MANAJEMEN KEPERAWATAN
“ Ruang Bedah “ Dosen Pengampuh : Wida K. Bhakti
Nama Kelompok : Aisyah (SR142080056) Dina Noviyana (SR142080053) Marfirah (SR142080063 ( SR142080063)) Kelas 4B/Semester 7
SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH PONTIANAK PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN REGULER TAHUN 2017
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit s ekali yang kita ingat. segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul ”Manajemen Keperawatan Di Ruang Bedah”. Dalam penyusunannya, kami memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu kami mengucapkan terima t erima kasih yang sebesar-besarnya s ebesar-besarnya kepada semua yang telah memberikan dukungan dan kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik l agi. Meskipun kami berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca. Kubu Raya, 18 Oktober 2017
Penyusun
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit s ekali yang kita ingat. segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul ”Manajemen Keperawatan Di Ruang Bedah”. Dalam penyusunannya, kami memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu kami mengucapkan terima t erima kasih yang sebesar-besarnya s ebesar-besarnya kepada semua yang telah memberikan dukungan dan kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik l agi. Meskipun kami berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca. Kubu Raya, 18 Oktober 2017
Penyusun
i
DAFTAR ISI ..................................................................... ........................................ .................. Kata pengantar ...............................................
i
................................................................ ............................................ .................................. ............ Daftar isi ..........................................
ii
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang ............................................... ..................................................................... ........................... .....
1
B. Rumusan Masalah ............................................... .................................................................... .....................
2
C. Tujuan ........................................... ................................................................. ........................................... .....................
2
Bab II Pembahasan
A. Perencanaan ............................................... ..................................................................... ............................... .........
4
B. Pengorganisasian ............................................. .................................................................... ......................... ..
14
C. Pengelolaan staf ................................................ ....................................................................... .......................
23
D. Pengarahan ................................................ ....................................................................... ............................... ........
29
E. Pengendalian .............................................. ..................................................................... ............................... ........
33
Bab III Penutup
A. Kesimpulan ........................................... ................................................................. .................................... ..............
35
B. Saran .............................................. ...................................................................... ............................................ .................... 35 Daftar Pustaka.............................. Pustaka.................................................... ............................................. ...................................... ...............
ii
36
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen keperawatanm
keperawatan
melalui
staf
merupakan
keperawatan
pelaksanaan
untuk
pelayanan
memberikan
asuhan
keperawatan kepada pasien. Manajemen mengandung tiga prinsip pokok yang menjadi ciri utama penerapannya yaitu efisiensi dalam pemanfaatan sumber daya, efektif dalam memilih alternatif kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi, dan rasional dalam pengambilan keputusan manajerial. Penerapan manajemen keperawatan memerlukan peran tiap orang yang terlibat di dalamnya untuk menyikapi posisi masing-masing melalui fungsi manajemen (Muninjaya, 2004). Fungsi manajemen akan mengarahkan perawat dalam mencapai sasaran yang akan ditujunya. Menurut Freeman dan Gilbert (1996) dalam Schlosser (2003) terdapat beberapa elemen utama dalam fungsi manajemen keperawatan diantaranya yaitu planning, organizing, actuating (coordinating &
directing),
staffing,
leading,
reporting,
controllingdan
budgeting.
Komunikasi merupakan bagian dari strategi coordinating (koordinasi) yang berlaku dalam pengaturan pelayanan keperawatan. Menurut Swansburg (2000), komunikasi dalam praktik keperawatan profesional merupakan unsur utama bagi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan dalam mencapai hasil yang optimal sehingga peran komunikasi sangat penting dalam penerapan manajemen keperawatan. Adapun salah satu komunikasi yang dilakukan perawat secara rutin yaitu kegiatan timbang terima pasien saat pertukaran shift keperawatan yang juga merupakan salah satu dari enam sasaran keselamatan pasien. Komunikasi efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan yang dipahami oleh resipien/penerima akan mengurangi kesalahan, dan menghasilkan peningkatan keselamatan pasien. Alvarado, et al (2006) mengatakan adanya standar komunikasi efektif yang terintegrasi dengan
1
keselamatan pasien dalam timbang terima pasien dan disosialisasikan secara menyeluruh pada perawat pelaksana akan meningkatkan efektifitas dan koordinasi. Efektifitas dapat ditingkatkan dengan mengkomunikasikan informasi penting sehingga meningkatkan kesinambungan pelayanan dalam mendukung keselamatan pasien. Timbang terima pasien adalah komunikasi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien. Rushton (2010) mengatakan timbang terima pasien dirancang sebagai salah satu metode komunikasi yang relevan pada tim perawat setiap pergantian shift, sebagai petunjuk praktik memberikan informasi mengenai kondisi terkini pasien, tujuan pengobatan, rencana perawatan serta menentukan prioritas pelayanan.
B.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang diambil berdasarkan latar belakang “Bagaimana perumusan manajemen keperawatan di Ruangan”
C. Tujuan
1. Tujuan Umum Mahasiswa/i dapat mengetahui tentang manajemen keperawatan di ruangan 2. Tujuan Khusus a) Untuk mengetahui perumusan visi, misi, tujuan, kebijakan, standard diruangan b) Untuk mengetahui pengorganisasian di ruangan c) Untuk mengetahui bagaimana pengelolaan staf di ruangan d) Untuk mengetahui apa saja pengarahan yang ada di ruangan e) Untuk mengetahui pengendalian di ruangan
2
BAB II PEMBAHASAN
Kasus Sebuah puskesmas di kecamatan X yang terdapat di Ibu Kota Kabupaten Barumekar berubah status menjadi rumah sakit tipe C. Pemerintah menetapkan Visi : “ Rumah sakit X menjadi pusat pelayanan kesehatan masyarakat dengan pelayanan paripurna pada tahun 2025 “ Misi Rumah sakit : Memperbaiki
dan
meningkatkan
status
kesehatan
Barumekar 5
Fungsi manajemen untuk Ruang Bedah
3
masyarakat
kabupaten
A. Perencanaan
Perencanaan, fungsi dasar manajemen adalah suatu tugas prinsip dari semua manajer dalam divisi keperawatan. Ini adalah suatu proses sistematik dan memerlukan ilmu pengetahuan yang mendasari teori manajemen. Elemen pertama
dari
manajemen
menurut
Fayol
adalah
perencanaan.
