PEMASANGAN TANDA PERINGATAN PASIEN RESIKO JATUH No. Dokumen : 016/SPO/YANMED/RSSAK/III/2015 STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO) PENGERTIAN TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
No. Revisi : Halaman : 01 1/1 Ditetapkan,
Tanggal Terbit : 28 Maret 2015 dr. H. Mahruzzaman Naim,SpA Direktur Pemasangan tanda peringatan pasien resiko jatuh adalah tanda peringatan yang dipasang setelah dilakukan pengkajian awal keperawatan dan dinyatakan berisiko di tempat tidur pasien. 1. Mengidentifikasi pasien yang memiliki risiko tinggi jatuh dengan menggunakan“Asesmen Risiko Jatuh. 2. Menetapkan standar pencegahan dan penanganan risiko jatuh secara komprehensif Mendeskripsikan kebutuhan akan perlunya pemahaman faktor risiko jatuh, pencegahan, dan penanganannya dalam meningkatkan klinis dan kepuasan pasien, serta menurunkan biaya kesehatan. 1. Peraturan direktur nomor 002/PER/DIR/RSSAK/III/2015 tentang kebijakan pelayanan Rumah Sakit 2. Peraturan Direktur nomor 056/PER/DIR/RSSAK/III/2015 tentang Panduan Risiko Jatuh 1. Perawat yang bertugas / PJ Keperawatan akan melakukan skrining awal / asesmen Risiko , kemudian melakukan scoring dan hasil scoring diinformasikan pada DPJP 2. Perawat melakukan pemasangan tanda peringatan pasien risiko jatuh sesuai dengan hasil asesmen / scrining awal dan menginformasikan kepada pasien / kelurga “ bahwa akan dilakukan pemasangan tanda symbol smiley warna kuning ” dengan berkomunikasi aktif “ selamat pagi , siang , sore , malam , nama ibu , bapak siapa / tanggal lahir nya ? dan jelaskan akan dilakukan pemasangan tanda tersebut dengan cara : symbol smiley berupa sticker yang ditempelkan di tempat tidur pasien ( akrilik pasien ) ---
PENATALAKSANAAN PASIEN BERISIKO JATUH No. Dokumen : 017/SPO/YANMED/RSSAK/III/2015 STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO) PENGERTIAN TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
No. Revisi : Halaman : 01 1/2 Ditetapkan,
Tanggal Terbit : 28 Maret 2015 dr. H. Mahruzzaman Naim,SpA Direktur Pemasangan tanda peringatan pasien resiko jatuh adalah tanda peringatan yang dipasang setelah dilakukan pengkajian awal keperawatan dan dinyatakan berisiko di tempat tidur pasien. 1. Mengidentifikasi pasien yang memiliki risiko tinggi jatuh dengan menggunakan“Asesmen Risiko Jatuh. 2. Menetapkan standar pencegahan dan penanganan risiko jatuh secara komprehensif Mendeskripsikan kebutuhan akan perlunya pemahaman faktor risiko jatuh, pencegahan, dan penanganannya dalam meningkatkan klinis dan kepuasan pasien, serta menurunkan biaya kesehatan. 1. Peraturan direktur nomor 002/PER/DIR/RSSAK/III/2015 tentang kebijakan pelayanan Rumah Sakit 2. Peraturan Direktur nomor 056/PER/DIR/RSSAK/III/2015 tentang Panduan Risiko Jatuh 1. Lakukan orientasi kamar inap kepada pasien 2. Posisikan bel panggilan / nurse call mudah dijangkau oleh pasien 3. Jalur untuk pasien berjalan harus bebas / tidak ada hambatan dan tidak licin 4. Jauhkan kabel-kabel dari jalur berjalan pasien 5. Posisikan tempat tidur rendah / sesuai standar elektrik / manual dan pastikan roda terkunci / fungsi baik 6. Pagar TT berfungsi dengan baik dan lakukan greeting khusus pasien anak / pasien tidak sadar / geriatri pagar TT selalu dalam keadaan tertutup saat mau meninggalkan pasien . 7. Menggunakan sandal anti licin 8. Pastikan pencahayaan adekuat 9. Benda-benda pribadi ./ kebutuhan pasien berada dalam jangkauan 10. Bantu pasien ke kamar mandi, jika diperlukan ( pasien turun pertama kali setelah perawatan bedreest harus dibantu / didampingi ) 11. Evaluasi efektifitas obat-obatan yang meningkatkan predisposisi jatuh (sedasi, antihipertensi, diuretic, benzodiazepine, dan sebagainya), konsultasikan dengan dokter atau petugas farmasi jika perlu 12. Konsultasikan dengan dokter mengenai kebutuhan fisioterapi pada psaien dengan gangguan keseimbangan / gaya berjalan / penurunan fungsional. 13. Nilai ulang status kemandirian pasien setiap hari 14. Pantau adanya hipertensi ortostatik jika pasien mengeluh pusing atau vertigo dan ajari pasien untuk bangun dari tempat tidur secara perlahan 15. Bantu / ajarkan penggunaan alat bantu (tongkat, alat penopang), jika perlu / jika belum bisa 16. Berikan edukasi mengenai teknik pencegahan jatuh kepada pasien dan keluarganya ---
