(1) berdoa atau bersyukur bersyukur,, (2) melaksanakan kegiatan di mushola (3) merayakan hari raya keagamaan sesuai dengan agamanya, (4) mengadakan kegiatan keagamaan sesuai dengan agamanya. Perila Perilaku ku religi religius us merupak merupakan an peril perilaku aku yang dekat dekat dengan dengan hal-ha hal-hall spirit spiritual ual.. Peril Perilaku aku religius merupakan usaha manusia dalam mendekatkan dirinya dengan Tuhan sebagai penciptanya. eligiositas merupakan sikap batin seseorang berhadapan dengan realitas kehidupan luar dirinya misalnya hidup, mati, kelahiran, bencana ban!ir, tanah longsor, gempa gempa bumi, bumi, dan sebagi sebaginya nya ("ndah ("ndah dkk, dkk, 2##3$1% 2##3$1%). ). &ebagai &ebagai orang yang ber- Tuhan Tuhan kekuatan itu diyakini sebagai kekuatan Tuhan. 'ekuatan tersebut memberikan dampak positi terhadap perkembangan hidup seseorang apabila ia mampu menemukan makn maknan anya ya..
ran rang g
mamp mampu u
mene menem mukan ukanny nyaa
apab apabiila
ia
bera berani ni
mer merenun enung g
dan dan
mereleksikannya. *elalui releksi pengalaman hidup memungkinkan seseorang menyadari memahami, dan meneri menerima ma keterb keterbata atasan san diriny dirinyaa sehin sehingga gga terbang terbangun un rasa rasa syukur syukur kepada kepada Tuhan sang sang pemberi hidup, hormat kepada sesama dan lingkungan alam. +ntuk dapat menumbuhkan nilai-nilai religius seperti ini tidaklah mudah.
Pembela!aran moral yang dapat dilakukan menggunakan model terintegrasi dan model di luar luar penga!a penga!aran ran.. al ini memerl memerlukan ukan ker!as ker!asama ama yang yang baik baik antara antara guru guru sebaga sebagaii tim penga!ar dengan pihak-pihak luar yang terkait.
ilai-nilai religiositas ini dapat dia!arkan kepada sisa melalui beberapa kegiatan yang siatnya religius. 'egiatan religius akan membaa sisa pada pembiasaan berperilaku religius. Perilaku religius akan menuntun sisa untuk bertindak sesuai moral dan etika.
/ntara moral dan etika sebenarnya tidak sama. *oral adalah hal yang mengatakan bagaimana kita hidup. 0tika adalah usaha manusia untuk memakai akal budi dan daya ikirnya untuk memecahkan masalah bagaimana ia harus hidup kalau ia mau men!adi baik (&useno, 2###$14-1%)
*oral dan etika dapat dipupuk dengan kegiatan religius. 'egiatan religius yang dapat dia!arkan kepada sisa di sekolah dapat di!adikan sebagai pembiasaan, diantaranya$
(1) berdoa atau bersyukur,
(2) melaksanakan kegiatan di mushola
(3) merayakan hari raya keagamaan sesuai dengan agamanya,
(4) mengadakan kegiatan keagamaan sesuai dengan agamanya.
erdoa merupakan ungkapan syukur secara langsung kepada Tuhan. +ngkapan syukur dapat pula diu!udkan dalam relasi seseorang dengan sesama, yaitu dengan membangun persaudaraan tanpa dibatasi oleh suku, ras, dan golongan. 'erelaan memberikan ucapan selamat hari raya kepada teman yang tidak seiman merupakan bentuk-bentuk penghormatan kepada sesama yang dapat dikembangkan se!ak anak usia sekolah dasar. +ngkapan syukur terhadap lingkungan alam misalnya menyiram tanaman, membuang sampah
pada
tempatnya,
dan
memperlakukan
binatang
dengan
baik.
erbagai kegiatan di mushola sekolah !uga dapat di!adikan pembiasaan untuk menumbuhkan perilaku religius. 'egiatan tersebut di antaranya salat duhur ber!amaah setiap hari, sebagai tempat untuk mengikuti kegiatan bela!ar baca tulis /l uran, dan
salat umat ber!amaah. Pesan moral yang didapat dalam kegiatan tersebut dapat men!adi bekal bagi sisa untuk berperilaku sesuai moral dan etika.
