30
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Matematika merupakan salah satu cabang pengetahuan yang diperlukan dalam kehidupan sehari – hari. Matematika bukanlah pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena matematika itu sendiri, tetapi adanya matematika itu terutanma untuk membantu kita dalam memahami dan menguasai ilmu pengetahuan yang lain dan berintegrasi dengan seksama.
Untuk menguasai matematika diperlukan suatu proses belajar. Belajar akan lebih bermakna jika diakhir pembelajaran dilakukan evaluasi. Evaluasi pendidikan bukanlah semata – mata penilaian hasil belajar, tetapi mencakup aspek yang lebih luas yaitu input / komponen, proses produk dan program pendidikan. Untuk dapat menilai aspek – aspek tersebut dengan komponen – komponen yang menyertainya, maka instrument – instrument penilaian pada bidang studi matematika yang digunakan harus terkait dengan aspek yang dinilai pada masing – masing aspek tersebut.
Keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar tidaklah selalu dapat diukur dengan alat tes, sebab masih banyak aspek – aspek kemampuan siswa yang sukar diukur secara kuantitatf dan obyektif misalnya aspek afektif dan psikomotor yang mencakup sifat, sikap, kebiasaan bekerja dengan baik, kerajinan, kejujuran, tanggung jawab, tenggang rasa, solidaritas, nasionalisme, pengabdian, keyakinan / optimism dan lain – lain. Untuk mengukur kedua aspek itu perlulah alat penilaian yangs sesuai dan memenuhi syarat.
Salah satu instrument yang dapat digunakan untuk mengukur aspek afektif dan psikomotor siswa pada pembelajaran matematika adalah non tes yang berupa angket.
Tujuan Pengembangan Instrumen
Tujuan dari pengembangan instrument adalah :
Mengungkapkan suatu kejadian dan kegiatan pendidikan.
Menjelaskan maupun menerangkan suatu kejadian dan kegiatan pendidikan.
Salah satu instrument yang dikemukakan pada latar belakang di atas adalah angket . Adapun tujuan dari pengembangan angket adalah :
Mengumpulkan informasi sebanyak mungkin dari siswa tentang pembelajaran matematika.
Membimbing siswa untuk belajar efektif sampai tingkat penguasaan tertentu.
Mendorong siswa untuk lebih kreatif dalam belajar.
Membantu anak yang lemah dalam belajar.
Untuk mengetahui kesulitan – kesulitan siswa dalam pembelajaran matematika.
BAB II
KAJIAN TEORI
Kuesioner (Questionaire)
Alat ukur yang dapat digunakan sebagai instrument evaluasi pendidikan adalah kuesioner (angket). Menurut Muri Yusuf (2005 :133) kuisioner adalah suatu rangkaian pertanyaan yang berhubungan dengan objek yang dinilai dengan maksud untuk mendapatkan data atau informasi. Sedangkan menurut Slameto (1988 : 128) kuesioner atau angket adalah merupakan suatu daftar pertanyaan – pertanyaan tertulis yang harus dijawab oleh siswa yang menjadi sasaran dari kuisioner tesebut ataupun orang lain. Pertanyaa dalam kuisioner atau angket tergantung maksud serta tujuan evaluasi yang ingin dicapai. Hal ini akan mempunyai pengaruh terhadap bentuk pertanyaan yang ada dalam angket itu.
Jenis-jenis kuesioner (menurut Muri Yusuf , 2005 : 134)
Kuesioner dari segi isi dapat dibedakan atas 4 bagian yaitu:
Pertanyaan fakta adalah pertanyaan yang menanyakan tentang fakta antara lain seperti jumlah sekolah, jumlah jam belajar, dll.
Pertanyaan perilaku adalah apabila guru menginginkan tingkah laku seseorang siswa dalam kegiatan di sekolah atau dalam proses belajar mengajar.
Pertanyaan informasi adalah apabila melalui instrument itu guru ingin mengungkapkan berbagai informasi atau menggunakan fakta.