Ia
mendefinisikan hal ini sebagai membuat rencana tindakan untuk memberikan pandangan ke depan.rencana kegiatan ini harus merupakan kesatuan, berkelanjutan, fleksibel dan dibuat dengan teliti Perencanaan adalah memutuskan seberapa luas akan dilakukan, bagaimana
melakukannya,
kapan
melakukannya
dan
siapa
yang
melakukannya. Alexander membagi perencanaan menjadi perencanaan jangka panjang dan jangka pendek, pembuatan keputusan, strate gi, kebijakan, program, aturan dan prosedur sebagai elemen dari perencanaan. Steiner mendefinisikan perencanaan sebagai suatu proses memulai dengan sasaran – sasaran, batasan strategi, kebijakan dan rencana detail untuk mencapainya, mencapai organisasi untuk menerapkan keputusan dan termasuk tinjauan kinerja dan umpan balik terhadap pengenalan siklus perencanaan baru. Douglas menyatakan bahwa “perencanaan mempunyai tujuan khusus atau tujuan dan mengarahkan pada program atau metod sebelumnya untuk mencapai tujuan“. Ia selanjutnya medefinisikan perencanaan sebagai suatu proses
kontinu dari
pengkajian, membuat
tujuan
dan sasaran
dan
mengimplementasikan serta mengevaluasi atau mengontrol. Perencanaan adalah fungsi administrasi yang menempatkan beberapa resiko terhadap pembuatan keputusan dan pemecahan masalah. Dalam keperawatan, perencanaan membantu untuk menjamin bahwa klien atau pasien akan menerima pelayanan keperawatan yang mereka inginkan. Perencanaan merupakan fungsi pertama dari manajemen . anda seorang manajer atau anda seorang pemimpin atau keduanya keterampilan menyusun perencanaan menjadi bagian kritis yang harus anda miliki. Suka atau tidak suka posisi anda menuntut untuk melakukan kegiatan ini. Sekecil apapun
4
kegiatan manajemen yang kita lakukan tanpa perencanaan yang matang, hasilnya tidak kan memuaskan bahkan terjadi penghamburan dana dan tenaga. Namun demikian, sehebat apapun perencanaan yang kita buat apabila dalam pelaksanaannya fungsi-fungsi lain dari manajemen tidak dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip yang ada, maka apa yang kita buat tidak lebih dari sekedar catatan tanpa makna.
Pengertian Bedah - Pembedahan merupakan cabang dari ilmu medis yang ikut berperan terhadap kesembuhan dari luka atau penyakit melalui operasi dengan tangan - Bedah atau operasi merupakan tindakan pembedahan cara dokter untuk mengobati kondisi yang sulit atau tidak mungkin disembuhkan hanya dengan obat-obatan sederhana.
Visi Ruang Bedah: “ Menjadi ruangan khusus bedah yang dapat mengatasi dan memecahkan masalah penyakit bedah di rumah sakit X dengan pelayanan paripurna pada tahun 2025”
Misi Ruang Bedah : 1. Memberikan asuhan keperawatan kepada klien penyakit bedah 2. Mempersiakan klien (fisik, mental dan spiritual) yang akan menjalani pembedahan, menjaga agar klien terhindar dari komplikasi pasca bedah 3. Meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan yang mampu memenuhi kebutuhan klien 4. Meningkatkan kualitas kinerja tenaga keperawatan 5. Mengoptimalkan sarana dan prasarana yang ada 6. Mewujudkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan
5
Tujuan Tujuan jangka panjang : Memberikan pelayanan kesehatan secara optimal dalam mencapai kesehatan secara menyeluruh Tujuan jangka pendek : 1. Mengoptimalkan proses penyembuhan klien dengan memberikan asuhan keperawatan secara paripurna 2. Mencegah terjadinya infeksi 3. Memandirikan klien dan keluarga pasca operasi 4. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tenaga kesehatan
Kebijakan 1. Kepala ruangan melibatkan stafnya dalam penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan 2. Ruang rawat bedah dapat menerima pasien dari IGD, Poliklinik dan ruang lain 3. Kepala ruangan selalu mengevaluasi kinerja stafnya setiap satu bulan sekali 4. Menerapkan standar asuhan keperawatan 5. Menegakkan standar operasional prosedur secara efektif 6. Menerapkan evaluasi
Analisa SWOT Strength :
Rumah sakit dan ruang rawat telah memiliki visi dan mis i yang jelas
Rumah sakit dan ruang rawat telah memiliki SOP yang jelas
Weakness :
Kurangnya sarana dan prasarana yang memadai
Kurangnya tenaga keperawatan
6
Beban kerja perawat cukup berat dan melelahkan karena tidak sesuai dengan proporsi
Opportunity :
Rumah sakit menjalin link atau hubungan kerjasama dengan organisasi PPNI
Satu orang perawat pendidikan D3 keperawatan sedang melanjutkan pendidikan S1 keperawatan dan masih tetap bekerja
Threat :
Rumah sakit kurang mensosialisasikan SOP keperawatan dengan baik
Standar pelayanan keperawatan di Ruang bedah penerapan standar pelayanan keperawatan dimulai dari sebelum (pre) pembedahan, selama (intra) pembedahan dan setelah (post) pembedahan 1. Standar
pelayanan
keperawatan
dimulai
dari
sebelum
(pre)
pembedahan Merupakan periode yang diawali dengan persiapan dari ruang penerimaan sampai induksi anestesi. Perawat pada tahap ini mengintegrasikan dan mengkomunikasikan data yang dikumpulkan melalui pengkajian secara rinci, keterampilan dan observasi untuk membuat
pilihan
teraupetik
agar
dapat
mengoptimalisasikan
pelayanan keperawatan kamar bedah. Kegiatan berfokus pada menkonfirmasi persiapan ruang bedah dan ketersediaan peralatan, memverifikasi,
menginterpretasi
dan
mengkomunikasikan
data
kepada tim multidisiplin kesehatan lainnya, persiapan untuk menghadapi situasi yang mengancam jiwa pasien saat pembedahan, menyiapkan strategi dalam mencegah infeksi. a.
Administrasi Beberapa catatan administratif yang harus dilengkapi : 1)
Formulir Persetujuan Tindakan Medik
2)
Formulir Berita Acara serah terima pasien Operasi
7
3)
Formulir hasil pemeriksaan laboratorium
4)
Formulir Laporan Operasi
5)
Formulir Perincian Kamar Operasi
6)
Buku Register Kamar Operasi
7)
Serah terima dilakukan di ruang transfer, petugas kamar operasi menyerahkan pasien beserta semua kelengkapannya yang ditandai dengan penandatanganan berita acara serah terima pasien pasca operasi.
b.
Persiapan tindakan operasi
Tata cara serah terima pasien yang akan dioperasi antara perawat ruangan dan staf kamar operasi.
Tujuan - Diketahui program pengobatan dan pelaksanaan operasi oleh
petugas
ruangan
dan
kamar
operasi
agar
pelaksanaan operasi bisa berhasil dengan baik dan mengutamakan keselamatan pasien - Menyiapkan obat-obatan, alat-alat, darah dan persiapan khusus lainnya yang dibutuhkan untuk menunjang pelaksanaaan operasi tersebut
Kebijakan - Petugas ruangan dan petugas kamar operasi bertanggung jawab atas persiapan pasien calon operasi
Prosedur - Petugas ruangan mengetahui jadwal operasi - Petugas ruangan mempersiapkan area operasi sesuai prosedur yang berlaku. - Petugas ruangan mengisi berita acara. - Petugas ruangan mempersiapkan semua catatan medik pasien termasuk surat izin operasi untuk dibawa bersama pasien ke ruang operasi.
