Dasar Kesehatan Lingkungan Persyaratan Sanitasi Tempat Ibadah (Masjid & Gereja ) (Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dasar Kesehatan Lingkungan Kelas C)
Oleh: KELOMPOK 4 Charisma Try Ristianingrum
132110101028
Putri Rafiatul Yuliarini
132110101082
Roziqin Arinomo
132110101117
Choni Kamerawati
132110101139
Idistia Rosa Nurbaity
132110101191
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS JEMBER 2014
Sanitasi Tempat Ibadah Tempat ibadah, rumah ibadah, tempat peribadatan adalah sebuah tempat yang digunakan oleh umat beragama untuk beribadah menurut ajaran agama mereka masing-masing. A. Menjamin Keadaan Lingkungan Yang Memenuhi Syarat Kesehatan, seperti : 1. Penyediaan Air Bersih Adapun indikator tempat peribadatan sehat yang digunakan,antara lain: a. Kualitas dan kuantitas penyediaan air bersih, b. Kualitas dan penempatanjamban/kakus, c. Kebersihan tempat berwudhu, d. Kebersihan dinding/langit-langit, e. Kebersihan lantai/tikar, f. Kualitas dan penempatan sarana pembuangan air limbah. 2. Pembuangan Kotoran Terdapat beberapa syarat Jamban Sehat, antara lain : a. Tidak mencemari sumber air minum, letak lubang penampung berjarak 10-15 meter dari sumber air minum. b. Tidak berbau dan tinja tidak dapat dijamah oleh serangga maupun tikus. c. Cukup luas dan landai/miring ke arah lubang jongkok sehingga tidak mencemari tanah di sekitarnya. d. Mudah dibersihkan dan aman penggunannya. e. Dilengkapi dinding dan atap pelindung, dinding kedap air dan berwarna. f. Cukup penerangan g. Lantai kedap air h. Ventilasi cukup baik i. Tersedia air dan alat pembersih.
Jamban berfungsi sebagai pengisolasi tinja dari lingkungan. Jamban yang baik dan memenuhi syarat kesehatan akan menjamin beberapa hal, yaitu : a. Melindungi kesehatan masyarkat dari penyakit b. Melindungi dari gangguan estetika, bau dan penggunaan saran yang aman c. Bukan tempat berkembangnya serangga sebagai vektor penyakit d. Melindungi
pencemaran
pada
penyediaan
air
bersih
dan
lingkungan 3. Pengelolaan Limbah Cair Tempat ibadah merupakan salah satu sarana tempat-tempat umum yang
dipergunakan
untuk
berkumpulnya
masyarakat
guna
melaksanakan kegiatan ibadah. Masalah kesehatan lingkungannya merupakan suatu masalah yang perlu di perhatikan dan ditingkatkan. Dalam hal ini pengelola/pengurus tempat-tempat ibadah tersebut perlu dan sangat perlu untuk diberikan pengetahuan tentang kesehatan lingkungan yang berhubungan dengan tempat-tempat umum (tempat ibadah) guna mendukung upaya peningkatan kesehatan lingkungan melalui upaya sanitasi dasar, pengawasan mutu lingkungan tempat umum, termasuk pengendalian pencemaran lingkungan. Dengan peran serta dari pengurus tempat-tempat ibadah diharapkan : a. Berubahnya atau terkendalinya atau hilangnya semua unsur fisik dan lingkungan yang terdapat dilingkungan tempat ibadah yang dapat memberi pengaruh jelek terhadap kesehatan b. Meningkatnya mutu kesehatan lingkungan tempat-tempat ibadah. c. Terwujudnya kesadaran dan keikutsertaan masyarakat dan sektor lain dalam pelestarian dan peningkatan penyehatan lingkungan tempat-tempat ibadah. d. Terlaksananya
pendidikan
kesehatan
tentang
peningkatan
kesehatan lingkungan . e. Terlaksananya pengawasan secara teratur pada sanitasi tempattempat ibadah.
