BAB I PENDAHULUAN
1.1 1.1 Lata Latarr Bela Belaka kang ng Hiperb Hiperbili ilirub rubine inemia mia merupa merupakan kan salah salah satu keadaa keadaan n yang yang paling paling sering sering
ditemukan pada neonatus, terjadi pada minggu pertama kehidupan. Sebagian besar kejadian ikterus neonatorum bersifat fisiologis, namun harus tetap diwa diwasp spad adai ai kare karena na dapa dapatt meni menimb mbul ulka kan n komp kompli lika kasi si yang yang lebi lebih h bera berat. t. Hiperbilirubin adalah suatu keadaan dimana kadar bilirubin mencapai suatu nila nilaii
yang yang mem memilik ilikii
pote potens nsii
men menimb imbulk ulkan kern ern
ikte ikteri rik k
bila bila tida tidak k
ditanggulangi dengan baik (Prawirahardjo, 200!. "kteru "kteruss neonat neonatoru orum m merupa merupakan kan fenome fenomena na biolog biologis is yang yang timbul timbul akibat akibat tingginya tingginya produksi dan rendahnya rendahnya ekskresi ekskresi bilirubin bilirubin selama masa transisi pada neonatus. Pada neonatus produksi bilirubin 2#$ kali lebih tinggi dibanding orang dewasa. Hal ini dapat terjadi karena eritrosit pada neonatus lebih lebih banyak banyak dan usiany usianyaa lebih lebih pendek pendek yaitu %0 hari hari (berbe (berbeda da dari dari usia usia eritrosit orang dewasa yaitu &20 hari. Pergantian sel darah merah yang cepat ini menghasilk menghasilkan an lebih banyak sampah metabolitakiba metabolitakibatt penghancur penghancuran an sel term termasu asuk k bili biliru rubi bin, n, yang yang haru haruss dime dimeta tabo boli lisme sme.. 'uata 'uatan n bili biliru rubi bin n yang yang berlebihan ini menyebabkan icterus fisiologis yang terlihat pada bayi baru lahir (arney, 200)!. Hiperbilirubinemia indirek dijumpai pada sekitar *0 + bayi aterm dan %0 + bayi premature (elson, 200-!. ngka kejadian menunjukan bahwa lebih 0 + bayi baru lahir menderita ikterus yang dapat dideteksi secara klinis dalam minggu pertama kehidupannya. /erdasarkan S1" tahun 20&2, semua angka kematian bayi dan anak hasil S1" 20&2 lebih rendah dari hasil S1" 200-. ntuk periode lima tahun sebelum sur3ei, angka kematian bayi hasil S1" 20&2 adalah $2 kematian per &.000 kelahiran hidup. /erdasarkan Sasaran Pembangunan 'ilenium atau 'illenium e3elopment 4oal ('4!, kematian bayi ditetapkan pada angka 2$ per &00.000 kelahiran hidup. Hasil sementara S1" 20&2 memperlihatkan bahwa 1/ menurun menjadi $2 kematian per &.000 kelahiran hidup. 1
1
mencakup ngka 1ematian /ayi (1/! di dalamnya. "ni berarti pada tahun 20& 20& diharap diharapkan kan 1/ dapat dapat dituru diturunka nkan n menjad menjadii 22 kematia kematian n per &.000 &.000 kelahiran hidup. iperkirakan pada tahun 20& target 1 dan 1/ akan dapat dicapai. Salah satu penyebab dari angka kematian bayi (1/! adalah komplikasi dari hiperbilirubinem hiperbilirubinemia. ia. 5leh karena itu, untuk untuk menghindar menghindarii masalah atau kompli komplikas kasii hiperb hiperbili ilirub rubine inemia mia maka maka pentin penting g dilaku dilakukan kan asuhan asuhan pada pada bayi bayi yang mengalami hiperbilirubinemia.
