MAKALAH Asuhan Keperawatan Gangguan Keseimbangan Cairan dengan Hipokalemia
Disusun oleh:
Rahmad Zekiana Sri Devi
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Harapan Bangsa Darussalam Banda Aceh 2017-2018
KATA PENGANTAR
Rasa syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan hidayahNya kami bisa tetap bersemangat dan menyelesaikan makalah dengan judul Asuhan Keperawatan Gangguan Keseimbangan Cairan dengan Hipokalemia.
Makalah ini dibuat untuk memperdalam pengetahuan mahasiswa dalam menempuh mata kuliah Keperawatan Kritis B . Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Keperawatan Kritis B yang telah membantu kami dalam menyusun makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada kolega – kolega mahasiswa yang telah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini. Dalam penulisan ini penulis menemui banyak hambatan dan kendala. Namun, berkat semangat kerja yang tak kenal lelah serta bantuan dari beberapa pihak, kami dapat mengatasi hambatan dan kendala tersebut dengan baik. Ucapan terima kasih patut kami sampaikan kepada pihak – pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka diri untuk segala saran dan kritik yang membangun. Akhirnya, semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan memberi manfaat.
Banda Aceh, 23 Mei 2018
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................ 2 DAFTAR ISI ....................................................................................................... 3 BAB I : PENDAHULUAN ................................................................................. 4 1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 4 1.2 Tujuan ........................................................................................................... 4 1.3 Manfaat ......................................................................................................... 4
BAB II : PEMBAHASAN .................................................................................. 5 2.1 Kalium dan Fungsinya dalam Tubuh ............................................................ 5 2.2 Sumber Kalium dalam Pakan ........................................................................ 5 2.3 Pengaturan Keseimbangan Kalium didalam Tubuh ...................................... 5 2.4 Hipokalemia .................................................................................................. 7 2.5 Gejala Hipokalemia:...................................................................................... 6 2.6 Penyebab Terjadinya Hipokalemia ............................................................... 7 2.7 Pencegahan dan Pengobatan ......................................................................... 8 2.8 Manifestasi klinis .......................................................................................... 9 2.9 Pemeriksaan Diagnostik ................................................................................ 9 2.10 Penatalaksanaan .......................................................................................... 9 2.11 Komplikasi .................................................................................................. 10 2.12 Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Hipokalemia ............................ 10
BAB III : PENUTUP .......................................................................................... 13 3.1 Kesimpulan ................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 14
3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kalium adalah salah satu ion utama tubuh,berfungsi penting bagi tubuh dimana kalium berfungsi untuk sintesis protein, pengeluaran hormon,transpor cairan,perkembangan jantan,serta kontraksi otot dan kontraksi saraf. Kekurangan kalium dalam tubuh disebut
Hipokalemia dapat terjadi karena kondisi yang
berasal masalah ginjal maupun GI, diet yang inadekuat, pergeseran transselular (pergerakan kalium dari serum ke dalam sel) dan pengaruh obat-obatan. Menurut Ketua Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) kalium merupakan elektrolit yang dibutuhkan untuk metabolisme tubuh di mana baik untuk kerja jantung, otot, ini mengakibatkan penderita hipokalemia terlihat lemas.Di indonesia penyakit ini rentan pada orang yang menderita diare terus menerus selama beberapa hari.Meski dapat di sembuhkan banyak cara untuk melakukan pencegahan melalui konsumsi sayuran serta buah-buahan yang mengandung banyak kalium.
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui peranan kalium di dalam tubuh serta untuk mengetahui mengenai penyakit Hipokalemia, yang merupakan penyakit defisiensi atau kekurangan kalium dalam tubuh.
1.3 Manfaat
Agar mahasiswa dapat mengetahui peranan kalium di dalam tubuh serta dapat mengetahui mengenai penyakit Hipokalemia, yang merupakan penyakit defisiensi atau kekurangan kalium dalam tubuh.