8
- Petugas ruangan menyertakan perlengkapan penunjang operasi
misalnya
:
persediaan
obat-obatan
atau
persediaan darah yang diperlukan saat operasi dilakukan yang akan dibawa bersama pasien ke kamar operasi. - Setengah jam sebelum jadwal operasi atau setelah ada panggilan dari petugas kamar operasi, pasien dibawa ke kamar operasi dengan memakai tempat tidur yang dipakai di ruangan. - Serah terima pasien pra operasi dilakukan di ruang transfer. - Petugas ruangan menyerahkan pasien disertai berita acara serah terima yang ditanda tangani oleh petugas ruangan dan petugas kamar operasi dan ditulis dalam buku register kamar operasi. - Petugas kamar operasi memeriksa kelengkapan berita acara, kelengkapan identitas, catatan medik pasien, keadaan
umum
pasien,
surat
izin
tindakan
dan
kelengkapan penunjang lainnya seperti obat-obatan dan persediaan darah. - Kejadian
khusus
dan
pengobatan
selama
operasi
berlangsung dicatat dalam berita acara oleh asisten operasi. - Setelah operasi selesai, asisten menyiapkan berita acara, catatan medik pasien. - Pasien dipersiapkan untuk serah terima dengan petugas ruangan. - Serah terima dilakukan di ruang transfer, petugas kamar operasi
menyerahkan
pasien
beserta
semua
kelengkapannya yang ditandai dengan penandatanganan berita acara serah terima pasien pasca operasi. 2. Persiapan fisik
9
Pasien harus dalam kondisi aman untuk dilakukan operasi yang ditandai oleh - Dilakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh - Dilakukan pemeriksaan penunjang yang lengkap, meliputi pemeriksaan laboratorium hematologi, kimia klinik dan lainnya, pemeriksaan radiologi, pemeriksaan EKG dan pemeriksaan lain yang diperlukan dengan hasil pemeriksaan penunjang dalam batas normal atau dalam batas toleransi/ aman. - Dokter ruangan dan atau dokter konsulen penyakit dalam dan atau dokter konsulen anestesi dan atau dokter konsulen lainnya menyatakan pasien dapat dioperasi - Bila diperlukan dilakukan persiapan terhadap pasien untuk menunjang kelancaran operasi, seperti pemasangan infus, puasa, istirahat total, pemasangan supportif seperti O2, Foley catheter, NGT - Pasien dalam keadaan bersih bila perlu sudah bersih - Diberi antibiotik sesuai petunjuk dokter. 3. Persiapan mental - Pasien harus memahami maksud dan tujuan operasi serta resiko yang harus dihadapi dalam menjalani operasi ini. Lakukan Informed Consent sesuai prosedur. - Pasien di tenangkan dan diberi penyuluhan yang baik agar tegar menghadapi tindakan operasi yang akna dijalaninya. Pasien diminta untuk berdoa menurut keyakinannya masing-masing. - Keluarga pasien diminta selalu mendampingi dan mendukung. 4. Standar pelayanan keperawatan selama (intra) Melakuakan pelayanan yang dilakukan setelah induksi dan selama proses pembedahan. Kegiatan berfokus pada pemeriksaan tandatanda vital, membuka persediaan alat yang dibutuhkan, mengatur selang, menjaga kelancaran obat-obatan dan cairan melalui intravena, memastikan keselamatan selama pembedahan dengan memperhatikan
10
lingkungan, memastikan posisi pasien tidak menyakiti pasien, memastikan tidak ada yang tertinggal dalam tubuh pasien setelah pembedahan. 5. Standar pelayanan keperawatan setelah ( post) pembedahan Merupakan pelayanan keperawatan selama periode setelah penutupan luka dan pindah ke ruang pemulihan. Kegiatan berfokus pada memeriksa bagaimana pasien di pindahkan ke ruang pemulihan, mengobservasi tanda-tanda vital, memeriksa balutan luka bekas operasi, mengukur keseimbangan cairan, memeriksa cairan intravena setiap jam dan mengisi grafik/chart berdasarkan pengkajian yang dilakukan. 6. Standar tindakan perawatan luka a. Persiapan alat Alat-alat steril - Pinset anatomis 1 buah - Pinset sirugis 1 buah - Gunting bedah/jaringan 1 buah - Kassa kering dalam kom tertutup secukupnya - Kassa desinfektan dalam kom tertutup - Handsoon 1 pasang - Korentang/forcep b. Alat-alat tidak steril - Gunting perban 1 buah - Plester - Pengalas - Kom kecil 2 buah (bila dibutuhkan) - Kapas alcohol - Sabun cair anti septik - NaCl - Cairan antiseptic (bila dibutuhkan) - Handsoon 1 pasang
11
- Masker - Bengkok - Air hangat (bila dibutuhkan) - Kantong plastic/baskom untuk tempat sampah c. Persiapan Lingkungan - Menutup sampiran - Membuat pasien merasa nyaman - Menjaga privasi pasien d. Persiapan pasien - Memberi salam dan memperkenalkan diri - Menjelaskan maksud dan tujuan serta meminta ijin pada pasien e. Tahap pelaksanaan - Perawat cuci tangan - Pasang APD dan sarung tangan yang tidak steril - Atur posisi pasien sesuai dengan kebutuhan - Letakkan pengalas dibawah area luka - Buka balutan lama (hati-hati jangan sampai menyentuh luka) dengan menggunakan pinset anatomi, buang balutan bekas kedalam bengkok. Jika menggunakan plester lepaskan plester dengan cara melepaskan ujungnya dan menahan kulit dibawahnya, setelah itu tarik secara perlahan sejajar dengan kulit dan kearah balutan - Bila balutan melekat pada jaringan dibawah, jangan dibasahi, tapi angkat balutan dengan perlahan - Letakkan balutan kotor ke bengkok lalu buang kekantong plastic, hindari kontaminasi dengan permukaan luar wadah - Kaji lokasi, tipe, jumlah jahitan atau bau dari luka - Membuka set balutan steril dan menyiapkan larutan pencuci luka dan obat luka dengan memperhatikan tehnik aseptic - Buka sarung tangan ganti dengan sarung tangan steril - Membersihkan luka dengan sabun anti septic atau NaCl
12
- Memberikan obat atau antikbiotik pada area luka (disesuaikan dengan terapi) - Tutup luka dengan kassa - Plester dengan rapi f. Tahap evaluasi - Evaluasi keadaan umum pasien g. Dokumentasi - Dokumentasi tindakan dalam catatan keperawatan
Tujuan penerapan standar pelayanan keperawatan di ruang bedah Tujuan umum - Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan di ruang bedah Tujuan khusus - Adanya perencanaan pelayanan keperawatan - Adanya pengorganisasian pelayanan keperawatan - Adanya asuhan keperawatan - Adanya pembinaan pelayanan keperawatan - Adanya pengendalian mutu pelayanan keperawatan
13
B. Pengorganisasian
Pengorganisasian harus menunjukkan setiap bagian seseorang yang akan bermain dalam pola sosial umum, serta tanggung jawab, hubungan dan standar kinerja. Pengorganisasian adalah pengelompokan aktivitas-aktivitas untuk tujuan mencapai objektif, penugasan suatu kelompok manajer dengan autoritas
pengawasan
setiap
kelompok
dan
menentukan
cara
dari