4. Pengelolaan Sampah Pengelolaan sampah diselenggarakan berdasarkan asas tanggung jawab, berkelanjutan, manfaat, keadilan, kesadaran, kebersamaan, keselamatan, keamanan, dan nilai ekonomi. Pengelolaan sampah bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan
serta
Pemerintah
dan
menjadikan
sampah
pemerintahan
sebagai
daerah
sumber
bertugas
daya.
menjamin
terselenggaranya pengelolaan sampah yang baik dan berwawasan lingkungan. Tugas Pemerintah dan pemerintahan daerah dalam pengelolaan sampah untuk menumbuhkembangkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah; melakukan penelitian, pengembanganteknologi pengurangan, dan penanganan sampah; memfasilitasi, mengembangkan, dan melaksanakan upaya pengurangan, penanganan, dan pemanfaatan sampah; melaksanakan pengelolaan sampah dan memfasilitasi penyediaan prasarana dan sarana
pengelolaan
sampah;
mendorong
dan
memfasilitasi
pengembangan manfaat hasil pengolahan Foto KLH sampah; Hasil pengolahan sampah, misalnya berupa kompos, pupuk, biogas, potensi energi, dan hasil daur ulang lainnya; memfasilitasi penerapan teknologi spesifik lokal yang berkembang pada masyarakat setempat untuk mengurangi dan menangani sampah; dan melakukan koordinasi antarlembaga pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha agar terdapat keterpaduan dalam pengelolaan sampah.14 Kelola Sampah Kita Pemerintah menetapkan kebijakan dan strateginasional pengelolaan sampah;
menetapkan
norma,
standar,
prosedur,
dan
kriteria
pengelolaan sampah; Penyelenggaraan pengelolaan sampah, antara lain, berupa penyediaan tempat penampungan sampah, alat angkut sampah, tempat penampungan sementara, tempat pengolahan sampah terpadu, dan/atau tempat pemrosesan akhir sampah; memfasilitasi dan mengembangkan kerja sama antardaerah, kemitraan, dan jejaring dalam pengelolaan sampah; menyelenggarakan koordinasi,pembinaan, dan pengawasan kinerja pemerintah daerah dalam pengelolaan
sampah; dan menetapkan kebijakan penyelesaian perselisihan antar daerah dalam pengelolaan sampah. 5. Pengendalian Vektor Dan Binatang Pengganggu Peraturan Pemerintah No.374 tahun 2010 menyatakan bahwa vektor merupakan arthropoda yang dapat menularkan, memindahkan atau menjadi sumber penularan penyakit pada manusia. Sedangkan menurut Nurmaini (2001), vektor adalah arthropoda yang dapat memindahkan/menularkan suatu infectious agent dari sumber infeksi kepada induk semang yang rentan. Ada 4 faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya suatu penyakit: 1. Cuaca 2. Reservoir 3. Geografis 6. Kualitas Bangunan Yang Terpelihara Dengab Baik Untuk mendirikan sebuah bangunan tempat ibadah ada aturan dan mekanismenya,yakni harus memenuhi persyaratan administrasi dan persyaratan teknis bangunan gedung.sebaiknya harus ada perhatian khusus pemerintah pusat mengenai persyaratan bangunan ibadah. Misalnya dalam aspek perencanaan dalam pembangunan masjid. Membangun masjid tidak sekedar mendirikan sebuah bangunan,dan hal ini lebih mudah dilakukan oleh umat Islam, sehingga masjid berdiri menjamur dimana-mana. Untuk mendirikan masjid perlu memperhatikan berbagai pertimbangan: 1. Menentukan lokasi sesuai Herarkhinya. Untuk
membangun
masjid
perencanaan
harus
disesuaikan
dengankeadaan masjid yang akan dibangun, seperti masjid kota, maka masjidmemiliki aksesibilitas dan daya tarik yang sangat tinggi bagi kehidupanmasyarakat kota. Karena itu letak masjid harus memilih lokasi yangpaling strategis, dapat dijangkau oleh semua
komunitas
dan
aktifitaskerja,
seperti
perdagangan,
perkantoran, pendidikan dan sebagainya.Dengan penempatan
masjid pada pusat aktuvitas ini dapatmemudahkan masyarakat terutama melaksanakan shalat lima waktu.Dapat menjadi sarana rekreasi, dan pusat kegiatan sosial keagamaan Demikian juga pembangunan masjid di kota Kecamatan, dan masjidlingkungan, semua
harus
memperhatikan
jangkauan
pelayananterhadap
jamaahnya. Hal ini penting diperhatikan karena akanmemudahkan masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas masjid dalam rangka mengembangkan kwalitas pemikiran keagamaan maupunproses interaksi sosial sesama umat Islam. 2. Peranan Pemerintah dalam Penentuan Lokasi Masjid. Pendirian tempat Ibadah termasuk pendirian masjid haruslah mengacu kepada peraturan pemerintah seperti SKB menteri Komunitas, Dalam keputusan bersama tersebut dikemukakan pada pasal 4 bahwa dalam pendirian tempat Ibadah harus mendapat Izin kepala daerah setelah mempertimbangkan : 3. Peranan Masyarakat dalam Pembangunan Masjid. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan fasilitas umumseperti pembangunan
tempat
ibadah
sangat
diperlukan,
sebab
denganadanya partisipasi tersebut rasa memiliki (sense of belonging)masyarakat terhadap bangunan lebih tinggi. 4. Merencanakan Ruang Untuk Kegiatan Ibadah dan aktivitas Mu’amalah. Adapun perencanaan ruang yang ideal untuk dapat menunjangkegiatan jangka panjang antara lain: a. Ruang
bangunan
utama,
digunakan
untuk
pelakasnaan
ibadahsholat lima waktu/ shalat jum’at. b. Ruang bangunan pelengkap terdiri dari: 1) Tempat
bersuci
untuk
berwudhu,
WC
dan
kamar
mandi.Tampat wudlu’ harus dirancang sesuai kapasitas jama’ahmasjid. 2) Tempat
penitipan
sesuaikapasitas jama’ah.
