1. Mengapa Mengapa didapat didapatkan kan suara seperti orang mengorok mengorok dan mendengung? Suara mendengkur timbul akibat turbulensi aliran udara pada saluran nafas atas akibat sumbatan. Tempat terjadinya sumbatan biasanya di basis lidah atau palatum. Sumbatan terjadi akibat kegagalan otot-otot dilator saluran nafas atas menstabilkan jalan nafas di mana otot-otot faring berelaksasi, lidah dan palatum jatuh ke belakang sehingga terjadi obstruksi. Journal of The Royal Soiety of Mediine !""#$ %&' #(# ) (. *an Med +sso J !""$ 1&%' 1!%%-# Sumbatan parsial ' ada suara berisik dan retraksi $ ngorok snoring hin lift, gurgling airan, berkumur finger s/ab, sution, ro/ing nada tinggi, karena edem di trakea ja/ thrust. Sumbatan total ' dada tidak mengembang saat inspirasi tidak ada suara dari mulut atau hidung, retraksi supra la0iula. Jenis-jenis suara nafas tambahan karena hambatan sebagian jalan nafas : i. Snoring ' sua suara ra sep seperti erti ngorok, ngorok, kon kondis disii ini men menand andaka akan n ada adany nyaa kebuntuan jalan napas bagian atas oleh benda padat, jika terdengar suara ini maka lakukanlah pengeekan langsung dengan ara rossfinger untuk membuka mulut menggunakan ! jari, yaitu ibu jari dan jari telunjuk tangan yang digunakan untuk hin lift tadi, ibu j ari mendorong rahang atas ke atas, telunjuk menekan rahang ba/ah ke ba/ah. ihatlah apakah ada benda yang menyangkut di tenggorokan korban eg' gigi palsu dll. 2indahkan benda tersebut
ii. Gargling ' suara seperti berkumur, kondisi ini terjadi karena ada kebu ke bunt ntua uan n yan ang g di dise seba babk bkan an ol oleh eh a air iran an e eg' g' da dara rah h,, ma maka ka
lakukanla lakuka nlah h ro rossss-fin finger gersep sepert ertii di ata atas, s, lal lalu u lak lakuka ukanla nlah h fin finger ger-s/eep sesuai namanya, menggunakan ! jari yang sudah dibalut dengan kain untuk 3menyapu4 rongga mulut dari airan-airan.
iii. Crowing ' suar suaraa den dengan gan nad nadaa tin tinggi ggi,, bia biasany sanyaa dis diseba ebakan kan karena pembengkakan edema pada trakea, untuk pertolongan pertama tetap lakukan maneu0er head tilt and hin lift atau ja/ thrust saja 1. +pa penye penyebab bab sumbat sumbatan an jalan jalan napas? napas?
a. Sumba Sumbata tan n Jalan Jalan Nafas Nafas To Total 5ila tidak dikoreksi dikoreksi dalam dalam waktu 5 – 1 menit !a"at mengakibatkan asfiksi # kombinasi antara hi"oksemia !an hi"er$arbi%& henti nafas !an henti jantung. b. Sumba Sumbata tan n jalan jalan Nafas Nafas "ar "artia tiall 5ila tidak dikoreksi dapat menyebabkan kerusakan otak& sembab otak& sembab "aru& ke"a'ahan henti nafas !an henti jantung sekun!er.
Sumbe Sum berr ' 5u 5uku ku 2e 2ena nang ngan anan an 2e 2end nderi erita ta 6a 6a/at /at 7a 7aru rura rat, t, 2r 2rof of.. 7R 7R.d .drr. 8. Ri/anto, Sp.57, 9: ;<782 (bstruksi 'g trj!i !ibagi menja!i ) 'aitu : a. (bst (bstru ruks ksii tot total al hi"oksem semia ia 'g men'eb men'ebabk abkan an Terjad rjadii peru erubah bahan yg akut akut beru erupa hi"ok Sementara ara kegagalan terja!in'a kegagalan "ernafasan se$ara $e"at. Sement "ern "ernaf afas asan an sen! sen!ir irii men' men'eb ebab abka kan n terj terja! a!in in'a 'a kega kegaga gala lan n fung fungsi si kar!io*a kar!io*askule skulerr !an men'ebabk men'ebabkan an "ula terj terja!in a!in'a 'a kegagalan kegagalan SS+ !imana "en!erita kehilangan kesa!aran se$ara $e"at !iikuti !engan kelemahan motorik bahkan mungkin "ula ter!a"at renjatan renjatan sei=ure". :egagalan fungsi ginjal mengikuti kegagalan fungsi darah dimana terdapat hipoksemia, hiperkapnia, dan lambat laun terjadi asidosis respiratorik dan metabolik b. ,enom ,enomena ena Che$k Che$k al*e yaitu u!ara !a"at masuk& teta"i t!k keluar . keadaan ini menyebabkan terjadinya terjadinya em"isema "aru, bahkan dapat terjadi empisema mediastinum atau empisema subkutan
;dara dapat keluar masuk /alaupun terjadi penyempitan saluran nafas dari # bentuk keadaan ini, >bstruksi total adalah keadaan yg terberat dan memerlukan tind tindak akan an yg epa epat. t. dala dalam m kead keadaan aan 2*> 2*> ! tinggi tinggi dgn keepa keepatan tan pernaf pernafasan asan #"menit dlm usaha kompensasi maksimal. 7i atas keadaan ini, pasien tidak dapat mentoleransi. mentoleransi. 5ila terjadi hipoksemia, hipoksemia, menandakan menandakan fase permulaan permulaan terjadinya terjadinya kegagalan pernafasan. Sumber ' 5uku +genda 6a/at 7arurat, Jilid !, 2rof. 7r.. @. Tabrani Tabrani Rab
er!asar "en'ebab › Trauma Trauma dapat disebabkan oleh karena keelakaan, gantung diri, atau kasus perobaan pembunuhan. okasi obstruksi biasanya terjadi di tulang ra/an sekitar, misalnya aritenoid, pita suara dll. en!a asing& !a"at tersangkut "a!a: › /aring Terjadinya Terjadinya obstruksi pada laring dapat diketahui melalui tandatanda sebagai berikut, yakni seara progresif terjadi stridor, dispneu, apneu, digagia, hemopsitis, pernafasan dgn otot-otot nafas tambahan, atau dapat pula terjadi sianosis. Saluran nafas Trakhea 5enda asing pada trakhea jauh lebih berbahaya dari pada di dalam bronkhus, karena dapat menimbulkan menimbulkan asfiksia. 5enda asing didalam trakea tidak dapat dikeluarkan, karena tersangkut di dalam rima glotis dan akhirnya tersangkut dilaring dan menimbulkan gejala obstruksi laring ronkhus 5iasanya akan tersangkut pada bronkhus kanan, oleh karena diameternya lebih besar dan formasinya dilapisi oleh sekresi bronkhus sehingga menjadi besar 00 2G3N42 G22T 426062T& J7/74 8& +6(,. 46.. 9. T262N7 62
er!asar lokasi !i saluran nafas › en!a 2sing !i /aring Stridor, dispneu, apneu, digagia, hemopsitis, pernafasan dengan otot-otot tambahan, dapat pula terjadi sianosis › en!a 2sing !i Trakhea ebih berbahaya daripada didalam bronkhus karena dapat menimbulkan asfiksia. terdengar stridor dan akhirnya trjdi sianosis yg disertai dgn edema › en!a 2sing !i ronkhus 5iasanya akan tersangkut pada bronkhus kanan, oleh karena diameternya lebih besar dan formasinya dilapisi oleh sekresi bronkhus sehingga menjadi besar › en!a 2sing !i Trankeobronkial 2asien mengalami batuk yg hebat dan bersin-bersin selama beberapa menit. 5atuk ini diikuti /hee=ing mengi mengi dan bila tdk terdapat ri/ayat asma, maka hal ini harus diurigai sbg benda asing, terutama bila /hee=ing mengi terdapat di unilateral.
00 2G3N42 G22T 426062T& J7/74 8& +6(,. 46.. 9. T262N7 62
!. Mengap Mengapaa pasi pasien en tampak tampak sianosi sianosis? s? Sianosis berarti kebiruan pada kulit dan penyebabnya adalah @b yang
tidak mengandung > ₂ jumlahnya berlebihan dalam pembuluh darah kulit, terutama pada kapiler. 2ada umumnya, sianosis munul apabila darah arteri mengandung AB gr @b yang tidak mengandung > ₂ dalam setiap 1"" ml darah. ook ihat +gitasi ' hipoksia › Tampak Tampak bodoh' hiperkarbia › Sianosis ' hipoksemia › › Retraksi otot-otot nafas tambahan
sianosis terjadi ketika @b yang mengalami deoksigenasi dalam kapiler melebihi B" gl.
akibat peningkatan jumlah absolut @b tereduksi @b yang tak berikatan dengan >!
@b teroksigenasi dalam darah arteri ber/arna merah terang, darah 0ena dengan @b terdeoksigenasi ber/arna merah kebiruan
sianosis sentral akibat oksigenasi @b yang tidak ukup pada 2a>! yang rendah /ajah, bibir, uping telinga, bagian ba/ah lidah
sianosis perifer bila aliran darah banyak berkurang sehingga menurunkan saturasi darah 0ena biru, dapat terjadi akibta sumbatan pada aliran darah, atau 0asokonstriksi 27.