pengkoordinasian aktivitas yang tepat dengan unit lainnya, baik secara vertikal maupun horizontal yang bertanggung jawab untuk mencapai objektif organisasi. 1. Prinsip-prinsip pengorganisasian a. Prinsip rantai komando Menyampaikan bahwa untuk memuaskan anggota, efektif secara ekonomis dan berhasil dalam mencapai tujuan mereka, organisasi di buat dengan hubungan hirarkis dalam alur autoritas dari atas ke bawah. b. Prinsip kesatuan komando Menyatakan bahwa seorang pekerja mempunyai satu orang supervisor dan terdapat satu pemimpin dan satu rencana untuk kelompok aktivitas dengan objektif yang sama prinsip ini masih diikuti pada kebanyakan organisasi keperawatan tetapi masih terus di modifikasi dengan memunculkan teori organisasi. c. Prinsip rentang kendali Menyatakan bahwa individu harus menjadi satu orang supervisor satu kelompok bahwa ia dapat mengawasi secara efektif dalam hal jumlah, fungsi dan geografi. Prinsip asal ini telah menjadi elastis. Makin sangat terlatih pekerja, makin kurang pengawasan yang diperlukan pekerja dalam peralihan memerlukan lebih banyak pengawasan untuk mencegah terjadinya kesalahan. Bila digunakan tingkat yang berbeda dari
pekerja
keperawatan,
mengkoordinasikan. d. Prinsip spesialisasi
14
manajer
perawat
harus
lebih
Setiap orang harus dapat menampilkan satu fungsi kepemimpinan tunggal sehingga ada divisi tenaga kerja, suatu perbedaan diantara berbagai tugas. Spesialisasi di anggap oleh kebanyakan orang menjadi cara terbaik untuk menggunakan individu dan kelompok rantai komando menggabungkan kelompok-kelompok dengan spesialitas yang menimbulkan fungsi departementalitas. Hirarki atau urutan rantai adalah hasil alami dari prinsip-prinsip pengorganisasian ini. Ini adalah urutan tingkatan, dari atas ke bawah dalam suatu organisasi. Prinsip prinsip organisasi ini adalah saling ketergantungan dan dinamis bila digunakan oleh manajer perawat untuk menetapkan lingkungan yang merangsang dalam praktik keperawatan klinik. 2. Komponen-komponen dalam struktur organisasi a. Garis-garis Menyatakan hubungan-hubungan, komunikasi dan otoritas yang ada dalam organisasi. Arah garis adalah vertikal dan horisontal. Adapun bentuknya dapat berupa garis tegas dan garis putus-putus. b. Kesatuan komando Dinyatakan dengan garis tegas vertikal antar orang. Hal ini bermakna one person one boss. Artinya setiap orang memiliki satu orang manajer dimana ia akan menyampaikan laporan serta pertanggungjawabannya. c. Rentang kendali Renatang kendali tergambar juga dalam bagan organisasi. Jumlah orang yang berada dalam satu posisi mencerminkan luasnya pengendalian yang dilakukan oleh manajer serta interaksi yang diharapkan. d. Manajer tingkat atas manajer puncak melihat organisasi secara menyeluruh, mengkoordinir pengaruh dalam dan luar organisasi dan secara umum membuat keputusan yang dilandasi panduan atau struktur tertentu. e. Manajer tingkat menengah
15
Mengkoordinasikan kegiatan manajer dibawahnya dan menjadi penghubung anatara manajer tingkat pertama dengan manajer puncak. f. Manajer tingkat pertama Mengatur alur kerjanya sebuah unit khusus. Manajer pada tingkat ini berhubungan langsung dengan kegiatan operasional pelayanan harian, kebutuhan organisasi dan kebutuhan pribadi pekerja. g. Centrallity Berhubungan dengan lokasi sebuah posisi dalam bagan organisasi dimana frekuensi dan berbagai jenis komunikasi terjadi. Semakin dekat lokasi posisi ke pusat organisasi alur informasi semakin luas dan semakin jauh lokasi posisi dari pusat alur informasi menjadi lebih sedikit. 3. Ada
5
model
pengorganisasian
pelayanan
keperawatan/asuhan
keperawatan a. Perawatan pasien total Menurut Sitorus (2006), pada perawatanpasien total ini satu perawat akan memberikan asuhan keperawatan kepada seorang klien secara total dalam satu periode dinas. Jumlah klien yang dirawat oleh satu perawat
bergantung
pada
kemampuan
perawat
tersebut
dan
kompleksnya kebutuhan klien. Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien pada saat dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shift, dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada hari berikutnya. b. Keperawatan fungsional Menurut Arwani & Supriyatno (2005), metode fungsional ini efisien, namun penugasan seperti ini tidak dapat memberikan kepuasan kepada pasien maupun perawat. Keberhasilan asuhan keperawatan secara menyeluruh tidak bisa dicapai dengan metode ini karena asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien terpisah-pisah sesuai dengan tugas yang dibebankan kepada perawat. Di samping itu, asuhan
16
keperawatan yang diberikan tidak profesional yang berdasarkan masalah pasien. Perawat senior cenderung akan sibuk dengan tugastugas administrasi dan manajerial, sementara asuhan keperawatan kepada pasien dipercayakan kepada perawat junior. c. Tim dan modular menurut Arwani & Supriyatno (2005), adalah untuk memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan objektif pasien sehingga pasien merasa puas. Selain itu, metode tim dapat meningkatkan kerjasama dan koordinasi perawat dalam melaksanakan tugas, memungkinkan adanya transfer of knowledge dan transfer of experiences di antara perawat dalam memberikan asuhan keperawatan dan meningkatkan pengetahuan serta keterampilan dan motivasi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan. Menurut Gillies (1994), metode modular merupakan bentuk variasi dari metode keperawatan primer, dengan perawat profesional dan perawat non profesional bekerja sama dalam memberikan asuhan keperawatan, disamping itu karena dua atau tiga orang perawat bertanggung jawab atas sekelompok kecil pasien. Dalam memberikan asuhan keperawatan dengan menggunakan metode modifikasi primer , satu tim terdiri dari 2 hingga 3 perawat memiliki tanggung jawab penuh pada sekelompok pasien berkisar 8 hingga 12 orang (Arwani & Supriyatno, 2005). d. Keperawatan primer Menurut Nursalam (2007), keperawatan primer penugasan di mana satu orang perawat bertanggung jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari pasien masuk sampai keluar rumah sakit. Keperawatan primer ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus-menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan, dan koordinasi asuhan keperawatan selama pasien dirawat. e. Manajemen kasus
17
Suatu sistem pemberian asuhan keperawatan yang berfokus pada pncapaian hasil dalam kerangka waktu dan sumber yang tepat dan efektif. Sering digunakan dalam perangkat pelayanan kesehatan masyarakat, psikiatri dan diadopsi dalam asuhan pasien rawat inap, berfokus pada pupulasi semua pasien.
