MEMAHAMI ETIKA BISNIS DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL DISUSUN OLEH : KELOMPOK 21 NAMA ANGGOTA : 1) NAMA 1) NAMA
: ISTIFA’IYATUS SHALEHAH
NIM : 160503122 2) NAMA 2) NAMA
: MONICA LUHUR
NIM : 160503123 3) NAMA 3) NAMA
: SALSABILA MURNI MATONDANG MATONDANG
NIM : 160503124 Dosen Pembimbing : Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M. Si
2016/2017 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
BAB I PEMBAHASAN
ETIKA BISNIS DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL A. ETIKA BISNIS a. Pengertian Etika Bisnis
Etika berasal dari bahasa yunani kuno, yaitu ethos yang berarti kebiasaan/ adat, akhlak, watak, perasaan, sikap, dan cara berfikir. Menurut Kamus Bahasa Indonesia etika adalah ilmu pengetahuan tentang asas asas akhlak (moral). Menurut Drs. O.P. Simorangkir “ etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik”. Menurut Magnis Susilo, etika adalah sebuah ilmu dan bukan sebuah ajaran yang memberi kita norma tentang bagaimana kita harus hidup adalah moralitas”. Kata kedua adalah bisnis, yang diartikan sebagai suatu usaha. Jika kedua kata tersebut dipadukan, yaitu etika bisnis maka dapat didefinisikan sebagai suatu tata cara yang dijadikan sebagai acuan dalam menjalankan kegiatan berbisnis. Dimana dalam tata cara tersebut mencakup segala macam aspek, baik dari individu, institusi, kebijakan, serta perilaku berbisnis. Velasques (2002), Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis
Hill dan Jones (1998), Menyatakan bahwa etika bisnis merupakan suatu ajaran untuk membedakan antara salah dan benar guna memberikan pembekalan kepada setiap pemimpin perusahaan ketika mempertimbangkan untuk mengambil keputusan strategis yang terkait dengan masalah moral yang kompleks. Lebih jauh ia mengatakan, “Most of us already have a good sense of what is right and what is wrong. We already know that is wrong to take action that put the lives other risk” (“Sebagian besar dari kita sudah memiliki rasa yang baik dari apa yang benar dan apa yang salah. Kita sudah tahu bahwa salah satu untuk mengambil tindakan yang menempatkan risiko kehidupan yang lain.”)
Steade et al (1984: 701) dalam bukunya ”Bus iness, Its Natura and Environment Anntroduction” memberi batasan yakni, ”business ethics is ethical standards that concern both the ends and means of business decision making” (“Etika bisnis adalah standar etika yang berkaitan dengan tujuan dan cara membuat keputusan bisnis.”)
Menurut zimmerer, etika bisnis adalah suatu kode etik perilaku pengusaha berdasarkan nilai-nilai moral dan norma yang dijadikan tuntunan dalam membuat keputusan dan dalam memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi.
Etika manajerial adalah standar prilaku yang memandu manajer dalam pekerjaan mereka. etika manajerial di klasifikasikan ke dalam tiga kategori:
Perilaku terhadap karyawan Kategori ini meliputi aspek perekrutan, pemecatan, kondisi upah dan kerja, serta privasi dan respek. Pedoman etis dan hukum mengemukakan bahwa keputusan perekrutan dan pemecatan harus didasarkan hanya pada kemampuan untuk melakukan pekerjaan. Perilaku yang secara umum dianggap tidak etis dalam kategori ini misalnya mengurangi upah pekerja karena tahu pekerja itu tidak bisa mengeluh lantaran takut kehilangan pekerjaannya.
Perilaku terhadap organisasi Permasalahan etika juga terjadi dalam hubungan pekerja dengan organisasinya. masalah yang terjadi terutama menyangkut tentang kejujuran, konflik kepentingan, dan kerahasiaan. Masalah kejujuran yang sering terjadi di antaranya menggelembungkan anggaran atau mencuri barang milik perusahaan. Konflik kepentingan terjadi ketika seorang individu melakukan tindakan untuk menguntungkan diri sendiri, namun merugikan atasannya. Misalnya, menerima suap. Sementara itu, masalah pelanggaran etika yang berhubungan dengan kerahasiaan di antaranya menjual atau membocorkan rahasia perusahaan kepada pihak lain.
Perilaku terhadap agen ekonomi lainnya Seorang manajer juga harus menjalankan etika ketika berhubungan dengan agen-agen ekonomi lain-seperti pelanggan, pesaing, pemegang saham, pemasok, distri butor, dan serikat buruh.