00 2J26 ,7S7(/(G7 34(T362N& G0T(N #. Mengapa Mengapa setelah setelah dokter dokter memasang memasang oropharyng oropharyngeal eal air/ay keadaan keadaan pasien semakin memburuk? onse" ,isiologi ; +engaruh Terha!a" Tubuh 2emasangan oropharengeal tube meniadakan proses pemanasan dan pelembaban udara inspirasi keuali pasien dipasang 0entilasi mekanik dengan humidifikasi yang ang baik baik.. 2eru 2eruba baha han n ini ini meny menyeb ebab abka kan n gaga gagaln lny ya sili siliaa muko mukosa sa bron bronku kuss mengeluarkan partikel-partikel tertentu dari paru. 7isharge trakea berkurang dan menj menjad adii kent kental al,, akhi akhirn rny ya terja terjadi di meta metapl plasi asiaa skua skuamo mosa sa pada pada epit epitel el trak trakea. ea. 2ada penderita dengan bantuan jalan nafas oropharyngeal ini merupakan benda asing dalam tubuh pasien sehingga sering menjadi tempat ditemukan berbagai koloni bakteri, yang sering ialah 2seudomonas aeruginosa dan kokus gram positif. 2ada fiksasi oropharyngeal tube juga sering kali menimbulkan penekanan pada
salah satu sisi bibir pasien sehingga bisa menyebabkan lukanekrotik sebagai penyebab masuknya kuman ke dalam tubuh pasien. http'ppnikarangasem.blogspot.om!"1""#pemasangan-dan-pera/atan-pasiendengan.html
2emasangan >2+ (Oropharyngeal airways) dan <2+ (Nasopharyngeal airways) >2+ (Oropharyngeal airways) Meskipun beberapa penelitian tidak seara spesifik mempertimbangkan penggunaan >2+ pada pasien dengan serangan jantung, >2+ dapat membantu dalam pengiriman 0entilasi yang memadai dengan perangkat bag-mask dengan menegah lidah dari obstruksi jalan napas. Cara memasukkan 'ang salah "a!a (+2 !a"at membuat li!ah jatuh ke hi"ofaring !an akan men'ebabkan obstruksi jalan na"as . ;ntuk memudahkan pemasukkan udara ke 0entilasi dengan bag-mask, >2+ dapat digunakan dalam keadaan tidak sadar tidak responsif pasien sehingga tidak ada refleks batuk atau muntah dan hanya boleh dilakukan oleh orang yang terlatih dalam menggunakannya. http'fk.unand.a.idimagesskillsClabCb>:C(.!CRDE8S8C!"1!CD<6:+2C C*opy.pdf
1. 7n!ikasi !an ontra 7n!ikasi 1. 7n!ikasi +dapun indikasi pemasangan oropharyngeal tube adalah sebagai berikut ' a. 2emeliharaan jalan nafas pasien dalam ketidaksadaran, b. Melindungi endotraheal tube dari gigitan, . Memfasilitasi sution pada jalan nafas 8. ontra in!ikasi Tidak boleh diberikan pada pasien dengan keadaan sadar ataupun semi sadar karena dapat merangsang muntah, spasme laring. @arus berhati-hati bila terdapat trauma oral. http'ppnikarangasem.blogspot.om!"1""#pemasangan-dan-pera/atan-pasiendengan.html
(. 5agaimana ara melakukan oropharyngeal air/ay? 7igunakan untuk penderita yang tidak sadar 2ilih air/ay yang ook ukurannya Jarak dari sudut mulut sampai analis auditi0us eksterna ›
5uka mulut penderita dengan manu0er hin lift atau ross finger sissors
tehniFue Sisipkan spatula lidah di atas lidah penderitam ukup jauh untuk menekan
lidah, hati-hati jangan merangsang penderita sampai muntah Masukkan air/ay ke posterior, dengan lembuht dilunurkan di atas
lengkungan lidah sampai sayap penahan berhenti pada bibir penderita. +ir/ay tidak boleh mendorong lidah sehingga menyumbat air/a y Tarik spatula lidah Eentilasi penderita dengan bag-0al0e-mask 242NC34 T620<2 /7,3 S0++(6T #2T/S% B. +pa tujuan dokter memasang oksigen rebreathing mask? S+T;R+S8 MD<;R;< Sution adalah komponen yang penting dalam mengelola ja lan nafas pasien. Tenaga kesehatan harus siap untuk melakukan sution bila jalan nafas tersumbat oleh sekret, darah, atau 0omitus. &. 5agaimana ara melakukan triple air/ay maneu0er?
•
Tilt 9ea!& /ift Chin& Che$k reathing.
•
("ening the airwa'.
To": 2irwa' obstru$tion "ro!u$e! b' the tongue an! the e"iglottis. ottom: 6elief b' hea!-tilt;$hin-lift.
•
9ea!-tilt;$hin-lift maneu*er. +er"en!i$ular line refle$ts "ro"er ne$k e=tension& i.e.& a line along the e!ge of the jaw bone shoul! be •
"er"en!i$ular to the surfa$e on whi$h the *i$tim is l'ing. Jaw-thrust maneu*er
•
Sumber : htt":;;www.toa!s"a!.net;ems;$"r-hea!-tilt.html
. +pa interpretasi dari Sp>! %!G, RR #" Hmenit, dan 6*S D!M(E!?
N7/27 (S7<3T67 43N0T
26T7 /7N7S
+7/ S0
%BG-1""G
7alam batas normal
>! (
%"G-I%BG
@ipoksia ringan-sedang
Sun
BG-I%"G
@ipoksia sedang-berat
•
•
IBG
@ipoksia berat yang menganam nya/a
RR naik 2enurunan konsentrasi oksigen dalam darah kemoreseptor glomus karotikum dan glomus aortikum pusat pernafasan RR naik
aliran
hipoksia
perangsangan
perangsangan
jaringan kekurangan
darah ke jaringan diperlama agar jaringan mendapat
Sun Een Een
pasokan oksigen lebih banyak
0enous
return turun
stroke
0olume
menurun Tekanan darah menurun Tekanan darah menurun merangsang baroreseptor di glomus karotikum dan aortikum
merangsang dilatasi arteri sistemik
frekuensi jantung menurun Mekanismetakikardia 2erdarahanK 0olume darah menurunK aliran darah ke jantung sedikitKsimpatikKmeningkatkan kontraksi dan daya konduksi jantungKtakikardia Mekanismehypotensi Eolume darah menurun K penurunan tekanan pengisian sirkulasi ratarataK penurunan aliran balik darah 0ena ke jantungK urah jantung menurunK hypotensi 1. Mekanisme hilangnya kesadaran Eolume darah menurunK aliran darah keotak menurun Koksigen keotak juga menurun K penurunan kesadaran 2ada keadaan dengan penurunan kesadaran misalnya pada tindakan anestesi, penderita trauma kepalkarena suatu penyakit, maka akan terjadi relaksasi otot-otot termasuk otot lidah dan sphinter ardia akibatnya bila posisi penderita terlentang maka pangkal lidah akan jatuh ke posterior menutup orofaring, sehingga menimbulkan sumbatan jalan napas. Sphinter ardia yang relaks, menyebabkan isi lambung mengalir kembali ke orofaring regurgitasi. @al ini merupakan anaman terjadinya sumbatan jalan napas oleh aspirat yang padat dan aspirasi pneumonia oleh aspirasi air, sebab pada keadaan ini pada umumnya reflek batuk sudah menurun atau hilang. :egagalan respirasi menakup kegagalan oksigenasi maupun kegagalan 0entilasi. :egagalan oksigenasi dapat disebabkan oleh' 1 ketimpangan antara 0entilasi dan perfusi. ! hubungan pendek darah intrapulmoner kanan-kiri. # tegangan oksigen 0ena paru rendah karena inspirasi yang kurang, atau karena terampur darah yang mengandung oksigen rendah. ( gangguan difusi pada membran kapiler al0eoler. B hipo0entilasi al0eoler. :egagalan 0entilasi dapat terjadi bila 2a*>! meninggi dan p@ kurang dari ,#B. :egagalan 0entilasi terjadi bila 3minut 0entilation4 berkurang seara tidak /ajar atau bila tidak dapat meningkat dalam usaha memberikan kompensasi bagi peningkatan produksi *>! atau pembentukan rongga tidak berfungsi pada pertukaran gas dead spae. :elelahan otot-otot respirasi kelemahan otot-otot respirasi timbul bila otot-otot inspirasi terutama diafragma tidak mampu membangkitkan
tekanan yang diperlukan untuk mempertahankan 0entilasi yang sudah ukup memadai. Tanda-tanda a/al kelelahan otot-otot inspirasi seringkali mendahului penurunan yang ukup berarti pada 0entilasi al0eolar yang berakibat kenaikan 2a*>!. Tahap a/al berupa pernapasan yang dangkal dan epat yang diikuti oleh akti0itas otot-otot inspirasi yang tidak terkoordinsiberupa alterans respirasi pernapasan dada dan perut bergantian, dan gerakan abdominal paradoHal gerakan dinding perut ke dalam pada saat inspirasi dapat menunjukan asidosis respirasi yang sedang menganam dan henti napas. . +pa indikasi dilakukannya definiti0e air/ay? +danya apnea :etidakmampuan mempertahankan air/ay yang bebas dengan ara-ara
