CETAKAN KETUJUH 2013 (EDISI REVISI)
Sumber Foto : Training course on the Management of Severe Malnutrition WHO Foto no : 26, 27, 28, 29
Setiap kenaikan atau penurunan secara tiba-tiba. Suhu aksiler < 36 oC atau teraba dingin
DIREKTORAT BIN A GIZI - D IREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
DIREKTORAT BIN A GIZI - D IREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
Segera rujuk ke dokter mata (jangan ditambahkan preparat yang mengandung “kortikosteroid” karena akan memperberat kelainan pada mata serta jangan diberi salep supaya tidak ada perlengketan)
DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
buku 1, hal. 15)
DIREKTORAT BIN A GIZI - D IREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
Teruskan terapi TB rujuk ke RS untuk evaluasi lebih lanjut
Berat Badan (kg)
2 bulan RHZ (75/50/150)
4 bulan RH (75/50)
5-9 10 - 14 15 - 19 20 - 32
1 tablet 2 tablet 3 tablet 4 tablet
1 tablet 2 tablet 3 tablet 4 tablet
DIREKTORAT BIN A GIZI - D IREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
Pada anak penderita gizi buruk yang tinggal di daerah risiko tinggi malaria atau ada riwayat kunjungan ke daerah risiko tinggi malaria (dapat dilihat pada lampiran 9) agar diperiksa tanda/gejala klinis malaria, sebagai berikut : demam (teraba panas, suhu 37,5 C atau lebih) menggigil dan berkeringat renjatan (syok) kaku kuduk atau kejang kesulitan nafas ikterik perdarahan Apabila ditemukan hal-hal tersebut diatas, maka dilakukan pemeriksaan darah malaria (dengan mikroskop atau dengan uji reaksi cepat/Rapid Diagostic Test/RDT) Anak Gizi Buruk yang menderita malaria berat (malaria serebral), segera ditransfusi dengan packed red cell 10 ml/kgBB/3-4 jam, tidak diberikan furosemid sebelum transfusi, karena penderita malaria umumnya terjadi hipovolemia. Obat anti malaria diberikan secara intravena. Pemberian Fe atau sirup besi tetap setelah 2 minggu (Fase Rehabilitasi), namun harus diperhatikan bahwa anemia pada penderita bukan karena kurang Fe tetapi karena pecahnya sel darah merah (hemolisis). Obat antimalaria Primakuin tidak boleh diberikan pada anak umur kurang dari 1 tahun. Untuk pemberian Artemisinin Based Combination Therapy (ACT) perlu dijelaskan pada ibu agar mengamati anak selama 30 menit sesudah pemberian ACT. Jika dalam waktu 30 menit anak muntah, ulangi pemberian ACT dan ibu diminta kembali ke Puskesmas/ Rumah Sakit untuk mendaptkan tablet tambahan/pengganti. Selain itu dijelaskan kemungkinan timbul gatal-gatal setelah pemberian obat. ACT yang dipakai adalah kombinasi Artesunat - Amodiakuin diberikan sekaligus. Bila tidak diberikan sekaligus maka jarak pemberiannya tidak boleh lebih dari 30 menit, karena akan mempengaruhi kerja obat. Amodiakuin lebih dahulu diberikan, baru kemudian Artesunat. Untuk dosis Artesunat dan Amodiakuin dianjurkan dihitung berdasarkan berat badan. Untuk mengurangi rasa sakit dan menurunkan suhu tubuh, dapat diberikan parasetamol terutama pada anak yang demam tinggi (suhu 38,5 C) atau nyeri telinga.
DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
Pengoba tan Malari a Falcipar um tanpa komplikasi dengan Dihydroartemisinin Piperaquin (DHP)
Peng obatan malaria vivaks/ malaria ovale resisten kuinkloro
Ha ri H I - 7
Kina
*)
*)
H I - 14
Primakuin
-
-
3x
1/2
1/4
3x1
3 x 1 1/2
3x3
1/2
3/4
1
Je ni s o ba t
- Kina 30 mg/ kgBB/ hari (dibagi 3 dosis) - Primakuin 0,25 mg/kgBB
2 - 11 bulan
1 - 4 tahun
5 - 9 tahun
10 - 14 tahun
1/2
1
1,5
2
4 - 3
> 15 tahun
-
3/4
1 1/2
2
3-2
1/2
1
1,5
2
4-3
1/4
DHP 1
Dosis berdasa rkan berat bada n:
Jumlah tabl et per har i menurut kelompok umu r 0 - 1 bulan
Primakuin
2-3
DHP
1/4
Dihydroartemisin in: 2 - 4 mg/kgBB Piperaquin
: 16 - 32 mg/kgBB
Primakuin
: 0,75 mg/kgBB
Pengoba tan malari a vivaks lini kedua Jum lah tablet per ha ri m en urut ke lom pok um ur ( dosis t unggal )
1
Klorokuin
1/4
1/2
1
2
3
Primakuin
-
-
1/2
1
1 1/2
2
2
Klorokuin Primakuin
1/4 -
1/2 -
1 1/2
2 1
3 1 1/2
3-4 2
3
Klorokuin
1/8
1/4
1/2
1
1 1/2
2
Primakuin
-
-
1/2
1
1 1/2
2
Primakuin
-
-
1/2
1
1 1/2
2
4 - 14
3-4
Plasmodium falciparum tanpa komplikasi deng an Artesun at - Amodiaquin Hari
Jeni s o bat
Jumlah tabl et per ha ri menurut kelompok umu r
H2
H3
Alternatif 2
2
Hari
Obat I Kina 3x2 Tetracycline 250mg 4 x 1 3 Primakuin 3x2 Kina 2x1 Doxycycline 3 Primakuin
II 3x2 4x1 3x2 2x1 -
III 3x2 4x1 3x2 2x1 -
*) Bumil dan anak < 8 tahun tidak diberikan tetrasiklin/doxyklin.
1- 4t h *Artesunate H1
Peng obatan Li ni 2: Plasmodium falciparum tanpa komplikasi
5- 9t h
1
**Amodiaquine
1
1 0- 1 4t h
2
3
2
>1 5t h 4
3
4
Primaquin
3/4
1/2
2
2-3
*Artesunate
1
2
3
4
**Amodiaquine
1
2
3
4
*Artesunate
1
2
3
4
**Amodiaquine
1
2
3
4
1
*) Artesunate adalah 4 mg/KgBB per hari **) Amodiaquine : dosis 10 mg/KgBB per hari
DIREKTORAT BIN A GIZI - D IREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
IV 3x2 4x1 3x2 2x1 -
V 3x2 4x1 3x2 2x1 -
VI 3x2 4x1 3x2 2x1 -
VII 3x2 4x1 3x2 2x1 -
Pengobatan malaria vivax dengan (ACT Artesunat + AMODIAKUIN atau DHA+PIPERAKUIN H a ri
J en i s ob a t
AMO/
Hari 1-3
Jumlah tab let per ha ri menurut kelompok umur 0 - 1 bulan
2 - 11 bulan
1 - 4 tahun
5 - 9 tahun
10 - 14 tahun
1/4
1/2
1
1,5
2
-
1/4
1/2
3/4
DHP Hari Primakuin 1-14 Dihydroartem isinin: 2 - 4 mg/kgBB Piperaquin
: 16 - 32 mg/kgBB
Primakuin
: 0,25 mg/kgBB
> 15 tahun 4 - 3 1
Pengobatan lini kedua plasmodium vivaks atau ovale
Hari
Je ni s o bat
Jumlah tab let per ha ri menurut kelompok umur 0 - 1 bl
2 - 11 bl
