SASARAN SASARA N KESE KESELAM LAMA ATAN PASI ASIEN EN (SKP)
KARS
Curiculum vitae: DR.Dr.Sutoto.,M DR.Dr.Sutoto.,M.Kes .Kes JABAT JABATAN SEKARANG: •
Ketu Ketua a KARS KARS (Kom (Komis isii Akre Akredi dita tasi si Ruma Rumah h Saki Sakitt ) Th 2011 2011-2 -201 014 4
•
Ketua Ketua umum umum PERSI PERSI (Perh (Perhimp impuna unan n Rumah Rumah Sakit Sakit Seluru Seluruh h Indone Indonesia sia)) Th 2009-2 2009-2012 012// 2012-2 2012-2015 015
•
Dewan Pembina Pembina MKEK (Majelis (Majelis Kehormat Kehormatan an Etika Etika Kedokter Kedokteran) an) IDI Pusat Pusat 2009-2012/ 2009-2012/2012-201 2012-2015 5
•
Dewan Pembina Pembina AIPNI (Asosiasi (Asosiasi Institusi Institusi Pendidik Pendidikan an Ners Indonesia) Indonesia)
•
Anggot Anggota a Komite Komite Kesela Keselamat matan an Pasie Pasien n Rumah Rumah Sakit Sakit Kement Kementeri erian an Keseha Kesehata tan n R.I
•
Dewan Dewan Peng Pengawa awass RS Mata Mata Cicend Cicendo, o,Pus Pusat at Mat Mata a Nasion Nasional al
PENDIDIKAN: 1. SI Fakul Fakultas tas Kedokte Kedokteran ran Univ Diponegor Diponegoro o 2. SII Magist Magister er Manajeme Manajemen n RS Univ. Univ. Gajahmad Gajahmada a 3. S III Manajem Manajemen en Pendidik Pendidikan an Universi Universitas tas Negeri Negeri Jakarta Jakarta (Cumlaude (Cumlaude))
PENGALAMAN KERJA •
Staf Pengajar Pengajar Pascasa Pascasarjana rjana MMR UGM, UMY, UMY, UHAMKA
•
Surveyor Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) sejak 1998
•
Kepala Kepala Pusk Puskesmas esmas Purwoj Purwojati ati,, Banyu Banyumas mas,, Jawa Jawa Tengah, engah, tahun tahun 1978-1 1978-1979 979
•
Kepala Kepala Puskesmas Puskesmas Jatilawa Jatilawang, ng, Banyumas Banyumas,jaw ,jawa a Tengah., engah., tahun tahun 1979-1992 1979-1992
•
Direktur RSUD Banyumas Jawa Tengah 1992-2001
•
Direk Direktur tur Utama Utama RSUP RSUP Fatma Fatmawa wati ti Jakart Jakarta a 2001 2001 - 2005 2005
•
Direktur Utama RS Kanker Dharmais Jakarta 2005-2010
•
Sesdit Sesditjen jen/Pl /Pltt Dirjen Dirjen Bina Bina Pelay Pelayana anan n Medis Medis KEMENK KEMENKES ES R.I( FebFeb-Sep Septt 2010) Sutoto.KARS
2
ENAM SASARAN KESELAMATAN PASIEN •
•
•
•
•
•
Sasa Sasarran I : Ketep etepat atan an iden identi tifi fik kasi asi pas pasie ien n Sasa Sasarran II: II: Penin eningk gkat atan an komun omunik ikas asii yang yang ef efekti ektif f Sasaran III: Peningkatan keamanan obat yang perlu perlu diwasp diwaspada adaii (high-alert) Sasar Sasaran an lV: lV: Kepas Kepastia tian n tepat tepat-lo -loka kasi, si, tepa tepattprosedur, prosedur, tepat-pasien tepat-pasien operasi Sasa Sasarran V: V: Pengu engurrang angan risi risik ko inf infeksi eksi ter terk kait ait pelayanan kesehatan Sasa Sasarran VI: VI: Pengu engurrang angan risi risik ko pasi pasien en jatu jatuh h Sutoto.KARS
3
SASARAN I : KETE KETEP PATAN IDENTI IDENTIFIKAS FIKASII PASIEN PASIEN Ruma Rumah h saki sakitt meng mengem emba bang ngk kan sua suatu pend pendek eka atan untu untuk k memp memper erba baik ikii / meningkatkan keteli ketelitian tian identifik identifikasi asi pasien.
4
WARNA GELANG PASIEN GELANG IDENTITAS Biru: Laki Laki Pink: Perempuan GELANG PENANDA: Merah: Alergi Kuning: Risiko Jatuh Ungu : Do Not Resucitate • •
• • •
5
PETUGAS HARUS MELAKUKAN IDENTIFIKASI PASIEN SAAT: pemberian obat pemberian darah / produk darah pengambilan darah dan
spesimen lain untuk pemeriksaan klinis Sebelum memberikan pengobatan Sebelum memberikan tindakan
Sutoto.KARS
6
Elemen Penilaian SKP.I. 1. Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien, tidak boleh menggunakan nomor kamar atau lokasi pasien 2. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat, darah, atau produk darah. 3. Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan klinis (lihat juga AP.5.6, EP 2) 4. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian pengobatan dan tindakan / prosedur 5. Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan identifikasi yang konsisten pada semua situasi dan lokasi
Sutoto.KARS
7
SASARAN II : PENINGKATAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF
Rumah sakit mengembangkan pendekatan untuk meningkatkan efektivitas komunikasi antar para pemberi layanan.