PENANDAAN LOKASI OPERASI No. Dokumen : 092/SPO/OK/RSSAK/III/2015 STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO) PENGERTIAN TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
No. Revisi : Halaman : 01 1/2 Ditetapkan,
Tanggal Terbit : 28 Maret 2015 dr. H. Mahruzzaman Naim,SpA Direktur Penandaan Lokasi Operasi adalah suatu proses kegiatan pemberian tanda pada lokasi operasi pada pasien sebelum dilakukan insisi 1. Mengurangi resiko operasi akibat salah tempat operasi 2. Mengurangi resiko operasi akibat salah pasien 3. Menginformasikan dan petunjuk untuk operator metode yang akan digunakan untuk pembedahan 4. Menunjukkan kepada tim operasi bagian tubuh yang akan dioperasi 1. Peraturan direktur nomor 002/PER/DIR/RSSAK/III/2015 tentang kebijakan pelayanan Rumah Sakit 2. Peraturan Direktur nomor 029/PER/DIR/RSSAK/III/2015 tentang Pedoman Pelayanan Kamar Operasi 1. Pasien yang direncanakan akan dilakukan operasi sebelum dilakukan penandaan lokasi operasi dilakukan identifikasi pasien sesuai Prosedur Identifikasi Pasien Rawat Inap. 2. Setelah identifikasi sesuai, lakukan konfirmasi mengenai rencana tindakan yang akan dilakukan. 3. Penandaan lokasi operasi harus dilakukan oleh orang yang akan melakukan tindakan 4. Penandaan lokasi operasi harus dilakukan sebelum pasien masuk kamar operasi/ ruang tindakan dan dilaksanakan pada saat pasien terjaga dan sadar jika memungkinkan. a. Bila pasien akan langsung dilakukan tindakan segera / pada hari yang sama, maka operator langsung menandai lokasi atau tempat yang akan dioperasi b. Bila pasien akan dilakukan tindakan elektif, maka penandaan lokasi operasi dilakukan pada saat pasien datang di ruang perawatan atau di Ruang Persiapan Operasi. 5. Pada saat akan melakukan penandaan lokasi operasi, operator melakukan verifikasi lokasi yang akan dilakukan operasi kepada pasien / keluarga pasien dengan cara sebagai berikut : “ Bapak / Ibu saya akan mengkonfirmasi bagian tubuh mana yang akan dilakukan operasi “ 6. Cara penandaan lokasi operasi : a. Penandaan dilakukan di tempat atau dekat lokasi operasi b. Tanda berupa panah tempat yang akan dilakukan operasi dengan jelas c. Penandaan dilakukan pada semua kasus termasuk sisi, multiple struktur ( jari tangan, jari kaki, lesi ) atau multiple level ( tulang belakang )
PENANDAAN LOKASI OPERASI No. Dokumen : 092/SPO/OK/RSSAK/III/2015 STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
No. Revisi : Halaman : 01 2/2 Ditetapkan,
Tanggal Terbit : 28 Maret 2015
PROSEDUR
d. e.
dr. H. Mahruzzaman Naim,SpA Direktur Penandaan menggunakan spidol permanen dan didokumentasikan di lembar Catatan Medis Pasien Rawat Inap terintegrasi. Dilakukan pada saat pasien sadar , belum dilakukan pembiusan (jika memungkinkan).
7. Penandaan lokasi operasi tidak dilakukan pada kasus : a. Seksio Cesar, Operasi Jantung b. Kasus intervensi dimana menggunakan kateter / instrument yang diinsersi (contoh : kateterisasi jantung) c. Pada kasus dimana lokasi operasi tidak dapat ditandai, misalnya operasi gigi, penandaan lokasi operasi dilakukan pada foto rontgen gigi / panoramic, dengan cara melingkari bagian gigi yang akan di operasi pada foto rontgen d. Kasus luka bakar e. Operasi THT seperti tonsilectomy f. Bayi premature, karena menyebabkan tanda yang permanen g. Endoscopi h. Laparatomi 8. Konfirmasi ulang penandaan lokasi operasi dilakukan saat pembacaan time out UNIT TERKAIT
---
MENCUCI TANGAN DENGAN FUBRINGER No. Dokumen : 017/SPO/YANMED/RSSAK/III/2015 STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO) PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN
PROSEDUR
No. Revisi : Halaman : 01 1/2 Ditetapkan,
