1. Pengantar Skrining pada Lansia Meng Mengin inga gatt kond kondisi isi usia usia lanj lanjut ut seper seperti ti diur diurai aika kan n terd terdah ahul ulu, u, muda mudah h dipahami bahwa dari segi promotif dan preventif menduduki tempat penting dalam memberikan tindakan atau program intervensi bagi kelompok ini. Oleh Direktorat Direktorat keluarga keluarga Binkesmas Binkesmas Departemen Kesehatan R sejak tahun 1!!"#a 1!!"#an n telah telah dikemb dikembang angkan kan $rogra $rogram m $embin $embinaan aan %sila %sila &%sia &%sia 'anjut 'anjut(( pada pada sejumlah puskesmas per)ontohan di ndonesia. Dalam program pembinaan tersebut ter)akup antara lain kegiatan skrining keseh kesehat atan an bagi bagi kelo kelomp mpok ok usia usia lanj lanjut ut di pusk puskesm esmas as *ang *ang se)ara se)ara prak prakti tiss berbentuk pengisian KM+ &Kartu Menuju +ehat( *ang diran)ang khusus bagi keperluan pembinaan kesehatan usia lanjut. Khusus mengenai bentuk dan tata )ara pengisian KM+ akan dijelaskan tersendiri pada bagian lampiran &nne- 1(. Berikut ini akan diuraikan definisi, tujuan, dan )iri#)iri skrining kesehatan bagi usia lanjut. +krining +krining &penapisan( &penapisan( adalah mengidenti mengidentifikasi fikasi ada tidakn*a tidakn*a pen*akit pen*akit atau kelainan *ang sebelumn*a tidak diketahui dengan menggunakan berbagai tes pemeriksaan fisik dan prosedur lainn*a, agar dapat memilah dari sekelompok indivi individu, du, mana mana *ang *ang tergol tergolong ong mengal mengalami ami kalain kalainan. an. +krini +krining ng tidak tidak dapat dapat diartikan se)ara diagnosti), tetapi bilamana hasiln*a positif selanjutn*a dapat di follw follw#u #up p deng dengan an peme pemerik riksaa saan n diag diagno nost sti) i),, kala kalau u perl perlu u deng dengan an tind tindak akan an pengobatan. +asaran skrining kesehatan memang ditujukan bagi setiap lansia, namun namun sasaran sasaran utaman utaman*a *a adalah adalah mereka mereka *ang *ang berada berada dalam dalam katego kategori ri resiko resiko tinggi &Broklehurst llen dalam Darmojo, R. B /eriatri, 1!!!(. /olongan *ang termasuk kategori resiko tinggi adalah0 a. 'aki 'aki#la #laki ki,, duda duda b. 'ansia jompo &diatas " tahun( ). 2ingg inggal al sendi sendiri ri d. Baru keluar keluar dari dari perawatan perawatan rumah rumah sakit sakit e. Baru saja saja mengalami mengalami duka duka )ita )ita *ang mendalam. mendalam. Kegiatan skrining perlu mempertimbangkan hal#hal berikut 0 a. Diarahkan Diarahkan untuk untuk mengurangi mengurangi morbidi morbiditas tas dan mortalitas mortalitas b. 3arus )ukup efektif dengan pengertian harus )ukup akurat, baik dalam hal sensitivitas maupun spesifitas ). Bersifa Bersifatt )ost#ef )ost#effe) fe)tiv tive. e. 1
$ilihan jenis skrining *ang dilakukan adalah berbeda#beda untuk masing# masing individu, *ang penting bahwa tindakan skrining sebenarn*a han*a perlu dilakukan bila terdapat kemungkinan untuk tindakan selanjutn*a.