'egiatan lain yang dapat membentuk moral dan etika dari perilaku religius yaitu merayakan hari besar sesuai dengan agamanya. +ntuk yang beragama "slam momenmomen hari raya "dul /dha, "sra *ikra!, "dul 5itri dapat di!adikan sarana untuk meningkatkan iman dan taka. egitu !uga bagi yang beragama asrani, perayaan atal dan Paskah akan dapat di!adikan momen penting untuk menuntun sisa agar bermoral dan beretika.
&ekolah !uga dapat menyelenggarakan kegiatan keagamaan lainnya diaktu yang sama untuk agama yang berbeda, misalnya kegiatan pesantren kilat bagi yang beragama "slam dan kegiatan rohani lain bagi yang beragama asrani maupun indu. 'egiatan religius lainnya dapat !uga ditumbuhkan melalui kegiatan berkemah. 'emah religius misalnya dengan menghadirkan dai cilik bagi yang beragama "slam dan mendatangkan buder bagi yang beragama asrani.
6engan demikian akan tumbuh toleransi beragama, saling menghargai perbedaan, sehingga dapat ter!alin hubungan yang harmonis, tentram dan damai. &isa akan merasakan indahnya kebersamaan dalam perbedaan. *ereka akan merasa baha semua adalah saudara yang perlu dihormati, dihargai, dikasihi, dan disayangi seperti keluarga sendiri. &alah
satu upaya
mengatasi
masalah-masalah
moral dikalangan sisa
adalah
mengembangkan teori-teori dan model-model atau strategi pembela!aran moral yang berpi!ak pada karakteristik sisa dan budayanya. 'arakteristik sisa sebagai kemampuan
aal yang telah dimiliki sisa untuk kepentingan pembela!aran moral mencakup aspekaspek pemahaman moral (penalaran moral), perasaan moral (salah satu bentuknya adalah empati), dan tindakan moral yang tercermin pada peran sosialnya.
Pada umumnya para ahli mengka!i aspek-aspek tersebut dengan pendekatan struktural ormal. Piaget, 'ohlberg, &elman, dan 5oler menguraikan tahap-tahap struktural ormal perkembangan manusia. 'ohlberg dengan menerapkan kriteria Piaget untuk menetapkan tahap struktural itu dalam uraian ormalnya tentang tahap-tahap penalaran moral. Pendekatan genetis struktural 'ohlberg membantu pendekatan teori kogniti struktural tahp-tahap perkembangan kepercayaan dari 5oler. *ereka membeda-bedakan antara struktural dan isi, dan lebih menggeluti cara ormal pemberian arti, yakni pola umum seluruh operasi pengenalan dan penilaian.
Perkembangan merupakan proses pembentukan dan transormasi se!umlah struktur penalaran atau penilaian yang berurutan. &uatu tahap sebagai salah satu sistem operasioperasi pemiiran dan penilaian yang terintegrasi. Proses peralihan tahap meliputi seluruh perkembangan pribadi baik perasaan, pengertian, kehendak, dan daya-daya psikis lainnya. Pendekatan psikologi dapat memperkaya teori teori pendekatan kogniti stuktural, sehingga setiap tahap baru merupakan penambahan baru yang unik dalam bidang kemampuan kogniti, aekti, dan sosial.
6i dalam kelompok sosial terdapat norma-norma kelompok sebagai pedoman untuk mengatur tingkah laku anggotanya pada berbagai situasi sosial. orma-norma tersebut berkenaan dengan cara-cara tingkah laku yang diharapkan dari semua anggota kelompok dalam situasi-situasi yang berhubungan dengan kehidupan dan tu!uan kelompok. orma
kelompok member pedoman mengenai tingkah laku mana dan sampai batas mana masih dapat diterima oleh kelompok dan tingkah laku anggota yang mana tidak diperbolehkan oleh kelompok.
&esungguhnya indi7idu mematuhi norma-norma kelompok sebagai normanya sendiri sudah dialami se!ak dini. Pada mulanya seorang anak mengidentiikasi dirinya dengan orang-orang tertentu seperti orang tua, !uga dengan orang lain yang dianggap ideal seperti gurunya, kaannya, atau tooh-tokoh masyarakat yang ia kagumi (*onks, dkk., 189:;
sendiri
ia
mematuhi
sebagai
normanya
sendiri.
