Nama
:
M. Reza Raka A.
Kelas
:
Manajemen Strategi D
NIM
:
1401025166
1. Apakah etis bagi suatu perusahaan untuk membeli perusahaaln lain guna mendapatkan kepemilikan produk inovatifnya? Mengapa ya atau mengapa tidak? Ketika suatu perusahaan ingin membeli perusahaan lain guna mendapatkan kepemilikan produk inovatifnya itu hal yang sangat wajar terutama jika perusahaan itu menganut sistem ekonomi kapitalis. Kegiatan ini seharusnya tidak melanggar peraturan dan hukum bisnis selama terjadi kesepakatan antara kedua belah pihak. Sejatinya, hanya cukup membeli hak cipta atau hak paten sudah membuat suatu perusahaan memiliki produk inovatif dari perusahaan lain. Akan tetapi jika memang terdapat suatu maksud untuk membeli perusahaan dibandingkan membeli kekayaan intelektual perusahaan tersebut, itu juga tidak mengurangi nilai moral seseorang terutama ketika kita berbicara etika, “jika kita menginginkan sesuatu, kita hanya cukup membalas (membayar) dengan nilai yang seimbang ”. 2. Dalam bab ini, disebutkan bahwa pelaku wirausaha kadang-kadang lebih efektif kalau mereka bekerja menentang standar produk yang ada. Bagaimanakah seorang wirausaha tahu kalau produk barunya mungkin merugikan konsumen? Haruskah organisasi menciptakan garis pedoman untuk membantu pelaku wirausaha dalam isu ini? Jika demikian, apakah garis pedoman itu? Konsumen hanya akan dirugikan jika sebuah perusahaan menghasilkan suatu produk yang pemanfaatannya tidak sebanding dengan perolehannya. Wirausaha cenderung ingin dengan cepat dan praktis dalam meraih keuntungan. Masalah yang ada pada UMKM di Indonesia salah satunya adalah UMKM cenderung telalu berfikir inovatif tetapi ketika produk tersebut sudah ja di, sehingga mereka lupa dan mereka kebingungan untuk mencari pangsa pasarnya yang mengakibatkan biaya pemasaran juga meningkat karena tidak terstruktur dan akhirnya harga produk tersebut menjadi lebih mahal dibandingkan dengan nilai ekonomisnya 3. Apakah penggunaan proses usaha internal untuk menghasilkan dan mengelola inovasi lebih etis ketimbang memperoleh inovasi dengan mengakusisi perusahaan lain? Mengapa ya atau mengapa tidak? Ketika berbicara tentang etis, berarti kita berbicara tentang moral. Hanya saja, dalam dunia bisnis, yang dapat dipercaya adalah angka. Seberapa hebat prediksi suatu perusahaan, tentu di buktikan dengan angka. Ketika suatu perusahaan memilih proses usaha internal untuk menghasilkan dan mengelola inovasi maka perusahaan harus siap dengan biaya “Research and Development” yang nantinya akan membesar nilainya. Tetapi jika perusahaan memilih untuk memperleh inovasi dengan mengakusisi perusahaan lain, maka biaya yang dikeluarkan untuk “Research and Development” akan menurun. Akan tetapi akan lebih baiknya jika perusahaan memilih pilihan pertama, karena jika suatu perusahaan memilih untuk menghasilkan dan mengelola inovasinya sendiri, berarti di perusahaan itu dipenuhi oleh orang-orang yang ingin berfikir kreatif, tidak malas, dan suka tantangan dibandingkan dengan pilihan kedua yang membuat perusahaan cenderung tidak mampu melakukan inovasi, malas, dan lebih senang menggunakan modal yang dalam cukup besar walaupun akan sedikit mengganggu keuangan perusahaan. Jadi tentu saja pilihan pertama adalah pilihan paling etis dalam etika bisnis.
4. Ketika berpartisipasi dalam aliansi strategis, masing-masing perusahaan mitra mungkin dengan sah berusaha memperoleh pengetahuan dari yang lain. Sampai batas manakah tindakan itu tidak etis bagi perusahaan untuk tetap mendapatkan dari mitra aliansi strategis pengetahuan lain yang masih relevan dalam persaingan? Apakah batas ini berbeda kalau menjalin mitra dengan perusahaan domestik, ketimbang perusahaan asing? Jika memang ya, mengapa? Ketika sebuah perusahaan berusaha memperoleh pengetahuan dari perusahaan mitra dengan sah hanya etis dan sah jika dilakukan dengan sepengetahuan perusahaan mitra yang dimaksudkan. Batas ini juga seharusnya berlaku jika melakukan mitra dengan perusahaan asing, tidak hanya perusahaan domestik karena dengan era globalisasi, informasi bisa dengan mudah didapatkan akan tetapi akan lebih etis untuk sebuah perusahaan mampu mengendalikan niatnya untuk membatasi informasi dari mitranya yang berlebihan. 5. Perusahaan-perusahaan kecil sering mempunyai produk inovatif. Kapankah perusahaan besar dianggap pantas membeli perusahaan kecil untuk mendapatkan produk baru dan ide produk barunya? Jika perusahaan besar yang ingin mendapatkan produk baru dan ide produk baru milik perusahaan kecil, maka waktu yang dianggap pantas adalah ketika produk atau ide inovatif tersebut sudah memiliki hak cipta dan/atau hak paten, bukan saat perusahaan kecil tersebut sedang memprosesnya atau bahkan hak cipta dan/atau hak paten nya belum diurus karena itu sudah termasuk mencuri ide kreativitas seseorang.