Tanggal Terbit : 28 Maret 2015 dr. H. Mahruzzaman Naim,SpA Direktur Mencuci tangan secara fubringer adalah kegiatan mencuci tangan mengunakan sabun antimicrobial sebelum operasi untuk menghilangkan kuman transient dan menurunkan kuman resident flora ditangan 1. Membersihkan tangan untuk menghilangkan kuman transien dan mengurangi resident flora agar tidak terjadi kontaminasi pada saat mencuci tangan 2. Tindakan utama dalam pengendalian infeksi nosokomial 1. Peraturan direktur nomor 002/PER/DIR/RSSAK/III/2015 tentang kebijakan pelayanan Rumah Sakit 2. Berdasarkan pedoman WHO patient safety tentang pencegahan dan pengendalian infeksi ( Hand Hygiene Guidelines WHO ) 1. Pelaksana adalah dokter, perawat, bidan di instalasi kamar operasi 2. Tidak seorangpun dengan luka terbuka, luka bakar, dan atau lesi kulit lain pada tangan atau lengan diperbolehkan untuk cuci tangan fubringer. 3. Persiapan : Persiapan : Air kran bersih yang mengalir Sikat tangan steril / spon halus steril Sabun cair antiseptik Korentang steril Alkohol 70%
Persiapan tenaga medis : Kuku tangan harus pendek Melepaskan semua perhiasan yang ada ditangan (cincin, jam, gelang) Memakai sepatu boot Memakai kaca mata (goggle) Memakai topi Memakai masker bedah
4. Gulung lengan baju sampai lebih dari 2 inci di atas itu. 5. Basahi tangan dan lengan sampai siku dibawah air mengalir 6. Gunakan cairan antiseptic sesuai dengan petunjuk cuci tangan, cuci tangan hingga lengan bawah secara menyeluruh dan bilas. 7. Ambil sikat steril / spon steril dengan korentang 8. Gunakan sabun antiseptic disebagian telapak tangan yang telah basah 9. Pegang sikat dengan salah satu tangan, ibu jari dan kelingking pada ujung sikat
MENCUCI TANGAN DENGAN FUBRINGER No. Dokumen : 017/SPO/YANMED/RSSAK/III/2015 STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO) PROSEDUR
No. Revisi : Halaman : 01 2/2 Ditetapkan,
Tanggal Terbit : 28 Maret 2015 dr. H. Mahruzzaman Naim,SpA Direktur 10.Mulailah menyikat telapak tangan. Kemudian secara berurutan sikat setiap jari, diantara jari, dan punggung tangan. Lanjutkan pada seluruh permukaan dengan perhatian khusus pada kuku jari dan daerah kutikula. 11. Dilanjutkan dengan menyikat lengan keatas sampai sedikit dibawah siku. Jangan kembali ke tangan atau daerah pergelangan tangan yang sudah selesai disikat. 12.Pindahkan sikat dari tangan yang belum disikat ke tangan yang sudah disikat dan ulangi cara seperti diatas. 13.Sikat ulang kedua telapak tangan. 14.Buang sikat ketempat yang sudah ditentukan 15.Bilas tangan dan lengan bawah dibawah air kran bersih yang mengalir dengan jari-jari dan lengan mengarah keatas (posisi jari tangan harus lebih tinggi dari siku). Arah bilasan dimulai dari ujung jari kearah siku (satu arah tidak boleh bolak balik) 16.Matikan air 17.Keringkan kedua tangan dengan menggunakan handuk steril 18.Basahi kedua tangan dengan alcohol 70% Hal-hal yang harus diperhatikan : 1. Sikat hanya digunakan untuk menyikat kuku, bukan untuk menyikat kulit 2. Selama mencuci tangan jaga agar tangan lebih tinggi dari siku 3. Jangan sentuh wastafel, gaun dan schort 4. Lakukan prosedur tersebut diatas + 5,5 menit
UNIT TERKAIT
Pelayanan Medis, tim PPI
LANGKAH-LANGKAH PELAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN No. Dokumen : 094/SPO/YANMED/RSSAK/III/2015 STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO) PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
No. Revisi : Halaman : 01 1/1 Ditetapkan,
Tanggal Terbit : 28 Maret 2015 dr. H. Mahruzzaman Naim,SpA Direktur Langkah-langkah melaporkan insiden keselamatan pasien adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk mengurangi cedera pada pasien atau kejadian yang tidak diinginkan. Agar dapat memonitor hasil pelaporan dan melakukan tindakan pengurangan cedera dan dampak dari kejadian yang tidak diharapkan 1. Peraturan direktur nomor 002/PER/DIR/RSSAK/III/2015 tentang kebijakan pelayanan Rumah Sakit 2. Peraturan Direktur nomor 056/PER/DIR/RSSAK/III/2015 tentang Panduan Risiko Jatuh A.Persiapan Petugas perawat : a. Periksa kerapihan pakaian seragam dan siap melayani b. Periksa kelengkapan atribut c. Kemampuan perawat mandiri / kompeten Alat-alat : a. Formulir Insiden Keselamatan Pasien b. Berkas Rekam Medis c. Alat tulis B.Pelaksanaan : 1. Apabila telah terjadi kesalahan yang tidak dapat dihindarkan,perawat / petugas melaporkan insiden tersebut ke tim keselamatan pasien instalasi menggunakan formulir insiden keselamatan pasien 2. Dilakukan rapat Patient Safety dan hasilnya berupa rekomendasi yang akan dilakukan untuk mengantisipasi /mengurangi dampak dari kesalahan tersebut. ---