4. Pencegahan Primer, Sekunder, dan Tersier +e)ara umum, aspek pen)egahan dapat dibagi atas pen)egahan primer dan pen)egahan sekunder. 5ontoh pen)egahan primer adalah hal#hal seperti0 a. Berhenti merokok b. Mengubah ga*a hidup ). Memerhatikan diet d. Melakukan e-er)ise e. 6aksinasi terhadap influen7a8pneumo)o))us8tetanus. +elanjutn*a, pen)egahan sekunder adalah untuk men)egah ke)a)atan melalui deteksi dini, *aitu terhadap pen*akit#pen*akit *ang masih berada pada stadium subklinis. $en)egahan sekunder ini dilakukan melalui kegiatan skrining atau penemuan kasus &)ase finding(. Di 9egara maju, skrining pada umumn*a ditujukan pada pen*akit kardiovaskular, keganasan dan )erebrovas)ular a))ident &56(
:. Macam-macam Skrining Kesehatan a. $en*akit hipertensi 2indakan skrining sangat bermanfaat, baik terhadap hipertensi sistolik maupun diastoli). $en)egahann*a akan dapat mengurangi risiko timbuln*a stroke, pen*akit jantung atau bahkan kematian. Dari hasil studi, ditemukan bahwa bila ;" orang diobati selama < tahun akan dapat men)egah 1 &satu( kejadian stroke. b. Keganasan +krining terhadap keganasan terutama ditujukan terhadap pen*akit kanker pa*udara, *aitu dengan )ara B+=. >uga pen*akit kanker serviks dengan )ara pap smear. +elanjutn*a skrining juga dilakukan terhadap kanker kolon dan re)tum. dapun )aran*a adalah dengan pengujian laboratorium terhadap darah samar di dalam feses, selain dengan )ara endoskopi untuk
4
kelainan dalam sigmoid dan kolon terutama pada penderita *ang menunjukkan adan*a keluhan. ). ?anita menopause 2indakan skrining ditujukan untuk memastikan apakah diperlukan terapi hormone pengganti estrogen. 2erapi ini dapat mengurangi risiko kanker pa*udara. >uga fraktur akibat osteoporosis. 9amun, perlu diwaspadai kemungkinan timbuln*a kanker endometrium, dimana untuk pen)egahann*a dapat dianjurkan agar diberikan se)ara bersamaan dengan hormone progesterone. 2indakan skrining juga biasan*a ditujukan bagi kelainan pada s*stem indera, *aitu terutama pada pengkihatan dan pendengaran seperti berikut ini. d. +krining Ketajaman 6isus +krining katajaman visus dengan tindakan sederhana, *aitu koreksi dengan ukuran ka)amata *ang sesuai. Bagi kasus katarak dengan tindakan ekstraksi lensa tidak saja akan memperbaiki penglihatan, tetapi juga akan meningkatkan status fungsional dan psikologis. +krining dengan alat funduskopi dapat mendeteksi pen*akit glau)oma, degenerasi ma)ula, dan retinopati diabetes. dapun fa)tor resiko untuk degenerasi ma)ula adalah adan*a riwa*at keluarga dan fa)tor merokok. e. +krining $endengaran Dengan tes bisik membisikkan enam kata#kata dari jarak tertentu ke telinga pasien serta dari luar lapang pandang. +elanjutn*a minta pasien untuk mengulangin*a. 5ara ini )ukup sensitive, dan menurut hasil penelitian dikatakan men)apai "@ dari hasil *ang diperoleh melalui pemeriksaan dengan alat audioskop. Mengenai pemeriksaan dengan audioskop, *aitu dihasilkan nada murni pada frekuensi <"", 1.""", 4.""", dan ;.""" 37, *aitu pada ambang 4<#;" dB. Bentuk pen)egahan ketiga adalah pen)egahan tersier. Di sini meliputi pen)egahan terhadap morbiditas dan mortalitas *ang timbul akibat pen*akit *ang telah ada. >enis pen)egahan ini termasuk tindakan khusus dan tergolong dalam disiplin ilmu geriatri). +ebagai )ontoh adalah tindakan rehabilitasi terhadap penderita lansia, misaln*a dengan fraktur panggul agar dapat mengurangi ke)a)atan serta kemampuan mereka untuk merawat diri sendiri. 5ontoh lain*a adalah rehabilitasi pada pasien stroke. :
dapun pen)egahan tersier ini lebih dimaksudkan selaku tindakan untuk peningkatan kesehatan dan bukan semata#mata ditujukan bagi pen*akit tertentu.