1.2 1.2 Tujua ujuan n &. 6ujua ujuan n mu mum m apa apatt meng menget etah ahui ui gamb gambar aran an umum umum asuh asuhan an pada pada bayi bayi deng dengan an
hiperbiliru hiperbilirubin bin di
ruang Perinatol Perinatologi ogi 7S 7S 8iawi melalui melalui pendekatan pendekatan
manajemen kebidanan. 2. 6ujua ujuan n 1husu 1hususs a. ipero iperoleh leh data subjek subjektif tif pada /y. /y. y. y. " dengan dengan hiperbi hiperbilir lirubi ubinem nemia ia di ruang Perinatologi 7S 8iawi. b. iperoleh data objektif pada /y. /y. y. y. " dengan hiperbilirubinemia di ruang Perinatologi 7S 8iawi. c. itega itegakan kan analisa analisa pada pada /y. /y. y. y. " dengan dengan hiperbil hiperbiliru irubin binemia emia di ruang ruang Perinatologi 7S 8iawi. d. ibuat ibuat rencana rencana asuhan asuhan sesuai dengan dengan manajeme manajemen n kebida kebidanna nnan n untuk untuk memenu memenuhi hi kebutu kebutuhan han klien klien dan melaks melaksana anakan kan tindak tindakan#t an#tind indaka akan n kebi kebida dana nan n sesu sesuai ai deng dengan an renc rencan anaa asuh asuhan an yang yang dibe diberia riaka kan n serta serta menge3aluasi hasil dari asuhan tersebut.
2
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian Hiperbilirubin Hiperbilirubin adalah suatu keadaan dimana kadar bilirubin mencapai
suatu nilai yang memiliki potensi menimbulkan kern ikterik bila tidak ditanggulangi dengan baik (Prawirahardjo, 200!. Hiperbilirubin adalah istilah yang dipakai untuk ikterus neonatorum setelah ada hasil laboratorium yang menunjukan peningkatan
kadar
serum bilirubin
("yan, 2009!.
Hiperbilirubin adalah meningkatnya kadar bilirubin dalam darah yang kadar nilainya lebih dari normal, biasanya terjadi pada bayi baru lahir. (Suriadi, 200&!. ilai normal : bilirubin indirek 0,$ ; &,& mg
3
baru lahir merupakan keadaan yang relatif tidak berbahaya, tetapi pada usia ini kadar bilirubin yang tinggi dapat berbahaya terhadap sistem saraf pusat bayi (>enik, 20&2!. 1linik ikterus tampak bila kadar bilirubin dalam serum adalah ? mg
2.2 a!a"#a!a" Hiperbilirubin 'enurut prawirahardjo (200!, meliputi: &. Hiperbilirubin fisiologis a. 6imbul pada hari kedua atau ketiga, kadar bilirubin indirek sesudah 2 C
2) jam tidak melewati &2, mg+ pada neonatus cukup bulan, dan &0 mg+ pada neonatus kurang bulan b. Hiperbilirubin menghilang pada &0 hari pertama c. 1adar bilirubin direk tidak mlebihi & mg + d. 6idak memiliki hubungan dengan keadaan patologik. 2. Hiperbilirubin patologis a. Hiperbilirubin yang terjadi pada 2) jam pertama setelah lahir apabila kadar bilirubin meningkat melebihi &2, mg+ b. Peningkatan kadar bilirubin mg+ atau lebih setiap 2) jam. c. Hiperbilirubin klinis yang menetap setelah bayi berusia ? % hari atau &) hari d. Hiperbilirubin yang disertai berat lahir kurang dari 2000 gram, masa gestasi kurang dari $* minggu, asfiksia, hipoksia, infeksi. e. Hiperbilirubin yang disertai proses hemolisis.
2.$ etab%li&"e Bilirubin 'enurut Prawirohardjo (200!, metabolisme bilirubin mempunyai
tingkat berikut: &. Produksi Sebagian
besar
bilirubin
terbentuk
sebagai
akibat
pemecahan
haemoglobin, tingkat penghancuran haemoglobin pada bayi baru lahir ini lebih tinggi. 2. 6ransportasi
4
/ilirubin indirek kemudian diikat oleh albumin, di hepar dilakukan oleh protein > dan D. $. 1onjugasi idalam hepar
bilirubin
ini
mengalami
proses
konjugasi
yang
membutuhkan energi dan enEim glukoronil transferase. Setelah mengalami proses ini, bilirubin berubah menjadi bilirubin direk. ). Fkskresi /ilirubin direk kemudian diekskresi ke usus, sebagian dikeluarkan dalam bentuk bilirubin dan sebagian lagi dalam bentuk sterkobilin. /ilirubin ini kemudian diangkut ke hepar lagi untuk diproses. 2.' Eti%l%gi Hiperbilirubin Hiperbilirubin pada bayi baru lahir sering timbul karena fungsi hati
masih belum sempurna untuk membuang bilirubin dari aliran darah. Hiperbilirubin juga bisa terjadi karena beberapa kondisi klinis, di antaranya adalah: a. "kterus fisiologis merupakan bentuk yang paling sering terjadi pada bayi baru lahir. Genis bilirubin yang menimbulkan pewarnaan kuning pada ikterus disebut bilirubin tidak terkonjugasi, merupakan jenis yang tidak mudah dibuang dari tubuh bayi. Hati bayi akan mengubah bilirubin ini menjadi bilirubin terkonjugasi yang lebih mudah dibuang oleh tubuh. Hati bayi baru lahir masih belum matang sehingga masih belum mampu untuk melakukan pengubahan ini dengan baik sehingga akan terjadi peningkatan kadar bilirubin dalam darah yang ditandai sebagai pewarnaan kuning pada kulit bayi. /ila kuning tersebut murni disebabkan oleh faktor ini maka disebut sebagai ikterus fisiologis b. Breastfeeding jaundice, dapat terjadi pada bayi yang mendapat air susu ibu (S"! eksklusif. 6erjadi akibat kekurangan S" yang biasanya timbul pada hari kedua atau ketiga pada waktu S" belum banyak dan biasanya tidak memerlukan pengobatan. c. "kterus S" (breastmilk jaundice), berhubungan dengan pemberian S" dari seorang ibu tertentu dan biasanya akan timbul pada setiap bayi yang disusukannya bergantung pada kemampuan bayi tersebut mengubah bilirubin indirek, asupan cairan yang kurang (termasuk pemberian S"!