sepatu/
sandal.
Disediakan
3) Kantor pengurus masjid (sekretariat).dapat terdiri Kantor Ta’mir, TPA dan Majlis Ta’lim. 4) Ruang
perpustakaan,
disediakan
untuk
membantu
parajama’ah mendalami ajaran agama 5) Ruang belajar/pendidikan. Untuk kegiatan pendidikan AlQur’an, pelatihan-pelatihan, dan kursus agama. 6) Ruang
serbaguna;
untuk
kegiatan
resepsi
pernikahan,seminar dan sebagainya. 7) Ruang pelayanan konsultasi agama. 8) Ruang
asrama,
untuk
menampung
tamu
dari
jauh,diperlukan untuk menunjang kegiatan yang harus menginap. 9) Ruang usaha ekonomi dan kesehatan; seperti kegiatan BMT,kantin dll. 10) Gudang ;untuk menyimpan peralatan sarana prasarana masjid. 11) Halaman parkir; dan taman, dirancang untuk menampung jama’ah terutama dalam
kegiatan shalat
Idul
Fitri
maupunIdul Adha, serta menampung parkir kendaraan para jama’ahdan taman untuk menambah keindahan suasana lingkungan masjid. 12) Menara masjid, untuk seruan azan dan artistik masjid. 13) Ruang penjaga masjid. Untuk memudahkan pelayanan kegiatan rutin sholat lima waktu dan kegiatan perawatan masjid. B. Memberikan Jaminan Psikologi Pada Masyarakat Pengunjung Dan Masyarakat Sekitarnya, seperti: 1. Rasa Aman 2. Rasa Nyaman 3. Terlindungi 4. Privasi Tempat Beribadah:
a. Tempat beribadah berfungsi sebagai tempat sivitas akademika melakukanibadah yang diwajibkan oleh agama masing-masing pada waktu kuliah/kerja. b. Luas tempat beribadah sesuai dengan kebutuhan tiap sivitas akademika, dengan luastotal minimum adalah 24 m2. c. Tempat beribadah dilengkapi sarana, seperti : 1) Penyimpanan satu set/ruang Dapat menyimpan perlengkapan ibadah.Minimum terdiri atas lemari atau rak. 2) Perlengkapan ibadah satu set/ruang Sesuai dengan kebutuhan.
Contoh Inspeksi Tempat Ibadah KRITERIA / SKALA PENILAIAN / CHECK LIST
NILAI NO
KRITERIA
KONDISI
1.
Nilai 1
Sangat Jelek
2.
Nilai 2
Jelek
3.
Nilai 3
Sedang
4.
Nilai 4
Baik
5.