4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Kalium dan Fungsinya dalam Tubuh
Kalium merupakan ion bermuatan positif (kation) utama yang terdapat di dalam cairan intrasellular (ICF) dengan konsentrasi ±150 mmol/L. Sekitar 90% dari total kalium tubuh akan berada di dalam kompartemen ini. Sekitar 0.4% dari total kalium tubuh akan terdistribusi ke dalam ruangan vascular yang terdapat pada cairan ekstraselular dengan konsentrasi antara 3.5-5.0 mmol /L. Konsentrasi total kalium di dalam tubuh diperkirakan sebanyak 2g/kg berat badan. Namun jumlah ini dapat bervariasi bergantung terhadap beberapa faktor seperti jenis kelamin, umur dan massa otot (muscle mass). Kebutuhan minimum kalium diperkirakan sebesar 782 mg/hari. Di dalam tubuh kalium akan mempunyai fungsi dalam menjaga keseimbangan cairan-elektrolit dan + + keseimbangan asam basa. Selain itu, bersama dengan kalsium (Ca ) dan natrium (Na ), kalium akan berperan dalam transmisi saraf, pengaturan enzim dan kontraksi otot. Hampir sama dengan natrium, kalium juga merupakan garam yang dapat secara cepat diserap oleh tubuh. Setiap kelebihan kalium yang terdapat di dalam tubuh akan dikeluarkan melalui urin serta keringat
2.2 Sumber Kalium dalam Pakan
K adalah kation utama dalam cairan intraseluler dan terlibat dalam keseimbangan asam basa, keseimbangan air, impuls saraf dan reaksi enzim. Berikut table sayuran yang mengandung kalium: Bahan Makanan
Kandungan Kalium (mg)
1.
Peterseli
900
2.
Daun Pepaya Muda
652
3.
Bayam
416
4.
Kapri
370
5
5.
Kembang Kol
349
6.
Kentang
542
7.
Kacang Putih
1.189/cangkir
8.
Kacang Kedelai
970/cangkir
2.3 Pengaturan Keseimbangan Kalium didalam Tubuh
Keseimbangan kalium didalam tubuh diatur oleh beberapa hormone. Distribusi transeluler kalium normal (Rasio dari intraseluler ke ekstraseluler) diatur oleh sekurang-kurangnya dua hormone yang memberikan sinyal kepada sel. Kedua hormone tersebut adalah insulin dan β-adrenergik katekolamin. Insulin dan β-adrenergik katekolamin meningkatkan potassium selular uptake dengan menstimulasi membrane sel mekanisme kerja
+
/
+
+
/
+
-ATPase. Bagi insulin,
-ATPase merupakan mekanisme umpan balik. Dimana
hiperkalemia menstimulasi sekresi insulin dan hypokalemia menghambat sekresi insulin. Tidak ada mekanisme umpan balik yang dihasilkan oleh β -adrenergik, tetapi β- blokade meningkatkan kadar serum kalium dan β-agonist menurunkan kadar serum kalium sebagai mekanisme pengaturan kadar kalium didalam tubuh. Pengaturan konsentrasi kalium ekstraseluler dan kandungan potassium didalam tubuh tidak berjalan bersisian. Konsentrasi kalium didalam tubuh dan hipokalemia dapat berkurang hanya karena kurangnya konsumsi pakan atau minuman berkelium dalam waktu yang lama meskipun fungsi ginjal berjalan baik.
6
Gambar 1 : Hormon yang berpengaruh pada regulasi potassium
2.4 Hipokalemia
Hipokalemia merupakan kadar kalium yang rendah dalam darah, kekurangan kalium serum dapat disebabkan kekurangan asupan kalium dalam pakan, penggunaan diuretic, prosedur bedah gastrointestinal mayor dengan pengisapan nasogastrik dan penggantian yang tidak tepat, sekresi gastrointestinal yang berlebihan, hiperaldostreonisme, malnutrisi dan trauma atau luka bakar.
2.5 Gejala Hipokalemia:
1.
Pernafasan yang lambat dan sulit untuk bernafas
2.
Tekanan darah meningkat
3.
Denyut nadi lemah
4.
Aritmia
5.
Cepat merasa pusing ketika berdiri
6.