5
dapat menyebabkan kuning pada bayi. "ni biasanya tampak pada hari ke#$ sampai ke# dengan tanda penambahan berat badan yang minim dan urine berwarna pekat. 1etika bayi mendapatkan sedikit S", buang air besar cenderung menjadi sedikit dan jarang karena bilirubin yang berada di usus bayi terserap kembali ke dalam darah dan bukannya dibuang saat buang air besar. d. "kterus pada bayi baru lahir akan terjadi pada kasus ketidakcocokan golongan darah (inkompatibilitas /5! dan rhesus (inkompatibilitas rhesus! ibu dan janin. 6ubuh ibu akan memproduksi antibodi yang akan menyerang sel darah merah janin sehingga akan menyebabkan pecahnya sel darah merah sehingga akan meningkatkan pelepasan bilirubin dari sel darah merah. e. Aebam pada kulit kepala bayi yang disebut dengan cephal hematom dapat timbul dalam proses persalinan. Aebam terjadi karena penumpukan darah beku di bawah kulit kepala. Secara alamiah tubuh akan menghancurkan bekuan ini sehingga bilirubin juga akan keluar yang mungkin saja terlalu banyak untuk dapat ditangani oleh hati sehingga timbul kuning f. "bu yang menderita diabetes dapat mengakibatkan bayi menjadi kuning. Hal ini berarti lebih banyak bilirubin yang dihasilkan bada tubuh bayi baru lahir. Gika bayi lahir prematur, atau stres karena proses kelahiran yang sulit, atau bayi dari ibu yang menderita diabetes, atau jumlah sel darah merah yang pecah lebih banyak dari biasanya (seperti yang bisa terjadi pada golongan darah ibu dan bayi yang tidak sama!, maka jumlah bilirubin dalam darah dapat meningkat lebih dari yang seharusnya. 2.( )%"plika&i &. Sebagian besar kasus hiperbilirubinemia tidak berbahaya, tetapi kadang
kadar bilirubin yang sangat tinggi bisa menyebabkan kerusakan otak (keadaannya disebut kern ikterus!. 1ern ikterus adalah suatu keadaan dimana terjadi penimbunan bilirubin di dalam otak, sehingga terjadi kerusakan otak.
6
2. Ffek jangka panjang dari kern ikterus adalah keterbelakangan mental, kelumpuhan serebral (pengontrolan otot yang abnormal, cerebral palsy!, tuli dan mata tidak dapat digerakkan ke atas. 2.* Penilaian Pengamatan hiperbilirubin paling baik dilakukan dalam cahaya matahari
dengan menekan sedikit kulit yang akan diamati untuk menghilangkan warna karena pengaruh sirkulasi darah. ntuk penilaian hiperbilirubin, kramer membagi tubuh bayi baru lahir dalam bagian yang dimulai dari kepala dan leher, dada sampai pusat, pusat bagian bawah sampai tumit, tumit pergelangan kaki dan bahu pergelangan tangan kaki serta tangan termasuk telapak tangan (Sarwono, 200*!. ibawah ini dapat dilihat gambar pembagian derajat dan dearah ikterus.