Agar perusahaan tersebut baik di mata dunia maka seorang manajer harus memiliki etika yang baik. Para manajer yang memiliki etika yang baik akan melaksanakan tugas-tugasnya sebagai manajer dengan penuh tanggung jawab. Etika dipergunakan dimana saja ia berada. Baik dalam mengambil keputusan, memimpin suatu rapat, berinteraksi kepada rekan kerjanya, dan terhadap para karyawannya.
b. Tujuan Etika Bisnis
Pengertian Etika Bisnis dan Tujuan Dibuatnya Etika Bisnis. Pada dasarnya sebuah etika bisnis ini digalakkan karena memiliki maksud dan tujuan tertentu dalam dunia bisnis. Adapun tujuan etika bisnis adalah untuk menjalankan dan menciptakan sebuah bisnis seadil mungkin serta menyesuaikan hukum yang sudah dibuat. Selain itu, juga dimaksudkan untuk menghilangkan ketergantungan pada sebuah kedudukan individu maupun perusahaan. Etika bisnis ini tingkatannya lebih luas jika dibanding dengan ketentuan yang sudah diatur berdasarkan hukum yang berlaku, bahkan jika dibandingkan dengan standar minimal dari ketentuan hukum maka etika bisnis menjadi standar atau ukuran yang lebih tinggi. Hal ini dikarenakan, dalam kegiatan berbisnis tidak jarang kita jumpai adanya bagian abu-abu dan tidak diatur berdasarkan ketentuan hukum. c. Fungsi Etika Bisnis
Pengertian Etika Bisnis dan Fungsi Penerapan Etika Bisnis. Dalam penerapan etika bisnis ini tentu akan adalah nilai plus atau keuntungan tersendiri bagi sebuah perusahaan, baik dalam jangka waktu yang panjang maupun menengah. Adapun fungsi etika bisnis diantaranya adalah dapat mengurangi dana yang diakibatkan dari pencegahan yang kemungkinan terjadinya friksi atau perpecahan, baik dari intern perusahaan itu sendiri maupun ekstern.
Selain itu, dalam penerapan etika bisnis ini juga berfungsi untuk membangkitkan motivasi pekerja agar terus meningkat, melindungi prinsip dalam kebebasan berdagang atau berniaga, serta dapat meciptakan keunggulan dalam bersaing. Secara umum, suatu tindakan perusahaan yang kurang etis akan membuat konsumen menjadi terpancing dan pada akhirnya muncullah sebuah tindakan pembalasan. Seperti contoh adanya larang beredarnya suatu produk, gerakan pemboikotan, dan yang sejenisnya, maka yang terjadi adalah penurunan nilai jual dan juga perusahaan. d. Pendekatan Dasar Etika bisnis
Vonder Embase dan R.A. wagley dalam artikelnya Advance management jounal (1988) memberikan 3 pedekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika bisnis, yaitu :
Utilitarian Aproach yaitu setiap tindakan harus sesuai dengan konsekuensiny. Oleh karena itu, dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan dan dengan biaya serendah rendahnya.
Indiviual Right Approach yaitu setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki hak dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari apabila diperkirakan akan menyebabkan benturan dengan hak orang lain.
Justice Approach yaitu para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada penggan baik secara perseorangan ataupun secara kelompok
e. Sudut Pandang Etika Bisnis
Empat sudut pandang mengenai etika bisnis, mencakup pandangan sebagai berikut : 1. Pandangan etika utilitarian (ulititarian view of ethics) Menyatakan bahwa keputusan-keputusan etika dibuat semata-mata berdasarkan hasil atau akibat keputusan itu. Teori utilitarian menggunakan metode kuantitatif untuk membuat keputusan-keputusan etis dengan melihat pada bagaimana cara memberikan manfaat terbesar bagi jumlah terbesar. Jika mengikuti pandangan utilitarian, seorang manajer dapat
menyimpulkan bahwa memecat 20% pekerja di perusahaan itu dapat dibenarkan karena tindakan itu akan meningkatkan laba pabrik tersebut, memperbaiki keamanan kerja bagi 80% karyawan sisanya, dan akan sangat menguntungkan para pemegang saham. Utilitarian mendorong efisiensi dan produktivitas dan konsisten dengan sasaran memaksimalkan laba. Namun di lain pihak, pandangan itu dapat menyebabkan melencengnya alokasi sumber daya, terutama apabila beberapa orang yang terkena dampak keputusan itu tidak memiliki perwakilan atau suara dalam keputusan tersebut. Utilitarianisme dapat juga menyebabkan hak-hak sejumlah pemercaya menjadi terabaikan. 