Pertanyaan pendapat dan sikap adalah kuesioner yang berkaitan dengan perasaan, kepercayaan predisposisi, dan nilai-nilai yang berhubungan dengan objek yang dinilai.
Kuesioner dari jenisnya dapat dibedakan atas 3 yaitu :
Tertutup, kuesioner yang alternative jawaban sudah ditentukan terlebih dahulu. Responden hanya memilih diantara alternative yang telah disediakan.
Kebaikan kuesioner tertutup adalah :
Alternatif jawaban instruktur sama antara yang satu dengan yang lainnya.
Mudah diproses
Dapat dibandingkan jawaban antara satu responden dengan yang lain.
Sedikit jawaban yang kurang relevan.
Responden lebih mengerti tentang arti pertanyaan, karena dibantu oleh alternative jawaban yang disediakan.
Responden lebih mudah menjawabnya.
Mudah dilaksanakan.
Mudah diberi kode.
Kelemahan kuesioner tertutup adalah :
Membatasi diri individu untuk menyatakan pendapat dan kadang – kadang seakan – akan dipaksa untuk memilih jawaban yang tidak sesuai dengan dirinya.
Mudah diterka
Banyak membutuhkan waktu dan fasilitas
Perbedaan interpretasi tentang pertanyaan tak dapat diketahui. Perbedaan jawaban dari responden menjadi hilang dengan menciptakan situasi arti visial dan respon yang terbatas.
Terbuka, kuesioner ini memberikan kesempatan pada siswa untuk mengemukakan pendapatnya tentang sesuatu yang ditanyakan sesuai dengan pandangan dan kemampuannya. Alternative jawaban tidak disediakan. Mereka menciptakan sendiri jawabannya dan menyusun kalimat dalam bahasa sendiri
Kebaikan kuesioner terbuka adalah :
Sebagai persiapan untuk pertanyaan – pertanyaan tertutup.
Individu dapat menjawab menurut keadaan dan kemampuan yang sebenarnya.
Memberikan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir penalaran dan kreativitas dari siswa / mahasiswa.
Sangat bermanfaat untuk menagantisipasi respon yang luas dan kompleks.
Kelemahan kuesioner terbuka adalah :
Sulit diberi kode karena jawaban yang diberikan sangat bervariasi dan beraneka ragam, terhadap pertanyaan yang sama.
Sukar dianalisis.
Banyak jawaban – jawaban yang kurang relevan.
Data tidak seragam dan tidak standar.
Membutuhkan keterampilan menulis dan melahirkan pendapat.
Waktu yang dibutuhkan lebih lama dari kuesioner tertutup dalam aspek yang sama.
Tertutup dan terbuka, kuesioner ini merupakan gabungan dari kedua bentuk yang telah dibicarakan. Yang berarti bahwa dalam bentuk ini, disamping disediakan alternative, diberi juga kesempatan keoada siswa/mahasiswa untuk mengemukakan alternative jawabannya sendiri, apabila alternative yang disediakan tidak sesuai dengan keadaan yang bersangkutan.
Kuesioner dari segi yang menjawab dapat dibedakan atas 2, yaitu :
Kuesioner langsung, yaitu kuesioner yang langsung dijawab/diisi oleh individu yang akan diminta keterangannya.
Kuesioner tidak langsung, yaitu kuesioner yang diisi oleh orang lain, (orang yang tidak diminta keterangannya).
Kuesioner dari sisi bagaimana kuesioner itu diadministrasikan pada responden dapat dibedakan atas 2, yaitu :
Kuesioner yang dikirimkan (Mail Questionaire)
Kuesioner yang dapat dibagikan langsung pada responden.
Hal – hal yang peru diperhatikan dalam menyusun kuesioner,
Apa tujuan yang diungkapkan
Bagaimanakah bentuk pertanyaan yang akan digunakan?
Apakah kisi – kisi yang disusun telah mewakili wawasan, pengetahuan atau sikap yang ingin diungkapkan?
Bagaimanakan pertanyaan disusun dan bagaimanakah validitas dan reabilitasnya?