7umus 1ramer
7
2.+ Penanganan Hiperbilirubin 'enurut arney (200-!, penanganan hiperbilirubin pada bayi baru lahir,
antara lain: &. 'emenuhi kebutuhan
8
/ila kadar bilirubin serum bayi tinggi sehingga di duga akan terjadi kern ikterik,maka perlu dilakukan penatalaksanaan khusus. Penanganan terapi khusus tersebut antara lain: &. 6erapi sinar 6erapi sinar diberikan jika bilirubin indirek darah mencapai & mg+, bayi ikterus yang diberi sinar matahari lebih dari penyinaran biasa, ikterusnya lebih cepat menghilang dibandingkan dengan bayi lain yang tidak disinari. enga penyinaran, bilirubin dipecah menjadi dipyrole yang kemudian dikeluarkan melalui ginjal dan traktus digesti3us. 'ekanisme utama terapi sinar adalah fotoisomer. Penggunaan terapi sinar untuk mengobati hiperbilirubinemia harus dilakukan dengan hati#hati, karena jenis pengobatan ini dapat menyebabkan kerusakan retina, dapat meningkatkan kehilangan air tidak terasa (insensible water losses!, dan dapat mempengaruhi pertumbuhan serta perkembangan
bayi, sebaiknya dipilih sinar
dengan spectrum antara )20#)%0 nano meter. Sinar ultra3iolet harus dicegah dengan pleCiglass dan bayi harus mendapat cairan yang cukup. lat#alat untuk terapi sinar: a. &0 lampu neon biru masing#masing berkekuatan 20 watt. b. Susunan lampu dimasukan ke dalam bilik yang berisi 3entilasi disampingnya. c. ibawah susunan dipasang pleCiglass setebal &, cm untuk mencegah sinar ultra3iolet. d. lat terapi sinar diletakan ) cm diatas permukaan bayi. e. 6erapi sinar diberikan selama -2 jam atau sampai kadar bilirubin mencapai &2, mg +. f.'ata bayi dan alat kelamin ditutupi dengan bahan yang dapat memantulkan sinar. g. 4unakan kain pada boks bayi atau incubator, dan letakan tirai putih mengelilingi area sekeliling alat tersebut, untuk memantulkan kembali sinar sebanyak mungkin ke arah bayi. ( Prawirohardjo, 200!. Pelaksanaan pemberian terapi sinar dan perlu diperhatikan (Aadewig, 200! antara lain:
9
a. Aetakan bayi tanpa mengenakan pakaian dibawah sinar fototerapi, kecuali untuk menutupi alat kelamin, untuk memaksimalkan pajanan terhadap sinar. b. 6utup mata bayi saat disinar c. Pantau tanda#tanda 3ital setiap ) jam. d. Pantau asupan dan keluaran setiap % jam e. /erikan asupan cairan 2 + diatas kebutuhan cairan normal. ntuk memenuhi peningkatan kehilangan cairan yang tidak tampak mata serta pada feces. f. 7eposisi bayi sedikitnya setiap 2 jam. g. 'atikan sinar terapi saat orang tua berkunjung dan memberikan S". h. Pantau
panjang
gelombang
sinar
fototerapi
menggunakan
bilimeter, setiap penggantian sorotan cahaya ke area mata yang lain. i. Pantau kadar bilirubin setiap % jam selama & hingga 2 hari pertama atau setiap pemberian sesuai dengan protocol institusi setelah penghentian fototerapi. 1elainan yang mungkin timbul pada neonatus yang mendapat terapi sinar (srining, dkk, 200$! antara lain: a. Peningkatan kehilangan cairan yang tidak tertukar (insensible water loss!. b. rekuensi defekasi meningkat, pemberian susu dengan kadar laktosa rendah akan mengurangi timbulnya diare. c. 6imbulnya kelainan kulit Iflea bite rashJ didaerah muka badan dan ekstermitas, kelainan ini akan segera hilang setelah terapi dihentikan. d. /eberapa neonatus yang mendapat terapi sinar menunjukan kanaikan suhu tubuh, disebabkan 1arena suhu lingkungan yang meningkat atau gangguan pengaturan suhu tubuh bayi. e. 1adang ditemukan kelainan seperti, gangguan minum, letargi, dan iritabilitas. 1eadaan ini bersifat sementara dan akan hilang dengan sendirinya. f. 4angguan pada mata dan pertumbuhan.