Kepala ruangan
TIM I
TIM II
Ketua Tim I
Ketua Tim II
1......
1......
Perawat pelaksana
Perawat pelaksana
1……
1……
2……
2……
3……
3……
4……
4……
5……
5……
6……
6……
15 pasien
15 pasien
Dari ke 5 model pengorganisasian pelayanan keperawatan/asuhan keperawatan kami mengambil model tim dan moduler karena sekelompok tenaga keperawatan di pinpin oleh seorang perawat profesional yang sering
18
disebut ketua tim dan pemberian asuhan
keperawatan oleh sekelompok
perawat (Tim) kepada sekelompok pasien sehingga mempunyai kontribusi dalam merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan sehingga perawat timbul motivasi dan rasa tanggung jawab yang tinggi. Guna menunjang tercapainya asuhan keperawatan yang efektif dan efisien, tugas pokok dan fungsi masing-masing posisi harus jelas dan dipahami oleh masing-masing personal perawat. Tugas pokok dan fungsi masing-masing posisi yang tergambar dalam struktur organisasi metode penugasan tim sebagai berikut : 1) Kepala ruangan a)
Pendekatan manajemen Fungsi Perencanaan -
Menyusun visi, misi, dan filosofi
-
Menyusun rencana jangka pendek (harian, bulanan, dan ta hunan)
Fungsi Pengorganisasian -
Menyusun struktur organisasi
-
Menyusun jadwal dinas
-
Membuat daftar alokasi pasien
Fungsi Pengarahan -
Memimpin operan
-
Menciptakan iklim motivasi
-
Mengatur pendelegasian
-
Melakukan supervisi
Fungsi Pengendalian
b)
-
Mengevaluasi indikator mutu
-
Melakukan audit dokumentasi
-
Melakukan survei kepuasan pasien, keluarga pasien, dan perawat.
-
Melakukan survei masalah kesehatan/keperawatan
Compensatory Rewand -
Melakukan penilaian kerja ketua tim dan perawat pelaksana
19
-
Merencanakan
dan
melaksanakan
pengembangan
staf
keperawatan c)
d)
Hubungan Profesional -
Memimpin rapat keperawatan
-
Memimpin konferensi kasus
-
Melakukan rapat tim kesehatan
-
Melakukan kolaborasi dengan dokter
Asuhan keperawatan -
Mampu
melaksanakan
asuhan
keperawatan
kepada
pasien
(disesuaikan dengan spesifikasi ruangan). 2) Ketua tim a)
Pendekatan Manajemen Fungsi Perencanaan -
Menyusun rencana jangka pendek (harian dan bulanan).
Fungsi Pengorganisasian
b)
-
Menyusun jadwal dinas bersama kepala ruangan
-
Melakukan rapat tim kesehatan
-
Melakukan kolaborasi dengan dokter
Asuhan keperawatan -
Mampu
melaksanakan
asuhan
keperawatan
kepada
pasien
kepada
pasien
(disesuaikan dengan spesifikasi ruangan). 3) Perawat Pelaksana a)
Pendekatan manajemen Fungsi Perencanaan -
b)
Menyusun rencana jangka pendek (harian).
Asuhan keperawatan -
Mampu
melaksanakan
asuhan
keperawatan
(disesuaikan dengan spesifikasi ruangan).
Dengan melihat dan menyimak penjelasan di atas, secara jelas terdapat perbedaan uraian tugas dari kepala ruang, ketua tim, dan perawat pelaksana.
20
Berdasarkan uraian di atas, tergambar bahwa kepala ruang dan ketua tim menjalankan tugas manajerial dan asuhan keperawatan, sedangkan perawat pelaksana murni menjalankan asuhan keperawatan. Batasan ini harus dipahami secara benar oleh masing-masing posisi sebagai acuan untuk melaksanakan tugas limpah (pendelegasian). Seperti halnya metode penugasan yang lain, metode penugasan tim mempunyai kelebihan dan kelemahan. Berikut adalah kelebihan dan kelemahan metode penugasan tim. Kelebihan 1. Pelayanan
Kelemahan
keperawatan
yang
1. Kegiatan-kegiatan
komprehensif 2. Proses
memerlukan waktu yang cukup
keperawatan
dapat
lama sehingga kegiatan konferen
diterapkan.
tidak akan dapat dilaksanakan jika
3. Metode tim memungkinkan dapat
dalam kondisi sibuk.
bekerja lebih efektif dan efisien.
2. Jika
4. Metode tim memungkinkan untuk
tim
tingginya
dapat
pasien
tim
sedikit,
dilaksanankan.
Untuk
kegiatan pre-conference dan post-
terhadap pelayanan keperawatan. 6. Metode
perawat
post-conference mungkin tidak
memungkinkan
kepuasan
jumlah
menyebabkan pre-conference dan
dapat bekerja sama antar-tim. 5. Metode
konferen
conference, setiap tim minimal
meningkatkan
terdiri dari dua orang.
motivasi dan kepuasan perawat sebagai
pemberi
pelayanan
keperawatan.
Cara perhitungan kebutuhan tenaga perawat berdasarkan jam perawatan untuk setiap pasien selama 24 jam ( nursing hours per patien day) Metoda di Thailand dan Philipina 1. Jumlah jam perawatan yang dibutuhkan per pasien a. Unit Rawat Inap selama 24 Jam
21
- Penyakit dalam : 3,4 Jam - Bedah : 3,5 Jam - Campuran Bedah dan Penyakit dalam : 3,4 Jam - Post Partum : 3 Jam - Bayi / Neonatus : 2,5 Jam - Anak : 4 Jam Jumlah rata-rata Jam Perawatan yang dibutuhkan per pasien dalam 24 Jam adalah 2 Jam b. Unit Rawat Jalan - Jam Perawatan per pasien 0,5 Jam c. 1.3. Kamar Operasi - RSU Kelas A dan B 5 – 8 Jam dalam 24 Jam - RSU Kelas C dan D 3 Jam
Misalnya diketahui jam efektif Ruang BEDAH sebesar 3,5 jam. BOR Jan. – Des 2017 sebesar 80%, libur minggu 52 hari, cuti 12 hari, libur nasional 18 hari, kapasitas tempat tidur 30.