Kelemahan otot
7.
Kekakuan otot
8.
Keletihan
7
9.
Mual
10. Muntah 11. Konstipasi 12. Distensi abdomen
2.6 Penyebab Terjadinya Hipokalemia
1.
Kurangnya asupan kalium Diet rendah kalori pada program penurunan berat badan dan juga diet
dengan kadar potassium yang rendah dapat menyebabkan kekurangan potassium dan hipokalemia dikarenakan kemampuan ginjal untuk mengekresikan kalium gagal karena mekanisme homeostasis.
2.
Pengeluaran Kalium berlebihan
Pengeluaran kalium yang berlebihan terjadi melalui saluran cerna seperti muntahmuntah,
melalui
ginjal
seperti
pemakaian
diuretic,
kelebihan
hormone
mineralkortikoid primer atau hiperaldosteronisme primer (sindrom barter atau sindrom gitelman) atau melalui keringat yang berlebihan. Diare, tumor kolon (adenoma vilosa) dan pemakaian pencahar menyebabkan kalium keluat bersama bikarbonat pada saluran cerna bagian bawah (asidosis metabolic). Licorice (semacam permen) yang mengandung senyawa yang bekerja mirip aldosteron, dapat menyebabkan hipokalemia jika dimakan berlebihan.
3.
Kalium masuk ke dalam sel
Kalium masuk ke dalam sel dapat terjadi pada alkalosis ekstrasel, pemberian insulin, peningkatan aktivitas β-adrenergik (pemakaian β-agonist), paralisis periodic hipokalemia dan hipotermia.
2.7 Pencegahan dan Pengobatan
1.
Mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung kalium atau dengan mengkonsumsi garam kalium (kalium klorida) per-oral, diberikan beberapa hari sekali dengan dosis kecil.
8
2.
Pada hipokalemia berat, kalium bisa diberikan secara intravena.
3.
Pemberian Potassium Chloridae sehari 3 x 1-2 tablet dengan sedikit air; sehari 1-2 tablet jika digunakan secara rutin dengan dosis pemeliharaan diuretika oral.
2.8 Manifestasi klinis
1. CNS dan neuromuskular; lelah, tidak enak badan, reflek tendon dalam menghilang. 2. Pernapasan; otot-otot pernapasan lemah, napas dangkal (lanjut) 3. Saluran cerna; menurunnya motilitas usus besar, anoreksia, mual mmuntah. 4. Kardiovaskuler; hipotensi postural, disritmia, perubahan pada EKG. 5. Ginjal; poliuria,nokturia.(Price & Wilson, 2006, hal 344)
2.9 Pemeriksaan Diagnostik
Kalium serum : penurunan, kurang dari 3,5 mEq/L. Klorida serum : sering turun, kurang dari 98 mEq/L. Glukosa serum : agak tinggi. Bikarbonat plasma : meningkat, lebih besar dari 29 mEq/L. Osmolalitas urine : menurun.* GDA : pH dan bikarbonat meningkat (Alkalosit metabolik).(Doenges 2002, hal 1049)
2.10 Penatalaksanaan
Adapun penatalaksanaan penyakit hipokalemia yang paling baik adalah pencegahan. Berikut adalah contoh-contoh penatalaksanaannya : Pemberian kalium sebanyak 40-80 mEq/L. Diet yang mengandung cukup kalium pada orang dewasa rata-rata 50-100 mEq/hari (contoh makanan yang tinggi kalium termasuk kismis, pisang, aprikot, jeruk,advokat, kacang-kacangan, dan kentang). Pemberian kalium dapat melalui oral maupun bolus intravena dalam botol infus.
9
Pada situasi kritis, larutan yang lebih pekat (seperti 20 mEq/L) dapat diberikan melalui jalur sentral bahkan pada hipokalemia yang sangat berat, dianjurkan bahwa pemberian kalium tidak lebih dari 20-40 mEq/jam ( diencerkan secukupnya) : pada situasi semacam ini pasien harus dipantua melalui elektrokardigram (EKGdan diobservasi dengan ketat terhadap tanda-tanda lain seperti perubahan padakekuatan otot.(Brunner & Suddarth, 2002, hal 260).
