TARI TRADISIONAL DAERAH BANTEN
TUGAS MAKALAH SENI BUDAYA
Disusun Oleh : Delia Sonanta Nurvidia
KELAS X IPA 1 SMAN 11 KABUPATEN TANGERANG 2017
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada junjungan-Nya, Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, kerabatnya dan pengikutnya hingga akhir zaman. Berkat rahmat dan hidayat serta inayat-Nya penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini tanpa mengalami hambatan yang berarti, oleh karena itu penulis memenjatkan rasa syukur kehadirat Allah Swt.
Semua kesalahan dan kekeliruan yang terdapat dalam makalah ini, sepenuhnya tanggung jawab sendiri.
Akhirnya, dengan karya tulis ini penulis persembahkan pada rekan-r ekan sekalian. Semoga menjadi titik sumbangan bagi pembangunan ilmu pengetahuan yang sangat luas
Tangerang, Juli 2017
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar Daftar Isi BAB I. Pendahuluan ............................................................................................... 4 1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 4 1.2 Perumusan Masalah ................................................................................... 4 1.3 Tujuan ........................................................................................................ 4 BAB II. Pembahasan ............................................................................................... 5 2.1 Pengertian Tari Tradisional ........................................................................ 5 2.2 10 Tari Tradisional Daerah Banten ............................................................ 6 2.3 Upaya Melestarikan Tari Tradisional....................................................... 14 BAB III. Penutup .................................................................................................. 15 3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 15 3.2 Saran ......................................................................................................... 15 Daftar Pustaka
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam seni Tari Tradisional ini saya membuat agar semua kalangan-kalangan remaja ikut berpartisipasi. Karena pada umumnya tari tradisional ini cukup menyusut dengan tarian-tarian moderen masa kini. Maka dari itu saya ingin menjelaskan apa manfaat dari tari tradisional yang begitu kurang akan peminatnya. Banyak sebagian remaja yang tidak mengetahui apakah makna tari tradisional dan manfaatnya. Selain itu tari tradisional juga bisa membuat ketertarikan tersendiri bagi remaja-remaja saat ini. 1.2 Perumusan Masalah
1. 2. 3.
Pengertian tari tradisional 10 tari tradisional daerah Banten Upaya melestarikan tari tradisional
1.3 Tujuan 1. Untuk mengembangkan kembali tari tradisional Banten secara luas 2. Untuk lebih menonjolkan kekreatifan anak tidak hanya pada tarian moderen dan semacamnya
BAB II Pembahasan
2.1 Pengertian Tari Tradisional
Seni adalah pengalaman dalam bentuk medium indrawi yang menarik dan di tata dengan rapi, yang di wujudkan untuk di komunikasikan dan di renungkan. Seni adalah karya manusia yang dapat menimbulkan rasa senang dalam rohani kita. Menurut Herbert Read “seni adalah suatu usaha untuk menciptakan bentuk -bentuk yang menyenangkan. Bentuk yang demikian itu memuaskan kesadaran keindahan kita dan rasa indah ini terpenuhi bila kita menemukan kesatuan atau harmoni dari hubungan bentuk- bentuk yang kita amati itu”. Keindahan adalah sesuatu yng dapat menimbulkan rasa senang dan seni adalah keindahan. Tari merupakan salah satu bentuk kesenian yang memiliki media ungkap atau substansi gerak, dan gerak yang terungkap adalah gerak manusia. Gerak-gerak dalam tari bukanlah gerak realistis atau gerak keseharian, melainkan gerak yang telah diberi bentuk ekspresif. Gerak ekspresif ialah gerak yang indah, yang bisa menggetarkan perasaan manusia. Gerak yang di stilir mengandung ritme tertentu,yang dapat memberikan kepuasan batin manusia. Gerak yang indah bukan hanya gerak-gerak yang halus saja, tetapi gerak-gerak yang kasar, keras, kuat, penuh dengan tekanan-tekanan, serta gerak anehpun dapat merupakan gerak yang indah. Gerak merupakan elemen pertama dalam tari, maka ritme merupakan elemen kedua yang juga sangat penting dalam tari. Soedarsono mengetengahkan sebuah definisi “Tari adalah ekspresi jiwa manusia yang di ungkapkan dengan gerak-gerak ritmis yang indah. untuk menghasilkan gerak yang indah membutuhkan proses pengolahan atau penggarapan terlebih dahulu, pengolahan unsur keindahannya be rsipat stilatif dan distortif.”
