BAB 1 PENDAHULUAN
A. .Lat .Latar ar bel belak akan ang g
Deman kejang atau febril convulsion ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh(suhu rektal diatas 38 C) yang disebabkan oleh proses ekstraknium. Deman kejang merupakan kelainan neurologis yang paling sering dijumpai d ijumpai pada p ada anak, anak , terutama pada golongan golo ngan anak umur bulan sampai ! tahun. "ampir 3# dari anak yang berumur diba$ah % tahun pernah menderita deman kejang (&gastya,'%). orld "eal "ealth th *rga *rganit nitat ation ion ( ("* "*)) memp memper erkir kirak akan an pada pada tahun tahun' '+ + terdapat lebih dari ',% juta penderita demam kejang dan lebih dari ' ribu dianta diantaran ranya ya menin meningga ggal. l. -nsid -nsiden en terja terjadi dinya nya demam demam kejan kejang g diperk diperkira irakan kan mencapai '!# dari jumlah penduduk penduduk /0, /merika /merika selatan, selatan, dan eropa barat. &amun di /sia dilaporkan penderitanya lebih tinggi, hampir 3# dari anak yang berumur diba$ah % tahun pernah menderita demam kejang. Demam kejan kejang g lebih lebih sering sering didapa didapatk tkan an pada pada laki lakila laki ki dari dari pada pada perem perempua puan. n. "al "al tersebut disebabkan karena $anita didapatkan maturasi serebral yang lebih cepat dibandingkan lakilaki. -nsiden terulangnya kejang berkisarantara '%# sampai %# yang umumnya terjadi pada bulan pertama (12.0umijati,'). erda erdasrk srkan an hasil hasil prasur prasurvey veyu u di -ndon -ndonesi esiaa terda terdapa patt '% kasus kasus demam demam kejang, 8# ( kasus) disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan,' pasien demam demam kejan kejang g menin meningga ggall denga dengan n obser observas vasii meningitis dab 2nchepa 2nchepaliti litiss (4eguh 0ubianto,'+).
Demam kejang merupakan kedaruratan medis yang memerlukan medis pertolongan segera. angkitkan kejang pada anak disebabkan oleh kenaikan suhu badan yang tinggi dan cepat, yang disebabkan oleh infeksi diluar susunan syaraf syaraf pusat pusat misalny misalnya5 a5 tonsilli tonsillitis, tis, otitis otitis media media akut,br akut,bronch onchitis itis.. /kibat /kibatnya nya demam kejang masalah yang terjadi adalah kerusakan sel otak, suhu yang menin meningka gkatt diata diatass suhu suhu norma normal, l, resiko resiko terja terjadi di bahaya bahaya atau atau kompli komplika kasi, si, gangguan rasa aman dan nyaman, maka dari itu diagnosa secara dini serta pertolongan yang tepat sangat s angat diperlukan untuk menghindari cacat yang lebih l ebih parah, yang diakibatkan diakiba tkan bangkitan kejang kej ang yang berulang (De$i,'). (De$i,' ). 0elain 0elain dampak dampak biologis biologis,, klien klien juga mengala mengalami mi pengaruh pengaruh psikosos psikososial ial.. Dampak keadaan ini klien akan merasa rendah tinggi karena perubahan pada tubuhnya. 6lien juga aktivitasnya yang dapat menimbulkan bahaya bagi anak ("endarson,++7). Dari ooenelitian ooenelitian terhadap terhadap !3 pasien pasien demam sederhana, sederhana, tidak tidak terdapat kelainan pada -, tetapi pada pasien demam kejang yang sebelumnya telah terdapat gangguan perkembangan atau kelainan neurulogis akan didapatkan - yang lebih rendah dibandingkan dengan saudaranya. 9ika demam kejang diikuti dengan terulangnya kenjang pada demam, retardasi mental akan terjadi % kali lebih besar (&gastiah,'%). :eran pera$at sangat dibutuhkan dalam mengatasi demam kejang, peran pera$at sebagai promotif yaitu memberikan memberik an penyuluhan atau at au pengarahan pada kelu keluar arga ga tent tentan ang g cara cara meng mengat atas asii dema demam m keja kejang ng deng dengan an menj menjel elas aska kan n pengertian, tanda dan d an gejala serta akibat ak ibat dari demam kejang, sedangkan peran pera$at sebagai preventif yaitu melakukan pencegahan terhadap demam
Demam kejang merupakan kedaruratan medis yang memerlukan medis pertolongan segera. angkitkan kejang pada anak disebabkan oleh kenaikan suhu badan yang tinggi dan cepat, yang disebabkan oleh infeksi diluar susunan syaraf syaraf pusat pusat misalny misalnya5 a5 tonsilli tonsillitis, tis, otitis otitis media media akut,br akut,bronch onchitis itis.. /kibat /kibatnya nya demam kejang masalah yang terjadi adalah kerusakan sel otak, suhu yang menin meningka gkatt diata diatass suhu suhu norma normal, l, resiko resiko terja terjadi di bahaya bahaya atau atau kompli komplika kasi, si, gangguan rasa aman dan nyaman, maka dari itu diagnosa secara dini serta pertolongan yang tepat sangat s angat diperlukan untuk menghindari cacat yang lebih l ebih parah, yang diakibatkan diakiba tkan bangkitan kejang kej ang yang berulang (De$i,'). (De$i,' ). 0elain 0elain dampak dampak biologis biologis,, klien klien juga mengala mengalami mi pengaruh pengaruh psikosos psikososial ial.. Dampak keadaan ini klien akan merasa rendah tinggi karena perubahan pada tubuhnya. 6lien juga aktivitasnya yang dapat menimbulkan bahaya bagi anak ("endarson,++7). Dari ooenelitian ooenelitian terhadap terhadap !3 pasien pasien demam sederhana, sederhana, tidak tidak terdapat kelainan pada -, tetapi pada pasien demam kejang yang sebelumnya telah terdapat gangguan perkembangan atau kelainan neurulogis akan didapatkan - yang lebih rendah dibandingkan dengan saudaranya. 9ika demam kejang diikuti dengan terulangnya kenjang pada demam, retardasi mental akan terjadi % kali lebih besar (&gastiah,'%). :eran pera$at sangat dibutuhkan dalam mengatasi demam kejang, peran pera$at sebagai promotif yaitu memberikan memberik an penyuluhan atau at au pengarahan pada kelu keluar arga ga tent tentan ang g cara cara meng mengat atas asii dema demam m keja kejang ng deng dengan an menj menjel elas aska kan n pengertian, tanda dan d an gejala serta akibat ak ibat dari demam kejang, sedangkan peran pera$at sebagai preventif yaitu melakukan pencegahan terhadap demam
kejang yaitu dengan cara bila anak terjadi demam kompres kompres dengan air hangat, berikan pakaian yang tipis pada anak dan berikan anak banyak minum air putih. erbeda lagi dengan peran pera$at sebagai kuratif yaitu memberikan pengobatan dengan asuhan kepera$atan tetapi biasanya dalam memberikan pengobatan pera$at berkolaborasi berkolab orasi dengantim deng antim medis lainnya lain nya untuk pengobatan yang lebih maksimal. Contoh obat tradisionalnya tradisionalnya yaitu daun jeruk manis yang besar secukupnya, cuka encer secukupnya, diremasremas, untuk kompres dikepala, diperbaharui bila kepala sudah kering. :eran pera$at yang terakhir sebagai rehabilitative yaitu proses penyembuhan dari demam kejang yaitu cara mrnjaga kesehatan anak dari penyebab demam kejang (;randell,'+). 6are 6arena na meli melihat hat banya banyakny knyaa kasus kasus anak anak dengan dengan demam demam kejan kejang, g, maka maka diharapka diharapkan n pera$at pera$at mampu mampu memberi memberikan kan pelayana pelayanan n sesuai sesuai peran peran pera$at pera$at sebagai promotif, preventif,kuratif dan rehabilitatif. 1aka dari itulah penulis tertarik tertarik untuk untuk melakuk melakukan an /suhan /suhan 6epera$ 6epera$atan atan pada anak dengan dengan demam demam kejang di ruang ra$at inap <0=D :/<-/1/&.