Hari-7
Kina
*)
*)
Hari-14
Primakuin
-
-
1 - 4 th 3x
5 - 9 th
10 - 1 4 th
> 15 th
3x1
3 x 1 1/2
3x2
1/2
3/4
1
1/ 2
1/4
1. Pemeriksaan follow up/p emantauan untuk setia p penderita dengan konfirmasi laboratorium positif: penderita difollow up untuk diperiksa ulang sediaan darahnya. Untuk plasmodium faksiparum dan vivaks pada hari ke 3, 7, 14, 28 dan plasmodium vivaks sampai akhirbulan ketiga. 2. Apabila penderita harike 4 setelah pengobatan linipertama penderitatetap demam, ataupun gejala klinis berkembang menjadi lebih berat lakukan pemeriksaan sediaan darah secara laboratorium (tidak dianjurkan pemeriksaan dengan RDT), apabila masih ditemukan parasit maka pengobatan diganti ke lini kedua sesuai dengan jenis plasmodiumnya 3. Bila ada 1 atau lebih tanda-tanda bahaya selama pengobatan, penderita segera dirujuk untuk mendapat kepastian diagnosis dan penanganan selanjutnya (bila tempat rujukan sulit dicapai, penderita diberikan 1 dosis kina parenteral 10 mg/ kg BB IM. 4. Tanda-tanda bahaya tersebut adalah: a. tidak dapat makan/ minum b. tidak sadar c. kejang d. muntah berulang e. sangat lemah(tidak dapat duduk/berdiri)
*) Dosis berdasarkan b erat badan : - Kina 30 mg/kgBB/ hari (dibagi 3 dosis) - Primakuin 0,25 mg/kgBB, dosis tunggal
Kemoprofilaksis bertujuan untuk mengurangi risiko terinfeksi malaria dan apabila terinfeksi maka gejala klinisnya tidak berat. Obat anti malaria yang dipakai untuk Profilaksis adalah Doxycycline. Doksisiklin diminum 1-2 hari sebelum ke daerah endemis malaria sampai dengan 1-2 minggu setelah kembali (maksim al 12 minggu) dan tidak boleh diberikan kepada anak usia < 8 tahun dan ibu hamil.
Pengobatan lini 1 : MALARIA BERAT Di RS atau rawat inap: - Artesunate injeksi intra vena: Hari 1 : 2,4 mg/KgBB/hari Hari II-VI I : 2,4 mg/KgBB/hari - Bila sudah bisa minum dilanjutkan dengan obat ACT selama 3 hari. Dilapangan: - Artemer injeksi intra muscular: Hari 1 : 3,2 mg/KgBB/hari Hari II-V : 1,6 mg/KgBB/hari - Bila sudah bisa minum dilanjutkan dengan obat ACT selama 3 hari.
PENCEGAHAN Salah satu tindakan pencegahan gigitan nyamuk penular malaria untuk anak dan ibu hamil adalah dengan tidur menggunakan kelambu. Dianjurkan adalah kelambu berinsektisida tahan lama (Long Lasting Insectisida Nets/LLIN). Disamping itu tindakan pencegahan lain adalah dengan pemasangan kassa nyamuk, pemakaian lotion anti nyamuk, memakai pakaian tertutup, penyemprotan dan lain-lain.