*aka
ia
telah
menginternalisasikan norma-norma kelompoknya.
'elompok tempat ia mengidentiikasi dirinya disebut reerence-group, yaitu kelompok yang norma-normanya, sikapnya, dan tu!uan sangat ia setu!ui, ia ingin ikut serta, dalam arti baha ia senang kepada kerangka norma sikap, dan tu!uan yang dimiliki kelompok tersebut. 6ikatakan oleh Piaget baha internalisasi norma kelompok bukan merupakan suatu proses yang berlangsung secara otomatis. Proses internalisasi norma kelompok dapat ber!alan dengan 2 cara yaitu;
1. *engambil alih norma-norma yang sudah ada pada kelompok dengan cara mengidentiikasikan diri dengan heteronom),
kelompok (pembentukan norma yang
2. Turut membentuk norma-norma baru dalam interaksi yang timbal balik dengan anggota kelompok lainnya (pembentukan norma yang otonom). Pembentukan norma yang otonom merupakan tu!uan dari pendidikan moral.
&isa mengembangkan norma-norma baru karena adanya interaksi dengan orang lain. Pentingnya interaksi dalam kelompok sosial terletak pada kontinuitas, organisasi, dan kompleksitas stimulasi sosial kogniti yang dihadapkan kepada sisa. agi sisa yang di rumah dan lingkungannya tidak ada stimulasi intelektualnya, perlu adanya suatu lingkungan yang dapat memberikan stimulasi kogniti. =ebih-lebih bagi mereka yang berada ditengah-tengah kelompok, dimana salah satu agama, suku atau salah satu keadaan sosial ekonomi amat dominan, hendaknya diusahakan adanya kompleksitas sosial bagi setiap orang. Perkembangan mengarah kepada terciptanya e>uilibrium yang semakin besar dalam interaksi antara sisa dengan kelompok sosialnya (6uska ? @helan, 18%:).
*utu lingkungan sosial mempunyai pengaruh yang sangat signiikan kepada cepatnya perkembangan dan tingkatan perkembangan yang dicapai oleh seseorang ('ohlberg ? Turriel, 18%1). al ini dikarenakan prinsip yang memberi moti7asi dalam perkembangan adalah e>uilibrium, artinya mencari !alan keluar dari konlik kogniti. *aka dari itu kelompok sosial yang secara intelektual miskin tidak akan memberikan moti7asi bagi perkembangan moral, karena tidak akan ada konlik nilai yang menimbulkan kegoncangan e>uilibrium antara indi7idu dengan masyarakatnya. Tetapi kalau sisa hidup di tengah-tengah kelompok sosial yang nilai dan norma-normanya beraneka ragam, tabarakan antara bermacam-macam pengaruh tidak dapat dihindarkan. 'elompok sosial
seperti ini akan menciptakan dise>uilibrium yang esensial untuk perkembangan moral ( 6uska ? @helan, 18%:)
elaslah baha perkembangan moral bukanlah suatu proses menanamkan macam-macam peraturan dan siat-siat baik, melainkan suatu proses yang membutuhkan perubahan struktur kogniti, yang hal itu bergantung dari perkembangan kogniti dan rangsanganrangsangan dari kelompok sosial ('ohlberg ?
'ohlberg lebih menekankan pentingnya norma-norma suatu lingkungan kelompok sebaya, yang ternyata begitu kuat mempengaruhi ma!u mundurnya proses perkembangan moral rema!a (Aremers, 188:). *enurutnya, aktor-aktor penentu utama yang didapat dari
pengalaman
bagi
perkembangan
penalaran
moral,
berupa
!umlah
dan
keanekaragaman pengalaman sosial, kesempatan untuk mengambil se!umlh peran dan untuk ber!umpa dengan sudut pandang yang lain. Para ahli menganggap baha tahaptahap moral menggambarkan urutan cara mengambil peran sosial dalam berbagai situasi sosial, dan karena itu mengandaikan baha aktor penetu lingkungan kelompok sosial terhadap proses perkembangan terletak pada kesempatannya untuk mengambil peran.