B. Pene Peneta tapa pan n Masal Masalah ah
agaim agaimana ana menerap menerapkan kan pelaksan pelaksanaan aan /suhan /suhan 6epera$ 6epera$atan atan pada anak dengan demam kejang di ruang ra$at inap <0=D :/<-/1/&.
C. Tujuan juan Studu Studu as asus us . 4ujua juan umum 1ampu 1ampu memberi memberikan kan /suhan /suhan 6epera$ 6epera$atan atan pada anak dengan dengan demam demam
kejang di ruang ra$at inap <0=D :/<-/1/&. '. 4ujuan juan khus khusus us a. 1ampu 1ampu melakuka melakukan n pengkajian pengkajian asuhan asuhan kepera kepera$at $atan an pada anak anak dengan dengan demam kejang diruang ra$at inap anak <0=D :/<-/1/&.
b. 1ampu menganalisa dan menegakkan diagnosa pada anak dengan demam kejang di ruang ra$at inap <0=D :/<-/1/&. c. 1ampu 1ampu menyusu menyusun n renca rencana na kepera$ kepera$at atan an pada anak dengan dengan demam demam kejang di ruang ra$at inap <0=D :/<-/1/&. d. 1amp 1ampu u mela melaks ksan anak akan an renc rencan anaa kepa kepaer era$ a$at atan an pada pada anak anak deng dengan an demam kejang di ruang ra$at inap anak <0=D :/<-/ :/<-/1/&. 1/&. e. 1amp 1ampu u mela melaku kuka kan n eval evalua uasi si terh terhad adap ap asuh asuhan an kepe kepera ra$a $ata tan n yang yang dilaksanakan pada anak dengan demam kejang di ruang ra$at inap anak <0=D :/<-/1/&. f. 1endokum 1endokumenta entasika sikan n hasil penel penelitia itian n dan tindaka tindakan n yang dilaks dilaksanak anakan an pada anak dengan demam kejang di ruang ra$at inap anak <0=D :/<-/1/&. D. Man!a Man!aat at Stu Stud" d" asus asus a. agi pen penuli ulis 0ebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmuilmu yang didapatkan bagi
penulis dalam menerapkan asuhan asuh an kepera$atan pada anak khususnya k hususnya pada penyakit demam kejang. b. agi institusi "asil studi kasus ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan akademi untuk pengembangan pembelajaran kejang demam selanjutnya. c. agi agi ruma rumah h saki sakitt 0ebagai sarana di rumah sakit agar berguna untuk mengaplikasikan asuhan kepera$atan demam kejang yang lebih benar dan tepat. d. agi klien Dengan adanya studu kasus tentang asuhan kepera$atan pada klien anak deng dengan an dema demam m keja kejang ng ini, ini, diha dihara rapk pkan an klie klien n mend mendap apat atka kan n asuh asuhan an kepera$atan yang baik dari tenaga pera$at.
BAB ## T#N$AUAN TE%T#S
A. 'nsep Dasar 1. De!en"s"
6ejang (konvulsi) merupakan akibat dari pembebasan listrik yang tidak terkontrol dari sel saraf korteks serebal yang ditandai dengan serangan tibatiba, terjadi gangguan kesadaran ringan, aktifitas motorik, dan atau gangguan fenomena sensori (doengos, '). 6ejang merupakan gangguan pada fungsi otak yang normal sebagai akibat dari aliran elektrik yang abnormal di otak, yang dapat
menyebabkan hilangnya kesadaran, gerakan tubuh yang tidak terkendali, perubahan prilaku dan sensasi, dan perubahan system otonom (Donna > ong,'!). Demam kejang atau febril convulsion adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rectal diantara 38 C) yang disebabkan oleh proses ekstrakraium (&gastuyah,'%). 6ejang merupakan suau perubahan fungsi pada otak secara mendadak dan sangat singkat atau sementara yang disebabkan oelh aktifitas otak yang abnormal serta adanya pelepasan listrik serebral yang sangat berlebihan ("idayat,'8). Demam kejang ( Febril convulsion) adalah kejang pada bayi atau anakanak yang terjadi akibat demam, tanpa adanya infeksi pada susunan saraf pusat atau kelainan saraf lainnya (aby and Child "ealth,'). (. Et"'l'g"
:enyebab demam kejang hingga kini belum diketahui dengan pasti, demam sering disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan atas, otitis media akut, pneumonia, gastroenteritis dan infeksi saluran kemih. 6ejang tidak selalu timbul pada suhu tinggi. 6adangkadang demam yang tidak begitu tinggi dapat menyebabkan kejang (1ansjoer,'). :enyebab demam kejang yang sering ditemukan adalah5 a. ?aktor predisposisi5 . 6eturunan, orang tua yang memiliki ri$ayat kejang sebelumnya dapat diturunkan pada anaknya.