Bagaimana pengadministrasiannya?
Bagaimana cara pengolahannya?
Langkah-langkah menyusun kuesioner :
Gunakan bahasa yang baik dan benar
Nyatakan pertanyaan dengan jelas dan spesifik
Hindari pertanyaan yang panjang dan kabur
Jangan apriori mengasumsikan bahwa individu yang dinilai mempunyai informasi factual atau mempunyai pendapat dari tangan pertama
Tentukan terlebih dahulu apakah akan menggunakan pertanyaan langsung atau pertanyaan tidak langsung
Tetapkan terlebih dahulu apakah akan dibutuhkan pertanyaan umumm atau khusus
Tetapkan apakah akan digunakan pertanyaan terbuka atau pertanyaan tertutup
Lindungi ego siswa/individu yang dinilai dengan mengajukan pertanyaan yang tidak melibatkan dirinya
Hindari kata-kata yang meragukan atau yang tidak berguna
Setiap butir pertanyaan hendaklah dinyatakan dengan ringkas, jelas dan utuh.
Susun pertanyaan yang tidak memaksa atau mengarahkan siswa untuk menjawab ke satu arah
Hindari kata-kata yang bersifat emosional dan sentimental
Dalam setiap pertanyaan hanya terdapat satu konsep atau satu ide yang ditanyakan
Tanyakan dulu yang lebih sederhana dan kemudian secara bertahap menjadi lebih kompleks
Jangan jawaban dipengaruhi oleh gaya bahasa atau bentuk jawaban tertentu.
Andaikata ingin menanyakan sesuatu yang bersifat spesifik dalam suatu butir instrument sebaiknya kata-kata itu digarisbawahi
Kategori respon hendaklah mudah dipahami
Usahakan pengetikan dan perbanyakan yang baik dan bersih sehingga mudah dibaca
Upayakan perwajahan kuesioner menarik perhatian siswa yang dinilai.
Jangan lupa memberi pengantar dan menunjukkkan criteria dan patokan-patokan yang digunakan.
KRITERIA SUATU INSTRUMEN NON TES YANG BAIK
Kriteria suatu instrument non tes yang baik apabila memenuhi,
Validitas.
Artinya sejauh mana ketepatan atau kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Suatu alat ukur yang valid tidak sekedar mampu mengungkapkan data dengan tepat akan tetapi juga harus memberikan gambaran yang cermat mengenai data tersebut.
Alat ukur yang valid adalah yang memliki varians error (varians kesalahan/keragaman kesalahan) yang kecil, sehingga angka yang dihasilkannya dapat dipercaya sebagai angka yang sebenarnya atau angka yang mendekati keadaan yang sebenarnya.
Reliabilitas
Reliabilitas mempunyai berbagai nama lain seperti keterpercayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan, konsistensi dan lainnya. Reliabelitas adalah sejumlah hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah. Dalam hal ini relatif sama berarti tetap adanya toleransi terhadap perbedaan- perbedaan kecil diantara hasil beberapa kali pengukuran. Bila perbedaan itu sangat besar dari waktu ke waktu maka hasil pengukuran tidak dapat dipercaya atau dikatakan tidak reliabel. Reliabilitas alat ukur erat berkaitan dengan masalah eror pengukuran. Eror pengukuran menunjuk pada sejauhmana inkonsistensi hasil pengukuran tejadi apabila pengukuran dilakukan ulang pada kelompok subjek yang sama.
Skala Sikap
Suatu skala adalah alat pengukuran yang menyediakan tugas tentang symbol atau angka terhadap Individu atau tingkah laku dengan aturan tertentu. Satu tugas menunjuk pada penguasaan individu tentang nomor – nomor yang saling berhubungan mengenai hal yang inigin terukur oleh skala tersebut (Oemar Hamalik , 1989 : 109).