lain :ebutuhan untuk melindungi air/ay bagian ba/ah dari aspirasi darah atau
0omitus +naman segera atau bahaya potensial sumbatan air/ay, seperti akibat
lanjut dari edera inhalasi, patah tulang /ajah, hematoma retrofaringeal, atau kejang berkepanjangan +danya edera kepala tertutup yang memerlukan bantuan nafas 6*S L :etidakmampuan mempertahankan oksigenasi yang adekuat dengan pemberian >₂ tambahan le/at masker /ajah 242NC34 T620<2 /7,3 S0++(6T #2T/S% 30T092N 0NT0 +36/7N40NG2N 2762
30T092N 0NT0
Tidak sadar
+pneu 2aralisis neuromuskular Tidak sadar
• •
9raktur maksilofasial • • • •
;saha nafas tidak adekuat Takipneu @ipoksia @iperkarbia Sianosis
• •
• • •
5ahaya aspirasi 2erdarahan Muntah-muntah
*edera kepala tertutup berat hiper0entilasi singkat, bila t neurologis
5ahaya sumbatan @ematoma leher *edera larynH dan trahea Stridor
%. +pa tindakan yang dilakukan saat primary sur0ey? 7alam sur0ei primer difokuskan pada bantuan napas dan bantuan sirkulasi serta defibrilasi. ;ntuk dapat mengingatkan dengan mudah tindakan sur0ei primer dirumuskan dengan abjad +, 5, *, dan 7, yaitu ' 2 airway #jalan na"as% breathing #bantuan na"as% C circulation #bantuan sirkulasi% 4 defibrilation #tera"i listrik%
Sebelum melakukan tahapan +airway, harus terlebih dahulu dilakukan prosedur a/al pada korban pasien, yaitu ' 1. Memastikan keamanan lingkungan bagi penolong. !. Memastikan kesadaran dari korban pasien. ;ntuk memastikan korban dalam keadaan sadar atau tidak, penolong harus melakukan upaya agar dapat memastikan kesadaran korban pasien, dapat dengan ara menyentuh atau menggoyangkan bahu korban pasien dengan lembut dan mantap untuk menegah pergerakan yang berlebihan, sambil memanggil namanya atau +ak >>> ; u >>> ; >> ; >>
#. Meminta pertolongan Jika ternyata korban pasien tidak memberikan respon terhadap panggilan, segera minta bantuan dengan ara berteriak ?Tolong >>>@ untuk mengaktifkan sistem pelayanan medis yang lebih lanjut. (. Memperbaiki posisi korban pasien ;ntuk melakukan tindakan 5@7 yang efektif, korban pasien harus dalam posisi terlentang dan berada pada permukaan yang rata dan keras. Jika korban ditemukan dalam posisi miring atau tengkurap, ubahlah posisi korban ke posisi terlentang. 7ngat > penolong harus membalikkan korban sebagai satu kesatuan antara kepala, leher dan bahu digerakkan seara bersama-sama. Jika posisi sudah terlentang, korban harus dipertahankan pada posisi horisontal dengan alas tidur yang keras dan kedua tangan diletakkan di samping tubuh. B. Mengatur posisi penolong Segera berlutut sejajar dengan bahu korban agar saat memberikan bantuan napas dan sirkulasi, penolong tidak perlu mengubah posisi atau menggerakan lutut.
2 # AIRWAY % Jalan Na"as
Setelah selesai melakukan prosedur dasar, kemudian dilanjutkan dengan melakukan tindakan '
1. 2emeriksaan jalan napas Tindakan ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya sumbatan jalan napas oleh benda asing. Jika terdapat sumbatan harus dibersihkan dahulu, kalau sumbatan berupa airan dapat dibersihkan dengan jari telunjuk atau jari tengah yang dilapisi dengan sepotong kain, sedangkan sumbatan oleh benda keras dapat dikorek dengan menggunakan jari telunjuk yang dibengkokkan. Mulut dapat dibuka dengan tehnik Cross Finger , dimana ibu jari diletakkan berla/anan dengan jari telunjuk pada mulut korban.
!. Membuka jalan napas Setelah jalan napas dipastikan bebas dari sumbatan benda asing, biasa pada korban tidak sadar tonus otot)otot menghilang, maka lidah dan epiglotis akan menutup farink dan larink, inilah salah satu penyebab sumbatan jalan napas. 2embebasan jalan napas oleh lidah dapat dilakukan dengan ara tengadah kepala topang dagu Head tilt – chin lift dan Manu0er 2endorongan Mandibula. Teknik membuka jalan napas yang direkomendasikan untuk orang a/am dan petugas kesehatan adalah tengadah kepala topang dagu, namun demikian petugas kesehatan harus dapat melakukan manu0er lainnya.
# BREATHING % antuan na"as
Terdiri dari ! tahap ' 1. Memastikan korban pasien tidak bernapas. 7engan pergerakan mendengar
ara
naik
melihat
turunnya
dada,
napas
dan
bunyi
merasakan hembusan napas korban pasien. ;ntuk itu penolong harus mendekatkan telinga di atas mulut dan hidung korban pasien, sambil tetap mempertahankan jalan napas tetap terbuka. 2rosedur ini dilakukan tidak boleh melebihi 1" detik.
!. Memberikan bantuan napas. Jika korban pasien tidak bernapas, bantuan napas dapat dilakukan melalui mulut ke mulut, mulut ke hidung atau mulut ke stoma
lubang
yang
dibuat
pada
tenggorokan
dengan
ara
memberikan hembusan napas sebanyak ! kali hembusan, /aktu yang dibutuhkan untuk tiap kali hembusan adalah 1,B)! detik dan 0olume udara yang dihembuskan adalah ("" -B"" ml 1" mlkg atau sampai dada korban pasien terlihat mengembang.
2enolong
harus
menarik
napas
dalam
pada
saat
akan
menghembuskan napas agar terapai 0olume udara yang ukup. :onsentrasi oksigen yang dapat diberikan hanya 1&)1G. 2enolong juga harus memperhatikan respon dari korban pasien setelah diberikan bantuan napas.
*ara memberikan bantuan pernapasan '
Mulut ke mulut 5antuan
pernapasan
dengan
menggunakan
ara
ini
merupakan ara yang epat dan efektif untuk memberikan udara ke paru)paru korban pasien. 2ada
saat
dilakukan
hembusan napas dari mulut ke mulut, penolong harus mengambil napas dalam terlebih dahulu dan mulut
penolong
harus
dapat
menutup seluruhnya mulut korban dengan baik agar tidak terjadi kebooran saat menghembuskan napas dan
juga
penolong harus menutup lubang hidung korban pasien dengan ibu jari dan jari telunjuk untuk menegah udara keluar kembali dari hidung. Eolume udara yang diberikan pada kebanyakan orang de/asa adalah ("" - B"" ml 1" mlkg. Eolume udara yang berlebihan dan laju inspirasi yang terlalu epat dapat menyebabkan udara memasuki lambung, sehingga terjadi distensi lambung.
Mulut ke hidung Teknik
ini
direkomendasikan jika usaha 0entilasi dari mulut
korban
tidak memungkinkan, misalnya pada
Trismus
atau
dimana
mulut korban mengalami luka yang berat, dan sebaliknya jika melalui
mulut
ke
hidung,
penolong harus menutup mulut korban pasien.
Mulut ke Stoma 2asien yang mengalami laringotomi mempunyai lubang stoma yang menghubungkan trakhea langsung ke kulit. 5ila pasien
mengalami
pernapasan
maka
kesulitan harus
dilakukan 0entilasi dari mulut ke stoma. C #CIRCUATI!N % antuan sirkulasi
Terdiri dari ! tahapan ' 1. Memastikan ada tidaknya denyut jantung korban pasien. +da tidaknya denyut jantung korban pasien dapat ditentukan dengan meraba arteri karotis didaerah leher korban pasien, dengan
dua atau tifa jari tangan jari telunjuk dan tengah penolong dapat meraba pertengahan leher sehingga teraba trakhea, kemudian kedua jari digeser ke bagian sisi kanan atau kiri kira)kira 1)! m, raba dengan lembut selama B)1" detik.
Jika teraba denyutan nadi, penolong harus kembali memeriksa pernapasan korban dengan melakukan manu0er tengadah kepala topang dagu untuk menilai pernapasan korban pasien. Jika tidak bernapas lakukan bantuan pernapasan, dan jika bernapas pertahankan jalan napas. !. Melakukan bantuan sirkulasi Jika telah dipastikan tidak ada denyut jantung, selanjutnya dapat diberikan bantuan sirkulasi atau yang disebut dengan kompresi jantung luar, dilakukan dengan teknik sebagai berikut '
7engan jari telunjuk dan jari tengah penolong menelusuri tulang iga kanan atau kiri sehingga bertemu dengan tulang dada sternum.