'. =mur, (lebih sering pada umur @% tahun), karena sel otak pada anak belum matang sehingga mudah mengalami perubahan konsentrasi ketika mendapat rangsangan tibatiba. b. ?aktor presipitasi5 . /danya proses infeksi ekstraknium oleh bakteri atau virus misalnya infeksi saluran pernafasan atas, otitis media akut, tonsilitis, gastroenteritis infeksi traktus urinarius dan faringitis. '. 6etidak seimbangan ion yang mengubah keseimbangan elektrolit sehingga mengganggu hemeostatis kimia$i neuron sehingga terjadi kelainan depolarisasi neuron misalnya hiponatremia, hipernatremia, hipoglikemia, hipoklasemia dan hipomagnesemia. 3. Demam kejang yang disebabkan oelh kejadian perinatal (trauma kepala, infeksi premature, hipoksia) yang dapat menyebabkan kerusakan otak. 1enurut staf pengajar ilmu kesehatan anak ?6=- (+8%5%). ?aktor presipitasi demam kejang5 cenderung timbul '! jam pertama pada $aktu sakit demam atau dimana demam mendadak tinggi karena infeksi pernafasan bagian atas. Demam lebih sering disebabkan oleh virus dari pada bakterial. ). Man"!estas" kl"n"s
4anda dan gejala yang bisa muncul pada penderita demam kejang adalah (sujono dan sukarmin,'+) 5 a. 0uhu tubuh anak (suhu rectal) lebih dari 38 C b. 4imbulnya kejang yang bersifat tonikklonik,tonik, klonik, fokal atau akinetik.
eberapa detik
setelah
kejang
berhenti anak tidak
memberikan reaksi apapun tetapi beberapa saat kemudian anak akan tersadar kembali tanpa ada kelainan persarafan.
c. 0aat kejang anak tidak berespon terhadap rangsangan seperti panggilan, cahaya (penurunan kesadaran). 0elain itu pedoman mendiagnosis dalam demam kejang menurut living stone juga dapat kita jadikan pedoman untuk menentukan manifestasi klinik demam kejang. /da 7 kriteria antara lain5 a. =mur anak saat kejang antara sampai ! tahun b. 6ejang hanya berlangsung tidak lebih dari % menit c. 6ejang bersifat umum (tidak pada satu bagian tubuh seperti pada otot rahang saja). d. 6ejang timbul jam pertama setelah timbulnya demam e. :emeriksaan 2lektro 2nchephalograpy dalam kurun $aktu minggu atau lebih setelah suhu normal tidak dijumpai kelainan. f. ?rekuensi kejang dalam $aktu tahun tidak lebih dari ! kali. *. Anat'+" ,"s"'l'g" 0eperti yang dikemukakan syaifuddin ('), bah$a system saraf terdiri system saraf pusat (sentral nervous system) yang terdiri cerebellum, medulla oblongata dan pons (batang otak) serta medulla spinalis (sumsum tulang belakang), system saraf tepi (peripheral nervous system) yang terdiri dari nervus cranialis (sarafsaraf kepala) dan semua cabang dari medulla spinalis, system saraf gaib (autonomic nervous system) yang terdiri dari sympatis (sistem saraf simpatis) dan parasymphatis (sistem saraf parasimpatis). *tak berada di dalam saraf rongga tengkorak (cavum cranium) dan dibungkus oleh selaput otak yang disebut meningen yang berfungsi untuk melingdungi struktur saraf terutama terhadap resiko benturan atau guncangan. 1eningen terdiri dari 3 lapisan yaitu duramater,arachmoid dan piamater.
0istem saraf pusat ( Central &ervous 0ystem) terdiri dari5 . Cereblum (otak besar) 1erupakan bagian terbesar yang mengisi daerah anterior dan superior rongga tengkorak dimana cerebrum ini mengisi cavum cranialis anterior dan cavum cranialis media. Cerembrum terdiri dari dua lapisan yaitu5 Corteks cerebri dan medulla cerebri. ?ungsi dari cerembrum adalah pusat
motorik, pusat
bicara,pusat sensori, pusat pendengaranAauditorik, pusat penglihatanA visual, pusat pengecap dan pembau serta pusat pemikiran. 0ebagian kecil substansia gressia masuk kedalam daerah substansia alba sehingga tidak berada di corteks cerebri lagi tepi sudah berada di dalam daerah medulla cerebri. :ada setiap hemisfer cerebri ini lah yang disebut sebagai ganglia basalis. Bang termasuk ganglia basalis ini adalah5 . 4hamalus 1enerima semua impuls sensorik dari seluruh tubuh, kecuali impuls pembau langsung sampai ke korteks cerebri. ?umgsi thamalus terutama enting untuk integrasi semua impuls sensoerik. 4halamus juga merupakan pusat panas dan rasa nyeri. '. "ypothalamus 4erletak di inferior thalamus, didasar ventrikel --- hypothalamus terdiri dari beberapa nukleus yang masingmasing mempunyai kegiatan fisiologi yang berbeda. "ypothalamus merupakan daerah penting untuk mengatur fungsi alat demam seperti mengatur metebolisme, alat genitalia, tidur dan bangun, suhu tubuh, rasa lapar dan haus, saraf otonom dan sebagainya. ila terjadi perubahanperubahan.