10
2. 6ransfusi tukar 6ransfusi tukar dilakukan apabila terapi sinar gagal menurunkan kadar bilirubin total. 6ransfusi tukar merupakan metode tercepat untuk menurunkan konsentrasi bilirubin serum dan mencegah efek toksik bilirubin. "ndikasi transfusi tukar dapat dilihat pada protokol yang dikeluarkan oleh merican cademy of Pediatric 200). 6ransfusi tukar direkomendasikan bila 6otal Serum /ilirubin cenderung naik walau sudah dilakukan fototerapi intensif. 6ransfusi tukar harus segera dilakukan bila bayi menunjukkan tanda#tanda ensefalopati
bilirubin
akut
(hipertonia,
arching,
retrokolis,
opistotonus, demam, high pitched cry! atau bila 6otal Serum /ilirubin berada ? mg
11
diambil lagi sebanyak 20 cc dan dikeluarkan. 1emudian dimasukan darah pengganti dengan jumlah yang sama, demikian siklus pengganti dengan jumlah yang sama, demikian siklus pengganti tersebut diulang sampai selesai. . 1ecepatan menghisap dan memasukan darah ke dalam tubuh bayi diperkirakan &,% kg
1eterangan: Sebelum dan sesudah transfusi tukar seperti diberi sinar: K /ila tak berhasil lakukan transfusi tukar /ila L mg + selalu obser3asi /ila B gr + penyebab ikterus perlu diselidiki Hal#hal yang perlu diperhatikan selama tranbsfusi tukar: a. b. c. d. e.
eonatus harus dipasang alat monitor kardio#respirasi eonatus dipuaskan bila perlu dipasang selang nasogastrik eonatus dipasang infus Suhu tubuh dipantau dan dijaga dalam batas normal isediakan peralatan resusitasi (Surasmi, 200$!.
12
1omplikasi fototerapi &. 6erjadi dehidrasi karena pengaruh sinar lampu dan mengakibatkan peningkatan "nsensible =ater Aoss ("=A! (penguapan cairan!. Pada //A7 kehilangan cairan dapat meningkat 2#$ kali lebih besar. 2. rekuensi defikasi meningkat sebagai meningkatnya bilirubin indirek dalam cairan empedu dan meningkatnya peristaltic usus. $.
6imbul kelainan kulit sementara pada daerah yang terkena sinar( berupa kulit kemerahan! tetapi akan hilang setelah terapi selesai.
).
4angguan retina bila mata tidak ditutup.
. 1enaikan suhu akibat sinar lampu. Gika hal ini terjadi sebagian lampu dimatikan, terapi diteruskan. Gika suhu terus naik lampu semua dimatikan sementara, bayi dikompres dingin dan diberikan ekstraminum. *. 1omplikasi pada gonad yang diduga menimbulkan kemandulan.
13
BAB III TINJAUAN )A,U,
Hari, 6anggal 'asuk 7S
: Senin, 2 'aret 20&
Hari,6anggal Pengkajian
: Selasa, $ 'aret 20&
=aktu pengkajian
: 09.00 ="/
6empat pengkajian
: 7uang Perinatologi 7S 8iawi
ama pengkaji
: rum =idianingsih
A. DATA ,UBJE)TI1. Ientita& Ba/i
ama bayi
: /y. y. "
6anggal lahir
: 2- ebruari 20&
Gam lahir
: &.$0 ="/
Genis kelamin
: Aaki#laki
Proses persalinan
: Spontan
2. Ientita& Orang Tua
"stri
Suami
ama
: y."
6n. H
sia
: 22 tahun
$2 tahun
Suku
: Sunda
Sunda
gama
: "slam
"slam
Pendidikan
: S
S'
Pekerjaan
: "76
1aryawan Swasta
lamat
: 1p. 8ipaku Suka amai 76 2 7= &-, /ogor
4olongan darah
:
o. 7ekam 'edik
: )9909&
/
14
$. Ala&an Datang an )elu0an Uta"a "bu datang dengan membawa bayinya ke poli kebidanan. /ayi tampak
kuning, sejak 2 hari lalu (0$#20&!, rewel dan malas untuk minum, sudah dilakukan pemeriksaan pada tanggal 2 'aret 20&, dengan hasil lab. golongan darah 7h positif (K!, kadar bilirubin total &, mg
tinggi, jantung, kencing manis, dan 6/8. (. Ria/at Perinatal /ayi lahir spontan di bidan praktik mandiri, tidak langsung menangis,
warna kulit kemerahan, bergerak aktif, bayi sudah mendapatkan 3it 1 dan salep mata sudah dilakukan "'. /erat badan lahir $.000 gr, panjang badan )9 cm. 6idak ada trauma saat kelahiran. *. Ria/at Ne%natal
/ayi menyusu M * kali sehari dengan susu formula (S" keluar sedikit!. /uang air kecil (/1! sehari )# kali berwarna kuning, dan buang air besar (//! $#) kali sehari berwarna coklat konsistesnsinya agak padat. B. DATA OBJE)TI&. 1eadaan umum 2. Pemeriksaan umum 6anda#tanda 3ital a. Aaju afas b. Aaju jantung c. Suhu $. ntropometri a. // b. P/ c. A1 d. A
).