2. Pandangan etika hak (right view of ethics) Sudut pandang etika lain adalah pandangan etika hak, yang peduli terhadap penghormatan dan perlindungan hak dan kebebasan pribadi individu, seperti hak terhadap kerahasiaan, kebebasan suara hati, kemerdekaan berbicara, dan proses semestinya. Penghormatan dan perlindungan itu mencakup, misalnya, melindungi hak para karyawan terhadap kebebasan berbicara ketika mereka melaporkan pelanggaran undang-undang oleh majikan mereka. Segi positif sudut pandang hak itu ialah bahwa sudut pandang tersebut melindungi kerahasiaan dan kebebasan individu. Tetapi sudut pandang tersebut memiliki sisi negatif bagi organisasi. Sudut pandang itu dapat menimbulkan berbagai hambatan terhadap produktivitas dan efisiensi yang tinggi dengan menciptakan iklim kerja yang lebih memperhatikan perlindungan hak individu daripada penyelesaian pekerjaan. 3. Pandangan etika teori keadilan (theory of justice view of ethics) Pandangan berikutnya adalah pandangan etika teori keadilan. Berdasarkan pendekatan ini, para manajer harus menerapkan dan memaksakan dan mendorong peraturan secara adil dan tidak memihak dan tindakan itu dilakukan dengan mengikuti seluruh peraturan dan perundang-undangan di bidang hukum. Manajer akan menggunakan sudut pandang teori keadilan dengan memutusakan untuk memberikan tingkat upah yang sama kepada individuindividu yang mempunyai tingkat keahlian, kinerja, atau tanggung jawab yang sama dan bukan didasarkan pada perbedaan yang sewenang-wenang seperti
jenis kelamin,
kepribadian, ras, atau favoritisme pribadi. Menerapkan standar keadilan juga memiliki kelebihan dan kekurangannya. Pandangan itu melindungi kepentingan para pemercaya yang barang kali tidak mempunyai perwakilan yang memadai atau tidak mempunyai kekuasaan, tetapi pandangan tersebut dapat mendorong perasaan mempunyai hak resmi untuk memiliki atau menerima sesuatu ( sense of entitlement ) yang mungkin membuat para karyawan mengurangi pengambilan risiko, inovasi, dan produktivitas.
4. Pandangan etika teori kontrak sosial terpadu (integrative social contracts theory) Sudut pandang etika yang terakhir, pandangan etika teori kontrak sosial terpadu, mengusulkan bahwa keputusan etika harus didasarkan pada keberadaan norma-norma etika di industri dan masyarakat sehingga menentukan apakah undang-undang benar atau salah. Pandangan itu didasarkan pada penggabungan dua “kontrak”; kontrak sosial umum yang mengizinkan dunia bisnis menjalankan dan mendefinisikan peraturan dasar yang bisa diterima, dan kontrak yang lebih khusus di antara para anggota komunitas tertentu yang mencakup cara ber-perilaku yang dapat diterima. Misalnya, dalam menentukan berapa upah yang harus dibayar kepada para pekerja di sebuah pabrik baru di Ciudad Juarez, Meksiko, para manajer yang mengikuti teori kontrak sosial terpadu akan mendasarkan keputusan tersebut pada tingkatan upah yang telah ada di masyarakat. Walaupun teori ini berfokus pada melihat pada praktik yang telah ada, masalahnya adalah beberapa dari praktik ini mungkin tidaklah etis. Mungkin tidak mengejutkan lagi bahwa kebanyakan para pengusaha mengikuti pendekatan pandangan etika utilitarian. Karena pendekatan tersebut konsisten dengan sasaran bisnis seperti efisiensi, produktivitas, dan laba. Walau begitu, pandangan itu memerlukan
perubahan
karena
perubahan
dunia
yang
dihadapi
para
manajer.
Kecenderungan ke arah hak-hak individu, keadilan sosial, dan standar masyarakat berarti bahwa para manajer memerlukan pedoman etika yang didasarkan pada kriteria non utilitarian. Itu merupakan tantangan yang mencolok bagi para manajer karena membuat keputusan berdasarkan kriteria seperti itu melibatkan jauh lebih banyak ketidakjelasan bila dibandingkan jika menggunakan kriteria utilitarian seperti efisien dan laba. Hasilnya, tentu saja, adalah bahwa para manajer semakin banyak mengalami pergulatan dengan berbagai dilema etis.
B. TANGGUNG JAWAB SOSIAL (CSR)
a. Pengertian Tanggung Jawab Sosial
Konsep awal CSR berawal dari Howard R. Bowen pada tahun 1953 dengan definisi jika CSR adalah suatu kewajiban atau tanggung jawab sosial dari perusahaan berdasarkan kepada keselarasan dengan tujuan objective dan nilai – nilai value dari suatu masyarakat. Ismail Solihin menganggap jika CSR adalah “salah satu dari bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap pemangku kepentingan (Stakeholders )”. alem Sheikh berkata bahwa
“CSR merupakan tanggung jawab perusahaan, apakah bersifat sukarela atau berdasarkan undang – undang, dalam pelaksanaan kewajiban sosial ekonomi di masyarakat”
Tanggung jawab sosial adalah suatu pengakuan dari perusahaan bahwa keputusan bisnis dapat mempengaruhi masyarakat (komunitas dan lingkungannya) dan secara luas meliputi tanggung jawab perusahaan terhadap pelanggan, karyawan dan Kreditur.