0eperti
pada
kasus
kejang
demam,
hypothalamus berperan penting dalam proses tersebut karena
fungsinya yang mengatur kesimbangan suhu tubuh terganggu akibat adanya prosesproses patologik ekstrakranium. 3. ?ormation
&ervus
olfaktoris
("ilangnya
daya
penghiduan). ')&.-- 5 &ervus *ptikus (4ajam penglihatan). 3)&.--5 &ervus *kulamotorius (:ergerakan bola mata). !)&.- 5
&ervus 4roklearis (:ergerakan bola
mata ke arah keba$ah dalam %)&. 5 &ervus 4rigeminus (:emeriksaan motorik). )&.5 &ervus /bducen (:ergerakan bola mata ke lateral atau samping). 7)&.-5 &ervus ?asialis (:emeriksaan fungsi motorik). 8)&.--5
&ervus
/kustikus
fungsi koklearis untuk :endengaran). +)&.- 5 &ervus (:emeriksaan motorik). ) &. 5 &ervus
agus
bersamaan dengan dengan nervus -
(:emeriksaan
;lossofaringeus
(:emeriksaan
) &.-
5
&ervus
1otorik). ') &.-5
&ervus
/ccecorius
"ipogosus
(:emeriksaan
(;angguan
:ergerakan >idah). 0ystem saraf otonom ini tergantung dari system sistema saraf pusat dan system saraf otonom dihubungkan dengan saraf uraturat saraf aferent dan saraf efferent. 1enurut fungsinya system saraf otonom ada ' dimana keduanya mempunyai serat pre dan post ganglionik yaitu system simpatis dan parasimpatis. Bang termasuk dalam saraf system saraf simpatis adalah5 ) :usat saraf di medulla servikalis, torakalis,lumbal dan seterusnya. ') ;anglion simpatis dan serabutserabutnya yang disebut trunkus symphatis. 3) :leksus pre vertebral5 post ganglionik yang dicabangkan dari ganglion kolateral. 0ystem saraf parasimpatis ada ' bagian yaitu5 serabut saraf yang dicabangkan dari medulla simpatis 5 . 0erabut saraf yang dicabangkan dari otak atau batang otak '. 0erabut saraf yang dicabangkan dari medulla spinalis. -. ,"s"'l'g" =ntuk mempertahankan kelangsungan hidup sel atau organ otak yang diperlukan energy yang didapat dai metabolisme. ahan baku untuk metabolisme otak yang terpenting adalah glukosa. 0ifat C* dan air. 0el dikelilingi oleh membrane yang terdiri dari permukaan dalam yaitu lipiod dan permukaan luar yaitu ionik. Dalam keadaan normal membrane sel neuron dapat dilalui dengan mudah oleh ion kalium (6) dan sangat sulit dilalui oleh ion natrium (&/) dan elektrolit lainnya,kecuali ion klorida (C-). /kibatnya konsentrasi 6 dalam sel nuron tinggi dan konsentrasi &a
rendah, sedangkan diluar sel neuron terdapat keadaan sebaliknya. 6arena perbedaan jenis dan konsentrasi ion di dalam dan diluar sel, maka terdapat perbedaan potensial membram yang disebut potensial membran dari neuron. =ntuk menjaga keseimbangan potensial membran ini diperlukan energi dan bantuan enEim &/6 /4:ase yang terdapat pada permukaan sel. 6eseimbangan potensial membrame ini dapat diubah oleh5 . :erubahan konsentrasi ion dirunag ekstraseluler '.
keadaan
demam
kenaikan
suhu
tubuh
FC
akan
mengakibatkan kenaikan metabolisme dan kebutuhan oksigen akan meningkat '#. *leh karena itu, kenaikan suhu tubuh dapat mengubah keseimbangan dari membrane sel neuron dan dalam $aktu yang singkat terjadi difusi dari ion kallium mauoun ion natrium melalui membrane tersebut dengan akibat terjadinya lepas muatan listrik. >epas muatan listrik ini demikian besarnya sehingga dapat meluas keseluruhan sel maupun ke membrane
sel
sekitarnya
dengan
bantuan
bahan
yang
disebut
neotransmiter dan terjadi demam kejang. 4iap anak mempunyai ambang kejang yang berbeda dan tergantung tinggi rendahnya ambang kejang seseorang anak akan menderita kejang pada suhu tertentu. :ada anak dengan ambang kejang yang rendah, kejang telah terjadi pada suhu 38FC sedang anak dengan ambang kejang yang tinggi kejang baru terjadi apabila suhu anak telah mencapai !FC atau lebih. Dari kenyataan ini dapat
disimpulkan bah$a berulangnya demam kejang lebih sering terjadi pada anak
dengan
ambang
kejang
yang
rendah
sehingga
dalam
penanggulangannya perlu memperhatikan pada tingkat suhu beberapa pasien penderita demam kejang. Demam kejang yang berlangsung singkat pada umumnya tidak berbahaya dan tidak meninggalkan gejala sisa. 4etapi kejang yang berlangsung lama (lebih dari % menit) biasanya disertai apnea, meningkatnya kebutuhan oksigen, dan energi untuk kontraksi latlat skelet yang akhirnya terjadi hipoksemia,hiperkapnia,asidosis latlat disebabkan oleh metabolisme anaerobik,hipotensi,arterial disertai dengan denyut jantung yang tidak teratur dan suhu tubuh makin meningkat yang disebabkan
makin
meningkatnya
aktivitas
otot
dan
selanjutnya
menyebabkan metabolisme otak menningkat.
kejadian diatas adalah faktor penyebab hingga
terjadinya kerusakan neuron otak selama berlangsungnya kejang lama. ?aktor terpenting adalah gangguan peredaran darah yang mengakibatkan hipoksia sehingga meninggikan permeabilitas kapiler dan timbul edema otak yang mengakibatkan kerusakan sel neuron otak. 6erusakan pada daerah medial lobus temporalis setelah mendapat serangan kejang yang berlangsung lama dapat menyebabkan kelainan anatomis otak sehingga dapat terjadi dapat terjadi epilepsy.(&gastyah,'%). -nfeksi
yang
terjadi
pada
jaringan
diluar
kranial
seperti
tonsilitis,otitis media akut bronkitis penyebab terbanyaknya adalah bakteri
yang bersifat toksik. 4oksik yang dihasilkan oleh mikroorganisme dapat menyebar ke seluruh tubuh melalui hematogen mauoun limfogen. :enyebaran
toksik ke seluruh
tubuh
akan
direspon oleh
hipotalamus dengan menaikkan pengaturan suhu di hipotalamus sebagai tanda tubuh mengalami bahaya secara sistemik. &aiknya pengaturan suhu di hipotalamus akan merangsang kenaikan suhu dibagian tubuh yang lain seperti otot,kulit sehingga terjadi peningkatan kontraksi otot. &aiknya suhu di hipotalamus, otot, kulit dan jaringan tubuh yang lain akan di sertai pengeluaran mediator kimia seperti epinefrin dan prostaglandin.
:engeluaran
mediator
kimia
ini
dapat
merangsang
peningkatan potensial aksi pada neuron. :eningkatan potensial inilah yang merangsang perpindahan ion natrium,ion kallium dengan cepat dari luar sel menuju kedalam sel. :eristi$a inilah yang diduga dapat menaikan fase depolarisasi neuron dengan cepat sehingga timbul kejang. 0erangan
yang cepat itulah yang dapat menjadikan anak
mengalami penurunan respon kesadaran,otot ektremitas maupun bronkus juga dapat mengalami spasma sehingga anak beresiko terhadap injuri dan kelangsungan jalan nafas oleh penutupan lidah dan spasma bronkus (0ujono dan 0ukarmin,'+).