Nilai 5
Sangat Baik
Kriteria Penentuan Bobot Teori Blum
Mengacu pada Teori Blum : Konstruksi
:
1. Lingkungan (45%)
Fasilitas Sanitasi
:
2. Perilaku (35%)
Letak
:
3. Pelayanan Kesehatan (15%)
Sarana Penunjang
:
4. Keturunan (5%)
Lain – lain
:
Dalam hal pelayanan kesehatan dan keturunan diabaikan maka penjelasan sbb : 1) Bobot komponen rumah (25/80 x 100% = 31) 2) Bobot sarana sanitasi (20/80 x 100% = 25) 3) Bobot perilaku (35/80 x 100% = 44)
Kriteria Hasil Akhir Penilaian Hasil Akhir (Skor)
= BOBOT x NILAI
Kriteria Skor
: 60 – 100% dari total skor < 60 % dari total skor
Tempat Ibadah Tempat Ibadah adalah …. Nama Tempat Ibadah
:
Lokasi
:
Pengelola
:
No 1 2 3
4
5
KOMPONEN LETAK (V) Sesuai dengan rencana Tata kota. KONTRUKSI (V) Kuat dan aman sesuai dengan petunjuk dari PU PERSYRATAN a. Halaman (V)Bersih tidak terdapat sampah berserakan dan genangan air. b. Tempat sampah (V)Tersedia tempat pengumpul sampah yang tertutup rapat,kedap air dan mudah dibersihkan, mudah diangkat,jumlah dan kapisitas disesuaikan dengan kebutuhan. c. Pembuangan air kotor / bekas. (V)Air menglir lancar, saluran bersambung dengan saluranpembuangan air kotor umum yang kedap air. d. Persediaan air (V)a. Mutu mmenuhi persyaratan air minum atau airbersih dan harus selalu tersedia pada setiap saat.b. Air wudhu keluar melalui kran – kran kusus e. Jamban / peturusan (V)Tersedia jamban / peturusan seniter minuman masing –masing satu buah yang dilengkapi dengan kran pembersih. f. Ruang tempat mengambil air wudhu harus terpisah dari jamban peturusan dan ruang mesjid. (V) Alat sembahyang (V) a. Bersih dan bebas dari kutu busuk dan lain serangga. b. Sepanjang bagian depan tiap sap dipasang kain putihyang bersih dengan lebar 30 cm, yang dipergunakan sebagai tempat sujud Lantai (V) a. Mudah dibersihkan dan tidak lembab.
BOBOT
NILAI
SKOR
Ventilasi (V) a. Lubang penghawaan harus disesuaikan dengan jumlah pengunjung terbanyak, bila mungkin dilengkapidengan ventilasi mekanis. 5. Pencahayaan (V) a. Cukup terang minimal 10 fc. b. Tidak menyilaukan. 6. Tempat sandal dan sepatu (V) a. Tersedia tempat sandal dan sepatu yang khusus NILAI MAKSIMAL
Kriteria : Memenuhi Syarat
: 2.130 – 3.550
Tidak Memenuhi Syarat
: <2.130
PETUGAS
(………………………………)
Masjid Masjid adalah suatu tempat termasuk fasilitasnya, dimana umumnya pada waktu-waktu tertentu berkumpul untuk melakukan ibadah keagamaan Islam. Dasar pelaksanaan Penyehatan Lingkungan Masjid adalah Kep. Menkes 288/Menkes/SK/III/2003 tentang Pedoman Penyehatan Sarana dan Bangunan Umum.
Komponen penilaian meliputi : 1. LETAK a. Sesuai dengan rencana Tata kota. b. Tidak terletak di daerah banjir 2. KONTRUKSI a. Kuat dan aman sesuai dengan petunjuk dari PU b. Dinding masjid bersih berwarna terang dan permukaan yang selalu kontak dengan air kedap air. c. Atap ruangan masjid harus kuat, tidak tidak bocor serta tidak memungkinkan terjadinya genangan air. d. Langit-langit masjid harus memiliki tinggi dari lantai minimal 2,5 meter, kuat serta berwarna terang. e. Terdapat pagar yang kuat dan terpelihara dengan baik. 3. PERSYRATAN a. Persyaratan Bagian Luar 1) Halaman / Lingkungan Masjid a) Bersih dan tidak terdapat sampah berserakan b) Tidak ada genangan air di sekitar lingkungan masjid / halaman masjid 2) Tempat sampah Tersedia tempat sampah yang bertutup rapat, kedap air, dan mudah dibersihkan, mudah diangkat, jumlah dan kapasitasnya disesuaikan dengan kebutuhan. 3) Pembuangan air limbah/kotor
Air mengalir dengan lancar , saluran bersambung dengan saluran pembuangan air kotor umum, kedap air. Bila tidak ada saluran air kotor umum, air limbah ditampung pada sarana penampungan yang dibuat sendiri dan tertutup. 4) Penyediaan air bersih Kualitas harus memenuhi persyaratan air bersih dan tersedia setiap saat diperlukan. Air Wudhu keluar melalui kran-kran khusus. 5) Jamban dan peturasan Tersedia jamban dan peturasan (urinoir) yang santer minimal satu buar yang dilengkapi dengan air untuk penggelontor. 6) Tempat Wudhu Ruang untuk mengambil air wudhu harus terpisah dari jamban atau peturasan dan ruang mesjid. b. Persyaratan Bagian Dalam 1) Lantai a)
Lantai masjid bersih, kuat, kedap air, tidak licin dan permukaanya rata.
b)
Mudah dibersihkan dan tidak lembab.