7ari pertemuan tulang iga tulang sternum diukur kurang lebih ! atau # jari ke atas. 7aerah tersebut merupakan tempat untuk meletakkan tangan penolong dalam memberikan bantuan sirkulasi.
etakkan kedua tangan pada posisi tadi dengan ara menumpuk satu telapak tangan diatas telapak tangan yang lainnya, hindari
jari)jari tangan menyentuh dinding dada korban pasien, jari) jari tangan dapat diluruskan atau menyilang.
7engan posisi badan tegak lurus, penolong menekan dinding dada korban dengan tenaga dari berat badannya seara teratur sebanyak #" kali dengan kedalaman penekanan berkisar antara 1,B)! ini #,)B m.
Tekanan pada dada harus dilepaskan keseluruhannya dan dada dibiarkan mengembang kembali ke posisi semula setiap kali melakukan kompresi dada. Selang /aktu yang dipergunakan untuk melepaskan kompresi harus sama dengan pada saat melakukan kompresi. B"G Dty Cycle.
Tangan tidak boleh lepas dari permukaan dada dan atau merubah posisi tangan pada saat melepaskan kompresi.
Rasio bantuan sirkulasi dan pemberian napas adalah #" ' ! dilakukan baik oleh 1 atau ! penolong jika korban pasien tidak terintubasi dan keepatan kompresi adalah 1"" kali permenit dilakukan ( siklus permenit, untuk kemudian dinilai apakah perlu dilakukan siklus berikutnya atau tidak.
7ari tindakan kompresi yang benar hanya akan menapai tekanan sistolik &")" mm@g, dan diastolik yang sangat rendah, sedangkan urah jantung cardiac otpt hanya !BG dari urah jantung normal. Selang /aktu mulai dari menemukan pasien dan dilakukan prosedur dasar sampai dilakukannya tindakan bantuan sirkulasi kompresi dada tidak boleh melebihi #" detik.
4 # "E#RIBIATI!N$
Defibrilation
atau
dalam
bahasa 8ndonesia diterjemahkan dengan istilah defibrilasi adalah suatu terapi dengan memberikan energi listrik. @al ini dilakukan jika penyebab henti jantung cardiac arrest adalah kelainan irama jantung yang disebut dengan 9ibrilasi Eentrikel. 7imasa sekarang ini sudah tersedia
alat
untuk
defibrilasi
defibrilator yang dapat digunakan oleh orang a/am yang disebut !tomatic "#ternal Defibrilation, dimana alat
tersebut
dapat mengetahui korban henti jantung ini harus dilakukan
defibrilasi atau tidak, jika perlu dilakukan defibrilasi alat tersebut dapat memberikan tanda kepada penolong untuk melakukan defibrilasi atau melanjutkan bantuan napas dan bantuan sirkulasi saja.
2S7C /7,3 S0++(6T #/S% +67<26 S063 2ssess
2$tion $ka airway menggunakan teknik non-
A%a&ah 'alan na%a(nya terbu&a)
in0asif headtilt-hinlift ja/ thrust tanpa
2irwa' -
mengeHtensikan reathing -
A%a&ah re(%ira(inya ade&uat)
kepala
jika
duiduga
trauma. %ook& listen& and feel' Jika tak ada napas, beri !H bantuan napas. 5eri sekitar 1 detik setiap bantuan napas. Setiap bantuan napas harus membuat dada korban terangkat. Jangan melakukan 0entilasi terlalu epat
Cir$ulation -
A%a&ah ada %ul(a(i)
4efibrillation -
atau terlalu banyak 0olume. 2eriksa pulsasi a. *arotis de/asa atau a. 9emoralis a. brahialis infant paling tidak B detik tapi tidak lebih lama dari 1" detik. Siapkan shok jika ada indikasi. 8kuti segera
*i&a %ul(a(i tida& ada+ %eri&(a bila
setiap shok dengan *2R, mulai dengan
ada ira,a yang (hoc&able ,a&a
kompresi dada.
guna&an defibrillator atau AE" -Auto,ated E.ternal "efibrillation$ Sumber ' +*S 2ro0ider Manual. +@+, !""&
1. 5agaimana ara melakukan penanganan pengelolaan jalan nafas dasar dan lanjut? a. i. Dndotrakeal intubasi
1. >rotrakeal !.
ii. b. Surgial i. :rikotiroidotomi
ii. trakeostomi
Tindakan Membuka jalan nafas dengan proteksi er0ikal •
Chin %ift maneer tindakan mengangkat dagu
•
aw thrst maneer tindakan mengangkat sudut rahang ba/ah
•
Head *ilt maneer tindakan menekan dahi
6ambar dan penjelasan lihat diba/ah. 8ngat
2ada
pasien
dengan
dugaan
edera
leher
dan
kepala,
hanya
dilakukanmaneer +aw thrst dengan hati-hati dan menegah gerakan leher. ;ntuk memeriksa jalan nafas terutama di daerah mulut, dapat dilakukan teknik Cross Finger yaitu dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk yang disilangkan dan menekan gigi atas dan ba/ah. •
5ila jalan nafas tersumbat karena adanya benda asing dalam rongga mulut dilakukan pembersihan manual dengan sapuan jari. •
:egagalan membuka nafas dengan ara ini perlu dipikirkan hal lain yaitu adanya sumbatan jalan nafas di daerah faring atau adanya henti nafas apnea •
5ila hal ini terjadi pada penderita tidak sadar, lakukan peniupan udara melalui mulut, bila dada tidak mengembang, maka kemungkinan ada sumbatan pada jalan nafas dan dilakukanmaneer Heimlich. •
Gambar 8. 2emeriksaan sumbatan jalan nafas di daerah mulut dengan
menggunakan teknik cross finger Tanda-tanda adanya sumbatan ditandai adanya suara nafas tambahan ' Mendengkur snoring , berasal dari sumbatan pangkal lidah. *ara mengatasi ' chin lift& +aw thrst , pemasangan pipa orofaringnasofaring, pemasangan pipa endotrakeal. •
5erkumur gargling , penyebab ' ada airan di daerah hipofaring. *ara mengatasi ' finger s/eep, pengisapansution. •
Stridor crowing , sumbatan mengatasi 'cricotirotomi& trakeostomi. •
di
plika
0okalis.
*ara
!. Membersihkan jalan nafas Sapuan jari finger sweep 7ilakukan bila jalan nafas tersumbat karena adanya benda asing pada rongga mulut belakang atau hipofaring seperti gumpalan darah, muntahan, benda asing lainnya sehingga hembusan nafas hilang. *ara melakukannya ' Miringkan kepala pasien keuali pada dugaan fraktur tulang leher kemudian buka mulut dengan ja/ thrust dan tekan dagu ke ba/ah bila otot rahang lemas maneer emaresi •
6unakan ! jari jari telunjuk dan jari tengah yang bersih atau dibungkus dengan sarung tangankassakain untuk membersihkan rongga mulut dengan gerakan menyapu. •
Gambar ). Tehnik finger sweep
#. Mengatasi sumbatan nafas parsial 7apat digunakan teknik manual thrust
•
•
•
!bdominal thrst Chest thrst $ack blow
6ambar dan penjelasan lihat di ba/ah Jika sumbatan tidak teratasi, maka penderita akan ' •
6elisah oleh karena hipoksia
•
6erak otot nafas tambahan retraksi sela iga, traheal tug
•
6erak dada dan perut paradoksal
•
Sianosis
•
:elelahan dan meninggal
2rioritas utama dalam manajemen jalan nafas adalah J++< <+9+S 5D5+S •
2asien sadar, ajak biara. 5iara jelas dan lanar berarti jalan nafas bebas
•
5eri oksigen bila ada & litermenit
Jaga tulang leher ' baringkan penderita di tempat datar, /ajah ke depan, posisi leher netral •
•
GambarA. 2asien tidak sadar dengan posisi terlentang, perhatikan jalan nafasnya
2angkal lidah tampak menutupi jalan nafas %akkan teknik chin lift ata +aw thrust untuk membuka jalan nafas. 8ngat tempatkan korban pada tempat yang datar :epala dan leher korban jangan terganjal Chin ift
7ilakukan dengan maksud mengangkat otot pangkal lidah ke depan *aranya ' gunakan jari tengah dan telunjuk untuk memegang tulang dagu pasien kemudian angkat. Head Tilt
7lilakukan bila jalan nafas tertutup oleh lidah pasien, ,ngat *idak boleh dilakkan pada pasien dgaan fraktr serikal' *aranya ' letakkan satu telapak tangan di dahi pasien dan tekan ke ba/ah sehingga kepala menjadi tengadah dan penyangga leher tegang dan lidahpun terangkat ke depan.
Gambar 5. tangan kanan melakukan Chin lift dagu diangkat. dan tangan kiri
melakukan head tilt . 2angkal lidah tidak lagi menutupi jalan nafas. *aw thru(t
*aranya ' dorong sudut rahang kiri dan kanan ke arah depan sehingga barisan gigi ba/ah berada di depan barisan gigi atas
Gambar B dan . manu0er aw thrst dikerjakan oleh orang yang terlatih
Mengatasi sumbatan parsialsebagian. 7igunakan untuk membebaskan sumbatan dari benda padat.
Gambar D. Tampak ada orang yang tersedak atau tersumbat jalan nafasnya Abdo,inal Thru(t -/anu0er Hei,lich$
7apat dilakukan dalam posisi berdiri dan terlentang.