Di Indonesia kegiatan CSR telah diatur dalam undang – undang sejak 16 Agustus 2007 melalui Undang – Undang Perseroan Terbatas (UU Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas), UU ini mengikat semua jenis korporasi yang berbentuk Perseroan Terbatas baik itu berstatus swasta maupun Milik Negara. Pengikat perusahaan berbadan BUMN mengenai CSR telah diatur dalam UU tentang BUMN pasal 2 juncto pasal 66 Ayat 1, UU Nomor 19 tahun 2003 pasal 8 keputusan Menteri Negara Nomor 236 tahun 2003.
b. Tujuan Tanggung Jawab Sosial
1. Agar perusahaan dapat mendasarkan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan normanorma moral dan etika. 2. Agar perusahaan meluncurkan produk yang mampu memenuhi kebutuhan para penggunanya. 3. Perusahaan menyediakan informasi dan melakukan promosi yang jujur dan faktual tentang produk yang dihasilkan. 4. Agar perusahaan memberikan informasi mengenai komposisi, takaran manfaat, tanggal kadaluwarsa produk, kemungkinan efek samping, cara penggunaan yang tepat, kuantitas , mutu, dan harga dalam kemasan produknya untuk memungkin konsumen mengambil keputusan rasional dalam mempergunakan suatu produk. 5. Agar perusahaan memperhatikan keselamatan dan keamanan konsumen ketika menggunakan produk tersebut.
c.
Manfaat Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
1. Manfaat bagi Perusahaan Citra Positif Perusahaan di mata masyarakat dan pemerintah. Kegiatan perushaan dalam jangka panjang akan dianggap sebagai kontribusi positif di masyarakat. Selain
membantu perekonomian masyarakat, perusahaan juga akan dianggap bersama masyarakat membantu dalam mewujudkan keadaan lebih baik di masa yang akan datang. Akibatnya ,perusahaan justru akan memperoleh tanggapan yang positif setiap kali menawarkan sesuatu kepada masyarakat. Perusahaan tidak saja dianggap sekedar menawarkan produk untuk dibeli masyarakat, tetapi juga dianggap menawarkan sesuatu yang membawa perbaikan masyarakat.
2. Manfaat bagi Masyarakat Selain dengan
kepentingan
masyarakat
terakomodasi,
hubungan
masyarakat
perusahaan akan lebih erat dalam situasi win-win solution. Artinya terdapat
kerjasama yang saling menguntungkan ke dua pihak. Hubungan bisnis tidak lagi dipahami sebagai hubungan antara pihak yang mengeksploitasi dan pihak yang tereksploitasi, tetapi hubungan kemitraan dalam membangun masyarakat lingkungan kebih baik. Tidak hanya di sector perekonomian, tetapi juga dlam sektor sosial, pembangunan dan lain-lain.
3. Manfaat bagi Pemerintah Memiliki partner dalam menjalankan misi sosial dari pemerintah dalam hal tanggung jawab sosial. Pemerintah pada akhirnya tidak hanya berfungsi sebagai wasit yang menetapkan aturan main dalam hubungan masyarakat dengan dunia bisnis, dan memberikan sanksi bagi pihak yang melanggarnya. Pemerintah sebagai pihak yang mendapat legtimasi untuk mengubah tatanan masyarakat agar ke arah yang lebih baikakan mendapatkan partner dalam mewujudkan tatanan masyarakat tersebut. Sebagian tugas pemerintah dapat dilaksanakan oleh anggota masyarakat, dalam hal ini perusahaan atau organisasi bisnis.
d. Bidang Tanggung Jawab Sosial
Menurut Zimmerer ada beberapa pertanggung jawaban sosial perusahaan :
1. Tanggung jawab terhadap lingkungan. Perusahaan harus memperhatikan, melestarikan dan menjaga lingkungan, misalnya dengan membuat unit pengolah limbah, menjalain komunikasi dengan masyarakat yang ada di lingkungan sekitar, dll.
2. Tanggung jawab terhadap karyawan, yang antara lain dapat dilakukan dengan :
Dengarkan para karyawan dan hormati mereka.
Minta input pada karyawan
Berikan umpan balik
Ceritakan dan berikan kepercayaan
Beri penghargaan pada karyawan yang berprestasi
3. Tanggung jawab pada pelanggan, yang dalam hal ini menurut Zimmerer mencakup:
Hak keamanan, yaitu produk yang dihasilkan perusahaan harusberkwalitas dan memberi rasa aman, termasuk kemasannya.
Hak untuk mengetahui, konsumen berhak mengetahui produk yangmereka beli, termasuk perusahaan yang memproduksinya.