2) Ventilasi a) Memiliki ventilasi yang dapat mengatur sirkulasi udara baik ventilasi alami maupun buatan, sehingga kondisi ruangan menjadi terasa nyaman. b) Ventilasi (V)Lubang penghawaan harus disesuaikan dengan jumlahpengunjung terbanyak, bila mungkin dilengkapidengan ventilasi mekanis. 3) Pencahayaan a) Cukup terang minimal 10 fc. b) Tidak menyilaukan. 4) Alat Sembahyang
a) Alat
sholat
bersih
dan
tidak
lembab,
selalu
dibersihkan dan dijemur secara periodik b) Alat sholat bersih dan bebas dari kutu busuk dan lain serangga. c) Sepanjang bagian depan tiap sap dipasang kain putihyang bersih dengan lebar 30 cm, yang dipergunakan sebagai tempat sujud 5) Tempat Sandal dan Sepatu a)
Tersedia tempat sandal dan sepatu yang khusus
Fasilitas Sanitasi : 1. Tersedia air bersih dalam jumlah yang cukup, kualitas air memenuhi persyaratan air bersih atau air minum dan tersedia setiap saat, dan air wudhu keluar dari kran-kran khusus. 2. Air kotor/ limbah mengalir dengan lancar, saluran bersambung dengan saluran pembuangan air kotor umum yang kedap air. Apabila tidak ada, ditampungan dalam bak yang tertutup dan kedap air. 3. Tersedia tempat sampah yang tertutup, rapat, kedap air dan mudah dibersihkan, mudah diangkat, jumlah dan kapasitas disesuaikan dengan kebutuhan, serta disediakan TPS yang memenuhi syarat.
Masjid yang Memenuhi Kriteria Sanitasi
Masjid yang Tidak Memenuhi Kriteria Sanitasi
Masjid bersih dari sampah
Terdapat Banyak Sampah di Masjid
Lokasi Masjid bebas dari Banjir
Lokasi Masjid terletak di Daerah Banjir
Tempat Wudlu Bersih
Tempat Wudlu penuh sampah
Gereja Geraja adalah suatu tempat termasuk fasilitasnya, dimana umum pada waktu – waktu tertentu dapat melakukan ibadah keagamaan Kristen. Dasar pelaksanaan Penyehatan Lingkungan Gereja adalah Kep. Menkes 288/Menkes/SK/III/2003 tentang Pedoman Penyehatan Sarana dan Bangunan Umum. Persyaratan sanitasi dari gereja, antara lain: a. Letak : Tidak terletak diedarah banjir dan sesuai dengan rencana tatakota b. Konstruksi : Kuat, aman, dan sesuai petunjuk Dinas Pekejaan Umum c. Persyaratan Bagian Luar 1) Halaman : Bersih, tidak terdapat sampah yang berserakan dan genangan air. 2) Tempat sampah : Tersedia tempat sampah yang bertutup rapat, kedap air, mudah dibersihkan, mudah diangkat, jumlah dan kapasitas disesuaikan dengan kebutuhan. 3) Pembuangan air limbah/kotor : Air mengalir dengan lancar , saluran bersambung dengan saluran pembuangan air kotor umum, kedap air. Bila tidak ada saluran air kotor umum, air limbah ditampung pada sarana penampungan yang dibuat sendiri dan tertutup. 4) Persediaan air : Kualitas harus memenuhi persyaratan air bersih dan tersedia setiap saat diperlukan 5) Jamban dan peturasan Tersedia jamban dan peturasan )urinoir) yang santer minimal satu buar yang dilengkapi dengan air untuk penggelontor d. Persyaratan Bagian Dalam 1) Lantai, dinding, dan langit-langit bersih 2) Perlengkapan tempat duduk untuk berdoa
3) Bersih dan bebas dari kutu busuk dan serangga lainnya 4) Lantai mudah dibersihkan dan tidak lembab 5) Ventilasi : Lubang ventilasi harus disesuaikan dengan jumlah pengunjung terbanyak, bila mungkin dilengkapi dengan ventilasi mekanis. 6) Pencahayaan : Cukup terang, minimal 100 Lux dan tidak menyilaukan.
Gereja yang Memenuhi Kriteria Sanitasi
Gereja yang Tidak Memenuhi Kriteria Sanitasi
Lokasi Gereja bebas dari Banjir
Lokasi Gereja terletak di Daerah Banjir
Bangunan Gereja Kokoh
Bangunan Gereja Tidak Kokoh
Pencahayan Gereja Cukup
Pencahayan Gereja Cukup