•
8
Komunikasi yang mudah terjadi kesalahan Terjadi pada saat:
Perintah diberikan secara lisan
Perintah diberikan melalui telpon
Saat pelaporan kembali hasil pemeriksaan kritis.
9
Perintah Lisan/Lewat Telepon 1.
Tulis Lengkap
2.
Baca Ulang- Eja untuk NORUM/LASA
3.
Konfirmasi lisan dan tanda tangan
Sutoto.KARS
ISI PERINTAH
NAMA LENGKAP DAN TANDA TANGAN PEMBERI PERINTAH
NAMA LENGKAP DAN TANDA TANGAN PENERIMA PERINTAH
TANGGAL DAN JAM
10
Elemen Penilaian SKP.II. 1. Perintah lengkap secara lisan dan yang melalui telepon atau hasil pemeriksaan kritis dituliskan secara lengkap oleh penerima perintah (lihat juga MKI.19.2, EP 1) 2. Perintah lengkap lisan dan telpon atau hasil pemeriksaan kritis dibacakan kembali secara lengkap oleh penerima perintah. (lihat AP 5.3.1 maksud dan tujuan) 3. Perintah atau hasil pemeriksaan kritis dikonfirmasi oleh pemberi perintah atau yang menyampaikan hasil pemeriksaan 4. Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan verifikasi keakuratan komunikasi lisan atau melalui telepon secara konsisten
Sutoto.KARS
11
MKI.19.2. Elemen Penilaian 1 •
1. Mereka yang mendapat otorisasi untuk mengisi rekam medis pasien diatur dalam kebijakan rumah sakit. (lihat juga SKP.2, EP 1)
Sutoto.KARS
12
MAKSUD DAN TUJUAN APK 5.3.1 •
•
Proses pelaporan hasil pemeriksaan/tes dikembangkan rumah sakit untuk pengelolaan hasil kritis dari tes diagnostik untuk menyediakan pedoman bagi para praktisi untuk meminta dan menerima hasil tes pada keadaan gawat darurat. RS mempunyai Prosedur yang meliputi –
–
–
penetapan tes kritis dan ambang nilai kritis bagi setiap tipe tes, oleh siapa dan kepada siapa hasil tes kritis harus dilaporkan menetapkan metode monitoring yang memenuhi ketentuan Sutoto.KARS
13
SASARAN III : PENINGKATAN KEAMANAN OBAT YANG PERLU DIWASPADAI (HIGH-ALERT)
Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk memperbaiki keamanan obat-obat yang perlu diwaspadai (highalert) •
Sutoto.KARS
14
Maksud dan Tujuan SKP 3 •
Obat yg Perlu diwaspadai : obat yang sering menyebabkan KTD atau kejadian sentinel; –
HIGH ALERT
–
ELEKTROLIT KONSENTRAT
–
•
NORUM/LASA (Nama Obat Rupa Ucapan Mirip/Look alike sound alike)
Kesalahan bisa terjadi: –
–
–
Secara tidak sengaja Bila perawat tidak mendapatkan orientasi dengan sebelum ditugaskan Pada keadaan gawat darurat Sutoto.KARS
15
Elemen Penilaian SKP 3) 1. Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan agar memuat proses identifikasi, menetapkan lokasi, pemberian label, dan penyimpanan elektrolit konsentrat. 2. Implementasi kebijakan dan prosedur 3. Elektrolit konsentrat tidak boleh disimpan di unit pelayanan pasien kecuali jika dibutuhkan secara klinis dan tindakan diambil untuk mencegah pemberian yang kurang hati-hati di area tersebut sesuai kebijakan. 4. Elektrolit konsentrat yang disimpan di pada unit pelayanan pasien harus diberi label yang jelas, dan disimpan pada area yang dibatasi ketat (restricted).
Sutoto.KARS
16
SASARAN IV : KEPASTIAN TEPAT-LOKASI, TEPAT-PROSEDUR, TEPAT-PASIEN OPERASI
Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk memastikan tepat-lokasi, tepatprosedur, dan tepat- pasien. •
Sutoto.KARS
17
KEBIJAKAN PENANDAAN LOKASI OPERASI 1. Penandaan dilakukan pada kasus termasuk sisi (laterality), multipel struktur (jari tangan, jari kaki, lesi), atau multipel level (tulang belakang) 2. Perlu melibatkan pasien 3. Tak mudah luntur terkena air/alkohol / betadine 4. Mudah dikenali 5. Digunakan secara konsisten di RS 6. dibuat oleh operator /orang yang akan melakukan tindakan, 7. Dilaksanakan saat pasien terjaga dan sadar jika memungkinkan, dan harus terlihat sampai saat akan disayat
Sutoto.KARS
18
KEBIJAKAN VERIFIKASI PRAOPERATIF : 1. Verifikasi lokasi, prosedur, dan pasien yang benar 2. Pastikan bahwa semua dokumen, foto, hasil pemeriksaan yang relevan tersedia, diberi label dan dipampang dg baik 3. Verifikasi ketersediaan peralatan khusus dan/atau implant 2 implant yg dibutuhkan 4. Tahap
Time out :
1.
memungkinkan semua pertanyaan/kekeliruan diselesaikan
2.
dilakukan di tempat tindakan, tepat sebelum dimulai,
3.
melibatkan seluruh tim operasi
5. Pakai surgical safety check-list (WHO . 2009)
Sutoto.KARS
19
Elemen Penilaian SKP.IV. 1.