. /'0 . las"!"kas" a. ejang pars"al 2!'kal3l'kan4 1. ejang pars"al sederhana
6esadaran tidak terganggu, dapat meliputi satu atau halhal berikut ini5 4andatanda motorik,kedutan pada $ajah,tangan atau suatu bagian tubuh, biasanya gerakan yang sama terjadi pada saat kejang. 4anda dan gejala otonomik5muntah, berkeringat, $ajah merah,dilatasi pupil. ;ejala somatosensori atau sensori khusus5mendengar suara musik, merasa jatuh dalam suatu ruang, parestesia. ;ejala psikis5ketakutan, penglihatan panoramik. (. ejang Pars"al '+pleks ;angguan kesadaran, $alaupun kejang dapat dimulai sebagai suatu kejang parsial sederhana. Dapat mencakup gerakan otomanisme atau otomatis5bibir mengecap, mengunyah, gerakan resah pada jari tangan atau tangan, mengulang gerakan motorik sebelumnya secara canggung. Dapat tanda otomanisme 5tatapan terpaku. b. ejang u+u+ 2k'n5uls"! atau n'n k'n!uls"!4. 1. ejang Lena 2Absens4 ;angguan kesadaran dan beresponsif. Ditandai dengan tahapan terpaku, berlangsung kurang dari % detik. /$itan dan akhiran cepat. 0etelah anak sadar dan mempunyai perhatian penuh. (. ejang M"kl'n"k 6edutan pada daerah otot atau sekelompok otot yang terjadi secara
mendadak dan involunter. 0ering terlihat pada orang sehat sehat mulai
tidur,
tetapi
bila
patologis
melibatkan
hentakan
leher,bahu,lengan atas dan kaki. =mumnya berlangsung kurang daru % detik dan terjadi dalam kelompok. 6ehilangan kesadaran hanya sesaat. ). ejang T'n"k6kl'n"k. "ilangnya kesadaran dibagian tonik, kaku pada otot ekstremitas, tubuh dan $ajah secara keseluruhan berakhir kurang dari menit. Disertai hilangnya konrol pada saluran kemih dan usus. 0aat tonik
diikuti klonik pada ekstremitas atas dan ba$ah,letargi,konfusi, dan tidur pada fase postictal. *. ejang at'n"k "ilangnya tonus secara mendadak sehingga dapat menyebabkan kelopak mata menurun, kepala menunduk, atau dapat jatuh ketanah yang terjadi secara singkat tanpa adanya peringatan. 7. Penatalaksaan a. :enatalaksanaan di
dari kg maka dapat diberikan dosis mg. =ntuk dosis ratarata pemberian peranus adalah ,!, mgA6g. . 6alau beberapa menit kemudian tidak membaik atau tidak tersedianya diaEepam maka segera ba$a anak ke rumah sakit. b. :enatalaksanaan di
8. '+pl"kas" a. :neumonia aspirasi b. 2pilepsi c.
berlangsung lebih dari jam) baik bersifat umum atau local (etE, cecily >, '+) 19. Pe+er"ksaan d"agn'st"k a. :emeriksaan laboratorium . 2lektrolik 5 elektrolik tidak seimbang dapat berpengaruh A menjadi predisposisi pada aktivitas kejang. '. ;lukosa 5 hipoglikemia (&ormal 8'mgAdl) 3. =reum A kreatinin meningkat (ureum normal % mgAdl dan kreatinin normal @ !mgAdl) !. 0el darah merah ("b) menurun (!8 grAdl, ' grAdl) %. >umbal pungsi 5 tes ini memperoleh cairan cerebrospinal, tes ini dapat mendeteksi demam kejang atau mendeteksi kejang karena infeksi pada otak pada kejanng demam tidak terdapat gambaran patologis, pada kejang oleh infeksi pada otak ditemukan 5 ) arna cairan cerebrospinal ber$arna kuning, menunjukan pigmen kuning santokrom ') 9umlah cairan dalam cerebrospinal meningkat lebih dari normal (&ormal bayi ! ml, anakanak ml, remaj 3,%% m2GAl, bayi 3,%,8 m2GAl) b. 22; (2lectroencephalograph y) 1erupakan cara untuk merekam aktivitas listrik otak melalui tengkorak yang utuh untuk menentukan adanya kelainan pada susunan saraf pusat 22; dilakukan sedikitnya minggu setelah suhu normal tidak menunjukan kelainan pada kejang demam sederhana gelombang
22; yang lambat, didaerah belakang dan unilateral menunjukan kejang demam kompleks. c. C4 scan 4idak dianjurkan pada kejang demam yang baru pertama kali d. :emerikasaan radiologis ) ?oto tengkorak diperhatikan simetris tulang tengkorak, destruksi tulang peningkatan tekanan intracranial ') :neumonsefalografi dan ventrikulografi, dilakukan atas indikasi tertentu yaitu untuk melihat gambaran system ventrikel, rongga subaaraknoid serta gambaran otak sehingga dapat diketahui adanya atrofi otak, tumor serebri, hidrosefalus arakoiditis. 3) /rtenografi untuk melihat keadaan pembuluh darah di otak, apakah ada penyumbatan atau peregangan (etE, cecily >, '+).
BAB ### ASEP TE%T#S
A. Pengkaj"an
:engkajian merupakan tahap a$al dan landasan dari proses kpera$atan a. -dentitas iasanya meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat, anak ke, A4, nama ibu, umur, pekerjaan, pendidikan, nama ayah, umur, pekerjaan, pendidikan, DH medis, &o 1<, dan tanggal masuk
b. 6eluhan utama 6eluhan utama merupakan keluhan yang dirasakan oleh klien pada saat masuk kerumah sakit, atau bisa sebagai alasan pencetus masuk kerumah sakit. 6eluhan utama yang di dapat biasanya kejang disertai demam (ickley, '+) c. , '+) c)
dan ekslamsia, komplikasi ini dapat menyebabkan premature, ><, dan partus lama pada kasus afiksia akan terjadi hipoksia dan
iskemia,
dapat
mengakibatkan
rusaknya
factor
inhibisiAmeningkatnya fungsi neuron eksitasi, sehingga mudah timbul kejang (
iasanya terjadi penurunan anak, anak kelihatan kurus, aktifitas motorik terganggu, terjadi perlambatan proses berjalan dan melompat, serta kesulitan untuk makan. b) :erkembangan iasnya terjadi kelainan neurologis akan didapat - yang lebih rendah, perkembangan kognitif dan motorik terganggu, dan kemungkinan akan terjadi retardasi mental lebih besar (&gastiyah, '%). d. :emeriksaan fisik ) 6eadaan umum klien a. 6esadaran 5 komposmentisAsomnolenAdeliriumAkoma b. 4andatanda vital a) 4D b) &adi c) 0uhu d) ?rekuensi nafas c. 6epala a) 1ata5 biasanya mata dilatasi pupil, kedipan kelopak mata, menyimpang keats, menyimpang keluar, pandangan yang menyatu, atau divergen. b) ajah 5 biasanya muka memerah, tidak terdapat oedema, tidak ada bekas luka pada $ajah, pucat dan sianosis c) 1ulut 5 biasanya menggit bibir saat kejang terjadi bahkan terdapat luka pada lidah, produksi silivia meningkat, bibir sianosis ($ong, '8). d. >eher 5 biasanya terjadi kaku kuduk (K)A biasanya lehar lunglai e. DadaAthoraH - 5 biasnya frekuensi nafas menurunA penggunaan otot bantu pernafasan biasanya fremitus pada paruparu kiri dan kanan biasnya bunyi yang dihasilkan sonor biasnya terdengar bunyi $heeEing dan rhonki
f.