Kebutuhan tenaga berdasarkan rumus Gillies: TP
= Jumlah jam perawatan yang dibutuhkan per tahun Jumlah jam kerja perawatan per tahun x jam kerja perawat per hari
TP = (jam efektif per 24 jam) x (BOR x jumlah tempat tidur) x 365 (365 – jumlah hari libur) x jam kerja per hari TP = 3,5 x (80% x 30) x 365 ( 365 – 73) x 7 = 3,5 x 24 x 365 292 x 7 =
30,660
=15
15 orang
2044 Jadi kebutuhan tenaga menurut Gillies = 14 orang + 1 Ka ruang = 15 orang
22
C. Pengelolaan staff
Pengelolaan staf atau staffing adalah fase ketiga dalam proses manajemen dalam fase ini pemimpin/manajer merekrut, menyeleksi, mengorientasikan dan memperomosikan pengembangan pribadi untuk mencapai tujuan organisasi. Langkah-langkah yang dilalui dalam tanggung jawab pengelolaan staf adalah 1. Menentukan jumlah dan jenis tenaga yang di perlukan untuk mencapai falsafah, mencapai tanggung jawab finansial dan menjalankan manajemen pasien yang di pilih 2. Merekrut,
mewawancara,
menyeleksi
dan
menempatkan
pegawai
berdasarkan standar penampilan dari uraian tugas yang tersedia 3. Menggunakan sumber-sumber organisasi yang tersedia untuk melakukan induksi dan orientasi 4. Memastikan bahwa setiap pegawai disosialisasikan secara adekuat terhadap nilai-nilai organisasi dan norma-norma unit pelayanan. 5. Mengembangkan pendidikan staf yang akan membantu pegawai dalam mencapai tujuan organisasi. 6. Menggunakan penjadualan yang kreatif dan fleksibel sesuai dengan kebutuhan pelayanan pasien untuk meningkatkan produktifitas dan retensi.
Perencanaan untuk pengelolaan staf memerlukan keahlian yang tinggi dalam mengembangkan perencanaan serta pengorganisasian. Pertimbangan yang melandasinya adalah jenis pelayanan pasien yang diberikan, tingkat pendidikan dan pengetahuan staf yang akan direkrut, anggaran, dan latar belakang sejarah terhadap kebutuhan tenaga. Rekruitmen
Rekruitmen dalam sebuah organisasi yang besar harus dilakukan oleh sekelompok orang yang terdiri dari manajer yang bijak, yang berusaha menyebarkan kemampuan, motivasi dan kepercayaan
kepada
orang disekitarnya. Pada beberapa situasi ada manajer yang merasa terancam dengan orang-orang yang cerdas dan berbakat dan menebarkan
23
dirinya dengan keburukan. Kemampuan organisasi dalam mencapai tujuannya sangat tergantung dari kualitas staf yang bekerja. Staf yang cerdas dan berkualitas senantiasa menghindari stagnasi dan meningkatkan produktivitas organisasi. Rekruitmen adalah proses aktif mencari atau membuka lamaran pekerjaan untuk posisi yang ada. Adakalanya organisasi pelayanan kesehatan mendapatkan suplay dari intitusi pendidikan tertentu, namun demikian rekruitmen adalah proses yang terus berjalan. Interview/wawancara
Dapat didefinisikan sebagai interaksi verbal antara individu untuk tujuan tertentu. Namun demikian cara lain seperti testing, penelusuran referensi biasa digunakan dan wawancara adalah cara yang dianggap paling efektif dalam rekruitmen pegawai. Ada tiga tujuan dalam wawancara
memperoleh
informasi
yang
memadai
untuk
mengetahui
kecocokan pelamar dengan posisi yang tersedia
memberikan kesempatan kepada pelamar
mengambil keputusan
yang cerdas untuk menerima pekerjaan setelah mendapatkan informasi yang cukup dari pewawancara
pewawancara mengembangkan interview yang mengarahkan pada satu kesimpulan bahwa pelamar memiliki rasa hormat dan harapan yang benar terhadap organisasi. Interview dapat dilakukan secara terstruktur dengan pedoman
tertentu
atau
tidak
terstruktur
yang
tidak
terencana
sehingga
memungkinkan pewawancara lebih banyak berbicara daripada yang diwawancarai.Keterbatasan yang paling besar dari wawancara adalah subjektifitas. Untuk itu perlu dirancang instrumen wawancara yang menghindarkan dari penilaian pribadi. Disisi lain, pelamar akan berusaha menampilkan gambaran yang terbaik agar dapat diterima. Beberapa cara dapat digunakan untuk mengatasi keterbatasan dari wawancara
24
Menggunakan pendekatan tim
Mengembangkan format wawancara terstruktur untuk setiap klasifikasi pekerjaan
Membuat skenario untuk menguji kemampuan pengambilan keputusan
Merancang wawancara bertahap
Merencanakan, mengarahkan dan mengendalikan wawancara.
Seleksi
Adalah proses pemilihan
dari beberapa pelamar
untuk posisi
atau pekerjaan yang tersedia. Proses seleksi dimulai dengan verifikasi kualifikasi pelamar, pemeriksaan riwayat pekerjaan,
mencocokkan
kualifikasi pelamar dengan harapan organisasi, testing, pemeriksaan fisik, evaluasi dan seleksi final. Daftar riwayat hidup dan lampiran yang disampaikan oleh pelamar
dilampiri
dengan
ijazah
untuk
memastikan
kualifikasi
pendidikan yang dibutuhkan dan disertai riwayat pekerjaan dengan melampirkan surat keterangan dari tempat asal bekerja. Untuk menghindari pemalsuan bagian rekruitmen pegawai dapat menelusuri keabsahan dokumen-dokumen tersebut dengan menanyakan langsung kepada orang yang merekomendasikan seperti yang tertera/ditulis oleh pelamar. Testing hanya diperlukan jika berhubungan langsung dengan kemampuan untuk mengerjakan tugas yang khusus. Testing bukan satusatunya alat untuk menetapkan kelulusan. Keputusan yang terbaik adalah gabungan dari hasil wawancara, penelusuran dokumen, testing dan pemeriksaan fisik. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan standar yang sama untuk seluruh kandidat pelamar bukan dengan penilaian pribadi atau kepentingan pribadi. Jika posisi yang tersedia juga dilamar oleh pegawai yang sudah bekerja atau berasal dari usulan orang dalam, seorang
25
manajer yang arif akan memberlakukan hal yang sama dengan pelamar dari luar. Sekali seleksi telah selesai dilaksnakan, manajer bertanggung jawab untuk menutup proses penerimaan: 1. Lakukan tindak lanjut sesegera mungkin, ucapkan terima kasih telah melamar, dan informasikan kapan pelamar harus kembali 2. Pelamar yang tidak diterima harus mendapat surat pemberitahuan tidak lulus dan harus diberi tahu penyebab ketidaklulusannya 3. Pelamar
yang
diterima
mendapat
pemberitahuan
tentang
kelulusannya, keuntungan, gaji dan penempatan 4. Pelamar yang diterima juga diinformaikan mengenai prosedur untuk karyawan baru seperti pemeriksaan fisik dan waktu mulai bekerja 5. Pelamar yang diterima menandatangani surat pernyataan kesediaan ditempakan pada posisi yang tersedia.