Hak untuk didengar,dalam hal ini komunikasi dua arah harus dibentuk,yaitu untuk menyalurkan keluhan tentang produk dari konsumen danuntuk menyampikan informasi dari perusahaan.
Hak atas pendidikan,dalam hal ini pelanggan berhak atas pendidikan,missal pendidikan tentang bagaimana menggunkan dan memeliharaproduk.
Hak untuk memilih, dalam hal ini konsumen mempunyai hak untuk memilih produk yang mereka inginkan.
4. Tanggung jawab terhadap investor, yaitu dengan mengupayakan tercapainya pengembalian investasi yang menarik bagi investor, antara lain dengan memaksimumkan laba dan melaporkan kinerja keuangannya dengan seakurat mungkin.
5. Tanggung jawab terhadap masyarakat, dalam hal ini perusahaan harus bertanggung jawab terhadap masyarakat sekitarnya, misalnya dengan memberi peluang kerja, menciptakan kesehatan dan memberi berbagai kontribusi terhadap masyarakat sekitar lokasi perushaan.
e. Pendekatan Tanggung Jawab Sosial
Pendekatan tanggung jawab sosial dibagi menjadi 4 yaitu
1.
Sikap obstruktif yaitu pendekatan terhadap tanggung jawab sosial yang melibatkan tindakan seminimal mungkin dan mungkin melibatkan usaha usaha menolak atau menutupi pelanggaran yang dilakukan
2.
Sikap defansif yaitu pendekatan tanggung jawab sosial yang ditandai dengan perusaahn hanya memnuhi persyaratan hukum secara minimum atas komitmennya terhadap kelompok dan individu dalam lingkungan sosial
3.
Sikap akomodatif yaitu pendekatan tanggung jawab sosial yang diterapkan suatu perusahaan, dengan melakukannya, apabila diminta, melebihi persyaratan hukum minimum dalam komitmennya terhadap kelompok dan individu dalam lingkungan sosialnya
4.
Sikap proaktif yaitu pendekatan tanggung jawab sosial yang diterapkan suatu perusahaan, yaitu secara aktif mencari peluang untuk memberikan sumbangan demi kesejahteraan kelompok dan individu dalam lingkungan sosialnya
B.
CONTOH KASUS MENEGENAI ETIKA BISNIS DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL DI INDONESIA
Tiga Perusahaan Diduga Buang Limbah ke Kali Surabaya. Inspeksi mendadak patroli air di kawasan industri sepanjang Kali Surabaya dan Kali Tengah Jumat (9/1) lalu sempat dihalang-halangi pihak keamanan setempat. Namun demikian, tim patroli air berhasil melakukan pemberkasan di tiga industri yang terindikasi melakukan pembuangan limbah. Dalam patroli air keempat yang berlangsung pukul 14.00 hingga pukul 23.30 ini, tim menemukan tiga industri yang diduga menyalurkan limbah i ndustri berbahaya ke Kali Surabaya dan Kali Tengah. Tiga perusahaan tersebut adalah, industri kertas PT Surya Agung Kertas, industri baja PT Sepindo, dan industri kerupuk PT Titian Alam Semesta. Saat di lapangan, tim menemukan indikasi pembuangan limbah berbahaya di s aluran pembuangan yang mengalirkan air berwarna putih. “Air yang mengalir di saluran pembuangan limbah PT Surya Agung Kertas dan PT Sepindo berwarna putih pekat.
Cairan tersebut menyebabkan gatal-gatal di tangan,” kata anggota tim patroli sekaligus Koordinator Konsorso ium Lingkungan Hidup Imam Rohani, Minggu (11/1) di Surabaya. Melihat fenomena tersebut, tim kemudian masuk ke dalam pabrik untuk mengambil sampel limbah di instalasi pengolahan limbah (ipal) dan melakukan pemberkasan di tempat. Namun, satuan pengamanan (satpam) di PT Surya Agung Kertas dan PT Sepindo menghalanghalangi petugas. “Tanggapan dari petugas keamanan kurang bersahabat, padahal kami sudah menunjukkan surat tugas resmi yang ditanda tangani pihak Kepolisian Wila yah Kota Besar (Polwiltabes) Surabaya . Mereka meminta tim untuk menunggu izin resmi dari pihak perusahaan,” tuturnya. Namun demikian, tim patroli tetap bersikeras untuk mengambil sampel limbah secara langsung. Setelah terjadi perdebatan, tim akhirnya dapat mengambil sampel l imbah dan melakukan pemberkasan. Sementara itu, pengambilan sampel dan pemberkasan di PT Titian Alam Semesta berlangsung lancar. Saat tim datang, industri tersebut ditemui sedang menguras ipal mereka. Karena saluran limbah ke kolam penampungan ditutup, maka sebagian cairan limbah meluap dan mengalir ke Kali Tengah. Wakil Kepala Divisi J asa Air dan Sumber Air IV Perum Jasa Tirta I Achmad Syam menambahkan, dalam patroli air petugas memakai dua moda transportasi yaitu perahu dan mobil. Mobil berpatroli di kawasan industri Kali Tengah, sedangkan perahu menyusur kawasan industri Kali Surabaya.
