TUGAS MAKALAH OBSTRUKSI USUS
Disusun oleh :
Eva Kusumayu P.P ST162021
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2017
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Obstruksi intestinal merupakan kegawatan dalam bedah abdominalis yang sering dijumpai, merupakan 60--70% dari seluruh kasus akut abdomen yang bukan appendicitis akuta. Penyebab yang paling sering ser ing dari obstruksi ileus adalah adhesi/ streng, sedangkan diketahui bahwa operasi abdominalis dan operasi obstetri-ginekologik makin sering dilaksanakan yang terutama didukung oleh kemajuan di bidang diagnostik kelainan abdominalis. Ileus obstruktif adalah suatu penyumbatan mekanis pada usus dimana merupakan penyumbatan yang sama sekali menutup atau menganggu jalannya isi usus (Sabara, 2007). Setiap tahunnya 1 dari 1000 penduduk dari segala usia didiagnosa ileus (Davidson, 2006). Di Amerika diperkirakan sekitar 300.000400.000 menderita ileus setiap tahunnya (Jeekel, 2003). Di Indonesia tercatat ada 7.059 kasus ileus paralitik dan obstruktif tanpa hernia yang yang dirawat inap dan 7.024 pasien rawat jalan pada tahun 2004 menurut Bank data Departemen Kesehatan Indonesia.
B. Rumusan masalah 1. Apa pengeertian dari obstruksi usus? 2. Apa etiologi dari obstruksi usus? 3. Apa manifestasi dari obstruksi usus? 4. Apa patofisiologi dari obstruksi usus? 5. Apa pemeriksaan penujang dari obstruksi usus? 6. Apa komplikasi dari obstruksi usus? 7. Bagaimana penatalaksanaan dari obstruksi usus? 8. Bagaimana asuhan keperawatan obstruksi usus?
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Obstruksi usus adalah gangguan pada aliran normal isi usus sepanjang traktus interstinal. Obstruksi usus dapat diartikan sebagai kegagalan usus untuk melakukan propulsi (pendorongan) isi dari saluran cerna. Kondisi tersebut dapat terjadi dalam berbagai bentuk baik yang terjadi pada usus halus maupun usus besar (kolon). Obstruksi usus dapat akut dengan kronik, partial atau total. Terdapat 2 jenis obstruksi usus: (1) Nonmekanis (mis: ileus paralitik atau ileus adinamik), peristaltik usus dihambat akibat pengaruh toksin atau trauma yang mempengaruhi pengendalian otonom motilitas usus; (2) Mekanis, terjadi obstruksi di dalam lumen usus atau obstruksi mural yang disebabkan oleh tekanan ekstrinsik. B. Etiologi Obstruksi non-mekanis atau ileus adinamik sering terjadi setelah pembedahan abdomen karena adanya refleks penghambatan peristaltik akibat visera abdomen yang tersentuh tangan. Refleks penghambatan peristaltik ini sering disebut sebagai ileus paralitik, walaupun paralisis peristaltik ini tidak terjadi secara total. Keadaan lain yang sering menyebabkan terjadinya ileus adinamik adalah peritonitis. Atoni usus dan peregangan gas sering timbul menyertai berbagai kondisi traumatik, terutama setelah fraktur iga, trauma medula spinalis, dan fraktur tulang belakang. Penyebab obstruksi mekanis berkaitan dengan kelompok usia yang terserang dan letak obstruksi. Sekitar 50% obstruksi terjadi pada kelompok usia pertengahan dan tua, dan terjadi akibat perlekatan yang disebabkan oleh pembedahan sebelumnya. Tumor ganas dan volvulus merupakan
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Volvulus adalah usus yang terpelintir, paling sering terjadi pada pria usia tua dan biasanya mengenai kolon sigmoid. Inkarserasi lengkung usus pada hernia inguinalis atau femoralis sangat sering menyebabkan terjadinya obstruksi usus halus. Intususepsi adalah invaginasi salah satu bagian usus ke dalam bagian berikutnya dan merupakan penyebab obstruksi yang hampir selalu ditemukan pada bayi dan balita. Intususepsi sering terjadi pada ileum terminalis yang masuk ke dalam sekum. Benda asing dan kelainan kongenital merupakan penyebab lain obstruksi yang terjadi pada anak dan bayi. a.
Mekanis
1)
Adhesi/perlengketan pascabedah (90% dari obstruksi mekanik)
2)
Karsinoma
3)
Volvulus
4)
Intususepsi
5)
Obstipasi
6)
Polip
b.