Rumah sakit menggunakan suatu tanda yang jelas dan dapat dimengerti untuk identifikasi lokasi operasi dan melibatkan pasien di dalam proses penandaan.
2.
Rumah sakit menggunakan suatu checklist atau proses lain untuk memverifikasi saat preoperasi tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien dan semua dokumen serta peralatan yang diperlukan tersedia, tepat, dan fungsional.
3.
Tim operasi yang lengkap menerapkan dan mencatat prosedur time-out , tepat sebelum dimulainya suatu prosedur / tindakan pembedahan.
4. Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk mendukung keseragaman proses untuk memastikan tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien, termasuk prosedur medis dan tindakan pengobatan gigi / dental yang dilaksanakan di luar Sutoto.KARS kamar operasi.
20
SASARAN V : PENGURANGAN RISIKO INFEKSI TERKAIT PELAYANAN KESEHATAN
Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi risiko infeksi yang terkait pelayanan kesehatan. •
Sutoto.KARS
21
Elemen Penilaian SKP.V. 1. Rumah sakit mengadopsi atau mengadaptasi pedoman hand hygiene terbaru yang diterbitkan dan sudah diterima secara umum al dari WHO Patient Safety 2. Rumah sakit menerapkan program hand hygiene yang efektif. 3. Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan untuk mengarahkan pengurangan secara berkelanjutan risiko infeksi yang terkait pelayanan kesehatan Sutoto.KARS
22
SASARAN VI : PENGURANGAN RISIKO PASIEN JATUH
•
Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi risiko pasien dari cedera karena jatuh.
23
Maksud dan Tujuan SKP VI. •
•
•
Jumlah kasus jatuh cukup bermakna sebagai penyebab cedera pasien rawat inap. Rumah sakit perlu mengevaluasi risiko pasien jatuh dan mengambil tindakan untuk mengurangi risiko cedera bila sampai jatuh. Evaluasi : – – – –
•
riwayat jatuh, obat dan telaah terhadap konsumsi alkohol gaya jalan dan keseimbangan serta alat bantu berjalan yang digunakan oleh pasien.
Program tersebut harus diterapkan di rumah sakit. Sutoto.KARS
24
Elem Elemen en Penil enilai aian an SKP SKP.VI. VI. 1. Rumah Rumah saki sakitt mene menera rapk pkan an pro proses ses asesme asesmen n awal awal risik risiko o pasien jatuh jatuh dan melakukan melakukan asesmen ulang bila diindikasikan terjadi perubahan perubaha n kondisi atau pengobatan dll. 2. Langk Langkahah-lan langk gkah ah dite ditera rapk pkan an unt untuk uk meng mengur urang angii risik risiko o jatuh bagi mereka mereka yang pada hasil asesmen dianggap berisiko jatuh 3. Langk Langkahah-lan langk gkah ah dimon dimonit itor or hasi hasiln lnya ya,, baik baik kebe keberha rhasil silan an pengurangan pengurangan cedera akibat jatuh dan dampak dari kejadian tidak diharapkan 4. Kebij ebijak akan an dan dan//at atau au pros prosed edur ur dik dikemba embang ngk kan unt untuk uk mengarahkan pengurangan berkelanjutan risiko pasien cedera akibat jatuh di rumah sakit Sutoto.KARS
25
SEKIAN TERIMA KASIH
KARS
DOKUMEN SASARAN SASARA N KESEL KESELAMA AMAT TAN PASI ASIEN EN (SKP)
KARS
Curiculum vitae: DR.Dr.Sutoto.,M DR.Dr.Sutoto.,M.Kes .Kes JABAT JABATAN SEKARANG: •
Ketu Ketua a KARS KARS (Kom (Komis isii Akre Akredi dita tasi si Ruma Rumah h Saki Sakitt ) Th 2011 2011-2 -201 014 4
•
Ketua Ketua umum umum PERSI PERSI (Perh (Perhimp impuna unan n Rumah Rumah Sakit Sakit Seluru Seluruh h Indone Indonesia sia)) Th 2009-2 2009-2012 012// 2012-2 2012-2015 015
•
Dewan Pembina Pembina MKEK (Majelis (Majelis Kehormat Kehormatan an Etika Etika Kedokter Kedokteran) an) IDI Pusat Pusat 2009-2012/ 2009-2012/2012-201 2012-2015 5
•
Dewan Pembina Pembina AIPNI (Asosiasi (Asosiasi Institusi Institusi Pendidik Pendidikan an Ners Indonesia) Indonesia)
•
Anggot Anggota a Komite Komite Kesela Keselamat matan an Pasie Pasien n Rumah Rumah Sakit Sakit Kement Kementeri erian an Keseha Kesehata tan n R.I
•
Dewan Dewan Peng Pengawa awass RS Mata Mata Cicend Cicendo, o,Pus Pusat at Mat Mata a Nasion Nasional al
PENDIDIKAN: 1. SI Fakultas Fakultas Kedokteran Kedokteran Univ Diponegoro 2. SII Magister Magister Manajemen RS Univ Univ.. Gajahmada Gajahmada 3. S III Manajemen Manajemen Pendidikan Pendidikan Universitas Universitas Negeri Jakarta (Cumlaude)
PENGALAMAN KERJA •
Staf Pengajar Pengajar Pascasa Pascasarjana rjana MMR UGM, UMY, UMY, UHAMKA
•
Surveyor Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) sejak 1998
•
Kepala Kepala Pusk Puskesmas esmas Purwoj Purwojati ati,, Banyu Banyumas mas,, Jawa Jawa Tengah, engah, tahun tahun 1978-1 1978-1979 979
•
Kepala Kepala Puskesmas Puskesmas Jatilawa Jatilawang, ng, Banyumas Banyumas,jaw ,jawa a Tengah., engah., tahun tahun 1979-1992 1979-1992
•
Direktur RSUD Banyumas Jawa Tengah 1992-2001
•
Direk Direktur tur Utama Utama RSUP RSUP Fatma Fatmawa wati ti Jakart Jakarta a 2001 2001 - 2005 2005
•
Direktur Utama RS Kanker Dharmais Jakarta 2005-2010
•
Sesdit Sesditjen jen/Pl /Pltt Dirjen Dirjen Bina Bina Pelay Pelayana anan n Medis Medis KEMENK KEMENKES ES R.I( FebFeb-Sep Septt 2010) Sutoto.KARS
2
KEBIJAKAN IDENTITAS PASIEN Identifikasi Pasien : menggunakan dua identitas dari minimal tiga identitas
1. nama pasien ( e KTP) 2. tanggal lahir atau 3. nomor rekam medis •
•
!!!! dilarang identifikasi dg nomor kamar pasien atau lokasi Bila ada kekecualian, RS harus membuat SPO khusus Sutoto.KARS
3
SPO CARA IDENTIFIKASI PASIEN
Petemuan Pertama seorang petugas dengan pasien: 1.