BAB II
SOAL
Latihan tim MENUJU KEHANCURAN
Kegiatan Tim Buatlah satu tim yang terdiri dari tiga orang dan tugaskan setiap anggota tim untuk memainkan peran berikut:
•
Wakil Presiden Direktur Operasional Luxury Brands
•
Pemilik pabrik di Bangladesh
•
Karyawan pabrik di Bangladesh
•
Ketua kelompok pembela hak konsumen
LANGKAH-LANGKAH TINDAKAN 2-22 Sebelum mendengarkan komentar dari anggota lain mengenao situasi ini, dan dari sudut pandang peran yang dimainkan masing-masing, apa yang seharusnya dilakukan oleh Luxury Brands? Tuliskan alasan-alasan yang mendukung pendapat Anda. Dari sudut pandang masing masing peran: •
Wakil presiden direktur operasional luxury brand
Sebagai wakil presiden operasional luxury brand, saya akan tetap menjalin kemitraan dengan pabrik di Bangladesh, namun saya akan memberikan tempat dan upah yang layak kepada para karyawan sehingga tidak ada lagi pemberitaan negative yang menimpa perusahaan yang bekerja sama dengan pabrik di banglades •
Pemilik pabrik di Bangladesh
Sebagai pemilik pabrik, saya sangat menyesalkan kejadian rubuhnya bangunan rana plaza, namun hal ini mungkin dapat menjadi “tamparan” keras bagi para perusahaan untuk dapat lebih memperhatikan kesejahteraan para karyawan, seperti memperhatikan kondisi kerja •
Karyawan pabrik
Saya sebagai karyawan pabrik meminta kepada para perusahaan, seperti luxury brand untuk lebih memperhatikan kami sebagai karyawan. Kami meminta kenaikan upah dan kondisi lapangan kerja yang lebih baik agar kami mendapat kehidupan yang layak
•
Ketua kelompok pembela hak konsumen
Sebagai perwakilan dari konsumen, saya menyampaikan bahwa kami sebagai konsumen menyesalkan kejadian yang menimpa para kar yawan di Bangladesh. Namun, karena kejadian tersebut kami jadi tahu, bahwa karyawan dibangladesh tidak diperhatikan dengan baik . oleh karena itu, kami meminta kepada luxury brand untuk menaikkan upah para karyawan dan menurunkan harga jual produk luxury brand agar terjadinya kesesuaian antara upah produksi dan harga jual. 2-23 Sebelum mendengarkan komentar dari anggota lain mengenai situasi ini, dan dari sudut peran yang dimainkan masing-masing, apakah persoalan etika mendasar dari siuasi tersebut? Tuliskan persoalan etika ini. Dari sudut pandang masing-masing peran: •
Wakil presiden direktur operasional luxury brand
Persoalannya yaitu kurang layaknya kondisi kerja yang kami siapkan untuk para karyawan sehingga timbulnya kejadian seperti rubuhnya bangunan dan lain lain •
Pemilik pabrik di banglades
Persoalannya ialah rendahnya upah pada para karyawan dan kondisi kerja yang kurang layak sehingga menimbulkan kerugian kepada para karyawan •
Karyawan pabrik
Persoalannya, rendahnya upah yang diberikan kepada kami dan kondisi kerja yang tidak layak kepada kami meskipun barang yang kami hasilkan memiliki kualitas yang baik . •
Ketua kelompok pembela hak konsumen
Persoalannya disini yaitu kurangnya tanggung jawab perusahaan seperti luxury brand kepada para karyawannya sehingga banyaknya pandangan negative dari konsumen kepada perusahaan. Jika hal ini dibiarkan berlanjut, bukan tidak mungkin luxury brand akan kehilangan konsumen setianya.
