga letak ini dapat dibedakan menjadi letak lintang dorso anterior dan dorso posterior.
ETIOLOGI
Penyebab letak lintang adalah : 1. Dinding abdomen teregang secara berlebihan disebabkan oleh
kehamilan
multivaritas pada ibu hamil dengan paritas 4 atau lebih terjadi insiden hampir sepuluh kali lipat dibanding ibu hamil nullipara. Relaksasi dinding abdomen pada perut yang menggantung akibat multipara dapat menyebabkan uterus beralih kedepan. Hal ini mengakibatkan defleksi sumbu panjang janin menjauhi sumbu jalan lahir, sehingga terjadi posisi oblik atau melintang. 2. Janin prematur, pada janin prematur letak janin belum menetap, perputaran janin sehingga menyebabkan letak memanjang. 3. Placenta previa atau tumor pada jalan lahir. Dengan adanya placenta atau tumor dijalan lahir maka sumbu panjang janin menjauhi sumbu jalan lahir. 4. Abnormalitas uterus, bentuk dari uterus yang tidak normal menyebabkan janin tidak dapat engagement sehingga sumbu panjang janin menjauhi sumbu jalan lahir.
2
5. Panggul sempit, bentuk panggul yang sempit mengakibakan bagian presentasi tidak
dapat
masuk
kedalam
panggul
(engagement)
sehingga
dapat
mengakibatkan sumbu panjang janin menjauhi sumbu jalan lahir.
DIAGNOSIS
1. Mudah ditegakkan bahkan dengan pemeriksaan inspeksi saja. Abdomen biasanya melebar kearah samping dan pundus uteri melebar di atas umbilikus 2. Pemeriksaan abdomen dengan palpasi perasat leopold mendapatkan hasil : a. Leopold 1 pundus uteri tidak ditemukan bagian janin b. Leopold II teraba balotemen kepala pada salah satu fosa iliaka dan bokongpada fosa iliaka yang lain c. Leopold III dan IV tidak ditemukan bagian janin, kecuali pada saat persalinan berlangsung dengan baik dapat teraba bahu didalam rongga panggul. Bila pada bagian depan perut ibu teraba suatu dataran kerasyang melintang maka berarti punggung anterior. Bila pada bagian perut ibu teraba bagian – bagian yang tidak beraturan atau bagian kecil janin berarti punggung posterior 3. Pada pemeriksaan dalam teraba bagian yang bergerigi yaiti tulang rusuk pada dada janin diatas pintu atas panggul pada awal persalinan. Pada persalinan lebih lanjut teraba klavikula.posisi aksilla menunjukkan kemana arah bahu janin menghadap tubuh ibu. Bila persalinan terus berlanjut bahu janin akan masuk rongga panggul dan salah satu lengan sering menumbun (lahir terlebih dahulu) kedalam vagina dan vulva
PENATALAKSANAAN
a. Pada kehamilan Pada primigravida umur kehamilan kurang dari 28 minggu dianjurkan posisi lutut dada, jika lebih dari 28 minggu dilakukan versi luar, kalau gagal dianjurkan posisi lutut dada sampai persalinan.
3
Pada multigravida umur kehamilan kurang dari 32 minggu posisi lutut dada, jika lebih dari 32 minggu dilakukan versi luar, kalau gagal posisi lutut dada sampai persalinan.
b. Pada persalinan Pada letak lintang belum kasep, ketuban masih ada, dan pembukaan kurang dari 4 cm, dicoba versi luar. Jika pembukaan lebih dari 4 cm pada primigravida dengan janin hidup dilakukan sectio caesaria, jika janin mati, tunggu pembukaan lengkap, kemudian dilakukan embriotomi. Pada multigravida dengan janin hidup dan riwayat obstetri baik dilakukan versi ekstraksi, jika riwayat obsterti jelek dilakukan SC. Pada letak lintang kasep janin hidup dilakukan SC, jika janin mati dilakukan embriotomi.
PROSES PERSALINAN
Pada letak lintang presisten (letak lintang yang menetap) dengan umur kehamilan aterm, persalinan tidak mungkin dapat terj adi secara normal pervaginam, kecuali badan dan kepala janin dapat masuk kedalam rongga panggul secara bersamaan. Apabila tidak dilakukan tindakan yang tepat, janin dan ibu dapat meninggal. Pada saat ketuban sudah pecah, bila ibu tidak ditolong dengan tepat, maka bahu janin akan masuk kedalam panggul dan tangan yang sesuai akan menumbung. Kemudian terjadi penurunan panggul sebatas PAP. Sedangkan bokong dan kepala tedapat pada fosailiaka. Kontraksi uterus semakin kuat dalam upayanya mengatasi halangan pada PAP. Namun usaha uterus dalam meningkatkan kontraksi tidak membuahkan hasil. Semakin meningkat kontraksi uterus maka lama kelamaan terbentuk cincin retraksi yang semakin lama semakin tinggi, akhirnya terjadi lingkaran bandl sebagai tanda akan terjadi ruptura uteri. Keadaan ini disebut letak lintang kasep. Apabila penanganan ini tidak mendapatkan penanganan gawat darurat semestinya maka akan terjadi ruptura uteri, ibu dan janin dapat meninggal. Apabila panggul ibu cukup besar dan janin sangat kecil, meskipun kelainan letak lintang menetap, persalinan spontan dapat terjadi. Pada keadaan ini kepala
4
terdorong keperut ibu dengan adanya tekanan pada janin. Tampak di vulva bagian dinding dada dibawah bahu menjadi bagian yang bergantung. Kepala dan dada secara
bersamaan
melewati
rongga
panggul.
Dalam
keadaan
terlipat
(conduplication corpore) janin dilahirkan.
5
BAB 3 PENUTUP
Kesimpulan
Letak oblik adalah letak janin dengan posisi sumbu panjang janin berada pada sudut inlet tulang. Tidak ada bagian janin yang teraba sebagai presentasi terbawah. Letak oblik bersifat sementara akibat perpindahan letak janin menjadi letak lintang atau memanjang pada persalinan. Kelainan letak janin ini dapat disebabkan relaksasi dinding abdomen yang semula teregang, janin prematur, plasenta previa atau tumor di jalan lahir, abnormalitas uterus, dan panggul sempit. Penatalaksanaan berbeda-beda, terutama dibedakan apakah ibu primigravida atau multigravida, kasep atau belum kasep, maupun janin hidup atau mati.
6
DAFTAR PUSTAKA
Gimovsky, Martin L. Abnormal Fetal Lie and Presentation. Volume 2. Chapter 76. New York: Department of Obstetric and Gynecology Brookdale University Hospital.
Manuaba, Ida Bagus. 2008. Ilmu Kebidanan. Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta: EGC.
Prawiroharjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Edisi ke-3. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. Halaman 622-629.
Sastrawinata, Sulaiman dkk. 2005. Obstetri Patologi Ilmu Kesehatan Reproduksi edisi 2 Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
7