Secara verbal: Tanyakan nama pasien
2.
Secara visual: Lihat ke gelang pasien dua dari tiga identitas, cocokkan dengan perintah dokter
3.
Pertemuan berikutnya lihat secara visual ke gelang pasien, dua identitas dari tiga identitas
Sutoto.KARS
4
SPO SAAT PEMASANGAN GELANG OLEH PETUGAS 1. Jelaskan manfaat gelang pasien 2. Jelaskan bahaya untuk pasien yang menolak, melepas, menutupi gelang .dll 3. Minta pasien utuk mengingatkan petugas bila akan melakukan tindakan atau memberi obat memberikan pengobatan tidak menkonfirmasi nama dan mengecek ke gelang
Sutoto.KARS
5
KEBIJAKAN IDENTIFIKASI PASIEN 1.
Identifikasi menggunakan gelang pasien, identifikasi terdiri dari tiga identitas: nama pasien (e KTP), nomor rekam medik, dan tanggal lahir.
2.
Pasien laki-laki memakai gelang warna biru, pasien perempuan memakai gelang warna pink, sedangkan gelang merah sebagai penanda alergi, dan gelang kuning penanda risiko jatuh, gelang ungu penanda Do not Resucitate
3.
Pada gelang identifikasi pasien: Nama pasien harus ditulis lengkap sesuai e-KTP bila tak ada gunakan KTP/kartu identitas lainnya, bila tak ada semuanya minta pasien/keluarganya untuk menulis pada formulir identitas yang disediakan RS dengan huruf kapital pada kotak kota huruf yang disediakan, nama tidak boleh disingkat, tak boleh salah ketik walau satu huruf
4.
Identifikasi pasien pada gelang identitas pasien harus di cetak, tulisan tangan hanya boleh bila printer sedang rusak/tak ada fasilitas untuk itu dan harus segera diganti bila printer berfungsi kembali.
KEBIJAKAN IDENTIFIKASI PASIEN lanjutan…………. 1. Petugas melakukan identifikasi pasien minimal dua dari tiga identitas diatas 2. Identifikasi dengan cara verbal (menanyakan/mengkonfirmasi nama pasien) dan visual (melihat gelang pasien) 6. Semua pasien harus di identifikasi secara benar sebelum dilakukan pemberian obat, tranfusi/produk darah, pengobatan, prosedur /tindakan, diambil sample darah, urin atau cairan tubuh lainnya 7. Pasien rawat jalan tak harus memakai gelang identitas pasien kecuali telah ditetapkan lain oleh RS,misalnya ruang haemodialisa, endoskopi 8. Pasien dengan nama sama harus diberi tanda “HATI HATI PASIEN DENGAN NAMA SAMA” pada rekam medik dan semua formulir permintaan penunjang Sutoto.KARS
7
SASARAN II : PENINGKATAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF
Rumah sakit mengembangkan pendekatan untuk meningkatkan efektivitas komunikasi antar para pemberi layanan.
•
Sutoto.KARS
8
Perintah Lisan/Lewat Telepon 1.
Tulis Lengkap
2.
Baca Ulang- Eja untuk NORUM/LASA
3.