Pengobatan lini 2 : MALARIA BERAT Di RS atau rawat inap: - Kina HC1 25 % yang dilarutkan dalam NaCl 0,9 % atau Dextrosa 5 % diberikan per infus de ngan dosis : 10 mg/KgBB/4 jam setiap 8 jam Total dosis kina 30 mg/KgBB/24 jam Di lapangan: - Kina HC1 25 % yang dilarutkan dalam NaCl 0,9 % atau Dextrosa 5 % diberikan intr a muscular: 10 mg/KgBB/4 jam setiap 8 jam Total dosis kina 30 mg/KgBB/24 jam Bila bisa minum obat dilanjutkan dengan Kina tab. + Doxy/tetra kapsul selama 7
Sumber : Buku Pedoman Tatalaksana Kasus Malaria di Indonesia, Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Depkes RI, 2008 Untuk Pengobatan Malaria Berat dilihat pada buku “ Pedoman Tatalaksana Kasus Malaria di Indonesia “ (Ditjen Pengendalian dan Penyehatan Lingkungan Depkes RI, 2008 )
hari
DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
BAGAN PENILAIAN DAN TATALAKSANA AWAL HIV Anak dengan pajanan HIV
Penilaian kemungkinan infeksi HIV Dengan memeriksa: Status penyakit HIV pada ibu Pajanan ibu dan bayi terhadap ARV Cara kelahiran dan laktasi
-
-
Anak sakit berat, pajanan HIV tidak diketahui, dicurigai terinfeksi HIV Identifikasi faktor risiko HIV:
PCP = Pneumocystic Jiroveci pneumonia Catatan: Semua anak yang terpajan HIV sebaiknya dievaluasi oleh dokter, bila mungkin dokter anak. Manifestasi klinis HIV stadium lanjut atau hitung CD4+ yang rendah
- status penyakit HIV pada ibu - transfusi darah
- penularan seksual - pemakaian narkoba suntik - cara kelahiran dan laktasi
Lakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik serta evaluasi bila anak mempunyai tanda dan gejala infeksi HIV atau infeksi oportunistik Lakukan pemeriksaan dan pengobatan yang sesuai
- Lakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik serta evaluasi bila anak mempunyai tanda dan gejala infeksi HIV atau infeksi oportunistik - Lakukan pemeriksaan dan pengobatan yang sesuai
Identifikasi kebutuhan untuk ART dan kotrimoksazol untuk mencegah PCP (prosedur IX). Identifikasi kebutuhan anak usia > 1 tahun untuk meneruskan kotrimoksazol.
- Identifikasi faktor risiko dan atau tanda/gejala yang sesuai dengan infeksi HIV atau infeksi oportunistik yang mungkin disebabkan HIV - Pertimbangan uji diagnostik HIV dan konseling. - Metode yang digunakan tergantung usia anak (prosedur II) - Pada kasus status HIV ibu tidak dapat ditentukan dan uji virologik tidak dapat dikerjakan untuk diagnosis infeksi HIV pada anak usia < 18 bulan, uji antibodi HIV harus dikerjakan.
Lakukan uji diagnostik HIV Metode yang digunakan tergantung usia anak (prosedur II)
DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
pada ibu merupakan faktor risiko penularan HIV dari ibu ke bayi selama kehamilan, persalinan dan laktasi. Pemberian ART pada ibu dalam jangka waktu lama mengurangi risiko transmisi HIV. Penggunaan obat antiretroviral yang digunakan untuk pencegahan penularan dari ibu ke anak (prevention mother to child transmission, PMTCT) dengan monoterapi AZT, monoterapi AZT+ dosis tunggal NVP, dosis tunggal NVP saja, berhubungan dengan insidens transmisi berturut-turut sekitar 5-10%, 3-5%, 10-20%, pada ibu yang tidak menyusui. Insidens transmisi sekitar 2 % pada ibu yang menerima kombinasi ART*). Transmisi HIV dapat terjadi melalui laktasi. Anak tetap mempunyai risiko mendapat HIV selama mendapat ASI.