*aranya berikan hentakan mendadak pada ulu hati daerah subdiafragma ) abdomen. Abdo,inal Thru(t -/anu0er Hei,lich$ "a!a "osisi ber!iri atau !u!uk
*aranya ' penolong harus berdiri di belakang korban, lingkari pinggang korban dengan kedua lengan penolong, kemudian kepalkan satu tangan dan letakkan sisi jempol tangan kepalan pada perut korban, sedikit di atas pusar dan di ba/ah ujung tulang sternum. 2egang erat kepalan tangan dengan tangan lainnya. Tekan kepalan tangan ke perut dengan hentakan yang epat ke atas. Setiap hentakan harus terpisah dan gerakan yang jelas. Abdo,inal Thru(t -/anu0er Hei,lich% "a!a "osisi tergeletak #ti!ak sa!ar%
*aranya ' korban harus diletakkan pada posisi terlentang dengan muka ke atas. 2enolong berlutut di sisi paha korban. etakkan salah satu tangan pada perut korban di garis tengah sedikit di atas pusar dan jauh di ba/ah ujung tulang sternum, tangan kedua diletakkan di atas tangan pertama. 2enolong menekan ke arah perut dengan hentakan yang epat ke arah atas. 5erdasarkan 8*>R yang terbaru, ara abdominal thrust pada posisi terbaring tidak dianjurkan, yang dianjurkan adalah langsung melakukan Resusitasi Jantung 2aru RJ2. Abdo,inal Thru(t -/anu0er Hei,lich$ "a!a 'ang !ilakukan sen!iri
2ertolongan terhadap diri sendiri jika mengalami obstruksi jalan napas. *aranya ' kepalkan sebuah tangan, letakkan sisi ibu jari pada perut di atas pusar dan di ba/ah ujung tulang sternum, genggam kepala itu dengan kuat, beri tekanan ke atas kea rah diafragma dengan gerakan yang epat, jika tidk berhasil dapat dilakukan tindakan dengan menekan perut pada tepi meja atau belakang kursi
Gambar E. !bdominal *hrst dalam posisi berdiri
Bac& Blow untuk bayi
5ila penderita sadar dapat batuk keras, obser0asi ketat. 5ila nafas tidak efektif atau berhenti, lakukan bak blo/ B kali hentakan keras pada punggung korban di titik silang garis antar belikat dengan tulang punggungertebrae
Gambar 1. $ack blow pada bayi Che(t Thru(t untuk bayi, anak yang gemuk dan /anita hamil
5ila penderita sadar, lakukan chest thrst B kali tekan tulang dada dengan jari telunjuk atau jari tengah kira-kira satu jari di ba/ah garis imajinasi antara kedua putting susu pasien. 5ila penderita sadar, tidurkan terlentang, lakukanchest thrst , tarik lidah apakah ada benda asing, beri nafas buatan
reathing +engertian ' Memperbaiki fungsi 0entilasi dengan ara memberikan pernafasan
buatan untuk menjamin kebutuhan oksigen dan pengeluaran gas *>!. Tujuan ' Menjamin pertukaran udara di paru-paru seara normal. 4iagnosis '
7itegakkan
bila
pada
pemeriksaan
dengan
menggunakan
metode %ook %isten Feel lihat kembali pengelolaan jalan nafas tidak ada pernafasan dan pengelolaan jalan nafas telah dilakukan jalan nafas aman.
Tin!akan
Tanpa +lat ' Memberikan pernafasan buatan dari mulut ke mulut atau dari mulut ke hidung sebanyak ! dua kali tiupan a/al dan diselingi ekshalasi. 7engan +lat ' Memberikan pernafasan buatan dengan alat 3+mbu bag4 self inflating bag yang dapat pula ditambahkan oksigen. 7apat juga diberikan dengan menggunakan 0entilator mekanik 0entilatorrespirator +emeriksaan "ernafasan : /ook -/ihat
- gerak dada - gerak uping hidung flaring nostril - retraksi sela iga - gerak dada - gerak uping hidung flaring nostril - retraksi sela iga /isten -4engar
- Suara nafas, suara tambahan ,eel -6asakan
- ;dara nafas keluar hidung-mulut +al"asi -6aba
- gerakan dada, simetris? +erkusi - etuk
- Redup? @ipersonor? Simetris?
2uskultasi #menggunakan stetosko"%
- Suara nafas ada? Simetris? .onki atau whe/ing ? 6ontgen !a!a
kalau tersedia dan pasien sudah stabil
+da napas?
•
+da luka dada terbuka atau menghisap?
•
+da 2neumothoraks tension?
•
+da 2atah iga ganda uriga 9lail *hest ?
•
+da @emothoraks?
•
+da emfisema ba/ah kulit?
Tan!a !istres nafas •
•
6erak uping hidung flaring nostril
•
Tarikan sela iga retraksi
•
Tarikan otot leher tracheal tg
•
•
@ipotensi
•
Eena leher distensi
•
Sianosis tanda lambat
+emberian nafas buatan
7iberikan sebanyak 1!-!" kalimenit sampai dada nampak terangkat. 7iberikan bila nafas abnormal, tidak usah menunggu sampai apnea dulu 5erikan tambahan oksigen bila tersedia. Jika udara masuk ke dalam lambung, jangan dikeluarkan dengan menekan lambung karena akan berisiko aspirasi.
;ntuk memberikan bantuan pernafasan mulut ke mulut, jalan nafas korban harus terbuka. 2erhatikan kedua tangan penolong pada gambar masih tetap melakukan teknik membuka jalan nafas 3Chin lift 4. @idung korban harus ditutup bisa dengan tangan atau dengan menekankan pipi penolong pada hidung korban. Mulut penolong menakup seluruh mulut korban. Mata penolong melihat ke arah dada korban untuk melihat pengembangan dada. 2emberian pernafasan buatan seara efektif dapat diketahui dengan melihat pengembangan dada korban.5erikan 1 kali pernafasan selama 1 detik, berikan pernafasan biasa.kemudian berikan pernafasan kedua selama 1 detik. 5erikan nafas seara biasa untuk menegah penolong mengalami pusing atau berkunang-kunang. ;ntuk bayi dan anak, nafas buatan yang diberikan lebih sedikit dari orang de/asa, dengan tetap melihat pengembangan dada.;sahakan hindari pemberian pernafasan yang terlalu kuat dan terlalu banyak karena dapat menyebabkan kembung dan merusak paru-paru korban. :onsentrasi oksigen melalui udara ekspirasi mulut sekitar 1 G. *ara memberikan nafas buatan dari mulut ke hidung
*ara ini direkomendasikan jika pemberian nafas buatan melalui mulut korban tidak dapat dilakukan misalnya terdapat luka yang berat pada mulut korban, mulut tidak dapat dibuka, korban di dalam air atau mulut penolong tidak dapat menakup mulut korban. *ara memberikan nafas buatan dari mulut ke stoma lubang trakeostomi *ara ini diberikan pada pasien trakeostomi. *aranya sama dengan mulut ke mulut hanya saja lubang tempat masuknya udara adalah lubang trakeostomi 2emberian nafas buatan dengan menggunakan alat Gambar 8. ambubag bag-ale-masker
+mbu bag terdiri dari bag yang berfungsi untuk memompa oksigen udara bebas, 0al0epipa berkatup dan masker yang menutupi mulut dan hidung penderita. 2enggunaan ambu bag atau bagging sungkup memerlukan keterampilan tersendiri. 2enolong seorang diri dalam menggunakan amb bag harus dapat mempertahankan terbukanya jalan nafas dengan mengangkat rahang ba/ah, menekan sungkup ke muka korban dengan kuat dan memompa udara dengan memeras bagging. 2enolong harus dapat melihat dengan jelas pergerakan dada korban pada setiap pernafasan. +mbu bag sangat efektif bila dilakukan oleh dua orang penolong yang berpengalaman. Salah seorang penolong membuka jalan nafas dan menempelkan sungkup /ajah korban dan penolong lain memeras bagging. :edua penolong harus memperhatikan pengembangan dada korban Gambar ). *ara menggunakan ambubag
+mbu bag digunakan dengan satu tangan penolong memegang bag sambil memompa udara sedangkan tangan lainnya memegang dan memfiksasi masker. 2ada Tangan yang memegang masker, ibu jari dan jari telunjuk memegang masker membentuk huruf * sedangkan jari-jari lainnya memegang rahang ba/ah penderita sekaligus membuka jalan nafas penderita dengan membentuk huruf D. :onsentrasi oksigen yang dihasilkan dari ambu bag sekitar !" G. 7apat ditingkatkan menjadi 1""G dengan tambahan oksigen. ;ntuk kondisi yang mana penderita mengalami henti nafas dan henti jantung, dilakukan resusitasi jantung-paru-otak.
!. +pa indikasi penggunaan pulse oHymetri dan interpretasinya? 2ulse oHymetri merupakan suatu metode non-in0asi0e untuk memonitor persentase hemoglobin yang saturasi dengan oksigen. Metode ini menggunakan perbedaan panjang gelombang dari ahaya merah &&" nm dan ahaya infra merah %1" nm yang berasal dari sensor transmisi. :emudian ahaya merah dan ahaya infra merah tersebut mele/ati pembuluh balik dan pembuluh kapiler pada jari tangan, dan ditangkap oleh sensor deteksi. 7ata dari sensor deteksi tersebut dikirim ke mikrokontroller kemudian ditampilkan ke *7. 7i mi krokontroller, data tersebut diolah kemudian diproses untuk mendapatkan data konsentrasi oHyhemoglobin @b>!, deoHyhemoglobin R@b, dan oksigen saturasi Sp>!