Konfirmasi lisan dan tanda tangan
Sutoto.KARS
ISI PERINTAH
NAMA LENGKAP DAN TANDA TANGAN PEMBERI PERINTAH
NAMA LENGKAP DAN TANDA TANGAN PENERIMA PERINTAH
TANGGAL DAN JAM
9
CONTOH FORMULIR CATATAN LENGKAP PERINTAH LISAN/MELALUI TELEPON/PELAPORAN HASIL PEMERIKSAAN KRITIS
NO
TGL/ JAM
ISI PERINTAH
PENERIMA
PEMBERI
PELAKSANA
PERINTAH
PERINTAH
PERINTAH
(TANDA
(TANDA
(TANDA TANGAN)
TANGAN)
TANGAN)
Sutoto.KARS
KETERANGAN
10
Sutoto.KARS
11
LASA (LOOK ALIKE SOUND ALIKE) NORUM ( NAMA OBAT RUPA MIRIP) •
•
•
•
•
•
hidralazine cerebyx vinblastine chlorpropamide glipizide daunorubicine
Sutoto.KARS
hidroxyzine
celebrex
vincristine
chlorpromazine
glyburide
doxorubicine
12
SPO Persiapan Perawat Sebelum Memberikan Laporan Kepada Dokter
Visit dan periksa pasien Diskusikan keadaan pasien dengan PN Review hasil pemeriksaan untuk menetapkan dokter yg tepat yang akan dilapori Ketahui kapan pasien masuk dan diagnosis waktu masuk Baca catatan perkembangan terakhir dari dokter dan perawat
KEBIJAKAN PELAPORAN HASIL PEMERIKSAAN KRITIS •
•
Proses pelaporan hasil pemeriksaan/tes dikembangkan rumah sakit untuk pengelolaan hasil kritis dari tes diagnostik untuk menyediakan pedoman bagi para praktisi untuk meminta dan menerima hasil tes pada keadaan gawat darurat. RS mempunyai Prosedur yang meliputi –
–
–
penetapan tes kritis dan ambang nilai kritis bagi setiap tipe tes, oleh siapa dan kepada siapa hasil tes kritis harus dilaporkan menetapkan metode monitoring yang memenuhi ketentuan Sutoto.KARS
14
CONTOH HASIL PEMERIKSAAN KRITIS YANG WAJIB DILAPORKAN SEGERA
CONTOH KEBIJAKAN MENERIMA PERINTAH LISAN/LISAN LEWAT TELEPON •
•
•
•
•
•
Penerima perintah menulis lengkap perintahnya, membaca ulang dan melakukan konfirmasi Tulisan disebut lengkap bila terdiri dari jam/tanggal, isi perintah, nama penerima perintah dan tanda tangan, nama pemberi perintah dan tanda tangan (pada kesempatan berikutnya) Baca ulang dengan jelas, bila perintah mengandung nama obat LASA, maka nama obat lasa harus dieja satu persatu hurufnya Di unit pelayanan harus tersedia daftar obat Look alike sound alike, look alike, dan sound alike Konfirmasi lisan dan tertulis, konfirmasi lisan sesaat setelah pemberi perintah mendengar pembacaan dan memberikan pernyataan kebenaran pembacaan secara lisan misal “ya sudah benar” . Konfirmasi tertulis dengan tanda tangan pemberi perintah yang harus diminta pada kesempatan kunjungan berikutnya . Ada kolom keterangan yang dapat dipakai mencatat hal-hal yang perlu dicatat, misal pemberi perintah tak mau tanda tangan Sutoto.KARS
18
SASARAN III : PENINGKATAN KEAMANAN OBAT YANG PERLU DIWASPADAI (HIGH-ALERT)
Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk memperbaiki keamanan obat-obat yang perlu diwaspadai (highalert) •
Sutoto.KARS
19
LASA (LOOK ALIKE SOUND ALIKE) NORUM ( NAMA OBAT RUPA MIRIP) •
hidraALAzine
hidrOXYzine
•
ceREBYx
ceLEBRex
•
vinBLASTine
vinCRIStine
•
chlorproPAMIDE
chlorproMAZINE
•
glipiZIde
glYBURIde
dOXOrubicine
•
DAUNOrubicine
Sutoto.KARS
20
Look Alike Sound Alike
LASA
LASA
Sutoto.KARS
21
Sutoto.KARS
22
OBAT HIGH ALERT •
•
•
Obat yang persentasinya tinggi dalam menyebabkan terjadi kesalahan/ error dan/atau kejadian sentinel (sentinel event) Obat yang berisiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan (adverse outcome) Obat-obat yang (Nama Obat, Rupa dan Ucapan Mirip/NORUM, atau Look-Alike Sound Alike / LASA) Sutoto.KARS
23
THREE PRINCIPLES TO IMPROVE HIGH-ALERT MEDICATION ADMINISTRATION AND DISTRIBUTION: 1.
Eliminate the Possibility of Error 1.
Reduce the number of drugs on a facility’s formulary.
2.
Reduce the number of concentrations and volumes.
3.
Remove high-alert drugs from critical areas.
2.
Make Errors Visible 1.
Have two individuals independently check the product to ensure it is correct, particularly when received in bulk. (In this case, the packaging and labeling could misleadingly look similar to another drug.)
2.
Have two individuals independently check equipment settings, as applicable, since some drugs are administered intravenously.
3.
Minimize the Consequence of Errors 1.
Minimize the size of vials or ampules in the patient care area to the dose commonly needed.
2.
Reduce the total dose of high-alert drugs in continuous IV drip bags.
3.
Reduce the concentration of the drugs when possible.
Based on these principles, fostering change in the way high-alert drugs are managed and includes things such as: 1.
Encouraging standardized dosing procedures.
2.
Carefully screening new products.
3.