Jenis – jenis skala sikap,
Skala Likert (Sumated Rating scales)
Skala ini memuat item yang diperkirakan sama dalam sikap atau beban nilainya, subjek merespon dengan berbagai tingkat intensitas berdasarkan rentang skala antara dua sudut yang berlawanan / ekstrims, misalnya :
Setuju - tidak setuju
Suka - tidak suka
Menerima - menolak
Skor tentang kedudukan jawaban dari skala yang terpisah – pisah itu dijumlahkan kemudian dicari rata – ratanya untuk menetapkan skor sikap perorangan.
Model skala ini benyak digunakan dalam kegiatan penelitian, karena lebih mudah mengembangkannya dan interval skalanya sama. Kebaikannya antara lain adalah variansi yang dicapai lebih luas, sedangkan kelemahannya adalah respon yang diberikan dering bias. Skala model ini dapat terdiri dari 5 , 7 , 9 , atau 11 pilihan. Tetapi pada umumnya terdiri dari 5 pilihan.
Skala Thurstone (Equal Appearing Interval Scales)
Model skala ini tidak hanya menempatkan individu dalam rangkaian persetujuan yang mengacu ke sikap tertentu, akan tetapi tiap item mengandung nilai skala berbeda – beda yang masing – masing punya kekuatan untuk mendapatkan persetujuan dari responden. Penyusunan skala model ini lebih sulit bila dibandingkan dengan skala likert.
Tinjauan Tentang Sikap Siswa
Menurut Krech, Allport dan campbell dalam Mar'at (1982 : 9) mendefenisikan sikap sebagai berikut :
1. Sikap adalah sistim yang abadi terhadap penilaian yang positif atau negatif, perasaan emosional dan tendensi untuk memberikan respek terhadap suatu objek.
2. Sikap adalah kesiapan mental terorganisasi melalui pengalaman, digunakan untuk mengetahui respon seseorang terhadap semua objek dan situasi.
3. Sikap seseorang individu adalah kemantapan bertindak atau memberikan respon terhadap suatu objek
Hal senada juga dikemukakan oleh Rachman Natawijaya (1986 : 40) mengenai sikap :
Sikap adalah kesediaan mental individu yang mempengaruhi,mewarnai bahkan menentukan kegiatan individu yang bersangkutan dalam memberikan respon terhadap objek atau situasi yang memberikan arti baginya. Kesediaan ini mungkin dinyatakan dalam kegiatan (perbuatan atau perkataan) atau merupakan kekuatan laten yang kadang-kadang tersalurkan
Berdasarkan hal di atas dapat disimpulkan sikap adalah pola, tingkah laku dan kesiapan mental seseorang yang mempengaruhi kegiatan dan perbuatan seseorang dalam bertindak.
Salah satu faktor penting dalam kegiatan belajar adalah kondisi si pelajar sendiri. Hal ini mencakup banyak hal antara lain intelegensi, minat, bakat, motivasi, kondisi kesehatan dan sebagainya. Salah satu diantaranya yang tidak kalah penting ialah sikap pelajar itu sendiri.
Berdasarkan pendapat Setiawan, dkk (2008:36) sikap siswa terdiri atas beberapa sikap siswa yaitu : keterbukaan, ketekunan belajar, kerajinan, tenggang rasa, kedisiplinan, kerja sama, ramah dengan teman, hormat pada guru, kepedulian, dan tanggung jawab.
Indikator sikap yang akan diteliti pada makalah ini berdasarkan pada pendapat Setiawan, dkk yaitu :
Ketekunan belajar
Kerajinan
Kepedulian
Kedisiplinan
Kerja sama
Hormat pada guru
Kejujuran
Menepati janji
Tanggung jawab
BAB III
PROSEDUR PENGEMBANGAN INSTRUMEN
Langkah-langkah Pembuatan Instrumen
Langkah-langkah dalam pembuatan instrumen afektif termasuk di dalamnya sikap dan minat adalah sebagai berikut:
Pilih ranah afektif yang akan dinilai, misalnya sikap dan minat
Tentukan indikator minat, misalnya kehadiran di kelas, banyak bertanya, tepat waktu mengumpulkan tugas, catatan di buku rapi, dan sebagainya.