#. Jelaskan maam-maam derajat hipoksi? 5lood 6as +rtery
2>!
"-1"" mm@g normal &"-% mm@g hipoksemi ringan ("-B%mm@g hipoksemi sedang I(" mm@g hipoksemi berat
Sa>!
%BG-%G normal I %"G hipoksemi
p@
,#B-,(B normal I,#B asidemia A,(B alkaemia
2a*o!
#B-(B mm@g normal A(B mm@g hipo0entilasi I#B mm@g hiper0entilasi
System respirasi
Takipneu, 0olume tidal turun,, dispneu, retraksi otot nafas, luba hidung melebar
Saraf pusat
Sakit kepala :ekaauan mental, agitasi Mudah terangsang, emas, bereringat Mengantuk
:ardio0askuler
Mula! takikardi, kemudian bradikardi jika otot jantung tidak uk mendapat >! 2eningkatan tekanan darah diikuti dengan penurunan tekanan dar jika tidak segera ditangani
:ulit
Sianosis sentral perifer
(. +pa prinsip terapi oksigen?
>ksigen >! merupakan salah satu komponen gas dan unsure 0ital dalam proses metabolisme, untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel tubuh. Seara normal elemen ini iperoleh dengan ara menghirup udara ruangan dalam setiap kali bernafas. 2enyampaian >! ke jaringan tubuh ditentukan oleh interaksi system respirasi, kardio0askuler dan keadaan hematologis. +danya kekurangan > ! ditandai dengan keadaan hipoksia, yang dalam proses lanjut dapat menyebabkan kematian jaringan bahkan dapat menganam kehidupan. :lien dalam situasi demikian mengharapkan kompetensi pera/at dalaam mengenal keadaan hipoksemia dengan segera untuk mengatasi masalah. 2emberian terapi >! memerlukan dasar pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi masuknya > ! dari atmosfir hingga sampai ke tingkat sel melalui al0eoli paru dalam proses respirasi. 5erdasarkan hal tersebut maka pera/at harus memahami indikasi pemberian >!, metode pemberian > ! dan bahaya-bahaya pemberian >!. T362+7 (S7G3N Terapi >! merupakan salah satu dari terapi pernafasan dalam mempertahankan okasigenasi jaringan yang adekuat. Seara klinis tujuan utama pemberian >! adalah 1 untuk mengatasi keadaan @ipoksemia sesuai dengan hasil +nalisa 6as 7arah, ! untuk menurunkan kerja nafas dan meurunkan kerja miokard. 01223 Digiti/ed by 454 digital library !
Syarat-syarat pemberian >! meliputi ' 1 :onsentrasi > ! udara inspirasi dapat terkontrol, ! Tidak terjadi penumpukan *> !, # mempunyai tahanan jalan nafas yang rendah, ( efisien dan ekonomis, B nyaman untuk pasien. 7alam pemberian terapi >! perlu diperhatikan 3@umidifiation4. @al ini penting diperhatikan oleh karena udara yang normal dihirup telah mengalami humidfikasi sedangkan >! yang diperoleh dari sumber > ! Tabung merupakan udara kering yang belum terhumidifikasi, humidifikasi yang adekuat dapat menegah komplikasi pada pernafasan.
a. ateter nasal Merupakan suatu alat sederhana yang dapat memberikan >! seara kontinu dengan aliran 1 ) & mnt dengan konsentrasi !(G ((G. - :euntungan 2emberian >! stabil, klien bebas bergerak, makan dan berbiara, murah dan nyaman serta dapat juga dipakai sebagai kateter penghisap. - :erugian Tidak dapat memberikan konsentrasi > ! yang lebih dari (BG, tehnik memasuk kateter nasal lebih sulit dari pada kanula nasal, dapat terjadi distensi lambung, dapat terjadi iritasi selaput lendir nasofaring, aliran dengan lebih dari & mnt dapat menyebabkan nyeri sinus dan mengeringkan mukosa hidung, kateter mudah tersumbat.
01223 Digiti/ed by 454 digital library #
b. anula nasal Merupakan suatu alat sederhana yang dapat memberikan >! kontinu dengan aliran 1 ) & mnt dengan konsentrasi > ! sama dengan kateter nasal. - :euntungan 2emberian >! stabil dengan 0olume tidal dan laju pernafasan teratur, mudah memasukkan kanul disbanding kateter, klien bebas makan, bergerak, berbiara, lebih mudah ditolerir klien dan nyaman. - :erugian Tidak dapat memberikan konsentrasi >! lebih dari ((G, suplai > ! berkurang bila klien bernafas le/at mulut, mudah lepas karena kedalam kanul hanya 1 m, mengiritasi selaput lendir. $. Sungku" muka se!erhana Merupakan alat pemberian >! kontinu atau selang seling B ) mnt dengan konsentrasi >! (" ) &"G. - :euntungan :onsentrasi >! yang diberikan lebih tinggi dari kateter atau kanula nasal, system humidifikasi dapat ditingkatkan melalui pemilihan sungkup berlobang besar, dapat digunakan dalam pemberian terapi aerosol. - :erugian Tidak dapat memberikan konsentrasi >! kurang dari ("G, dapat menyebabkan penumpukan *> ! jika aliran rendah. d. Sungkup muka dengan kantong rebreathing ' Suatu tehinik pemberian > ! dengan konsentrasi tinggi yaitu &" ) "G dengan aliran ) 1! mnt - :euntungan :onsentrasi >! lebih tinggi dari sungkup muka sederhana, tidak mengeringkan selaput lendir - :erugian Tidak dapat memberikan >! konsentrasi rendah, jika aliran lebih rendah dapat menyebabkan penumpukan *> !, kantong > ! bisa terlipat. e. Sungku" muka !engan kantong non rebreathing Merupakan tehinik pemberian > ! dengan :onsentrasi >! menapai %%G dengan aliran ) 1! mnt dimana udara inspirasi tidak berampur dengan udara ekspirasi - :euntungan ' :onsentrasi >! yang diperoleh dapat menapi 1""G, tidak mengeringkan selaput lendir. - :erugian :antong >! bisa terlipat. 8. Sistem aliran tinggi
Suatu tehnik pemberian > ! dimana 9i>! lebih stabil dan tidak dipengaruhi oleh tipe pernafasan, sehingga dengan tehnik ini dapat menambahkan konsentrasi > ! yang lebihtepat dan teratur. +dapun ontoh tehnik system aliran tinggi yaitu sungku" muka !engan *entur' . 2rinsip pemberian >! dengan alat ini yaitu gas yang dialirkan dari tabung akan menuju ke sungkup yang kemudian akan dihimpit untuk mengatur suplai > ! sehingga teripta tekanan negatif, akibatnya udaraluar dapat diisap dan aliran udara yang dihasilkan lebih banyak. +liran udara pada alat ini sekitas ( ) 1( mnt dengan konsentrasi #" ) BBG. - :euntungan 01223 Digiti/ed by 454 digital library (
:onsentrasi >! yang diberikan konstan sesuai dengan petunjuk pada alat dan tidak dipengaruhi perubahan pola nafas terhadap 9i>!, suhu dan kelembaban gas dapat dikontrl serta tidak terjadi penumpukan *> ! - :erugian :erugian system ini pada umumnya hampir sama dengan sungkup muka yang lain pada aliran rendah. B. 77? a. Sumbatan jalan napas i. 7efinisi ii. Dtiologi iii. 2atofisiologi i0. Maam-maam 0. 6ejala 0i. 2enanganan 0ii. :omplikasi (ST60S7 S2/062N N2+2S 1. 4efinisi 8. 3tiologi Ddema jalan napas ' dapat disebabkan infeksi difteri, reaksi alergi • atau akibat instrumentasi pemasangan pipa endotrakeal, bronskoskopi dan trauma tumpul. 5enda asing • Tumor, kista laring, papiloma larings, karsinoma larings, biasanya • sumbatan terjadi seara perlahan-lahan. Trauma daerah larings • Spasme otot larings ' tetanus, reaksi emosi • :elumpuhan otot abdutor pita suara abdutor paralysis' • terutama bila bilateral :elainan ongenital ' laryngeal /eb, fistula trakeoesofagus yang • menimbulkan laringotrakeomalasia. ). lasifikasi