2-24 Utarakan komentar maisng-masing secara bergiliran. Lalu, utarakan persoalan etika yang telah dibuat oleh setiap anggota. Dari sudut pandang masing-masing peran: •
Wakil Presiden Direktur Operasional Luxury Brands
Persoalan etika di sini yaitu para karyawan yang terlalu banyak meminta kepada perusahaan padahal kualitas kerja mereka belum maksimal. •
Pemilik pabrik di Bangladesh
Persoalan etikanya ialah perusahaan yang tidak bertanggung jawab kepada para karyawannya dan karyawan yang tidak bertanggung jawab kepada pekerjaa nnya. •
Karyawan pabrik di Bangladesh
Persoalan etikanya yaitu perusahaan yang tidak bertanggung jawab terhadap kesejahteraan karyawannya dengan memberikan upah yang sedikit kepada kami. •
Ketua kelompok pembela hak konsumen
Persoalannya etikanya adalah perusahaaan yang berusaha mengambil laba yang sebesar besarnya dengan memberikan upah sekecil-kecilnya kepada karyawannya tanpa memperhatikan karyawannya sehingga membuat konsumen berusaha memboikot perusahaan tersebut. 2-25 Tunjuk seseorang untuk mencatat poin-poin kesepahaman dan ketidaksepahaman. Bagaimana Anda menjelaskan hasilnya? Apa yang menyebabkan ketidaksepahaman ini? Hasilnya adalah terdapat kesepahaman akan terdapatnya kesalahan pada mas ing – masing pihak yang terlibat. Wakil Presiden Direktur Operasional Luxury Brands terlalu ingin menekan upah agar mendapatkan laba yang sebanyak-banyaknya, di sisi lain para karyawan dan kelompok pembela hak konsumen ingin mendapatkan upah yang lebih besar namun dengan hasil kerja yang tidak maksimal. Ketidaksepahaman ini disebabkan karena adanya ego masing-masing pihak akan keinginannya masing-masing.
2-26 Dari perpektif etika, apakah kesimpulan tim Anda atas pili han paling pantas yang harus dilakukan perusahaan atas situasi ini? Kesimpulan mengenai situasi ini adalah perusahaan harus dapat menciptakan kondisi kerja yang aman dan menaikkan upah untuk produsen Bangladesh se hingga segala pemberitaan negatif yang beredar di masyarakat dapat diminimalisir dan dapat diklarifikasi. Perusahaan juga harus tetap dapat menyeimbangkan kesejahteraan yang didapat baik di sisi perusahaan maupun upah produsen.
kasus Apakah Perdangan yang Adil Benar – benar Adil?
Di awal bab ini Anda telah membaca tentang praktik perdagangan yang adil, terutama dalam pasar biji kakao. Dengan menggunakan informasi yang telah diulas dalam bab ini, Anda sebaiknya mampu menjawab berbagai pertanyaan berikut.
Pertanyaan Diskusi
2-27 Dilema apa yang terjadi dalam proses perdagangan yang adil ini? Menurut Anda, apakah perdagangan yang adil memberikan imbalan yang adil? Mengapa atau mengapa tidak? Pada praktik perdagangan yang adil terutama pada kasus pasar biji kakao terjadi dilemma terhadap barang-barang yang memiliki serifikat fair trade yaitu dikarenakan barang-barang tersebut memiliki harga yang terlalu tinggi dibandingkan dengan harga barang yang tidak bersertifikat fair trade. Selain itu berdasarkan data transfair, petani kako hanya memperoleh tiga persen dari harga permen ciklat berlaber fair trade. Sehingga petani hanya mendapatkan bagian yang sangat sedikit dari pemasaran produk permen coklat tersebut.
Hal tersebut juga akan dapat mengakibatkan black market dikarenakan perbedaan harga yang sangat mencolok antara produk yang memiliki sertifikat fair trade dan yang tidak bersertifikat fair trade. Namun disisi lain perdagangan yang adil dapat memberikan imbalan yang adil. Pada saat harga kakao berfluktuasi dipasar dunia, bagaimana pun petani akan mendapatkan upah minimum yang diterapkan oleh FLO. Sehingga petani tidak akan mendapat kerugian walaupun harga pasar dunia terhadap kakao turun, namun dalam proses pemasaran penjualan produk permen coklat sendiri kurang memberikan haknya sendiri untuk petani kakao. 2-28 Apakah Anda mengamati produk-produk perdagangan yang adil saat membeli produk? Jenis produk apa saya yang Anda bersedia beli dengan harga tinggi untuk membantu produsen bahan baku produk tersebut? Iya, kami mengamati produk-produk perdagangan yang adil saat membeli produk. Kami bersedia membeli kopi,gula, ataupun madu demi membantu produsen yang telah bersusah payah dalam menghasilkan dan menyediakan produk-produk tersebut. 2-29 Dalam kondisi apa pihak-pihak yang tidak beretika menyalahgunakan konsep perdagangan yang adil? Pada kasus kakao di atas terjadi pada saat perantara dan penjual membeli dari produsen. Pada saat itu mereka hanya membayar 3 sen saja kepada petani, namun pada saat menjual mereka dapat menaikkan harga yang sangat tinggi kepada konsumen yang berkesadaran sosial dengan harga yang sangat tinggi. Mereka telah menyalahgunakan kepedulian konsumen yang berkesadaran sosial tersebut demi meraup keuntungan yang lebih banyak. 2.30 Dalam kondisi apa perdagangan yang adil justru tidak memberikan manfaat? Bagi siapa? Dalam situasi seperti apa imbalan dari perdagangan yang adil tidak lagi bias bermanfaat? Fair trade menjadi kurang memberikan manfaat pada saat pihak penjual dan perantara produk perdagangan adil tersebut mengeksploitasi konsumen yang berkesadaran sosial tetapi tidak berkesadaran harga dengan menjual harga produk-produk tersebut dengan harga yang sangat tinggi.