: 5 : 5 / 5 9antung - 5 biasnya ictus cordis tidak terlihat : 5 biasanya ictus cordis teraba ' jari diba$ah papila mammae
: 5 biasanya batas jantung normal / 5 biasanya irama teratur, tidak ada bising g. :erutA abdomen - 5 biasnya perut tidak membuncit, biasanya klien mengalami mual dan muntah : 5 biasanya tidak ada pembesaran hepar dan limpe : 5 biasanya terdengar tympani / 5 biasanya bising usus (K) h. ;enitourinaria iasnya terjadi peningkatan tekanan pada kandung kemih dan
i.
sonus spingter serta biasanya inkontenensia urin ataupun fekal. 2kstremitas iasanya nyeri otot pada kejang umum, peningkatan tonus otot pada kejang tonk, gerakan involunterAkontraksi sekelompok otot,
perubahan kekuatan otot j. 0ystem integumen 6ulit sianosis, dan kemerahan k. 0ystem neurologi a) ;lasco$ coma score 5 suatu cara yabg digunakan pada klien gangguan system saraf, cara ini didasarkan atas tiga aspek yaitu respon mata, bicara dan motorik masingmasing mempunyai nilai tertentu terbuka adalah 3 (21), dan nialai terbaik adalah % (2 !1 %), nilai kurang atau sama dengan 3 disebut koma. :ada pasien demam kejang status kesadaran tidak bereaksi, tampak mengantuk b) 4ingkat kesadaran 5 biasanya tingkat kesadaran klien apatis
l.
sampai samnolen atau mungkin dapat koma.
b) 4risep 5 biasnya melakukan ketukan pada otot triseps, dan posisi lengan fleksi pada sendi siku.
(planta fleksi)
maksimal jari kaki keempat. umban 4obing, '). e. :ola kebiasaan seharihari ) &utrisi 6arena aktifitas kejang, kerusakan jringan lunakAgigA (cidera kepala selama kejang), adanya hiperplesia gingival (efek samping pemakaian dilantai jangka panjang). 6lien akan mengeluh sensitif dengan makanan yang merangsang, mualAmuntah yang berhubungan dengan aktivitas
') 2liminasi
-nkontenensia episodic, peningkatan tekanan kandung kemih dan tonus spinker 3) -stirahat dan tidur :ada klien dengan kejang demam, setelah mengalami kejang biasanya akan merasakan ra mengantuk, dan akan tidue lebih lama karena merasakan rasalelah yang berlebihan. !) /ktivitas seharihari :ada klien dengan kejang klien mengalami cepat lelah, letih, kelemahan umum, perubahan kekuatan otot. iasanya pada pasien dengan demam kejang pola aktivitas terganggu f. 0osial ekonomi 1enanyakan pekerjaan orang tua klien, perubahan yang terjadi sejak klien dira$at dan masalah keuangan yang dialami keluarga klien selama sakit. g. :sikososial iasanya klien terlihat tidak mau berinteraksi dengan orang sekitar, dan ibu klien biasanya sering mengalami rasa kha$atir yang berlebihan dan merasa takut dengan keadaan anaknya. h. :emeriksaan diagnostik a) 2lektroloit 6etidak seimbangan elektrolit dan berpengaruh pada aktivitas kejang 5 6alium dari normal (&L 3,%%,% m2GAl) &atrium dari normal (&L 3%!%m2GAl) 6retinin (&L lakilaki 5 ,, mgAdl :rL ,%,+mgAdl) b) Darah ;lukosa 5 hipoglekimia ( normal 5 8' m2A>) dapat menjadi persepsi kejang "iperglikemia 6alsium (&L!,%%,8 m2GAl) "b 5 &(%gr#) "t 5 &A(>k5 !!8 voll # :r 5 37! vollA#) c) >umbal fungsi =ntuk mendeteksi tekanan abnormal dari C00, tanda infeksi perdarahan
(hemoragik)
subarahnoid
menyebabkan kejang d) ?oto rontgen kepala =ntuk mengidentifikasi fraktur
dan
subdural
sehingga
e) 22; 1elakolisasi daerah serebral yang tidak berfungsi dengan baik, mengukur aktifitas dan gelombang otak, untuk menetukan karakteristik dan gelombang otak pada masingmasing tipe dari aktivitas kejang f) C4 scan 1engidentifikasi letak lesi serebral, infark, hematom, edema, serebral trauma, abses atau tumor.
g) /;D 1enilai :*', :C*',:"C*3 Bang paling penting peran pera$at selama pasien kejang adalah observasi kejangnya dan gambarkan kejadiannya. 0etiap episode kejangnya mempunyai karakteristik yang berbeda misalnya ada halusinasi (aura), motorik efek seperti pergerakan bola mata, kontraksi otot lateral harus di dokumentasikan termasuk $aktu kejang dimulai
i.
dan lamanya kejang. 4herapy 1encatat program therapi yang diinstruksikan oleh tim kesehatan, seperti pemberian
cairan
melalui
intravena,
obat
diaEepam,
antipiretik
prometaEon, dan lainlain.