>bstruksi Jalan
A. 5.
B. .
5ila sumbatan jalan napas partial menetap, maka aktifkan sistem pelayanan medik darurat. >bstruksi jalan napas partial dengan pernapasan yang buruk harus diperlakukan sebagai obstruksi jalan napas komplit. o :omplit total :orban biasanya tidak dapat berbiara, bernapas, atau batak. 5iasanay korban memegang lehernya diantara ibu jari dan jari lainnya. Saturasi oksigen akan dengan epat menurun dan otak akan mengalami kekurangan oksigen sehinga menyebabkan kehilangan kesadaran, dan kematian akan epat terjadi jika tidak diambil tindakan segera. +atogenesis
2enatalaksanaan obstruksi jalan napas oleh benda asing' a. Manu0er @eimlih hentakan subdiafragma-abdomen i. Suatu hentakan yang meneybabkan peningkatan tekanan pada diafragma shg memaksa udara yang ada didlam paru! untuk keluar dengan epat sehingga diharapkan dapat mendorong atau mengeluarkan benda asing yang menyumbat jalan napas. ii. Mungkin dibutuhkan pengulangan hentakan &-1" kali untuk membersihkan jalan napas. b. 2enyapuan jari i. 2enyapuan ini hanya dilakuakn atau digunakan pada orban tidak sadar, dengan muka menghadap keats buka mulut korban dengan memegang lidah dan rahang diantara ibu jari dan jari!nya, kemuadian mengangkat rahang ba/ah. ii. Tindakan ini akan menjauhkan lidah dengan kerongkongan serta menjauhkan benda asing yang mungkin menyangkut ditempat tersebut. Masukkan jari telunjuk tangan tangan lain Sumbatan jalan nafas
Dtiologi 7asar lidah, palatum molle, darah, orpal, tumor, spasme otot nafas, kelainan ongenital, seret, oedem, aspirasi dari gaster, a. 7asar lidah pada penderita :oma ok otot lidah dan leher lemas sehingga tidak mampu mengangkat dasar lidah dari dinding belakang faring hal ini terjadi bila kepala penderita posisi 9leHi b. 95 a dan b adalah yang biasa "a!a J N 2 . +a!a J N bronkospasme, sembab mukosa, sekresi bronkus, masuknya isi lambung atau benda asing ke dalam paru Trauma Trauma !a"at !isebabkan oleh karena ke$elakaan& gantung !iri& atau kasus "er$obaan "embunuhan. /okasi obstruksi biasan'a terja!i !i tulang rawan sekitar& misaln'a aritenoi!& "ita suara !ll. 8. en!a 2sing en!a 2sing tersebut !a"at tersangkut "a!a : a. /aring Terja!in'a obstruksi "a!a laring !a"at !iketahui melalui tan!atan!a sebagai berikut& 'akni se$ara "rogresif terja!i stri!or& !is"neu& a"neu& !igagia& hemo"sitis& "ernafasan !gn otot-otot nafas tambahan& atau !a"at "ula terja!i sianosis. Gangguan oleh ben!aben!a asing ini biasan'a terja!i "a!a anak-anak 'g !isebabkan oleh berbagai biji-bijian !an tulang ikan tg t!k teratur bentukn'a. b. Saluran nafas er!asarkan lokasi ben!a-ben!a 'g tersangkut !alam saluran nafas maka !ibagi atas :
+a!a Trakhea
en!a asing "a!a trakhea jauh lebih berbaha'a !ari "a!a !i !alam bronkhus& karena !a"at menimbulkan asfiksia. en!a asing !i!alam trakea ti!ak !a"at !ikeluarkan& karena tersangkut !i !alam rima glotis !an akhirn'a tersangkut !ilaring !an menimbulkan gejala obstruksi laring
+a!a ronkhus iasan'a akan tersangkut "a!a bronkhus kanan& oleh karena !iametern'a lebih besar !an formasin'a !ila"isi oleh sekresi bronkhus sehingga menja!i besar eganasan "a!a li!ah& nasofaring&laring !ll
#Sumber : uku 2gen!a Gawat 4arurat& Jili! 8& +rof. 4r.. 9. Tabrani 6ab%
:lasifikasi er!asarkan lokasi
+tas dan ba/ah er!asarkan jenis sumbatan
Total 2arsial
Sumbatan saluran napas atas dapat dibagi menjadi ( derajat berdasarkan kriteria Jakson. 1. Jakson 8 ditandai dengan sesak, stridor inspirasi ringan, retraksi suprasternal, tanpa sianosis. !. Jakson 88 adalah gejala sesuai Jakson 8 tetapi lebih berat yaitu disertai retraksi supra dan infrakla0ikula, sianosis ringan, dan pasien tampak mulai gelisah.
#. Jakson 888 adalah Jakson 88 yang bertambah berat disertai retraksi interkostal, epigastrium, dan sianosis lebih jelas. (. Jakson 8E ditandai dengan gejala Jakson 888 disertai /ajah yang tampak tegang, dan terkadang gagal napas. $. Sumbatan Jalan Nafas Total ila ti!ak !ikoreksi !alam waktu 5 – 1 menit !a"at mengakibatkan asfiksi # kombinasi antara hi"oksemia !an hi"er$arbi%& henti nafas !an henti jantung.
!. Sumbatan jalan Nafas "artial ila ti!ak !ikoreksi !a"at men'ebabkan kerusakan otak& sembab otak& sembab "aru& ke"a'ahan henti nafas !an henti jantung sekun!er. #Sumber : uku +enanganan +en!erita Gawat 4arurat& +rof. 46.!r. 7. 6iwanto& S".4& , 0N47+%
(bstruksi 'g trj!i !ibagi menja!i ) 'aitu : $. (bstruksi total Terja!i "erubahan 'g akut beru"a hi"oksemia 'g men'ebabkan terja!in'a kegagalan "ernafasan se$ara $e"at. Sementara kegagalan "ernafasan
sen!iri
men'ebabkan
terja!in'a
kegagalan
fungsi
kar!io*askuler !an men'ebabkan "ula terja!in'a kegagalan SS+ !imana "en!erita kehilangan kesa!aran se$ara $e"at !iikuti !engan kelemahan
motorik
bahkan mungkin
"ula ter!a"at renjatan
#seiFure. egagalan fungsi ginjal mengikuti kegagalan fungsi !arah !imana ter!a"at hi"oksemia& hi"erka"nia& !an lambat laun terja!i asi!osis res"iratorik !an metabolik !. ,enomena Che$k al*e
'aitu u!ara !a"at masuk& teta"i t!k keluar. kea!aan ini men'ebabkan terja!in'a
em"isema
"aru&
bahkan
!a"at
terja!i
em"isema
me!iastinum atau em"isema subkutan e. 0!ara !a"at keluar masuk walau"un terja!i "en'em"itan saluran nafas !ari ) bentuk kea!aan ini& (bstruksi total a!alah kea!aan 'g terberat !an memerlukan tin!akan 'g $e"at. !alam kea!aan +C( 8 tinggi !gn ke$e"atan "ernafasan );menit !lm usaha kom"ensasi maksimal. 4i atas kea!aan ini& "asien ti!ak !a"at mentoleransi. ila terja!i
hi"oksemia&
menan!akan
fase
"ermulaan
terja!in'a
kegagalan "ernafasan. #Sumber : uku 2gen!a Gawat 4arurat& Jili! 8& +rof. 4r.. 9. Tabrani 6ab%
Sumbatan Jalan nafas atas -
2arsial Masih bisa nafas, RR naik, nadi
-
Total ;dah ga bisa nafas, sianosis
Sumbatan jalan nafas ba/ah -
2arsial Total
6ejala dan tanda -
Snoring pangkal lidah hin lift, ja/ thrust, DTT 6urgling airan hipofaeing sution, finger s/abNkapas Stridor di plia 0okalis rioitiroidektomi, trakeostomi +sfiksi Sianosis
-
+pneu 5atuk RR naik
en!a 2sing !i /aring Stri!or& !is"neu& a"neu& !isfagia& hemo"sitis& "ernafasan !engan otot-otot tambahan& !a"at "ula terja!i sianosis #9b (rang anemia a"akah a!a sianosis Sianosis tak kelihatan en!a 2sing !i Trakhea /ebih
berbaha'a
!ari"a!a
menimbulkan asfiksia #%
!i!alam
bronkhus
karena
!a"at
. ter!engar stri!or !an akhirn'a trj!i
sianosis 'g !isertai !gn e!ema en!a 2sing !i ronkhus iasan'a
akan
tersangkut
"a!a
bronkhus
kanan&
oleh
karena
!iametern'a lebih besar !an formasin'a !ila"isi oleh sekresi bronkhus sehingga menja!i besar en!a 2sing !i Trankeobronkial +asien mengalami batuk 'g hebat !an bersin-bersin selama bebera"a menit. atuk ini !iikuti wheeFing #mengi% !an ila t!k ter!a"at riwa'at asma& maka hal ini harus !i$urigai sbg ben!a asing& terutama bila wheeFing #mengi% ter!a"at !i unilateral.