&etelah mengka!i pera sosial sebagai latar yang memasilitasi ter!adinya perilaku moral, serta sumbangannya terhadap perkembangan moral, maka menurut penulis dalil yang menyatakan
baha
aktor-aktor
penentu
lingkungan
sosial
terhadap
proses
perkembangan moral adalah kesempatan untuk mengambil peran sosial terhadap proses perkembangan moral adalah kesempatan untuk mengambil peran sosial, dapat di!elaskan sebagai berikut. Perkembangan moral sebagai urutan dan peralihan tahap merupakan proses transormasi struktur-struktur kogniti yang berurutan. Perkembangan struktur
tersebut tidak disebabkan oleh proses pematangan biologis. Perkembangan merupakan hasil interaksi antara tendensi-tendensi struktural organisme dan ciri-ciri struktural lingkungan sekitar.
&isa dikatakan bermoral !ika mereka memiliki kesadaran bermoral yaitu dapat menilai hal-hal yang baik dan buruk, hal-hal yang etis dan tidak etis. ema!a yang bermoral dengan sendirinya akan tampak dalam penilaian atau penalararan moralnya serta pada perilakunya yang baik, benar, dan sesuai etika (&elly Tokan, 1888). /rtinya, ada kesatuan antara penalaran moral dengan perilaku moralnya. 6engan kata lainnya, betapapun bermamaatnya suatu perilaku moral terhadap nilai kemanusiaan, namun !ika perilaku tersebut tidak disertai dan didasarkan pada penalaran moral, maka perilaku tersebut belum dapat dikatakan sebagai perilaku moral yang mengandung nilai moral. 6engan demikian, suatu perilaku moral dianggap memiliki nilai moral !ika perilaku tersebut belum dapat dilakukan secara sadar atas kemauan sendiri dan bersumber dari pemikiran dan penalaran yang bersiat otonom ('ohlberg, 18%1).
Perasaan moral lebih pada kesadaran akan hal-hal yang baik dan tidak baik. Perasaan mencintai kebaikan dan sikap empati terhadap orang lain merupakan ekspresi dan perasaan moral perlu dia!arkan dan dikembangkan dengan memupuk perkembangan hati nurani dan sikap empati.
Tindakan moral yaitu kemampuan untuk melakukan keputusan dan perasaan moral ke dalam perilaku nayata. Tindakan-tindakan moral ini perlu diasilitasi agar muncul dan berkembang
dalam
pergaulan
sehari-hari.
=ingkungan
sosial
yang
kondusi
memunculkan tindakan-tindakan moral, ini sangat diperlukan dalam pembela!aran moral.
+nsur penalaran, perasan, dan tindakan moral harus ada dan dikembangkan dalam pendidikan moral. &elain ketiga unsur tersebut, masyarakat pada umumnya menekan pentingnya peranan iman atau kepercayaan eksistensil dalam meningkatkan moralitas. 'ecenderungan ter!adinya disintregasi dan saling curiga di antar anak bangsa ini dikarenakan adanya krisis kepercayaan yang melanda bangsa ini. 6ikatakan ada hubungan yang paralel antara tingginya moralitas seseorang dengan iman atau kepercayaan eksistensial.
6ari uraian di atas, maka pendidikan moral selain mengembangkan ketiga unsur yaitu penalaran, perasaan, dan perilaku moral, !uga mengembangkan iman atau kepercayaan yang eksistensial. 0mpat unsur ini sesuai dengan aspek-aspek yang terkandung dalam sistem budaya masyarakat. adi dikatakan baha pendidikan moral yang dapat berpi!ak pada karakteristik budaya sangat urgen diupayakan
2.2 Dampak Perilaku Religius dalam Menumbuhkan Etika
Pembiasaan berperilaku religius di sekolah ternyata mampu mengantarkan anak didik untuk berbuat yang sesuai dengan etika. 6ampak dari pembiasaan perilaku religius tersebut berpengaruh pada tiga hal yaitu$
(1) Pikiran, sisa mulai bela!ar berpikir positi (positi thinking). al ini dapat dilihat dari perilaku mereka untuk selalu mau mengakui kesalahan sendiri dan mau memaakan orang lain. &isa !uga mulai menghilangkan prasangka buruk terhadap orang lain. *ereka selalu terbuka dan mau beker!asama dengan siapa sa!a tanpa memandang perbedaan agama, suku, dan ras.