*) Antiretroviral drugs for treating pregnant women and preventing HIV infection in infants in resource-limited setting: towards universal access. Recommendations for a public health approach. WHO 2006
Sumber :
Buku Pedoman Tatalaksana infeksiHIV dan Terapi Antiretroviral pada Anak di Indonesia, Depkes, Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, 2008
STABILISASI (hari ke 1-2)
TRANSISI (hari ke 3-7)
REHABILITASI (minggu ke 2-6)
Dosis lihat Buku 1 Hal. 16
*) Diberikan dalam bentuk larutan elektrolit/mineral, pemberianya dicampurkan kedalam Resomal, F-75 dan F-100 (dosis pemberiannya lihat cara membuat Cairan ReSoMal dan Cara membuat larutan mineral mix, Buku II hal. 19)
DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
FREKUENSI
4 kg 6 kg 8 kg 10 kg Hari 1_2
F-75/ modifikasi ASI F-75/ modifikasi
Stabilisasi
ASI F-75/ modifikasi ASI Transisi
Hari 3_7
F-100/ modifikasi ASI
12 X
Bebas 8
X
Bebas 6
X
Bebas 6
X
Bebas
LIHAT TABEL TABEL PEDOMAN F-75 PEDOMAN F-75 (Buku1 I- -hal. hal.23-24) 23-14) (Buku BukuII II- -hal. hal.20) 20 Buku
Rehabilitasi BB < 7 kg
LIHAT LIHAT TABEL TABEL PEDOMAN F-75 PEDOMAN F-75
LIHAT TABEL TABEL LIHAT PEDOMAN F-100 PEDOMAN F-75 (Buku (Buku1I --hal. hal.25) 25) Buku II -- hal. Buku hal.20 20)
F-100/modifikasi ASI Ditambah Makanan bayi/ makanan lumat Sari buah
(Buku (Buku1 I- -hal. hal.23-24) 23-24) BukuII II- -hal. hal.20) 20 Buku LIHAT TABEL PEDOMAN F-75 PEDOMAN F-75 (Buku1 I- -hal. hal.23-24) 23-24) (Buku BukuII II- -hal. hal.20) 20 Buku
Minggu 2_6
F-100/modifikasi BB > 7 kg
ASI
3
90
X
100
-
-
-
Bebas 3 x 1 porsi
-
-
-
1
X
100
100
-
-
3
X
-
-
150
175
3 x 1 porsi
-
-
-
-
1 - 2 x 1 buah
-
-
-
-
Bebas
Ditambah Ditambah
Makanan anak / makanan lunak Buah
Contoh : Kebutuhan energi seorang anak dengan berat badan 6 kg pada fase rehabilitasi adalah6 :kg x 200 Kkal/kgBB/hr = 1200 Kkal/hr Kebutuhan energi tersebut dapat dipenuhi dengan : F-100 : 4 x 100 cc 4 x 100 Kkal = 400 Kkal Makanan bayi/ lumat 3 x 3 x 250 Kkal = 750 Kkal = 45 Kkal + Sari buah 1 x 100 cc 1 x 45 Kkal Total = 1195 Kkal
DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
DIREKTORAT BIN A GIZI - D IREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
1 Sachet mineral mix @ 8 gram dilarutkan dalam 20 ml air matang untuk bahan pembuatan 1 liter F-75/F-100/ReSoMal
DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
Bahan Makanan
Per 1000 ml
75 F
REHABILITASI
Susu skim bubuk
g
25
25
80
Gula pasir
g
100
70
50
Minyak sayur
g
30
27
60
Larutan Elektrolit
ml
20
20
20
1000
1000
Tepung Beras
g
Tambahan air s/d
ml
TRANSISI &
F 75 100 F DENGAN TEPUNG
35 1000
F75
F75
I
II
F100
Susu Skim bubuk (g)
-
-
-
Susu full cream (g)
35
-
110
Susu sapi segar (ml)
-
300
-
Gula pasir (g)
70
70
50
Tepung
35
35
-
Energi Protein
Kkal g
750 9
1000 29
Laktosa
g
13
42
Kalium
mmol
36
59
Minyak sayur (g)
Natrium
mmol
6
19
Margarin (g)
-
-
-
Magnesium
mmol
4,3
7,3
Larutan Elektrolit (ml)
20
20
20
Tambahan air s/d (ml)
1000
1000
1000
Seng
mg
20
23
Tembaga (Cu)
mg
2,5
2,5
-
5
12
% Energi Protein % Energi Lemak Osmolaritas
-
36
53
mosm/I
413
419
beras (g) Tempe (g)
-
-
-
17
17
30
Catatan : Formula 75 dengan tepung mempunyai osmolaritas lebih rendah sehingga lebih tepat untuk anak yang menderita diare.
DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
Campurkan gula dan minyak sayur, aduk sampai rata dan tambahkan larutan mineral mix, kemudian masukkan susu skim sedikit demi sedikit, aduk sampai kalis dan berbentuk gel. Encerkan dengan air hangat sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai homogen dan volume menjadi 1000 ml. Larutan ini bisa langsung diminum. Masak selama 4 menit, bagi anak yang disentri atau diare persisten.
Formula WHO 75 dengan Tepung Campurkan gula dan minyak sayur, aduk sampai rata dan tambahkan larutan mineral mix, kemudian masukkan susu skim dan tepung sedikit demi sedikit, aduk sampai kalis dan berbentuk gel. Tambahkan air sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai homogen sehingga mencapai 1000 ml dan didihkan sambil diaduk-aduk hingga larut selama 5-7 menit.
Campurkan gula dan minyak sayur, aduk sampai rata dan tambahkan larutan mineral mix, kemudian masukkan susu skim sedikit demi sedikit, aduk sampai kalis dan berbentuk gel. Encerkan dengan air hangat sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai homogen volume menjadi 1000 ml. Larutan ini bisa langsung diminum atau dimasak dulu selama 4 menit.
Formula WHO 100 Modifikasi : Campurkan gula dan minyak sayur, aduk sampai rata dan tambahkan larutan mineral mix. Kemudian masukkan susu full cream sedikit demi sedikit, aduk sampai kalis dan berbentuk gel. Tambahkan air hangat sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai homogen sehingga mencapai 1000 ml. Larutan ini bisa langsung diminum atau dimasak dulu selama 4 menit.
Catatan : Formula WHO 75 Modifikasi (1, II,) : Campurkan gula dan minyak sayur, aduk sampai rata dan tambahkan larutan mineral mix. Kemudian masukkan full cream/ susu segar dan tepung sedikit demi sedikit, aduk sampai kalis dan berbentuk gel. Tambahk an air sedi kit dem i sediki t samb il diaduk samp ai hom ogen sehingga mencapai 1000 ml dan didihkan sambil diaduk-aduk hingga larut selama 5 - 7 menit.
DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
1. Agar formula WHO lebih homogen dapat digunakan blender. 2. Pada pemberian melalui NGT, tidak dianjurkan untuk diblende r, karena dapat menimbulkan gelembung udara.
1½ resep 1 resep
2 resep 1½ resep
1½ resep 1½ resep
2 resep 2resep
2½ resep 1½ resep 2½ resep 2resep
3 resep 2 resep 3 resep 2½ resep
1½ resep
2 resep
2½ resep
3 resep
1½ resep
1½ resep
2½ resep
1½ resep
2 resep 2 resep 3½ resep 3 resep
2 resep 2½ resep
1½ resep 3 resep
4 resep
4 resep
3 resep 2½ resep 5 resep 4½ resep
5resep
6resep
2½ resep 4 resep
4½ sdm. ¼ sdm
7½ sdm. 1¼ sdm
1½ sdm.
1½
¼
10½
10½
1½
1½
1½
1½
¼
2
½ 1½
3¾ 4 2½
½
¼
DIREKTORAT BIN A GIZI - D IREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
2½
1½
2½
½
1½
1
1½
2 ½½
1½
2½
1
2½
3¾ ½
2¼
¼
2
¾
3
DIREKTORAT BIN A GIZI - D IREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
1
6¼ ½
2
7½
2½
2½
17 ½
2½ ½ ½
1½ 1 ½ jam.