: Sedang
: )%C
Pemeriksaan fisik a. 1epala
15
/entuk simetris, fontanela membuka, permukaan mendatar, konsistensi lunak, kulit kepala bersih, rambut hitam. b. 6elinga Simetris, sejajar dengan sudut mata, daun telinga lunak, elastisitas baik, lubang telinga ada, tidak ada pengeluaran cairan abnormal. c. 'ata 6erpasang penutup mata. d. Hidung /entuk simetris, septum nasal ditengah, tidak ada pernapasan cuping hidung. e. 'ulut /ibir dan gusi merah muda, lidah bersih, tidak ada labioskiEis maupun labiopalatoskiEis. f. Aeher 6idak ada pembengkakan dan benjolan. g. ada /entuk simetris, puting susu menonjol, areola berwarna gelap, tidak ada tarikan dinding dada, tidak ada bunyi nafas dan bunyi jantung tambahan. h. Perut 1onstitensi lembut, tidak ada perdarahan tali pusat, tidak ada penonjolan sekitar tali pusat saat menangis, terdapat bising usus.
i. 4enitalia 1edua testis sudah berada dalam skrotum, letak lubang uretra di ujung penis. j. nus 6erdapat lubang anus. k. Punggung 6idak ada pembengkakan, tidak ada spina bifida. l. 1ulit 1uning dari kepala hingga tungkai (erajat "!. m. Fkstremitas Fkstermitas atas dan bawah bentuk simetris, jumlah jari lengkap (&0!. n. Sistem Syaraf (refleks! 7efleks 7ooting : ada, bayi dapat mencari puting susu, saat 7efleks Sucking
ujung bibir bayi disentuh. : ada, bayi dapat menghisap puting susu,
7efleks Swallowing
terlihat saat bayi menyusu. : ada, bayi dapat menelan saat menyusu.
16
7efleks 4rasping
: ada, ketika jari pemeriksa diselipkan di
7efleks /abinski
jari bayi, bayi akan menggenggam. : ada, ketika jari kaki bayi mengembang atau dorsofleksi saat diberi sentuhan di
7efleks Plantar 7efleks 6onick neck
telapak kaki. : ada, jari kaki bayi menggenggam saat satu jari diletakkan di ujung jari kaki bayi. : ada, bayi menoleh saat diberi rangsangan.
. ANALI,A /y. y. ", usia ) hari dengan hiperbilirubin.
D. PENATALA),ANAAN &. 'enjelaskan pada ibu mengenai hasil pemeriksaan. 2. 'elanjutkan terapi sesuai ad3is dokter Sp, : a. 6erapi sinar dan diet S" sesuai kebutuhan,dan menjadwalkan untuk
cek bilirubin total ulang besok. $. 'enjaga kebersihan bayi. ). 1onseling tentang S" ekslusif. . 'emantau keadaan umum, dan tanda#tanda 3ital.
ATATAN PER)EBAN3AN Hari, 6anggal pengkajian
: 7abu, ) 'aret 20&
=aktu pengkajian
: 0%.20 ="/
A. DATA ,UBJE)TI/ayi masih rewel, S" %C : $0 cc. /1 M *#- kali sehari, berwarna kuning dan
// )# kali sehari berwarna coklat konsistensi lunak. B. DATA OBJE)TI&. 1eadaan umum 2. 1esadaran $. Pemeriksaan umum 6anda#tanda 3ital a. Aaju afas b. Aaju jantung c. Suhu
: Sedang : 8ompos 'entis
: )-C
17
). Pemeriksaan fisik a. 1epala 1ulit kepala bersih. b. 'ata 6erpasang penutup mata. c. 'ulut /ibir dan gusi merah muda, lidah bersih, d. Perut 1onstitensi lembut, tali pusat basah, tidak ada perdarahan, tidak ada penonjolan sekitar tali pusat saat menangis, terdapat bising usus. e. Punggung 6idak ada pembengkakan. f. 1ulit =arna kulit kuning sampai pusat. g. Fkstremitas 4erakan ekstermitas atas dan bawah aktif. h. Pemeriksaan penunjang /ilirubin total &2,% mg
sesuai kebutuhan,dan menjadwalkan untuk cek bilirubin total ulang besok. $. 'enjaga kebersihan bayi. ). 1onseling tentang S" ekslusif. . 'emantau keadaan umum, dan tanda#tanda 3ital.