2) +capan, perilaku yang sesuai dengan etika adalah tutur kata sisa yang sopan, misalnya mengucapkan salam kepada guru atau tamu yang datang, mengucapkan t erima kasih !ika diberi sesuatu, meminta maa !ika melakukan kesalahan, berkata !u!ur, dan sebagainya. al sekecil ini !ika dibiasakan se!ak kecil akan menumbuhkan sikap positi. &ikap tersebut misalnya menghargai pendapat orang lain, !u!ur dalam bertutur kata dan bertingkah laku.
(3) Tingkah laku, tingkah laku yang terbentuk dari perilaku religius tentunya tingkah laku yang benar, yang sesuai dengan etika. Tingkah laku tersebut di antaranya empati, hormat, kasih sayang, dan kebersamaan.
ika sisa sudah terbiasa hidup dalam lingkungan yang penuh dengan kebiasaan religius, kebiasaan-kebiasaan itu pun akan melekat dalam dirinya dan diterapkan di mana pun mereka berada. egitu !uga sikapnya dalam berucap, berpikir dan bertingkah laku akan selalu didasarkan norma agama, moral dan etika yang berlaku. ika hal ini diterapkan di semua sekolah niscaya akan terbentuk generasi-generasi muda yang handal, bermoral, dan beretika. BAB III KESIMPULA DA SARA
!." Kesimpulan
6ari pembahasan tentang menumbuhkan etika melalui perilaku religius di atas dapat ditarik simpulan sebagai berikut$
a. 'egiatan religius di sekolah seperti$
(1) berdoa atau bersyukur,
(2) melaksanakan kegiatan di mushola
(3) merayakan hari raya keagamaan sesuai dengan agamanya,
(4) mengadakan kegiatan keagamaan sesuai dengan agamanya akan membiasakan perilaku religius. Perilaku religius tersebut dapat menuntun sisa untuk bertingkah laku sesuai etika.
b. 6ampak dari pembiasaan perilaku religius dalam menumbuhkan etika yaitu terbentuknya sikap sisa dalam berpikir, berucap, dan bertingkah laku yang sesuai dengan etika.
Semangat Kebangsaan# asi$nalisme# dan Patri$tisme dalam Kehidupan Sehari%hari ". Pengertian Umum asi$nalisme asionalisme dapat dikatakan sebagai sebuah situasi ke!iaan dimana kesetiaan seseorang secara total diabadikan langsung kepada egara atas nama sebuah bangsa. *enurut kamus besar bahasa "ndonesia, pengertian nasionalisme adalah Bpencinta nusa dan bangsa sendiriC, Bmemper!uangkan kepentingan bangsanyaC, Bsemangat kebangsaanC. asionalisme dibedakan men!adi 2, yaitu nasionalisme dalam arti luas dan nasionalisme dalam arti sempit. 6alam arti luas, nasionalisme adalah paham kebangsaan, yaitu mencintai bangsa dan egara dengan tetap mengakui keberadaan bangsa dan egara lain. 6alam arti sempit, nasionalisme diartikan sebagai mengagung-agungkan bangsa dan egara sendiri dan merendahkan bangsa lain.paham ini disebut dengan paham chau7imisme, dikembangkan pada masa !erman di baah itler dan di italia di baah *usolini. 6alam arti sederhana, nasionalisme adalah sikap mental dan tingkah laku indi7idu atau masyarakat yang menun!ukan adanya loyalitas atau pengabdian yang tinggi terhadap bangsa dan negaranya. 2. asi$nalisme Ind$nesia a. Prinsip-prinsip asionalisme "ndonesia 6apat disimpulkan baha nasionalisme indoesia yang berdasarkan
1. 2. 3. 4. :. b. 1. 2. 3. 4. :. E.
pancasila adalah bersiat Bma!emuk tunggalC. +nsure-unsur nasionalisme (bangsa) "ndonesia, sbg$ 'esatuaan se!arah ; 'esamaan nasib ; 'esatuaan kebudayaan ; 'esatuan ilayah ; 'esatuan asas kerohanian. ilai-nilai yang terkandung dalam nasionalisme *enempatkan kepentingan bangsa dan egara diatas kepentingan pribadi dan golongan; &anggupDrela berkorban untuk bangsa dan egara; *encintai tanah air dan bangsa; angga berbangsa dan bernegara "ndonesia; *en!un!ung tinggi persatuaan dan kesatuan berdasarkan prinsip hineka Tunggal "ka; *ema!ukan pergaulan untuk meningkatkan persatuan bangsa dan egara.