B. D"agn'sa kepera:atn ) "epertermi b.d penyakit atau trauma ')
oksigen keotak
C. &en0ana kepera:atan
D"agn'sa
Tujuan dan kr"ter"a
#nter5ens"
N'
Akt"5"tas kepera:an kepera:atan has"l keper:atan "ipertermi b.d 4hermoregulator ?ase treatment 6."5 penyakit atau • 0uhu tubuh dalam
trauma •
rentang nornal 44 dalam rentang
•
normal 4idak perubahan
dan
sesering mungkin '. 1onitoring $arna dan
tingkat kesadaran %. erikan antipiretik . erikan cairan intravena 7. 6ompres pasien pada
$arna
pasien meras
suhu
suhu kulit 3. 1onitor nadi dan << !. 1onitoring penuruna
ada
kulit, tidak pusing
. 1onitoring
4emperatur lipat paha dan aHila 8.
regulation
nyaman
suhu secara kontiniu sign +. 1onitoring tandatanda
ital monitoring
hipotermi . 4ingkatkan intake cairan dan nutrisi . 1onitoring nadi, suhu dan << '. 1onitoring
frekuensi
dan irama nafas 3. 1onitorong pernafasan !. 1onitoring
'
perifer utrament . sediakan
pola
sianosis
lingkungan
yang aman untuk pasien '. pasang side nail ditempat tidur 3. menyediakan
tempat
kesehatan tidur yang nyaman dan
untuk
mencegah
yang ada
cidera
1ampu mengenali
bersih !. batasi pengunjung %. pantau penanganan yang cukup . anjuran keluarga untuk menemani pasien 7. kontrol lingkungan dari
perubahan status sosial
kebisingan 8. pindahkan barang
barang
yang
dapat
membahayakan
3
ketidak
efektifan
perfusi
•
•
jaringan otak b.d gangguan
ke otak
pressure status 4issue frekuensi monitorik
1endefenisikan kemamuan kognitif
yang
ditandai dengan jelas dan sesuai
•
kemampuan 1enunjukan perhatian konsentrasi dan
•
respon
terhadap suhu '. 1onitoring
pasien
tekanan
dan respon neurologis
6." 5 •
. Catat
intrakranial pada pasien
cerebral.
suplay
darah dan oksigen
-ntracranial
Circulation
orientasi 1emproses
terhadap aktivitas 3.
tertentu peka
yang
terhadap
panasAdingin tajam 8. 1onitoring adanya paratake +. ;unakan sarung tangan
fungsi
sensori
cranial
yang
untuk proteks5 atas gerakan pada • kepala,
utuk
leher,
tingkat
kesadaran
•
membaik
punggung. 1onitor kemampuan
•
/ 5 1onitor
•
takipneu betis Diskusikan
adanya
mengenai penyebab perubahan sehari
BAB #; LAP%&AN ASUS
A. PEN<A$#AN 1. #DENT#TAS a4 -dentitas 6lien &ama 9enis 6elamin =mur :ekerjaan :endidikan /lamat /gama 6ebangsaan 4anggal masuk <0 &o.1<
5 /n.5:erempuan 5 tahun 54idak ada 5belum sekolah 50ungai limau 5-slam 5-ndonesia 5 1aret '% 5 5 4idak ada 5Demam 6ejang 57 1aret '%
5&y.: 537 tahun 501/ 5-<4 5-slam 50ungai >imau 54n.0 53+ 4ahun 501/ 5iras$ata 5-slam 50ungai >imau
B. ELUHAN UTAMA
-bu klien mengatakan anaknya masuk <0=D :/<-/1/& dengan keluhan demam kejang.
C. /A=AT ESEHATAN )
pada saat usia ' tahun. 6lien pernah dira$at sebelumnya dengan penyakit yang sama. ')
6eterangan 5 5/yah 6lien
5-bu 6lien
56lien
D. /A=AT #MUN#SAS#
&o
9enis
.
-munisas
i C;
aktu pemberian
:emberiannya pada usia ' bulan
1embengkak dan memerah
'
D:4
:emberian pada usia ',!, bulan
diarea suntikan Demam
3
(-,--,---) :olio
:emberian usia ',!, bulan
4idak ada
! %
(-,--,---) Campak "epatitis
:emberian :ada usia + bulan :emberian pada usia 3 bulan
Demam 4idak ada
E. /A=AT TUMBUH EMBAN< a) :ertumbuhan -bu klien mengatakan sekarang berat badan klien 7 kg dan tinggi badan
klien % cm, pertumbuhan gigi klien saat pertama kali yaitu pada usia 7 bulan, dan gigi yang lepas pada umur 3 tahun. b) :erkembangan -bu klien mengatakan klien belajar tengkurap saat umur ! bulan, kemudian belajar berguling pada usia % bulan, sedangkan klien belajar duduk saat usia bulan, setekah itu belajar tengkurap pada usia 7 bulan, kemudia belajar berdiri pada usia bulan dan klien belajar berjalan pada usia ' bulan, ibu klien mengatakan klien pertama kali tersenyum dan berbicara kepada orang tua pada usia 8 bulan dan berpakaian sendiri saat berusia ! tahun.
,. /A=AT NUTS# a) :emberian /0-bu klien mengatakan klien pertama kali disussui sejak dari lahir sampai
usia ' tahun, dengan cara pemberiannya setiap kali klien menangis dan terjad$al sampai umur ' tahun yaitu lebih kurang 3H sehari. b) :emberian /0- ?ormula -bu klien mengatakan tidak ada diabntu dengan susu formula
c) :ola :erubahan &utrisi 0etiap 4ahap =sia 0ampai =sia 0ekarng N Us"a ' '
bulan + bulan +' bulan
$en"s Nutr"s"
/0ubur susu &asi 4im
La+a Pe+ber"an
0elama bulan 0elama 3 bulan
3
' sekarang ( tahun)
&asi biasa
selama 3 bulan 0ampai sekarang
<. /A=AT PS#%S%S#AL -bu klien mengatakan /n.- tinggal dnegan kedua orang tuanya, dengan
lingkungan yang nyaman.
H. &EAS# H%SP#TAL#SAS# a. :engalaman keluarga tentang sakit dan ra$at inap -bu klien mengatakan anaknya diba$a kerumah sakit karena kha$atir
melihat klien saat kejang. 0etelah dirumah sakit dokter menceritakan tentang penyakit anaknya dan perasaan ibu klien saat itu cemas, kha$atir melihat keadaan anaknya. -bu klien selalu mendampingi dan menjaga anaknyadirumah sakit. -bu klien terlihat selalu berdoa agar anaknya cepat sembuh. b. :emahaman /nak tentang 0akit dan
6ondisi
0ebelum sakit
0aat sakit
'
3 !