Saat Alam Murka PERTANYAAN DISKUSI
2-31 Setelah Topan Sandy melanda, L owe’s berkomitmen untuk tidak menaikkan barang-barang kebutuhan darurat. Apakah menurut Anda peritel lain melakukan hal yang sama? Mengapa atau mengapa tidak? Kami berpendapay bahwa peritel lain akan sulit untuk tidak melakukan hal sama karena jika Lowe’s telah berkomitmen untuk tidak menaikkan harga, maka peritel lain akan sulit untuk menyaingi harga yang ada walaupun permintaan naik. Walaupun seandainya Low’s tidak dapat memenuhi permintaan jumlah barang-barang darurat tersebut akan tetap sulit menaikkan harga sebab terdapatnya tanggung jawab social mereka kepada masyarakat sekitar dan pemerintah yang apabila diabaikan dapat mengakibatkan kerugian non-material, seperti tercemarnya nama baik dan hilangnya kesetiaan pelanggan mereka. 2-32 Menurut Anda, apakah tanggung jawab sosial baik untuk bisnis? Apa yang mendorong perusahaan pencari laba seperti Whirlpool untuk menanggung beban mendonasikan peralatan rumah tangga demi upaya pemulihan? Menurut kami tanggung jawab sosial sangat baik untuk bisnis, karena tanpa adanya tanggung jawab sosial maka para pebisnis hanya akan mengutamakan perusahaan mereka tanpa menghiraukan dampaknya terhadap konsumen dan keadaan perekonomian negara mereka. Yang mendorong perusahaan Whirlpool untuk menanggung beban mendonasikan peralatan rumah tangga tersebut adalah karena mereke menyadari adanya tanggung jawab sosial kepada konsumen dan masyarakat yang selama ini telah mendukung persahaan mereka agar tetap bias ada hingga waktu itu. 2-33 Bagaimana Anda mencirikan pendekatan yang dilakukan Home Depot terhadap tanggung jawab sosial? Pastikan Anda memberikan alasan yang jelas. Apa yang dilakukan Home Depot dalam menghadapi bencana yang melanda Karibia, Haiti dan Amerika Serikat merupakan suatu pendekatan tanggung jawab sosial yang diterapkan suatu perusahaan, yaitu secara kesejahteraan kelompok dan individu dalam lingkungannya, sehingga perilaku menyumbangkan satu juta dolar untuk membantu pemulihan pasca terjadinya Topan Sandy menunjukkan ketulusan untuk menyejahteraan lingkungannya.
2-34 Menurut Anda apakah bisnis di AS memiliki tanggung jawab yang lebih besar dalam mendukung pembangunan kembali di New Jersey atau Haiti? Berikan alasan Anda. Menurut kamu bisnis di AS memiliki tanggung jawab yang lebih besar dalam mendukung pembangunan kembali di New Jersey dari pada di Haiti karena lebih banyak masayarakat local yang telah mendukung perusahaan mereka sehingga tanggung jawab kepada masyarakat local tersebut lebih berarti. Namun itu tidak berarti mereka tidak memiliki tanggung jawab di Haiti. Sebab, mungkin saja pelanggan mereka berasal dari Haiti dan ini pembangunan kembali juga merupakan sikap kemanusiaan yang perlu dikembangkan. 2-35 Peran apa yang seharusnya dijalankan pemerintah dalam situasi bencana alam s eperti Topan Sandy ini? Dalam kondisi seperti ini, pemerintah seharusnya dapat mengawasi kegiatan bisnis yang berlangsung sehingga tidak terjadi penetapan harga yang tidak wajar oleh para pebisnis serta menggalang bantuan yang dapat beruba dana serta mempercepat pembangunan kembali kota-kota tersebut bersama dengan semua pihak yang ada. Dalam mendukung pebisnis untuk membantu di lapangan, pemerintah dapat saja memberikan keringanan seperti penurunan pajak kepada pebisnis-pebisnis tersebut.
BAB III KESIMPULAN . Kasus etika bisnis dan tanggung jawab sosial ini harus menjadi pelajaran bagi seluruh perusahaan baik yang asing ataupun nasional agar selalu memperhatikan kesejahteraan pekerja dan masyarakat sekitar. Jangan sampai pekerja dan masyarakat sekitar merasa dirugikan baik secara materiil ataupun imateriil.