3½ 3¾
6¼
6¼
1½
2½
2½
¾
1¼
3½
1¼ 1½
1¾
2½
13 ½ 1½ ½
4½
2½
1¼
4½
½
1
½
2
1½
3½
1½
7½
3½
PEMBERIAN MAKANAN :Berikan F-75 seseg era mung kin (apabila ana k sudah rehidrasi, ukur BB anak ekalisag l i sebelum menentukan jumlah akana mn). BB baru : kg Jumlah makanan untuk setiap 2 jam = ml F-75. Jam makan awal :
DIREKTORAT BIN A GIZI - D IREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
DIREKTORAT BIN A GIZI - D IREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
DIREKTORAT BIN A GIZI - D IREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
Mandi dg1%
DIREKTORAT BIN A GIZI - D IREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
Mandi dg1%
DIREKTORAT BIN A GIZI - D IREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
DIREKTORAT BIN A GIZI - D IREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
DIREKTORAT BIN A GIZI - D IREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
DIREKTORAT BIN A GIZI - D IREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
DIREKTORAT BIN A GIZI - D IREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
Buku 1 hal . 23)
DIREKTORAT BIN A GIZI - D IREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
Nama : Nama Orang tua :
Jenis Kelamin : L / P Alamat :
Tanggal: Jam
JenisMakanan: a. Jumlah yang diberikan (ml)
Total
Umur:
Tgl.MasukRumahSakit:
FrekuensiPemberian:
b. Jumlah pemberian lewat mulut (ml) (a. - jumlah sisa di tempat pemberian)
b.
Pukul:
JumlahPemberian:
c. Jumlah pemberian lewat NGT, jika diperlukan (ml)
c.
NomerRegisterRS:
ml/pemberian e. Berak Cair (jika ada, volume dan frekuensi/hari)
d. Perkiraan Jumlah yang dimuntahkan (ml)
d.
_
: Tyo atal
jumlah pemberian lewat mulut (b) + jumlah pemberian lewat NGT (c) - total jumlah yang dimuntahkan (d) = Total Volume selama 24 jam=
ml
(lihat Total volume selama 24 jam yang dirujuk maksimal : 1540 ml dan minimal : 1050 ml petun juk pemberian F-100 pada Buku 1 hal. 25) Jadi Pemberian F-100 sebanyak 1200 ml masih memenuhi anjuran
DI REKTORAT BIN A GIZI - D IREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
DIREKTORAT BIN A GIZI - D IREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
DI REKTORAT BIN A GIZI - D IREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
DIREKTORAT BIN A GIZI - D IREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
DI REKTORAT BIN A GIZI - D IREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
0 1
0 1
9
9
0 1
0 .0 0 2
8 2
8 8
a Y
0
0
a d X 5 7 A
9
0 .0 9 1
8 2
8 8
a Y
0
0
a d 0 A 7
8 2
8 8
a Y
0
0
a d X 5 7 A
X
8
8
8
0 0 . 8 1
7
7
7
0 .0 7 1
5 2
9 8
k a d i T
e r ia
0
a d 0 A
5 2
0 9
a Y
0
0
a d X 5 7 A
d
X
6
6
6
0 .0 6 1
5
5
5
0 .0 5 1
5 2
0 9
a Y
0
0
a d 0 A
5 2
9 8
k a id T
0
0
a d X 5 7 A
5 2
0 9
a Y
0
0
a d 0 A 7
0
0
a d X 5 7 A a d a k d T
4
4
4
0 0 . 4 1
3
3
3
0 .0 3 1
8 2
8 8
k a d i T
2
2
2
0 .0 2 1
1
1
1
0 .0 1 1
5 2
0 9
k a d i T
1
0
0 2 1
0 2 1
0 .0 0 1
5 2
0 9
k a d i T
0
0
5 3
0 2 1
0 .0 0 1
5 2
0 9
k a d i T
0
0
0 9
0 9
0 3 . 9 0
5 2
0 9
k a id T
0
0
5 3
0 9
0 3 . 9 0
5 2
0 9
k a id T
0
0
0 6
0 6
0 .0 9 0
8 2
0 9
k a d i T
e r ia
0
5 3
0 6
0 0 . 9 0
8 2
0 9
k a id T
e r ia d
0
0 3
0 3
0 .3 8 0
5 2
8 8
k a d i T
1
0
5 3
0 3
0 .3 8 0
5 2
8 8
k a d i T
1
0
0 .0 8 0
5 2
0 9
k a d i T
