Tujuan Umum : Dapat mengetahui gambaran umum asuhan pada bayi dengan hiperbilirubin di ruang Perinatologi RSUD Ciawi melalui pendekatan manajemen kebidanan.Full description
Studi kasus JNE LENGKAP
Deskripsi lengkap
Deskripsi lengkap
Full description
study kasusDeskripsi lengkap
Full description
Studi KasusFull description
Deskripsi lengkap
case study
skripsi bab satu dan bab dua
skripsi bab satu dan bab dua
Studi Kasus SDM Pada Perusahaan PerbankanDeskripsi lengkap
DHFull description
Gaya Kepemimpinan Kharismatik
Full description
cara proses asuhan gizi pada PMBA
Deskripsi lengkap
supervisi klinis dan Studi Kasus
Membahas Analisa SWOT dari Southwest AirlinesFull description
Studi Kasus Manajemen PerpustakaanDeskripsi lengkap
STUDI KASUS PROSES ASUHAN GIZI PADA PMBA Studi Kasus PMBA
1
•
•
Data di Kecamatan A pada tahun 2017 menunjukkan bahwa 60% dari bayi usia 6-9 bulan mengalami penurunan BB bahkan 10% bayi tergolong kurus. Dalam bulan ini, sebagian besar dari mereka sering mengalami diare selama 3-5 hari. Mereka nampak lemas dan kurang nafsu makan. Sebagian besar kepala rumah tangga di Desa A bekerja sebagai buruh di pabrik pembuatan batu bata. Sebagian besar Ibu berpendidikan SD dan SMP. Ibuibu di desa ini biasanya hanya menyusui bayinya sebanyak 2-3x pada pagi dan malam hari dan itupun tidak lama. Sebagian dari mereka juga memberikan susu formula. Rata-rata bayi mengonsumsi bubur dalam mangkuk kecil sebanyak 2-3 sdm dan susu formula sebanyak 1 botol (100 cc). Studi Kasus PMBA
2
•
Kebiasan ibu ibu di desa tersebut tidak mencuci tangan ketika membuat susu formula dan menyiapkan makanan lainnya. Dari data lainnya terlihat bahwa jumlah ibu hamil KEK di desa A cukup tinggi dan kunjungan ANC rendah. –
Buatlah Proses Asuhan Gizi berdasarkan kasus diatas untuk tingkat masyarakat.
Studi Kasus PMBA
3
JAWABAN STUDI KASUS
Studi Kasus PMBA
4
1
•
Antropometri
•
Laboratorium
-
Fisik/Klinis
-
P
•
•
Riwayat Gizi
•
Sebanyak 10% bayi usia 6-9 bulan tergolong kurus (< -3 SD sampai dengan < -2 SD) Sebanyak 60% bayi 6-9 bulan mengalami penurunan BB
Kurangnya pengetahuan ibu dalam penyiapan makan bayi usia 6-9 bulan Perilaku PMBA yang tidak adekuat : diberi susu formula dalam botol 100cc dan bubur porsi kecil, dgn tekstur yang kurang baik dan variasi menu tidak memadai Pola asuh yang kurang Studi Kasus PMBA
5
•
Sosial ekonomi rendah (kepala rumah tangga sebagai buruh di pabrik pembuatan batu bata)
•
PHBS kurang (tidak cuci tangan dalam penyiapan makanan)
P
Riwayat
•
Sebagian besar bayi sering mengalami diare selama 3-5 hari
Klien •
Akses ke pelayanan kesehatan rendah (kunjungan ANC rendah)
•
Jumlah Bumil KEK cukup tinggi
•
Kurangnya dukungan keluarga Studi Kasus PMBA
6
2 Tingginya proporsi pemberian MP ASI pada
Problem
bayi 6-9 bulan yang tidak adekuat di
(P)
D
wilayah Puskesmas A pada tahun 2017
•
Etiologi (E)
•
•
Kurangnya pengetahuan dan keterampilan ibu dan pengasuh tentang MP ASI dan pemberian ASI Kurangnya nafsu makan bayi karena sakit diare dan lemas Keterbatasan daya beli untuk menyediakan MP ASI yang berkualitas Studi Kasus PMBA
7
Etiologi (E)
D
Sign/ Symptom (S)
Ibu bekerja sehingga kurang memiliki waktu untuk menyusui dan menyiapkan serta memberikan MP ASI berkualitas Kurangnya dukungan keluarga : suami tidak melarang bayi diberi susu formula dan bubur tidak adekuat Perilaku PMBA yang tidak adekuat : diberi susu formula dalam botol 100cc dan bubur porsi kecil, dgn tekstur yang kurang baik dan variasi menu tidak memadai Sebanyak 10% bayi usia 6-9 bulan tergolong kurus (< -3 SD sampai dengan < -2 SD) Studi Kasus PMBA
8
Tingginya proporsi pemberian MP ASI pada bayi 6-9 bulan yang tidak adekuat di wilayah Puskesmas A pada tahun 2017 (P) yang berkaitan dengan rendahnya pengetahuan ibu
D
Diagnosis Gizi
tentang PMBA dan kurangnya daya beli keluarga (E) yang ditandai dengan sebanyak 10% bayi usia 6-9 bulan tergolong kurus serta banyaknya bayi diberi susu formula dalam botol 100 cc dan bubur porsi kecil dengan tekstur yang kurang baik dan variasi menu tidak memadai (S). Studi Kasus PMBA
9
3 Meningkatnya proporsi bayi 6-9 bulan Tujuan
yang mendapat MP ASI adekuat di
Intervensi
wilayah kerja puskesmas A dari 40% menjadi 50% tahun 2018
I Pemberian Makanan Tambahan (PMT) a. Pemberi an Makan
Penyuluhan berbasis pangan lokal bagi bayi 6-9 bulan di Posyandu Studi Kasus PMBA
10
•
Peningkatan pengetahuan dan keterampilan ibu/pengasuh dalam menyediakan MP ASI adekuat sesuai umur 6-9 bulan dengan mempertimbangkan frekuensi, jumlah,
I
tekstur, variasi dan kebersihan
b. Edukasi
(termasuk demo menyiapkan/memasak MP ASI di Posyandu, pada pertemuan kelompok pendukung, kelas ibu balita) •
Penyediaan sarana KIE berupa poster, leaflet, brosur dan Studi Kasus PMBA
food model 11
•
c.
I
Koordinasi •
Asuhan Gizi •
Merujuk bayi 6-9 bulan yang sakit diare ke Puskesmas terdekat agar di obati oleh dokter dan tenaga kesehatan lain untuk kesembuhannya, penyuluhan tentang MP ASI pada saat kunjungan imunisasi Kolaborasi dengan lintas sektor dalam rangka meningkatkan ketersediaan pangan (agar menanam sendiri /kebun sayur dan buah) Kolaborasi dengan tokoh agama, tokoh masyarakat, kader PMBA, dll guna dukungan suport terhadap ibu dan bayi Studi Kasus PMBA
12
4
Monitoring dan evaluasi secara berkala dilakukan dengan melihat: •
•
M E
•
Jumlah/proporsi bayi 6-9 bulan masih diberikan ASI Jumlah/proporsi bayi 6-9 bulan mendapatkan MP ASI yang adekuat sesuai dengan umur, frekuensi, jumlah, tekstur, variasi dan kebersihan Prevalensi/proporsi bayi 6-9 bulan yang naik berat badannya
Bila target tidak tercapai, perlu dilakukan pengkajian ulang Studi Kasus PMBA