!. Semangat Patri$tisme Ind$nesia moti7asi para pe!uang bangsa "ndonesia untuk melaan pen!a!ah adalah kecintaan mereka terhadap kemerdekaan tanah air, bangsa dan egara "ndonesia sebagai !ia dan semangat nasionalisme dan patriotisme. Patriotisme menurut kamus besar bahasa "ndonesia adalah sikap dan semangat yang sangat cinta kepada tanah air sehingga berani berkorban !ika diperlukan oleh negara. *enurut ensiklopedia "ndonesia, istilah patriotism berasal dari bahasa yunani, patris yang berarti tanah air. 6ari uraian disimpulkan baha patriotism mempunyai ciri-ciri, antara lain sbg$ 1. Ainta tanah air; 2. ela berkorban untuk kepentingan bangsa dan egara; 3. *enempatkan persatuan, kesatuan, serta keselamatan bangsa dan egara di atas kepentingan pribadi dan golongan; 4. er!ia pembaharuan dan tak kenal menyerah; :. er!ia pemburu. &. Per'u(udan asi$nalisme dan Patri$tisme dalam Kehidupan Sehari%hari "ndonesia sangat perlu patriot-patriot bangsa dalam bidang ekonomi, social budaya, dan pertahanan keamanan. Pada aman re7olusi tahun 184: sikap patriotic ditun!ukan oleh para pe!uang "ndonesia. agi mereka yang penting "ndonesia harus tetap merdeka. Bsekali merdeka tetap merdeka, merdeka atau meatiC adalah semboyan pe!uang kemerdekaan aktu itu. ia dan semangat nasionalisme dan patriotism, yaitu kerelaan berkorban masih tetap diperlukan untuk kepentingan sesama manusia serta untuk kepentingan masyarakat, bangsa, dan egara. "nti dari nilai nasionalisme dan patriotisme adalah semangat cinta tanah air. entuk pengalaman !ia nasionalisme dan patriotisme dalam kehidupan bernegara, bermasyarakat, berkeluarga, dan sekolah bias dalam berbagai bentuk. a. 6alam kehidupan egara 1. *embayar pa!ak secara tertib 2. *en!aga asilitas-asilitas umum, seperti halte, terminal, telpon umum
3. 4. :. b. 1. 2. 3. 4. :. c. 1. 2. 3. 4. d. 1. 2. 3. 4. :.
*engharumkan nama bangsa dalam dunia internasional, misalnya men!adi !uara olimpiade dan lomba-lomba lain tingkat internasional *emberikan sumbangan de7isa bagi egara, misalnya T'" yang berker!a di luar negeri, pengusaha yang membaa keuntungan perusahaanny a di luar negeri ke "ndonesia erpartisipasi akti dalam ikut membrantas korupsi dan kolusi serta nepostisme sesuai dengan aturan yang berlaku. 6alam kehidupan bermasyarakat ker!a bakti mema!ukan daerahnya *endorong masyarakat melalui penyuluhan tentang pentingnya lingkungan yang bersih dan sehat *en!adi orang tua asuh untuk membiayai pendidikan anak tak mampu di lingkungannya *en!aga nama baik masyarakat dengan tidak melakukan tindakan tercela *en!aga dan mencegah agar lingkungan tetap sehat dalam arti isik atau moral 6alam kehidupan berkeluarga men!aga nama baik keluarga ber!uang untuk kema!uan dan kese!ahteraan keluarga orang tua yang sadar akan pentingnya pendidikan bagi anak-anaknya dengan beker!a keras mencarikan biaya dengan tulus merelakan kepergian putra-putrinya men!adi guru di daerah terpecil dalam kehidupan sekolah men!aga nama baik sekolah mengharumkan nama baik sekolah, misalnya men!adi !uara dalam lomba di berbagai bidang bela!ar tekun untuk mendapatkan prestasi yang membanggakan bagi sekolah atau bagi diri sendiri melaksanakan hak dan kea!iban sebagai sisa sesuai dengan tata tertib sekolah sumbangan dari para sisa untuk korban bencana alam merupakan partisipasi sisa yang menun!ukkan keluhuran budi pekertinya. entuk pengamalan !ia nasionalisme dan patritisme dalam kehidupan bernegara, bermasyarakat, berkeluarga, dan sekolah bisa dalam berbagai bentuk.