ATATAN PER)EBAN3AN Hari, 6anggal pengkajian
: 1amis, 'aret 20&
=aktu pengkajian
: 0%.$ ="/
A. DATA ,UBJE)TI/ayi minum S" %C : $0 cc. /1 M *#- kali sehari berwarna kuning dan //
)# kali sehari berwarna coklat konsistensi lunak. B. DATA OBJE)TI-
18
&. 1eadaan umum : /aik 2. 1esadaran : 8ompos 'entis $. Pemeriksaan umum 6anda#tanda 3ital a. Aaju afas : )*C
1ulit =arna kulit kemerahan. g. Fkstremitas 4erakan ekstermitas atas dan bawah aktif. h. Pemeriksaan penunjang /ilirubin total &0,2 mg
sudah baik. "bu mengerti. 2. 'enganjurkan ibu untuk menjaga kehangatan bayi. "bu mengerti. $. 'enganjurkan ibu untuk menyusui bayinya setiap 2#$ jam. "bu mengerti dan akan melakukannya. ). 1olaborasi dengan dokter Sp., ad3is : bayi boleh pulang. . 1onseling tentang : # S" ekslusif. # Perawatan tai pusat. # 6anda bahaya bayi baru lahir. # "munisasi.
19
*. 'enjadwalkan kunjungan ulang & minggu kemudian tanggal &2 'aret 20&, untuk imunisasi ke tenaga kesehatan. "bu mengerti.
20
BAB I4 PEBAHA,AN
'.1 DATA ,UBJE)TI-
/y. y. ", lahir tanggal 2- ebruari 20&, pada pukul &.$0 ="/, jenis kelamin laki#laki. Pada hari ke 2, bayi tampak kuning, rewel dan malas minum. 1uning< jaundice pada bayi baru lahir atau disebut dengan ikterus neonatorum merupakan warna kuning pada kulit dan bagian putih dari mata (sklera! pada beberapa hari setelah lahir yang disebabkan oleh penumpukan bilirubin. Hiperbilirubin adalah suatu keadaan dimana kadar bilirubin mencapai suatu nilai yang memiliki potensi menimbulkan kern ikterik bila tidak ditanggulangi dengan baik (Prawirahardjo, 200!. 1uning pada /y. y. " timbul pada usia bayi 2 hari. 'enurut Prawirahardjo (200!, kriteria hiperbilirubin patologis yaitu, peningkatan kadar bilirubin mg+ atau lebih setiap 2) jam. /ayi menyusu M * kali sehari dengan susu formula, dengan alasan S" keluar sedikit. 'enyusui bayi lebih sering akan mempercepat pembuangan isi usus sehingga mengurangi penyerapan kembali bilirubin dari dalam usus dan menurunkan kadar bilirubin dalam darah. Pada hari ke $, cairan yang payudara produksi saat ini adalah kolostrum. alam sekali penyusuan akan dikeluarkan sekitar ; &0 mA kolostrum. Gumlah kolostrum yang dihasilkan dalam 2) jam pertama sekitar 2 ; * mA dan hari kedua sekitar &00 mA (&&$ ; &% mA!. 1apasitas lambung bayi antara $0#90 ml. /1 (buang air kecil! sehari )# kali berwarna kuning dan // (buang air besar! $#) kali sehari berwarna coklat konsistensinya agak padat.