0elera makan
1enu makanan
1asih ada, karena selalu
erkurang karena
menghabiskan porsi makan
hanya
yang diberikan saat dirumah
menghabiskan M
&asi biasa, lauk pauk dan
porsi makan yang
sayuran
disediakan &asi lunak, sayuran
?rekuensi makanan 1akanan
3H sehari
%
dan lauk pauk, diit pantangan Cara makan
4idak ada 1akan sendiri dengan
1> kkal 3 H sehariA M porsi
tangan atau sendok aca doa
4idak ada Disuapkan makanan oleh ibu klien aca doa
b) Cairan &
6ondisi
0ebelum sakit
0aat sakit
o
9enis minuman
0usu, teh dan air putih 78
0usu dan air putih 3
'
?rekuensi
kali sehari %cc'ccA hari
kali sehari cc%ccA
3
minuman 6ebutuhan
hari
cairan c) 2liminasi (/A/6) &o
6ondisi
0ebelum sakit
0etelah sakit
' 3
/ (uang /ir besar) 4empat pembuangan ?rekuensi 6onsistensi 6esulitan /6 (uang /ir 6ecil) 4empat pembuangan ?rekuensi arna dan bau
! %
olume 6esulitan
' 3 !
6amar mandi kali sehari :adat 4idak ada
6amar mandi 4idak rutin :adat 4idak ada
6amar mandi % kali sehari 6uning jernih
6amar mandi !% kali sehari 6uning dan bau obat
3 cc 4idak ada
obatan '% cc 4idak ada
d) -stirahat tidur &o
6ondisi 9am idur
0ebelum sakit 6lien selalu tidur siang
0aat sakit 6lien tidur + jam
dari jam 3. sampai %. $ib. 6lien tidur ' 3 !
:ola tidur 6ebiasaan 6esulitan
malam dari jam '. sampai pagi. jam dalam sahari 4idak ada 4idak ada
8 atau + jam 4idak ada 0aat demam tinggi dan terasa sakit.
e) *lahraga &o ' 3
6ondisi :rogram olahraga 9enis dan frekuensi 6ondisi setelah
0ebelum sakit 4idak ada 4idak ada 4idak ada
0aat sakit 4idak ada 4idak ada 4idak ada
0ebelum sakit
0aat sakit
Dari kepala keseluruh
Dari kepala
tubuh.
keseluruh tubuh
' sampai 3 kali sehari
kali sehari, dilap
olahraga f) :ersonal "ygiene &o
kondisi 1andi Cara
?rekuensi
'
/lat mandi
Cuci rambut
0hampo dan sabun ! kali dalam seminggu 1encuci dengan sampo
?rekuensi Cara kali dalam seminggu 1enggunakan gunting
3 ;unting kuku
kuku
0etiap mandi, sebelum
?rekuensi Cara
saja 0abun 3 kali sehari 1encuci dengan sampo 4idak ada 4idak ada
0etiap mandi pagi tidur menggunakan
!
;osok gigi
sikat gigi Digosok atas ba$ah,
1enggunakan sikat gigi, lalu digosok
?rekuensi
dalam ke luar atas ba$ah, dalam
Cara
ke luar.
g) /ktivitasA 1obilitas ?isik &o
6ondisi 6egiatan seharihari
0ebelum sakit ermain
0aat sakit 4idur, tidak bisa
' 3
:engaturan jad$al harian :enggunaan alat bantu
4idak ada 4idak ada
bermain 4idak ada 4idak ada
!
aktivitas 6esulitan pergerakan
4idak ada 4idak ada
tubuh h)
6ondisi :erasaan saat sekolah aktu luang :erasaan setelah rekreasi aktu senggang keluarga 6egiatan hari libur
0ebelum sakit 4idak ada ermain ahagia dan senang erkumpul bersama
saat sakit 4idak ada 4idur, istirahat 4idak ada 4idak ada
%
keluarga ermain dan
4idak ada
rekreasi
$. PEMESAAN ,#S# . 6eadaan umum klien 4ingkat kesadaran 5 erat badan 5 7 kg 4inggi badan 5 % cm 4D 5 A mm"g 0uhu 5 38FC &adi 5 '% H A menit :ernafasan 5 3 H A menit '. 6epala entuk kepala klien bulat, tidak terdapat luka. 4idak adanya hematomaA
oedema. 6ening klien diraba terasa panas.
keadaan kulit kepala dan rambut klien bersih, tidak ada terdapat ketombe, dan tidak ada bekas luka
ajah
5
1uka klien tampak memerah, tidak terdapat eodema A hematoma, $ajah klien tampak pucat , tidak ada bekas luka pada $ajah.
1ata
5
1ata klien terlihat simetris kiri dan kanan, konjungtiva klien pucat, sklera tidak ikterik, reflek cahay normal , palpebra tidak odema, pupil isokor, respon cahaya pada pupil klien (K).
"idung
5
entuk hidung klien simetris , tidak terdapat oedema pada area sekitar hidung, nafas cuping hidung (), polip ()
ibir
5
ibir klien terlihat pucat, dan mukosa mulut klien terlihat kering.
;igi
5
;igi klien tampak bersih, dan terdapat caries pada gigi
>idah
5
>idah klien terlihat pucat dan terlihat bersih.
3. >eher entuk leher klien simetris, tidak ada pembesaran kelenjer tyroid, kalenjer getah bening, dan tidak ada bekas operasi ada leher 9: %' cm "'* !. Dada A thorak -nspeksi
5
entuk dada simetris kiri dan kanan, frekuensi nafas 3 HAmenit.
:alpasi
5
?remitus pada paruparu kiri dan kanan
:erkusi
5
unyi 0onor (&ormal).
/uskultasi
5
esikuler
-nspeksi
5
-ctus cordis tidak terlihat
:erkusi
5
-ctus cordis teraba jari >1C0 <-C
:erkusi
5
:ekak
/uskultasi
5
-rama jantung klien teratur
-nspeksi
5
bentuk perut klien tidak asites , tidak ada bekas luka
/uskultasi
5
ising =sus kali A menit
:alpasi
5
&yeri tekan tidak ada, hepar dan limfe tidak teraba.
:erkusi
5
4ympani
%. 9antung
. /bdomen
7. ;enitourinaria ;enitalia klien bersih tidak ada kelainan 8. 2kstremitas 4erpasang -=?D ditangan sebelah kanan kaen - ! tetesA menit, tidak ada oedema pada tangan, tidak ada oedema pada kaki, turgor kulit jelek tidak terdapat nyeri otot dan perubahan kekuatan otot, tidak terdapat tegang pada tungkai dan fleksi pada lengan. . PEMESAAN LAB%&AT%UM "ematologi "emaglobin 5 , grAdl >eukosit 5 ,8 NOAmmO asofil 5 # 2osinofil 5 # &etrofil batang 5 # &etrofil segmen 5 8 # >imfosit 5 7# 1onosit 5 # L. THE&AP= -=?D kaen - ! tetes A menit macro *ral 5 parasetamol ! H 3 mg (srp) >uminal 'H 8% mg
-njeksi /mpicilin ! H !'% 3
',!,% ,'7, # 3 # ' # %7# '!# '8 #