Pilih tipe skala yang digunakan, misalnya skala Likert dengan angka skala, seperti dari sangat senang- cukup senang- kurang senang- sangat tidak senang
Telaah instrument oleh sejawat
Perbaiki instrument
Siapkan inventori laporan diri
Skor inventori
Analisis hasil inventori skala minat dan skala sikap
Skala yang digunakan pada angket adalah skala Likert. Indicator dan angket sikap siswa dapat dilihat pada lampiran 1 dan lampiran 2.
Validitas Angket
Untuk menentukan validitas item digunakan rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (1997, hal. 69) :
rxy = N XY- XYNX2-X2NY2-Y2
Dengan:
rxy = koefisien valisitas item
N = jumlah pengikut tes
X = skor item
Y = skor total
Selanjutnya harga koefisien korelasi ini dibandingkan dengan harga koefisien korelasi dengan tabel r product moment yaitu r table = 0,388. Item dipakai kalau harga koefisien korelasinya besar dari 0,388, direvisi kalau harga koefisien korelasinya kecil dari 0,388 dan dibuang kalau koefisien korelasinya negative (hasil perhitungan dapat dilihat pada lampiran 4 pada pengolahan angket).
Angket sikap diujikan pada 4 kelas yaitu 2 kelas di SMK Negeri 2 Bukittinggi, 1 kelas di SMA Negeri 1 Kamang Magek dan 1 kelas di SMA Negeri 2 Sungai Tarab dengan mengambil jumlah siswa sebanyak 26 orang pada masing-masing kelas.
Reliabilitas Angket
Untuk menentukan reliabilitas angket digunakan rumus alpha seperti yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (1997)
r11= nn-11-σi2σt2
Dengan:
r11 = reliabilitas instrumen
n = jumlah butir item
σi2 = jumlah varians skor total tiap-tiap angket
σt2 = varians total
dengan kriteria sebagai berikut :
0,800 r11 1,000: reliabilitas sangat tinggi
0,600 r11< 0,800 : reliabilitas tinggi
0,400 r11<0,600 : reliabilitas cukup
0,200 r11< 0,400 : reliabilitas rendah
0,000 r11< 0,200 : reliabilitas sangat rendah
Hasil analisis koefisien reliabilitas angket dapat dilihat pada lampiran 5 pada pengolahan angket .
BAB IV
HASIL UJI COBA INSTRUMEN
Pengolahan Instrumen
Validitas nomor item 1 Kelas Usaha Perjalanan Wisata SMK Negeri 2 Bukittinggi
Siswa
nomor item 1
XY
X²
Y²
(X)
(Y)
1
3
118
354
9
13924
2
3
146
438
9
21316
3
4
127
508
16
16129
4
3
123
369
9
15129
5
3
130
390
9
16900
6
3
142
426
9
20164
7
4
140
560
16
19600
8
4
137
548
16
18769
9
4
134
536
16
17956
10
4
136
544
16
18496
11
3
147
441
9
21609
12
4
143
572
16
20449
13
4
134
536
16
17956
14
4
141
564
16
19881
15
3
117
351
9
13689
16
3
112
336
9
12544
17
3
130
390
9
16900
18
3
133
399
9
17689
19
4
141
564
16
19881
20
4
122
488
16
14884
21
4
143
572
16
20449
22
4
153
612
16
23409
23
4
128
512
16
16384
24
4
142
568
16
20164
25
2
125
250
4
15625
26
3
158
474
9
24964
91
3502
12302
327
474860
Dengan N = 26
rxy = N XY- XY(NX2-X2)NY2-Y2
rxy = 2612302- (91)(3502)26327- (91)226474860- (3502)2
rxy = 319852-3186828502-8281(12346360-12264004)
rxy = 1170221(82356)
rxy = 117018200676
rxy = 11704266 = 0,274 (untuk nomor item 1 kelas Usaha Perjalanan Wisata)