2,11 Komplikasi
Adapun komplikasi dari penyakit hipokalemia ini adalah sebagai berikut : Akibat kekurangan kalium dan cara pengobatan yang kurang hati-hati dapat menimbulkan otot menjadi lemah, kalau tidak diatasi dapat menimbulkan kelumpuhan. Hiperkalemia yang lebih serius dari hipokalemia, jika dalam pengobatan kekuarangan kalium tidak berhati-hati yang memungkinkan terlalu banyaknya kalium masuk kedalam pembuluh darah.(Ilmu Gizi, 1991, hal 99) Selain itu juga adapun hal-hal yang dapat timbul pada hipokalemia yaitu : Aritmia (ekstrasistol atrial atau ventrikel) dapat terjadi pada keadaan hipokalemia terutama bila mendapat obat digitalis. leus paralitik. Kelemahan otot sampai kuadriplegia. Hipotensi ortostatik. Vakuolisasi sel epitel tubulus proksimal dan kadang-kadang tubulus distal. Fibrosis interstisial, atropi atau dilatasi tubulus. PH urine kurang akibatnya ekskresi ion H+ akan berkurang. Hipokalemia yang kronik bila ekskresi kurang dari 20 mEq/L.(Ilmu penyakit Dalam, 2001, hal.308)
2.12 Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Hipokalemia
A. Pengkajian Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang pasien, agar dapat
10
mengidentifikasi, mengenali masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan pasien baik fisik, mental, sosial, dan lingkungan. (Nasrul Effendy, 1995) 1. Aktifitas atau istirahat Gejala : kelemahan umum, latergi. 2. Sirkulasi Tanda :* Hipotensi* Nadi lemah atau menurun, tidak teratur.* Bunyi jantung jauh.* Perubahan karakteristik EKG.* Disritmis, PVC, takikardia / fibrasi ventrikel. 3. Eliminasi Tanda :* Nokturia, poliuria bila faktor pemberat pada hipokalemia meliputi GJK atau DM.* Penurunan bising usus, penurunan mortilitas, usus, ilues paralitik.* Distensi abdomen. 4. Makanan / cairanGejala : Anoreksia, mual, muntah. 5. NeurosensoriGejala : parestesia Tanda : Penurunan status mental / kacau mental, apatis, mengantuk, peka rangsangan, koma, hiporefleksia, tetani, paralisis.* Penurunan bising usus, penurunan mortilitas, usus, ileus paralitik.* Distensi abdomen 6. Nyeri / kenyamananGejala : nyeri / kram otot 7. PernapasanTanda : hipoventilasi / menurun dalam pernapasan karena kelemahan atau paralisis otot diafragma.(Marilyn E. Doenges 2002 hal 1048)
Karena hipokalemia dapat mengancam jiwa, penting artinya untuk memantau timbulnya hipokalemia pada pasien-pasien yang beresiko. Adanya keletihan, anoreksia, kelemahan otot, penurunan mortilitas usus, parestesia, atau disritmia harus mendorong perawat untuk memeriksa konsentrasi kalium serum. Jika tersedia, elektrokardiogram dapat memberikan informasi yang bernmanfaat. Pasien-pasien yang menerima digitalis yang berisiko mengalami defisiensi kalium harus dipantau dengan ketat terhadap tanda-tanda terjadinya toksisitas digitalis
11
karena hipokalemia meningkatkan aksi digitalis. Pada kenyataannya, dokter biasanya memilih untuk mempertahankan kadar kalium serum lebih besar dari 3,5 mEq/L (SI : 3,5 mmol/L) pada pasien-pasien yang menerima digitalis. (Brunner & Suddarth, 2002, hal.261)