0
0
5 3
l a w A
0 .0 8 0
5 2
0 9
k a d i T
0
0
l a w A
0 .0 8 0
5 2
0 9
k a d i T
0
0
a d a k d T
5 3
DIREKTORAT BIN A GIZI - D IREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
l a w A
d
a d a k d T a d a k d T a d a k d T a d a k d T a d a k d T
a d a k d T a d a k d T a d a k d T a d a k d T a d a k d T
X
X
5 3
X
5 3
X
5 3
X
5 3
X
5 3
X
5 3
X
X
X
X X
X X
X
X X
X
.) 4 1 0 0 . 8 0
5 2
5 8
0 1 1
0 .0 4 0
4 2
3 8
0 1 1
0 .0 0 2
5 2
5 8
0 1 1
0 0 . 0 2
5 2
5 8
0 1 1
0 .0 6 1
7 2
4 8
0 1 1
0 .0 2 1
5 2
5 8
1 0 1
0 0 . 8 0
5 2
5 8
0 1 1
a d a p h u b u t u h u s n a d i d a n t u y n e d , n a s a f a n r e p n a tt a a c tu r a k
: N A T A T A C
n a g n e d n a k u d a ip d s u r a h i n i 7 l e b a T
0 -4 7 3 n a m a l a h a d a p m a J 4 2 a m la e S n a n a k a M n a p u s A n a t a t a C m r o F n a d 2 3 1 3 n a m la a h
DI REKTORAT BIN A GIZI - D IREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
g n rie k it o /r t i g i n i u s k a u ie to s g i N Ja M R B
g n ta n e K
i b u / g n o k g n i S
u h a t/ e p m e T
m o c n O
g n i ip re a k s g n m g in a g c a a y a K A D
te w a h i a d s in a s g o b a in s n n g a k a a a D B k I k I
r a g e s g n a d U
k e b e b / m a y a r lu e T
a u ij h n a r u y a S
n a g n a c a k r u y a S
l e rt o /w ta m to r u y a S
in la r u y a S
n i a l ra g e a s g y k n h a u a a p s r i e e u P P J B
te w a h a u B
ra g e s u s u S
is n a m l a t n e k u s u S
le o h w u s u s g n u p e T
m i k s u s u s g n u p e T
g n re o g k m i a rk u y je n i s E K M
n ta n a /s a p a le K
a g e t n e m / n ria g r a M
a l u /g is n a m h e T
n a g n rli o t o b h a n s a a b p m u e o i r u i n K S M
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4
DIREKTORAT BIN A GIZI - D IREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
DI REKTORAT BIN A GIZI - D IREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
DIREKTORAT BIN A GIZI - D IREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
DI REKTORAT BIN A GIZI - D IREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
DIREKTORAT BIN A GIZI - D IREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
Cucilah tan gan sebelum menyiapkan mak anan anak. Gunakan bahan makanan yang baik dan aman, peralatan masak yang bersih dan cara m
emasak yang benar.
Jika masih mendapatkan ASI, berikan lebih seringdan lebih lama, siangdan malam, Jika anak mendapatkan susu selainASI : - ganti kan denga n meningkatkan pemberian atau ASI - ganti kan setengahgian ba susu denga n buburnasi dit ambah tempe - Jangan diberi
susu kent al man is.
Untuk maka nan lain, ikut i anjur an pem berian m akan ang y sesuai denga n umur anak
DI REKTORAT BIN A GIZI - D IREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
DIREKTORAT BIN A GIZI - D IREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
DI REKTORAT BIN A GIZI - D IREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
DIREKTORAT BIN A GIZI - D IREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
i. r i k ta a m a d a p
DIREKTORAT BIN A GIZI - D IREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
DI REKTORAT BIN A GIZI - D IREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
Departemen Kesehatan :
*