Creating system redundancies, commonly known as “double checks.” Sutoto.KARS
24
OBAT HIGH ALERT: KATAGORI OBAT (ISMPs)
HIGH ALERT
1
ADRENERGIC AGONIS IV (Contoh: adrenalin)
2
ADRENERGIC
3
ANESTETIC AGENT GENERAL, INHALED dan IV (Misal: Propofol)
4
CARDIOPLEGIC SOLUTION
5
CHEMOTERAPIC AGENTS PARENTERAL DAN ORAL
6
DEXTROSE HIPERTONIC 20% ATAU LEBIH
7
DIALISIS SOLUTION (PERITONEAL, HEMODIALISIS)
8
OBAT EPIDURAL DAN
9
GLICOPROTEIN INHIBITOR II B/III A (Misal: Ephbatide)
10
HIPOGLIKEMIK ORAL
11
OBAT OBAT INOTROPIK IV (Misal: Digoxin, milrinone)
12
LIPOSOMAL FORM OF DRUGS (Liposomal Ampheterisine B)
13
MODERATE SEDATION AGENTS IV (Contoh : Midazolame)
14
MODERATE SEDATION AGENTS ORAL FOR CHILDREN (Contoh Chloralhydrate)
15
ANESTETIC/OPIATE IV DAN ORAL ( Termasuk cairan konsentrat, immediate and
ANTAGONIS IV (Contoh: Propanolol)
INTRATHECAL
sustained released Formulation)
16
NEUROMUSCULAR BLOCKING AGENT (Contoh: Succynil Choline)
17
RADIO CONTRAS AGENT IV
18
THROMBOLITIC/ FIBRINOLITIC IV (Contoh: Tenecteplace)
19
TOTAL PARENTERAL SOLUTION
Sutoto.KARS
25
DAFTAR OBAT HIGH ALERT OBAT SPESIFIK 1
Amiodarone IV
2
Colcichine Injection
3
Heparin, Low moluculer weigt injection
4
Heparin Unfractionated IV
5
Insulin SC dan IV
6
Lidocaine IV
7
Magnesium SUlfat Injecion
8
Methotrxate oral non oncologic use
9
Netiride
10
Nitroprusside sodium for injection
11
Potasium Cloride for injection concentrate
12
Potasium Phospate injection
13
Sodium Chloride injection hypertonic >0.9%
14
HIGH ALERT
Warfarin
Sutoto.KARS
26
Look-Alike High Alert Drugs
HIGH ALERT
ELEKTROLIT KONSENTRAT 1. kalium/potasium klorida = > 2 mEq/ml 2. kalium/potasium fosfat => 3 mmol/ml 3. natrium/sodium klorida > 0.9% 4. magnesium sulfat => 50% atau lebih pekat
Sutoto.KARS
! HIGH ALERT
28
ELEKTROLIT KONSENTRATE •
•
Cairan ini bisa mengakibatkan KTD/sentinel event bila tak disiapkan dan dikelola dengan baik Terpenting : –
Ketersediaan
–
Akses
–
Resep
–
Pemesanan
–
Persiapan
–
Distribusi
–
Label
–
Verifikasi
–
Administrasi dan pemantauan
Sutoto.KARS
29
Langkah langkah>>> Cara untuk mengurangi atau mengeliminasi KTD: •
•
•
Tingkatkan proses pengelolaan obat-obat yang perlu diwaspadai Pindahkan elektrolit konsentrat dari unit pelayanan pasien ke farmasi. RS punya Kebijakan dan/atau prosedur –
–
–
Daftar obat-obat yang perlu diwaspadai berdasarkan data yang ada di rumah sakit identifikasi area mana saja yang membutuhkan elektrolit konsentrat, seperti di IGD atau kamar operasi pemberian label secara benar pada elektrolit konsentrat penyimpanannya di area tersebut, sehingga membatasi akses untuk mencegah pemberian yang tidak disengaja / kurang hati-hati. Sutoto.KARS
30
ELEKTROLIT KONSENTRATE •
•
•
Standarisasi dosis, unit ukuran, dan terminologi adalah elemen penting dari penggunaan yang aman Campuran larutan elektrolit harus dihindari (misalnya : natrium klorida dengan kalium klorida). Upaya ini memerlukan perhatian khusus, keahlian yang sesuai, antar-profesional kolaborasi, proses verifikasi, dan fungsi yang akan memastikan penggunaan yang aman.
Sutoto.KARS
31
oo a e LASA
Sutoto.KARS
32
LASA LASA
Sutoto.KARS
33
CONTOH KEBIJAKAN PENANGANAN OBAT HIGH ALERT •
DEFINISI: –
•
Obat berisiko tinggi yang menyebabkan bahaya yang bermakna bila digunakan secara salah
KETENTUAN : 1. 2. 3. 4.
Setiap unit yan obat harus tersedia daftar obat high alert, Obat LASA, Elektrolit Konsentrat, serta panduan penata laksanaan obat high alert Setiap staf klinis terkait harus tahu penata laksanaan obat high alert Obat high alert harus disimpan terpisah, akses terbatas, diberi label yang jelas Instruksi lisan obat high alert hanya boleh dalam keadaan emergensi, atau nama obat harus di eja perhuruf HIGH ALERT Sutoto.KARS
34
KEBIJAKAN PENYIMPANAN OBAT HIGH ALERT DI INSTALASI FARMASI 1.
Tempelkan stiker obat high alert pada setiap dos obat
2.
Beri stiker high alert pada setiap ampul obat high alert yang akan diserahkan kepada perawat
3.
Pisahkan obat high alert dengan obat lain dalam kontainer khusus
4.
Simpan obat sitostatika secara terpisah dari obat lainnya
5.
Simpan Obat Narkotika secara terpisah dalam lemari terkunci double, setiap pengeluaran harus diketahui oleh penanggung jawabnya dan dicatat, setiap ganti sif harus tercatat dalam buku serah terima lengkap dengan jumlahnya dan di tanda tangani
6.
Sebelum perawat memberikan obat high alert cek kepada perawat lain untuk memastikan tak ada salah pasien dan salah dosis (double check)
7.