Reliabilitas angket sikap siswa Kelas Usaha Perjalanan Pariwisata SMK Negeri 2 Bukittinggi
Variansi untuk nomor item 1 dengan X = 9126=3,5 dan n = 26
σi2 = i=1nxi-x2n-1
σi2 = 144-3,52 + 113-3,52+ 12-3,5226-1
σi2 = 140,25 + 110,025 +(1)(2,25)25
σi2 = 3,5+ 2,75 + 2,2525
σi2 = 8,525
σi2 = 0,34
Dengan cara yang sama maka diperoleh
Nomor Item
σ2i
1
0.34
2
0.234
3
0.418
4
0.438
5
0.475
6
0.154
7
0.794
8
0.438
9
0.855
10
0.302
11
0.246
12
0.26
13
0.338
14
0.394
15
0.322
16
0.475
17
0.314
18
0.314
19
0.382
20
0.562
21
0.395
22
0.222
23
0.402
24
0.542
25
0.358
26
0.518
27
0.498
28
0.278
29
0.334
30
0.578
31
0.658
32
0.295
33
0.266
34
0.365
35
0.345
36
0.186
37
0.506
38
0.322
39
0.338
40
0.425
41
0.246
42
0.34
43
0.24
44
0.438
45
0.642
17,792
BAB V
KESIMPULAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan validitas angket dan reliabilitas angket siswa maka diperoleh :
Untuk SMK Negeri 2 Bukittinggi :
Banyak item yang dipakai = 28 item
Banyak item yang direvisi = 13 item
Banyak item yang dibuang = 4 item
Untuk SMK Negeri 2 Bukittinggi Kelas X Akuntansi :
Banyak item yang dipakai = 25 item
Banyak item yang direvisi = 15 item
Banyak item yang dibuang = 5 item
Untuk SMA Negeri 1 Kamang Magek :
Banyak item yang dipakai = 27 item
Banyak item yang direvisi = 16 item
Banyak item yang dibuang = 2 item
Untuk SMA Negeri 2 Sungai Tarab :
Banyak item yang dipakai = 17 item
Banyak item yang direvisi = 24 item
Banyak item yang dibuang = 4 item
Saran
Berdasarkan kesimpulan maka penulis mengemukakan saran-saran sebagai berikut :
Penyusunan instrument angket hendaknya divalidasi pleh validator sebelum disebarkan kepada siswa sehingga angket yang diperoleh lebih valid.
Angket disusun berdasarkan variable yang diperoleh dari kajian teori. Berdasarkan variabel dapat ditentukan indikator angket.
Angket yang baik adalah yang memenuhi validitas dan reliabilitas.
DAFTAR RUJUKAN
Mar'at. 1982. Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya. Bandung : Ghalia Indonesia.
Muri Yusuf. 2005. Evaluasi Pendidikan. Padang : UNP
Oemar Hamalik. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Rahman Natawijaya. 1986. Memahami Tingkah Laku Sosial. Jakarta : Firma Hasmar
Setiawan dkk. 1997. Teknologi Pengajaran. Bandung : Sinar Baru Algesindo
Suharsimi Arikunto. 1997. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Kisi-kisi Indikator Angket Sikap
No
Sub
Indikator-indikator
No Butir Angket
Variabel
positif
negatif
1
Sikap terhadap tujuan dan isi mata pelajaran matematika
Paham dan yakin akan pentingnya tujuan dan isi matematika
Kemauan untuk mempelajari dan menerapkan materi matemtika
2, , 6, 16, 27, 31, 32, 36, 44.
19, 22, 33.
3, 4, 5, 40, 42.
17, 20, 29.
2
Sikap terhadap cara mempelajari mata pelajaran matematika
Keseriusan dalam mempelajari matematika.
Senang membaca atau mempelajari buku matematika.
1, 21, 23, 37, 38, 39, 41.
34.
24, 25, 30, 35.
43
26
3
Sikap terhadap guru yang mengajar matematika
Cara mengajar guru matematika.
Interaksi guru dengan siswa
7, 8, 13, 14, 15.
10, 11, 12.