1. Gerak Stilatif yaitu: gerak yang telah mengalami proses pengolahan (penghalusan) yang mengarah pada benuk-bentuk yang indah. 2. Gerak Distorsif yaitu: pengolahan gerak melalui proses perombakan dari aslinya dan merupakan salah satu proses stilasi. Dari hasil pengolahan gerak yang telah mengalami stilasi dan distorsi lahirlah dua jenis gerak tari yaitu, gerak murni (pure movement) dan gerak maknawi. 1. Gerak murni : dalam pengolahannya tidak mempertimbangkan suatu pengertian tertentu, yang dipentingkan factor keindahan gerak saja. 2. Gerak maknawi : dalam pengolahannya mengandung suatu pengertian atau maksud tertentu, disamping keindahannya. Gerak maknawi di sebut juga gerak Gesture, bersifat menirukan (imitative dan mimitif). a) Imitatif adalah gerak peniruan dari binatang dan alam. b) Imitif adalah gerak peniruan dari gerak-gerik manusia. Tari merupakan komposisi gerak, berdasarkan bentuknya ada 2 jenis tari yaitu : 1. Tari Representasional yaitu tari yang menggambarkan sesuatu secara jelas. Tari bersumber pada kehidupan sehari-hari. Contoh: Tari perang, tari tani dll. 2. Tari Non Representasional yaitu tari yang idak menggambarkan sesuatu, menekankan pada keindahan gerak semata. Keindahan dalam seni tari tidak hanya pada gerak tubuh, untuk keutuhannya memerlukan dukungan seni lain sebagai kelengkapan seperti: busana, rias, property, musik, tata pentas, drama dan sastra. Sehingga seni tari menjadi bentuk seni yang komplek, yang mengandung beberapa macam unsur seni. 2.2 10 Tari Tradisional Daerah Banten
Banten masih terbilang muda menjadi provinsi. Layaknya anak muda yang penuh gairah, Banten terus menata diri dengan ragam potensi yang dimilikinya. Kekhasan dan keunikan bisa ditemukan di provinsi pecahan Jawa Barat ini. Mulai seni budaya, kuliner, wisata belanja, dan sisi religius masyarakat dan budayanya.
Anda tentu mengenal seni debus atau masyarakat Badui yang masih mempertahankan tradisinya. Di Banten, semua kekhasan ini bisa ditemukan. Banyak lagi keunikan seni budaya yang menjadi daya tarik pariwisata Banten.
Banten merupakan sebuah provinsi yang memiliki keanekaragaman seni budaya dengan sikap dan etika masyarakatnya yang terbuka, bersahabat, dan penuh persaudaraan.
1. Tari Maler Bedug
Gambar 2.1 Tari Maler Bedug
Tari Maler Bedug, merupakan tari rampak bedug dengan sajian garapan baru yang dikembangkan dari keberagaman musik tradisi Khas Banten dengan mengambil pijakan gerak dari bedug Pamarayan dan Silat Trumbu.
Sajian Tari Maler Bedug yang dinamis dapat ditampilkan sebagai tarian pembuka sebuah acara maupun sebagai tari pertunjukan untuk menyambut tamu.
2. Ngebaksakeun
Gambar 2.2 Tari Ngebaksakeun
Merupakan sebuah kreasi tari tradisi yang mengambil pijakan dari Sikat Trumbu gaya kabupaten Pandeglang. karya ini bertemakan tari penyambutan.
3. Tari Grebeg Terbang Gede
Gambar 2.3 Tari Grebeg Terbang Gede
Grebeg diambil dari kosa kata bahasa Jawa Banten, yang memiliki arti dirempug, sebagai simbol dari masyarakat Banten yang religius, ramah, dan terbuka.
Tari Grebeg Terbang Gede , merupakan sebuah karya tari kreasi yang bercirikan Tradisi, yang berpijak pada kesenian Terbang Gede dari Kota Serang, yang dikolaborasikan dengan pencak silat khas Banten.
Tarian
ini
bertemakan
tari
Selamat
Datang,
sebagai
bentuk
ungkapan
penyambutan kehadiran tamu agung.
4. Tari Topeng
Gambar 2.4 Tari Topeng
Tarian ini dilakukan oleh satu orang pria atau lebih sesuai dengan kebutuhan. Gerakkan tari ini tempak gemulai. Tarian topeng mengisahkan tentang seorang rasa yang balas dendam karena cintanya yang ditolak.
5. Tari Cokek
Gambar 2.5 Tari Cokek
Dahulu, tari cokek hanya dimainkan oleh tiga orang penari wanita. Kini, pertunjukan cokek seringkali dimainkan oleh 5 hingga 7 orang penari wanita dan beberapa orang lelaki sebagai pemain musik. Setiap kali pertunjukan, penampilan penari cokek disesuaikan dengan ciri khas wanita Banten yakni mengenakan kebaya dan kain panjang sebagai bawahan. Biasanya, warna kebaya yang dikenakan para penari cokek relatif berkilau ketika terkena sinar lampu, seperti hijau, merah, kuning, serta ungu. Yang tak pernah ketinggalan dari penari cokek yakni sehelai selendang.
Di daerah Tangerang, tari cokek biasanya dimainkan sebagai pertunjukan hiburan saat warga cina Benteng menyelenggarakan pesta pernikahan. Warga cina Benteng merupakan warga Tionghoa keturunan yang tinggal di daerah Tangerang. Seringkali, tarian ini juga dimainkan sebagai tari penyambutan bagi tamu kehormatan yang berkunjung ke Tangerang.
penari cokek biasanya mengajak pengantin lelaki atau beberapa orang tamu undangan untuk menari bersama. Ketika diselenggarakan untuk menyambut tamu kehormatan, pejabat setempat dan tamu kehormatan itulah yang mendapat kesempatan pertama menari bersama penari cokek. Tanda ajakan dari penari yakni
sehelai selendang yang dikalungkan ke leher para tamu. Masyarakat Tangerang beranggapan, jika sehelai selendang dari penari cokek telah dikalungkan, pantang bagi tamu itu ataupun siapa saja untuk menolak. Penolakan itu diyakini dapat mencemarkan nama baik mereka sendiri. Biasanya, para tamu itulah yang nantinya menari bersama para penari cokek hingga pertunjukan tari cokek usai.