;. Penggolongan Skrining Kesehatan 2erdapat 4 &dua( golongan skrining, *aitu &1( surve* epidemiologi, dan &4( )ase finding&pen)arian8penemuan kasus(. 3al pertama *ang dilakukan misaln*a pada penelitian ilmiah ataupun untuk maksud peren)anaan program#program intervensi kesehatan, selanjutn*a tidak akan dibahas disini. +edangkan *ang kedua dapat dilakukan bagi usia lanjut *ang se)ara kebetulan dating berobat atau sengaja dating untuk keperluan pemeriksaan kesehatan rutin. 2indakan skrining
bertujuan agar
sebisa
mungkin dan
selama mungkin
tetap
mempertahankan usia lanjut dalam keadaan *ang optimal serta men)egah institusionalisasi &alias tetap mempertahankann*a tinggal dirumah(. Dari segi pertimbangan praktis, dapat dibedakan bahwa untuk periode usia A<#; tahun, skrining brtujuan untuk dapat memperpanjang aktivitas fisik, mental so)ial, serta untuk mengurangi kemungkinan )a)at maupun kondisi pen*akit *ang berlangsung menahun. +edangkan untuk periode lebih dari < tahun, skrining bertujuan untuk memperpanjang kemandirian &D'( se)ara optimal, men)egah institusionalisasi dan mengurangi ketidakn*amanan maupun stress, terutama bagi kasus#kasus terminal, serta untuk member dukungan emosional bagi keluarga. 5iri#)iri skrining
kesehatan
usia
lanjut
berdasarkan
pengalaman
sebaikn*a
diselenggarakan selaku kegiatan kelompok, bersifat offi)e#base &*aitu dilakukan di institusi misaln*a di puskesmas( dan mengingat tingkatann*a *ang sederhana, )ukup bila ditangani oleh kader terlatih &tidak mesti oleh petugas kesehatan profesional(. $enilaian se)ara lengkap bagi lansia memang pada dasarn*a
haruslah
bersifat
analisis
multidisiplin
&dengan
pendekatan
kolaboratif(, namun mengingat keberadaan lansia pada umumn*a *ang jarang memiliki akses kepada pengkajian *ang men*eluruh seperti itu, maka perlu dipopulerkan skrining se)ara sederhana *ang dapat dilakukan oleh perawat maupun petugas lainn*a ditingkat lapangan. >enis#jenis skrining se)ara sederhana tersebut dapat digolongkan dalam0 a. $engkajian faktor lingkungan &dapat dilakukan oleh petugas sosiomedis(. b. +krining fisik &dapat dilakukan oleh dokter maupun perawat( ;
). +krining kejiwaan &dapat dilakukan oleh dokter8perawat( d. +krining D' &dapat dilakukan oleh dokter8perawat( +krining seperti ini pada dasarn*a selain bertujuan untuk dapat menegakkan diagnosis, baik dari segi fisik maupun kejiwaan juga agar dimungkinkan untuk melakukan tindak lanjut atas temuan *ang didapat. +elain itu, juga memungkinkan untuk dilakukann*a tindakan rujukan se)ara tepat &kolaborasi(. %ntuk pengkajian se)ara komprehensif ditinjau dari sudut pandang medis dan keperawatan, pemba)a dapat merujuk pada nne- ;,<, dan A. 9amun, disini akan disajikan pengkajian sederhana *ang men)angkup 1" poin seperti *ang dianjurkan oleh 'a)hs et al. &dalam /eriatri0 Darmojo, R.B. dan Martono, 1!!!( sebagai berikut. a. Melakukan test ba)a koran sebagai modifikasi test snellen berturut#turut pada mata kiri dan kanan. b. Melakukan test bisik untuk menilai kemampuan pendengaran berturut#turut pada telinga kiri dan kanan ). 2est fungsi ekstermitas atas dan bawah antara lain dengan )ara berjabat tangan serta meminta lansia untuk bangkit dari dudukn*a dan berjalan. d. 2est tentang fungsi D' dan D' instrumen e. Menge)ek ada tidakn*a kontinensia &ngompol atau buang air besar tidak terasa( f.