Fungsional (non mekanik)
1)
Ileus paralitik
2)
Lesi medula spinalis
3)
Enteritis regional
4)
Ketidakseimbangan elektrolit
5)
Uremia
C. Manifestasi klinis a.
Obstruksi Usus Halus
1)
Gejala awal biasanya nyeri abdomen sekitar umbilicus atau bagian epigastrium yang cenderung bertambah berat sejalan dengan beratnya obstruksi dan bersifat intermitten. Jika obstruksi terletak di bagian tengah atau letak tinggi dari usus halus maka nyeri bersifat konstan.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
3)
Umumnya gejala obstruksi usus berupa konstipasi, yang berakhir pada distensi abdomen, tetapi pada klien dengan obstruksi parsial biasa mengalami diare.
4)
Pada obstruksi komplet, gelombang peristaltic pada awalnya menjadi sangat keras dan akhirnya berbalik arah dan isi usus terdorong kearah mulut.
5)
Apabila obstruksi terjadi pada ileum maka muntah fekal dapat terjadi. Semakin kebawah obstruksi dibawah area gastrointestinal yang terjadi, semakin jelas adanya distensi abdomen.
6)
Jika obstruksi usus berlanjut terus dan tidak diatasi maka akan terjadi shock hipovolemia akibat dehidrasi dan kehilangan volume plasma, dengan manifestasi klinis takikardi dan hipotensi. Suhu tubuh biasanya normal tapi kadang-kandang dapat meningkat. Demam menunjukkan obstruksi strangulate.
7)
Pada pemeriksaan abdomen didapatkan abdomen tampak distensi dan peristaltic meningkat. Pada tahap lanjut dimana obstrusi terus berlanjut, peristaltic akan menghilang dan melemah. Adanya feces bercampur darah pada pemeriksaan rectal toucher dapat dicurigai adanya keganasan dan intususepsi.
b.
Obstruksi Usus Besar
1)
Nyeri perut yang bersifat kolik dalam kualitas yang sama dengan obstruksi pada usus halus tetapi intensitasnya jauh lebih rendah.
2)
Muntah muncul terakhir terutama bila katup ileosekal kompeten. Pada klien dengan obstruksi di sigmoid dan rectum, konstipasi dapat menjadi gejala satu-satunya dalam satu hari.
3)
Akhirnya abdomen menjadi sangat distensi, loop dari usus besar menjadi dapat dilihat dari luar melalui dinding abdomen.
4)
Klien mengalami kram akibat nyeri abdomen bawah. (suratun & lusianah, 2010. Hal. 339 )
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Akumulasi isi usus, cairan, dan gas terjadi di daerah diatas usus yang mengalami obstruksi. Distensi dan retensi cairan mengurangi absorpsi cairan dan merangsang lebih banyak sekresi lambung. Dengan peningkatan
distensi,
tekanan
dalam
lumen
usus
meningkat,
menyebabkan penurunan tekanan kapiler vena dan arteriola. Pada gilirannya hal ini akan menyebabkan edema, kongesti, nekrosis, dan akhirnya ruptur atau perforasi dari dinding usus, dengan akibat peritonitis. Muntah refluks dapat terjadi akibat distensi abdomen. Muntah mengakibatkan kehilangan ion hidrogen dan kalium dari lambung, serta menimbulkan penurunan klorida dan kalium dalam darah, yang akhirnya mencetuskan alkalosis metabolik. Dehidrasi dan asidosis yang terjadi kemudian, disebabkan karena hilangnya cairan dan natrium. Dengan kehilangan cairan akut, syok hipovolemik dapat terjadi. b.
Obstruksi usus besar Seperti pada obstruksi usus halus, obstruksi usus besar mengakibatkan isi usus, cairan, dan gas berada proksimal disebelah obstruksi. Obstruksi dalam kolon dapat menimbulkan distensi hebat dan perforasi kecuali gas dan cairan dapat mengalir balik melalui katup ileal. Obstruksi usus besar, meskipun lengkap, biasanya tidak dramatis bila suplai darah ke kolon tidak terganggu. Apabila suplai darah terhenti, terjadi strangulasi usus dan nekrosis (kematian jaringan); kondisi ini mengancam hidup. Pada usus besar, dehidrasi terjadi lebih lambat dibandingkan pada usus kecil karena kolon mampu mengabsorpsi isi cairannya dan dapat melebar sampai ukuran yang dipertimbangkan diatas kapasitas normalnya.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
E. Pemeriksaan penujang a. Laboratorium Tes laboratorium mempunyai keterbatasan nilai dalam menegakkan diagnosis, tetapi sangat membantu memberikan penilaian berat ringannya dan membantu dalam resusitasi. Pada tahap awal, ditemukan hasil laboratorium yang normal. Selanjutnya ditemukan adanya hemokonsentrasi, leukositosis dan nilai elektrolit yang abnormal. Peningkatan serum amilase sering didapatkan. Leukositosis menunjukkan adanya iskemik atau strangulasi, tetapi hanya terjadi pada 38%-50% obstruksi strangulasi dibandingkan 27%-44% pada obstruksi non strangulata. Hematokrit yang meningkat dapat timbul pada dehidrasi. Selain itu dapat ditemukan adanya gangguan gangguan elektrolit. Analisa gas darah mungkin terganggu, dengan alkalosis metabolik bila muntah berat, dan metabolik asidosis bila ada tanda-tanda shock, dehidrasi dan ketosis. b.