Obat high alert dalam infus: cek selalu kecepatan dan ketepatan pompa infus, tempel stiker label, nama obat pada botol infus. Dan di isi dengan catatan sesuai ketentuan Sutoto.KARS
HIGH ALERT 35
CONTOH STIKER OBAT HIGH ALERT PADA BOTOL INFUS
Sutoto.KARS
36
Maksud dan Tujuan SKP IV
Penyebab Salah-lokasi, Salah-prosedur, Salah Pasien Pada Operasi 1. Komunikasi Yang Tidak Efektif/Tidak Adekuat Antara Anggota Tim Bedah 2. Kurang/Tidak Melibatkan Pasien Di Dalam Penandaan Lokasi (Site Marking) 3. Tidak Ada Prosedur Untuk Verifikasi Lokasi Operasi 4. Asesmen Pasien Yang Tidak Adekuat 5. Penelaahan Ulang Catatan Medis Tidak Adekuat 6. Budaya Yang Tidak Mendukung Komunikasi Terbuka Antar Anggota Tim Bedah 7. Tulisan perintah/Resep Yang Tidak Terbaca (Illegible Handwriting)tah 8. Pemakaian Singkatan Sutoto.KARS
37
Sutoto.KARS
38
KEBIJAKAN PENANDAAN LOKASI OPERASI 1. Penandaan dilakukan pada semua kasus termasuk sisi (laterality), multipel struktur (jari tangan, jari kaki, lesi), atau multipel level (tulang belakang) 2. Perlu melibatkan pasien 3. Tak mudah luntur terkena air/alkohol / betadine 4. Mudah dikenali 5. Digunakan secara konsisten di RS 6. dibuat oleh operator /orang yang akan melakukan tindakan, 7. Dilaksanakan saat pasien terjaga dan sadar jika memungkinkan, dan harus terlihat sampai saat akan disayat
Sutoto.KARS
39
CONTOH PENANDAAN
Sutoto.KARS
40
KEBIJAKAN VERIFIKASI PRAOPERATIF : 1. Verifikasi lokasi, prosedur, dan pasien yang benar 2. Pastikan bahwa semua dokumen, foto, hasil pemeriksaan yang relevan tersedia, diberi label dan dipampang dg baik 3. Verifikasi ketersediaan peralatan khusus dan/atau implant 2 implant yg dibutuhkan 4. Tahap Time out : 1.
memungkinkan semua pertanyaan/kekeliruan diselesaikan
2.
dilakukan di tempat tindakan, tepat sebelum dimulai,
3.
melibatkan seluruh tim operasi
5. Pakai surgical safety check-list (WHO . 2009)
Sutoto.KARS
41
TIME OUT
Sutoto.KARS
42
PANDUAN Sebelum Induksi Anestesi:
1. Identifikasi pasien, prosedur, informed concent sudah dicek ? 2. Sisi operasi sudah ditandai ? 3. Mesin anestesi dan obat-obatan lengkap ? 4. pulse oxymeter terpasang dan berfungsi ? 5. Allergi ? 6. Kemungkinan kesulitan jalan nafas atau aspirasi 7. Risiko kehilangandarah >= 500ml Sutoto.KARS
43
PANDUAN Sebelum Insisi Kulit (Time-out):Apakah ……. 1. Konfirmasi anggota tim (nama dan peran) 2. Konfirmasi nama pasien , prosedur dan lokasi incisi 3. Antibiotik propillaksi sdh diberikan dalam 60 menit sebelumnya 4. Antisipasi kejadian kritis: 1. Dr Bedah: apa langkah, berapa lama, kmk blood lost ? 2. Dr anestesi: apa ada patients spesific corcern ? 3. Perawat : Sterilitas , instrumen ?
5. Imaging yg diperlukan sdh dipasang ? Sutoto.KARS
44
PANDUAN SEBELUM PASIEN MENINGGALKAN KAMAR OPERASI 1. Perawat melakukan konfirmasi secara verbal, bersama dr dan anestesid 1. Nama prosedur, 2. Instrumen, gas verband, jarum dihitung harus lengkap 3. Speciment telah di beri label dengan PID tepat 4. Apa ada masalah peralatan yang harus ditangani
2. Dokter kpd perawat dan anesesi, apa yang harus diperhatikan dalam recovery dan manajemen pasien Sutoto.KARS
45
Sutoto.KARS
47
Contoh: PENGGGUNAAN JEMBATAN KELEDAI, ENAM AREA DALAM HAND-WASH/RUB • • • • • •
TELAPAK TANGAN PUNGGUNG TANGAN SELA- SELA JARI PUNGGUNG JARI-JARI (GERAKAN KUNCI) SEKELILING IBU JARI (PUTAR- PUTAR) KUKU DAN UJUNG JARI (PUTAR-PUTAR)
LAMA CUCI TANGAN: HAND RUB : 20-30 DETIK HAND WASH 40-60 DETIK
Sutoto.KARS Acknowledgement : WHO World Alliance for Patient Safety
49
CONTOH: ASESMEN RISIKO JATUH MORSE FALL SCALE
Sutoto.KARS
50
Pediatric Patient Falls Scale Scale Characteristics General Risk Assessment of Pediatric Inpatient Falls (GRAF-PIF)
Humpty-Dumpty Scale- Inpatient
CHAMPS Pediatric Fall Risk Assessment Tool
Pediatric Fall Risk Assessment Scale (PFRA) Used at NCH
Physical & physiological falls (not developmental)
All types of falls except when child is “dropped”
All types of falls
All types of falls
5 items
7 items
4 items
10 items
Scale 0 to 5+
Scale 7 to 23
Scale 0 to 4
Scale 0 to 30
Cut-off score = 2
Cut-off score = 12
Cut-off score = 1
Cut-off score = 5
Sutoto.KARS
51
SKALA RISIKO JATUH HUMPTY DUMPTY PARAMETER Usia
Jenis kelamin Diagnosis
KRITERIA
NILAI
< 3 tahun
4
3 – 7 tahun
3
7 – 13 tahun
2
≥ 13 tahun
1
Laki-laki
2
Perempuan
1
Diagnosis neurologi
4
Perubahan oksigenasi (diagnosis respiratorik, dehidrasi, anemia, anoreksia,
3
SKOR
sinkop, pusing, dsb.)