Penempatan
Seorang leader yang baik akan menempatkan pegawai baru pada posisi dimana pegawai tersebut memiliki kesempatan untuk sukses. Unit keperawatan mengembangkan sub budaya organisasi dalam bentuk nilainilai, norma dan metode untuk menlaksanakan pekerjaannya. Seringkali pegawai baru merasa gagal karena penempatan yang tidak tepat dalam organisasi. Meskipun telah berpengalaman pada awal penempatan biasanya mendapatkan perlakuan sebagai perawat baru yang belum berpengalaman dari pegawai yang sudah lebih lama bekerja. Penempatan yang salah akan mengancam efisiensi dan integritas organisasi, meningkatkan perpecahan, frustrasi dan ambisi profesional. Manajer yang mampu menghubungkan kekuatan pegawai dengan kebutuhan pekerjaan akan memfasilitasi fungsi unit, mencapai tujuan organisasi dan memenuhi kebutuhan pegawai.
26
Indoktrinasi
Indoktrinasi adalah bimbingan dan pengenalan yang terencana untuk pegawai terhadap organisasi dan lingkungan kerja. Proses indoktrinasi ini bertujuan 1. Menetapkan perilaku yang diharapkan oleh organisasi dari pegawai 2. Memberikan informasi penting dan pendidikan untuk mencapai sukses dalam posisinya 3. Memasukkan yang
baik
perasaan dimiliki dan diterima. Proses indoktrinasi akan
meningkatkan
produktifitas,
menurunkan
pelanggaran terhadap peraturan, dan memberikan kepuasan kepada pegawai.
Proses awal dari indoktrinasi adalah induksi yang dilakukan pertama kali sebelum pegawai mulai bekerja. Aktifitas yang dilakukan adalah mendidik pegawai baru mengenai organisasi, pekerjaan, kebijakan dan prosedur kepegawaian. Setiap pegawai baru hendaknya memiliki buku saku tentang organisai, hak-hak dan tanggungjawabnya sebagai pegawai. Orientasi
adalah aktifitas pemberian informasi mengenai uraian
tuigas pada posisi yang lebih khusus. Jadual orientasi dibuat secara terinci yang berisi kegiatan-kegiatan yang akan
dilaksanakan selama
proses orientasi. Awal dari proses ini, pegawai di bawa berkeliling ke seluruh lingkungan rumah sakit dan merinci seluruh kegiatan induksi. Hari berikutnya diberi penjelasan mengenai perlindungan keselamatan kerja, cara menggunakan pemadam kebakaran, peningkatan kesehatan dan ada yang menambahkan dengan Basic life support. Fase ketiga adalah orientasi individu
terhadap berbagai departemen pendukung
pelayanan keperawatan. Proses induksi dan orientasi melibatkan banyak bagian dan banyak orang, untuk itu perlu dikoordinir dengan baik agar pegawai baru mendapatkan gambaran yang jelas mengenai organisasi dan tugasnya.
27
Proses ini harus benar-benar dijalankan jika ingin mendapatkan pegawai yang dapat memenuhi harapan organisasi dan pegawai bertahan lama. Secara umum pengelolaan staf dapat dirangkumkan sebagai berikut 1. Menetapkan kebutuhan staf berdasarkankebutuhan sesuai dengan perencanaan dan pengorganisasian 2. Melakukan pengerahan berbagai sumber untuk merekrut pegawai 3. Melakukan penyaringan 4. Melatih dan mengembangkan sumber daya manusia 5. Mengubah dan menyesuaikan kualitas/kuantitas sumber daya manusia sesuai dengan hasil pengawasan dan perubahan-perubahan kondisi. 6. Mengembangkan hubungan selama dan setelah proses rekruitmen pegawai.
28
D. Pengarahan
Pengarahan adalah tindakan fisik dari manajemen keperawatan, proses interpersonal dimana personel keperawatan mencapai objektif keperawatan. Untuk memahami secara penuh permintaannya, manajemen keperawatan memeriksa
fungsi
konseptual
dari
manajemen
keperawatan,
yaitu
perencanaan dan pengorganisasian. Standar-standar
merupakan
landasan
untuk
pengarahan
dan
pengendalian. Landasan lainnya adalah prosedur dan manual. Manajer keperawatan harus senantiasa mengorientasikan kepada perawat baru untuk menggunakan prosedur dan manual dalam melaksanakan pekerjaannya dan memfasilitasi perawat untuk mengikuti standar kinerja keperawatan. Ada tiga elemen penting dalam pengarahan yang harus dikuasai oleh manajer keperawatan yaitu, motivasi, kepemimpinan dan komunikasi. Seorang manajer perlu mempelajari perilaku manusia karena perawat yang bekerja adalah manusia seutuhnya yang juga harus dikelola secara utuh. Utuh yang dimaksud adalah perawat adalah manusia yang berasal dari lingkungan sosial budaya tertentu, latar belakang agama, memiliki keluarga, anggota perkumpulan profesi, memiliki kebutuhan akan keamanan, sosialisasi dan lain-lain. Manusia akan bereaksi terhadap tekanan dan ketegangan dalam menghadapi kehidupan sosialnya, kadang-kadang memiliki keinginan untuk menyendiri (solitude), jika ingin kembali berfungsi
secara efektif dan
bertahan hidup. Manusia dapat diarahkan dan dapat menerima kepemimpinan orang lain dengan berbagai alasan, diantaranya untuk kekuasaan, penghasilan dan keamanan. Seorang pemimpin dituntut untuk dapat berkreasi dalam lingkungan internal yang memberikan inspirasi kepada pegawai untuk dapat bekerja sesuai dengan kemampuan. Hal-hal yang dapat dilakukan manajer sebagai pemimpin dalam posisi ini diantaranya 1. Mengidentifikasi kebutuhan akan peningkatan kompetensi individu dan menetapkan program-program muntuk memenuhi kebutuhan tersebut
29
2. Menetapkan
standar
penampilan
kinerja
untuk
mengidentifikasi
kompetensi pegawai, memberi penugasan dan mempromosikan sesuai dengan kompetensi 3. Mengembangkan kepercayaan dan pendelegasian tanggung jawab serta wewenang dalam pengambilan keputusan. Pemimpin yang baik akan mendorong terciptanya lingkungan kerja yang 1. Menempatkan pekerjaan sebagai mata pencaharian yang menjanjikan 2. Membentuk identitas dan tujuan kelompok serta memberikan makna adanya keuntungan dalam bekerja sama dengan orang lain 3. Menjadikan lingkungan kerja dan rekan kerja yang menyenangkan 4. Membuat pekerjaan itu menarik 5. Dapat memberikan pengakuan bahwa apa yang dikerjakan pegawai adalah bernilai dan telah dikerjakan dengan baik 6. Memberi kesempatan untuk pencapaian tujuan dan tantangan 7. Menciptakan keharmonisan antara tujuan organisasi dan tujuan individu; memiliki kesempatan untuk merasa aman; tenang, pencapaian yang berbeda, perluasan kerja dan dikenal sebagai bukan sebagai pegawai
Model kepemimpinan yang diambil adalah gaya kepemimpinan demokratis dimana gaya seorang pemimpin yang menghargai karakteristik dan kemampuan yang dimiliki oleh setiap anggota organisasi. Pemimpin yang demokratis menggunakan kekuatan jabatan dan kekuatan pribadi untuk menggali dan mengolah gagasan bawahan dan memotivasi mereka untuk mencapai tujuan bersama. Membuat rencana dan pengontrolan dalam penerapannya,
Informasi
diberikan
seluas-luasnya
dan
terbuka.