9, 18
4
Sikap terhadap upaya memperdalam mata pelajaran matematika
Upaya memperdalam mata pelajaran matematika
45
28
Lampiran 2
ANGKET SIKAP SISWA TERHADAP
PELAJARAN MATEMATIKA
Pendahuluan
Tujuan penyampaian angket ini adalah untuk mendapatkan gambaran data atau informasi tentang pelajaran matematika di sekolah anda. Informasi yang diberikan sangat berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya untiuk meningkatkan proses pembelajaran matematika. Jadi angket ini bukanlah ujian atau tes. Anda diminta mengemukakan pendapat anda dengan jujur mengenai situasi pembelajaran matematika di sekolah anda. Informasi yang anda berikan tidak mempengaruhi nilai matematika anda.
Petunjuk Mengerjakan Angket
Pernyatan di bawah ini menggambarkan keadaan sekolah anda terutama selama proses pembelajaran matematika. Dalam menjawab setiap butir pernyataan berilah anda (V) seperti contoh di bawah ini.
Pilihlah :
SS : Berarti anda sangat setuju dengan pernyataan angket tersebut.
S : Berarti anda setuju dengan pernyataan angket tersebut.
TS : Berarti anda tidak setuju dengan pernyataan angket tersebut.
STS : Berarti anda sangat tidak setuju dengan pernyataan angket tersebut.
Contoh :
Berilah tanda V pada salah satu skala penilaian yang sesuai dengan pendapat anda.
No
Pernyataan
Skala Penilaian
SS
S
TS
STS
1
Saya lebih menyukai pelajaran matematika daripada pelajaran lainnya
V
No
Pernyataan
Skala Penilaian
SS
S
TS
STS
1
2
3
4
5
6
1
Saya merasa rugi bila bolos atau tidak memeperhatikan ketika guru menerangkan karena saya tidak bisa memahami meteri pelajaran berikutnya
2
Saya senang belajar matematika karena saya mengetahui kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari
3
Materi pelajaran matematika terasa sangat sulit bagi saya
4
Saya tidak melihat kegunaan pelajaran matematika kecuali hanya untuk sekedar menghitung
5
Jika saya tidak mengerti pelajaran matematika, saya tidak berusaha untuk mempelajarinya karena saya tidak mengetahui tujuan mempelajari matematika
6
Saya mengetahui dengan jelas tujuan belajar matematika dan kegunaannya
7
Saya merasa lebih giat mengikuti pelajaran matematika, karena guru saya menyampaikan tujuan belajar matematika kepada siswa sebelum belajar
8
Guru matematika saya sering menggunakan chart, skema, grafik ketika menerangkan pelajaran matematika
9
Guru matematika saya lebih sering menggunakan metode ceramah dalam menerangkan pelajaran matematika sehingga membosankan saya menerima pelajaran
10
Guru matematika melibatkan semua siswa dalam kegiatan belajar matematika sehingga semua siswa memperhatikan penjelasan guru
11
Guru matematika bersedia menerangkan kembali pelajaran matematika kepada saya, jika saya bingung mempelajari pelajaran matematika.
12
Guru matematika saya memberikan kesempatan kepada siswanya untuk bertanya
13
Guru matematika saya memberikan jawaban yang jelas mengenai materi matematika yang ditanyakan oleh siswa.
14
Guru matematika saya sering memberikan tes kecil sebelum pelajaran matematika dimulai
15
Setiap tugas yang dikerjakan siswa selalu diperiksa dan dinilai oleh guru matematika
16
Saya merasa tugas-tugas yang diberikan guru matematika dapat diselesaikan dengan mudah
17
Saya tidak menyukai pelajaran matematika karena banyak menggunakan rumus
18
Dalam menjelaskan materi matematika, contoh yang diberikan guru membuat saya paham tentang materi matematika
19
Saya senang menerangkan kembali pelajaran matematika yang telah diterangkan guru kepada teman saya.
20
Saya tidak peduli jika teman saya mendapat nilai matematika lebih tinggi dari saya.