B. Diagnoasa Keperawatan Diagnosa yang sering ditemukan pada pasien hipokalemia secara teoritis adalah sebagai berikut : 1. Gangguan rasa nyaman; nyeri berhubungan dengan proses penyakit hipokalemia. 2. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan imobilisasi fisik akibat kelelahan. 3. Hipertermi berhubungan dengan kegagalan untuk mengatasi infeksi akibat penyakit hipokalemia. 4. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelelahan akibat penurunan fungsiotot dalam tubuh. 5. Perubahan pola nutrisi berhubungan dengan anoreksi; mual muntah. 6. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi. Penurunan status mental / kacau mental, apatis, mengantuk, peka rangsangan, koma, hiporefleksia, tetani, paralisis.* Penurunan bising usus, penurunan mortilitas, usus, ileus paralitik.* Distensi abdomen 7. Nyeri / kenyamananGejala : nyeri / kram otot 8. PernapasanTanda : hipoventilasi / menurun dalam pernapasan karena kelemahan atau paralisis otot diafragma.(Marilyn E. Doenges 2002 hal 1048)
12
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
K adalah kation utama dalam cairan intraseluler dan terlibat dalam keseimbangan asam basa, keseimbangan air, impuls saraf dan reaksi enzim. Kalium dapat di temukan pada peterseli, daun pepaya muda, bayam, kapri, kembang kol, kentang, kacang putih, kacang kedelai. Keseimbangan kalium didalam tubuh diatur oleh beberapa hormone yaitu insulin dan β-adrenergik katekolamin.
Bila
tubuh
kekurangan
kalium
dapat
mengakibatkan
hipokalemia. Hipokalemia merupakan kadar kalium yang rendah dalam darah, kekurangan kalium serum dapat disebabkan kekurangan asupan kalium dalam pakan, penggunaan diuretic, prosedur bedah gastrointestinal mayor dengan pengisapan nasogastrik dan penggantian yang tidak tepat, sekresi gastrointestinal yang berlebihan, hiperaldostreonisme, malnutrisi dan trauma atau luka bakar. Hipokalemia dapat terjadi karena kalium masuk ke dalam sel, kurangnya asupan kalium, pengeluaran kalium berlebihan. Gejala hipokalemia yaitu Pernafasan yang lambat dan sulit untuk bernafas, Tekanan darah meningkat, Denyut nadi lemah, Aritmia, Cepat merasa pusing ketika berdiri, kelemahan otot, kekakuan otot, keletihan, mual, muntah, konstipasi, distensi abdomen.
13
DAFTAR PUSTAKA
Basak, Ramen C., Sharkawi,KM.,Rahman,MM. & Swar MM. 2011. Distal Renal Tubular
Acidosis,
Hypokalemic
PrimaryHypothroidism, Growth
Paralysis,
Retardation,
Nephrocalcinosis, Osteomalacia
and
Osteoporosis Leading to Pathological Fracture : ACase Report. Oman Medical Journal
Darwis D, Moenajat Y, Nur B.M, Madjid A.S, Siregar P, Aniwidyaningsih W, dkk, ’Fisiologi Keseimbangan Air dan Elektrolit’ dalam Gangguan Keseimbangan Air-Elektrolit dan Asam-Basa, Fisiologi, Patofisiologi, Diagnosis dan Tatalaksana, ed. ke-2, FK-UI, Jakarta, 2008, hh. 29-114. Jan Tambayong. 1999. Patofisiologi untuk keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Joyce L.Kee dan Evelyn R.Hayes. 1994 . Farmakologi untuk keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Judith Hopfer Deglin dan April Hazard Vallerand . 1996. Pedoman untuk perawat. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
M.Anwari Irawan. 2007. Cairan Tubuh, Rlektrolit dan Mineral. Polton Sports Science & Performance Lab
Rismawati Yaswir, Ira Ferawati . 2012. Fisiologi dan Gangguan Keseimbangan Natrium, Kalium dan Klorida serta Permeriksaan Laboraturium. Padang : Jurnal Kesehatan Andalas
Sherwood, Lauralee. 2001. Sistem kemih : Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
14
Wilson L.M, 1995 ‘Keseimbangan Cairan dan Elektrolit serta Penilaiannya’ dalam: Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit, Edisi ke-4, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, hh. 283-301.
15