Kepemimpinan demokratis memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 1.
Wewenang kepemimpinan tidak mutlak
2.
Pemimpin bersedia melimpahkan sebagai wewenang kepada bawahan
3.
Keputusan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan
4.
Kebijakan dibuat bersama anatara pimpinan dan bawahan
30
5.
Komunikasi berlangsung timbal balik, baik terjadi antara pimpinan dengan bawahan maupun bawahan dengan bawahan
6.
Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku perbuatan atau kegiatan bawahan dilakukan secara wajar
7.
Prakarsa dapat datang dari pimpinan maupun bawahan
8.
Banyak kesempatan bagi bawahan diberikan dengan lebih bersifat permintaan dari pada instruktif
9.
Tugas-tugas kepada bawahan diberikan dengan lebih bersifat permintaan dari pada instruktif
10. Pujian dan kritik seimbang 11. Pimpinan mendorong prestasi sempurna para bawahan dalam batas kemampuan masing-masing 12. Pimpinan meminta kesetiaan secara wajar 13. Pimpinan memperhatikan perasaan dalam bersikap dan bertindak 14. Terdapat suasana saling percaya, saling hormat, menghormati dan saling harga menghargai 15. Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul bersama pimpinan dan bawahan.
Keuntungan : berupa keputusan serta tindakan yang lebih objektif, tumbuhnya rasa ikut memiliki, serta terbinannya moral yang tinggi.
Kelemahan : keputusan serta tindakan kadang – kadang lamban, rasa tanggung jawab kurang.
Pengarahan yang diberikan sebagai berikut : 1. Mampu melakukan komunikasi efektif antara lain a. Operan b. Prekonference c. Post conference d. Ronde keperawatan e. Supervisi keperawatan f.
Discharge planning
g. Dokumentasi keperawatan
31
2. Menciptakan iklim motivasi dan peningkatan, pengetahuan dan sikap 3. Mampu membentuk manajemen konflik 4. Mampu mengatur pendelegasian dengan baik 5. Mampu melakukan supervisi 6. Menginformasikan hal-hal yang di anggap penting dan berhubungan dengan asuhan keperawatan 7. Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugasnya 8. Selalu meningkatkan kolaborasi 9. Komunikasi antara staf mengenai laporan perkembangan klien atas tindakan yang telah dilakukan dan yang akan di lanjutkan oleh perawat pada shif berikutnya
32
E. Pengendalian/Pengontrolan
Kita telah mempelajari empat fungsi manajemen mulai dari perencanaan hingga pengarahan. Pada saat ini kita mempelajari pengendalian atau pengontrolan. Pengendalian adalah suatu upaya pemeriksaan apakah segala sesuatunya terjadi sesuai rencana yang telah disepakati, instruksi yang dikeluarkan, serta prinsif-prinsif yang ditentukan. Yang bertujuan untuk menunjukan kekurangan dan kesalahan agar dapat diperbaiki dan tidak lagi terjadi. (fayol,2000). Marquis dan Hiuston (2000) mengidentifikasi tiga upaya yang dilakukan dalam pengendalian, yaitu, perbaiki mutu, penampilan kinerja, dan merancang lingkungan kerja yang tumbuh produktif melalui disiplin. Ketiga upaya ini merupakan cara objektif yang dapat kita gunakan dalam menjalankan peran kita sebagai seorang manajer. Pelayanan keperawatan merupakan bagian dari pelayanan kesehatan di rumah sakit sehingga mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit di pengaruhi oleh mutu pelayanan keperawatan. Pelayanan keperawatan dikatakan bermutu apabika pelayanan keperawatan diberikan sesuai standar yang ditetapkan. Program peningkatan mutu pelayanan di instalasi rawat intensip mencangkup angka kelengkapan rekam medik, pola pengobatan, morbilitas, dan moralita, lama rawat, keselamatan pasien, keterlibatan keperawatan diri, kepuasan pasien, kecemasan, kenyamanan dan pengetahuan. 1. Upaya pengendalian melalui mutu a. Berita Koran 1) Latihan bagi kami untuk kendalikan emosi 2) Kami berupaya tetap jaga mutu layanan sesuai protap 3) Setiap hari kami harus mengikuti berita terkini 4) Efektif untuk introspeksi bagi seluruh karyawan b. Kartu identitas diri 1) Kecil tapi sangat bermanfaat 2) Perawat, paling tidak akan merasa takut jika melakukan kesalahan 3) Menyadarrkan perawat untuk taat prosedur dan bekerja secara benar
33
c. Daftar Perawat Jaga Hari ini 1) Harus ditulis setiap hari sesuai perawat atau bidan yang jaga, bukan sesuai jadwal 2) Memberi informasi kepastian siapa pemberi layanan hari ini
2. Upaya pengendalian penilaian kinerja a. Masukan dari pasien atau suara konsumen b. Penampilan dari daftar ceklis
3. Upaya pengendalian tindakan disiplin a. Reward dan Punissment Sanksi diberlakukan bagi perawat yang tidak mengikuti aturan baik yang disengaja atau tidak disengaja -
Bentuk sanksi : 1) Ringan : berupa teguran lisan dari karu / katim 2) Sedang : berupa surat pernyataan dari karu / katim 3) Berat : berupa surat peringatan terakhir dari karu / katim 4) Sangat berat : yaitu diberhentikan sementara dari seluruh kegiatan sampai ditentukan melalui rapat
-
Kategori Sanksi : 1) Ringan : Jika melakukan pelanggaran tata tertib 1-2 kali 2) Sedang : Jika melakukan pelanggaran tata tertib 3-4 kali 3) Berat : Jika melakukan pelanggaran tata tertib 4-5 kali 4) Sangat Berat : Jika melakukan pelanggaran tata tert ib > 5 kali
-
Perawat yang mematuhi aturan yang ditetapkan akan diberikan reward berupa kenaikan jabatan dalam periode tertentu dan kenaikan bonus dari kepala ruangan
34
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan Manajemen keperawatan adalah penggunaan waktu yang efektif dalam proses bekerja melalui anggota staff keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara professional dimana perencanaan memberikan informasi untuk mengkoordinasikan pekerjaan secara akurat dan efektif. Suatu rencana yang baik harus berdasarkan pada sasaran untuk mencapai organisasi dengan perencanaan jangka panjang dan jangka pendek. Baik menyusun perencanaan di ruang bedah yang mencakup visi, misi, tujuan, kebijakan, standard, pengorganisasian, pengelolaan staf, pengarahan dan pengendalian.
B.
Saran Masih banyak kekurangan bahasan dan materi yang kami sampaikan dalam makalah ini. Dan kami tak menutup kemungkinan bagi pembaca untuk memberikan kritik maupun saran agar bisa menyempurnakan makalah yang kami buat.
35