'.2 DATA OBJE)TIari hasil pemeriksaan di dapatkan sclera tampak kuning dan kulit
tampak kuning sampai tungkai, kadar biliubin total &), mg
21
(K!. 'enurut Prawirohardjo (200!, ikterus pada bayi baru lahir akan terjadi pada kasus ketidakcocokan golongan darah (inkompatibilitas /5! dan rhesus (inkompatibilitas rhesus! ibu dan janin. "nkompatibilitas pada golongan darah /5 terjadi jika "bu golongan darah 5 mengandung janin golongan darah atau /. Penyakit jarang terjadi bila ibu golongan darah dan bayi golongan darah /. 6ubuh ibu akan memproduksi antibodi yang akan menyerang sel darah merah janin sehingga akan menyebabkan pecahnya sel darah merah sehingga akan meningkatkan pelepasan bilirubin dari sel darah merah. Sehingga penyebab terjadinya ikterus bukan disebabkan oleh incomptabilitas /5. /erdasarkan penilaian 1ramer, kuning pada /y. y. " tampak dari kepala hingga tungkai (erajat "!. Penilaian hiperbilirubin, kramer membagi tubuh bayi baru lahir dalam bagian yang dimulai dari kepala dan leher, dada sampai pusat, pusat bagian bawah sampai tumit, tumit pergelangan kaki dan bahu pergelangan tangan kaki serta tangan masuk telapak tangan (Sarwono, 200*!.
'.$ ANALI,A /erdasarkan data subjektif dan objektif yang ada maka dapat disimpulkan
bahwa /y. y. ", usia ) hari, neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan dengan hiperbilirubin. sia kehamilan ibu saat melahirkan yaitu $9 minggu, dengan berat badan saat lahir $.000 gram. Sesuai dengan teori Suriadi, bahwa nilai normal : bilirubin indirek 0,$ ; &,& mg
ari hasil pengkajian data subjektif dan objektif yang di dapat serta analisa yang dibuat, maka disusunlah penatalaksanaan atau rencana asuhan yang dibutuhkan.
Penatalaksanaan
yang
pertama
yaitu
menjelaskan
hasil
pemeriksaan bahwa bayi y." mengalami hiperbilirubin dan harus dilakukan rawat inap untuk dilakukan fototerapi dan diet S". Sesuai dengan teori
22
menurut Hellen arney (200-!
penanganan hiperbilirubin yaitu dengan
memenuhi kebutuhan atau nutrisi, bila kadar bilirubin serum bayi tinggi sehingga di duga akan terjadi kern ikterik, maka perlu dilakukan penatalaksanaan
khusus
yaitu
fototerapi.
Sesuai
dengan
protap
penatalaksanaan hiperbilirubin di 7S 8iawi dan menurut Prawirohardjo (200! yaitu pemasangan fototerapi, terapi sinar dengan panjang gelombang cahaya )0#)*0 nm, dilakukan jika kadar bilirubin indirek B &0 mg
'.( -akt%r Penukung an Peng0a"bat &. aktor Pendukung a. 1eluarga sangat kooperatif dan adanya respon positif terhadap asuhan
yang diberikan pada bayinya. b. danya kerjasama dengan petugas kesehatan yang baik, di ruang perinatologi 7S 8iawi, sehingga penulis dapat melaksanakan asuhan kepada /y. y. " secara optimal. 2. aktor Penghambat. Selama melaksanakan
asuhan
penulis
tidak
mengalami
hambatan karena adanya kerjasama yang baik dari pihak petugas kesehatan, serta sikap kooperatif dari pihak keluarga.
23
BAB 4 PENUTUP
(.1 )e&i"pulan
1esimpulan berdasarkan hasil pembahasan kasus pada // ", maka dapat disimpulkan sebagai berikut : &.
ata subjektif yang didapat dari /y. y. " yaitu, kulit kuning, rewel, malas menyusu sesuai dengan teori yang menunjukan kasus tanda
hiperbilirubin. 2. Pemeriksaan data objektif pada /y. y. " sudah sesuai dengan teori dan pemeriksaan yang dilakukan antara teori dengan kenyataan dilahan praktik dan tidak ada kesenjangan. $. iagnosa ditegakkan dari data subjektif dan data objektif yaitu /y. y. " usia ) hari, neonates cukup bulan sesuai masa kehamilan dengan hiperbilirubin. ). Penatalaksanaan yang diberikan sesuai dengan teori penatalaksaan bayi dengan hiperbilirubin. (.2 ,aran &. /agi Aahan Praktek gar mempertahankan dan meningkatkan mutu layanan terhadap pasien,
dengan tenaga yang professional dalam memberikan pelayanan dan dapat memberikan tambahan informasi mengenai asuhan kebidanan dengan hiperbilirubin untuk mempercepat penanganan guna mencegah komplikasi yang kemungkinan terjadi. 2. /agi 1lien 'emberi pengetahuan kepada klien dan keluarga mengenai hiperbilirubin, sehingga klien dan keluarga dapat mengetahui penyebab terjadinya hiperbilirubin, sehinggga dapat mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi yang lebih berat.
24