6. Tari Dzikir Saman
Gambar 2.6 Tari Dzikir Saman
Dzikir Saman yang ada di Banten berbeda dengan Saman yang ada di Aceh, disini para pemainnya terdari dari laki-laki dengan membentuk lingkaran. Sambil berputar, sambil menyebutkan shalawat Nabi Muhammad SAW. Seni Dzikir Saman ini tidak diiringi dengan perangkat alat musik, hanya nyanyian dengan menyebut asma Allah, alok dan gerakan tubuh yang berputar-putar. Seni ini sudah ada sejak dahulu, biasanya dalam acara tertentu seperti Khol Syeh Abdul Khodir Jailani, Rasullan, dan acara keagamaan lainya.
7. Tari Katuran
Gambar 2.7 Tari Katuran
Merupakan Tarian bertema penyambutan dan memiliki kandungan makna sebagai bentuk penghormatan dan sebuah ajakan untuk datang berkunjung ke Propinsi Banten, sebagai salah satu wilayah di Nusantara yang memiliki pesona Wisata Alam serta Seni Budaya yang indah, dan bercorak khas.
8. Tari Gitik Cokek
Gambar 2.8 Tari Gitik Cokek
Karya tari kreasi baru ini berpijak pada sebuah kesenian tradisional dari Kabupaten Tanggerang, yaitu Tari Cokek, tarian ini menggambarkan sosok figur para penari cokek saat ini.
9. Tari Bedug Warnane
Gambar 2.9 Tari Beduh Warnane
Merupakan karya seni kreasi tradisi Banten yang berpijak pada seni Rudat dan Terbang Gede yang dikolaborasikan dengan Kesenian Rampak Bedug Pamarayan dari Kabupaten Serang, Banten dan rampak bedug Pandeglang.
10. Tari Gitek Ganjen
Gambar 2.10 Tari Gitek Ganjen
Berangkat dari sebuah kesenian tradisional Banten yaitu Tari Cokek. Karya ini menggambarkan prilaku remaja putri yang ingin menarik perhatian. “Ganjen“ merupakan kosa kata bahasa Jawa Banten, yang ditujukakan pada remaja putri yang lincah dan genit. Tari Gitek Ganjen dapat juga disajikan sebagai tari pergaulan, dimana penonton dapat turut serta menari.
2.3 Upaya Melestarikan Tari Tradisional
Tari tradisional rakyat adalah representasi dari kearifan lokal setiap daerah. Di dalam tarian tradisional terkandung nilai-nilai budaya kerakyatan yang positif. Rasa cinta kepada alam, semangat gotong royong, pendidikan keimanan, dan sumber perekonomian rakyat digambarkan secara dinamis melalui perpaduan gerak dan musik yang khas. Sayangnya, tari tradisional saat ini cenderung mengalami kepunahan. Ini karena minimnya kepedulian masyarakat terhadap potensi daerah.
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian yang saya tuliskan dalam karya tulis ini, bahwa seni tari merupakan sebuah karya manusia yang diekspresikan dalam gerak – gerak yang indah. Di mana setiap unsur geraknya mempunyai arti dan tujuan dari sang koreografinya. Gerak seni tari bukan hanya tertumpu pada tubuh saja tetapi kelengkapan tari ( Rias, busana, musik, dll ) menjadi kebutuhan yang sangat terkait. Berbagai macam tari yang sering kita lihat banyak di pengaruhi oleh fungsi social seperti tari upacara, tari hiburan dan tari pertunjukkan. Sementara bedasarkan penyajiannya bentuk tarian terbagi atas tari tunggal, tari rampak, tari berpasangan dan tari paduan berpasangan. Cara penyajiannya dapat secara Statis dan Mobile. 3.2 Saran
Saya mempunyai saran untuk tari tradisional ini agar lebih di kembangkan kembali, karena alangkah baiknya jika tari tradisional ini lebih menonjol lagi di Negara kita Indonesia dan di adakannya festival-festival tari tradisional. Boleh juga diadakannya latihan-latihan atau kursus tari tradisional untuk kalangankalangan remaja khususnya untuk mengharumkan bangsa kita.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Robby. 2005. Menerobos Pembelajaran Tari Pendidikan. Malang : Banjar Seni Gantar Gumelar. Kurnia, Ganjar. 2003. Deskripsi Kesenian Jawa Barat. Bandung : Dinas Sanggar Bina Seni Tari Raksa Budaya. 2012. Tari Tradisional Daerah Banten (https://sanggarbinasenitariraksabudaya.blogspot.co.id/2011/02/tari-bantenkaturan-sinopsis-banten.html diakses pada 29 Juli 2017 pukul 20:05)