er!asarkan tingkat obstruksi 'g trj!i "!a saluran nafas !ibagi mnj!i ) bagian& 'aitu : a. 4imana obstruksi 'g tj! !"t menganggu *entilasi& maka han'a !itemukan wheeFing tan"a !itemukan gangguan "a!a "arenkim "aru
b. ila terja!i obstruksi "arsial& maka !a"at terja!i $he$k *al*e "henomen atau em"isema "aru $. ila terja!i obstuksi total& maka akan terja!i atelektasis #Sumber : uku 2gen!a Gawat 4arurat& Jili! 8& +rof. 4r.. 9. Tabrani 6ab%
Stridor inspirasi pada kasus Stridor ekspirasi Stridor 0s /hee=ing
7iagnosis 6ejala dan tanda 6ejala dan tanda dibagi menjadi ( stadium Jakson ' 8. Sesak nafas, stridor inspirator, retraksi suprasternal, keadaan umum masih baik 88. 6ejala stadium 8 N retraksi epigastrium, penderita mulai gelisah 888. 6ejala stadium 88 N retraksi suprainfrakla0ikular, penderita sangat gelisah dan sianotik 8E. 6ejala stadium 888 N retraksi interostals, penderita berusaha sekuat tenaga untuk menghirup udara, lama kelamaan terjadi paralisis pusat pernafasan, penderita menjadi apatik dan akhirnya meninggal 1u,ber 2 3edaruratan /edi&4 Agu( 5urwadianto dan Budi 1a,%urna •
•
Sumbatan nafas total tidak terdengar suara nafas atau tidak terasa adanya aliran udara le/at hidung atau mulut, terdapat pula tambahan adanya retraksi pada daerah suprakla0ikula dan sela iga bila penderita masih bisa bernafas spontan dan dada tidak mengembang pada /aktu inspirasi, bila dilakukan inflasi paru biasanya mengalami kesulitan /alaupun dengan teknik yang benar Sumbatan nafas parsialterdengar aliran udara yang berisik dan kadang-kadang disertai retraksi bunyi lengkinglaringospasme bunyi seperti orang kumur sumbatan oleh benda asing
1u,ber 2 5ertolongan 5ada 3a(u( Gawat "arurat -Bantuan Hidu% an'ut$
Tanda tanda penderita yang mengalami 95+> ' Tampak kurangnya pertukaran udara dan o
o
meningkatnya kesulitan bernafas seperti batuk yang tidak bersuara, sianosis, atau tidak dapat bersuara dan bernafas. 2enderita memegang leher yang menampakkan
o
tanda umum tersedak Jika penderita ditanya PQ apakah anda tersedak?QQ pasien mengannguk tanpa berbiarasumbatan
o
yang berat 2ada anak dan bayi timbulnya gangguan pernafasan tiba-tiba disertai batuk, tersedak, stidor, dan /hee=ing 5ayi ' +spirasi mekonium
2enderita dengan kesadaran menurun mempunyai risiko tinggi untuk terjadinya gangguan jalan nafas karena ' o Selalu akan timbul airan dan refleH menelan hilang o RefleH batuk hilang dengan akibat aspirasi dan
obstruksi air/ay. :eadaan ini kerap kali memerlukan jalan nafas definitif Tanda objektif obstruksi jalan nafas o ook ' apakah kesadaran penderita berubah gelisahhipoksia, sianosis pada kuku, sekitar o
o
mulut, penggunaan otot pernafasan tambahan isten ' pernafasan yang berbunyiobstruksi ngorok snoring lidah jatuh ke belakang gurglingdarah atau airan stridor obstruksi parsial faring laring 9eel ' rasakan pergerakan udaran ekspirasi dan
tentukan apakah trakea terletak di garis tengah Teknik menjaga jalan nafas *hin lift o Ja/ thrust o o >2+ o <2+ Jalan nafas definiti0e0entilasi buatan dengan bantuan >! o 8ntubasi oro-trahea o 8ntubasi naso-trahea
o o
Surgial riothyroidotomy Surgial traheostomy
1u,ber 2 Ba(ic Trau,a ife 1u%%ort 6 Ba(ic Cardiac ife 1u%%ort
*ari gambar ombitube dan M+ 29 22 5lood 6as +rtery
2>!
"-1"" mm@g normal &"-% mm@g hipoksemi ringan ("-B%mm@g hipoksemi sedang I(" mm@g hipoksemi berat
Sa>!
%BG-%G normal I %"G hipoksemi
p@
,#B-,(B normal I,#B asidemia A,(B alkaemia
2a*o!
#B-(B mm@g normal A(B mm@g hipo0entilasi I#B mm@g hiper0entilasi
System respirasi
Takipneu, 0olume tidal turun,, dispneu, retraksi otot nafas, luba hidung melebar
Saraf pusat
Sakit kepala :ekaauan mental, agitasi Mudah terangsang, emas, bereringat Mengantuk
:ardio0askuler
Mula! takikardi, kemudian bradikardi jika otot jantung tidak uk
mendapat >! 2eningkatan tekanan darah diikuti dengan penurunan tekanan dar jika tidak segera ditangani :ulit
Sianosis sentral perifer
2enatalaksanaan sumbatan jalan nafas 2emeriksaan Jalan
Gambar 1. *ara pemeriksaan %ook-%isten-Feel (%%F) dilakukan seara simultan.
*ara ini dilakukan untuk memeriksa jalan nafas dan pernafasan. Tindakan Membuka jalan nafas dengan proteksi er0ikal •
Chin %ift maneer tindakan mengangkat dagu
•
aw thrst maneer tindakan mengangkat sudut rahang ba/ah
•
Head *ilt maneer tindakan menekan dahi
6ambar dan penjelasan lihat diba/ah. 8ngat
2ada
pasien
dengan
dugaan
edera
leher
dan
kepala,
hanya
dilakukanmaneer +aw thrst dengan hati-hati dan menegah gerakan leher. ;ntuk memeriksa jalan nafas terutama di daerah mulut, dapat dilakukan teknik Cross Finger yaitu dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk yang disilangkan dan menekan gigi atas dan ba/ah. •
5ila jalan nafas tersumbat karena adanya benda asing dalam rongga mulut dilakukan pembersihan manual dengan sapuan jari. •
:egagalan membuka nafas dengan ara ini perlu dipikirkan hal lain yaitu adanya sumbatan jalan nafas di daerah faring atau adanya henti nafas apnea •
5ila hal ini terjadi pada penderita tidak sadar, lakukan peniupan udara melalui mulut, bila dada tidak mengembang, maka kemungkinan ada sumbatan pada jalan nafas dan dilakukanmaneer Heimlich. •
Gambar 8. 2emeriksaan sumbatan jalan nafas di daerah mulut dengan
menggunakan teknik cross finger Tanda-tanda adanya sumbatan ditandai adanya suara nafas tambahan ' Mendengkur snoring , berasal dari sumbatan pangkal lidah. *ara mengatasi ' chin lift& +aw thrst , pemasangan pipa orofaringnasofaring, pemasangan pipa endotrakeal. •
5erkumur gargling , penyebab ' ada airan di daerah hipofaring. *ara mengatasi ' finger s/eep, pengisapansution. •
Stridor crowing , sumbatan mengatasi 'cricotirotomi& trakeostomi. •
di
plika
0okalis.
*ara
!. Membersihkan jalan nafas Sapuan jari finger sweep 7ilakukan bila jalan nafas tersumbat karena adanya benda asing pada rongga mulut belakang atau hipofaring seperti gumpalan darah, muntahan, benda asing lainnya sehingga hembusan nafas hilang. *ara melakukannya '
Miringkan kepala pasien keuali pada dugaan fraktur tulang leher kemudian buka mulut dengan ja/ thrust dan tekan dagu ke ba/ah bila otot rahang lemas maneer emaresi •
6unakan ! jari jari telunjuk dan jari tengah yang bersih atau dibungkus dengan sarung tangankassakain untuk membersihkan rongga mulut dengan gerakan menyapu. •
Gambar ). Tehnik finger sweep
#. Mengatasi sumbatan nafas parsial 7apat digunakan teknik manual thrust •
•
•
!bdominal thrst Chest thrst $ack blow
6ambar dan penjelasan lihat di ba/ah Jika sumbatan tidak teratasi, maka penderita akan ' •
6elisah oleh karena hipoksia
•
6erak otot nafas tambahan retraksi sela iga, traheal tug
•
6erak dada dan perut paradoksal
•
Sianosis
•
:elelahan dan meninggal
2rioritas utama dalam manajemen jalan nafas adalah J++< <+9+S 5D5+S •
2asien sadar, ajak biara. 5iara jelas dan lanar berarti jalan nafas bebas
•
5eri oksigen bila ada & litermenit
Jaga tulang leher ' baringkan penderita di tempat datar, /ajah ke depan, posisi leher netral •
•
GambarA. 2asien tidak sadar dengan posisi terlentang, perhatikan jalan nafasnya
2angkal lidah tampak menutupi jalan nafas %akkan teknik chin lift ata +aw thrust untuk membuka jalan nafas. 8ngat tempatkan korban pada tempat yang datar :epala dan leher korban jangan terganjal Chin ift
7ilakukan dengan maksud mengangkat otot pangkal lidah ke depan *aranya ' gunakan jari tengah dan telunjuk untuk memegang tulang dagu pasien kemudian angkat. Head Tilt
7lilakukan bila jalan nafas tertutup oleh lidah pasien, ,ngat *idak boleh dilakkan pada pasien dgaan fraktr serikal' *aranya ' letakkan satu telapak tangan di dahi pasien dan tekan ke ba/ah sehingga kepala menjadi tengadah dan penyangga leher tegang dan lidahpun terangkat ke depan.
Gambar 5. tangan kanan melakukan Chin lift dagu diangkat. dan tangan kiri
melakukan head tilt . 2angkal lidah tidak lagi menutupi jalan nafas. *aw thru(t
*aranya ' dorong sudut rahang kiri dan kanan ke arah depan sehingga barisan gigi ba/ah berada di depan barisan gigi atas