21
Bagaimana sukarnnya ulangan matematika yang saya hadapi saya dapat mengerjakannya dengan tenang
22
Bagaimanpun nilai matematika yang saya peroleh, saya berharap dapat bekerja lebih baik pada ulangan matematika yang akan datang
23
Saya khawatir tentang hasil belajar matematika yang akan saya peroleh
24
Saya merasa tegang bila sedang belajar matematika
25
Saya merasa gugup dan tidak senang dalam menghadapi pelajaran matematika
26
Tak ada sesuatu yang kreatif dalam matematika, karena hanya bersifat mengingat rumus
27
Jika menguasai matematika maka dapat dengan mudah menguasai bidang studi lain
28
Saya merasa tak punya seorangpun tempat mengungkapkan keluhan saya terhadap pelajaran matematika
29
Saya merasa kurang mampu mengikuti pelajaran matematika
30
Perasaan takut salah membuat saya kurang berani memecahkan soal didepan kelas
31
Tanpa matematika ilmu lain tidak akan berkembang
32
Belajar matematika dapat menimbulkan sikap hemat
33
Saya selalu mengerjakan tugas-tugas PR yang diberikan
34
Saya senang membaca dan mempelajari hal – hal yang berhubungan dngan matematika.
35
Saya akan mencari alasan untuk tidak menyelesaikan tugas-tugas matematika yang diberikan guru
36
Belajar matematika dapat menimbulkan sikap disiplin
37
Saya merasa cemas menghadapi ujian matematika dari pada menghadapi ujian pelajaran lain
38
Saya merasa khawatir apakah saya mampu belajar matematika dengan baik
39
Saya berusaha mengerjakan tugas matematika sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuan saja
40
Saya merasa pasrah terhadap ketidakbisaan saya dalam matematika
41
Jika saya merasa kesulitan dalam belajar matematika, saya tidak segan-segan untuk menanyakan kepada orang lebih mampu dari pada saya
42
Dalam belajar matematika dan mengerjakan latihan, saya mudah bingung
43
Saya selalu merasa tidak konsentrasi dalam belajar matematika
44
Belajar matematika dapat menimbulkan sikap rajin
45
Dalam mengerjakan soal-soal kimia atau fisika akan terasa lebih mudah karena ditunjang dengan kemampuan matematika
Lampiran 3
LEMBAR VALIDASI
ANGKET SIKAP TERHADAP PELAJARAN MATEMATIKA
Petunjuk:
Untuk memberikan penilaian terhadap format angket sikap belajar siswa Bapak/Ibu/Saudara cukup memberikan tanda ceklis ( ) pada kolom yang disediakan.
Angka-angka yang terdapat pada kolom yang dimaksud berarti
0 = tidak valid
1 = kurang valid
2 = cukup valid
3 = valid
4 = sangat valid
Huruf-huruf yang terdapat pada kolom yang dimaksud berarti
A = dapat digunakan tanpa revisi
B = dapat digunakan dengan revisi sedikit
C = dapat digunakan dengan revisi sedang
D = dapat digunakan dengan revisi banyak sekali
E = tidak dapat digunakan
NO.
ASPEK YANG DINILAI
PENILAIAN
KET
0
1
2
3
4
1.
Keterkaitan indikator dengan tujuan
2.
Kesesuaian pernyataan dengan indikator
3.
Kesesuaian antara pernyataan dengan tujuan
4.
Bahasa yang digunakan
Penilaian Secara Umum
NO.
URAIAN
A
B
C
D
E
1.
Penilaian secara umum terhadap format angket sikap belajar siswa.
Saran-saran:
Indikator dengan tujuan cukup valid
Keterkaitan Pernyataan dengan indikator perlu diperhatikan lagi agar siswa yang mengisi angket lebih paham
Kesesuaian pernyataan dengan indikator diperhatikan lagi agar menghasilkan angket yang valid
Bahasa yang digunakan sebaiknya bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti siswa
Bukittinggi, Juni 2010
Validator
Dra. Suwirda Suhaimi
Lampiran 4, 5, 6 dapat dilihat pada file pengolahan angket (program excel)