Radiologik Adanya dilatasi dari usus disertai gambaran “step ladder” dan “air fluid level” pada foto polos abdomen dapat disimpulkan bahwa adanya suatu obstruksi. Foto polos abdomen mempunyai tingkat sensitivitas 66% pada obstruksi usus halus, sedangkan sensitivitas 84% pada obstruksi kolon. Pada foto polos abdomen dapat ditemukan gambaran ”step ladder dan air fluid level” terutama pada obstruksi bagian distal. Pada distal. Pada kolon bisa
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
yang komplit dan pada obstruksi usus besar yang dicurigai adanya abses maupun keganasan. F. Komplikasi a.
Peritonitis karena absorbsi toksin dalam rongga peritonium sehinnga terjadi peradangan atau infeksi yang hebat pada intra abdomen.
b.
Perforasi dikarenakan obstruksi yang sudah terjadi selalu lama pada organ intra abdomen.
c.
Sepsis, infeksi akibat dari peritonitis, yang tidak tertangani dengan baik dan cepat.
d.
Syok hipovolemik terjadi akibat dehidrasi dan kehilangan volume plasma.
G. Penatalaksanaan a.
Obstruksi usus halus Dekompresi usus melalui selang usus halus atau nasogatrik bermanfaat dalam mayoritas kasus. Apabila usus tersumbat secara lengkap, maka strangulasi yang terjadi memerlukan intervensi bedah. Sebelum pembedahan, terapi IV diperlukan untuk mengganti penipisan air, natrium, klorida, dan kalium. Tindakan pembedahan terhadap obstruksi usus sangat tergantung pada penyebab obstruksi. Penyebab paling umum dari obstruksi, seperti hernia dan perlekatan, prosedur bedah mencakup perbaikan hernia atau pemisahan perlekatan pada usus tersebut. Pada beberapa
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
pada pasien yang berisiko buruk terhadap pembedahan dan sangat memerlukan pengangkatan obstruksi. Prosedur ini memberikan jalan keluar untuk mengeluarkan gas dan sejumlah kecil rabas. Selang rektal dapat digunakan untuk dekompresi area yang ada dibawah usus. Tindakan yang biasanya dilakukan, adalah reseksi bedah untuk mengangkat lesi penyebab obstruksi. Kolostomi sementara atau permanen mungkin diperlukan. Kadang-kadang anastomosis ileoanal dilakukan bila pengangkatan keseluruhan usus besar diperlukan. penatalaksanaan penting yang dapat dilakukan pada penderita obstruksi usus adalah: 1)
Dekompresi usus yang mengalami obstruksi: pasang selang nasogastrik
2)
Ganti kelilangan cairan dan elektrolit: berikan ringer laktat atau NaCl dengan suplemen K+
3)
Pantau pasien-diagram keseimbangan cairan, kateter urine, diagram suhu, nadi, dan napas regular, pemeriksaan darah.
4)
Minta pemeriksaan penunjang sesuai dengan penyebab yang mungkin
5)
Hilangkan obstruksi dengan pembedahan jika:
a)
Penyebab dasar membutuhkan pembedahan (misalnya hernia, karsinoma kolon)
b)
Pasien tidak menunjukan perbaikan dengan terapi konservattif (misalnya obstruksi akibat adhesi); atau
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
1) Perubahan BAB sejak kapan? (frekunsi, jumlah, karakteristik) 2) Sakit perut? Kembung? 3) Mual, muntah? (frekuensi, jumlah, karakteristik) 4) Demam? 5) Bisa flatus? 6) Apakah diberi obat obat sebelum masuk RS? c.