a. Dalam kehidupan negara 1) *embayar pa!ak secara tertib 2) *en!aga asilitas-asilitas umum, seperti @A umum, halte, terminal, telpon umum, dan lain-lain. 3) *engharumkan nama bangsa dalam dunia internasional, misalnya men!adi !uara limpiade dan lomba-lomba lain tingkat internasional. 4) *emberikan sumbangan de7isa bagi negara, misalnya T'" yang beker!a di luar negeri, pengusaha yang membaa keuntungan perusahaanny a di luar negeri ke "ndonesia.
:) erpartisipasi akti dalam ikut memberantas korupsi dan kolusi serta nepostisme sesuai dengan aturan yang berlaku.
b. Dalam kehidupan bermas)arakat 1) 'er!a bakti mema!ukan daerahnya 2) *endorong masyarakat melalui penyuluhan tentang pentingnya lingkungan yang bersih dan sehat 3) *en!adi orang tua asuh untuk membiayai pendidikan anak tak mampu di lingkungannya 4) *en!aga nama baik masyarakat dengan tidak melalukan tindakan tercela :) *en!aga dan mencegah agar lingkungan tetap sehat dalam arti isik atau moral
*. Dalam kehidupan berkeluarga 1) *en!aga nama baik keluarga 2) er!uang untuk kema!uan dan kese!ahteraan keluarga 3) rang tua yang sadar akan pentingnya pendidikan bagi anak-anaknya dengan ker!a keras mencarikan biaya 4) 6engan tulus merelakan kepergian putra-putrinya men!adi guru di daerah terpencil
d. Dalam kehidupan sek$lah 1) *en!aga nama baik sekolah 2) *engharumkan nama baik sekolah, misalnya men!adi !uara dalam lomba di berbagai bidang 3) ela!ar tekun untuk mendapatkan prestasi yang membanggakan baik bagi sekolah atau bagi dirinya sendiri 4) *elaksanakan hak dan kea!ibannya sebagai sisa sesuai denga tata tertib sekolah :) &umbangan dari para sisa untuk korban bencana alam merupakan partisipasi sisa yang menun!ukkan keluhuran budi pekertinya.
erdasarkan keempat sumber nilai itu, teridentiikasi se!umlah nilai untuk pendidikan budaya dan karakter bangsa sebagai berikut ini. ". ilai Religius )aitu Sikap dan perilaku )ang patuh dalam melaksanakan a(aran agama )ang dianutn)a# t$leran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain# dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain .
2. ilai u!ur yaitu Perilaku yang didasarkan pada upaya men!adikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan peker!aan. 3. ilai Toleransi yaitu &ikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. 4. 6isiplin yaitu Tindakan yang menun!ukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan :. ilai 'er!a yaitu 'eras Perilaku yang menun!ukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan bela!ar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya +. ilai Mandiri )aitu Sikap dan perilaku )ang tidak mudah tergantung pada $rang lain dalam men)elesaikan tugas%tugas.
9. ilai 6emokratis yaitu Aara berikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama ha k dan kea!iban dirinya dan orang lain. 8. ilai asa "ngin Tahu yaitu &ikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipela!arinya, dilihat, dan didengar ",. ilai Semangat Kebangsaan )aitu -ara berpikir# bertindak# dan ber'a'asan )ang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kel$mp$kn)a
11. ilai Ainta Tanah /ir yaitu Aara berikir, bersikap, dan berbuat yang menun!ukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan isik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa "2. ilai Menghargai Prestasi )aitu Sikap dan tindakan )ang mend$r$ng dirin)a untuk menghasilkan sesuatu )ang berguna bagi mas)arakat# dan mengakui# serta mengh$rmati keberhasilan $rang lain
13. ilai ersahabatD'omunikti yaitu Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan beker!a sama dengan orang lain
14. ilai Ainta 6amai yaitu &ikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya 1:.