Menge)ek status gi7i melalui pengukran berat dan tinggi badan &M2(
g. Menge)ek kemungkinan depresi dengan menan*akan apakah lansia sering merasa sedih ,tertekan,was#was, dan khawatir. h. Menge)ek dukungan sosial dengan menan*akan ada tidakn*a penanggung bia*a bila lansia memerlukan pengobatan atau keadaan darurat lainn*a. i.
Menge)ek status kognitif dengan meminta lansia men*ebutkan nama : objek tertentu dan mengulangin*a sesudah < menit.
j.
Menge)ek
kondisi
lingkungan
dimana
lansia
berada
dengan
menan*akan ada tidakn*a baha*a *ang dapat mengan)am &anak tangga, , tinggi, penerangan kamar mandi, ?5(
<. Skrining pada Keadaan Khusus Lansia
<
Di negara maju, skrining pada umumn*a ditujukan pada pen*akit kardiovaskuler, keganasan dan )erebravaskular a))ident &56( seperti *ang dijelaskan berikut 0 a. $en*akit 3ipertensi 2indakan skrining sangat bermanfaat, baik terhadap hipertensi sistolik maupun diastolik. $en)egahan akan dapat mengurangi resiko timbuln*a stroke, pen*akit jantung, bahkan kematian. Dari hasil studi, ditemukan bahwa bila ;" orang diobati dalam waktu < tahun akan dapat men)egah satu kejadian stroke, pada hipertensi dilakukan pengkajian se)ara lengkap &anamnesa dan pemeriksaan fisik( , skrining atau tes saringan. 3al *ang perlu dilakukan disini adalah pengukuran tekanan darah. +ebagai patokan diambil batas normal tekanan darah bagi lansia adalah &1( tekanan sistolik 14"# 1A"mm3g, dan &4( tekanan diastoli) sekitar !"mm3g. $engukuran tekanan darah pada lansia sebaikn*a dilakukan dalam keadaan berbaring, duduk, dan berdiri dengan selang beberapa waktu, *aitu untuk mengetahui kemungkinan adan*a hipertensi ortostatik. b. $en*akit >antung +elain pengkajian se)ara lengkap &anamnesis dan pemeriksaan fisik(, skrining *ang perlu dilakukan pada lansia dengan dugaan kelainan jantung antara lain pemeriksaan =K/, treadmill, dan foto thoraks. ). $en*akit /injal +elain pengkajian se)ara lengkap &anamnesis dan pemeriksaan fisik(, skrining *ang perlu dilakukan pada lansia dengan dugaan kelainan ginjal adalah pemeriksaan laboratorium tes fungsi ginjal dan foto 6$. d. Diabetes Melitus +elain pengkajian se)ara lengkap &anamnesis dan pemeriksaan fisik(, skrining *ang perlu dilakukan pada lansia dengan dugaan diabetes antara lain pemeriksaan reduksi urine, pemeriksaan kadar gula darah, dan funduskopi. e. /angguan Mental +elain pengkajian se)ara lengkap &anamnesis dan pemeriksaan fisik(, skrining *ang perlu dilakukan pada lansia dengan dugaan gangguan mental antara lain pemeriksaan status mental dan tes fungsi kognitif. Biasan*a telah dapat dibedakan apakah terdapat kelainan mental seperti depresi, delirium, atau demensia. A