Gangguan kognitif
Faktor lingkungan
Gangguan perilaku / psikiatri
2
Diagnosis lainnya
1
Tidak menyadari keterbatasan dirinya
3
Lupa akan adanya keterbatasan
2
Orientasi baik terhadap diri sendiri
1
Riwayat jatuh / bayi diletakkan di tempat tidur dewasa
4
Pasien menggunakan alat bantu / bayi diletakkan dalam tempat tidur bayi
3
/ perabot rumah Pasien diletakkan di tempat tidur
2
Area di luar rumah sakit
1
Respons terhadap:
Dalam 24 jam
3
1. Pembedahan/ sedasi /
Dalam 48 jam
2
> 48 jam atau tidak menjalani pembedahan / sedasi/ anestesi
1
Penggunaan multipel: sedatif, obat hipnosis, barbiturat, fenotiazin,
3
anestesi 2. Penggunaan medikamentosa
antidepresan, pencahar, diuretik, narkose Penggunaan salah satu obat di atas
2
Penggunaan medikasi lainnya / tidak ada medikasi
1
52
Parameter Riwayat jatuh
SKALA RISIKO JATUH ONTARIO MODIFIED STRATIFY - SYDNEY SCORING Skrining Jawaban apakah pasien datang ke rumah sakit karena jatuh?
Ya / tidak
jika tidak, apakah pasien mengalami jatuh dalam 2 bulan terakhir ini? apakah pasien delirium? (tidak dapat membuat keputusan, pola pikir tidak terorganisir, gangguan daya ingat)
Ya/ tidak
apakah pasien disorientasi? (salah menyebutkan waktu, tempat, Ya/ tidak atau orang) apakah pasien mengalami agitasi? (ketakutan, gelisah, dan Ya/ tidak cemas) apakah pasien memakai kacamata? Ya/ tidak Penglihatan
apakah pasien mengeluh adanya penglihatan buram?
Ya/ tidak Ya/ tidak
Kebiasaan berkemih
apakah pasien mempunyai glaukoma, katarak, atau degenerasi makula? apakah terdapat perubahan perilaku berkemih? (frekuensi, urgensi, inkontinensia, nokturia)
Transfer (dari tempat memerlukan sedikit bantuan (1 orang) / dalam pengawasan tidur ke kursi dan kembali ke tempat tidur) memerlukan bantuan yang nyata (2 orang) tidak dapat duduk dengan seimbang, perlu bantuan total
Mobilitas
Salah satu jawaban ya = 6
Ya/ tidak
Status mental
mandiri (boleh menggunakan alat bantu jalan)
Keterangan Nilai
Salah satu jawaban ya = 14
Salah satu jawaban ya = 1
Ya/ tidak ya = 2 0 1 2 3
mandiri (boleh menggunakan alat bantu jalan)
0
berjalan dengan bantuan 1 orang (verbal / fisik)
1
menggunakan kursi roda imobilisasi
2 3
jumlahkan nilai transfer dan mobilitas. Jika nilai total 0-3, maka skor = 0. jika nilai total 46, maka skor = 7
Skor
•
Edmonson Psychiatric Fall Risk Assessment Sutoto.KARS
54
Edmonson Psychiatric Fall Risk Assessment
Sutoto.KARS
55
56
Sutoto.KARS
57
on o
ang a
encega an as en Jatuh
s o
1. Anjurkan pasien meminta bantuan yang diperlukan 2. Anjurkan pasien untuk memakai alas kaki anti slip 3. Sediakan kursi roda yang terkunci di samping tempat tidur pasien 4. Pastikan bahwa jalur ke kamar kecil bebas dari hambatan dan terang 5. Pastikan lorong bebas hambatan 6. Tempatkan alat bantu seperti walkers/tongkat dalam jangkauan pasien 7. Pasang Bedside rel 8. Evaluasi kursi dan tinggi tempat tidur Sutoto.KARS
58
on o
ang a
encega an as en Jatuh
s o
9. Pertimbangkan efek puncak obat yang diresepkan yang mempengaruhi tingkat kesadaran, dan gait 10. Mengamati lingkungan untuk kondisi berpotensi tidak aman, dan segera laporkan untuk perbaikan 11. Jangan biarkan pasien berisiko jatuh tanpa pengawasan saat di daerah diagnostik atau terapi 12. Pastikan pasien yang diangkut dengan brandcard / tempat tidur, posisi bedside rel dalam keadaan terpasang 13. Informasikan dan mendidik pasien dan / atau anggota keluarga mengenai rencana perawatan untuk mencegah jatuh 14. Berkolaborasi dengan pasien atau keluarga untuk memberikan bantuan yang dibutuhkan dengan Sutoto.KARS
Contoh tata laksana risiko jatuh 59