Riwayat penyakit dahulu 1)
Ada atau tidak riwayat riwayat tumor ganas, polip, polip, peradangan peradangan kronik kronik
pada usus? 2) Riwayat pernah dioperasi pada daerah abdomen? 3) Apakah ada riwayat hernia? 4) Apakah pernah mengalami cedera/trauma abdomen? d. Pemeriksaan fisik 1) Inspeksi a)
Apakah klien tampak sakit, meringis
b)
Ada muntah? Kaji warna dan karakteristik. Biasanya muntah
fekal c)
kelihatan sulit bernapas karena kembung?
d) Distensi abdomen e)
Tonjolan seperti bengkak pada abdomen
2) Auskultasi Pada awal, bising usus cepat meningkat di atas sisi obstruksi, kemudian bising usus berhenti.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
3) Eliminasi Gejala : Distensi abdomen, ketidakmampuan defekasi dan Flatus Tanda : Perubahan warna urine dan feces 4) Makanan atau cairan Gejala : anoreksia,mual atau muntah dan haus terus menerus. Tanda : muntah berwarna hitam dan fekal. Membran mukosa pecah pecah. Kulit buruk. 5) Nyeri atau Kenyamanan Gejala : Nyeri abdomen abdomen terasa seperti gelombang dan bersifat kolik. Tanda : Distensi abdomen dan nyeri tekan 6) Pernapasan Gejala : Peningkatan frekuensi pernafasan, Tanda
: Napas pendek dan dangkal
2. Diagnosa keperawatan a. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan nyeri dan distensi abdomen b. Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif c. Ketidakseimbangan
nutrisi:
kurang
dari
kebutuhan
tubuh
berhubungan dengan gangguan gangguan absorpsi d. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan intralumen usus
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
1)
RR dalam batas normal (16-20x/menit)
Intervensi: a. Pantau frekuensi dan kedalaman pernapasan klien b. Kaji tanda-tanda vital c. Berikan posisi semi fowler d. Ajarkan klien teknik relaksasi napas dalam untuk memperbaiki pola pernapasan e. Berikan oksigen sesuai indikasi
b.
Risiko kekurangan volume cairan berhubungan berhubungan dengan kehilangan cairan aktiv Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5x24 jam diharapkan kekurangan volume cairan dapat dicegah Criteria Hasil: 1) Tidak mengalami haus yang yang tidak normal 2) memmbran mukosa lembab 3) Konsentrasi urin normal (1.015-1.03 g/ml) 4) Hematokrit dalam batas normal (40-48 (40-48 % pria ; 37-43 37-43 % wanita)
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 7x24 jam diharapkan nutrisi klien seimbang. Criteria hasil: 1)
Berat badan stabil
2)
Bising usus kembali normal 6-12x/menit
3)
Kembung dan distesi abdomen menurun
Intervensi: a. Kaji kebutuhan nutrisi klien b. Observasi tanda-tanda kekurangan nutrisi c. Anjurkan pembatasan aktivitas selama fase akut d.
Evaluasi secara berkala kondisi motilitas usus
e. Jika obstruksi sangat parah, hindari intake secara oral. f. Berikan nutrisi parenteral. g. Beri makanan dalam porsi kecil tapi sering h. Berikan perawatan oral. i.
Berikan stimulant permen karet.
j.
Kolaborasi dengan ahli gizi mengenai jenis nitrisi yang akan
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
2) Pertahankan tirah baring pada posisi yang nyaman 3) Ajarkan teknik relaksasi atau distraksi seperti mendengarkan music atau menonton tv. 4) Kolaborasi pemberian analgetik
e.
Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan ditandai dengan rasa nyeri yang meningkatkan ketidakberdayaan, mengungkapkan kekhawatiran. Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan ansietas berkurang Criteria hasil: 1)
Klien akan menggunakan teknik relaksasi untuk untuk meredahkan ansietas
Intervensi: 1) Kaji tingkat kecemasan klien 2) Sediakan waktu untuk mendengarkan ungkapkan ansietas dan rasa takut; berikan penenangan.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan Obstruksi usus adalah gangguan pada aliran normal isi usus sepanjang traktus interstinal yang disebabkan oleh factor mekanik atau nonmekanik (fungsional). Manifestasi klinis yang dapat dilihat adalah adanya sakit yang hebat pada pada abdomen, abdomen, mual, muntah. muntah. Peneeriksaan penunjang berupa pemeriksaan laboratorium dan foto rontgen abdomen. Penatalaksanaan yang penting yang harus dilakukan adalah pemberian cairan yang hilang melalui muntah, dekompresi usus, dan tindakan operasi bila ada indikasi. Adapun masalah keperawatan yang muncul pada klien dengan obstruksi usus adalah Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan nyeri dan distensi abdomen , Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif , Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan absorpsi , Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan intralumen usus dan
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
DAFTAR PUSTAKA
Judith M. Wilkinson, Nancy R. Ahern. 2012, Buku 2012, Buku Saku Diagnosis Keperawatan: Keperawatan: Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC (Edisi (Edisi 9). Jakarta: ECG Pierce A. Grace & Neil R. Borley. 2006. At a Glance Ilmu Bedah. Edisi III, Penerbit Erlangga: Jakarta